BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori Peneliti merangkai kerangka teori berdasarkan olah data yang di ambil dari responden yang menggunakan sistem ERP di satuan kerja kementerian keuangan. sistem ERP yang saat ini paket aplikasi yang saling terintegrasi. Untuk pembahasan terkait dengan evaluasi kesuksesan implementasi sistem ERP tersebut menggunakan teori-teori sebagai landasan untuk menganalisis yang dibahas oleh peneliti.
2.1.1 Evaluasi Evaluasi dapat terlihat dari kinerja sistem yang sudah berfungsi sesuai dengan proses kinerja yang dibutuhkan oleh organisasi atau masih belum sesuai dengan kebutuhan organisasi. Yunanda (2009). Evaluasi merupkan kegiatan terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Dengan tujuan untuk dapat melihat dari hasil sistem yang digunakan sudah sesuai dengan pengguna (user) atau belum, sehingga dengan proses penggunaan sistem yang melalui tahap life cycle, hasil evaluasi dapat dijadikan acuan untuk pengembangan, perbaikan sistem yang ada saat ini. Djaali dan Pudji (2008). Evaluasi dapat juga diartikan sebagai “proses 7
8
menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan
yang
selanjutnya
diikuti
dengan
pengambilan
keputusan atas obyek yang dievaluasi”. Evaluasi adalah suatu proses penilaian yang sistematis, mencangkup pemberian nilai, atribut, apresiasi, pengenalan masalah dan pemberian solusi atas permasalahan yang ditemui. Evaluasi dapat di artikan sebagai proses penilaian dan pengukuran efektifitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan organisasi, serta pengolahan yang diperoleh dari hasil pengukuran tersbut
akan
digunakan
sebagai
analisis.
http://id.wikipedia.org/wiki/Evaluasi
2.1.2 Implementasi Implementasi dapat diartikan dengan pelaksanaan atau penerapan, yang terkait dengan penelitian ini adalah sebuah sistem yang sudah dilaksanakan dan diterapkan di organisasi, dan sistem yang telah dirancang atau didisain untuk dijalankan sepenuhnya. Yang akan terjadi jika sistem yang sudah dilaksanakan atau diterapkan tidak berguna sesuai dengan fungsi organisasi, dan tidak berjalan sesuai dengan pelaksananaan dan penerapan sesuai yang telah dibutuhkan organisasi, sehingga penggunakan sistem yang ada di organisasi yang dapat di ajukan ke evaluasi.
9
2.1.3 Sistem Informasi Sistem informasi merupakan sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk mengumpulkan, mengolah, meyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian, analisis masalah, dan virtualisasi dalam sebuah organisasi. Loudon (2010). Sistem informasi merupakan aset bagi organisasi bila dikelola dengan baik, karena akan memberikan keuntungan untuk bersaing dan meningkatkan kesempatan keberhasilan bisnis. Untuk mengelola sistem informasi harus dikontrol, di karenakan pengendalian memberikan jaminan yang memadai kepada manajemen, sistem informasi telah berjalan sesuai rencana organisasi dan tujuan. Setiap proses dikendalikan membutuhkan pengukuran untuk menunjukkan sistem kinerja dalam mencapai tujuan kontrol dan memfasilitasi manajemen untuk melakukan perbaikan kinerja sistem informasi. Evi Maria (2011). Strategi sistem informasi menjelaskan tentang informasi, dan arsitektur teknologi informasi apa yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis. Turban. (2010)
2.1.4 Evalusi Sistem Informasi Evaluasi efektifitas sistem informasi merupakan salah satu materi penting dalam penelitian sistem informasi, hal ini merupakan prasyarat untuk penelitian sistem informasi sehingga
10
dapat memberikan kontribusi bagi dunia sistem informasi. Delone & McLean (2003). Dalam praktik, pengukuran kesuksesan diperlukan
untuk
mengevaluasi
kebijakan
dan
prosedur.
Keberhasilan sistem informasi dapat di evaluasi melalui: 1.
Kualitas informasi yang disediakan untuk pengguna
2.
Dampak dari sistem informasi bagi pemikiran, kepuasan dan aksi pengguna
3.
