9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.
Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi didefinisikan Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis dalam buku
Jogiyanto HM., (2003: p11), “Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.” Menurut Laudon (2003: p7) ”Information system can be defined technically as a set of interelated components that collect (or retrieve), process, store and distribute information to support decision making, coordination, and control in a organization.” Menurut O’Brien (2005, p5), ”An information system can be defined technically as asset of interrelated compenents that collect (or retrieve), process, store, and distributed information to support decision making, coordination, and control in an organization. In additions to supporting decision making, problems, visualize complex subject, and create new products.” Menurut
Leitch
mengemukakan sistem informasi
Rosses adalah
(dalam suatu
Jugiyanto,
sistem
didalam
2005:
p11)
organisasi
yang
mempertemukan kebutuhan pengelolah transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Menurut Stair (2006, p4), sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan dan menganalisa data serta menyediakan feedback untuk mencapai suatu tujuan. Mekanisme feedback membantu organisasi mencapai tujuan mereka seperti meningkatkan keuntungan atau meningkatkan pelayanan bagi pelanggan.
9
10
Jadi bisa disimpulkan, Sistem Informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software,jaringankomunikasi,dan sumberdaya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Orang bergantung pada sisem informasi untuk berkomunikasi antara satu sama lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah
dan prosedur pemrosesan
informasi (software), saluran komunikasi (jaringan), dan data yang disimpan (sumberdaya data). Yang berarti sistem informasi adalah sebuah tipe sistem kerja khususyang fungsi internalnya adalah untuk memproses infomasi dengan menjalankan 6 tipe darioperasi yaitu, menangkap, memancarkan, menyimpan, mengkoreksi, memanipulasidan menghasilkan informasi. Sebuah sistem informasi ada untuk memproduksi informasi dan atau untuk menyokong atau mengotomisasi pekerjaan yang dikerjakan oleh sistem pekerjaan lain. Sistem informasi dapatbertugas untuk sistem kerja lainnya melalui peran yang beraneka ragam.
Menurut (Jogiyanto 2003, p13) karakteristik kemampuan dari sebuah sistem informasi adalah : 1.
M erubah data menjad iinformasi
2.
K emampuan untuk menganalisa informasi
3.
M elakukan proses penghitungan terhadaptransaksi
4.
M enyediakan usernya informasi mengenai organisasi
5. Membantu dalam pembuatan keputusan 6.
M engatur penggunaan informasi dalam sebuah organisasi.
11
2.1.1. Dimensi Sistem Informasi Dimensi sistem informasi menurut pendapat beberapa para ahli dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.1. Dimensi Pengukur Sistem Informasi
Dimensi System Quality
Information Quality
Ease of use Ease of learning User requirements Convinience of access Integration of sistems System accuracy System currency System flexibility System reliability System sophistication Response time System features Customization Efficiency Interactivity Navigation Importance Relevance Usefulness Informativeness Availability Usability Understandbility Relevance Format Conciseness Readability Clarity Accuracy
Sedera (2004) √ √ √ √ √ √
DeLone & McLean (1992-2002) √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √
Gable (2008)
McKinney (2002)
√ √
√
Livari (2005)
√ √
√ √ √ √ √ √
√ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √
√ √
√
12
Timeliness Adequacy Reliability Scope Uniqueness Completeness Consistency Precision
√
√
√ √ √ √
√
√ √ √ √
Dari berbagai pendapat para ahli itu dalam penelitian ini akan memakai model yang dikemukakan oleh DeLone & McLean (1992-2002, p12), dikarenakan model yang dikemukakan oleh DeLone & McLean (1992-2002, p12) sederhana tetapi lengkap, paling sering digunakan, dan sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Jadi bila diringkas, dalam penelitian ini dimensi kualitas sistem yang akan diukur adalah : a. Easy of Use b. Easy of Learning c. Convience of Acces d. Integration of systems e. System Accuracy f. System Flexibilty g. System Reliability h. Sistem Sophistication i. Response Time Dan dimensi kualitas informasi yang akan diukur adalah : a. Importance b. Relevance c. Usefulness d. Informativeness e. Usableness f. Understandability g. Readability
13
h. Clarity i. Accuracy j. Timeliness
Dari dimensi-dimensi pengukuran kualitas sistem informasi yang dipaparkan oleh DeLone dan McLean (1992-2002, p12), sebagai dasar penyusunan pertanyaan dalam kuesioner yang akan disebarkan.
