BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Arsitektur Sistem Informasi Arsitektur Sistem informasi adalah suatu pemetaan atau rencana
kebutuhan-kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi (Turban, McLean, Wetherbe, 2000). Arsitektur ini berguna sebagai penuntun bagi operasi sekarang atau menjadi cetak biru (blueprint) untuk arahan di masa mendatang. Tujuan dari arsitektur ini adalah agar bagian teknologi informasi memenuhi kebutuhankebutuhan bisnis strategis organisasi. Oleh karena itu, arsitektur sistem informasi memadukan kebutuhan informasi, komponen sistem informasi, dan teknologi pendukung sebuah arsitektur sistem informasi yang detail. Arsitektur Sistem Informasi merupakan model konstruksi komprehensif atas data, proses bisnis, dan aset-aset teknologi informasi dalam perusahaan. Arsitektur sistem informasi menghadirkan pandangan berjangka panjang atas berbagai proses, sistem, dan teknologi yang berdasarkan suatu rancangan yang konsisten dan koheren sehingga proyek-proyek individu dapat menghasilkan sebuah kapabilitas daripada memenuhi kebutuhan secara instant. Suatu kerangka arsitektur sistem informasi menghubungkan misi-misi organisasi, sasaran, dan tujuan proses bekerja serta infrastruktur yang dibutuhkan untuk melaksanakannya. (Ritchi, H., 2008)
6
7
2.2
Sistem Informasi Sistem Informasi menurut James A. O’Brien merupakan kombinasi
antara orang, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi, dan sumber data yang informasinya dikumpulkan, dirubah dan disebarkan dalam sebuah perusahaan (O’Brien, 2005). Sedangkan menurut McLeod, Sistem Informasi adalah suatu system dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan (McLeod, 2001).
2.3
Asuransi Hidup penuh dengan risiko yang terduga maupun tidak terduga, oleh
karena itulah kita perlu memahami tentang asuransi. Beberapa kejadian alam yang terjadi pada tahun-tahun belakangan ini dan memakan banyak korban, baik korban jiwa maupun harta, seperti mengingatkan kita akan perlunya asuransi. Bagi setiap anggota masyarakat termasuk dunia usaha, resiko untuk mengalami ketidakberuntungan (misfortune) seperti ini selalu ada. Dalam rangka mengatasi kerugian yang timbul, manusia mengembangkan mekanisme yang saat ini kita kenal sebagai asuransi. Asuransi membawa misi ekonomi sekaligus sosial dengan adanya premi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi dengan jaminan adanya transfer of risk, yaitu pengalihan (transfer) resiko dari tertanggung kepada
8
penanggung. Asuransi sebagai mekanisme pemindahan resiko dimana individu atau business memindahkan sebagian ketidakpastian sebagai imbalan pembayaran premi. Definisi resiko disini adalah ketidakpastian terjadi atau tidaknya suatu kerugian (the uncertainty of loss) (Morton, 1999). Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme untuk mengalihkan resiko (risk transfer mechanism), yaitu mengalihkan resiko dari satu pihak (tertanggung) kepada pihak lain (penanggung). Pengalihan resiko ini tidak berarti menghilangkan kemungkinan misfortune, melainkan pihak penanggung menyediakan pengamanan finansial (financial security) serta ketenangan (peace of mind) bagi tertanggung. Sebagai imbalannya, tertanggung membayarkan premi dalam jumlah yang sangat kecil bila dibandingkan dengan potensi kerugian yang mungkin dideritanya. Pada dasarnya, polis asuransi adalah suatu kontrak yakni suatu perjanjian yang sah antara penanggung (dalam hal ini perusahaan asuransi) dengan tertanggung, dimana pihak penanggung bersedia menanggung sejumlah kerugian yang mungkin timbul dimasa yang akan datang dengan imbalan pembayaran (premi) tertentu dari tertanggung. Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992, yang dimaksud dengan asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian pada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan (Morton, 1999). Berbeda dengan jenis asuransi
9
lainnya, asuransi jiwa mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hingga September 2007 Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat total pendapatan premi bruto pada asuransi jiwa telah mencapai 32,4 triliun, naik 71% dibandingkan periode tahun sebelumnya 2006 (Rochma, 2007).
Berdasarkan total asset, asuransi jiwa terus tumbuh secara konsisten dalam beberapa tahun terkahir dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 25% per tahun (Rochma, 2007). Perkembangan asset Asuransi jiwa selama periode 20002006 dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 2.1 : Pertumbuhan Asuransi Jiwa Indonesia Periode 2000-2006 (Economic Review, 2007)
10
2.3.1 Web Asuransi Web asuransi merupakan pembelian polis asuransi dari vendor yang memungkinkan konsumen diberikan penggantian kerugian terhadap segala kehilangan / kerusakan terkait dengan transaksi e-commerce (Warrick, 2009). Beberapa web grup asuransi yang sudah ada misalnya www.chubb.com, www.techinsurance.com,
www.policybazaar.com,
www.insurancepandit.com,
www.medimanage.com dan MAFRE S.A yang merupakan grup asuransi terbesar di Amerika Latin www.commerceinsurance.com.
2.4
Penjualan Penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan
kebutuhan penjual dipenuhi, melalui antar pertukaran informasi dan kepentingan (Kotler, 2006). Pendapat lain mengatakan bahwa penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba (Marwan, 1991). Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasilkan.
