BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Tentang Strategi Perusahaan Jasa 2.1.1 Pengertian Strategi Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang terhadap keinginan para pelanggan di masa depan. Strategi selalu dimulai dari sesuatu yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari sesuatu yang terjadi.Terciptanya suatu kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies).Kompetensi inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai standar.Suatu perusahaan perlu mencari kompetensi inti didalam bisnis yang dilakukan. (Umar, 2001: 31). Menurut Jauch dan Glueck (1989: 56), Stategi dapat diartikan sebagai suatu perencanaan yang bersifat menyatukan, mencakup keseluruhan dan terintegrasi, sehubungan dengan keunggulan yang dimiliki perusahaan dalam menghadapi lingkungan.Perencanaan tersebut
dibentuk
untuk
menjamin
tujuan
perusahaan
dapat
ditingkatkan. Strategi adalah suatu perencanaan yang dilakukan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan.Strategi dapat dilakukan dengan menghasilkan suatu inovasi untuk meningkatkan penjualan. Suatu
12
perusahaan memerlukan suatu strategi untuk menghadapi ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada dalam mencapai tujuan. 2.1.2 Perngertian Perusahaan Jasa Perusahaan adalah organisasi yang didirikan oleh individu atau kolompok yang melakukan suatu kegiatan usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia. Menurut UU No 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan Pasal 1 huruf b, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba. Jasa adalah produk yang tidak terlihat dan tidak bisa disentuh saat ditawarkan kepada calon pelanggan (Hendro, 2011: 217). Sedangkan menurut Kotler (1993: 96), Jasa ialah setiap kegiatan yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan merupakan suatu produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberi nilai tambah (seperti keyamanan, hiburan, dan kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen. Jasa dapat diklasifikasikan dalam berikut : 1. Berdasarkan tingkat kontak konsumen dengan pemberi jasa sebagai bagian dari sistem jasa tersebut saat dihasilkan.
13
2. Berdasarkan kesamaan dengan operasi manufaktur. 3. Berdasarkan tingkat kontak konsumen. Jasa dapat dibedakan ke dalam 2 kelompok yaitu : 1) High – contract system Untuk menerima jasa, konsumen harus menjadi bagian dari sistem.Contohnya pendidikan, rumah sakit, dan transportasi. 2) Low – contact system Konsumen tidak perlu menjadi bagian dari sistem untuk menerima jasa.Contohnya jasa reparasi mobil dan perbankan, konsumen tidak harus dalam kontak pada saat mobilnya yang rusak diperbaiki oleh teknisi bengkel. Cara lain untuk mengklasifikasikan jasa adalah dengan menggunakan kesamaannya dengan operasi manufaktur. Cara ini membagi tiga kelompok yaitu : 1. Pure service Merupakan jasa yang tergolong high contact dengan tanpa persediaan.Contohnya jasa tukang cukur dan ahli bedah yang memberikan perlakuan khusus dan memberikan jasanya pada saat konsumen ada. 2. Quasimanufacturing service Jasa termasuk sangat low contact dan konsumen tidak harus menjadi bagian dari proses produksi jasa. Contohnya jasa perbankan, asuransi, kontor pos, dan jasa pengantaran.
14
3. Mixed service Kolompok jasa dengan tingkat kontak menengah moderate contact yang mengabungkan beberapa sifat pure servicedan quasimanufacturing service.Contohnya jasa bengkel, toko dry cleaning, jasa ambulans, dan pemadam kebakaran.Lupioyadi (2001: 5-7). Selain memiliki klasifikasi, jasa juga memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda. Berikut ini sifat dan karakteristik jasa menurut Kotler dan Amstrong (2001: 376-378) : 1. Ketidakberwujudan Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dirasa, didengar, atau dibau sebelum dibeli. 2. Ketidakterpisahan Jasa tidak dapat dipisahkan dari penyediannya. 3. Keragaman Kualitas jasa tergantung pada siapa yang menyediakannya dan kapan, dimana, serta bagaimana. 4. Tidak tahan lama Jasa tidak dapat disimpan untuk penjualan atau pemakaian yang akan datang. Perusahaan jasa adalah suatu badan usaha yang memberikan konsumen suatu produk jasa baik yang berwujud maupun tidak seperti transportasi, restoran, pendidikan, dan salon. (Lupiyoadi, 2001: 6).