2.2.
Sistem Informasi POS (Point Of Sales) Menurut Hanif Al Fatta (2007 : p2) salah satu wujud dari pemanfaatan system
informasi berbasis computer adalah penerapan system POS dalam perusahaan.Sistem POS merupakan system komputerisasi untuk mencatat dan mengolah transaksi-transaksi penjualan serta manajemen persediaan.Umumnya system POS ini dipakai di pusat-pusat perbelanjaan. Sistem POS yang diterapkan di setiap perusahaan bisa berbeda-beda walaupun fungsi dari system POS itu sama yaitu untuk meningkatkan efisiensi dan evektifitas dalam penyediaan informasi mengenai penjualan dan peresediaan. Menurut Hanif Al Fatta (2007 : p5) secara umum, Point-of-Sale adalah sebuah sistem yang memungkinkan diadakannya proses transaksi dan untuk memonitor stock barang penjualan / pembelian Barang program ini juga dilengkapi hutang piutang. Kalau ingin dirunut lebih spesifik lagi, maka PoS memiliki pengertian sebagai hardware atau software yang digunakan untuk transaksi.Tidak itu saja, sistem PoS modern dilengkapi dengan sistem pelaporan manajemen yang terintegrasi.Sistem PoS digunakan di supermarket, restoran, hotel dan tempat-tempat lain yang membuka jasa retail. Dalam lingkup yang luas, POS juga bisa berarti proses pelayanan transaksi dalam sebuah took retail. Menurut Hanif Al Fatta (2007 : p7) secara umum bahwa POS adalah sebuah sistem yang memungkinkan diadakannya transaksi yang di dalamnya termasuk juga penggunaan mesin kasir. Dalam lingkup POS, sebuah mesin kasir tidak berdiri sendiri, namun sudah termasuk di dalamnya software penunjang dan piranti lain. Sistem POS melakukan lebih
14
dari sekedar tugas transaksi jual beli, di dalamnya bisa terintegrasi juga perhitungan akuntansi, manajemen barang dan stock, modul penggajian karyawan, perhitungan hutang piutang dan berbagai macam fungsi lainnya.
2.2.1. Pengenalan Sistem Informasi Point Of Sales Menurut Hanif Al Fatta (2007 : p3) untuk mengenal program point of sales banyak cara untuk dapat memahami makna dan kegunaan dari program point of sales ini. Banyak opini yang menyatakan bahwa point of sales ini disamakan dengan mesin kasir atau cash register. Tetapi secara fisiknya mesin kasir atau cash register ini merupakan sebuah kalkulator atau mesin penghitung yang dilengkapi sebuah mesin print untuk mencetak sebuah struk. Cash register ini juga dilengkapi dengan laci untuk menyimpan uang, tetapi tidak dilengkapi dengan sebuah sistem yang menyimpan semua transaksi jual beli. Biasanya program point of sales ini banyak digunakan pada bisnis retail yang melakukan transaksi jual beli.
2.2.2. Perkembangan Sistem Point Of Sales Menurut Hanif Al Fatta (2007 : p9) seiring dengan kemajuan dalam dunia teknologi informasi, penggunaan hardware seperti komputer dengan berbagai aplikasi yang mendukung kinerja komputer. Ini juga berpengaruh pada bisnis retail yang secara fungsinya mesin kasir atau cash register sebagai media Point Of Sales. Dalam perkembangannya, mesin kasir yang menjadi point of sales ini sudah dilengkapi dengan aplikasi point of sales yang bertujuan mempermudah dan mempercepat transaksi jual beli dengan sistem yang mudah untuk digunakan.
