BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Cinta 2.1.1 Definisi Cinta
Definisi Cinta menurut Ahmadi (2009) dalam bukunya “Psikologi Sosial”, Cinta merupakan salah satu bentuk terpenting dari ketertarikan antar pribadi. Pada umumnya cinta melibatkan dua orang berbeda jenis kelaminnya, suatu perwujudan ketertarikan antar pribadi
pria dan
wanita. Hubungan cinta ini juga mendasari berlangsungnya perkawinan, mula-mula dua orang saling tertarik, jatuh cinta, nikah mengadakan penyesuaian yang terus menerus di dalam perkawinan, agar perkawinan itu tetap terpelihara. Pada dasarnya cinta terdiri atas 4 elemen utama yaitu :
1. Pengertian Orang
dikatakan
saling
mencintai
bila
keduanya
bersedia
memberikan saling pengertian. Saling pengertian disini mengandung pengertian yang luas, yaitu mengerti kepada hal-hal yang disenangi maupun yang tidak disenangi pasangannya. Pengertian disini 49
50
kadang-kadang
menuntut
pengorbanan.
Orang
menekankan
keinginannya sendiri demi kepentingan atas pasangannya.
2. Kepercayaan Saling percaya merupakan salah satu elemen perwujudan cinta. Kedua belah pihak harus selalu menjaga agar apa yang dilakukan maupun dikatakan menimbulkan kepercayaan pada pasangannya. Untuk dapat di percaya orang harus berusaha menunjukannya dalam kata dan perbuatannya.
3. Kerja sama Kerjasama disini mengandung arti bahwa hasil kerja itu akan menjadi
lebih baik bila keduanya saling kerjasama bila
dibandingkan dengan mereka yang kerja sendiri-sendiri. Mereka dikatakan saling mencintai bila keduanya memiliki kesediaan untuk saling kerjasama. Kerjasama mengandung pengetian kesediaan juga membantu.
4. Pernyataan kasih sayang Ini bersifat menyempurnakan k-3 elemen dengan elemen yang terdahulu. Pernyataan kasih sayang ini dapat berupa :
51
- Kata-kata misalnya kata cinta, kata sayang dan lain sebagainya - Perbuatan misalnya memeluk, mencium, menggenggam tangan dan lainnya.
2.1.2 Jenis-Jenis Cinta Menurut Dahlan (2013) dalam bukunya yang berjudul “Mencari Cinta”, ia membagi cinta menjadi 4 jenis yaitu : 1. Cinta Erotis Disebut cinta erotis atau cinta biologis, dikarenakan pada cinta ini daya tarik manusia antara satu dengan yang lain bersifat badaniah. Titik orientasi cinta ini berpusat pada kepuasan diri sendiri (egosentrisme). Seseorang dicintai sejauh ia dapat memenuhi kenikmatan seksual. Dalam hal ini, cinta dilihat sebagai suatu perbuatan biologis atau fisiologis. Cinta seperti ini akan cepat hilang manakala pasangannya sudah tidak menarik lagi. 2. Cinta Rasional Jenis cinta semacam ini bersifat rasional atau dapat dipersepsi oleh nalar. Biasanya cinta rasional ini berbentuk material. Orang yang menganut cinta ini beranggapan bahwa apresiasi terhadap keindahan sebagai bentuk cinta yang merupakan perpaduan jiwa dan akal.
52
3. Cinta Romantis Cinta romantis adalah cinta yang tidak hanya difikirkan tetapi juga dirasakan. Bagi penganut cinta ini memandang bahwa cinta adalah untaian bait-bait puisi yang menepuk-nepuk jiwa yang sedang dilanda perindu. Cinta adalah pemilik rasa dan hanya rasa. Maka tiba-tiba saja orang yang mangalami cinta semacam ini berubah manjadi pujangga yang bisa mengubah kepedihan menjadi barisan kata-kata yang indah. 4. Cinta Religius Cinta ini merupakan bentuk
penyerahan diri total kepada sang
kekasih. Penganut cinta seperti ini tidak pernah berkeluh kesah sedikitpun karena jenis cinta ini adalah lebih tinggi tingkatannya dari jenis cinta yang lain. Bahkan penganut cinta ini bebas menari di dalam kesadaran yang tanpa batas dan tanpa harus terganggu oleh batas ideologi, agama, ras, dan sebagainya.
2.2 Single atau Lajang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2015) Single atau lajang adalah sendirian, kata lajang berasal dari bahasa minangkabau “ melajang”.
53
2.3 Definisi Perjodohan Dalam budaya indonesia perjodohan merupakan hal wajar yang terjadi, hal ini dikarenakan masih banyaknya masyarakat Indonesia yang masih kental dengan tradisi perjodohan yang dijalankan secara turun temurun. Mayarakat Indonesia yang masih kental dengan tradisi ini adalah masyarakat Madura dan suku Minangkabau. Maka dari itu perjodohan di Indonesia bukanlah sesuatu yang asing karena sudah banyak dilakukan di Indonesia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2015) kata perjodohan berasal dari kata jodoh yang memiliki arti sesuatu yang cocok sehingga menjadi pasangan. Sedangkan perjodohan dalam kamus besar bahasa Indonesia yaitu perihal perjodohan atau menjodohkan. Kesibukan yang di jalani sehari-hari oleh masyarakat ibu kota membuat seseorang sulit untuk mendapatkan jodoh, padahal usia mereka terus bertambah. Maka dari itu banyak masyarakat yang menerima perjodohan baik yang dijodohkan oleh keluarga, teman maupun biro jodoh.