11
2.5
Internet Meningkatkan kepercayaan pelanggan merupakan perhatian yang sangat
penting dan merupakan kebutuhan yang sangat potensial demi meningkatkan pertumbuhan penjualan online. Lebih dari 1.2 milyar orang adalah pengguna internet. Internet merupakan suatu jaringan komputer global (luas) yang terbentuk dari jaringan-jaringan komputer lokal dan regional, yang menggunakan jaringan komunikasi yang ada diseluruh dunia memungkinkan komunikasi data antar komputer-komputer yang terhubung ke jaringan tersebut. Jaringan-jaringan komputer tersebut saling berkomumikasi melalui gateway, atau terkadang sering disebut sebagai router. Sebagian besar dari jaringan tersebut berbicara dengan protocol TCP/IP. TCP/IP lazim disebut dengan open system karena tidak terbatas oleh satu vendor khusus, serta spesifikasinya tersedia untuk publik. Sejak perdagangan online (e-commerce) meningkat di internet, muncul penelitian dasar tentang pembelian online yang lebih kompleks (Warrick, 2009). “The time has come to take a clearer view of the Internet.We need to move away from the rhetoric about “Internet industries”, “e-business strategies”, and a “new economy” and see the Internet for what it is; an enabling technology – a powerfull set of tools that can be used, wisely or unwisely, in almost any industry and as part of almost any strategy.” (The Allen Consulting Group, 2003) Studi menunjukkan bahwa butuh perjuangan dalam memelihara konsumen yang juga gemar melakukaan pembelian online, hal ini dikarenakan ketakutan dan perhatian konsumen akan proses pengiriman informasi pribadi
12
(Warrick, 2009). Internet semakin booming dengan ditemukannya protocol http (hypertext transport protocol) yang merupakan dasar dari penggunaan World Wide Web (WWW). Menurut Valacich (2004), terdapat tiga kelas dalam pengklasifikasian dalam aplikasi internet e-commerce : Internet, Intranet, dan Extranet. Internet mengacu pada penggunaan jaringan internet antara pemakai individu atau bisnis. Sementara intranet mengacu pada penggunaan internet pada bisnis yang sama. Dan extranet mengacu pada penggunaan internet diantara beberapa perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan internet (Kurniawan, 2007), yaitu: 1.
Infrastruktur dan Lingkungan Institusi Infrastruktur dan lingkungan institusi memegang peranan penting dalam
struktur kekondusifan perkembangan internet di suatu negara. Berdasarkan penelitian, kesiapan infrastruktur dan institusi membangun jaringan utama menentukan kokohnya kapasitas jaringan telepon utama dalam mengirimkan data elektronik. Penggunaan internet pada negara-negara berkembang yang mayoritas menggunakan koneksi dial-up menggunakan jaringan telepon dapat menjadi tolak ukur kekondusifan teknologi negara terhadap pengadaptasian Internet. 2.
Kesamaan Struktur (Modernization dan Post-Industrialization) Kesamaan
struktur
mencakup
infrastruktur,
persentase
pekerja,
lingkungan politik, dan persentase populasi. Ketika sebuah negara berkomunikasi dengan negara lain, akan ada negara sender dan receiver. Kesesuaian antara
13
negara pengirim dan penerima (conductiveness) akan membantu dalam penyebaran ide seperti internet. Negara-negara berkembang yang sering menjalin komunikasi dengan negara yang telah maju akan memacu negara berkembang tersebut yang akan mempercepat tingkat
perkembangan di pengadaptasian
internet. 3.
Perdagangan dan Investasi Asing Pentingnya investasi asing terletak pada pertukaran informasi dalam alur
perdagangan yang berlanjut pada kesamaan permintaan pada teknologi komunikasi. Dengan meningkatnya globalisasi ekonomi secara simultan akan mempercepat globalisasi teknologi. 4.
Pembangunan Perkotaan Pembangunan perkotaan biasanya diiringi dengan dengan pembangunan
infrastuktur komunikasi yang menjadi dasar dari internet. Sehingga pembangunan kota akan memacu perkembangan internet. 5.
Keberadaan-keberadaan Industri Industri tertentu juga menimbulkan perkembangan internet Industri
tersebut ialah industri pertambangan, tekstil, judi, dan rekreasi. Pembangunan konstruksi besar, rumah sakit juga membantu perkembanggan internet.
14
2.6
World Wide Web World Wide Web sering dikenal dengan sebutan website, merupakan
sebuah sistem yang menghubungkan dokumen-dokumen hypertext yang dapat diakses melalui jaringan internet. Web mengunakan satu set open standard yang memungkinkan komputer dari berbagai jenis, menggunakan perangkat lunak yang berbeda, untuk mengakses teks array, gambar, grafik, audio bahkan video (Barners-Lee, 1992). Web pada awalnya merupakan ruang informasi dalam internet, dengan menggunakan teknologi hyperteks, terdiri dari link-link yang disediakan dalam dokumen web untuk menemukan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna, ditampilkan melalui browser. Internet identik dengan web karena kepopuleran web sebagai standar interface pada layanan-layanan yang ada di Internet. Web digunakan juga untuk melayani komunikasi e-mail sampai dengan chatting, juga transaksi bisnis (e-commerce) (Sidik, 2002). Pandangan dunia tentang world wide web merupakan sebuah dokumen yang merefer atau merujuk pada link. Cara kerja world wide web memiliki kemiripan dengan kostruksi laba-laba, hal tersebut dinamakan web. Pandangan sederhana ini dikenal sebagai paradigma hypertext. Semua data di web disajikan di berbagai human interface yang berbeda. Dokumen disimpan di internet dalam komputer dengan sistem operasi dan format data yang berbeda (Tim Berners,1992).
15
Gambar 2.2 : Skema www Bekerja (Sidik, 2002) Beberapa alasan web telah diadopsi oleh perusahaan sebagai bagian dari strategi teknologi informasinya, yaitu: 1.
Akses informasi mudah
2.
Setup server lebih mudah
3.
Informasi mudah didistribusikan
4.
Bebas platform, informasi dapat disampaikan oleh browser web pada
sistem operasi mana saja karena adanya standar dokumen berbagai tipe data disajikan. Browser web adalah software yang digunakan untuk menampilkan informasi dari server web. Suatu browser mengambil sebuah web page dari server dengan sebuah request. Request tersebut merupakan HTTP standar yang berisi sebuah page address.
16
Contoh Arsitektur sistem aplikasi yang digunakan oleh salah satu web asuransi jiwa www.chubb.com adalah sebagai berikut :
Gambar 2.3 : Tampilan Site Report Situs Chubb
Gambar 2.3 diatas merupakan bentuk laporan Operating Systems dan webserver yang digunakan oleh situs chubb.com dalam menjalankan web asuransi mereka.