15
2.2.3 Manfaat Program Point Of Sales Menurut Hanif Al Fatta (2007 : p11) di pasaran sendiri istilahnya jadi bermacammacam, ada yang menyebut "program toko", atau "software toko", atau "program kasir", atau "mesin kasir" atau "aplikasi inventory", atau "aplikasi toko", atau istilah kerennya "retail system", "inventory system", dsb. Pada dasarnya sama saja, karena semua bisa kita golongkan sebagai aplikasi point of sale dengan melihat fungsi dasar aplikasi tersebut. Dengan menggunakan aplikasi Point Of Sale kita bisa memperoleh beberapa keuntungan dengan adanya nilai tambah (added value) yang bisa diberikan, seperti peningkatan kualitas pelayanan. Menurut Hanif Al Fatta (2007 : p19) dengan menggunakan software point of salesini, Anda dapat dengan mudah menjalankan proses transaksi dengan cepat dan sistematis tentu sangat mendukung orientasi pelayanan usaha anda terhadap konsumen serta meningkatkan market interest.Peningkatan Citra Usaha. Setiap konsumen dan stakeholder yang terlibat akan memandang usaha anda sebagai sebuah computerized enterprise yang dikelola dengan baik dan profesional.Competitive Advantage. Penerapan teknologi informasi (TI) dapat meningkatkan daya saing perusahaan anda dalam kancah bisnis yang memang sangat ketat dan mengutamakan efisiensi waktu, terutama menghadapi era global market.Kemudahan Proses Controlling & Pengambilan Keputusan. Anda dapat dengan mudah melakukan proses controlling karena semua laporan dapat disediakan dengan cepat, sehingga mempermudah proses pengambilan keputusan baik secara kolektif maupun personal.(Hanif AL Fatta. 2007)
2.2.4 Penggunaan Point Of Sales Menurut Hanif Al Fatta (2007 : p34) untuk mengoptimalkan penggunaan Program Point Of Sale tentu saja diperlukan perangkat komputer yang memadai sebagai media aplikasi. Perangkat pendukung nya seperti barcode scanner yang berfungsi sebagai media input.
16
Perangkat lain, yaitu pole display yang mempunyai fungsi untuk menampilkan harga ke konsumen. Hadware pendukung dari program point of sales ini membutuhkan cash drawer yang digunakan sebagai laci penyimpanan uang. Selain cash drawer, ada perangat lain yang dibutuhkan untuk mengoperasikan program point of sales, adalah mini printer yang digunakan untuk mencetak struk atau faktur hasil dari setiap transaksi yang berhasil dilakukan. Semua perangkat tersebut bisa dibeli terpisah sesuai kebutuhan. 2.3. Pengertian User Definisi user menurut O’Brien (2005 ; p23) adalah seseorang yang menggunakan sistem informasi atau informasi yang dihasilkannya. Menurut Long (2002 : p18), “user is someone who uses the computer”. User adalah seseorang yang menggunakan komputer. Yang berarti, User dalam konteks komputerisasi adalah orang yang menggunakan sebuah sistem computer. User mungkin butuh melakukan identifikasi untuk tujuan akuntansi, keamanan, logging dan manajemen sumberdaya. Dalam upaya mengidentifikasi dirinya, seorang user memilikki sebuah account (sebuah account pengguna) dan sebuah username ,dan kebanyakan juga memilikki sebuah password. User menggunakan user interface untuk masuk ke dalam sistem.
2.4.Pengertian Kinerja
Kemudian menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003: p223), “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”. Menurut Rivai & Fawzi , (2005; p15) Kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Menurut Wirawan (2009, p5), kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsifungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Suatu pekerjaan atau profesi mempunyai sejumlah fungsi atau indikator yang dapat
17
digunakan untuk mengukur hasil pekerjaan tersebut, Kinerja pegawai merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor lingkungan internal organisasi, faktor lingkungan eksternal organisasi, dan faktor internal karyawan atau pegawai. Jadi dapat disimpulkan kinerja adalah : “merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang diasilkan oleh karyawan sesuai perannya dalam perusahaan”. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja pengguna (user performance) adalah kemampuan pengguna dalam memberikan hasil kerja terbaiknya dengan menyelesaikan tugas-tugas yang utama,dimana kinerja seorang pengguna dapat didukung dari sarana lain seperti sistem. Yang berarti pengukuran kinerja yang fokusnya adalah karyawan meiliputi pengukuran dari dampak sistem kerja pada mereka (berhubungan dengan stress, keanekaragaman, dimensi sosial kesuksesan sistem informasi dan pengukuran dampak karyawan yang berhubungan dengan keahlian, pengetahuan dan komitmen.