Dampak dari sistem informasi dari biaya dan pendapatan pada level organisasi
2.1.5 ERP (Enterprise Resources Planning) ERP (Enterprise Resource Planning) berfungsi sebagai tulang punggung perusahaan lintas fungsi yang mengintegrasikan dan mengotomatiskan banyak proses bisnis internal dan sistem informasi dalam manufaktur, fungsi logistik, distribusi, akuntansi, keuangan, dan sumber daya manusia sebuah perusahaan. O’Brien (2007). ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan sebuah kerangka kerja transaksi perusahaan, suatu sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahaan manufaktur atau jasa guna mengintegrasikan dan mengotomatiskan banyak proses internal dalam menangani proses manufaktur, logistik, distribusi, akunting perusahaan, keuangan, dan sumber daya manusia. Ramadhani (2011).
11
ERP (Enterprise Resource Planning) adalah multi-modul, solusi aplikasi pengemasan bisnis yang memungkinkan organisasi untuk mengintegrasikan proses bisnis dan kinerja perusahaan, pendistribusian data umum, pengelolaan sumberdaya serta menyediakan
akses
informasi
secara
aktual.Sistem
ERP
(Enterprise Resource Planning) ini telah menunjukkan penawaran berupa perbaikan yang signifikan dalam efisiensi, produktivitas, profitabilitas, kualitas layanan, kepuasan pelangganan, keputusan meminimalisir biaya serta pembuat keputusan yang efektif. Hau dan Kuzic (2010).
2.1.6 Konsep Sistem Informasi O’brien & Marakas (2008). mengembangkan kerangka kerja konseptual
yang
mengatur
pengetahuan
sistem
informasi
manajem. Ada lima yang terkait dengan sistem informasi sebagai berikut: 1.
Konsep konsep dasar: Konsep dasar keprilakuan, teknis, bisnis,
dan
manajerial
termasuk
mengenai
berbagai
komponen dan peran sistem informasi. 2.
Teknologi
informasi:
Konsep
-
konsep
utama,
pengembangan, dan berbagai isu manajemen teknologi informasi yaitu meliputi hardware, software, jaringan, manajemen data, dan banyak teknologi berbasis internet.
12
3.
Aplikasi bisnis: Penggunaan utama dari sistem informasi untuk operasi, manajemen dan keunggulan kompetitif bisnis.
4.
Proses pengembangan: Bagaimana para praktisi bisnis dan pakar
informasi
merencanakan,
mengembangkan,
dan
mengimplementasikan sistem informasi untuk memenuhi peluang bisnis. 5.
Tantangan manajemen: Tantangan untuk secara efektif dan etis mengelola teknologi informasi pada tingkat pemakai akhir, perusahaan, dan global dalam bisnis.
2.1.7 Framework ERP Sebelum suatu perusahaan menerapkan sistem ERP, maka perlu dibangun suatu pondasi yang kuat seperti: 1.
People: Orang-orang yang terlibat dalam penerapan sistem ERP merupakan faktor yang sangat penting, terutama dalam hal komitmen waktu, dukungan manajemen tingkat atas, rasa memiliki, keterlibatan, semangat dan rasa perlawanan yang minimum. Hal ini dimulai dari saat pemilihan sistem ERP, pelaksanaan, penyelesaian dan pemeliharaan.
2.
Process: Berkaitan dengan proses bisnis berjalan dan proses bisnis ke depan dengan penerapan sistem ERP. Dalam proses implementasi, harus ada pengendalian dari tiap bagian. Hal
13
terpenting adalah perusahaan harus memiliki prosedur bisnis yang baik yang akan diterapkan dalam implementasi sistem ERP.
3.
Technology: Teknologi yang dibutuhkan dalam penerapan sistem ERP meliputi infrastruktur jaringan, hardware, dan software. Jaringan yang dibangun meliputi jaringan internal dan eksternal.