2.7
Electronic Business (E-Business) Istilah e-business didefinisikan sebagai penggunaan sarana elektronik
untuk melakukan bisnis organisasi internal dan atau eksternal. Kegiatan bisnis internal menghubungkan antara staf organisasi antara satu sama lain melalui intranet untuk meningkatkan pembagian informasi, memfasilitasi penyebaran pengetahuan dan mendukung manajemen pelaporan. Kegiatan e-business juga meliputi dukungan layanan purna jual, berkolaborasi dengan partner bisnis,
17
mengembangkan produk baru dan merumuskan promosi penjualan. Karena konsep e-bisnis meliputi e-pemasaran, e-waralaba, e-mail dan lain sebagainya. Pengertian lain dari e-bisnis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan yang berjalan di internet, atau memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas atau profitabilitas bisnis. Sedangkan menurut Harman (2001), e-business merupakan proses yang didalamnya terdapat kegiatan e-commerce dan bisnis internal organisasi seperti proses produksi, manajemen inventori, manajemen keuangan, manajemen resiko, manajemen pengetahuan dan manajemen sumber daya manusia. Dengan demikian e-commerce merupakan bagian dari e-business. Dengan semakin meningkatnya jumlah pengguna internet di dunia, maka prospek bisnis dengan memanfaatkan ecommerce merupakan prospek cemerlang. Hal ini telah dibuktikan dengan berbagai website berbasis e-commerce yang telah menunjukkan keberasilannya (Abdurrahman, 2006). Dalam pengertian yang lebih umum, istilah ini dapat digunakan untuk menggambarkan setiap bentuk usaha elektronik atau dapat dikatakan setiap usaha yang menggunakan komputer. Kesimpulannya, e-bisnis merujuk secara eksklusif untuk bisnis internet. Walaupun beberapa perusahaan menggunakan e-commerce dan e-bisnis secara bergantian, mereka memiliki konsep yang berbeda. Dalam ecommerce, teknologi informasi dan komunikasi (ICT) digunakan dalam antar bisnis atau antar organisasi (transaksi antar dan diantara perusahaan / organisasi) dan dalam transaksi antara bisnis-to-consumer (transaksi antara perusahaan / organsasi dan individu).
18
Dalam e-bisnis, disisi lain, ICT digunakan untuk meningkatkan bisnis seseorang. Meliputi proses apapun yang terjadi dalam sebuah organisasi bisnis (baik perusahaan profit / non profit) dilakukan dalam jaringan komputer yang termediasi. Definisi komprehensif dari e-business adalah : “Transformasi proses organisasi untuk memberikan nilai tambahan kepada pelanggan yaitu melalui penerapan teknologi, filsafat dan paradigma kompetisi ekonomi baru” (Andam, 2003). Singkatnya, e-business merupakan fungsi dalam rangka menyebarkan teknologi untuk memaksimalkan nilai pelanggan, sementara e-commerce merupakan fungsi untuk menciptakan pertukaran yaitu membeli dan menjual melalui media digital (Amit; Zott, 2001). Beberapa Keunggulan Potensial dari e-business (Singh, 2000) : 1.
Aksesibilitas global dan Pencapaian Penjualan Komunitas online berlangsung selama 24 Jam, 7 hari seminggu. Sehingga bisnis memiliki kesempatan dalam memperluas pelanggan mereka dalam bebrerapa hal, atau bahkan pada lini produk mereka.
2.
Hubungan Lebih Dekat Internet dibuat untuk memfasilitasi komunikasi dua arah untuk menjembatani kesenjangan antara organisasi dan anggotanya.
19
3.
Mengurangi Biaya Telah banyak disebutkan bahwa bisnis yang dijalankan pada teknologi baru memiliki tujuan ganda, yaitu meningkatkan layanan pelanggan dan menurunkan biaya. Banyak contoh web untuk memberikan layanan kepada pelanggan, pusat informasi pelanggan, atau sebagai media untuk mendownload perangkat lunak.
4.
Vendor memberikan loyalitas kepada pelanggan Perkembangan perangkat lunak saat ini memberikan kemampuan untuk menyesuaikan seluruh aktivitas web terhadap setiap single user tanpa biaya tambahan. Masa kostumisasi memungkinkan vendor membuat halaman web, produk dan jasa yang disesuaikan dengan persyaratan pengguna.
2.8
E-commerce Electronic Commerce atau E-Commerce secara sempit dipandang sebagai
aktivitas dalam bertransaksi dan melakukan pembayaran secara online dengan menggunakan internet. E-commerce merupakan konsep penjualan yang lebih spesifik dari e-business dan dapat dianggap sebagai subset dari e-business. Ecommerce berhubungan dengan fasilitas transaksi dan penjualan produk dan jasa secara online dengan menggunakan internet atau jaringan telekomunikasi lainnya. Menurut William (2000), e-commerce merupakan proses untuk memediasi interaksi antara organisasi (perusahaan, pemerintahan, dll) dengan
20
pihak eksternal (konsumen, pemasok, dan faktor eksternal lainnya), dimana didalamnya terdapat transaksi penjualan, pemasaran, pemesanan, dengan memanfaatkan jaringan elektronik seperti internet dan Electronic Data Interchange (EDI) untuk mengubah dan meningkatkan performansi proses bisnis.
E-commerce, atau Electronic Commerce merupakan salah satu teknologi yang berkembang pesat dalam dunia bisnis dan per-internet-an. Penggunaan sistem e-commerce, sebenarnya dapat menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, maupun pihak produsen dan penjual (retailer). Misalnya bagi pihak konsumen, menggunakan e-commerce dapat membuat waktu berbelanja menjadi singkat. Selain itu, harga barang-barang yang dijual melalui e-commerce biasanya lebih murah dibandingkan dengan harga di toko, karena jalur distribusi dari produsen barang ke pihak penjual lebih singkat dibandingkan dengan toko konvensional (Lubis, 2008). Meskipun proyeksi bervariasi, banyak analis memprediksi bahwa e-commerce akan terus tumbuh berlanjut (Martin Grossman, 2004).
Electronic commerce juga menyebabkan perubahan yang mendasar pada perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi di New Zealand, memiliki tempat untuk meraih keuntungan dari bisnis e-commerce selama mereka memiliki akses yang tinggi dalam teknologi online dan memiliki kemampuan internet yang baik (Yao, 2002).
Dalam hal ini, survei menemukan bahwa kebanyakan perusahaan asuransi hanya memiliki website untuk kebutuhan informasi, bukan untuk melayani seluruh nasabah mereka secara spesifik melalui website. Bukti ini
21
mengingatkan bidang terkait untuk melakukan penelitian terhadap pengembangan website. Tidak ada pengecualian bagi perusahaan asuransi bahwa saat ini merupakan sebuah pengalaman pada teknologi, dimana penjualan elektronik akan memainkan peranan yang penting (Grace, 1998).
Penjualan secara elektronik memiliki beberapa keuntungan bagi perusahaan. Untuk memperoleh keuntungan melalui e-commerce, perusahaan harus menerapkan website yang memiliki teknologi yang baik tentang ecommerce (Moore, 2000).
