BAB II Landasan Teori
A. Radio 1. Definisi Radio Komunikasi di Indonesia sejak jaman kolonial juga sudah mengenal alat komunikasi suara yang berupa radio. Merupakan suatu alat elektronik yang digunakan sebagai media komunikasi dan informasi yang memiliki peranan penting dalam proses pasang surutnya
pemerintahan
penyampaian
informasi
Bangsa
Indonesia.
dengan
Radio
pemanfaatan
adalah
gelombang
elektromagnetik bebas yang memiliki frequensi kurang dari 300 GHz (panjang gelombang lebih besar dari 1 mm). Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek bermuatan listrik dimodulasi (dinaikkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat dalam frekuensi gelombang radio (RF) dalam suatu spektrum elektromagnetik. Gelombang radio ini berada pada jangkauan frekuensi 10 hertz (Hz)
sampai
beberapa
gigahertz
(GHz),
dan
radiasi
elektromagnetiknya bergerak dengan cara osilasi elektrik maupun magnetic (Indriyawati, 2011: 37-45).
5
6
2. Sejarah Perkembangan Radio di Indonesia Sejarah perkembangan radio sendiri ditandai dengan didirikannya Radio Republik Indonesia (RRI). RRI secara resmi didirikan pada tanggal 11 September 1945 oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang di 8 kota yaitu Jakarta, Bandung, Purwakarta, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang. Rapat utusan radio di rumah Adang Kadarusman Jalan Menteng Dalam Jakarta menghasilkan keputusan dengan didirikan Radio Republik Indonesia dengan memilih Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama. Rapat tersebut menghasilkan suatu deklarasi yang dikenal dengan sebutan piagam 11 September 1945, yang berisi 3 butir komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetia RRI, yaitu pertama, kita harus menyelamatkan segala alat siaran radio dari siapapun yang hendak menggunakan alat tersebut untuk menghancurkan negara kita dan membela alat itu dengan segala jiwa raga dalam keadaan bagaimanapun dan akibat apapun juga. Kedua, kita harus mengemudikan siaran RRI sebagai alat perjuangan dan alat revolusi seluruh bangsa Indonesia, dengan jiwa kebangsaan yang murni, hati yang bersih dan jujur, serta budi yang penuh kecintaan dan kesetiaan kepada tanah air dan bangsa. Ketiga kita harus berdiri diatas segala aliran dan keyakinan partai atau golongan, dengan mengutamakan persatuan bangsa dan
7
keselamatan negara, serta berpegangan pada jiwa Proklamasi 17 Agustus 1945. (Wijaya, 2012: 23-29)
3. RRI Semarang RRI Cabang Madya Semarang berlokasi di Jalan Ahmad Yani 144 - 146 Semarang. Luas area 10.532 m2, terdiri atas tiga bangunan utama yaitu auditorium, perkantoran dan studio. Saat ini jumlah karyawan sebanyak 241 orang. RRI Semarang lahir pada tahun 1930-an dengan sebuah studio kecil berkekuatan 150 watt bertempat di arena pasar malam Jalan Setaran dengan dilengkapi alat-alat yang dirakit sendiri oleh teknisi-teknisi pribumi. Radio Semarang didirikan oleh orang-orang yang mencintai seni (Satmoko, 2007:11-15). RRI Pro 1 FM dengan tema Ragam Musik dan Informasi di frekuensi AM 801 KHz dan FM 89 MHz. RRI Pro 2 FM Gaya hidup Frekuensi FM 95.3 MHz. RRI Pro 3 FM Jaringan berita Nasional Frekuensi FM 90.6 Mhz. RRI Pro 4 FM Pendidikan dan Budaya Frekuensi AM 1170 KHz (Seputar Semarang).
4. Karakteristik Radio Radio sebagai media memiliki sifat yang khas yang terdiri dari kelebihan dan kelemahannya jika dibandingkan dengan media massa lain seperti, Surat Kabar, Majalah maupun Televisi.