54
2.3.1 Biro Jodoh Tidak sedikit orang yang putus asa
karena kesulitan
mendapatkan jodoh. Banyaknya biro jodoh online di Indonesia membuktikan bahwa biro jodoh merupakan suatu alternatif untuk mendapatkan jodoh. Biro jodoh itu sendiri, menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah badan usaha jasa untuk menjodohkan wanita dan pria. Menurut jurnal dari Physicological Science (2012) Bahwa biro jodoh menyediakan berbagai aktivitas layanan seperti akses,komunikasi dan perjodohan. Untuk lebih jelasnya dapat dipaparkan sebagai berikut : 1. Akses Akses ini mengacu pada konsumen agar dapat melihat partner yang akan dicocokan nanti nya sesuai dengan kriteria yang diberikan. Konsumen dapat mengakses melalui website yang sudah di berikan oleh perusahaan. 2. Komunikasi Konsumen dapat berkomunikasi dengan partner yang sudah dicocokan melalui instant messanging. Dengan begitu konsumen dapat berkenalan terlebih dahulu sebelum dipertemukan.
55
3. Pencocokan Setelah mendapatkan kriteria yang diinginkan baru lah biro jodoh tersebut mencocokan data agar mendapatkan pasangan yang sesuai.
2.3.2
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Seseorang
dalam Mencari Pasangan Dalam
memilih pasangan ada beberapa faktor yang akan
menentukan calon pasangan kelak. Menurut DeGanova (2010) faktor-faktor tersebut adalah : a. Latar belakang keluarga Latar belakang keluarga mempengaruhi keinginan maupun perlakuan seseorang. Latar belakang itu sendiri mencakup kelas sosial ekonomi, pendidikan, pernikahan antar ras atau suku dan pernikahan antar agama. b. Karakteristik Personal Beberapa
karakteristik
personal
yang
berkontribusi
pada
kecocokan yaitu sikap dan perilaku individu, perbedaan usia, memiliki sikap dan nilai dan peran gender dan kebiasaan personal.
56
2.3.3
Proses Pemilihan Pasangan Dalam memilih seseorang yang akan dijadikan pasangan biasanya mereka akan memilih seseorang yang sesuai dengan kriteria mereka.
Hal
ini
membuktikan
teori
Developmental
Process
(DeGanova, 2010) yang menjelaskan bahwa dalam memilih pasangan, seseorang akan menyaring dan menyisihkan orang yang dianggap tidak tepat hingga akhirnya mereka mendapatkan orang yang sesuai dengan kriteria mereka. Adapun dalam teori ini dijelaskan beberapa tahapan dalam memillih pasangan yaitu : 1. Field of eligible Tahap pertama individu akan menentukan kriteria-kriteria untuk calon pasangannya. 2. Propinquity Dalam tahap ini kedekatan geografis akan mempengaruhi pemilihan pasangan sepeti kedekatan kelas sosial yang sama. 3. Attractiveness Ketertarikan fisik dan kepribadian seseorang merupakan tahapan selanjutnya.
57
4. Homogamy dan Heterogamy Seseorang akan memilih orang yang mempunyai latar belakang yang sama (Homogamy) dibanding seseorang yang berbeda darinya. 5. Compatibility Kecocokan dapat diukur dengan mengevaluasi nilai, kebutuhan, sikap, peran, tempramen dan kebiasaan pribadi. 6. The Filtering Process Setelah melakukan beberapa tahapan di atas maka seseorang akan mendapatkan hasil akhir yaitu menikah.
2.4
Cafe 2.4.1 Definisi Cafe Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2015), Cafe merupakan tempat atau kedai dimana konsumen dapat menikmati makanan dan minuman, terutama minuman kopi yang dihibur dengan musik. Menurut jurnal penelitian Hua-Li dan Bin Wang (2014), beberapa aspek yang menjadi pertimbangan konsumen untuk membeli makanan dan minuman di cafe dan menjadikan sebagai proses pengambilan keputusan konsumen, yaitu suasana yang
58
nyaman yang telah dibangun cafe tersebut dan contohnya ketika konsumen sedang berada di coffee shop, konsumen akan memesan dan memilih rasa kopi dengan kualitas baik serta memenuhi kebutuhan sosial sehingga konsumen dapat kembali lagi ke coffee shop tersebut.
2.5 Teknik Sampling Menurut Sugiyono (2009) teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat berbagai sampling yang digunakan. Teknik-teknik tersebut antara lain: 1. Probability Sampling Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi unsur (anggota) populasi untuk di pilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi : simple random sampling, proportionate
stratified random sampling, disproportionate stratified
random dan sampling area (cluster) sampling (menurut daerah).
59
2. Nonprobability Sampling Non probability sampling adalah teknik pemgambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi : sampling sistematis,kuota, aksidental, purposive, jenuh dan snowball.
2.6 Analisis Internal dan Eksternal Pasar 2.6.1 TOWS (Theats, Opportunity, Weakness, Strength) Menurut jurnal Ravanavar dan Charantimath (2012), TOWS (Theats, Opportunity, Weakness dan Strength) dikembangkan oleh Weihrich (1982) dimana TOWS merupakan suatu cara yang efektif untuk menggabungkan kekuatan (Strengths) internal dari perusahaan dengan kesempatan dan ancaman (opportunities and threats) eksternal dan kelemahan (weakness) internal dengan dengan kesempatan dan ancaman (opportunities and threats) eksternal. Matriks TOWS dapat dilihat pada gambar 2.1.
