12
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
SEJARAH PERUSAHAAN
2.1.1 Latar belakang Bisnis travel agent mulai menjamur, hal ini disebabkan hampir setiap orang semakin sering berpergian yang secara otomatis semakin tergantung dengan travel agent. Peningkatan standar ekonomi masyarakat juga mendorong terus berkembangnya bisnis ini. Dengan meningkatnya tingkat mobilitas masyarakat yang berpergian dari suatu daerah ke daerah lain, yang di picu oleh berbagai aktivitas yang mengharuskan mereka untuk berpergian dari tempat asalnya ke tempat dimana mereka harus melakukan pekerjaannya masing-masing, dengan berbagai macam profesi seperti, mahasiswa, karyawan dan karyawati. Mereka mulai memerlukan jasa travel yang bisa membawa mereka ke tempat tujuan mereka dengan aman, nyaman dan cepat. Berpijak dari peluang bisnis tersebut, maka Ibu Rika Hardiantini mendirikan PT.Ririz Tour & Travel ini mengingat peluang yang sangat bagus dan menguntungkan. 2.1.2 Deskripsi Bisnis Bisnis dalam arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktivitas dan institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari.
13
Bisnis sebagai suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat. Bisnis merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang dan jasa yang bertujuan
untuk mendapatkan keuntungan. Dari pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai melalui penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memproleh keuntungan melalui transaksi. 2.1.3 Deskripsi Tentang Pasar Dalam pengertian yang sederhana atau sempit pasar adalah tempat terjadi transaksi jual beli (penjualan-pembelian) yang dilakukan oleh penjual dan pembeli yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu. Definisi pasar secara luas menurut WJ. Stanton adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan uang untuk belanja serta kemauannya untuk membelanjakan. Pada umumnya suatu transaksi jual beli melibatkan produk barang atau jasa dengan uang sebagai alat transaksi pembayaran yang sah dan disetujui oleh kedua belah pihak yang bertransaksi.
14
2.1.4 Struktur Organisasi Struktur organisasi pada PT.Ririz Travel sebagai berikut:
DIREKTUR UTAMA RIKA HARDIANTINI
KOMISARIS DERISA NATALIA
DIREKTUR SURYA AFRIANTI
BAG LAPORAN ZULIKA HARYANI
BAGIAN LAPANGAN TIKETING
TIKETING JAMES FITTER MATAKENA
RINI
MERIA TIKETING
TIKETING
TIKETING
Gambar 2.1 Struktur organisasi 2.1.5 Uraian Jabatan Adapun tugas masing-masing bagian adalah sebagai berikut: 1.
Direktur Utama 1)
Memegang pimpinan tertinggi dalam perusahaan
15
2)
Memotivasi dan memelihara suasana kerja yang baik dalam upaya peningkatan produktifitas kerja karyawan.
2.
3.
3)
Menerima hasil laporan bulanan
4)
Memberikan modal.
Komisaris 1)
Mengawasi kegiatan suatu perusahaan
2)
Menerima hasil laporan bulanan
Direktur 1)
Menetapkan prosedur kegiatan perusahaan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan perusahaan.
4.
2)
Bertugas dalam masalah penggajian.
3)
Menyusun perencanaan.
4)
Mengorganisasikan kegiatan.
5)
Menentukan kebijaksanaan.
6)
Mengambil keputusan.
Bagian Laporan 1)
Membuat rekap laporan penggajian untuk diserahkan kepada direktur utama, komisaris dan direktur.
2) 5.
Rekap data gaji karyawan.
Bagian Lapangan 1) Setoran uang ke bank 2) Mengantar Tiket pelanggan 3) Promosi Travel
16
6.
Tiketing 1) Melayani para pelanggan dalam penjualan tiket. 2) Memberikan informasi-informasi yang di butuhkan pelanggan.
2.2
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (Decision Support System) Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang
menyediakan informasi, permodelan dan pemanipulasian data.1 Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan menggunakan data, memberikan antarmuka pengguna yang mudah, dan dapat menggabungkan pemikiran pengambil keputusan. Sistem
Pendukung
Keputusan
tidak
dimaksudkan
untuk
mengotomatisasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil keputusan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan model-model yang tersedia. 2.2.1
Tujuan Sistem Pendukung Keputusan 1. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur. 2. Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya.
1
Kusrini, M.Kom., ”Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan”, Penerbit Andi, 2002, hal.15-16
17
3. Meningkatkan effektifitas pengambilan keputusan manajer dari pada efisiensinya. 4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah. 5. Peningkatan produktivitas. Membangun satu kelompok pengambil keputusan, terutama para pakar, biasa sangat mahal. Pendukung komputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan). 6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang diakses, makin banyak juga alternatif yang bisa dievaluasi. 7. Berdaya
saing.