15
Menurut Hendro (2011: 331) Perusahaan jasa dalam melakukan kegiatan bisnisnya memiliki 2 karakter yaitu : 1. Bisnis jasa yang melakukan pekerjaannya berdasarkan order. Bisnis ini dalam proses produksinya didasarkan pada keinginan calon pembeli atau pengguna yang memberikan order dalam bentuk tertentu untuk disepakati, dibuat, dan dikerjakan dengan biaya yang sudah disetujui bersama sebelum pekerjaan tersebut dilaksananakan antara pemberi order dengan penerima order ,misalnya kontraktor. 2. Bisnis jasa yang melakuan pekerjaannya sebagai penjual jasa. Jenis bisnis ini dilakukan tanpa adanya proses produksi barang atau produk tetapi berupa sebuah penawaran jasa atas seluruh atau sebagian pekerjaan dari jenis pekerjaan yang diminta oleh pemberi order untuk dikerjakan sesuai dengan batas waktu yang disepakati bersama, seperti jasa pemasaran, broker, jasa pengiriman barang, dan jasa transportasi. 2.2 Konsep tentang Jasa Freight Forwaderdalam Kegiatan Ekspor Impor 2.2.1 Pengertian Perusahaan Jasa Freight Forwader Menurut Sudijono dan Sarjianto (2007: 30), Freight Forwader adalah badan usaha yang bertujuan untuk memberikan jasa pelayanan atau pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan dalam pelaksanaan pengiriman, pengangkutan, dan penerimaan barang dengan menggunakan multimodal transport, baik melalui darat, laut,
16
dan udara. Freight Forwader di sebut sebagai perusahaan pelayanan jasa multimoda dikarenakan jangkauannya lebih luas dibandingkan dengan EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) dan EMKU (Ekspedisi Muatan Kapal Udara). Perbedaan antara FF dan EMKL atau EMKU adalah pelayanan jasa transportasinya, dimana Freight Forwader melayani jasa dengan transportasi darat, laut, udara sementara EMKL terbatas pada transportasi laut, dan EMKU terbatas pada transportasi udara (Putri, 2014: 22). Berdasarkan dari beberapa uraian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa freight forwader adalah badan usaha yang memberikan jasa pelayanan pengiriman dan penerimaan barang ekspor dan impor baik melalui darat, laut, dan udara. 2.2.1 Kegiatan Freight Forwader Menurut Amir M.S (1991: 73) Freight Forwader dapat membantu dalam kegiatan sebagai berikut : 1. Membantu dalam melakukan penyerahan barang 2. Pangawasan atas barang supaya tetap dalam keadaan utuh dan dalam kondisi baik 3. Menekan biaya serendah – rendahnya 4. Mengamankan barang
17
2.2.3 Jasa yang ditawarkan oleh perusahaan freight forwader 1. Air Freight Freight forwader memberikan layanan jasa pengiriman dan penerimaan barang melalui udara. Jasa yang ditawarkan sebagai berikut : 1) International Inbound dan outbound 2) Domestik Inbound dan outbound 3) Packing dan crating 4) Custom Clearance 5) Dokumentasi Ekspor dan Impor 6) Pengambilan dan Pengantaran barang 7) Asuransi Pengangkutan 2. Sea Freight Jasa yang ditawarkan berupa pengiriman dan penerimaan barang nasional maupun internasional melalui laut. Jenis jasa pada Sea Freight sebagai berikut : 1) FCL dan LCL 2) Internasional Inbound dan Outbound 3) Domestik Inbound dan Outbound 4) Keamanan CFS 24 jam 5) Packing dan Crating 6) Custom Clearance 7) Dokumentasi Ekspor / Impor
18
8) Pengambilan dan Pengantaran Barang 9) Asuransi Pengangkutan 3. Custom Brokerage Layanan jasa dengan kliring barang melalui bea cukai hambatan untuk importir dan eksportir guna mempercepat dalam perjalanan pengiriman barang. Kliring merupakan suatu aktivitas yang berjalan sejak saat terjadinya kesepakatan untuk suatu transaksi hingga selesainya pelaksanaan kesepakatan tersebut. Layanan yang ditawarkan seperti : 1) Berbagai Jasa Pengaturan Bea Cukai 2) Keahlian dalam Customs Clearance 3) Saran Spesialis 4) Dukungan On-site 4. Logistics Layanan jasa untuk mengurus distribusi barang, mengatur persediaan, keluar/masuk produk. 5. Dangerous Goods Layanan jasa yang bertujuan untuk mengemasi ulang barang – barang berbahaya serta mengirimkannya dengan aman dan sesuai IATA dan Kelautan (IMDG)yang berlaku.