60
1. Threat (Ancaman) Adalah faktor eksternal perusahaan dimana dapat merugikan perusahaan tersebut dalam mencapai hasil atau tujuan. Beberapa faktor yang disebut sebagai ancaman perusahaan, antara lain masuknya kompetitor baru, lambatnya pertumbuhan pasar, kenaikan tawar – menawar pembeli atau pemasok (supplier), perubahan teknologi dan peraturan baru atau revisi. 2. Opportunity (Peluang) Adalah faktor eksternal perusahaan dimana menjadi keuntungan perusahaan dalam mencapai hasil atau tujuan. Beberapa faktor yang disebut sebagai peluang perusahaan, antara lain identifikasi segmen pasar yang diabaikan sebelumnya, perubahan kompetitif atau keadaaan peraturan, perubahan teknologi dan peningkatan hubungan pembeli atau pemasok (supplier). 3. Weakness (Kelemahan) Adalah faktor internal perusahaan yang menjadi kekurangan perusahaan tersebut sehingga menghalangi perusahaan mencapai hasil. Contoh kelemahan yang biasa perusahaan hadapi, seperti kemampuan finansial yang terbatas dan kurangnya membuat strategi untuk perusahaan agar tetap bertahan dan berkembang.
61
4. Strength (Kekuatan) Adalah faktor internal perusahaan yang menjadi perbandingan keuntungan perusahaan di pangsa pasar dalam mencapai hasil. Beberapa faktor yang menjadi kekuatan perusahaan, antara lain sumber perusahaan, kemampuan perusahaan dan hubungan baik dengan pembeli atau pemasok (supplier).
Sumber : Weihrich, 1982 Gambar 2.1 Maktriks TOWS Berikut ini merupakan strategi – strategi yang digunakan dalam maktriks TOWS :
62
- Strategi SO (Strength - Opportunity) Adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk mendapatkan keuntungan dari kesempatan eksternal. - Strategi WO (Weakness – Opportunity) Adalah strategi dimana mengurangi kelemahan internal dengan cara mendapatkan keuntungan dari kesempatan eksternal. - Strategi ST (Strength – Threat) Adalah strategi dimana memanfaatkan kekuatan internal untuk mencegah atau mengurangi ancaman eksternal. - Strategi WT (Weakness – Threat) Adalah
mempertahankan
strategi
dengan
cara
mengurangi
kelemahan internal dan ancaman eksternal.
2.6.2 Porter Five Forces Menurut jurnal Rachapila dan Jansirisak (2013), Five Forces model merupakan suatu alat untuk melihat kondisi persaingan industri dengan melihat 5 (lima) faktor penting, meliputi
the bargaining
power of suppliers, the threat of entrants or potential competitors.
63
Model ini dibuat oleh Porter tahun 1985. Model Five Forces dapat dilihat pada gambar 2.2
Sumber : Thompson, 2014 Gambar 2.2 Five Forces Model 1. Threat of new entrants Pendatang baru menghasilkan kompetisi yang lebih tinggi dengan perusahaan yang sudah ada. Hambatan untuk memasuki industri yang baru, perusahaan dapat melakukan analisis dari skala
64
ekonomi, produk yang diferesiasi, kebutuhan modal, switching costs to buyers, akses ke saluran distribusi , ketidakuntungan harga dan kebijakan pemerintah. Jika suatu hambatan masuknya industri tinggi, maka akan mempertahankan daya tarik industri untuk jangka waktu panjang. 2. Competitive rivalry within the Industry Ancaman dari perusahaan yang melakukan bisnis yang sama akan menurun dan juga perang harga akan memimpin untuk keuntungan rendah jika dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : pertumbuhan industri, jumlah pesaing, biaya tetap (fixed cost) atau nilai tambah, diferensiasi produk, identitas merk, switching cots dan hambatan keluar. 3. Threat of Substitutes Perusahaan akan melakukan perbandingan dengan perusahaan yang memiliki produk substitusi. Dalam hal ini, perusahaan melihat untuk barang
substitusi, seperti kompetensi produksi,
harga, kualitas, dan kemampuan pengiriman. Ancaman produk substitusi, jika produk substitusi semakin banyak, maka konsumen dapat dengan mudah beralih ke produk substitusi tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi threat of substitutes, yaitu harga dan kualitas dari produk substitusi.
65
4. Bargaining power of buyers Pembeli akan menekan perusahaan untuk mengurangi harga dan meningkatkan kualitas karena pada bisnis, pembeli memliki andil penting dalam menguasai pasar. Berikut adalah faktor – faktor yang mempengaruhi suatu perusahaan, yaitu jumlah pembeli terhadap
penjualan,
produk
diferensiasi,
switching
cost,
keuntungan pembeli, penggunaan pembeli dari berbagai sumber, ancaman pembeli, ancaman penjual, kualitas produk dan volume pembeli. 5. Bargaining power of suppliers Kekuatan ini adalah kerja sama dengan perusahaan supplier diman nantinya akan berpengaruh terhadap produk dari perusahaan pada bisnis tersebut. Dalam hal ini, perusahaan harus memiliki cadangan atau banyaknya supplier untuk mendapatkan bahan baku sehingga perusahan bisnia tetap terus mendapatkan keuntungan. Faktor – faktor yang mempengaruhi dari Bargaining power of suppliers, yaitu konsentrasi supplier, ketersediaan bahan baku pengganti, kualitas dari bahan baku supplier, bahan baku supplier yang diferensiasi dan ancaman pembeli.