Manajemen
dan
pemberdayaan
sumber
daya
perusahaan. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit. 8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan. Otak manusia memiliki kemampuan yan terbatas untuk memproses dan menyimpan informasi. Orang-orang kadang sulit mengingat dan menggunakan sebuah informasi dengan cara yang bebas dari kesalahan.2
2
Ibid.p.16-17
18
2.2.2
Pembagian Sistem Pendukung Keputusan a. Ditinjau dari tingkat teknologinya. 1. Sistem Pendukung Keputusan Spesifik Sistem Pendukung Keputusan Spesifik bertujuan membantu memecahkan suatu masalah dengan karakteristik tertentu Misalnya Sistem Pendukung Keputusan penentuan harga satuan barang. 2. Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan Suatu software yang khusus digunakan untuk membangun dan mengembangkan Sistem Pendukung Keputusan. Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan akan memudahkan perancang dalam membangun Sistem Pendukung Keputusan spesifik. 3. Perlengkapan Sistem Pendukung Keputusan Berupa software dan hardware yang digunakan atau mendukung pembangunan Sistem Pendukung Keputusan spesifik maupun pembangkit Sistem Pendukung Keputusan. b. Ditinjau dari tingkat dukungannya Berdasarkan tingkat dukungannya, Sistem Pendukung Keputusan dibagi menjadi 6, yaitu: 1. Retrieve Information Elements Inilah dukungan terendah yang bisa diberikan oleh Sistem Pendukung Keputusan, yakni berupa akses selektif terhadap informasi. Misalkan manajer bermaksud mencari tahu informasi mengenai data penjualan atas suatu area pemasaran tertentu.
19
2. Analyze Entire File Dalam tahapan ini, para manajer diberi akses untuk melihat dan menganalisis file secara lengkap. Misalnya manajer bisa membuat laporan khusus penilaian persediaan atau manajer bisa memperoleh laporan gaji bulanan dari file penggajian. 3. Prepare Reports from Multiple Files Dukungan seperti ini cenderung dibutuhkan mengingat para manajer berhubungan dengan banyak aktifitas dalam satu momen tertentu. 4. Estimate Decision Consequences Dalam tahapan ini, manajer dimungkinkan untuk melihat dampak dari setiap keputusan yang mungkin diambil. 5. Propose Decisison Dukungan ditahapan ini sedikit lebih maju lagi. Suatu alternatif keputusan
bisa
disodorkan
ke
hadapan
manajer
untuk
dipertimbangkan. 6. Make Decision Ini adalah jenis dukungan yang sangat diharapkan dari Sistem Pendukung Keputusan, Tahapan ini akan memberikan sebuah keputusan yang tinggal menunggu legitimasi dari manajer untuk dijalankan.3
3
Ibid.p 18-19
20
2.2.3
Jenis Keputusan JENIS-JENIS KEPUTUSAN MENURUT HERBERT A. SIMON : 1. Keputusan Terprogram, bersifat berulang dan rutin, sedemikian sehingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya. 2. Keputusan Tidak Terprogram, bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini.
2.2.4
Karakteristik & kemampuan Sistem Pendukung Keputusan
Karakteristik dan kemampuan sebuah Sistem Pendukung Keputusan sebagai berikut : 1. Sistem Pendukung Keputusan keputusan menyediakan dukungan untuk pengambil keputusan utamanya pada keadaan-keadaan semistruktur dan tidak terstruktur dengan menggabungkan penilaian manusia dan informasi komputerisasi. 2. Menyediakan dukungan untuk tingkat manajeril mulai dari eksekutif sampai manajer. 3.
Menyediakan dukungan untuk kelompok individu, problem-problem yang kurang terstruktur memerlukan keterlibatan beberapa individu dari departemen-departemen yang lain dalam organisasi.
4.
Sistem Pendukung Keputusan menyediakan dukungan kepada independen atau keputusan yang berlanjut.
5.
Sistem Pendukung Keputusan memberikan dukungan kepada semua fase dalam proses pembuatan keputusan intelligence, design, choice dan implementation.
21
6. Sistem Pendukung Keputusan mendukung banyak proses dan gaya pengambilan keputusan. 7. Sistem Pendukung Keputusan adiptive terhadap waktu, pembuat keputusan harus reaktif biasa menghadapi perubahan – perubahan kondisi secara cepat dan mengubah sistem pendukung keputusan harus fleksibel sehingga pengguna dapat menambah, menghapus, mengkombinasikan, mengubah dan mengatur kembali elemen – elemen dasar. 8. Sistem Pendukung Keputusan mudah digunakan. Pengguna merasa berada dirumah saat bekerja dengan sistem, seperti userfriendly, fleksibilitas, kemampuan menggunakan grafik yang tinggi dan bahasa untuk berinteraksi dengan mesin seperti dengan menggunakan bahasa inggris maka akan menaikkan efektifitas sistem pendukung keputusan. 9. Sistem Pendukung Keputusan menaikkan efektivitas pembuatan keputusan baik dalam hal ketetapan waktu dan kualitas, bukan pada biaya pembuatan keputusan atau biaya pemakaian waktu komputer. 10. Sistem Pendukung Keputusan dapat mengontrol tahapan – tahapan pembuatan keputusan seperti pada tahap intelligence, choice dan implementation dan sistem pendukung keputusan diarahkan untuk mendukung pada pembuat keputusan bukan menggantikan posisinya. 11. Memungkinkan pengguna akhir dapat membangun sistem sendiri yang sederhana. Sistem yang besar dapat dibangun dengan bantuan sistem informasi.
