BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kursi Pengemudi Salah satu parameter penentu kenyamanan dalam berkendara adalah pada jok atau kursi yaitu tempat dimana penumpang dan pengemudi meletakkan beban tubuhnya sepanjang berkendara. Jok yang nyaman merupakan setengah dari kepuasan berkendara. Secara umum kursi pengemudi adalah tempat duduk bantalan yang berfungsi menopang beban tubuh penumpang atau pengemudi dan sebagai peredam guncangan pada kendaraan diasaat kendaraan melalui jalanan yang tidak rata. 2.2 Pengertian Ergonomic Ergonomic berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu “ergon” berarti kerja dan “nomos” berarti aturan atau hukum. Jadi secara harafiah ergonomic adalah suatu aturan atau norma dalam system kerja. Ergonomic adalah ilmu yang mempelajari mengenai sifat dan keterbatasan manusia yang digunakan untuk merancang system kerja sehingga system tersebut dapat bekerja dengan baik. Dapat pula dikatakan bahwa aplikasi ilmu ergonomic adalah membentuk kondisi yang EASNE yaitu efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien.(Tarwaka,2004)
5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Berdasarkan dari pengertian di atas maka dapat mulai dibayangkan, mengapa ergonomic sangat penting. Ergonomic tidak terbatas hanya pada rancangan kursi yang baik atau meja yang ergonomis saja, melainkan jauh lebih luas, yakni merancang metode, alat dan system kerja sesuai dengan manusianya (pekerja) atau dikenal dengan istilah Human Centered Design. Hal yang paling unik dari ergonomic itu sendiri adalah perhatian yang sangat besar yang diberikan untuk manusia.(Santoso,2004) Manusia merupakan makhluk sempurna yang juga memiliki keterbatasan. Beberapa keterbatasan tersebut dapat telihat pada kapasitas manusia dalam melakukan segala aktivitasnya. Tidak satupun individu mampu melakukan aktivitas kerja tanpa istirahat baik itu pekerjaan fisik maupun mental. Bahkan dengan kondisi yang dianggap sudah baik terkadang hasil kinerja yang diberikan tidak sesuai dengan harapan. Manusia merupakan makhluk yang sangat kompleks. Banyaknya faktor-faktor luar yang saling berinteraksi akan mempengaruhi kinerja manusia baik sebagai individu maupun kelompok. Segala faktor-faktor luar, beban pekerjaan, dan kapasitas manusia yang ia miliki itulah yang dipelajari secara mendalam dalam ilmu ergonomic. Ergonomic secara umum dibagi menjadi dua cabang ilmu penting yakni, ergonomic mikro dan ergonomic makro. Perbedaannya adalah sebagai berikut: 1. Ergonomic mikro, merupakan keilmuan ergonomic yang kita kenal banyak sekarang. Jika anda pernah mempelajari ergonomic dan mendengar istilah-istilah seperti fisiologi kerja, biomekanika kerja, lingkungan fisik, antropometri, dan lain-lain, halhal tersebut merupakan keilmuan dalam lingkup ergonomic mikro. Secara umum, ergonomic mikro merupakan keilmuan dalam lingku mikro yakni lingkup stasiun kerja (work station).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
2. Ergonomic makro, merupakan keilmuan yang jauh lebih luas. Keilmuan ergonomic makro mencakup organisasi, perusahaan, masyarakat luas atau bahkan Negara.