66
Suatu perusahaan sangat bergantung dengan banyaknya supplier yang bekerja sama dengan perusahaan. Semakin banyaknya supplier, maka perusahaan tersebut akan kuat alam menjalankan bisnisnya. Berikut faktor – faktor yang mempengaruhi kekuatan dari supplier, antara lain : switching cost, konsentrasi supplier, jumlah supplier, ketersediaan input substitusi, tingkat input diferensiasi dan ancaman integrasi ke depan.
2.6.3 PESTEL (Politik, Ekonomi, Sosial,Teknologi, Hukum) Menurut Thompson, et.all (2014),
Analisis PESTEL adalah
suatu analisis yang fokus kepada 6 (enam) komponen utama strategi di lingkungan makro, seperti : Politik (Political), Ekonomi (Economic), Sosial (Social), Teknologi (Technology), Lingkungan (Environment) dan Hukum (Legal/ Legislative). Sedangkan menurut Chapman (2010), kegunaan analisis PESTEL ini adalah alat untuk mengukur bisnis dengan tujuan dapat menilai posisi dan pertumbuhan pasar setiap organisasi. Faktor – faktor dari PESTEL tersebut dapat mempengaruhi bisnis dari peusahaan sehingga perusahaan tersebut dapat menyusun gambaran mengenai lingkungan dari berbagai aspek. Berikut ini penjelasan mengenai faktor
67
– faktor dari PESTEL tersebut. Analisis PESTEL dapat dilihat pada gambar 2.3.
Sumber : http://www.businessballs.com Gambar 2.3 PESTEL Analysis Menurut Thompson, et.all (2014), berikut adalah 6 (enam) komponen utama di lingkungan makro, antara lain : 1. Politik (Political) : faktor ini membahas tentang kebijakan politik dan prosesnya. Membahas tentang kebijakaan pajak, kebijakan fiskal, tarif, iklim politik dan kekuatan dari institusi. Lainnya, seperti kebijakan energi yang mempengaruhi beberapa industri (penghasil energi) lebih dari yang lain.
68
2. Ekonomi (Economic) : faktor ekonomi terdiri dari tingkat inflasi, tingkat
bunga,
tingkat
pertukaran
mata
uang,
tingkat
pengangguran, tingkat pertumbuhan ekonomi, naik atau turunnya perdagangan, tingkat tabungan dan domestik per kapita. Faktor lainnya adalah melihat kondisi dari obligasi dan saham yang mempengaruhi
kepercayaan
konsumen
dan
kebijaksanaan
penghasilan. 3. Sosial dan budaya (Social) : faktor ini termasuk pada nilai masyarakat, sikap, faktor budaya dan gaya hidup yang mempengaruhi bisnis. Dan untuk faktor demografi, seperti populasi, tingkat pertumbuhan dan penyebaran umur. Perlu diketahui bahwa faktor sosial dan budaya adalah bervariasi dan akan berubah seiring berjalannya waktu. 4. Teknologi (Technology) : faktor ini terdiri dari perubahan teknologi dan pembangunan teknis yang akan mempunyai potensi untuk
jangkauan
luas
di
masyarakat.
Contohnya
yaitu
nanotechnology dimana suatu institusi menciptakan pengetahuan baru dan dikontrol dengan penggunaan teknologi. 5. Lingkungan (Environment) : faktor ini antara lain ekologi dan kekuatan lingkungan (iklim, perubahan iklim, cuaca) faktor ini akan berpengaruh langsung ke industri.
69
6. Hukum (Legal/Legislative) : faktor ini termasuk peraturan dan hukum diman perusahaan tersebut patuh. Faktor lainnya, antara lain deregulasi bank, perundang – undangan upah minimal.
2.7 Strategi Pemasaran 2.7.1 Segmentation, Targeting, Positioning Menurut Bygrave dan Andrew (2014) segmentation dan positioning menunjukkan konsumen yang diinginkan oleh penjual. sedangkan positioning adalah persepsi pesaing dan konsumen terhadap produk atau jasa yang di tawarkan penjual. 1. Segmentation Menurut Bygrave dan Andrew (2014) segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi beberapa kelompok yang berbeda berdasarkan kriteria-kriteria tertentu atau berdasarkan demografi, psikologis, atau perilaku. Seperti yang sudah dijelakan tadi bahwa segmentasi
dapat
di
bedakan
berdasarkan
karakteristik
karakteristik tertentu yaitu : -
Demografi
: Umur, gender, status perkawinan, pendapatan, pendidikan dan pekerjaan.
-
Psikologis
: Orang yang aktif, individual, dan pengambil resiko.
70
-
Tingkah Laku
: Sikap konsumen yang loyal terhadap merek dan suka menggunakan produk baru.
2. Targeting Membidik kelompok konsumen mana yang akan kita sasar. Mengetahui target pasar penting karena dapat mengetahui strategi pemilihan konsumen penjual. Ketertarikan dari sebuah segment bergantung pada tingkat pertumbuhan, ukuran dan potensi keuangan. 3. Positioning Cara pandang konsumen terlihat pada atribut produk atau jasa yang pada akhirnya akan menghasilkan citra positif ataupun negatif. Beberapa atribut tersebut adalah harga, kualitas dan kenyamanan.
Keberhasilan
positioning
ditentukan
oleh
kemampuan perusahaan untuk membedakan atau memberikan nilai superior kepada konsumen .