E-commerce melibatkan perdagangan elektronik barang fisik dan digital, mencakup semua langkah perdagangan seperti pemesanan online, pemasaran online, e-pembayaran untuk barang digital, dan distribusi barang secara online. Aplikasi e-commerce dengan orientasi eksternal merupakan aktivitas membeli ecommerce dengan supplier dan aktivitas menjual e-commerce kepada pelanggan. Pengertian lain menjelaskan, bahwa e-commerce merupakan proses untuk memediasi interaksi antara organisasi (perusahaan, pemerintahan, dll) dengan pihak eksternal (konsumen, pemasok, dan faktor eksternal lainnya), dimana di dalamnya terdapat transaksi penjualan, pemasaran, pemesanan, dengan memanfaatkan jaringan elektronik seperti internet dan Electronic Data Interchange (EDI) untuk mengubah dan meningkatkan performansi proses bisnis (Abdurrahman, 2006). Walaupun hingga saat ini belum ada definisi baku dari e-commerce, beberapa mengatakan bahwa e-commerce adalah website yang digunakan untuk berdagang (semacam storefront), di lain pihak ada yang menghubungkan e-
22
commerce dengan EDI (electronik data interchange) dan seterusnya. Sebagai contoh, berikut ini adalah salah satu definisi dari e-commerce yang mendekati aktifitas dari e-commerce tersebut yang diambil dari sebuah buku Electronic Commerce, A Managerial Prespective, “E-commerce is an emerging concept that describes the process of buying, selling, or exchanging products, services, and information via computer networks, including internet” (Turban, 2002).
Dalam perspektif service, dikatakan bahwa e-commerce merupakan suatu cara bagi perusahaan, konsumen dan manajemen untuk memangkas biaya yang ada, selama hal itu tetap meningkatkan kualitas dari produk/service dan kecepatan dalam distribusinya sedangkan yang terakhir dalam prespektif online, e-commerce menyediakan kesempatan untuk membeli dan menjual produk/service dan informasi dengan menggunakan internet dan sarana pelayanan online lainnya.
Dengan melihat tujuan-tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa ecommerce merupakan sebuah sistem yang dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam berbisnis dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas dari produk/service dan informasi serta mengurangi biaya-biaya yang tidak diperlukan sehingga harga dari produk/service dan informasi tersebut dapat ditekan sedemikian rupa tanpa mengurangi dari kualitas yang ada. Jenis-jenis e-commerce Secara umum aktifitas dari e-commerce mencakup berbagai aktifitas mulai dari direct marketing, search jobs, online banking, banking, e-government, e-purchasing, B2B exchanges, commerce, m-commerce, auctions, travel, online publishing dan consumer services. Dalam aplikasinya e-commerce dapat dibagi menjadi dua bagian besar
23
yaitu business to business (B2B) dan business to customer (B2C). Dalam perkembangannya B2B lebih pesat dibandingkan B2C. Business to business dalam e-commerce umumnya menggunakan mekanisme EDI (Electronic Data Interchange).
Secara umum adapun aktifitas dari B2B ini seperti trading partners dan pertukaran data (data exchange) yang dilakukan secara rutin antara pebisnis. Sedangkan dalam business to customer (B2C) umumnya menggunakan internet dengan berbagai model pendekatan seperti electronic shopping mall atau dengan konsep portal. Kedua-duanya menggunakan website sebagai basisnya. Aktifitas electronic shopping mall lebih ke mempromosikan produk dan service yang ada dengan dukungan online catalog dan sebagainya. Adapun contoh dari system ini seperti amazon (http://www.amazon.com) dan netmarket (www.netmarket.com).
Beberapa alasan khusus dalam menuju online (Singh, 2000) : 1.
Memperluas Jangkauan Pasar Hal ini merupakan keunggulan utama dalam melakukan bisnis online.
Sebuah perusahaan kecil sekarang memiliki kemampuan untuk menjangkau pasar yang jauh melampaui dari kemampuan pasar tradisional dalam meraih pasar tersebut, dan juga dapat meningkatkan akses pasar melampaui pelanggan yang ada saat ini. 2.
Visibilitas Internet memberikan perusahaan berukuran kecil dan menengah
kesempatan untuk bermain hingga batas tertentu di lapangan. Di internet masing-
24
masing perusahaan mengurangi ukuran umum pelanggan dalam melakukan browsing. Sementara menciptakan keberadaan web yang sesungguhnya mungkin tidak murah, minimal biaya pemeliharaan selanjutnya. Internet memberikan keuntungan biaya untuk bisnis karena di dalam internet dapat memperbaharui informasi, fitur posting, dan mudah dalam pemeliharaan situs-situs yang dapat berlangsung secara terus menerus dengan biaya yang minimal dan jangka waktu yang panjang. Fitur-fitur tersebut digabungkan untuk menghasilkan kehadiran target pasar yang lebih besar sambil meningkatkan komponen yang lebih besar dari pemikiran para pelanggan. 3.
Meningkatkan Responsivitas Salah
satu
manfaat
terbesar
berbisnis
online
terletak
pada
kemampuannya untuk mempromosikan hubungan dengan pelanggan. Internet merupakan
media
yang
tak
tertandingi
dalam
kemampuannya
untuk
meningkatkan respon. Contoh respon ini dapat terlihat jelas pada perusahaan seperti Dell, UPS, dan FedEx yang sekarang memungkinkan pelanggan untuk memeriksa berbagai aspek transaksi mereka secara langsung dengan login ke situs web mereka. Keterkaitan ini datang dengan biaya permintaan yang cukup rendah, dan menyediakan metode yang lebih efisien untuk menanggapi kebutuhan / keinginan pelanggan.
25
4.
Layanan Baru Memperkenalkan layanan baru di pasar tradisional sulit dan mahal.
Internet menyediakan pilihan untuk memperkenalkan layanan baru untuk pelanggan, mitra, dan karyawan dengan minimal sedikit biaya tambahan. 5.
Memperkuat Hubungan Bisnis Kemampuan untuk meningkatkan bisnis dan komunikasi bisnis memiliki
potensi yang sangat besar. Pada perusahaan yang menggunakan EDI (Electronic Data interchange) untuk merampingkan proses bisnis dan meningkatkan komunikasi. Melalui EDI, Pemasok, Produsen, Distributor, dan Pengecer mampu berbagi informasi dan meningkatkan aliran informasi dan barang melalui supply chain. Www mengubah semua ini. Saat ini manfaat berbagi informasi dapat dinikmati oleh organisasi dari semua ukuran besar atau kecil. Akses data real-time meningkatkan efisiensi, meningkatkan produktivitas dan profitabilitas. 6.
