BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Seorang manajer keuangan dalam suatu perusahaan harus mengetahui bagaimana mengelola segala unsur dan segi keuangan, hal ini wajib dilakukan karena keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Unsur manajemen keuangan harus diketahui oleh seorang manajer. Misalkan saja seorang manajer keuangan tidak mengetahui apa-apa saja yang menjadi unsur-unsur manajemen keuangan, maka akan muncul kesulitan dalam menjalankan suatu perusahaan tersebut. Sebab itu, seorang manajer keuangan harus mampu mengetahui segala aktivitas manajemen keuangan, khususnya penganalisisan sumber dana dan penggunaan-nya untuk merealisasikan keuntungan maksimum bagi perusahaan tersebut. Seorang manajer keuangan harus memahami arus peredaran uang baik eksternal maupun internal. James C. Van Horne, mendefinisikan manajemen keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan persoalan, pendanan dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh.
5
Sementara itu Brigham mengatakan manajemen keuangan adalah seni (art) dan ilmu (sciene), untuk me-manage uang, yang meliputi proses, institusi/ lembaga, pasar, dan instrumen yang terlibat dengan masalah transfer uang diantara individu, bisnis, dan pemerintah. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas manajemen termasuk lembaga yang berhubungan erat dengan sumber pendanaan dan investasi keuangan. Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu : 1. Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva. 2. Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan. 3. Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin. Dengan demikian manajemen keuangan adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam bidang keuangan, yakni perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan keuangan. Tak satu pun kegiatan operasional diatas dapat berjalan apabila bagian keuangan gagal memperoleh dana (sesuai tunai ataupun kredit) untuk membiayai kegiatan tersebut. Artinya, berfungsi bagian keuangan merupakan prasyarat bagi kelancaran pelaksanaan kegiatan pada bagian-bagian lainnya.
6
2.2. Tujuan Manajemen Keuangan Apabila suatu perusahaan akan dijual, maka terlebih dahulu perusahaan itu dinilai oleh si pembeli. Karena yang dijual itu adalah seluruh aktiva, baik aktiva tetap maupun aktiva lancar, maka penilaian itu akan mencakup seluruh aktiva yang ada, maka pemilik perusahaan yang menjual perusahaan itu membayar semua hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Sisanya menjadi milik para pemegang saham, yakni para pemilik modal sendiri yang jumlahnya mencerminkan tingkat keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan tersebut. Sampai seberapa besarnya harga perusahaan tersebut sedianya akan dibeli pembeli, tergantung dari prospek jangka panjang perusahaan tersebut meneliti pertumbuhannya. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa tujuan suatu perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan itu. Dengan nilai perusahaan yang tinggi, akan menaikkan jumlah kekayaan para pemilik modal sendiri. Itulah sebabnya maka dalam teori manajemen keuangan modern disebutkan bahwa tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan para pemegang saham. Istilah memaksimumkan profit pada dasarnya hanya merupakan tujuan jangka pendek, sebab hanya meliputi satu periode atau untuk periode tertentu. Dalam analisis multi periode, profit itu merupakan konsep arus, dimana para pengusaha ingin memaksimumkan arus profitnya pada seluruh periode yang bersifat
independen
dan
homogen.
Dalam
keadaan
demikian,
tujuan
memaksimumkan profit jangka pendek mengarah kepada maksimum profit jangka
7
panjang. Artinya jika profit itu selalu meningkat pada setiap tahun maka nilai perusahaan juga akan meningkat. Akan tetapi apabila perolehan profit itu naik tapi pada tahun-tahun yang lainnya profit itu malah menurun, maka kedua tujuan itu tidak ekuivalen. Dengan demikian maka jelaslah bahwa tujuan memaksimumkan kekayaan pemegang saham dianggap lebih baik daripada memaksimumkan profit, karena telah mempertimbangkan beberapa hal seperti : 1. Kekayaan Jangka Panjang 2. Risiko dan Ketidakpastian 3. Waktu Memperoleh Keuntungan 4. Keuntungan Pemegang Saham Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin. Seorang manajer juga harus mampu menekan arus peredaran uang agar terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan.