22
12. Sistem Pendukung Keputusan menggunakan model-model standar atau pengguna untuk menganalisa keadaan – keadaan keputusan. Kemampuan modeling memungkinkan bereksprimen dengan strategi yang berbedabeda dibawah konfigurasi yang berbeda – beda pula. 13. Sistem Pendukung Keputusan mendukung akses dari bermacam – macam sumber data, format dan tipe. Jangkauan dari sistem informasi geografi pada orientasi objek. 2.2.5
Tahap pengambilan keputusan TAHAP-TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENURUT SIMON : 1. Kegiatan Intelijen, mengamati lingkungan mencari kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki. 2. Kegiatan Merancang, menemukan, mengembangkan dan menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin. 3. Kegiatan Memilih, memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia. 4. Kegiatan Menelaah, menilai pilihan-pilihan yang lalu.
2.2.6
Permodelan Sistem Pendukung Keputusan Karakteristik utama sistem pendukung keputusan adalah memasukkan sedikitnya satu model. Ide dasarnya adalah melakukan analisis sistem pendukung keputusan pada sebuah model realitas, dari pada analisis pada sistem nyata itu sendiri. Menurut Raymond McLeod Jr adalah penyederhanaan (abstraction) dari sesuatu, sedangkan menurut Efraim Turban adalah sebuah representasi
atau abstaraksi realitas yang
disederhanakan. Oleh karna itu, realitas terlalu kompleks untuk ditiru secara tepat dan banyak dari kompleksitas itu sebenarnya yang tidak
23
relefan dalam penyelesaian masalah yang spesifik. Representasi sistem atau masalah berdasarkan model dapat dilakukan dengan berbagai macam tingkat abstaraksi. Oleh karenanya, model di klasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut tingkat abstraksi, antara lain: a. Model Iconik (Skala) Sebuah model iconik, model abstraksi terkecil adalah replika fisik sebuah sistem, biasanya pada suatu skala yang berbeda dari aslinya. Model Iconik dapat muncul pada tiga dimensi (miniature maket), sebagaimana pesawat terbang, mobil, jembatan atau alur produksi. Fotografi adalah jenis model skala icotonik yang lain, tetapi hanya dalam dua dimensi. b. Model Analog Sebuah model yang tidak tampak mirip dengan model aslinya, tetapi bersifat seperti sistem aslinya. Model analog lebih abstrak dari model icotonik dan merupakan presentasi simbolik dari realitas. Model ini biasanya berbentuk bagan atau diagram dua dimensi, dapat berupa model fisik, tetapi bentuk model berbeda dari bentuk sistem nyata. Berikut beberapa contoh lain: 1. Bagan organisasi yang menggambarkan hubungan struktur otoritas, dan tanggung jawab. 2. Sebuah peta dimana warna yang berbeda menunjukkan objek yang berbeda misalnya sungai atau pegunungan. 3. Bagan pasar modal yang menunjukkan pergerakan harga saham.
24
4. Cetak biru dari sebuah mesin atau rumah. c. Model matematik (Kuantitatif) Kompleksitas hubungan pada banyak sistem organisasional tidak dapat disajikan secara model icon atau model analog, atau representasi semacam itu malah dapat menimbukan kesulitan dan membutuhkan banyak waktu dalam pemakaiannya. Oleh karena itu, model yang tepat di eskripsikan dengan model matematis. Sebagian besar analisis sistem pendukung keputusan dilakukan secara numerik dengan model matematis atau model kuantitatif yang lain.4 2.2.7
Langkah permodelan dalam Sistem Pendukung Keputusan a. Studi kelayakan (Intelligence) Pada langkah ini, sasaran ditentukan dan dilakukan pencarian prosedur, pengumpulan data, identifikasi masalah, identifikasi kepemilikan masalah, klasifikasi masalah. Kepemilikan masalah berkaitan dengan bagian apa yang akan dibangun oleh Sistem Pendukung Keputusan dan apa tugas dari bagian tersebut sehingga model tersebut bisa relevan dengan kebutuhan si pemilik masalah. b. Perancangan (Design) Pada tahapan ini akan diformulasikan model yang akan digunakan dan kriteria-kriteria yang ditentukan. Setelah itu, dicari alternatif model yang bisa menyelesaikan permasalahan tersebut. Langkah selanjutnya
4
Ibid.p 403-405
25
adalah memprediksi keluaran yang mungkin. Kemudian, ditentukan variabel-variabel model. c. Pemilihan (Choice) Setelah tahap design ditentukan berbagai alternatif model beserta variabel-variabelnya, pada tahapan ini akan dilakukan pemilihan modelnya, termasuk solusi dari model tersebut. Selanjutnya, dilakukan analisis sensitivitas, yakni dengan mengganti beberapa variabel. d. Membuat Sistem Pendukung Keputusan Setelah
menentukan
mengimplementasikannya
modelnya, dalam
aplikasi
berikutnya Sistem
adalah Pendukung
Keputusan.5
2.3
DEFINISI SISTEM, KEPUTUSAN, PENGAMBILAN KEPUTUSAN
2.3.1 Definisi Sistem