8
(Antonius Darmanto,1998: 2-5) Beberapa karakteristik radio sebagai media massa atara lain (Riswandi, 2009: 3-10) 1. Publisitas Artinya
disebarluaskan
kepada
orang
banyak
tanpa
memandang batasan siapa saja yang boleh atau tidak boleh mendengarkan radio. 2. Universalitas Pesan yang disampaiakan bersifat umum, mencakup segala aspek kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat dan menyangkut kepentingan umum karena pendengarnya adalah orang banyak. 3. Periodisitas Siaran radio bersifat tetap atau berkala, misalnya harian, atau mingguan. 4. Kontinuitas Artinya siaran radio bersifat berkesinambungan atau terus menerus sesuai dengan jadwal mengudara. 5. Aktualitas Artinya siaran radio berisi hal-hal terbaru. Aktualitas juga berarti adaya kecepatan penyampaian informasi kepada publik.
9
Dibandingkan
dengan
mediamassa
lainnya,
Radio
memiliki
karakteristik lain yang khas sebagai berikut: 1. Imajinnatif Karena hanya alat indera pendengaran yang digunakan oleh khalayak dan pesannya pun selintas, maka pesan radio dapat mengajak komunikannya untuk berimajinasi. 2. Auditori Sifat ini muncul sebagai konskuensi dari sifat radio yang hanya bisa didengar. Pendengar tidak akan dapat mendengar kembali (rehearing) informasi yang dirasa tidak jelas saat diterima, karena informasi yang hilang tidak bisa diulang, kecuali ia merekamnya. Maka pesan radio harus disusun secara singkat dan jelas (concise and clear). 3. Akrab/Intim Pada umumya kita mendengar radio sambil melakukan kegiatan atau melaksanakan pekerjaan lainnya sehingga terasa lebih akrab. 4. Identik dengan musik 5. Radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan musik. 6. Mengandung gangguan Sering muncul gangguan ketika mendengarkan radio seperti timbul tenggelam/fading dan gangguan teknis (channel noise factor).
10
Keunggulan Radio sebagai Media Penyiaran : 1. Cepat dan Langsung Tanpa melalui proses yang kompleks seperti TV dan Surat Kabar membuat Radio menjadi sarana tercepat jika dibandingkan dengan keduanya. Cukup dengan melalui telepon, seorang reporter radio dapat dengan segera melaporkan berita dan peristiwa yang terjadi di lapangan. 2. Akrab Radio adalah alat yang mengakrabkan pendengar dengan penyiar. Orang jarang mendengarkan siaran radio secara berkelompok, akan tetapi orang sering kali medengarkan radio secara sendirian seperti di dalam mobil, di kamar tidur, di dapur dan sebagainya. 3. Hangat Perpaduan antara kata-kata, musik, dan efek suara dalam siaran radio mampu mempengaruhi emosi pendengar dan seringkali pendengar berpikir bahwa penyiar adalah sebagai teman bagi mereka. 4. Tanpa batas Siaran radio mampu menembus batas-batas geografis dan kultural serta kelas sosial. Bahkan hanya orang “tunarungu” yang tidak mampu menikmati sebuah siaran radio.
11
5. Murah Harga sebuah radio sekaligus mendengarkan siarannya relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan harga sebuah televisi atau berlangganan media cetak. Bahkan pendengar siaran radio pun tidak dipungut iuran sepeser pun. 6. Fleksibel Siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal-hal lain tanpa mengganggu aktivitas lain seperti belajar, memasak, mengemudi, membaca surat kabar, dan sebagainya. Kelemahan radio sebagai media penyiaran: a. Selintas Siaran radio cepat hilang dan mudah dilupakan. Pendengar tidak bisa mengulang apa yang didengarnya. b. Batasan waktu Waktu siaran radio relatif terbatas, berbeda dengan koran yang bisa menambah jumlah halaman dengan bebas. c. Beralur linier Program disajikan dan didengar oleh khalayak berdasarkan urutan yang sudah ada (rundown).