2.3.
Fungsi Manajemen Keuangan Fungsi manajemen keuangan merupakan proses perencanaan anggaran
(budgeting) dimulai dengan forecasting sumber pendanaan (source fund), pengorganisasian kegiatan penggunaan dana secara efektif dan efesien, serta mengantisipasi semua resiko (risk ability). Peranan manajer keuangan akan sangat
8
menonjol, antara lain pencarian sumber dana atau sources of fund, seperti dana jangka pendek, dana jangka panjang, dan dari modal sendiri. Dana jangka pendek antara lain pinjaman dari bank jangka pendek, seperti cerukan atau overdraft, anjak piutang atau factoring dan kredit dari supplier atau supplier’s credit. Sumber dana jangka panjang berupa pinjaman bank, obligasi (bonds), leasing, debentures dan warrants. Modal sendiri dapat berupa modal melalui penjualan saham di pasar modal. Selanjutnya, dana-dana dari sumber dana jangka pendek itu dialokasikan untuk investasi jangka pendek dalam bentuk: kas, piutang, sekuritas, dan persediaan. Sedangkan jangka panjang dinvestasikan dalam bentuk harta tetap atau fixed assets, seperti tanah, bagunan, mesin-mesin, peralatan pabrik, dan alat-alat angkutan. Di samping itu, dana jangka panjang dapat dinvestasikan (bila memungkinkan) dalam bentuk royalty, hak paten, dan goodwill atau dengan harta tidak berwujud (intangible assets). Dengan demikian, manajer keuangan dalam mencari dana dan mengalokasikan dana tersebut ke dalam investasi yang dilakukan, tujuannya ialah untuk meningkatkan nilai perusahaan dan memaksimumkan keuntungan dalam jangka panjang serta meningkatkan karyawan perusahaan. Sejalan dengan perkembangan ilmu manajemen keuangan ini, fungsi dan peranan seorang manajer keuangan menjadi lebih luas daripada hanya mencari dana dan mengalokasikan dana tersebut di dalam perusahaan. Dalam manajemen
9
keuangan modern sekarang ini fungsi manajer keuangan dapat dibagi dalam tiga macam, yang dapat diuraikan sebagai berikut : a) Menentukan Alternatif Pembiayaan (Financing Decision) Fungsi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan di dalam memilih alternatif pembiayaan yang terbaik dari berbagai alternatif sumber-sumber dana yang tersedia sehingga diperoleh suatu kombinasi pembiayaan yang akan menciptakan struktur keuangan yang optimal. Struktur keuangan yang optimal akan memberikan pengaruh yang positif bagi nilai perusahaan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan dalam penetapan kombinasi pembiayaan agar tercipta suatu keselarasan antara aktiva yang akan dibiayai dan sumber pembiayaannya, baik ditinjau dari segi jumlah dan jangka waktu dana tersebut tertanam dalam aktiva perusahaan, maupun dilihat dari biaya yang harus dikorbankan untuk penarikan dana tadi dengan hasil (return) yang akan diperoleh dari investasi tersebut. b) Menetapkan Pengalokasian Dana (Invesment Decision) Fungsi ini mencakup putusan yang harus dilakukan oleh manajer keuangan di dalam menetapkan kombinasi dari aset yang paling baik bagi perusahaan. Baik investasi dalam modal kerja maupun harta tetap perusahaan, keduanya perlu mendapat perhatian yang seksama agar tercipta pendayagunaan dana yang optimal. Penetapan besarnya investasi dalam uang kas, piutang dagang, dan persediaan merupakan tugas manajer
10