19
6. Packaging Layanan jasa untuk melakukan berkemas atau pengemasan ulang semua jenis barang sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku. 7. Warehouse Layanan jasa pergudangan untuk menyimpan barang – barang pengirim dan penerima barang kiriman tersebut dengan aman. 2.3 Tata Niaga Barang Impor di Indonesia 2.3.1 Pengertian Impor Impor adalah serangkaian kegiatan memasukkan barang dari luar negeri sesuai dengan ketentuan pemerintah ke dalam peredaran masyarakat yang dibayar dengan valuta asing (Ana shohibul dan Wahyu, 2011: 88). Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 pasal 1 angka 13 tentang kepabeanan, impor adalah kegiatan memasukkan barang dari luar daerah pabean Indonesia ke dalam daerah pabean. Impor merupakan kegiatan memasukkan komoditi dari luar daerah pabean untuk dimasukkan ke dalam daerah pabean Indonesia dengan menaati perarturan yang berlaku tentang kepabeanan di bawah pengawasan Direktorat Jendral Bea Cukai.
20
2.3.2 Jenis Impor Secara umum kegiatan impor barang dibedakan menjadi lima. Jenis impor menurut Surono (2015: 9-25) sebagai berikut : 1. Untuk Dipakai Kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean dengan tujuan untuk dipakai atau untuk dimiliki atau dikuasai oleh orang yang berdomisili di Indonesia. 2. Sementara Kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean dengan tujuan untuk diekspor kembali paling lama tiga tahun. 3. Reimpor Kegiatan dengan barang yang dikirim ke luar negeri yang akan dimasukan kembali ke daerah pabean. 4. Pelayanan Segera Kegiatan impor yang mendapat bentuk fasilitas pelayanan yang diberikan
terhadap
barang
impor
tertentu
yang
karena
karakteristiknya memerlukan pelayanan segera untuk dikeluarkan dari kawasan pabean.Pengeluaran barang impor dari kawasan pabean dilakukan sebelum diajukan pemberitahuan pebean impor dengan
menggunakan
dokumen
pelengkap
pebean
dan
jaminan.Pelayanan segera diberikan untuk barang yang memiliki karakteritik, seperti terikat waktu dan memerlukan penganganan khusus.
21
5. Vooruitslag Bentuk
perlakuan
khusus
berupa
pemberian
izin
untuk
mengeluarkan terlebih dahulu barang impor yang masih terutang bea masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) dengan mempertaruhkan jaminan. Pengeluaran barang impor dari kawasan pabean dilakukan sebelum diajukannya pemberitahuan impor barang dengan menggunakan dokumen pelengkap pabean dan jaminan. Fasilitas ini diberikan kepada importir yang telah mengajukan permohonan untuk memperoleh fasilitas pembebasan atau keringanan bea masuk, bea masuk dan PDRI, cukai, dan atas permohonan
yang
dimaksud
belum
diterbitkan
keputusan
mengenai pemberian fasilitas tersebut. Khusus untuk barang impor yang keperluannya penanggulangan bencana dapat diberikan persetujuan vooruitslag walaupun importir belum mengajukan permohonan fasilitas pembebasan. 2.3.3 Definisi Barang Impor Barang impor merupakan suatu produk atau komoditi yang dimasukkan ke dalam daerah pabean dengan tujuan dipakai, dimanfaatkan, atau diubah untuk memenuhi kebutuhan manusia didalam negeri.Barang impor merupakan barang yang berwujud dan dapat dilihat yang penggunaanya bermanfaat bagi manusia.
22
2.3.4 Jenis Barang Impor Menurut Tusti (2016: 10-11)Penggelompokkan produk impor di bedakan menjadi dua yaitu : 1. Pengelompokan
Barang
Impor
Berdasarkan
Sifat
dan
Penggunaannya 1) Barang konsumsi Barang konsumsi merupakan barang yang digunakan setiap saat oleh mahluk hidup yang pemenuhan kebutuhannya digunakan
dalam
kegiatan
sehari-hari.Barang
konsumsi
dibedakan menjadi dua yaitu produk pangan dan non pangan. Produk pangan adalah kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh manusia yang harus dipenuhi setiap saat untuk melangsungkan hidupnya.Setiap Negara memiliki bahan pangan pokok yang berbeda-beda.Indonesia memiliki ciri khas khusus bahan pagan pokok beras. Produk non pangan adalah bahan yang tidak dikonsumsi secara langsung sebagai bahan pagan tetapi dimanfaatkan untuk menjadi barang lain. 2) Barang modal, bahan baku penolong, dan industri Barang
modal
adalah
barang
yang
digunakan
untuk
memproduksi barang lain sebagai produk perusahaan. Bahan baku penolong adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi untuk membantu bahan baku utama menjadi sebuah produk.