Pengurangan Biaya Fitur ini telah terealisasi dan dipahami organisasi dari 21 abad yang lalu,
yang semakin berkembang dan adopsi dari internet merealisasikan penghematan biaya dengan menggerakkan segudang layanan online. Dari pusat layanan pelanggan, untuk pengecekan paket secara online, dan seterusnya. Kemampuan untuk mendigitalkan penawaran dan penyediaan produk / jasa.
26
2.8.1 Keuntungan E-commerce Dalam implementasinya, keuntungan dari e-commerce tidak saja dirasakan oleh para pebisnis tetapi juga dapat dirasakan oleh konsumen, masyarakat luas dan pemerintah. Di bawah ini merupakan gambaran keuntungan e-commerce yang dirangkum dalam tiga bagian, dalam prespektif produsen, konsumen serta masyarakat dan pemerintahan. Adapun keuntungan e-commerce pada produsen adalah (Lubis, 2008):
1.
Memberikan kesempatan kepada produsen untuk meningkatkan pemasaran
produk/service-nya secara global. 2.
Mengurangi penggunaan paper/kertas di berbagai aktifitas mulai dari
tahapan desain, produksi, pengepakan, pengiriman, distribusi hingga marketing. 3.
Mengurangi waktu delay dari pengiriman dan penyimpanan karena antara
sistem produksi, pengepakan, penyimpanan dan distribusi terkoneksi secara online. 4.
Membantu perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk/service
yang sangat spesifik yang tidak dapat dipasarkan dalam bisnis secara fisik, karena keterbatasan konsumen, tempat dan biaya promosi yang tinggi. 5.
Mengurangi waktu dan biaya promosi dari produk/service yang dipasarkan
karena tersedianya informasi secara menyeluruh di internet sepanjang waktu.
27
Keuntungan e-commerce pada konsumen adalah:
1.
Memberikan kesempatan konsumen yang berada di belahan dunia
manapun untuk dapat menggunakan sebuah produk/service yang dihasilkan dari belahan dunia yang berbeda dan melakukan transaksi dan meraih informasi dari pihak pertama sepanjang tahun. 2.
Memberikan kesempatan konsumen untuk mendapatkan produk/service
terbaik dari berbagai pilihan yang ada karena konsumen mendapat kesempatan untuk memilih berbagai jenis produk/service secara langsung. 3.
Memberikan kesempatan bagi konsumen yang terpisah tempat tinggalnya
dari produsen untuk berinteraksi, berdiskusi dan bertukar pengalaman. Sehingga akan
sangat
menguntungkan
produsen
untuk
meningkatkan
kualitas
produk/service sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen.
Keuntungan e-commerce pada masyarakat dan pemerintah adalah:
1.
Semakin banyak manusia yang bekerja dan beraktifitas di rumah dengan
menggunakan internet berarti mengurangi perjalanan untuk bekerja, belanja dan aktifitas lainnya, sehingga mengurangi kemacetan jalan dan mereduksi polusi udara. 2.
Meningkatkan daya beli dan kesempatan masyarakat untuk mendapatkan
produksi/service
yang
terbaik
karena
perusahaan
yang
mengeluarkan
produk/service dapat menjualnya lebih murah karena biaya produksi yang rendah.
28
3.
Mengurangi pengangguran karena masyarakat semakin bergairah untuk
berbisnis karena cara kerja yang gampang dan tanpa modal yang besar. 4.
Meningkatkan daya kreatifitas masyarakat, berbagai jenis produk dapat
dipasarkan dengan baik, sehingga akhirnya juga membantu pemerintah untuk menggairahkan perdagangan khususnya usaha kecil menengah. Secara umum, implementasi e-commerce dalam bisnis dapat meningkatkan kualitas dari produk/service serta menurunkan biaya produksi yang akhirnya akan menurunkan harga penjualan. Ketika konsumen dapat memilih produk/service yang terbaik baginya, produsen terus semakin berlomba meningkatkan kualitas dari produk/service yang ada dan terus mencari ide-ide baru yang disukai pasar serta berusaha
mengurangi
biaya
produksi
agar
tetap
mendapatkan
harga
produk/service yang terjangkau. Jika siklus ini berjalan dengan baik, tingkat produksi dan kualitas akan terus meningkat, ragam dari produk/service akan semakin banyak dan harga akan semakin terjangkau. Selain itu semakin menumbuhkan kreatifitas dan keberanian bagi pemula bisnis untuk memulai usahanya karena setiap orang dapat memulai bisnisnya walau sekecil apapun dan sebegitu spesial produk/service yang dihasilkan.
Sedangkan keuntungan menjual online pada asuransi yang dikutip dari (http ://asuransikesehatan101.info), yaitu :
1.
Menghemat Waktu
Bagi konsumen yang tidak memiliki waktu banyak waktu untuk berbicara dengan penjual pribadi, maka penjualan asuransi online merupakan jawabannya.
29
2.
Perbandingan Mudah
Perbandingan dua atau lebih kebijkaan penjualan akan lebih mudah dilakukan secara online, karena kebanyakan perusahaan asuransi telah memiliki informasi pada situs mereka.
3.
Pilihan Tepat
Seperti
telah
dijelaskan
pada
keuntungan
sebelumnya,
biasanya
perusahaan asuransi telah memiliki informasi dan penjelasan rinci tentang rencana, syarat dan kondisi produk yang ditawarkan. Hal ini membantu konsumen / nasabah dalam memilih produk yang diinginkan.
4.
Informasi mudah diperoleh
Informasi pencarian produk secara online serta konsultasi akan mudah dilakukan kapan saja dan dimana saja.
5.
Tidak Bergantung Pada Seseorang
Dengan penjualan asuransi online, konsumen tidak akan tergantung pada agen individu. Misalnya dalam pengurusan claim asuransi, konsumen dapat dengan mudah melakukan claim hanya dengan mengisi form claim tanpa ketergantungan agen individu.
30
2.8.2 Kelemahan E-commerce Implementasi e-commerce di Indonesia masih harus menempuh jalan yang
panjang
dan
berliku.
Berbagai
hambatan
yang
ada
dalam
pengimplementasiannya dapat berupa teknis dan non-teknis yang kesemua itu membutuhkan kerjasama yang utuh antara pemerintah, pengembang dari ecommerce, pebisnis dan para konsumen pemanfaatnya. Berbagai hambatan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Lubis, 2008):
1.