keuangan untuk memutuskan dan memantau agar tercipta keseimbangan antara unsur likuiditas dan rentabilitas di dalam perusahaannya. Sebaliknya, atas investasi jangka panjang yang manfaatnya baru dapat dinikmati di masa mendatang, akan membawa suatu risiko yang harus dianalisis terhadap hasil (return) yang akan diperoleh. c) Menentukan Deviden ( Deviden Decision) Kewajiban manajer keuangan di dalam menetapkn kebijakan pembagian deviden perupakan fungsi yang tak diremehkan karena akan mempengaruhi nilai dari perusahaan tersebut. Nilai perusahaan akan memberikan citra kemakmuran para pemilik perusahaan. Dalam rangka pengambilan keputusan ini seorang manajer keuangan dituntut untuk menganalisis sampai seberapa jauh pembiayaan dari dalam perusahaan itu sendiri
yang
akan
dilakukan
oleh
perusahaan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini mengingat bahwa hasil operasi yang ditanamkan ke dalam perusahaan sesungguhnya merupakan dana pemilik perusahaan yang tidak dibagikan sebagai deviden tunai. Oleh sebab itu, atas dasar perimbangan antara risiko dan hasil diputuskan apakah lebih baik hasil operasi tersebut dibagikan saja sebagai deviden ataukah ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Berdasarkan ketiga fungsi pokok manajer keuangan diatas, tujuan tersebut harus diarahkan kepada pencapaian tujuan perusahaan yang dilihat
11
dari sudut pandang manajemen pembelanjaan, yaitu memaksimalkan nilai perusahaan bagi para pemiliknya. Di dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut untuk mencapai tujuan perusahaan, seorang manajemen keuangan harus tetap berpedoman pada keseimbangan antara likuiditas dan rentabilitas dari perusahaan tersebut. Kedua faktor tersebut bergerak secara berlawanan. Jika perusahaan terlalu menekankan likuditas, rentabilitas dapat berkurang dan begitu pula sebaliknya. Jika perusahaan sangat berhati-hati dan terlalu mementingkan tingkat likuiditas yang harus dipertahankannya, perusahaan cenderung untuk menahan banyak uang kas. Dan, seperti yang kita ketahui bahwa uang kas yang terlalu banyak merupakan “dana yang menganggur” (idle of funds) sehingga situasi itu akan menurunkan tingkat rentabilitas perusahaan dan sebaliknya. Dengan demikian, manajer keuangan dalam mencari dana dan mengalokasikan dana tersebut ke dalam invetasi yang dilakukan dengan bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan memaksimalkan keuntungan dalam jangka panjang serta meningkatkan kesejateraan karyawan. Keberhasilan suatu perusahaan maksimal yang dapat dihasilkan dalam jangka panjang serta sangat bergantung pada fungsi dan tugas seorang manajer keuangan.
12
2.4.
Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan. Pengertian laporan keuangan menurut Sofyan Syahri Harahap (2007:105) sebagai berikut: “Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan pada saat tertentu tau jangka tertentu”. Pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2004:2) pada dasarnya adalah: “Hasil dari proses akutansi dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”. Laporan keuangan suatu perusahaan lazimnya meliputi, neraca (balance sheets), laporan rugi laba (income statement) dan laporan sumber dan penggunaan dana (sources and uses fund). Laporan keuangan ini digunakan untuk berbagi macam tujuan. Setiap penggunaan yang berbeda membutuhkan informasi yang berbeda pula.