23
Bahan industri merupakan bahan yang digunakan untuk pengolalaan barang jadi dari bahan baku, proses produksi, sampai barang jadi untuk kegiatan industri pada perusahaan. 3) Barang berbahaya dan limbah non B3, barang baru dan bukan barang baru Barang
berbahaya
ialah
bahan
atau
zat
yang
dapat
membahayakan kesehatan, keselamatan, dan kesehatan.Bahan limbah non B3 (barang berbahaya dan beracun ialah bahan atau zat limbah yang tidak membahayakan kesehatan, keselamatan, dan kesehatan. Barang baru adalah barang yang belum terpakai, dalam keadaan baik serta terjaga kualitasnya.Barang bekas adalah barang yang sudah terpakai dan berkurang kualitas dan kuantitasnya. 2. Pengelompokan Barang Impor Berdasarkan Tata Niaga Impor 1) Bebas Impornya Semua jenis barang yang tidak termasuk pada kelompok barang dibatasi dan dilarang. 2) Dibatasi Impornya Barang yang dibatasi impornya ada 34 barang seperti gula, beras, garam, prekusor,pelumas, barang berbasis sistem pendingin, dll.
24
3) Dilarang Impornya Barang yang dilarang impor ada 10 barang seperti produk percetakan bahasa Indonesia dan daerah, Peptisida Etilin Dibrommida, Limbah B3,dll. 2.4 Proses Pengiriman Barang Impor Melalui Transportasi Udara 2.4.1 Pengertian Transportasi Udara Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang dan penumpang dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan cepat melalui udara mengunakan sarana angkutan udara. Unsur transportasi ada dua yaitu, pemindahan atau pergerakan dan secara fisik mengubah tempat dari barang dan penumpang ketempat lain. Menurut Undang – undang nomor 1 tahun 2009 pasal 1 ayat 13 tentang penerbangan Angkutan udara merupakan setiap kegiatan dengan menggunakan pesawat udara untuk mengangkut penumpang, kargo, dan / atau pos untuk satu perjalanan atau lebih dari satu bandar udara ke bandar udara yang lain atau beberapa bandar udara. 2.4.2 Jenis Angkutan Udara Angkutan udara memiliki fungsi yang berbeda – beda dari berbagai jenis. Berikut jenis – jenis angkutan udara : 1. Angkutan Udara Niaga Angkutan udara untuk umum dengan memungut pembayaran.
25
2. Angkutan Udara Bukann Niaga Angkutan udara yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri yang dilakukan untuk mendukung kegiatan yang usaha pokoknya selain dibidang angkutan udara. 3. Angkutan Udara Dalam Negeri Kegiatan angkutan udara niaga untuk melayani angkutan udara dari satu bandar udara ke bandar udara lain di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Angkutan Udara Luar Negeri Kegiatan angkutan udara niaga untuk melayani angkutan udara dari satu bandar udara di dalam negeri ke bandar udara lain di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sebaliknya. 5. Angkutan Udara Perintis Kegiatan angkutan udara niaga dalam negeri yang melayani jarinagan dan rute penerbangan untuk menghubungkan daerah terpencil dan tertinggal atau daerah yang belum terlayani oleh moda transportasi lain dan secara komersial belum menguntungkan. 2.4.3 Jenis Pesawat Angkut Barang Menurut Sudijono dan Sarjiyanto (2007: 14)
jenis pesawat yang
digunakan untuk mengangkut barang ada tiga jenis, yaitu :
26
1. Passenger Aircraft Barang ditempatkan di lowerdeck (belly) compratement, sebagian besar pesawat penumpang menggunakan cara seperti ini dan kapasitasnya terbatas. 2. All cargo Aircraft Pesawat khusus untuk barang yang biasanya digunakan oleh penerbangan yang sudah terjamin muatannya di negara asal. 3. Mixed / Combination Aircraft Pesawat yang dapat membawa cargo atau passenger pada main decknya. 2.4.4 Fungsi Transportasi Udara Menurut Salim, Abbas (2008: 102-103) terdapat 3 fungsi angkutan udara, yaitu : 1. Penyediaan jasa angkutan udara serta menigkatkan pelayanan. 2. Peningkatan armada atau pesawat udara serta menjaga keselamatan penumpang selaku pemakai jasa. 3. Pengembangan jasa – jasa angkutan udara untuk meningkatkann pertumbuhan ekonomi. 2.5 Peningkatan Strategi dengan Analisis SWOT 2.5.1 Pengertian Analisis SWOT Analisis SWOT adalah sebuah alat analisis yang digunakan untuk memutuskan strategi bersaing (Hendro, 2011: 291).Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
27
merumuskan
strategi
perusahaan.Analisis
ini
didasarkan
pada