2.7.2 Marketing Mix Menurut Kotler (2010) Marketing Mix atau yang disebut juga bauran pemasaran adalah hal-hal yang mempengaruhi perilaku
71
konsumen dalam tindakan-tindakannya membeli suatu produk dan jasa untuk menghasilkan respon yang diinginkan oleh perusahaannya. Marketing mix di kelompokkan dalam 7P yaitu sebagai berikut : 1. Product strategy Produk dapat dibagi menjadi core product dan augmented product. Core
product adalah produk atau jasa yang utama sedangkan
augmented product adalah sekumpulan atribut yang berhubungan dengan core product. Dalam strategi produk, Value Proposition merupakan faktor utama yang ditawarkan ke konsumen dan pastikan bahwa produk yang ditawarkan adalah differentiated. 2. Pricing strategy Mengembangkan strategi harga yang optimal merupakan tantangan yang menakutkan bagi sebagian perusahaan kewirausahaan. Wirausaha dikenakan banyak biaya dalam memulai usahanya. Biaya-biaya tersebut dibagi menjadi dua yaitu : fixed cost yang tidak dapat diubah (fasilitan, peralatan dan gaji) dan variable cost yang dapat diubah (bahan baku dan komisi penjualan). Harga dalam sebuah produk harus lebih tinggi dari variable cost untuk mendapatkan keuntungan.
72
3. Distribution strategy ( Place) Lokasi memiliki tantangan tersendiri karena berhubungan dengan saluran distribusi. Adapun distribusi yang efektif adalah tersedia dan mudah diakses oleh konsumen. Strategi saluran distribusi dibagi menjadi tiga yaitu : -
Intensive : Digunakan untuk barang kosumsi dan produk yang produksinya cepat seperti minuman ringan yang dapat dijual di supermarket, toko obat dan restaurant.
-
Selective : Saluran membawa produk yang spesifik distributor, sering kali membatasi pilihan secara geografis dengan membangun jaringan dealer.
-
Exclusive
: Digunakan untuk produk-produk mewah yang
berfokus pada segmen berpendapatan menengah ke atas. 4. Promotion ( Promosi) Promosi sendiri mempunyai tujuan Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada konsumen dalam saluran penjualan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku dengan melalui media komunikasi seperti koran, majalah, tabloid, radio, televisi dan direct mail.
73
5. People (Partisipant) People
yang
dimaksud
disini
adalah
mereka
yang
ikut
berpartisipasi secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pelayanan itu sendiri. 6. Phsycal evidence ( Lingkungan fisik) Lingkungan fisik merupakan keadaan, kondisi dan suasana dimana karakteristik lingkungan fisik merupakan segi paling jelas dan nampak dalam kaitannya dengan situasi pemasaran. 7. Process ( Proses) Kegiatan yang dilakukan selama proses bisnis berlangsung merupakan bagian dari proses.
2.8 Keuangan 2.8.1 Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010), laporan keuangan adalah proses akutansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan
74
dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah suatu bagian dari proses pelaporan keuangan. Menurut PSAK No.1 Paragraf 49 (Revisi 2009), laporan keuangan yang lengkap terdiri dari : a) Neraca mengambarkan posisi keuangan pada saat- saat tertentu yaitu
menunjukkan keadaan keuangan pada tanggal tertentu biasanya pada tutup buku. Neraca terdiri dari aktiva berwujud, aktiva tidak berwujud, aktiva keuangan, investasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas, persediaan,
piutang usaha, kas, hutang usaha,
kewajiban yang diestimasi, kewajiban berbunga jangka panjang, hak minoritas, modal saham. b) Laporan laba rugi adalah kesimpulan dari pendapatan dan beban
untuk suatu periode waktu tertentu. Laporan laba rugi mencakup pendapatan, laba rugi usaha, beban pinjaman, beban pajak, laba atau rugi dari aktivitas perusahaan, hak minioritas, laba atau rugi bersih untuk periode penjualan. c) Laporan arus kas adalah ringkasan dari penerimaan dan pembayaran
kas untuk periode tertentu. d) Laporan perubahan ekuitas adalah menunjukkan peningkatan atau
penurunan aktiva bersih selama periode yang bersangkutan.
75
2.8.2 Tujuan Laporan Keuangan Menurut Deddi et al. (2010) pelaporan keuangan menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan ekonomi, sosial dan politik dengan : -
Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh perusahaan.
-
Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang sesuai dan peraturan perundangan-undangan.
-
Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
-
Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumbernya baik jangka pajang maupun jangka pendek.
-
Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan selama kegiatan yang di lakukan selama periode pelaporan.
76
2.9
Analisis Investasi Analisis investasi digunakan oleh perusahaan untuk mengukur nilai investasi yang ditanamkan dalam usaha yang akan datang. Agar dapat melakukan analisis investasi maka yang harus dihitung adalah kebutuhan investasi dan kelayakannya. 1. Free Cash Flow Menurut Keown et al (2014) Free Cash Flow merupakan arus kas perusahaan yang tidak bisa di investasikan di dalam perusahaan dan penggunanaanya di bawah kontrol perusahaan. Rumus untuk menghitung Free Cash Flow adalah : Free Cash Flow = Cash Flow Operation – Capital Expenditures 2. Net Present Value Menurut Titman et al. (2014;361), NPV adalah perbedaan antara present value dari cash inflows dan cash outflows. Jika NPV lebih besar dari nol, proyek akan menambah nilai dan diterima tetapi jika NPV negatif maka proyek akan ditolak. Jika NPV tepat berada di nol (sangat jarang terjadi) proyek ini akan menambah atau mengurangi nilai yang sudah ada. Rumus NPV dalah :
77
= CFo+
+……..+
dimana : CFo = arus tahun ke-0 CF1 = arus tahun ke-1 CF2 = Arus tahun ke-2 CFn = arus tahun ke-n k
= discount rate
Menurut Saragih et al. (2005;81) ada beberapa kelebihan jika menggunakan metode NPV ini yaitu: -
Metode ini menggunakan cash flow dari pendapatan bersih. Cash flow (net earning + depreciation) memasukkan depresi sebagai sumber pendanaan Oleh karena itu metode ini konsisten dengan teori keuangan modern.