13
Informasi yang didasarkan pula analisis keuangan mencakup penilaian keadaan keuangan perusahaan, baik yang telah lampau, saat sekarang dan ekspektasi kepada masa yang akan datang. Tujuan analisis adalah untuk mengidentifikasikan setiap kelemahan dari keadaan keuangan yang dapat menimbulkan masalah di masa depan dan menentukan setiap kekuatan yang dapat digunakan. Kepentingan lain, analisis yang dilakukan oleh pihak luar perusahaan dapat digunakan untuk menentukan tingkat kredibilitas atau potensi investasi. Analisis rasio keuangan merupakan ala utama dalam analisis keuangan, analisis ini dapat dipergunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang keadaan keuangan perusahaan. Untuk membahas tentang analisis keuangan dapat dimulai dengan pembahasan dasar-dasar laporan keuangan. 1. Dasar-dasar Laporan Keuangan Terdapat tiga bentuk laporan keuangan utama yang biasanya dipergunakan untuk menyatakan keadaan keuangan suatu perusahaan, yaitu: a. Neraca (Balance Sheet) Neraca merupakan laporan tentang posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu yang meliputi, aktiva, utang dan modal. Aktiva merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan, sedangkan utang dan modal menunjukkan bagaimana sumber daya ini dibelanjai oleh perusahaan. 14
b. Laporan Laba Rugi (Income Statement) Rugi laba merupakan laporan hasil kegiatan operasional perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan laba rugi pada umumnya disusun dengan menggunakan konsep accrual basis. Hal ini mencerminkan bahwa pendapatan dan biaya yang dilaporkan tidak selalu menggambarkan actual cash flows selama periode tersebut. Dengan demikian, net earnings yang diperoleh tidak sama dengan actual cash yang dihasilkan dari operasional perusahaan. c. Analisis sumber dan penggunaan dana (Source and Uses Funds) Proyeksi keuangan digunakan untuk merencanakan kebutuhan pembiayaan, sedangkan laporan sumber dan penggunaan dana digunakan untuk menunjukkan bagaimana dana diperoleh dan bagaimana dana yang dimiliki dipergunakan. Sebagai contoh adalah penurunan nilai persediaan barang dan peningkatan nilai utang dagang. Sedangkan penggunaan dana adalah kenaikan dalam nilai aktiva atau penurunan dalam suatu nilai pasiva. Suatu kenaikan dalam nilai persediaan barang atau penurunan nilai utang dagang merupakan contoh penggunaan dana. Dari pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan bermanfaat untuk:
15
1. Menentukan posisi keuangan dan hasil usaha serta pengembangan suatu perusahaan. Hal ini dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan tersebut dengan mempelajari hubungan dari pos-pos laporan keuangan. 2. Dapat digunakan sebagai alat penyaring dalam pemilihan investasi ataupun sebagai alat peramalan kondisi keuangan dimasa yang akan datang. 3. Dapat sebagai pendiagnosa operasi perusahaan atau masalah yang terkait bagi manajemen. 4. Dapat mengurangi ketergantungan pada prasangka perkiraanperkiraan serta institusi semata-mata untuk mengurangi kesalahan dalam mengambil keputusan, serta dapat membentuk dasar pemikiran yang sistematis dan penerapan yang rasional terhadap pengambilan keputusan. 5. Laporan
keuangan
dapat
memberikan
informasi
mengenai
perusahaan dan dapat digabungkan informasi yang lain, selain itu laporan keuangan terdapat dua daftar yaitu neraca dan laba rugi serta tambahan yaitu daftra laba ditahan. 2.5.
Pihak yang berkepentingan Atas Laporan Keuangan Laporan keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak yang
berkepentingan dengan eksistensi suatu perusahaan, pada hakekatnya merupakan alat komunikasi. Artinya laporan keuangan itu adalah suatu alat yang digunakan
16
untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan kegiatan-kegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Dilihat dari keberadaannya pihak-pihak yang berkepentingan atas laporan keuntungan dapat dikelompokkan kedalam dua golongan yaitu: 1. Pihak-pihak Intern (Khususnya Manajemen) Pengelolaan suatu perusahaan terutama pada perusahaan-perusahaan besar mencakup tugas-tugas yang kompleks. Dari laporan keuangan itu manajemen memperoleh banyak informasi yang bermanfaat untuk : a. Merumuskan, melaksanakan dan mengadakan penilaian terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianggap perlu. b. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas dalam perusahaan. c. Mempelajari aspek dan tahap kegiatan tertentu dalam perusahaan. d. Menilai keadaan atau posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan pada periode tertentu. e. Merencanakan dan mengendalikan kegiatan atau aktivitas seharihari dalam perusahaan. Disamping berbagai kegiatan yang didapat ini, laporan keuangan sekaligus berfungsi sebagai penanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang menanamkan dan mempercayakan pengelolaan dananya didalam perusahaan tersebut, terutama kepada para pemilik modal.