Di dalam mendefinisikan pengertian sistem terdapat dua kelompok yang mendifinisikannya yaitu yang menekankan pada prosedur dan yang menekankan pada komponen atau elemen. Menurut Jerry Fitz Gerald, “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu”6 Sedangkan pendekatan sistem menekankan pada elemen atau komponennya, mendifinisikan sistem sebagai berikut (McLeod:1995) : “Sistem 5
Ibid p.30-31
6
Jogiyanto Hartono, MBA,Ph.D,Analisa & Desain, edisi II
26
adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan tertentu7. Jadi bila kita simpulkan bahwa sistem adalah kumpulan dari unsur-unsur atau komponen yang terstruktur dengan baik dan memiliki maksud dan tujuan. 2.3.2 Definisi Keputusan Keputusan merupakan aktivitas atau tindakan yang diambil sebagai solusi dari suatu permasalahan. Pengambilan keputusan adalah pemilihan beberapa tindakan alternatif yang ada untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang telah diterapkan. Pada dasarnya pengambilan keputusan merupakan suatu bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih, yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan akan menghasilkan suatu keputusan yang terbaik. 2.3.3 Definisi Pengambilan Keputusan Seperti telah dijelaskan diatas sistem di definisikan sebagai kumpulan objek yang memiliki keterkaitan fungsi dan prosedur untuk mencapai tujuan tertentu bersama-sama. Sistem pengambilan keputusan berkaitan dengan elemen-elemen keputusan seperti pengambilan keputusan, tool pengambilan keputusan, aturan dan ide atau prinsip dengan tujuan mencari solusi atau atas permasalahan keputusan yang dihadapi. Dalam mengambil keputusan perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Identifikasi masalah
7
Hanif Al fatta, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
27
2. Pemilihan metode pemecahan masalah 3. Pengumpulan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model keputusan tersebut. 4. Mengimplementasikan model tersebut 5. Mengevaluasi sisi positif dari setiap alternatif yang ada 6. Melaksanakan solusi terpilih. Ada beberapa keadaan yang mungkin dialami oleh pengambil keputusan ketika mengambil keputusan, yaitu: 1. Pengambilan keputusan dalam kepastian, semua alternatif diketahui secara pasti. 2. Pengambilan keputusan dalam berbagai tingkat risiko yang dipilih 3. Pengambilan keputusan dalam kondisi ketidak pastian, ada alternatif yang tidak diketahui dengan jelas.
2.4 KONSEP PERMODELAN SISTEM Perancangan sistem yang digunakan berhubungan dengan flowchart, diagram konteks, dan DFD (Data Flow Diagram). 1.
Flowchart Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program. Flowchart membantu analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif
lain
dalam pengoperasian. Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian
28
suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut. 2.
Diagram Konteks Diagram konteks adalah suatu diagram alir yang tingkat tinggi yang menggambarkan seluruh jaringan, masukan dan keluaran. Sistem yang dimaksud adalah untuk menggambarkan sistem yang sedang berjalan. Mengidentifikasikan awal dan akhir data awal dan akhir yang masuk dan keluaran sistem. Diagram ini merupakan gambaran umum sistem yang nantinya akan kita buat. Secara uraian dapat dikatakan bahwa diagram konteks itu berisi siapa saja yang memberikan data (input) ke sistem serta kepada siapa data informasi yang harus dihasilkan sistem.
3.
Data Flow Diagram (Diagram arus data) Data flow Diagram (DFD) adalah diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari sistem. Ada empat elemen yang menyusun suatu DFD, yaitu: a.
Proses Menggambarkan bagian dari sistem yang mentransformasikan input ke output. Disajikan dengan lingkaran atau bujur sangkar dengan ujung-ujung melengkung.
b.
Data Flow / Alur Data Pindahan data atau informasi dari suatu bagian ke bagian lainnya dari suatu sistem. Digambarkan oleh anak panah untuk menunjukkan keluar dari atau masuk ke suatu proses.
29
c.
Data Store / Penyimpanan data Sarana untuk mengumpulkan data. Disajikan dalam bentuk dua garis paralel, persegi panjang dengan satu sisi terbuka atau dengan ujungujung lengkung.
d.
Terminator atau Sumber Entity atau sumber atau tujuan data. Dapat berupa satu orang atau kelompok orang di suatu organisasi, tetapi di luar kendali dengan sistem yang sedang dikembangkan. Digambarkan dalam bentuk bujursangkar.
2.5
KONSEP BASIS DATA Basis data adalah kumpulan file atau tabel yang saling berhubungan yang
disimpan dalam media penyimpanan tertentu. Tujuan pemanfaatan basis data adalah 1.
Kecepatan dan Kemudahan (speed)
2.
Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space)
3.
Keakuratan (Accuracy)
4.
Ketersediaan (Availability)
5.
Kelengkapan (Completeness)
6.
Keamanan (Security)
7.
Kebersamaan (Sharability)
30
1.