-
Metode ini menggunakan nilai waktu dari uang sehingga semakin lama waktu investasi semakin tinggi discountnya.
-
Dengan menerima suatu proyek dengan nilai NPV yang positif maka perusahaan juga akan meningkatkan nilainya. Peningkatan perusahaan akan meningkatkan harga saham atau meningkatkan kekayaan dari pemegang saham. Selain kelebihan, Metode NPV juga mempunyai kelemahan yaitu :
78
-
Metode ini mengasumsikan bahwa perusahaan dapat memprediksi secara akurat cash flow di masa datang padahal semakin panjang umur investasi, semakin sulit memprediksi cash flow yang akan datang . Cash flow akan dipengaruhi oleh tingkat bunga, kebijakan pemerintah, biaya tenaga kerja dan sebagainya. Akibatnya prediksi cash flow berdampak pada masa yang akan datang dan menjadi tidak akurat. Ketidakakuratan ini akan berdampak pada keputusan.
3. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah tingkat diskonto (suku bunga dibayar di muka) yang membuat present value dari cash inflows sebanding dengan biaya investasi awal (initial investment). Proyeksi diterima jika nilai IRR lebih besar daripada required rate of return atau discount rate yang digunakan untuk menghitung net present value proyeksi tersebut. Menurut Titman et al. (2014) rumus IRR adalah :
dimana : CFo = arus tahun ke-0 (initial investment) CF1 = arus tahun ke-1 CF2 = arus tahun ke-2 CF3 = arus tahun ke-3 CF4 =arus tahun ke-4
79
CFn= arus tahun ke-n Irr = Internal rate of return n = lamanya waktu
Menurut Saragih et al. (2005;86) menggunakan metode IRR mempunyai kelebihan yaitu IRR bersifat straight forward yaitu menghitung cash flow pada basis waktu dari uang seperti NPV. Metode IRR juga mempunyai kelemahan yaitu metode ini seringkali memberikan rate of return yang tidak realistis dan juga IRR membuka kemungkinan untuk memberikan rate of return yang berbeda. 4. Payback Period Menurut Titman et al. (2014;381) payback period adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikkan kembali pengeluaran investasi. Menurut Sheridan Titman, 2011,p.355) rumus payback period adalah:
Proyek diterima jika nilai dari payback period nya lebih kecil dari batas waktu yang sudah ditentukan. 5. Break even point Analysis Menurut Titman et al (2014) Break even Analysis adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penjualan dengan harga
80
tertentu agar dapat menutupi biaya dan mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain Break even Point adalah metode dimana pendapatan = biaya sehingga terjadi titik impas. Dengan rumus sebagai berikut :
Menurut Titman et al.(2014) dalam implementasi biaya produksi terbagi menjadi dua yaitu : •
Fixed Costs
:
Biaya
ini
tidak
dipengaruhi
oleh
penjualan
perusahaan. Contoh fixed costs yaitu biaya adminsitrasi, depresiasi dan biaya sewa. •
Variable Costs: Biaya yang secara langsung dipengaruhi oleh penjualan. Contoh Variable Costs antara lain komisi penjualan,biaya bahan bakar dan upah lembur.
6. Return Of Investment (ROI) ROI adalah alat pengukuran performa perusahaan karena dapat memberikan informasi tentang efektifitas pemanfaatan aset untuk mendapatkan keuntungan yang didapatkan. Adapun rumus ROI adalah :
81
2.10 Bisnis Model 2.10.1 Definisi Model Bisnis Menurut Osterwalder dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation (14:2014) sebuah bisnis model menggambarkan dasar
pemikiran
tentang
bagaimana
organisasi
menciptakan,
memberikan dan menangkap nilai. Sebuah bisnis model dapat di deskripsikan dengan Nine Block Building.
2.10.2 The Nine Block Building Menurut Osterwalder (2014) pada bukunya yang berjudul Business Model, nine block building terdiri dari customer segments, value proportion, channels, customer relationship, revenue streams, key resources, key activities, key partenerships, dan cost structure.
82
Sumber : http://www.asee.org/i-corps-l/resources/business-canvas-model, 2015 Gambar 2.4 Nine Block Building 1. Customer Segment atau Segmen konsumen
menggambarkan
sekelompok orang atau organisasi berbeda yang ingin di jangkau atau dilayani oleh perusahaan. Konsumen adalah inti dari semua model bisnis, tanpa konsumen (yang dapat memberikan keuntungan), tidak ada perusahaan yang mampu bertahan dalam waktu lama. Untuk lebih memuaskan
83
konsumen, perusahaan dapat segmen-segmen
berbeda
mengelompokan mereka dalam
berdasarkan
kesamaan
kebutuhan,
perilaku, atau atribut lain. Beberapa contoh dari segmen konsumen anatara lain mass market, niche market, segmented, diversified dan multi-sides platform. Berbagai jenis Customer Segment yang di gunakan dalam model bisnis tersebut adalah : a. Mass Market (Pasar masa) Model bisnis yang berfokus pada mass Market tidak membedakan antara segmen-segmen konsumen yang berbeda. b. Niche Market (Pasar ceruk) Model bisnis yang memiliki taget Niche Market menyasar Segmen konsumen yang spesifik dan terspesialisasi. Value Proposition,
Distribution
Channels,
dan
Customer
Relationship di buat khusus untuk kebutuhan Niche Market. c. Segmented Market (Tersegmentasi) Model bisnis yang menggunakan model Segmented Market membedakan segmen pasar dari kebutuhan dan masalahnya masing-masing.