17
2. Pihak-pihak Ekstern Melalui laporan keuangan yang dipublikasikan oleh suatu perusahaan, masing-masing yang bertanggung jawab dalam kelompok pihak ekstern ini ingin dan dapat memperoleh informasi keuangan yang berhubungan dengan perusahaan tersebut, seperti misalnya: a.
Pemilik Perusahaan Sangat
berkepentingan
terhadap
laporan
tersebut,
pemilik
perusahaan akan dapat menilai sukses tidaknya manajer dalam memimpin perusahaan dan kesusksesan seorang manajer biasanya diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan. Dengan kata lain laporan keuangan diperlukan oleh pemilik perusahaan untuk menilai kemungkinan hasil-hasil yang akan dicapai dimasa yang akan datang sehingga bisa menaksir bagian keuntungan yang akan diterima. b. Manajer atau pimpinan perusahaan Dengan mengetahui posisi keuangan perusahaan periode yang baru lalu akan dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki
sistem
pengawasannya
dan
menentukan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang lebih tepat. Bagi manajemen yang penting adalah bahwa laba yang dicapai cukup tinggi, cara kerja efesien, aktifa aman dan terjaga baik, struktur permodalan sehat dan bahwa perusahaan mempunyai rencana yang lebih baik
18
mengenai hari depan, baik dibidang keuangan maupun dibidang operasi. c. Para Investor Banker maupun para kreditur lainnya sangat berkepentingan atau memerlukan laporan keuangan perusahaan dimana mereka menanamkan modalnya. Mereka ini berkepentingan terhadap prosepek-prospek
dimana
mendatang
dan
perkembangan
perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut. Dari hasil analisa tersebut para investor, bankers dan para kreditur lainnya akan dapat menentukan langkah-langkah yang harus ditempuhnya. d. Para Kreditur dan Bankers Sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan perlu mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan, posisi atau keadaan keuangan perusahaan pemintaan kredit akan dapat diketahui melalui penganalisaan laporan keuangan perusahaan tersebut. e. Pemerintah Pemerintah sangat berkepentingan terhadap laporan perusahaan tersebut, disamping untuk menentukan besarnya pajak yang harus
19
ditanggung perusahaan juga sangat diperlukan oleh biro pusat statistik, dinas perindustrian, perdagangan dan tenaga kerja untuk dasar perencanaan penerintah. Laporan keuangan akan sangat penting bagi buruh terutama bagi perusahaan yang biasa memberikan
bonus
atau
premi
tiap-tiap
akhir
periode.
Jadi melalui laporan keuangan akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek, stuktur modal perusahaan, distribusi aktivanya, keefektifan penggunaan aktiva, hasil usaha atau pendapatan yang telah dicapai, beban-beban tetap yang harus dibayar serta nilai-nilai buku tiap lembar saham perusahaan yang bersangkutan.
2.6.
Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Menurut Sofyan Syafri Harahap dalam ukunya “Analisa Kriris Atas
Laporan Keuangan” (2007:16) mengemukakan bahwa “Sifat-sifat akutansi ini sekaligus mengandung unsure keterbatasannya. Beberapa sifat dan keterbatasan laporan keuangan (Harahap,2002:74) adalah: 1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang lewat. Karenanya laporan keuangan tidak dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
20
2. Laporan keuangan bersifat umum, disajikan untuk pemakai dan bkan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu saja. Misalnya, untuk Pajak dan Bank. 3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan. 4. Akutansi biaya melaporkan informasi materil. Demikian pula penerapan prinsip akutansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini dianggap tidak material atau tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap laporan keuangan. 5. Laporan
keuangan
bersifat
konservatif
dalam
mengahadapi
ketidakpastian, bila terhadap beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian terhadap beberapa suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva paling kecil. 6. Laporan keuangan menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa atau transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas), (substance over form). 7. Laporan keuangan dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akutansi dan sifat dari informasi yang diharapkan.