2.4.1. Penilaian Kinerja
Menuurut Samsudin (2005: p159) menyebutkan : “Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses oleh organisasi untuk mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan”. Sementara menurut Gomes (2003: p135) penilaian kinerja mempunyai tujuan untuk mereward kinerja sebelumnya (to reward past performance) dan untuk memotivasi demi perbaikan kinerja pada masa yang akan datang (to motivate future performance improvement). Maka dapat disimpulkan penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu
organisasi secara efektif dan
efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat
18
diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Banyak para ahli yang mengemukakan kriteria untuk mengukur kinerja, antara lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.2. Dimensi Pengukur Kinerja Dimensi Quantity of work Quality of work Timeleness Cost of effectiveness Need of supervision Interpersonal input Jobknowledge Creativeness Cooperation Dependability Initiative Personal Qualities Adaptability Attendance Versatility Judgement Health and safety Kejujuran karyawan Sikap Keandalan
Samsudin (2005) √ √
Umar (2003) √ √ √
Gomes (2003) √ √
√
√
√ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √ √
Russel (2007) √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
Tetapi dalam penelitian ini dimensi dan kriteria yang akan digunakan ialah perpaduan yang dikemukakan oleh Russel dalam Rosyidi (2007, p30) dan Gomes (2003, p47), karena dimensi dan kriteria yang dikemukan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
19
dalam penelitian ini, dan kriteria yang dikemukakakn sederhana tetapi lengkap, sehingga mudah untuk diaplikasikan dalam bentuk kuesioner dan dimengerti oleh responden. Dimensi kerja menurut Russel dalam Rosyidi (2007, p30) : 1. Quantity
of work:jumlah
kerjayangdilakukan dalamsuatuperiode
waktuyang
ditentukan. 2. Quality of work; kualitas kerja berdasarkan syarat syarat kesesuaian dan kesiapannya. 3. Timeleness, tingkat sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yangdikehendaki dengan memperhatikan koodinasi out put lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan lain 4. Cost of effectiveness, sejauh mana tingkat penerapan sumberdaya manusia, keuangan, teknologi, dan material yang mampu dioptimalkan. 5. Need of supervision, sejauh mana tingkatan seorang karyawan untuk bekerja dengan teliti tanpa adanya pengawasan yang ketat dari supervisor. 6. Interpersonal input, sejauh mana tingkatan seorang karyawan dalam pemeliharaan harga diri, nama baik dan kerjasama, diantara rekan kerja dan bawahan. Sedangkan yang dimaksud dengan dimensi kerja menurut Gomes (2003, p47), memperluaskan dimensi prestasi kerja karyawan yang berdasarkan: 1. Quantity of work: jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan. 2. Quality of work; kualitas kerja berdasarkan syarat syarat kesesuaian dan kesiapannya. 3. Jobknowledge; luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya. 4. Creativeness, keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul. 5. Cooperation, kesetiaan untuk bekerjasama dengan orang lain. 6. Dependability, kesadaran dan kepercayaan dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja. 7. Initiative;semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar
20
tanggung jawabnya. 8. Personal Qualities; dengan indikatornya adalah kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan, integritas pribadi. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuanyang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.
2.5. Kisi-Kisi Variabel, Dimensi dan Indikator Penelitian
Dari dimensi dan indikator Keefektifan Sistem Informasi dan Kinerja User maka untuk variabel dimensi dan indikator penelitian yang akan dilakukan dirangkum pada tabel berikut ini : Tabel 2.3Tabel Kisi-kisi Variabel, Dimensi dan Indikator Variabel
Kualitas Sistem Informasi
KinerjaUser (User'sPerformance)
Dimensi/ Indikator Kemudahan,Kenyamanan, Kesesuaian, Akurasi, Keluwesan, Kehandalan, Kecanggihan WaktuRespons, Kepentingan, Relevan, Kegunaan, Keinformatifan, Kegunaan, Kepahaman, Keterbacaan, Kejelasan, Akurasi, Ketepatwaktuan Quantity of Work Quality of Work Timeleness Cost of effectiveness Need of supervision Interpersonal input Job Knowledge Creativeness Cooperation Dependability Initiative Personal Qualities
21
2.6.