Pemilihan
hardware
hendaknya
melihat
karakteristik kompatibel software. Sedangkan database yang digunakan untuk sistem ERP umumnya memakai relational database. Darudianto dan Wijaya (2009)
2.1.8 Analisis Faktor Analisis faktor adalah analisis yang bertujuan mencari faktorfaktor utama yang paling mempengaruhi variabel dependen dari serangkaian uji yang dilakukan atas serangkaian variabel independen sebagai faktornya. Untuk menentukan sejumlah implementasi sistem ERP yang paling besar pengaruhnya atas indentifikasi masalah yang ada, terkait dengan
management,
process, data, technolgy, people. Santoso (2006) Analisis faktor merupakan perluasan dari analisis komponen utama.
Analisis
faktor
digunakan
untuk
mengidentifikasi
sejumlah faktor yang relatif kecil yang dapat digunakan untuk
14
menjelaskan sejumlah besar variabel yang saling berhubungan. Tiap-tiap kelompok dari variabel mewakili suatu konstruksi dasar yang disebut faktor. Untuk meningkatkan daya interpretasi faktor, harus dilakukan transformasi pada matriks. Analisis faktor atau analisis komponen utama mendekatkan data pada suatu pengelompokkan atau pembentukkan suatu variabel baru yang berdasarkan adanya keeratan hubungan antar dimensi pembentuk faktor atau adanya konfirmasi sebagai variabel baru. Santoso (2014). Analisis faktor merupakan Analisis faktor merupakan suatu cabang dari analisis variabel ganda yang memperhatikan hubungan internal dari sebuah himpunan variabel-variabel dimana hubungan tersebut dapat diartikan sebagai hubungan linier atau mendekati. Dalam analisis faktor ini seluruh
yang ada akan
dilihat hubungan-nya (inter-dependent antar variabel), sehingga akan menghasilkan pengelompokan atau tepatnya abstraction dari banyak variabel menjadi hanya beberapa variabel baru atau faktor. Widhiarso (2009). Analisis faktor juga dapat memenuhi tujuan dengan dua sudut pandang dalam penelitian yaitu: exploratory atau confirmatory, adapun hasil dari analisis factor dengan dua pendekatan sebagai berikut: 1. Exploratory Factor Analysis, bertujuan untuk menyelidiki faktor-faktor yang terkandung dalam variable-variabel
15
pengamatan tanpa penentuan teori dalam pengukuran yang akan mengaturnya. 2. Confirmatory
Factor
Analysis,
bertujuan
untuk
pengukuran yang mengatur hubungan antara variablevariabel pengamatan dan faktor-faktor yang diberikan dalam suatu penelitian untuk penegasan suatu teori pengukuran
yang
diberikan
dalam
rangka
membandingkan teori dengan empiris atau pengamatan Maka analisis faktor atau analisis komponen utama mendekatkan data pada suatu pengelompokkan atau pembentukan suatu variabel baru yang berdasarkan adanya keeratan hubungan antar dimensi pembentukkan faktor sebagai variabel baru, yang diperoleh dari hasil statistik dan tidak berasal dari teori. Hair (2010).
2.2
Kerangka Berfikir Untuk melakukan proses evaluasi kesuksesan implementasi sistem ERP, di Satuan Kerja Kementerian Keuangan, peneliti difokuskan pada sistem ERP yang saat ini sudah implementasi di 5 wilayah yang terdiri dari Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, yang mengacu pada kerangka kerja konsep sistem informasi menggunakan 5 faktor, yaitu: data, manajemen, people, proses teknologi. Dalam penelitian dapat dilihat kesuksesan implementasi sistem ERP yang saat ini sedang berjalan dibeberapa wilayah, dapat diharapkan sistem
16
ERP dapat mendukung proses bisnis di Satuan Kerja Kementerian Keuangan.
2.3
Kerangka Konsep
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Sumber: Hasil Analisis Penulis (2014)
17
2.4
Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah dugaan sementara dari penelitian. Hipotesis dari penelitian ini adalah: H0: Tidak terdapat faktor yang mempengaruhi kesuksesan implementasi sistem ERP di Satuan Kerja Kementerian Keuangan. H1: Terdapat faktor yang mempengaruhi kesuksesan implementasi sistem ERP di Satuan Kerja Kementerian Keuangan.