12
5. Progam Siaran di Radio 1. Format Berita Berita radio merupakan laporan atas suatu peristiwa yang penting dan menarik. Sedangkan siaran berita adalah sajian fakta yang diolah kembali menurut aturan jurnalistik radio.(Morrisan, 2011. 4-25) Menurut Morrisan (2011), format penyajian berita radio terdiri atas dua macam, yaitu: a. Siaran langsung (live report), yaitu reporter mendapatkan fakta dari lapangan, dan pada saat bersamaan melaporkannya dari lokasi. b. Siaran tunda, dalam hal ini reporter medapatkan fakta dari lapangan, kemudian kembali ke studio untuk mengolahnya terlebih dahulu sebelum disiarkan. Informasi yang diperoleh inidapat dikemas ke dalam berita langsung (straight news) atau berita feature.
Features adalah berita ringan namun menarik. Pengertian “menarik” disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, sehingga menimbulkan kekaguman kepada pendengar dan dapat mempengaruhi emosi pendengar. Pada dasarnya berita-berita semacam ini dapat dikatakan sebagai soft news karena tidak terlalu terikat dengan waktu penayangan, namun karena durasinya singkat dan terkadang menjadi bagian dari program berita, maka feature masuk kedalam kategori hard news.(Morrisan, 2011: 4-25)
13
2. Format Majalah Udara Majalah udara adalah paket siaran yang dibuat dengan kekhasan tertentu sehigga melekat dibenak pendengarnya. Seperti sebuah majalah cetak, majalah udara pun isinya bragam. Majalah udara merupakan adopsi dari majalah cetak dengan prinsip-prinsipnya dasarnya yang hampir sama, yaitu (Riswandi, 2009: 3-10) : a. Pilihan sifat informasinya, sifat informasi majalah udara bersifat faktual atau berdasarkan fakta yang ada b. Tujuan pembuatan, majalah udara mempunyai tujuan yang spesifik seperti majalah udara kesehatan, pendidikan, pertanian dan lain-lain. c. Target audiencenya, seperti hal nya media cetak majalah udara juga beragam seperti majalah udara wanita, anak-anak, remaja dan lain sebagainya.
3. Format Drama Kata “drama” berasal dari bahasa Yunani dran yang berarti bertindak atau berbuat (in action). Program drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. Biasanya program drama menampilkan sejumlah pemain yang memerankan tokoh tertentu dan
14
akan mengikuti kehidupan atau petualangan para tokohnya. (Morrisan, 2011: 4-25)
4. Format Dialog Interaktif Program dialog interaktif biasanya diarahkan oleh seorang pemandu acara (host)bersama satu atau lebih narasumber untuk membahas sebuah topik yang sudah dirancang sebelumnya. Tiga bentuk program perbincangan yang banyak digunakan stasiun radio adalah(Morrisan, 2011: 4-25) a. One-on-one-show Bentuk perbicangan saat penyiar (pewawancara) dan narasumber mendiskusikan suatu topik dengan dua posisi mikrofon terpisah di ruang studio yang sama. b. Panel discussion pewawancara sebagai moderator hadir bersama sejumlah narasumber. c. Call in show program perbincangan yang hanya melibatkan telepon dari pendengar. Topik ditentukan lebih dahulu oleh penyiar di studio kemudian diberikan contoh dan pendengar diminta untuk memberikan respon.
15
B. Jurnalistik Istilah jurnalistik adalah dapat ditinjau dari tiga sudut pandang: harfiyah, konseptual, dan praktis. Secara harfiyah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day). Asal-muasalnya dari bahasa Yunani kuno, “du jour” yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak. Secara konseptual, jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang: sebagai proses, teknik, dan ilmu. (Romli,2003: 1-4). 1. Sebagai proses, jurnalistik adalah “aktivitas” mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan (jurnalis). 2. Sebagai teknik, jurnalistik adalah “keahlian” (expertise) atau “keterampilan” (skill) menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature) termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara. 3. Sebagai ilmu, jurnalistik adalah “bidang kajian” mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa. Jurnalistik termasuk ilmu terapan (applied science) yang dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
16
dan dinamika masyarakat itu sendiri. Sebagai ilmu, jurnalistik termasuk dalam bidang kajian ilmu komunikasi, yakni ilmu yang mengkaji proses penyampaian pesan, gagasan, pemikiran, atau informasi kepada orang lain dengan maksud memberitahu, mempengaruhi, atau memberikan kejelasan.