Kerangka Berpikir
Yang dimaksud dengan efektivitas Sistem Informasi adalah suatu tingkat ukur atas kegiatan yang terjadi pada produksi jasa, pelayanan dan produktivitas yangl ebihbaik, dimana kegiatan tersebut meliputi input, process dan output dari data-data atau fakta tentang kegiatan pemasaran perusahaan, menyangkut komponen yang terorganisasi, terdiri dari sistem kerja, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, sumber data, manusia dan sumber daya yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisa, menyimpan dan menyediakan produksi jasa, pelayanan dan produktivitas yang lebih baik yang berguna dan berarti untuk pengambilan keputusan. Dalam hal ini, adanya proses pertukaran informasi yangmencakup indikator : 1) Tujuan. 2 ) Input /masukan. 3 ) Timely/Tepatwaktu. 4) Complete/Lengkap. 5) Understandable/mudah dimengerti.
Yang dimaksud memberikan hasil
dengan
kerja
kinerja user adalah kemampuan
pengguna dalam
terbaiknya. Dimana kinerja pengguna pada minimarket PT.
XYZ didukung oleh sistem informasi yang di gunakan. Dengan demikian, berdasarkan dua pengertian di atas terdapat hubungan antara efektivitas Sistem Informasi minimarket PT. XYZ dengan kinerja karyawan. Dimana semakin tinggi efektivitas SistemInformasi minimarket PT. XYZyang diterapkan dalam memenuhi kebutuhan dan harapan karyawan atas Sistem Informasi minimarket PT. XYZ, maka akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada perusahaantersebut,maka diduga terdapat Korelasi Antara Efektivitas Sistem Informasi minimarket PT. XYZ dengan Kinerja Karyawan pada minimarket PT. XYZ.
2.7. Hipotesis Penelitian
22
Menurut Sugiyono (2007,p55), bentuk hipotesis penelitian dibedakan atas 3, yaitu:
1. HipotesisDeskriptif Merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri. 2. Hipotesis Komparatif Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif. Pada
rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda. 3. Hipotesis Asosiatif Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif,yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian: 1. Hipotesis kerja, atau disebut dengan hipotesis alternatif, disingkat Ha. Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X danY,atau adanya perbedaan antara duak elompok. Contoh: jika orang banyak makan, maka berat badannya naik. 2. Hipotesis Nol (Null Hypotheses) disingkat Ho. Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik, Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.Dengan kata lain, selisih variabel pertama dengan variable kedua adalah nol atau nihil.
Contoh: tidak ada perbedaan antara mahasiswa tingkat 1 dan mahasiswa tingkat2 dalam disiplin kuliah.
Bedasarkan kerangka berpikir diatas, maka hipotesisnya merupakan hipotesis asosiatif yang dirumuskan sebagaiberikut:
23
1. Rumusan masalah asosiatif Adakah hubungan antara efektivitas sistem informasi yang di gunakan dengan kinerja user pada minimarket PT. XYZ ? 2. Hipotesis penelitian Terdapat hubungan antara efektivitas sistem informasi yang di gunakan user pada minimarket PT. XYZ. 3. HipotesisStatistik
H0:ρ =0 H1: ρ≠0
Sugiyono(2007,p58) Keterangan: H0= Hipotesis Nol H1 = Hipotesis Alternatif ρ
= nilai formulasi dalam formulasi yang dihipotesiskan =0 berarti tidak ada hubungan ≠ 0 berarti lebih besar atau kurang (-) dari nol berarti ada hubungan.
Maka dalam penelitian ini H0 = Tidak ada korelasi antara Kualitas Sistem Informasi dengan Kinerja User H1 = Ada korelasi antara Kualitas Sistem Informasi dengan Kinerja User
2.8.
Penelitian
Menurut Sugiyono(2007, p12), ada 2 macam data penelitian, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif
24
yang dibentuk menjadi angka. Data kuantitatif dibagi menjadi dua yaitu data diskrit atau nominal dan data kontinum. Data nominal adalah data yang hanya dapat digolong-golongkan terpisah, secara
diskrit atau kategori. Misalnya : dalam suatu
kelas
secara
terdapat 50
mahasiswa, terdiri atas 30 pria dan 20 wanita. Data kontinum adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan diperoleh dari hasil pengukuran.
2.8.1. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono( 2007, p97), prinsip penelitian adalah melakukan pengukuran. Oleh karena itu, harus ada alat ukur yang digunakan. Alat ukur itu disebut instrumen penelitian. Jadi instrumen adalah suatu alat yang digunakan dalam melakukan pengukuran,
dalam hal ini alat untuk mengumpulkan
data pada suatu penelitian.