84
d. Diversified (Diversifikasi) Organisasi dengan model bisnis konsumen
terdiversifikasi
melayani dua segmen konsumen yang tidak terkait satu sama lain dengan kebutuhan dan masalah yang sangat berbeda. e. Platform Beberapa organisasi melayani dua atau lebih segmen konsumen yang saling bergantung.
2. Value Proportion atau proposisi nilai menggambarkan gabungan Antara produk dan pelayanan yang dapat menciptakan nilai untuk segmen konsumen yang spesifik. Nilai tersebut dapat bersifat kuantitatif kecepatan
pelayanan
atau
kualitatif
misalnya harga dan misalnya
desain dan
pengalaman konsumen . Beberapa jenis dari value propositions adalah : a. Newness (Sifat baru) Beberapa Value Proposition memenuhi berbagai kebutuhan konsumen yang belum pernah mereka terima sebelumnya. Hal ini acap kali terkait dengan teknologi, tetapi tidak selalu,
85
misalnya telepon seluler yang menciptakan industri baru di seputar bisnis telekomunikasi. b. Customization (Penyesuaian) Menyesuaikan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan spesifik konsumen
individu atau segmen konsumen
juga
menciptakan nilai. Akhir-akhir ini, konsep kustomisasi penciptaan konsumen menjadi semakin penting. Pendekatan ini memungkinkan untuk menyesuaikan produk dan jasa, sambil tetap meraih keunggulan skala ekonomi. c. Brand/Status Konsumen
dapat menemukan nilai dalam sebuah tindakan
yang sederhana karena menggunakan atau memasang merek tertentu.
Misalnya,
memakai
jam tangan
Rolex
yang
menunjukkan kekayaan. Lalu, pemain papan luncur memakai merek “underground” terbaru untuk memperlihatkan bahwa mereka mengikuti mode. d. Price (Harga) Menawarkan nilai yang sama pada harga yang lebih rendah sering dilakukan untuk memuaskan kebutuhan segmen konsumen yang sensitif terhadap harga. Akan tetapi, proposisi
86
Value Proposition harga murah memberi implikasi penting bagi seluruh model bisnis. e. Cost Reduction (Pengurangan biaya) Membantu pelangan mengurangi biaya merupakan cara penting untuk menciptakan nilai. f. Risk Reduction (Pengurangan resiko) Konsumen menghargai pengurangan risiko yang muncul ketika mereka membeli suatu produk atau jasa. g. Accessibility (Kemampuan dalam mengakses) Menyediakan produk atau jasa bagi konsumen
yang
sebelumnya sulit mengakses produk atau jasa tersebut merupakan cara lain menciptakan nilai. h. Usability/convenience (Keguanaan/kenyamanan) Menjadikan segala sesuatunya lebih nyaman dan lebih mudah digunakan dapat menciptakan nilai yang sangat berarti.
87
3. Channel atau saluran menggambarkan bagaimana cara sebuah perushaan berkomunikasi dengan segmen konsumennya dan menjangkau mereka untuk memberikan proposisi nilai. Fase dari channel itu sendiri terdiri dari 5 fase, antara lain : -
Kesadaran
: Dimana dalam fase ini, sebuah perusahaan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran segmen konsumen mereka mengenai produk atau jasa yang mereka berikan. -
Evaluasi
: Dalam fase ini suatu perusahaan bertujuan
untuk memberikan bantuan kepada segmen konsumen mereka mengenai evaluasi dan pelayanaan yang diberikan perusahaan kepada konsumennya. -
Pembelian
: Dimana dalam fase ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana konsumen
melakukan pembayaran
terhadap suatu produk atau jasa yang diberikan oleh perushaan. -
Penyampaian :
Fase
ini
mengenai
bagaimana
cara
mengirimkan value proposition dari suatu perusahaan kepada konsumennya. -
Purna jual
: Dalam fase ini memiliki tujuan untuk
memberikan bantuan kepada konsumen yang telah membeli produk atau jasa yang diberikan perusahaan.
88
4. Customer
Relationships
menggambarkan
berbagai
atau jenis
hubungan hubungan
konsumen
yang
dibangun
perusahaan bersama segemen konsumen yang spesifik. tipe hubungan yang dibangun perusahaan terhadap segmen konsumen mereka. Contohnya : bantuan personal (call center, email, atau saluran lainnya), bantuan personal yang khusus, swalayan, layanan otomatis, komunitas dan kokreasi.
5. Revenue Stream atau arus pendapatan menggambarkan uang tunai yang dihasilkan perusahaan dari masing-masing segmen konsumen (biaya
harus
mengurangi
pendapatan
untuk
menghasilkan
pemasukan). Dalam model bisnis melibatkan dua jenis pendapatan yaitu : -
Pendapatan dari transaksi yang dihasilkan dari satu kali pembayaran konsumen.