Model Data Entity-relationship Model data entity relationship merupakan model data yang didasarkan pada Sebuah persepsi terhadap sebuah dunia nyata yang didalamnya terdapat sekumpulan objek dasar dan relasi antar objek-objek tersebut. Pada model data entity relationship data diterjemahkan dengan memanfaatkan sejumlah perangkat konseptual menjadi sebuah diagram data yang di sebut sebagai Entity Relationship diagram (E-R Diagram). Tiga hal mendasar dalam model E-R, yaitu entitas, atribut dan relasi. Selain itu terdapat batasan-batasan dalam pemetaan data yaitu kardinalitas pemetaan dan ketergantungan ekstensi. a
Entitas Entitas adalah objek yang dapat di bedakan dalam dunia nyata. Entitas set adalah kumpulan dari entitas yang sejenis, dapat berupa objek secara fisik dan objek secara konsep. Simbol yang digunakan untuk entity adalah persegi panjang.
b
Atribut Atribut adalah penjelasan atau gambaran sifat yang dimiliki oleh setiap anggota dari himpunan entitas. Setiap atribut yang dimiliki oleh sebuah himpunan entitas ditunjukkan dengan adanya informasi yang sama disimpan dalam basis data pada setiap entitas anggota himpunan entitas tersebut.
31
Ada dua jenis atribut, yaitu : 1)
Identifier (key) digunakan untuk menemukan suatu entity secara unik.
2)
Descriptor
(non-key
attribute)
digunakan
untuk
menspesifikasikan karakteristik dari suatu entity yang tidak unik. Simbol yang digunakan berbentuk oval. c.
Relasi Relasi menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Himpunan Relasi merupakan kumpulan semua relasi diantara entitas-entitas yang terdapat pada entitas-entitas himpunan tersebut.
d.
Kardinalitas pemetaan Kardinalitas pemetaan menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Ada tiga jenis cardinality ratio, yaitu : 1)
Relasi Satu ke satu (1:1) Hubungan antara dua file, file pertama dengan file kedua adalah satu berbanding satu. 1
1
Gambar 2.2 Relasi Satu ke satu 2)
Relasi Satu ke banyak / Relasi Banyak ke Satu (1: M / M : 1) Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu
32
berbanding banyak atau hubungan file pertama dengan file kedua adalah banyak berbanding satu.
N
1
N
Gambar 2.3 Relasi Satu ke banyak 3)
Relasi Banyak ke Banyak (M : N) Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah banyak berbanding banyak.
M
N
Gambar 2.4 Relasi banyak ke banyak 2.
Teknik Normalisasi Bentuk-bentuk normalisasi antara lain: a.
Bentuk normal Pertama (1NF) Bentuk normal 1NF terpenuhi jika sebuah tabel tidak memiliki atribut bernilai banyak (multivalued attribute), atribut composite atau kombinasinya dalam domain data yang sama. Dalam arti lain, setiap atribut dalam tabel tersebut harus bernilai atomic (tidak dapat dibagibagi lagi)
33
b.
Bentuk normal Kedua (2NF) Bentuk normal 2NF terpenuhi dalam sebuah tabel jika telah memenuhi bentuk 1NF, dan semua atribut selain primary key, secara utuh memiliki Functional Dependency pada primary key. Sebaliknya, sebuah tabel tidak memenuhi 2NF, jika ada atribut
yang
ketergantungannya (Functional Dependency) hanya bersifat parsial saja (hanya tergantung pada sebagian dari primary key). Jika terdapat atribut yang tidak memiliki ketergantungan terhadap primary key, maka atribut tersebut harus dipindah atau dihilangkan. c.
Bentuk normal Ketiga (3NF) Bentuk normal 3NF terpenuhi jika telah memenuhi bentuk 2NF, dan jika tidak ada atribut non primary key yang memiliki ketergantungan terhadap atribut non primary key yang lainnya.
d.
Bentuk normal Boyce-codd (BCNF) Bentuk BCNF terpenuhi dalam sebuah tabel, jika untuk setiap functional dependency terhadap setiap atribut atau gabungan atribut dalam bentuk: X -> Y, maka X adalah super key. Jika tidak, maka tabel
tersebut
harus
di-dekomposisi
berdasarkan
functional
dependency yang ada, sehingga X menjadi super key dari tabel-tabel hasil dekomposisi. Setiap tabel dalam BCNF merupakan 3NF. Akan tetapi setiap 3NF belum tentu termasuk BCNF. Perbedaannya, untuk functional dependency X à A, BCNF tidak membolehkan A sebagai bagian dari primary key.
34
e.
Bentuk normal Keempat (4NF) Bentuk normal 4NF terpenuhi dalam sebuah tabel jika telah memenuhi bentuk BCNF, dan tabel tersebut tidak boleh memiliki lebih dari sebuah multivalued atribute. Dalam arti lain, untuk setiap multivalued dependencies (MVD) juga harus merupakan functional dependencies.
f.
Bentuk normal Kelima (5NF) Bentuk normal 5NF terpenuhi dalam sebuah tabel jika tidak dapat memiliki sebuah lossless decomposition menjadi tabel-tabel yg lebih kecil. Jika 4 bentuk normal sebelumnya dibentuk berdasarkan functional dependency, 5NF dibentuk berdasarkan konsep join dependence, yakni apabila sebuah tabel telah di dekomposisi menjadi tabel-tabel lebih kecil, harus bisa digabungkan lagi untuk membentuk tabel semula.