Contohnya: Kuesioner, pedoman wawancara dans ebagainya. Untuk mendapatkan sebuah instrumen penelitian yang baik, ada dua syarat yang harus dipenuhi yaitu reliabilitas dan validitas. Reliabilitas merupakan tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah instrumen. Jadi, reliabilitas menunjukkan
apakah
instrumen tersebut secara konsisten memberikan hasil pengukuran yang sama mengenai sesuatu yang diukur pada waktu yang berbeda.Sedangkan validitas adalah suatu ukuran tingkat validnya suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apayangdiinginkan atau mengungkap data dari variabel yang ditelitis ecara tepat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner.
2.8.2. Variabel Penelitian
Menurut Indriantoro danSupomo (2003, p61), Variabel merupakan representasi dari abstraksi dari fenomena kehidupan nyata yang diamati (construct) yangdapatdiukur dengan berbagai macam nilai. Variabel dapat diukur dengan berbagai macam nilaitergantung pada construct yang
25
diwakilinya.
Nilai
variabel
dapat
berupa
angka
atau
berupa
atribut
yang
menggunakan ukuran atau skala dalam suatu kisaran nilai. Tipe-tipe variabel dapat diklasifikasi berdasarkan fungsi variabel dalam hubungan antar variabel yaitu:
1. Variabel Independen (Independent Variable) Variabel Independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen dinamakan pula dengan variabel yang diduga sebagai sebab (presumed cause variable). 2. Variabel Dependen (Dependent Variable) Variabel Dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variable Dependen dinamakan juga sebagai variabel akibat (presumed effect variable) 3. Varibel Moderating (Moderating Variable) Hubungan langsung antara variabel-variabel independen denganv ariabel-variabel dependen kemungkinan dipengaruhi oleh variabel-variabel lain. Salah satu diantaranya adalah variabel moderating, yaitu tipe variabel-variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel dependen.Variabel moderating merupakan tipe variabelyang mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel.Variabel moderating dinamakan pulangdenganVariabel Contigency. 4. Variabel Intervening (Intervening Variable). Variabel intervening adalah tipe variabel-variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel-variabel indepen dengan variabel dependen menjadi hubunganyang tidak langsung. Variabel intervening merupakan variabelyang terletak diantara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen
2.8.3. Skala Pengukuran
26
Menurut Sugiyono (2007, p84), skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat
ukur tersebut bila
digunakan dalam pengukuran akan
menghasilkan data kuantitatif. Menurut Indriantoro dan Supomo, sesuai dengan sifat dan jenis fenomena yang diabstrasikan oleh construct (pengukuran sikap),tipe skala pengukuran construct terdiri atas: 1. SkalaNominal (Nominal Scale) Skala nominal adalah skala pengukuran yang menyatakan kategori, kelompok atau klasifikasi dari construct yang diukur dalam bentuk variabel. Misal, jenis kelamin merupakan variabel yang terdiri atas dua kategori; pria dan wanita. Skala pengukuran jenis kelamin dapat dinyatakan dengan angka: 1.pria, 2.wanita. 2. Skala Ordinal (Ordinal Scale) Skala ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringka construct yang
diukur. Peringkat nilai
menunjukkan suatu urutan penilaian atau tingkat preferensi. Misal, penelitian ingin mengetahui preferensi calon mahasiswa terhadap lima perguruantinggi unggulan. Responden diminta untuk menyusun urutan pilihan terhadap
masing-masing
perguruan tinggi dengan menyatakan dalam bentuk angka1 sampai dengan 5. Angka 1 menunjukkan tingkat pilihan responden yang pertama terhadap perguruan tinggi tersebut, demikian seterusnya sampai angka 5 yang menunjukkan tingkat pilihan yangt erakhir. 3. Skala Interval (Interval Scale) Skala interval merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori,peringkat dan jarak construct yang diukur.Skala interval, dengan kata lain, tidak hanya mengukur perbedaan subyek atau obyek secara kualitatif melalui kategorisasi dan menyatakan urutan preferensi, tetapi juga mengukur jarak antara pilihanyang satu dengan yang lain.