Konsep dasar yang melatarbelakangi ergonomic adalah adanya perbedaan pada kemampuan dan tuntutan dari pekerjaan itu sendiri yang selanjutnya disebut sebagai kapasitas (capacity) dan tuntutan pekerjaan (demand). Kapasitas haruslah selalu lebih besar dari tuntutan pekerjaan, lebih mudah dinyatakan dengan C > D. jika formula tersebut tidak terpenuhi, maka dapat dipastikan manusia dan pekerjaanya akan mengalami masalah (baik langsung maupun tidak). Menyatakan ergonomic dengan menggunakan pendekatan yang lebih menyeluruh yaitu focus utama, tujuan, dan pendekatan utama, dimana penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Secara focus Ergonomic memfokuskan diri pada unsur manusia dan interaksinya dengan produk, fasilitas, dan lingkungan-lingkungan kerja. 2. Secara tujuan Tujuan yang hendak dicapai ergonomic adalah peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja yang dihasilkan oleh system manusia-mesin, sambil tetap mempertahankan unsur kenyamanan serta kesehatan dan keselamatan kerja sebaik mungkin. 3. Secara pendekatan Pendekatan ergonomic adalah penggunaan informasi mengenai kemampuan dan keterbatasan manusia pada perenangan system kerja mauppun prosedur kerja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Gambar 2.1 Posisi Duduk Yang Tepat Saat Mengemudi
Secara ruang lingkup ergonomic merupakan perpaduan antara beberapa bidang ilmu, antara lain ilmu faal, anatomi dan kedokteran, psikologi faal, ilmu fisika dan teknik. Ilmu faal dan anatomi memberikan gambaran bentuk tubuh manusia, kemampuan tubuh atau anggota gerak untuk mengangkat atau ketahanan terhadap suatu gaya yang diterimanya, serta satuan ukuran besaran panjangnya suatu anggota tubuh. Psikolog faal memberikan gambaran terhadap fungsi otak dan system persyaratan dalam kaitannya dengan tingkah laku, sementara eksperimental mencoba memahami suatu cara bagaimana mengambil sikap, memahami, mempelajari, mengingat serta mengendalikan proses motoric. Sedangkan ilmu fisika dan teknik memberikan informasi yang sama untuk desain dan lingkungan dimana operator terlibat. Focus ergonomic melibatkan tiga komponen utama yaitu manusia, mesin, dan lingkungan yang saling berinteraksi antara satu sama dengan yang lainnya. Interaksi tersebut menghasilkan suatu system kerja yang tidak biasa dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya yang dikenal dengan istilah worksystem.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Dalam ergonomic, manusia merupakan titik sentral. Sebagai titik sentral, maka keterbatasan manusia haruslah menjadi patokan dalam penataan suatu produk yang ergonomis. Keterbatasan itu dapat berasal dari dalam, maupun dari luar manusia. Faktor yang berasal dari dalam misalnya kekuatan otot, dan bentuk serta ukuran tubuh. Sedangkan faktor dari luar yaitu lingkungan kerja, penyakit, gizi, dan social ekonomi.(Nurmianto,2003)
Gambar 2.2 Posisi Mengemudi Menurut Ergonomic
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
2.3 Diagram Fishbone
Gambar 2.3 Sebelum Improvement
Gambar 2.4 Sesudah Improvement
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
2.4 Fungsi Kursi Pengemudi dari Segi Ergonomic Kursi pengemudi adalah tempat untuk menopang tubuh dan peredam guncangan. Penerapan ergonomic dalam berkendara dimaksudkan agar pengemudi saat berkendara selalu atau sebisa mungkin dalam keadaan selamat, sehat, produktif dan menghasilkan output berkualitas. Ergonomic sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan dari para pengemudi dan interaksi antara manusia dengan unsur-unsur kerja. Kursi atau jok yang ergonomic ini dimaksudkan harus bisa menyangga tulang, karena meski sedang bersandar sebenarnya otot punggung tetap bekerja . otot tulang punggung baru dapat beristirahat pada saat kita sedang tidur. Dan kursi pengemudi ergonomic ini dimaksudkan dapat berfungsi mengatasi permasalahan pada postur tubuh tulang belakang.(Nurmianto,1998)
2.5 Jenis-Jenis Kursi Pengemudi 2.4.1 Kursi Pengemudi Mobil Kursi pengemudi mobil biasa disebut sebagai tempat duduk yang berfungsi sebagai penopang tubuh dan meredam guncangan.
Gambar 2.5 Kursi Pengemudi Mobil
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
2.4.2 Kursi Pengemudi Bus dan Truck Kursi pengemudi ini hampir sama dengan kursi pengemudi mobil, perbedaannya ada pada suspensi yang berada pada bawah kursi pengemudi bus dan truck.
Gambar 2.6 Kursi Pengemudi Bus Dan Truck
2.6 Sensor Sensor adalah peralatan yang digunakan untuk merubah suatu besaran fisik menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian listrik tertentu. Hampir seluruh peralatan elektronik yang ada mempunyai sensor didalamnya, pada saat ini sensor tersebut telah dibuat dengan ukuran sangat kecil. Ukuran yang sangat kecil ini sangat memudahkan pemakaian dan menghemat energi. Sensor merupakan bagian dari transducer yang berfungsi untuk melakukan sensing atau “merasakan dan menangkap” adanya perubahan energi eksternal yang akan masuk ke bagian input transducer, sehingga perubahan kapasitas energi yang ditangkap segera dikirim kepada bagian kovertor dari transducer untuk dirubah menjadi energi listrik. Sistem kontrol saat ini telah berkembang menuju suatu sistem yang terintegrasi dimana setiap subsitem tunggal adalah bagian yang berbeda dari unit yang sama pengukuran dibuat oleh sensor.(Toyibu,2003)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
2.6.1 Jenis-Jenis Sensor
Sensor Suhu
Gambar 2.7 Sensor Suhu Alat yang digunakan untuk merubah besaran panas menjadi besaran listrik. Ada beberapa metode yang digunakan untuk membuat sensor ini, salah satunya dengan cara menggunakan material yang berubah hambatanya terhadap arus listrik sesuai dengan suhunya.