hubungan antara unsur – unsur internal, yaitu kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), terhadap unsur – unsur eksternal yaitu peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Lingkungan mikro perusahaan merupakan unsur internal dari perusahaan yang terdiri dari manajerial perusahaan, kualitas produk, finansial perusahaan, kemampuan SDM hingga kapasitas mesin dan teknologi yang digunakan.Lingkungan makro terdiri dari pemasok, pelanggan, pesaing, peraturan pemerintah, faktor budaya, sosial, ekonomi, dan faktor alam sekitar. Terdapat empat alternatif bagi perusahaan untuk melakukan strategi pemasaran produk dan jasanya. Alternatif strategi tersebut antara lain : 1. Strategi SO (Strength-Opportunity) Strategi dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk meraih dan memanfaatkan peluang sebesar – besarnya guna untuk mencapai keuntungan. 2. Strategi WO (Weakness-Opportunity) Strategi diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 3. Strategi ST (Strength-Threat) Strategi dalam menggunakan kekuatan yang memiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman dimasa mendatang.
28
4. Strategi WT (Weakness-Threat) Strategi yang didasarkan pada kegiatan yang berusaha untuk memperkecil kelemahan yang ada dan menghindari ancaman pada masa yang akan datang. 2.5.2 Kegunanaan Analisis SWOT Analisis SWOT digunakan dalam berbagai hal sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Kegunaan analisis SWOT menurut Hendro ( 2011:291) sebagai berikut : 1. Memasuki sebuah industri baru. 2. Memutuskan untuk peluncuran produk baru. 3. Menganalisa posisi perusahaan dalam persaingan saat ini. 4. Untuk melihat sejauh mana kekuatan dan kelemahan perusahaan. 5. Membuat keputusan untuk memecahkan masalah yang akan terjadi sehubungan dengan ancaman yang akan datang dan peluang yang bisa diambil. 2.5.3 Perencanaan strategis Perencanaan strategis memerlukan tahap dalam mengumpulkan data.Data yang dikumpulkan berupa faktor internal dan faktor eksternal dalam menentukan strategi. Menurut Rangkuti (2015:24-28) Tahap dalam perencanaan strategis berupa pembuatan matriks faktor internal dan eksternal:
29
1. Matriks Fakor Strategi Eksternal (EFAS) Tahap utama dalam pembuatan matriks faktor strategi eksternal yaitu mengetahui Faktor Strategi Eksternal (EFAS). Berikut ini adalah cara – cara penentuan Faktor Strategi Eksternal : a. Menyusun dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman). b. Member bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis. c. Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan data skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancamannya adalah kebalikannya.
Misalnya,
jika
nilai
ancamannya
sedikit
ratingnya 4. d. Mengkalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang
30
nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor). e. Mengunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih. f. Menjumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan.
Nilai
total
ini
menunjukkan
bagaimana
perushaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.
Total
skor
ini
dapat
digunakan
untuk
membandingkan perusahaan dengan perusahaan lainnya dalm kelompok industri yang sama. Contoh matriks dan perhitungannya akan disajikan dalam pembahasan. 2. Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) Analisis faktor-faktor internal (peluang dan ancaman) dilakukan dengan cara yang sama. Sebelum strategi diterapkan, perencanaan strategi harus menganalisis lingkungan eksternal untuk mengetahui berbagai kemungkinan peluang dan ancaman. Tahapan dalam merumuskan tabel IFAS adalah sebagai berikut : a. Menentuukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1. b. Memberi bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting),
31
berdasarkaan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan.(Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00). c. Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negative, kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industry, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelamahan perusahaan dibawah ratarata industri, nilainya adalah 4. d. Mengkalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor). e. Mengunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih.
32
f. Menjumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan.
Nilai
total
ini
menunjukkan
bagaimana
perushaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya.
Total
skor
ini
dapat
digunakan
untuk
membandingkan perusahaan dengan perusahaan lainnya dalm kelompok industri yang sama. Contoh dari realisasi matriks faktor strategi internal ada pada bab pembahasan.
33