21
8. Adanya berbagai
alternatif metode
akutansi
yang digunakan
menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan. 9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan.
2.7.
Arti dan Tujuan Laporan Keuangan Seperti diketahui bahwa menghubungkan elemen-elemen dari
berbagai aktiva yang satu dengan yang lainnya, elemen-elemen dari berbagai pasiva serta elemen dari aktiva dan pasiva akan dapat diperoleh banyak gambaran mengenai posisi atau keadaan keuangan suatu perusahaan. Guna memperoleh gambaran mengenai perkembangan finansialnya, suatu perusahaan memerlukan analisis atau interpretasi terhadap data keuangan pada perusahaan yang bersangkutan. Menurut Dewi Astuti (2004:29) analisa laporan keuangan adalah : “Segala sesuatu yang menyangkut penggunaan informasi akutansi untuk membuat keputusan bisnis dan investasi. Menurut Ridwan dan inge (2003:128) analisa laporan keuangan merupakan suatu informasi yang ditujukan untuk masyarakat, pemerintah, pemasok, dan kreditur, pemilik perusahaan atau pemegang saham, manajemen perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan yang diperlukan secara tetap untuk mnegukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan. Analisa dari laporan
22
keuangan ini bersifat relatif karena didasarkan pada pengetahuan dan menggunakan rasio atau nilai relatif. Menurut
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1
(2007:2) tujuan dari laporan keuangan adlah : “Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggunjawaban. (Stewardship) manajemen atas penggunaan sember-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Jadi laporan keuangan yang disusun untuk tujuan memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. Menurut PSAK No. 1, laporan keuangan terdiri atas : 1. Neraca (balance sheet) 2. Laporan laba rugi (income statement) 3. Laporan perusahaan ekuitas ( statement of change of equity) 4. Laporan arus kas (cash flow) 5. Catatan atas laporan keuangan (notes of financial statement)
23
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007: 195) dalam bukunya “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan” yaitu tujuan analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1. Dapat mememberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa. 2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak serta kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit). 3. Dapat membongkar kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan. 5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi peningkatan (rating). 6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. 7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
24
8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal. 9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya. 10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang. Jadi dari pengertian dan tujuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan posisi keuangan dan hasil usaha serta pengembangan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak adalah dengan cara menganalisa laporan keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan antara kecenderungan dari pos pos laporan keuangan tersebut. Analisa laporan keuangan juga sebagai alat untuk peramalan dan pengambilan keputusan manajemen untuk masa yang akan datang.
2.8.
Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan Metode dan teknik analisa (alat-alat analisa) digunakan untuk menentukan
dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui
perubahan-perubahan
dan
masing-masing
pos
tersebut
bila
diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya, misalnya diperbandingkan
25
dengan laporan keuangan yang di budgetkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya. Menurut
Munawir
dalam
bukunya
“Analisa
Laporan
Keuangan
(2004:36)” mengemukakan bahwa ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu : 1.
Metode Horisontal Adalah analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa
periode
atau
beberapa
saat,
sehingga
akan
diketahui
perkembangannya. Metode horisontal ini disebut pula metode analisa dinamis. 2.
Metode Vertikal Adalah laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saja, yaitu debgan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hnay akan diketahui keadaan keuangan hasil operasi pada saat itu saja. Analisa vertikal ini disebut juga sebagai metode analisa yang statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya.
2.9.