Sensor Cahaya
Gambar 2.8 Sensor Cahaya Alat yang digunakan untuk merubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Prinsip kerja dari alat ini adalah mengubah energi foton menjadi elektron. Seperti namanya sensor ini digunakan terhadap- objek-objek yang memiliki bentuk warna atau cahaya, yang diubah menjadi daya yang berbeda-beda
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Sensor Tekanan
Gambar 2.9 Sensor Tekanan Sensor tekanan memiliki transducer yang mengukur ketegangan kawat, dimana mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderaanya pada perubahan tahanan pengantar yang berubah akibat perubahan panjang dan luas penampangnya.
Sensor Proximity
Gambar 2.10 Sensor Proximity Sensor proximity atau yang disebut “sensor jarak” adalah sebuah sensor yang mampu mendeteksi keberadaaan benda yang berada didekatnya tanpa melakukan kontak fisik secara langsung. Biasanya sensor ini terdiri dari alat elektronis solid-state yang terbungkus rapat untuk melindungi dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Sensor Ultrasonik
Gambar 2.11 Sensor Ultrasonik Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya
kembali
dengan
perbedaan
waktu
sebagai
dasar
penginderaanya. Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Sensor ultrasonik hanya dapat mengukur pada bidang pantul dengan kemiringan maksimal 20 derajat pada rentang 60 sampai 200 cm. Kemiringan maksimal
ini
berkurang
sampai
0
derajat
cm.(U.M.Zaeny,2006)
Sensor Magnet
Gambar 2.12 Sensor Magnet
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pada
tinngi
400
16
Sensor magnet atau disebut relay buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magner dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam benuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap ataupun uap.
Sensor Kecepatan (RPM)
Gambar 2.13 Sensor Kecepatan Proses penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan dari suatu motor, dimana suatu poros/object yang berputar pada suatu generator akan menghasilkan suatu tegangan yang sebanding dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering pula diukur dengan menggunakan sensor yang mengindera pulsa magnetis (induksi) yang timbul saat medan magnetis terjadi.
Sensor Penyandi (Encoder)
Gambar 2.14 Sensor Penyandi (Encoder)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Sensor penyandi (encoder) digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran menjadi sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi. Yaitu penyandi rotari tambahan yang akan membangkitkan gelombang kotak pada objek yang diputar dan penyandi absolut mempunyai cara kerja yang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak yan dihasilkan sehingga suatu pengkodean dalam susunan tertentu. Tuntunan untuk memeriksa komposisi gas buang untuk membatasi polusi lalu lintas perkotaan dan untuk mengurangi konsumsi memaksa penerapan sistem kontrol mesin elektronik. Sistem kontrol elektronik termasuk sistem terpisah memeriksa pasokan waktu, pengapian dan resirkulasi gas buang. Sistem kontrol ini telah berkembang menuju suatu sistem yang teritegrasi dimana setiap subsistem tunggal adalah bagian yang berbeda dari unti yang sama, pengukuran dibuat oleh sesnsor mewakili input dari jenis sistem adalah sebagai berikut : (Toyibu,2003)
Kuantitas aliran udara, kecepatan poros penggerak, posisi sudut poros penggerak
Konsentrasi oksigen di gas buang, suhu pendingin
Posisi katup throttle
2.6.2 Tranducer Tranducer adalah alat yang berfungsi untuk mengubah suatu bentuk energi tertentu ke dalam bentuk energi lain, dalam hal ini biasanya selalu diubah kedalam bentuk energi listrik. Alasan mengapa energi listrik yang berupa arus atau tegangan listrik ini merupakan pilihan yang paling banyak digunakan antara lain : 1. Energi listrik paling mudah untuk dimanipulasi, artinya mudah diatur dan dirubah baik dari segi bentuknya, frekuensinya maupun kegunaanya. 2. Energi listrik mudah disimpan atau jika dalam bentuk analog akan di simpan dalam baterai dan jika bentuknya adalah digital akan disimpan dalam memori.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Peningkatan otomatisasi jalan kendaraan adalah melalui penerapan sistem sensor untuk pengendalian komponen kendaraan dan subsistem.sensor cocok untuk mengontrol dan melakukan diagnostik sistem,pengembangan sesnsor baru murah,handal dan direncanakan digunakan dalam bidang mobil telah dibut diperlukan untuk kemajuan dalam teknologi.(Toyibu,2003)
2.7 Komponen Kursi Pengemudi 1. Sasis (Frame) Sasis adalah kerangka internal yang menjadi dasar produksi sebuah objek, sebagai penyokong bagian-bagian seperti mesin atau alat elektronik objek tersebut. Sasis dapat dianalogikan dengan kerangka tulang pada binatang. Pada kendaraan bermotor seperti mobil, sasis terdiri dari kerangka bagian bawah mobil, roda, transmisi, system suspense, dan mesin. Pada kendaraan tempur lapis baja, sasis dapat terdiri dari bagian bawah badan kendaraan, termasuk roda rantai, mesin, kursi supir, dan tempat awak kendaraan.