Dukungan pemerintah. Dukungan pemerintah yang masih belum jelas
ditambah
dengan
belum
adanya
kebijakan-kebijakan
yang
mendukung
perkembangan dari e-commerce ini dikeluarkan, belum jelasnya deregulasi dari sistem teknologi informasi khususnya internet yang merupakan salah satu tulang punggung dari perkembangan e-commerce, perbaikan sistem pabeanan dan deregulasi dalam ekspor impor barang. 2.
Perkembangan infrastruktur yang lambat. Salah satu hambatan utama
adalah masih kurangnya insfrastrukur yang ada dan belum merata kepelosok Indonesia. Dibutuhkan keseriusan pemerintah untuk secara bertahap membangun infrastrukur yang baik dan terprogram sehingga secara bertahap, rakyat Indonesia mulai dapat dikenalkan dengan internet sebagai salah satu hasil dari perkembangan teknologi informasi dengan biaya yang murah dan terjangkau. 3.
Kurangnya sumber daya manusia. Kurangnya SDM Indonesia yang benar-
benar menguasai sistem e-commerce ini secara menyeluruh, yang tidak saja menguasai secara teknis juga non-teknis seperti sistem perbankan, lalu lintas perdagangan hingga sistem hukum yang berlaku. Salah satu alasan yang cukup
31
utama yaitu masih kurangnya ketersediaan informasi, mulai dari buku-buku referensi, jurnal, majalah/tabloid yang membahas tentang e-commerce juga sarana pendidikan, seminar, workshop hingga pusat-pusat pengembangan yang dibangun antara pemerintah, pusat-pusat pendidikan dan tenaga ahli di bidang e-commerce. 4.
Dukungan dari institusi finansial seperti bank dan asuransi. Belum
banyaknya bank yang telah membangun sistemnya dengan baik, selain itu perbankan Indonesia juga masih sulit untuk melakukan transaksi dengan menggunakan mata uang lain, apalagi dalam jumlah nilai yang kecil serta belum adanya pihak ketiga sebagai penjamin transaksi secara online yang benar-benar berada di Indonesia. 5.
Kelemahan lain yang merupakan tantangan hingga sekarang ini yaitu
mengenai sekuritas dan metode pembayaran (Youssef, M.A dan Soliman F., 2003). Dengan perkembangan teknologi internet, diharapkan masalah tersebut akan semakin terkendali dimasa yang akan datang.
2.8.3 Penggunaan E-commerce Banyak penelitian dan studi pustaka yang meninjau mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi penggunaan e-commerce, khususnya bagi perusahaan kecil dan menengah, berdasarkan penelitian dan case study di Australia (Burges, L., Cooper, J., Alcock, C. dan Lawson, R., 2003), disebutkan penggunaan ecommerce dipengaruhi oleh empat faktor dibawah ini :
32
1.
Penggunaan komputer dan teknologi informasi oleh sebuah perusahaan.
2.
Penerapan e-commerce saat ini, dan rencana di masa yang akan datang.
3.
Kendala penggunaan e-commerce.
4.
Keahlian dari staff IT pada sebuah perusahaan. Sebelum melakukan penerapan e-commerce pada sebuah perusahaan,
para pimpinan perusahaan perlu melibatkan user dalam pembuatan sistem yang akan diterapkan, sehingga resistensi user dapat diatasi, dan kegiatan yang kooperatif akan terjadi pada perusahaan (Tseng, S., Huan, Y. dan Lin , C., 2007).
2.8.4 Dampak E-commerce Berdasarkan penelitian sebelumnya, e-commerce memberikan enam buah dampak positif bagi operasi bisnis suatu perusahaan (Yau, 2002). Keenam dampak
tersebut,
yaitu
:
Meningkatkan
efisiensi,
Penghematan
biaya,
Memperbaiki kontrol terhadap barang, Memperbaiki supply chain, Membantu perusahaan menjaga hubungan yang lebih baik terhadap customer dan membantu perusahaan dalam menjaga hubungan yang lebih baik terhadap supplier.
33
2.8.5 Strategi E-Commerce Menurut Lupi (2010), Strategi organisasional merupakan formula berbasis global mengenai : 1.
Upaya perusahaan untuk mencapai misi organisasi.
2.
Tujuan yang ingin dicapai
3.
Rencana kebijakan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Strategi e-commerce merupakan formulasi dan eksekusi visi perusahaan
baru atau perusahaan yang sudah beroperasi, yang bertujuan untuk melakukan bisnis secara elektronik. Strategi merupakan hal yang penting dalam bisnis. Namun, proses pengembangan strategi merupakan hal yang lebih penting. Kekuatan proses perencanaan strategi terletak pada eksekutif korporasi, manager general perusahaan, pemilik usaha kecil, utamanya untuk melakukan penilaian terhadap posisi perusahaan saat ini. Proses perencanaan strategi juga melibatkan para stakeholder utama, meliputi dewan direktur, Karyawan dan partner strategis. Pengembangan strategi akan berbeda, bergantung pada tipe strategi, metode implementasi, ukuran atau skala perusahaan dan pendekatan yang digunakan. Fase pertama perencanaan strategi terdiri atas : 1.
Inisiasi Strategi Pada fase inisiasi strategi perusahaan menyiapkan langkah-langkah
inisial yang dibutuhkan, mereview visi dan misi organisasi, menganalisis industri, posisi perusahaan, posisi pesaing, pertimbangan berbagai isu inisiasi, menguji
34
internal perusahaan dan lingkungan perusahaan. Aktifitas yang prinsip meliputi penyetingan misi dan tujuan organisasi, pengujian kekuatan dan kelemahan organisasi, penilaian faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi bisnis dan pelaksanaan analisis pesaing. Dalam hal ini, aspek yang ditekankan terletak pada pengujian kontribusi potensial internet dan teknologi yang ada terhadap bisnis. Outcome spesifik pada fase ini yaitu : analisis perusahaan dan proporsi nilai, kompetensi inti, peramalan dan analisis kompetitor atau pesaing. 2.
Formulasi Strategi Formulasi strategi merupakan kegiatan pengembangan strategi untuk
mengeksploitasi peluang dan pengelolaan ancaman dalam suatu lingkungan binis, dari sudut kekuatan dan kelemahan korporasi. Aktivitas dan outcome spesifik pada fase ini adalah : evaluasi peluang e-commerce yang spesifik, menganalisis biaya dan manfaat, melakukan penilaian dan managemen resiko, perolehan daftar projek atau perolehan aplikasi e-commerce yang disetujui, strategi penetapan harga dan sebuah rencana bisnis yang akan digunakan pada fase implementasi strategi. 3.