27
Skala interval dapat dinyatakan dengan angka 1 sampai dengan 5 atau angka1 sampai 7. Nilai skala interval bukan angka absolut, misal jarak antara 1 dengan 2 sama dengan jarak antara 3 dengan 4. Penunjuk waktu (kalender atau jam) merupakan contoh skala interval, jumlah hari antara tanggal 1sampai dengan tanggal 4 adalah sama dengan jumlah hari antara tanggal 21 sampai dengan tanggal 24. 4. Skala Rasio (Ratio Scale) Skala rasio merupakan skala pengukuran yang menunjukkan kategori, peringkat, jarak dan perbandingan construct yang diukur. Nilai uang atau ukuran berat merupakan contoh pengukuran dengan skala rasio. Nilai uang sebesar satu juta rupiah merupakan kelipatan sepuluh kali dari nilai uang seratus riburupiah.Jika berat badan seseorang adalah 80 kilogram sama dengan dua kali lipat dari orang yang memiliki beratbadan 40 kilogram.
Menurut Sugiyono (2007, p86),
berbagai skala yang dapat digunakan untuk
penelitian bisnis antara lain adalah:
1. Skala Likert Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolah untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan. Data yang diperoleh dari skala tersebut adalah berupa data interval.
2. Skala Guttman Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas; yaitu: ”yatidak”; ”benar-salah”, ”positif-negatif” dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada skala likert terdapat 1, 2, 3, 4, 5 interval, dari kata ”sangat setuju” sampai ”sangat tidak setuju”, maka dalam skala
28
Guttman
hanya ada dua interval, yaitu ”setuju” dan ”tidak setuju”. Penelitian
menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawab yang tegas terhadap suatu permasalahan yangdinyatakan.
3. Semantic Deferential/ Skala Osgood
Skala pengukuran yang berbentuk semantic deferential dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban sangat positifnya terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat positifnya terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatifnya terletak dibagian kiri garis ataus ebaliknya.Data yang diperoleh adalah data interval dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/ karateristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang.
4. Rating Scale
Dari ketiga skala pengukuran seperti yang telah dikemukakan, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang disediakan, tetapi menjawab salahs atu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Rating scale ini lebih fleksibel karena tidak terbatan untuk pengukuran sikap saja,tapi dapat juga digunakan untuk menguku rpersepsi responden terhadap fenomena-fenomena lainnya seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi,
kelembagaan, pengetahuan,
kemampuan, proseskegiatan dan lain-lain. Data yang diperoleh dari skala tersebut dapat berbentuk data interval maupun rasio, tergantung dari apa yang diukur dan bagaimana pengukuran dilakukan. Untuk keperluan analisis secara kualitatif, maka jawaban-jawaban harus diberi arti.
5. Skala Thurstone
29
Menurut Sugiyono (2007: p89), skala Thurstone merupakan teknik formal pertama dalam mengukur sikap. Dikembangkan olehLouis Leon Thurstone padatahun 1928, dalam mengukur sikap akan keagamaan.
Skala ini ditujukan untuk meletakan stimulus atau
pernyataan sikap pada suatu kontinum psikologis yang akan menunjukkan derajat favorable (kesukaan) atau unfavorable (ketidaksukaan)nya akan pernyataan bersangkutan.
Berdasarkan skala-skala pengukuran yang telah dipaparkan di atas, maka skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah rating scale, karena rating scale lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi juga dapat digunakan untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya seperti skala untuk mengukur status sosial, ekonomi, kemampuan dan lain-lain.
2.9.
Metode Penelitian Penelitian kali ini ialah Penelitian Asosiatif atau Hubungan yang merupakan
Penelitian Kuantitatif. Metode riset yang akan dipakai adalah metode survey (yakni metode riset yang digunakan untuk mendapatkan data primer dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data memakai instrumen penelitian yaitu dengan mengedarkan kuesioner. Variabel independent dalam penelitian ini adalah Kualitas Sistem Informasi dan variabel dependentnya Kinerja User, hubungan kedua variabel ini dapat di lihat pada gambar di bawah ini :
INDEPENDENT
DEPENDENT
Kualitas Sistem
Kinerja User
Informasi POS Gambar 2.1 Variabel Penelitian
30
2.9.1. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah minimarket PT. XYZ di Jakarta, sedangkan sampel adalah karyawan (kasir) dari 100 minimarket yang diberikan kuesioner.Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel random yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi.