Gambar 2.15 Sasis Kursi Pengemudi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
2. Rel Penggeser (Slide Rail) Pada kursi pengemudi rel penggeser berfungsi untuk menggerakkan posisi kursi pengemudi kedepan atau kebelakang.
Gambar 2.16 Rel Penggerak (Slide Rail)
3. Suspensi Dasar (Base Suspension) Suspensi dasar berfunsi sebagai mengurangi getaran bokong pengemudi pada kendaraan.
Gambar 2.17 Suspensi Dasar (Base Suspension)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
4. Suspensi Belakang (Back Suspension) Berfungsi sebagai mengurangi getaran punggung pengemudi pada kendaraan.
Gambar 2.18 Suspensi Belakang (Back Suspension)
5. Sabuk Wadah (Belt Receptacle) Sebagai tempat pengunci sabuk pengaman pada kursi pengemudi.
Gambar 2.19 Sabuk Wadah (Belt Receptacle)
6. Senderan Kepala (Headrest)
Gambar 2.20 Senderan Kepala (Headrest)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
7. Mekanisme Berbaring (Reclining Mechanism) Bagian ini berfungsi untuk mengatur kemiringan senderan kursi pengemudi.
Gambar 2.21 Mekanisme Berbaring (Reclining Mechanism)
8. Busa Jok
Gambar 2.22 Busa Jok
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
9. Kulit Jok Kulit jok adalah lapisan kulit atau luar dari bagian kursi pengemudi
Gambar 2.23 Kulit Jok
10. Bodi Belakang Kursi (Seat Back Cover)
Gambar 2.24 Bodi Belakang Kursi (Seat Back Cover)
2.8 Posisi Duduk Pengemudi Menurut Ergonomicnya Kursi pengemudi adalah komponen yang pertama disetel. Prinsip pengaturannya yaitu, lutut harus membentuk sudut sekitar 110°. Seorang pengemudi mesti mendapatkan posisi mengeudi yang tepat terlebih dahulu sebelum menjalankan kendaraannya. Pengaturan ini berguna untuk menjamin keamanan, keselamatan, dan kenyamanan dalam berkendara. Dengan posisi mengemudi yang tepat membuat pengemudi dapat memutar serta meminimalkan potensi cidera bira terjadi kecelakaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Posisi ini berguna agar kaki bisa menekan pedal-pedal dengan kekuatan maksimum dan tidak menimbulkan cidera. Untuk mendaatkan hal ini, pengemudi mesti memajumundurkan kursi pengemudi. Tuas pengaturan biasanya berada pada dibawah kursi pengemudi di sisi kanan atau kiri, atau di bagian depan. Untuk kursi pengemudi mobil yang sudah digerakkan secara elektrik, pengemudi tinggal menekan tombol di samping bawah kanan supir. Setelah itu baru setel sandaran punggung di kursi (backrest). Patokannya, bagian ini mesti menopang seluruh bagian punggung dengan baik. Pengaturannya memanfaatkan tuas di samping jok, bisa berupa pengunci atau kenop putar. Pada beberapa tipe mobil juga dilengkapi penyetelan tambahan seperti ketinggian, kedalaman, kursi pengemudi, atau lumbar support.
2.9 Permasalahan Kursi Pengemudi dalam Berkendara Mengemudi sudah menjadi kegiatan yang dilakukan setiap hari oleh masyarakat. Tapi kegiatan ini bisa menimbulkan beberapa masalah dalam mengendarai kendaraan yaitu bagian tubuh pengemudi. Permasalahan yang biasanya muncul dalam mengendarai kendaraan adalah ketika pengemudi berkendara untuk jarak jauh atau setiap hari mengemudi kendaraannya dengan posisi yang salah sehingga menimbulkan rasa nyeri atau sakit di beberapa bagian tubuh. Beberapa permasalahan yang sering terjadi pada pengemudi:
2.9.1 Sakit Punggung Hal ini kerap terjadi oleh para pengemudi di saat mengemudi dengan jarak jauh dikarenakan posisi kursi pengemudi yang tidak tepat pada kemiringan yang tidak disesuaikan dengan posisi punggung pengemudi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
2.9.2 Nyeri Dileher dan Bahu Nyeri di leher dan bahu biasanya terjadi dikarenakan disaat pengemudi mengendarai kendaraannya sering menengok kepalanya pada saat berkendara dan memutar-mutar setir kendaraan, biasanya hal ini terjadi jika pengemudi menyetir dalam waktu yang cukup lama.