3.
Kamus Data Kamus data disebut juga sistem data dictionary adalah katalog kata tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi.
2.6
METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING METHOD (SAW) Metode Simple Additive Weighting Method (SAW) sering juga dikenal istilah
metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode Simple Additive Weighting Method (SAW) adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada
35
setiap alternatif pada semua atribut. Metode Simple Additive Weighting Method (SAW) membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala
yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternative yang ada. Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah sebagai berikut: 𝑥𝑖𝑗 max
𝑟𝑖𝑗
𝑥 𝑖 𝑖𝑗
𝑀𝑖𝑛 𝑥 𝑖 𝑖𝑗
𝑥𝑖𝑗 Dimana : 𝑟𝑖𝑗
𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑗 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎 𝑎𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡 𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑏𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡) 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑗 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎 𝑎𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑐𝑜𝑠𝑡
: Rating kinerja ternormalisasi
𝑀𝑎𝑥𝑖 : Nilai maksimum dari setiap baris dan kolom 𝑀𝑖𝑛𝑖 : Nilai minimum dari setiap baris dan kolom 𝑋𝑖𝐽
: Baris dan kolom dari matriks
𝑟𝑖𝑗 adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif 𝐴𝐼 pada atribut 𝐶𝑗 ; i=1,2,... ,m dan j= 1,2,....,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (𝑉𝐼 ) diberikan sebagai: 𝑉𝐼 =
𝑛 𝑗 =1 𝑊𝑗 𝑟𝑖𝑗
Dimana : 𝑉𝐼 : Nilai akhir dari alternative 𝑊𝐼 : Bobot yang telah ditentukan 𝑟𝐼𝑗 : Normalisas matriks Nilai 𝑉𝐼 yang lebih besa mengindikasikan bahwa alternatif 𝐴𝐼 lebih terpilih. 2.6.1
Langkah Penyelesaian Dalam penelitian ini menggunakan model FMADM metode Simple Additive
Weighting Method (SAW) Adapun langkah-langkahnya adalah:
36
1.
Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Ci.
2.
Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.
3.
Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (Ci), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.
4.
Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vector bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai) sebagai solusi.
2.6.2 Contoh Kasus menggunakan metode Simple Additive Weighting Method (SAW) PT.Ririz travel adalah salah satu perusahaan yang menjual tiket pesawat, untuk memilih kriteria tertinggi karyawan maka dilakukan perhitungan dengan metode Simple Additive Weighting Method (SAW) Ada lima kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian, yaitu: 1. Banyaknya tiket terjual / Penjualan 2. Kehadiran 3. Pengalaman Kerja 4. lama bekerja 5. Kedisiplinan Dari kriteria tersebut, maka dibuat suatu tingkat kepentingan kriteria berdasarkan nilai bobot yang telah ditentukan kedalam bilangan fuzzy. Rating kecocokan setiap alternatife pada setiap kriteria sebagai berikut :
37
Buruk (B) = 0 Kurang baik (KB) = 2,5 Cukup (C) = 5 Baik (B) = 7,5 Sangat baik (SB) = 10 Berdasarkan kriteria dan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria yang telah ditentukan, selanjutnya penjabaran bobot setiap kriteria yang telah dikonversikan dengan bilangan fuzzy. 1.banyaknya tiket terjual / Penjualan Banyaknya tiket terjual merupakan banyaknya total penjualan tiket per karyawan selama sebulan. Berikut interval banyaknya tiket terjual yang telah dikonversikan dengan bilangan fuzzy dibawah ini. BANYAK TIKET TERJUAL
NILAI
KETERANGAN
Tiket <50
0
Buruk
Tiket >= 50
2,5
Kurang baik
Tiket >= 100
5
Cukup
Tiket >= 150
7,5
Baik
Tiket >= 200
10
Sangat baik
2.Kriteria Kehadiran Kehadiran merupakan berapa hari kehadiran karyawan selama sebulan. Berikut interval kehadiran yang telah dikonversikan dengan bilangan fuzzy dibawah ini. KEHADIRAN
NILAI
KETERANGAN
38
Tidak masuk >=7 hari
0
Buruk
Tidak masuk 4-6 hari
2,5
Kurang baik
Tidak masuk 2-4 hari
5
Cukup
Tidak masuk 1-2 hari
7,5
Baik
Masuk terus
10
Sangat baik
3.Pengalaman Kerja Pengalaman kerja merupakan berapa tahun lamanya pengalaman seorang pegawai. Berikut interval pengalaman kerja yang telah dikonversikan dengan bilangan fuzzy dibawah ini. LEMBUR
NILAI
1 tahun
0
2 tahun
2,5
3 tahun
5
4 tahun
7,5
5 tahun
10
4.lama bekerja Lama bekerja merupakan berapa tahun lamanya karyawan bekerja di PT.Ririz. Berikut interval lama bekerja yang telah dikonversikan dengan bilangan fuzzy dibawah ini. LAMA BEKERJA