Tabel 2.4 Sampel Penelitian Jumlah
Lokasi
Sampel
Jakarta Utara
20
Jakarta Barat
30
Jakarta Timur
20
Jakarta Selatan
15
Jakarta Pusat
15
2.9.2.Data Penelitian
Skala pengukuran yang dipakai untuk data dalam penelitian ini adalah skala interval, yang dijelaskan pada tabel di bwah ini
Tabel 2.5. Skala Pengukuran No 1
Variabel Variabel Independent :
Alat Dan Cara Ukur
Skala
Kuesioner
Interval
Kuesioner
Interval
Sistem Informasi 2
Variabel Dependent : Penurunan Tekanan Darah
31
3
Karakteristik Responden : a. Usia
Mengisi format data
Ordinal
demografi
b. Jenis Kelamin c. dll
Penelitian ini menggunakan skala sikap model likert. Skala sikap di gunakan untuk mengetahui penilaian seseorang terhadap suatu hal. Dalam skala sikap ini, responden menyatakan persetujuannya dan ketidak setujuannya terhadap sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan obyek yang di teliti. Karakteristik dari faktor-faktor kinerja sistem di berikan penilaian sebagai berikut : 1) Sangat Tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Netral 4) Setuju 5) SangatSetuju Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner, agar kuesioner yang di sebarkan kepada responden benar-benar dapat mengukur apa yang ingin di ukur maka koesioner haruslah shohih (valid) dan andal (reliabel).
2.10. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner yaitu membuat daftar pertanyaan untuk membantu memperoleh data yang ditangkap dan untuk mendapatkan data yang tidak dapat diberikan langsung pada saat itu.
2.10.1. Kuesioner
32
Bagian yang sangat penting dalam pengumpulan data adalah merancang kuesioner. Menurut Sugiyono (2007, p135) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertuliskepadarespondenuntukdijawabnya. Usahauntukmembuatkuesionersuatusurveiyang
baik,
harusdiarahkanpada
dua
tujuanutama,yaitu:
a. Memperoleh informasi / data yang berhubungan dengan maksud dan tujuan survey. b. Mengumpulkan informasi dengan kecermatan dan ketelitian yang dapat di pertanggung jawabkan.
Kuesioner dibedakan menjadi duajenis,yaitu angket terbuka dan tertutup.
a. Kuesioner terbuka (Kuesioner tidak berstruktur) adalah angket yangdisajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya. b. Kuesioner tertutup (Kuesioner berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda check (√).
Tujuan dari kuesioneradalah: 1. Memperoleh informasi yang akurat dari responden. 2. Memberikan struktur pada wawancara sehingga dapat berjalan lancar dan urut. 3. Memberikan format standart pencatatan fakta, komentar dan sikap. 4. Memudahkan pengolahan data.
2.10.2. Komponen Kuesioner
33
Menurut Sugiyono (2007: 141), ada 4 komponen inti dari sebuah kuesioner: 1. Adanya subyek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan riset. 2. Adanya ajakan, yaitu permohonan dari periset kepada responden untuk turut serta mengisi secara aktif dan obyektif pertanyaan maupun pernyataan yang tersedia. 3. Adanya petunjuk pegisian kuesioner, dimana petunjuk yang tersedia harus mudah dimengerti. 4. Adanya pertanyaan maupun pernyataan beserta tempat mengisi jawaban, baik secara tertutup, semi tertutup ataupun terbuka. Dalam membuat pertanyaan ini jangan lupa memberikan isian untuk identitas responden.
2.10.3. Isi Kuesioner
Kuesioner harus mempunyai pusat
perhatian, yaitu
dipecahkan. Tiappertanyaan harus merupakan bagian dari
masalah yang
ingin
hipotesis yang ingin diuji.
Makasecaraumumisidarikuesionerberupa:
1. Pertanyaan tentang fakta 2. Pertanyaan tentang pendapat 3. Pertanyaan tentang persepsi diri
Beberapa petunjuk penting berkenaan tentang cara mengungkap pertanyaan, antara lain: a. Jangan gunakan perkataan-perkataan sulit b. Jangan gunakan pertanyaan yang bersifat terlalu umum c. Hindari pertanyaan yang artinya berbeda-beda (ambigu) d. Jangan gunakan kata-kata yang samar e. Hidarkan pertanyaan yang mengandung perasaan sugesti f. Hindari pertanyaan yang berdasarkan presumes g. Jangan membuat pertanyaan yang menyinggung responden h. Hindari pertanyaan yang mengharuskan responden untuk memiliki daya ingat
34
yang tinggi.