2.9.3 Cidera Stress yang Berulang Cidera stress yang berulang, biasanya terjadi pada pengemudi truk atau bus yang mengemudi dengan jarak jauh sehingga merasa nyeri di bahu, siku, serta pergelangan tangan.
2.9.4 Berefek Degradasi Mengemudi terlalu lama dapat menyebabkan degenerasi. Yang dimaksud dengan degenerasi adalah proses penuaan yang terjadi lebih cepat, bantalan tulang yang bersifat elastis akan berkurang keelastisannya. Disebabkan kandungan cairan dibagian itu berkurang, akibatnya badan sering terasa ngilu. Jika posisi mengemudi membentuk postur tubuh yang tidak benar, apalagi berjam-jam dalam berkendara maka struktur tulang belakang mengalami kelelahan, karena sebagai penyeimbang jika posisi mengemudi tidak lazim, otot dapat fatigue (lelah). Struktur tulang belakang terdiri dari sendi, bantalan, saraf dan otot. Semuanya bekerja supaya tulang dapat bergerak dan berdiri tegak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
2.9.5 Adanya Ketegangan pada Paha Belakang Hal ini biasa terjadi bagi para pengemudi dikarenakan posisi duduk yang salah dan pada saat menginjak pedal-pedal otot pada paha belakang terjadi ketegangan.
2.9.6 Kram pada Tungkai Kaki Kram pada tungkai kaki biasa terjadi dikarenakan posisi tungkai kaki yang kurang tepat saat berkendara sehingga sirkulasi darah terhambat dan menyebabkan kram pada tungkai kaki.
Gambar 2.25 Sakit Punggung Kondisi ini biasanya disebabkan oleh terlalu lama duduk dan tidak mendapatkan dukungan yang baik dari tulang belakang, postur menyetir yang salah, melakukan gerakan yang sama berulang-ulang dalam 1 menit serta adanya getaran ban yang mempengaruhi otot. Jalan yang tidak rata atau polisi tidur dapat menyebabkan getaran dari kendaraan yang mempengaruhi tulang belakang. Jika postur tubuh tidak tepat pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
saat mengemudi, maka getaran ini bisa menyebabkan cidera. Paparan jangka panjang dapat menyebabkan disc herniation (bantalan antara ruas tulang belakang didorong keluar posisi normal yang menyebabkan iritasi pada saraf tulang belakang). Adapun sandaran yang bagus itu agak tegak, lantaran membuat pengemudi rileks. Dalam posisi itu otot tidak bekerja terlalu keras untuk menyangga tulang. Sehingga pengemudi pun lebih tahan lama menyetir, namun tentunya jangan terlalu tegak. Sebab jika pada saat posisi mengerem mendadak dapat membahayakan dada menumbuk panel dasbor. Posisi menyetir dengan posisi-posisi badan yang menjuah pada lingkar setir tidak direkomendasikan, dikarenakan tangan meraih setir terlalu jauh. Sehingga meski punggung menempel pada sandaran, kepala akan maju dan leher dapat menyebabkan kelelahan pada leher. Selain posisi, durasi mengemudi yang kelamaan juga berpotensi pada badan pegal-pegal. Jadi tidak dianjurkan pengemudi menyetir kendaraannya untuk waktu yang lama, disebabkan otot punggung yang tidak kuat lagi menopang tulang. Akibatnya tekanan yang diterima tubuh mencapai ke sendi. Meski belum ada studinya namun diasumsikan pada efeknya.
2.10 Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan pada Kursi Pengemudi dalam Berkendara Dalam berkendara pengemudi harus memperhatikan beberapa hal penting pada kursi pengemudi. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kursi pengemudi dalam berkendara:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
2.10.1 Keamanan Maksud dari keamanan yaitu agar meminimalisir cedera yang dialami oleh pengemudi, misalnya: 1. Maneuver berkendara yang terbatas dikarenakan duduk terlalu dekat dengan kemudi. 2. Cedera tulang punggung (syaraf tulang belakang) dikarenakan posisi duduk yang tidak tepat dan badan tidak tertopang dengan aman di kursi pengemudi. 3. Kemungkinan lepas kendali tangan (terlepas dari kemudi) bila duduk terlalu jauh saat kendaraan melewati jalan rusak atau menyenggol trotoar.