NILAI
KETERANGAN
1Tahun
0
Buruk
2 Tahun
2,5
Kurang baik
39
3 Tahun
5
Cukup
4 Tahun
7,5
Baik
5 Tahun
10
Sangat baik
5.Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan berapa persen tingkat keramahan karyawan dalam bekerja. Berikut interval prilaku yang telah dikonversikan dengan bilangan fuzzy dibawah ini. PRILAKU
NILAI
KETERANGAN
D
2,5
Buruk
C
5
Kurang baik
B
7,5
Cukup
A
10
Baik
2.7
PERANGKAT LUNAK YANG DIGUNAKAN
2.7.1 Windows Xp Windows XP adalah jajaran sistem operasi berbasis grafis yang dibuat oleh Microsoft untuk digunakan pada komputer pribadi, yang mencakup komputer rumah dan desktop bisnis, laptop, dan pusat media (Media Center). Nama "XP" adalah kependekan dari "Experience". Windows XP merupakan penerus Windows 2000 Professional dan Windows Me, dan merupakan versi sistem operasi Windows pertama yang berorientasi konsumen yang dibangun di atas kernel dan arsitektur Windows NT. Windows XP pertama kali dirilis pada 25 Oktober 2001, dan lebih
40
dari 400 juta salinan instalasi digunakan pada Januari 2006, menurut perkiraan seorang analis IDC. Windows XP digantikan oleh Windows Vista, yang dirilis untuk pengguna volume license pada 8 November 2006, dan di seluruh dunia untuk masyarakat umum pada tanggal 30 Januari 2007. Banyak Original Equipment Manufacturer (OEM) dan juga penjual ritel menghentikan produksi perangkat dengan Windows XP pada tanggal 30 Juni 2008. Microsoft sendiri terus menjual Windows XP melalui Custom-built PC (OEM kecil yang menjual komputer rakitan) sampai dengan 31 Januari 2009. Windows XP mungkin akan tetap tersedia bagi para pengguna korporasi dengan volume licensing, sebagai sarana downgrade untuk komputer-komputer yang belum siap menjalankan sistem operasi baru, Windows Vista Business Edition atau Ultimate Edition atau Windows 7 Professional.
Gambar 2.5 Windows Xp
41
2.7.2 Visual Studio 2008 Visual Studio 2008 merupakan bahasa pemprograman yang dikembangkan dari bahasa BASIC (Beginner’s All Purpose Symbolic Instruction Code). Bahasa BASIC dirancang untuk programmer pemula dengan sintak-sintak yang mudah dipahami. Bahasa BASIC sendiri dibuat oleh John G. Kemery dan Thomas E. Kurtz pada tanggal 1 Mei 1964 di Dartmouth College. Visual Basic 2008 merupakan teknologi terbaru yang masuk ke dalam Visual Studio 2008 bersama dengan C#, C++, dan lainnya. Mulai tahun 2002 Visual Basic mulai mengenalkan teknologi terbarunya dengan fitur .NET. dengan teknologi ini akan lebih dimanjakan dengan berbagai layanan pemrograman. Teknologi . Visual Basic 2008 atau Visual Basic 9 merupakan paket teknologi bahasa pemrograman dari Visual Studio. Bahasa Visual Basic digunakan untuk membuat aplikasi Windows yang berbasis GUI (Grapgical User Interface) yang menampilkan antar muka secara grafis sehingga mempermudah user/pemakai dalam mengoperasikan aplikasi. Visual Basic 2008 mempunyai beberapa fitur baru yaitu : a.
Language-Intergrated Query (LINQ) Language-Intergrated Query (LINQ) adalah sebuah teknologi baru pada Visual Basic 2008 yang mendukung sintak query dan bahasa baru lainnya.
42
b.
Object Relation Designer (O/R Designer) Object Relation Designer (O/R Designer) menyediakan desain visual untuk membuat kelas entity LINQ to SQL dan menghubungkannya berdasarkan objek pada database.
b.
N-Tier N-Tier mendukung penulisan datasets dengan menyediakan tingkatan lapisan Datasets Designer yang membuat lebih mudah untuk memisahkan TableAdapters dan menulis kode datasets ke proyek terpisah.
c.
Hirarchical Update Compabilities (Peningkatan Kemampuan Hirarki) Hirarchical Update Compabilities (Peningkatan Kemampuan Hirarki) menyediakan penciptaan kode yang menyimpan logika yang dibutuhkan untuk pemeliharaan integritas referensi antar table yang berkaitan di dalam suatu database.
Gambar 2.6 Visual Studio 2008
43
d.
Local Database Caching Local Database Caching memungkinkan aplikasi mengurangi banyaknya keluar-masuk data antar aplikasi dengan server database.
2.7.3 SQL Server 2005 pengertian dari SQL Server itu sendiri adalah bahasa yang dipergunakan untuk mengakses data dalam basis data relation. Bahasa ini secara defacto adalah bahasa standar yang digunakan dalam manajemen basis data relasional. Saat ini hampir semua server basis data yang ada mendukung bahasa ini dalam manajemen datanya. SQL server 2005 merupakan salah satu produk dari Relational Database Management System (RDBMS).