-
Pendapatan berulang yang dihasilkan dari pembayaran berkelanjutan baik untuk memberikan proposisi nilai kepada konsumen maupun menyediakan dukungan konsumen paska pembelian.
89
Ada beberapa cara untuk membangun Revenue Stream : a. Asset Sale (Penjualan aset) Pengertian arus pendapatan yang paling luas berasal dari penjualan hak kepemilikan atas produk fisik. b. Usage Fee (Biaya penggunaan) Arus pendapatan dihasilkan dari penggunaan jasa atau layanan tertentu. Semakin sering layanan tersebut digunakan, semakin banyak konsumen yang membayar. c. Brokerage Fee (Biaya komisi) Arus pendapatan ini bersumber dari layanan perantara yang di lakukan atas nama dua pihak atau lebih. d. Advertising (Periklanan) Arus pendapatan ini dihasilkan dari biaya untuk mengiklankan produk, pelayanan, atau merek tertentu.
6. Key Resources atau sumber daya utama menggambarkan aset-aset terpenting yang diperlukan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi. Sumber daya utama dapat di kategorikan sebagai berikut :
90
a. Fisik
: Kategori ini meliputi semua bentuk aset fisik
seperti fasilitas pabrik, bangunan, kendaraan, mesin, sistem, sistem titik penjualan, dan jaringan distribusi. b. Intelektual
: Sumber daya intelektual seperti merek,
pengetahuan yang di lindungi, paten dan hak cipta, kemitraan, dan database konsumen
merupakan komponen-komponen
yang semakin penting dalam bisnis model yang kuat. Sumber daya intelektual sulit di kembangkan, tetapi jika berhasil, akan memberikan nilai yang sangat berarti. c. Manusia
: Setiap perusahaan memerlukan sumber daya
manusia,
tetapi orang-orang akan menonjol dalam model
bisnis tertentu. d. Finansial
: Beberapa model bisnis membutuhkan sumber
daya finansial dan/ atau jaminan finansial, seperti uang tunai, kredit, atau opsi saham untuk merekrut karyawan andalan.
7. Key Activities atau aktivitas kunci menggambarkan hal-hal terpenting yang harus dilakukan perushaan agar model bisnis dapat berekrja. Aktivitas-aktivitas kunci dapat dikategorikan sebagai berikut :
91
-
Produksi,
aktivitas
ini
berkaitan
dengan
perancangan,
pembuatan dan penyampaian produk dalam jumlah besar dan/ atau kualitas unggul. -
Pemecahan masalah, aktivitas kunci ini terkait dengan penawaran solusi baru untuk masalah-masalah konsumen individu .
-
Platform/jaringan, model bisnis yang dirancang dengan platform sebagai sumber daya utama di dominasi oleh platform atau aktivitas kunci yang terkait dengan jaringan.
8. Key Partnership (kemitraan utama) menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis dapat bekerja. Suatu perusahaan membentuk kemitraan dengan berbagai alasan, dan kemitraan menjadi landasan dari berbagai model bisnis. perusahaan menciptakan aliansi untuk mengoptimalkan model bisnis, mengurangi resiko, atau memperoleh sumber daya mereka. Manfaat dalam membangun kemitraan utama ini dapat di bedakan menjadi 3 yaitu :
92
-
Optimisasi dan skala ekonomi Bentuk paling memdasar dari kemitraan atau hubungan antara pembeli-pemasok dirancang untuk mengoptimalkan alokasi sumber daya dan aktivitas.
-
Pengurangan resiko dan ketidakpastian Kemitraan
dapat
membantu
mengurangi
resiko
dalam
lingkungan kompetitif yang bercirikan ketidakpastian. -
Akuisisi sumber daya dan aktivitas tertentu Hanya sedikit perusahaan yang memiliki semua sumber daya atau melakukan semua aktivitas yang digambarkan oleh model bisnisnya. Kebanyakan mereka lebih suka memperluas kemampuan dengan mengandalkan perusahaan lain untuk melengkapi sumber dayanya atau melakukan aktivitas-aktivitas tertentu.
9. Cost Structure atau struktur biaya menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan model bisnis. Karakterisitik struktur biaya antara lain : 1. Cost Driven Model bisnis Cost Driven berfokus pada peminimalan biaya. Pendekatan
ini
mempertahankan
bertujuan Cost
untuk
Structure
menciptakan seramping
dan
mungkin,
93
menggunakan Value Proposition dengan harga rendah, Maximum Automization dan Extensive Outsourcing. 2. Value Driven Beberapa perusahaan kurang peduli terhadap implikasi biaya desain model bisnis tertentu, dan berfokus pada penciptaan nilai. Premium Value Proposition dan High Degree of Personalized Service biasanya menjadi ciri model bisnis value driven. Struktur biaya dapat memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Fixed Cost (Biaya tetap) Biaya-biaya yang tetap sama meskipun volume barang atau jasa yang di hasilkan berbeda-beda. Contohnya : gaji, uang sewa, dan fasilitas fisik pabrik. b. Variable Cost (Biaya variable) Biaya-biaya yang bervariasi secara proporsional dengan volume barang atau jasa yang di hasilkan. c. Economic of Scale (Skala ekonomi) Keunggulan biaya yang dinikmati suatu bisnis ketika produksinya berkembang.
94
d. Economic of Scope (Lingkup ekonomi) Keunggulan biaya yang dinikmati bisnis terkait dengan lingkup operasional yang lebih besar.