Implementasi Strategi Implementasi strategi merupakan pengembangan terinci, perencanaan
jangka pendek untuk melaksanakan proyek yang disetujui pada formulasi strategi. Aktivitas dan outcome spesifik pada fase ini adalah : Pembentukan tim Web yang menginisiasi dan mengelola eksekusi rencana, pelibatan partner bisnis, perekayasaan
partener
bisnis,
pengenalan
peubahan
dalam
organisasi,
35
perencanaan projek, alokasi sumber daya dan manajemen projek serta, mengembangkan program manajemen perubahan secara efektif. 4.
Penilaian Strategi Penilaian strategi merupakan kegiatan evaluasi kemajuan matriks e-
commerce secara berkelanjutan, menuju tujuan strategik perusahaan, perolehan tindakan korelasi dan reformulasi strategi (apabila diperlukan). Pada penilaian strategi pengukuran spesifik disebut sebagai matriks yang menilai progress strategi. Pada perencanaan strategi, perusahaan dapat menggunakan berbagai alat dan teknik perencanaan strategis. Beberapa alat teknik yang dapat digunakan meliputi : 1.
Analisis SWOT, yaitu suatu metodologi yang mensurvei peluang dan
ancaman ekternal, serta hubungan keduanya dengan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan). 2.
Balanced Scorecard, merupakan alat manajemen yang menilai progres
organisasional menuju tujuan strategik melalui pengukuran kinerja pada sejumlah area yang berbeda.
36
2.8.6 Jenis E-Commerce Dalam memasarkan produknya, e-commerce memiliki beberapa tipe penjualan produk. Beberapa tipe atau bentuk penjualan e-commerce menurut Laudon adalah : 1.
B2C (Business-to-Consumer) B2C merupakan bisnis e-commerce yang paling sering dan paling umum
dilakukan pada penjualan berbasis online. B2C merupakan bisnis online yang dirancang untuk meraih konsumer individu. Banyak tipe bisnis model yang dapat dilakukan melalui B2C. Seperti: Portal, Online retailer, Content Provider, Transaksi antar broker, dan Penyedia layanan (Service Provider). 2.
B2B (Business-to-Business) B2B merupakan bisnis e-commerce dimana bisnis berfokus pada
penjualan kepada bisnis lainnya. B2B merupakan tipe bisnis yang paling besar dalam e-commerce. Dalam B2B e-commerce, terdapat dua kategori yang digunakan, yaitu : Net Marketplce yang meliputi e-distributor, e-procurement, penjualan bursa. 3.
C2C (Consumer-to-Consumer) C2C menyediakan jalur kepada konsumen dalam menjual produk ke
sesama mereka, dengan bantuan pelelangan produk yg disediakan penyedia pasar online seperti eBay. Dalam e-commerce C2C, konsumen menyiapkan produk untuk pasar, tempat produk untuk dilelang atau dijual, dan mempercayakan produk tersebut kepada penyedia pasar untuk menyediakan katalog, mesin
37
pencari, dan kemampuan dalam transaksi dimana produk dapat dengan mudah ditunjukkan, ditemukan dan dibayar. 4.
P2P (Peer-to-Peer) Teknologi P2P memungkinkan pengguna internet untuk berbagi file dan
sumber komputer secara langsung tanpa harus melewati web server. Dalam bentuk P2P yang murni, tidak ada perantara yang dibutuhkan. Meskipun pada dasarnya, kebanyakan P2P menggunakan “Perantara Super” untuk mempercepat operasi. Titik awal dalam mengembangkan e-strategi mungkin terletak pada bagaimana menganalisis value chain industri. Electronic commerce dapat berperan dalam mengurangi biaya, meningkatkan kualitas produk, menjangkau pelanggan dan pemasok baru, dan menciptakan cara baru dalam penjualan produk. Konsep value chain adalah cara yang berguna untuk berpikir tentang strategi bisnis. Menggunakan value chain memberikan kekuatan ide bahwa electronic commerce seharusnya menjadi solusi bisnis, bukan hanya implementasi teknologi yang hanya dilakukan untuk kepentingan sendiri (Singh, 2000).
2.8.7 Pembayaran E-Commerce Dalam masalah pembayaran, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi revolusi e-commerce terletak pada kemampuan penjual dalam menyediakan mekanisme pembayaran yang aman dan nyaman bagi konsumen. Beberapa alternatif telah diusulkan dan dan sekarang digunakan untuk menyediakan
38
pembayaran yang aman dan nyaman untuk transaksi internet. Berikut beberapa pembahasan singkat dari beberapa metode pembayaran yang dipertimbangkan sebagai solusi yang mungkin (Singh, 2000) : 1.
Credit Cards Metode pembayaran umum yang digunakan untuk segmen B2C
(Business-To-Consumer) e-commerce adalah kartu kredit (Credit Cards). Namun, kemanan data yang ditransmisikan melalui internet telah menjadi perhatian bagi pelanggan. Saat ini sebagian besar perusahaan menggunakan SSL (Secure Socket Layer) protokol untuk menyediakan keamanan dan rahasia pelanggan mereka. Protokol SSL ini menyediakan konsumen sarana untuk mengenkripsi informasi pesanan mereka. Pertanyaan yang dihadapi semua transaksi di internet terletak pada enkripsi kualitas / keamanan, kerahasiaan data, dan otentikasi data. Resiko penggunaan kartu kredit yang dipalsukan cukup melekat, kecuali protokol dapat mengkonfirmasi kebenaran pemegang kartu pada akhir transaksi di dunia maya. 2.
Electronic Fund Transfer (EFT) Merupakan metode pembayaran elektronik yang memiliki cara kerja
yaitu dengan mentransfer nilai uang dari satu rekening bank ke bank lain yang sama atau berbeda bank. Metode ini telah dikembangkan sejak tahun 1970 dan difasilitasi melalui clearinghouse otomatis.
39
3.
Stored Value Cards Stored Value Cards disebut juga sebagai kartu pintar, dengan
menggunakan strip magnetik atau chip sirkuit terintegrasi untuk menyimpan informasi khusus pelanggan. Kartu ini dapat digunakan untuk memebeli barang atau jasa, menyimpan informasi, kontrol akses ke account, dan melakukan banyak fungsi lainnya. Beberapa manfaat yang utama yang ditawarkan stored value cards meliputi : Pengurangan pendapatan pada kas, mengurangi biaya kerugian yang disebabkan oleh penipuan, transaksi pelanggan dipercepat serta peningkatan keamanan dan kenyamanan konsumen. 4.