2.10.2 Kenyamanan Keamanan adalah prioritas dari faktor kenyamanan. Namun faktor ini bukanlah yang tidak penting dalam pengaturan posisi duduk pada saat berkendara. Agar pengemudi tidak mudah lelah, dan merasa nyaman saat berkendara yaitu memposisikan posisi pengemudi dengan tepat sampai pengemudi merasa nyaman saat berkendara.
2.10.3 Kontrol Kontrol ini bertujuan memudahkan mengontrol situasi sekitar dan dapat melihat maksimal semua sisi di sekitar kendaraan. Salah satu faktor berkendara aman adalah mendapatkan pandangan yang aman. Selain itu pengemudi juga dapat dengan mudah mengontrol semua instrument indikator di dalam kendaraan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
2.10.4 Komunikasi Posisi duduk yang benar akan memudahkan pengemudi menjangkau peralatan atau tombol perlengkapan. Misalnya tombol lampu-lampu, klakson, wiper dan lainnya. Dengan demikian memudahkan saat melakukan komunikasi dengan pengguna jalan lain. Seperti saat akan berbelok. Untuk mencapai tujuan di atas ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan untuk mendapatkan posisi duduk dengan berat badan yang benar. Posisi duduk pengemudi harus sehat, duduk dengan berat badan bertumpu pada bagian bokong bukan dengan punggung. Berikut memposisikan duduk yang benar: 1. Dimulai dengan mengatur tempat duduk bagian bawah. Diatur tidak terlalu jauh dari posisi pedal-pedal. Ketika kaki kiri sedang mengoperasikan pedal koling, kaki dapat menapak secara maksimal kelantai kendaraan. Selain itu, ketika kaki kiri sedang mengoperasikan pedal kopling tumit masih bisa menempel pada permukaan lantai. 2. Selanjutnya dalam posisi normal, kedua kaki diatur agar tidak terlalu menekuk. Kondisi menekuk berjam-jam akan membuat sirkulasi darah pada bagian kaki tidak lancer. Konsekuensinya adalah kepenatan. Hal ini ternyata mempengaruhi kualitas konsentrasi. Dengan demikian kepenatan harus dapat diantisipasi dengan baik. 3. Kemudian atur posisi badan dengan menggunakan pengaturan kursi pengemudi. Caranya tempatkan salah satu tangan pada titik paling jauh dari linkar kemudi. Yaitu (jika kemudi diibaratkan sebuah jam) pada jam 12, tangan harus lurus dan pergelangan tangan tepat di jam 12. Maka jarak badan anda sudah tepat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
4. Pada posisi normal kedua tangan diletakkan pada posisi aman yaitu pada jam 9 – 3 senderung antara 10 – 2. Dengan posisi ini maka pengoperasian setir akan leluasa. Jika terjadi tabrakan, badan pengemudi tidak terlalu dekat dengan kolom setir. Sehingga benturan keras pun pada badan dapat terhindar. Dalam keadaan mobil bergerak liar pengemudi pun akan dapat mengolah roda kemudinya tanpa harus menggerakkan punggungnya keluar dari backrest atau sandaran kursi. 5. Posisi duduk dimana punggung kadang menempel kadang tidak menempel pada sandaran adalah indikasi posisi duduk yang terlalu jauh dari lingkaran kemudi. Sebaliknya ketika tangan sedang menarik ke bawah dan siku menempel pada perut, maka ini menandai bahwa posisi duduk terlalu dekat.
Gambar 2.26 Posisi Duduk Pengemudi Yang Tepat.
Sitting position sangat penting dalam mengoperasikan kendaraan dengan maksimal. Sehingga para pembalap membuat posisi duduk sedemikian rupa agar ia dapat maksimal mengendalikan kendaraannya. Namun factor keamanan dan kesehatan menjadi pertimbangan. Posisi duduk yang salah selain meletihkan juga akan mempengaruhi keamanan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
2.11 Buzzer Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hamper menyerupai dengan load speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi electromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indicator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).