Analisa Rasio Dalam Menilai Kondisi Keuangan Macam atau jumlah angka-angka itu banyak sekali karena rasio
dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa, namun demikian angkaangka rasio yang ada pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok. 26
Golongan pertama adalah berdasarkan sumber data keuangan yang merupakan
unsur
atau
elemen
dari
angka
rasio
tersebut
dan
penggolongan yang kedua adalah berdasarkan tujuan dari penganlisa. Laporan keuangan akan melaporkan posisi perusahaan pada satu titik waktu tertentu maupun operasi selama satu periode di masa lalu. Akan tetapi, nilai sebenarnya dari laporan keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan keuangan tersebut dapat digunakan untuk membantu meramalkan keuntungan dan dividen di masa depan. Dari sudut pandang seorang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari analisis laoran keuangan akan bermanfaat baik untuk pandang manajemen, analisis laporan keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi kondisi –kondisi di masa depan maupun yang lebih penting lagi, sebagai titik awal untuk melakukan perencanaan langkah-langkah yang akan meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang. Menurut Harahap (2004:190) analisa laporan keuangan adalah: “Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengethui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”. Dengan perbandingan rasio ini akan dapat diketahui apakah rasio perusahaan yang bersangkutan terletak diatas rata-rata (average) atau dibawah rata-rata (average). Standar rasio yang baik adalah yang memberikan gambaran rata-rata. Gambaran rata-rata yang paling tepat adalah rasio industry (gambaran
27
perusahaan sejenis). Rasio ini dipertimbangkan sebagai “satisfactory condition” atau “representive condition”. Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan, faktor yang paling utama untuk diperhatikan terdapat 4 rasio dalam laporan keuangan yaitu: Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas. Analisa-analisa laporan keuangan terdiri dari penelahaan atau mempelajari dari hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkeembangan yang bersangkutan. Metode dan teknik analisa (alat-alat analisa) digunakan untuk menentukan dan mengukut hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perubahan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat-alat perbanding lainnya. Tujuan
dari
setiap
metode
dan
teknik
analisa
adalah
untuk
menyederhanakan data sehingga dapat dimengerti. Langkah yang harus ditempuh dalam menganalisis adalah mengorganisir atau mengumpulkan data yang diperlukan, mengukur dan kemudian menganalisa dan mnginterpretasikan sehingga sebuah data dapat lebih berarti. Mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan adalah merupakan dasar untuk dapat menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang
28
lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio akan dapat menjelaskan atau member gambaran tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Pada dasarnya angka rasio apat digolongkan menjadi dua golongan atau dua kelompok. Golongan yang pertama adalah berdasarkan sumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen dari angka rasio tersebut dan penggolongan kedua adalah didasarkan pada tujuan dari penganalisa. Menurut Minawir (2004:68) berdasarkan sumber datanya maka angka rasio dapat dibedakan antara: 1. Rasio-rasio Neraca (balance sheet ratio) yang tergolong dalam kategori ini adalah semua rasio datanya diambil atau bersumber pada neraca, misalnya current ratio, acid ratio. 2. Rasio-rasio Laporan Laba Rugi (income statement ratio) yaitu angkaangka rasio yang dalam penyusunan semua datanya diambil dari laporan laba rugi, misalnya gross profit, net operating margin, operating ratio dan lain sebagainya. 3. Rasio-rasio Antar Laporan (interstatement ratio) yaitu semua angka rasio yang penyusunan datanya berasal dari neraca data lainnya dari laporan laba rugi, misalnya tingkat perputaran persediaan (inventory turn over), tingkat perputaran piutang (account receivable turn over), sales to inventory, sales to fixed assets dab alin sebagainya.