E-Cash E-cash menggabungkan kenyamanan komputerisasi dengan keamanan
dan kerahasiaan yang ditingkatkan dari penggunaan uang kertas. Beberapa jenis ecash telah diperkenalkan dengan mengungkapkan tujuan dengan memfasilitasi micropayment. Namun, sama seperti Stored Value Cards, metode ini hanya mampu memfasilitasi pembayaran untuk transaksi yang tidak terlalu besar. 5.
Electronic Checks
Electronic Checks merupakan metode pembayaran yang didasarkan pada cek kertas. Sistem pembayaran ini di inisiasi menggunakan elektronik dan menggunakan tanda tangan digital serta menggunakan sertifikat digital untuk mengotentifikasi pembayar, bank pembayar, dan rekening bank. Aspek otentifkasi cek digital didukung oleh tanda tangan digital.
40
2.9
E-Insurance E-Asuransi (E-insurance) secara luas dapat didefinisikan sebagai aplikasi
internet dan terkait dengan Teknologi Informasi (IT) untuk produksi dan dan distribusi jasa asuransi. Dalam arti sempit, E-Insurance didefinisikan sebagai penyediaan cover asuransi dimana sebuah polis asuransi yang diminta, ditawarkan, dan dinegosiasikan dan dikontrak secara online. Sementara pembayaran, kebijakan pengiriman, dan pemrosesan klaim semua dapat juga dilakukan secara online (Torkestani, 2009). Perusahaan asuransi telah menganggap internet utamanya sebagai media lain dalam mendistribusikan produk mereka. Dibandingkan dengan broker saham online dan perbankan online, perkembangan internet pada asuransi berlangsung agak hati-hati. Website utamanya berfungsi sebagai untuk memberikan informasi tentang perusahaan dan produk-produknya. Banyak perusahaan asuransi yang belum merebut peluang yang diciptakan melalui e-commerce untuk membuat semua proses bisnis lebih efisien, dimulai dari penjualan polis secara online (Yao, 2004).
2.10
Analisis SWOT Dalam melakukan analisis kelayakan bisnis pada suatu perusahaan
dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah suatu analisa yang dilakukan sebelum merancang sebuah strategic bisnis plan. Dalam bentuk yang paling sederhana, SWOT dapat dipahami sebagai pemeriksaan
41
kekuatan, kelemahan internal, peluang dan ancaman lingkungan dalam organisasi. SWOT secara garis besar merupakan perangkat umum yang didisain untuk digunakan dalam tahap awal pengambilan keputusan dan sebagai prekursor untuk perencanaan strategis di berbagai jenis aplikasi (Johnson et al, 1989; Bartol et al, 1991). “If you know your strengths and weaknesses and understand the opportunities and threats you have, then you can do something about them.” (Bartol; Johnson, 1991) Salah satu tools yang digunakan untuk mendukung SWOT analysis diantaranya adalah Porter’s Five Forces Analysis, yang memberikan gambaran mengenai bagaimana posisi bisnis di suatu industri. SWOT digunakan oleh level manajemen. SWOT merupakan kepanjangan dari Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan),
Opportunity
(Peluang)
dan
Threats
(Ancaman).
SWOT
diklasifikasikan menjadi 2, yaitu : Faktor Internal dan faktor Eksternal. Faktor internal meliputi kekuatan dan kelemahan, sementara faktor eksternal meliputi peluang dan ancaman (Foong, 2007). Faktor internal mengacu pada faktor-faktor yang berasal dari internal perusahaan dan secara normal dapat dikontrol oleh perusahaan itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal merujuk pada elemen-elemen yang secara normal berada diluar kontrol perusahaan dan sebagian besar berurusan dengan fakor-faktor diluar lingkungan perusahaan. Analisis SWOT biasanya dapat digunakan pada berbagai jenis aplikasi dan situasi yang dimasukkan ke dalam proses perencaanaan stratejik pada berbagai level perusahaan.
42
2.11
Analisis Lima Kekuatan Porter (Porter’s Five Forces
Analysis) Porter’s Five forces Analysis memberikan gambaran yang powerful mengenai bagaimana tingkat persaingan di suatu industri baik itu dari sisi supply chain (Supplier dan pelanggan) serta pasar (Pemain baru dan substitusi). Keempat dari forces (kekuatan) memberikan kontribusi terhadap tingkat persaingan dalam industri. Penjelasan dari Porter’s Five Forces Analysis akan dijelaskan sebagai berikut (www.mindtools.com) :
Gambar 2.4 : Analisa Lima Kekuatan Porter (Michael E. Porter, Harvard Business Review, January 2008)
1.
Rivalry Among Existing Competitors Apa yang penting di sini adalah jumlah dan kemampuan pesaing. Jika
kita memiliki banyak pesaing, dan mereka menawarkan produk dan layanan yang sama-sama menarik, maka kemungkinan besar pesaing akan memiliki kekuatan
43
sedikit atas situasi tersebut, karena pemasok dan pembeli akan pergi ke tempat lain jika mereka tidak mendapatkan apa yg mereka inginkan. 2.
Threat of New Entrants Kekuatan pada tahapan ini dipengaruhi oleh kemampuan orang untuk
memasuki pasar di bidang yang sama. Jika sedikit waktu atau uang untuk memasuki pasar bersaing secara efektif, atau jika kita memiliki sedikit perlindungan terhadap kunci dari teknologi ada, maka pesaing baru dengan cepat bisa masuk ke pasaran. 3.
Bargaining power of Buyers Pada tahapan ini menjelaskan bagaimana mudahnya pembeli untuk
mendorong turunnya harga. Hal ini didorong oleh jumlah pembeli sesuai dengan hukum permintaan, apabila permintaan tinggi maka harga barang akan turun. Oleh karena itu hal ini mendorong pentingnya peran setiap pembeli individu untuk bisnis yang ada. 4.
Bargaining power of Suppliers Pada tahapan ini, dinilai betapa mudahnya pemasok untuk mendorong
kenaikan harga. Semakin sedikit pilihan pemasok yang dimiliki, semakin akan perlu bantuan pemasok, para pemasok anda lebih kuat berada. 5.
Threat of Subtitute Products or Services Di dalam tahapan ini, diterangkan tentang bagaimana substitusi barang
dan jasa yang dihasilkan. Dan apakah konsumen dapat dengan mudah mendapatkan barang substitusi tersebut.