Secara praktis, jurnalistik adalah proses pembuatan informasi atau berita (news processing) dan penyebarluasannya melalui media massa. Dari pengertian kedua ini, kita dapat melihat adanya empat komponen dalam dunia jurnalistik: informasi, penyusunan informasi,
penyebarluasan
informasi,
dan
media
massa.
(Romli,2003: 1-4).
a). Informasi : News & Views
Informasi adalah pesan, ide, laporan, keterangan, atau pemikiran. Dalam dunia jurnalistik, informasi dimaksud adalah news (berita) dan views (opini). Berita adalah laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik atau memiliki nilai berita (news values) – aktual, faktual, penting, dan menarik. Berita disebut juga “informasi terbaru”. Jenis-jenis berita a.l. berita langsung (straight news), berita opini (opinion news), berita investigasi (investigative news), dan sebagainya.
17
Views adalah pandangan atau pendapat mengenai suatu masalah atau peristiwa. Jenis
informasi
ini
a.l.
kolom,
tajukrencana, artikel, surat pembaca, karikatur, pojok, dan esai. Ada juga tulisan yang tidak termasuk berita juga tidak bisa disebut opini, yakni feature, yang merupakan perpaduan antara news dan views. Jenis feature yang paling populer adalah feature tips (how to
do
it
feature),
feature
biografi,
feature
catatan
perjalanan/petualangan, dan feature human interest. (Romli,2003: 1-4).
b). Penyusunan Informasi
Informasi yang disajikan sebuah media massa tentu harus dibuat atau disusun dulu. Yang bertugas menyusun informasi adalah bagian redaksi (Editorial Department), yakni para wartawan, mulai dari Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana, Redaktur Desk, Reporter, Fotografer, Koresponden, hingga Kontributor. Pemred hingga Koresponden disebut wartawan. Menurut UU No. 40/1999, wartawan adalah “orang yang melakukan aktivitas jurnalistik secara rutin”. Untuk menjadi wartawan, seseorang harus memenuhi kualifikasi berikut ini:
1. Menguasai teknik jurnalistik, yaitu skill meliput dan menulis berita, feature, dan tulisan opini. 2. Menguasai bidang liputan.
18
3. Menguasai dan menaati Kode Etik Jurnalistik. (Romli,2003: 1-4).
Teknis pembuatannya terangkum dalam konsep proses pembuatan berita (news processing), meliputi:
1. News Planning = perencanaan berita. Dalam tahap ini redaksi melakukan Rapat Proyeksi, yakni perencanaan tentang informasi yang akan disajikan. Acuannya adalah visi, misi, rubrikasi, nilai berita, dan kode etik jurnalistik. Dalam rapat inilah ditentukan jenis dan tema-tema tulisan/berita yang akan dibuat dan dimuat, lalu dilakukan pembagian tugas di antara para wartawan.
2. News Hunting = pengumpulan bahan berita. Setelah rapat proyeksi dan pembagian tugas, para wartawan melakukan pengumpulan bahan berita, berupa fakta dan data, melalui peliputan, penelusuran referensi atau pengumpulan data melalui literatur, dan wawancara.