SQL Server 2005 terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut:
a.
Relational Database Engine : komponen utama atau jantung SQL Server 2005.
b.
Analysis Services : Basis dari solusi intelijen bisnis yang ampuh (powerful), dan mendukung aplikasi-aplikasi OLAP (online analytical processing), serta data minning.
c.
Data Transformation Service (DTS): sebuah mesin untuk membuat solusi ekspor dan impor data, serta untuk mentransformasi data ketika data tersebut ditransfer.
d.
Notification Services: sebuah framework untuk solusi dimana pelanggan akan dikirimi notifikasi ketika sebuah event muncul.
44
e.
Reporting Services: service yang akan mengambil data dari SQL Server, dan menghasilkan laporan-laporan.
f.
Service broker: sebuah mekanisme antrian yang akan menangani komunikasi berbasis pesan diantara service.
g.
Native HTTP Support: dukungan yang memungkinkan SQL server 2005 yang (jika diinstall pada Windows Server 2003) akan merespon request terhadap HTTP endpoint, sehingga memungkinkan pembangunan sebuah web service untuk SQL Server tanpa menggunakan IIS.
h.
SQL server Agent : akan mengotomatiskan perawatan database dan mengatur task, event dan alert.
i.
NET CLR (Common Language Runtime): akan memungkinkan pembuatan solusi menggunakan managed code yang ditulis dalam salah satu bahasa .NET.
j.
Replication: serangkaian teknologi untuk menjalin dan mendistribusikan data dan obyek database dari sebuah database ke database lain, dan melakukan sinkronisasi untuk menjaga konsistensinya.
k.
Full-Text Search: memungkinkan pengindeksan yang cepat dan flexibel untuk query berbasis kata kunci (terhadap data teks yang disimpan dalam database).
45
Gambar 2.7 SQL Server 2005
Fitur untuk Administrasi Database:
a.
Database Mirroring
Perluas log pengiriman kemampuan dengan solusi mirroring database. Anda akan dapat menggunakan mirroring database untuk meningkatkan ketersediaan sistem SQL Server anda dengan mendirikan failover otomatis ke server siaga.
b.
Online Restore
Dengan SQL Server 2005, database administrator dapat melakukan restore operasi sementara instance dari SQL Server yang berjalan. Online mengembalikan meningkatkan ketersediaan SQL Server karena hanya data yang dipulihkan tidak tersedia, sisa database tetap online dan tersedia.
46
c.
Online Indexing Operations
Opsi Indeks online memungkinkan modifikasi concurrent (update, menghapus, dan menyisipkan) ke meja yang mendasari atau data clustered index dan setiap indeks terkait selama data indeks bahasa eksekusi (DDL) definisi. Sebagai contoh, sementara clustered index sedang dibangun kembali, Anda dapat terus memperbarui data yang mendasari dan melakukan query terhadap data.
d.
Fast Recovery
Sebuah pilihan pemulihan baru yang lebih cepat meningkatkan ketersediaan database SQL Server. Administrator dapat menyambung kembali ke database pulih setelah log transaksi telah diperpanjang ke depan.
e.
Standards-based Information Access
Setiap objek, sumber data, atau komponen usaha intelijen bisa terkena menggunakan protokol berbasis standar seperti SOAP dan HTTP menghilangkan kebutuhan pendengar yang tingkat menengah, seperti IIS, untuk mengakses antarmuka layanan Web yang terkena oleh SQL Server 2005.
f.
SQL Server Management Studio
SQL Server 2005 termasuk SQL Server Management Studio, sebuah suite terintegrasi baru alat manajemen dengan fungsi untuk mengembangkan, menyebarkan, dan atasi masalah database SQL Server, serta perangkat tambahan untuk fungsi sebelumnya.
47
g.
Dedicated Administrator Connection
SQL Server 2005 menyediakan koneksi administrator-administrator khusus yang dapat digunakan untuk mengakses server yang menjalankan bahkan jika server terkunci atau tidak tersedia. Kemampuan ini memungkinkan administrator untuk memecahkan masalah pada server dengan menjalankan fungsi diagnostik atau pernyataan Transact-SQL.
h.
Snapshot Isolation
Snapshot Isolasi (SI) tingkat disediakan pada tingkat database. Dengan SI, pengguna dapat mengakses baris berkomitmen terakhir menggunakan pandangan transitionally konsisten database, his capability provides greater scalability. Kemampuan ini memberikan skalabilitas yang lebih besar.
i.
Data Partitioning
Data partisi ditingkatkan dengan tabel partisi asli dan indeks yang memungkinkan pengelolaan efisien tabel besar dan indeks.
j.
Replication Enhancements
Untuk database terdistribusi, SQL Server 2005 menyediakan skema komprehensif perubahan (DDL) replikasi, kemampuan pengawasan generasi berikutnya, dibangun pada replikasi dari Oracle ke SQL Server, menggabungkan replikasi lebih dari https, dan signifikan menggabungkan skalabilitas replikasi dan
48
peningkatan kinerja. Selain itu, peer-to-peer fitur replikasi transaksional meningkatkan dukungan untuk skala data dengan menggunakan replica.