Gambar 2.27 Buzzer
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
2.12 Summary Nyeri punggung merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Prevalensi nyeri pinggang pada pemandu seperti pengemudi, pengendara sepeda motor, atau penarik becak lebih tinggi berbanding pekerjaan-pekerjaan lain, yang menunjukkan masalah nyeri punggung bawah yang timbul akibat duduk lama menjadi fenomena yang sering terjadi saat ini. Berdasarkan survey yang sudah dilakukan pada supir bus trayek Manado-Langowan di Terminal Karombasan, ada banyak tempat duduk pengemudi yang sudah tidak layak digunakan oleh supir-supir dan kendaraan yang mereka gunakan sudah tergolong tua. Hal ini dapat memicu terjadinya gangguan musculoskeletal seperti sakit pinggang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara durasi mengemudi dan factor ergonomic dengan keluhan sakit pinggang pada supir bus trayek ManadoLangowan di Terminal Karombasan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode observasional analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah semua supir bus trayek Manado-Langowan yang ada di terminal angkutan umum Karombasan yang berjumlah 68 orang dan diambil 40 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi nyeri pinggang pada supir bus tayek Manado-Langowan di Terminal Karombasan yaitu sebesar 62,5% dan berdasarkan hasil uji statistic dengan menggunakan uji chi square dengan
= (0,05)
menunjukkan adanya hubungan antara keluhan nyeri pinggang dengan durasi mengemudi (p value = 0,003), faktor ergonomic (p value = 0,000). Disarankan agar para supir memperhatikan posisi duduk dalam mengemudi, dan kendaraan-kendaraan yang sudah tua dan tidak layak pakai tidak perlu digunakan lagi. Perlu memperhatikan waktu kerja dan waktu istirahat misalnya berhenti sejenak dari aktivitas mengemudi untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
istirahat. ( Miriam I.Y. 2013. Hubungan Durasi Mengemudi Dan Faktor Ergonomi Dengan Keluhan Nyeri Pinggang Pada Supir Bus Trayek Manado-Langowan Di Terminal Karombasan)
Dalam rangka pengembangan pengembangan mobil pick up GEA, PT. INKA berusaha unutk menghasilkan prosuk mobil nasional yang terbaik untuk masyarakat Indonesia. Salah satu masalah yang ada adalah kabin mobil pick up yang ada saat ini dirasa terlalu sempit dan tidak ergonomis bagi pengemudi pada saat berkendara. Sehingga perlu dilakukan analisa ergonomic yang digunakan untuk mengevaluasi kenyamanan pengemudi saat mengendarai mobil pick up dan selanjutnya akan dilakukan perbaikan. Analisa kenyamanan desain kabin mobil yang salah akan dibuat simulasinya melalui software CATIA V5. Simulasi tersebut digunakan untuk mengetahui nilai resiko cedera tubuh (RULA)yang akan terjadi. Perbaikan posisi tubuh mungkin dilakukan jika nilai resiko cedera tubuh yang didapat cukup tinggi. Dengan adanya perubahan tubuh, maka dilakukan perancangan alternative desain kabin yang baru. Desain kabin yang baru meliputi analisa dan perancangan semua komponen yang ada di dalamnya seperti kemudi, kursi, pedal, handbreak dan persneling mobil. Dari artikel ini didapatkan kajian ergonomic dari mobil pick up GEA dengan nilai resiko cedera tubuh pengemudi pada saat mengendarai mobil adalah 4 da saat memegang tuas handbreak yang bernilai 5. Kemudian dirancang desain kabin mobil yang baru dimana kursi antara pengemudi dan penumpang yang terpisah dan posisi handbreak dipindah ke sebelah kiri pengemudi. Desain kabin yang terlalu sempit diatasi dengan menurunkan frame dudukan kursi sebesar 80 mm, sudut sandaran kursi dirubah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
menjadi 100°, jok kursi mobil dipertipis sampai 60 mm, serta kursi mobil untuk pengemudi diberi slider agar dapat digerakkan maju mundur dan dapat disesuaikan dengan kondisi tubuh pengemudi. Berdasarkan perubahan desain tersebut, maka didapatkan nilai resiko cedera tubuh pada pengemudi menjadi 3 dan untuk penumpang bernilai 2 sehingga dapat dikatakan desain yang baru ini lebih ergonomis. (Fininawati Dwi Wahyuni. Perancangan Kabin Mobil Pick Up yang Ergonomis Dalam Rangka Pengembangan Mobil GEA)