3. News Writing = penulisan naskah. Setelah data terkumpul, dilakukan penulisan naskah.
4. News Editing = penyuntingan naskah. Naskah yang sudah ditulis harus disunting dari segi redaksional (bahasa) dan isi (substansi). Dalam tahap ini dilakukan perbaikan kalimat, kata, sistematika penulisan, dan substansi naskah, termasuk pembuatan judul yang menarik dan layak jual serta penyesuaian naskah dengan space
19
atau kolom yang tersedia. Setelah keempat proses tadi dilalui, sampailah pada proses berikutnya, yakni proses pracetak berupa Desain Grafis, berupa lay out (tata letak), artistik, pemberian ilustrasi atau foto, desain cover, dll. Setelah itu langsung ke percetakan (printing process). (Romli,2003: 1-4).
c). Penyebarluasan Informasi
Yakni penyebarluasan informasi yang sudah dikemas dalam bentuk media massa (cetak). Ini tugas bagian marketing atau bagian
usaha
(Business
Department)
–sirkulasi/distribusi,
promosi, dan iklan. Bagian ini harus menjual media tersebut dan mendapatkan iklan. (Romli,2003: 1-4).
d). Media Massa
Media Massa (Mass Media) adalah sarana komunikasi massa (channel of mass communication). Komunikasi massa sendiri artinya proses penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak (publik) secara serentak.
Ciri-ciri (karakteristik) media massa adalah disebarluaskan kepada khalayak luas (publisitas), pesan atau isinya bersifat umum (universalitas), berkesinambungan (aktualitas).
tetap
atau
(kontinuitas),
berkala dan
berisi
(periodisitas), hal-hal
baru
20
Jenis-jenis media massa adalah Media Massa Cetak (Printed Media), Media Massa Elektronik (Electronic Media), dan Media Online (Cybermedia). Yang termasuk media elektronik adalah radio, televisi, dan film. Sedangkan media cetak –berdasarkan formatnya— terdiri dari koran atau suratkabar, tabloid, newsletter, majalah, buletin, dan buku. Media Online adalah website internet yang berisikan informasi- aktual layaknya media massa cetak. (Romli,2003:1-4).
e). Produk Utama Jurnalistik
Berita merupakan aktivitas atau proses jurnalistik utamanya menghasilkan berita, selain jenis tulisan lain seperti artikel dan feature. Berita adalah laporan peristiwa yang baru terjadi atau kejadian aktual yang dilaporkan di media massa.
Tahap-tahap pembuatannya adalah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan fakta dan data peristiwa yang bernilai berita – aktual, faktual, penting, dan menarik—dengan “mengisi” enam unsur berita 5W+1H (What/Apa yang terjadi, Who/Siapa yang terlibat dalam kejadian itu, Where/Di mana kejadiannya, When/Kapan terjadinya, Why/Kenapa hal itu terjadi, dan How/Bagaimana proses kejadiannya)
21
2. Fakta dan data yang sudah dihimpun dituliskan berdasarkan rumus 5W+1H dengan menggunakan Bahasa Jurnalistik –spesifik= kalimatnya pendek-pendek, baku, dan sederhana; dan komunikatif = jelas, langsung ke pokok masalah (straight to the point), mudah dipahami orang awam.
3. Komposisi naskah berita terdiri atas: Head (Judul), Date Line (Baris Tanggal), yaitu nama tempat berangsungnya peristiwa atau tempat berita dibuat, plus nama media Anda, Lead (Teras) atau paragraf pertama yang berisi bagian paling penting atau hal yang paling menarik, dan Body (Isi) berupa uraian penjelasan dari yang sudah tertuang di Lead (Romli, 2003: 1-4).