29
Berdasarkan tujuan dari penganalisa pada umumnya untuk mengetahui
tingkat
rentabilitas,
solvabilitas
dan
likuiditas
dari
perusahaanyang bersangkutan. Menurut Darsono dan Ashari (2005:51) : Jenis-jenis
analisa
rasio
keuangan
yang
digunakan
unuk
menganalisa kinerja perusahaan adalah rasio neraca (likuiditas dan solvabilitas), rasio laba rugi (profitabilitas), rasio neraca (aktivitas). Komponen masing-masing jenis rasio : 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menunjukkan tingkat kemudahan relative suatu aktiva untuk segera dikonversikan ke dalam kas dengan atau tanpa penurunan nilai serta tingkat kepastian tentang jumlahkas yang dapat diperoleh. Kas merupakan suatu aktiva yang paling likuid, aktiva lain mungkin relatif likuid atau tidak likuid tergantung seberapa cepat aktiva ini dapat dikonversikan ke dalam kas, misalnya surat-surat berharga. Rasio Likuiditas meliputi: a. Rasio Lancar (Current Ratio) Yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Likuiditas jangka pendek ini penting karena masalah arus kas jangka pendek bisa mengakibatkan perusahaan bangkrut. Rumus rasio lancar adalah: Current Ratio (CR) = Aktiva Lancar Kewajiban Lancar
30
b. Ratio Cepat (Quick Test Ratio) Yaitu kemampuan aktiva lancar dikurangi persediaan untuk membayar kewajiban lancar. Rasio ini memberikan indicator yang lebih baik dalam melihat likuiditas perusahaan dibandingkan dengan rasio lancar, karena penghilangan unsur persediaan dan pembayaran dimuka serta aktiva yang kurang lancar dari perhitungan rasio. Rumusnya adalah : QTR = Aktiva Lancar - Persediaan Kewajiban Lancar 2. Rasio Solvabilitas Y a n g menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mmenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan dikatakan “solvable” apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup aau lebih kecil daripada jumlah
hutangnya,
berarti
perusahaan
tersebut
dalam
keadaan
“insolvable”. Rasio solvabilitas meliputi : a. Debt to Asset Ratio (DAR) Total kewajiban terhadap asset. Rasio ini menunjukkan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan presentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Rumusnya adalah : DAR = Total Kewajiban Total Aktiva
31
b. Debt to Equity Ratio (DER) Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemerintah saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Rumusnya adalah : DER = Total Kewajiban Total Ekuitas 3. Rasio Profitabilitas Yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga Operating Ratio. a. Net Profit Margin (NPM) Menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Rumusnya adalah : NPM = Laba Bersih Pendapatan Usaha b. Return on Assets (ROA) Kemampuan perusahaan untuk mengashilkan keuntungan dari setiap satu rupiah asset yang digunakan. Rumusnya adalah : ROA = Laba Bersih Total Aktiva
32
c. Return on quity (ROE) Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya pengembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Rumusnya adalah : ROE = Laba Bersih Total Ekuitas 4. Rasio Aktivitas Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya, dan akhirnya membayar kembali hutang-hutang tersebut tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan untuk membayar deviden secara teratur kepada para pemegangs saham tanpa mengalami hambatan atas krisis keuangan. Rasio aktivitas ini terdiri atas : a. Receivable Turn Over (RTO) Menggambarkan
kualitas
piutang
perusahaan
dan
kesuksesan
perusahaan dalam menagih piutang yang dmiliki. Rumusnya adalah : RTO = Penjualan kredit Piutang b . Total Aset Turn Over (TATO) Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menggambarkan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Rumusnya adalah : TATO =
Penjualan Total Aktiva
33
c. Inventory Turn Over (ITO) Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola perusahaan dalam arti berapa kali penelitian yanga ada akan diubah menjadi penjualan. Dengan mengtahui rasio ini, kita bisa mengtahui likuiditas dari persediaan yang dmiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio maka semakin cepat persediaan diubah menjadi penjualan. Rumusnya adalah : ITO = Penjualan Persediaan
34
2.10
Kerangka Pemikiran Dalam pembahasan skripsi ini, penulis memliki satu variabel dalam
kerangka pemikirannya yakni Kinerja Keuangan yang diperoleh dari Analisa Laporan Keuangan.
Informasi Laporan Keuangan Rasio Keuangan
Tingkat Likuiditas
Tingkat Solvabilitas
Tingkat Profitabilitas
Tingkat Aktivitas
CR
DAR
NPM, ROA, ROE
RTO, TATO, ITO
QTR
DER
Kinerja Keuangan Perusahaan
Gambar 2.1 Analisa Laporan Keuangan
35