Kecenderungan posisi duduk ibu saat menyusui adalah tanpa sandaran, leher dan punggung membungkuk dengan membentuk posisi yang statis dan monoton. Hal ini tidak dibenarkan karena dapat menimbulkan sensasi ketidak nyamanan saat menyusui. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk meminimalisasi ketidak nyamanan dengan penggunanaan kursi ergonomis saat menyusui dengan harapan ibu dapat melakukan aktivitas menyusui dengan posisi duduk yang benar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan pretest-posttest control group design dengan jumlah sampel 34 orang yang dibagi menjadi kelompok eksperimen dan kelompok control, masing-masing sebanyak 17 responden. Pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa penggunaan kursi ergonomis saat menyusui sedangkan pada kelompok control melakukan aktivitas menyusui seperti biasanya. Skor kenyamanan diperoleh dari skor ketidak nyamanan pada lembar body part discomfort scale. Data dianalisis dengan uji Wilcoxon Signed-Rank Test dan MannWhitney Test. Hasil uji Wilcoxon Signed-Rank Test menyatakan bahwa pada p-value 0,015 diketahui terdapat perbedaan rata-rata secara signifikan skor ketidak nyamanan antara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
sebelum dan setelah pada kelompok eksperimen. Sedangkan pada uji yang sama, dengan p-value 0,977 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan skor ketidak nyamanan antara sebelum dan setelah pada kelompok control. Adapun uji Mann-Whitney menunjukkan dengan p-value 0,046. Berarti terdapat beda rata-rata skor ketidak nyamanan antara kelompok eksperimen dan kelompok control. Simpulan diperoleh bahwa penerapan kursi ergonomis dapat meningkatkan skor kenyamanan posisi duduk ibu menyusui. Sehingga, diharapkan pada ibu dapat menerapkan posisi duduk yang baik dan benar selama menyusui dengan menggunakan kursi ergonomis. (Sri Lisdiana. 2013. Pengaruh Penggunaan Kursi Ergonomis Terhadap Kenyamanan Posisi Duduk Pada Ibu Menyusui Bayi Usia Samapai Enam Bulan Di Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Tahun 2013)
Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian Lubis (2009) mengenai keluhan yang dirasakan oleh pengguna jok mobil pengemudi tipe minibus. Masalah utama pada penelitian ini adalah apakah jok mobil tersebut sudah ergonomis untuk digunakan jika ditinjau berdasarkan analisis RULA menggunakan perangkat lunak desain CATIA V5R17. Dalam penelitian ini sebagian data telah ada karena penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan Lubis (2009). Sebagai pembantu dalam penelitian digunakan manikin dengan memberikan ukuran antropometri sesuai dengan data yang dikumpulkan. Berdasarkan analisis RULA (Rapid Upper Limb Assessment) menggunakan CATIA V5R17, dapat dilihat bahwa skor akhir menunjukkan angka 2 dan berwarna hijau.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Dengan demikian nilai tersebut juga mengindikasikan postur kerja pada produk jok mobil tersebut dianggap masih dapat diterima, selama pengemudi tidak berada terlalu lama atau berulang-ulang pada kondisi tersebut. Rekomendasi perbaikan desain jok mobil yang diberikan untuk mengurangi resiko pada lengan bawah salah satunya adalah dengan menambahkan pengaturan maju mundur dari jok mobil. Jok mobil rekomendasi juga ditambahkan lebar dan penyangga bahu agar tidak bergeser dari posisi utamanya. Selain itu direkomendasikan juga agar setir atau system kemudi dari kendaraan ini juga menggunakan tilt seetring dan telescope steering. Hasil analisis RULA dengan jok rekomendasi adalah bahwa skor lengan bawah yang tadinya 2 berubah menjadi 1 dan berwarna hijau. Dengan demikian nilai tersebut juga mengindikasikan ostur kerja pada produk jok mobil tersebut dianggap masih dapat diterima. (Yogie Miharja. Analisis Ergonomi Pada Desain Produk Jok Mobil Pengemudi Tipe Minibus)
Model kursi pengemudi bajaj ditinjau dari segi ukuran, material penyusun maupun desainnya dinilai kurang ergonomis karena tidak dapat menyangga tulang belakang terutama lumbar dengan baik. Rancangan bentuk kursi pengemudi bajaj yang ergonomis dapat memperlambat proses terjadinya kelelahan dan mecegah terjadinya gangguan pada tulang belakang pengemudi. Penilitian dan perbaikan bentuk fisik kursi engemudi bajaj diawali dengan mengumpulkan data berupa data primer, yaitu hasil wawancara dan data antropometri, serta data sekunder yaitu data spesifikasi teknis interior ruang kemudi bajaj. Perbaikan bentuk fisik kursi pengemudi bajaj terlihat dalam bentuk permodelan komputasi grafis dengan menggunakan perangkat lunak (software) Manikin In Catia Released 10.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Hasil rancangan kursi pengemudi bajaj divisualisasikan dalam bentuk 3D dan dianalisis dengan melakukan simulasi penempatan manikin pengemudi bajaj pada desain kursi yang dihasilkan. Perubahan dimensi dan desain atau bentuk fisik kursi pengemudi bajaj yang lebih ergonomis diantaranya adalah untuk alas duduk, ketinggian alat duduk, tinggi sandaran punggung dan lebar sandaran punggung. (Dian Kemala Putri. 2004. Permodelan Komputasi Grafis Untuk Perbaikan Kursi Pengemudi Bajaj)
http://digilib.mercubuana.ac.id/