C. Vox Pop Program Vox-pop Suara Masyarakat yaitu suatu program yang mengetengahkan pendapat umum tentang suatu masalah. Tujuan dari program ini yaitu vox-pop sebagai program. Vox-pop sebagai program mengetengahkan serangkaian pendapat umum mengenai suatu masalah yang sedang dibahas dalam program kepada penonton dengan maksud agar penonton juga dapat mengetahui bemacam-macam pendapat dari berbagai orang atau grup sehingga dapat dikonfrontir dengan pendapatnya sendiri (Abidin, 2009: 2936). Vox pop berasal dari bahasa Latin, vox populi, yang berarti
22 ‘suara rakyat’. Vox pop adalah kumpulan opini tentang satu hal tertentu. Vox pop bukan wawancara, biasanya hanya terdiri dari satu pertanyaan, yang dijawab oleh sejumlah orang. Vox pop memberi ilustrasi apa yang dipikirkan orang tentang satu hal tertentu, misalnya pemerintah atau film terakhir yang dirilis. Pengambilan vox pop ini biasanya melibatkan ‘mencegat’ orang di tengah jalan/tempat umum dan mengajukan pertanyaan di tempat yang sama. Pikirkan, di lokasi mana vox pop akan dilakukan. Suara latar belakang, seperti lalu lintas atau taman bermain, akan terdengar menarik, asal bisa dipastikan suara tersebut tidak terlalu berisik. Suara di latar belakang harus selalu konstan. Suara yang harus dihindari adalah suara pesawat, karena bunyinya akan keras, lalu melemah. Rekam suara dengan variasi yang besar. Vox pop akan terdengar menarik jika itu melibatkan paduan antara suara lakilaki, perempuan, suara yang ringan dan berat, dari berbagai usia dan aksen/logat. Jika vox pop itu mengenai hal
yang
kontroversial, maka akan menarik jika mengambil opini dari orang-orang dari berbagai sudut pandang argumentasi (prokontra-netral). Pilih topik dengan saksama. Harus tentang sesuatu hal di mana orang punya opini yang tegas. Misalnya, tidak cocok menanyakan soal perkembangan band musik terkini kepada orang-orang usia
23
tua. PIlih pertanyaan dengan saksama. Pertanyaan yang diajukan harus
sederhana
dan
mudah
dimengerti.
Ingatlah
untuk
menanyakan setiap orang pertanyaan yagn sama, sehingga jika hasil
rekaman
diedit
tanpa
mengikutsertakan
pertanyaan,
jawabannya akan tetap masuk akal. Ajukan pertanyaan terbuka, dimulai dengan ’apa’, ’siapa’, ’di mana’, ’kapan’, ’bagaimana’, atau ’kenapa’ sehingga jawaban yang keluar bukan jawaban yatidak. Targetkan mewawancara sedikitnya 10 orang. Pastikan jawaban yang diberikan singkat. Cukup beberapa kalimat dari setiap orang. Pastikan suara Anda tidak ada di dalam rekaman jawaban opini. Normalnya, suara reporter tidak muncul dalam vox pop, kecuali ketika menanyakan pertanyaan, umumnya di bagian awal. Tapi keseluruhan vox pop dibagnun berdasarkan jawabanjawaban orang. Jika Anda bicara terlalu banyak, ini akan merepotkan proses pengeditan. Saat merekam vox pop, pastikan alat perekam ada dalam kondisi record/pause. Rekam suara Anda sendiri tengah menanyakan pertanyaan yang bakal diajukan di vox pop pertama. Lalu geser tombol ke arah pause. Saat akan mengajukan pertanyaan berikut, geser ke record. Jengan begitu, Anda tak perlu mengedit perntanyaan terus menerus. Jangan ragu untuk menanyakan detil jawaban lebih lanjut. Jangan menyerah. Kadang
24
orang terlalu sibuk atau terlalu pemalu untuk menjawab pertanyaan. Bersiaplah untuk mengalami penolakan. (BBC Training and Development). Program Vox Pop yang penulis ambil adalah Acara Unggulan Break Out dan Vox Pop Bulan Ramadhan. Disini ada dua pengambilan program yang satu adalah Break Out yang memiliki program
berita
dan
informasi-informasi
organisasi
yang
mendalami anak muda agar bebas berorganisasi dimanapun dan program yang kedua adala vox pop Bulan Ramadhan yang memiliki
program
religi
dan
informasi-informasi
dibulan
Ramadhan. Dari situ penulis berperan menjadi Jurnalistik pencari vox pop kedua program dan editing. Break Out tayang live hari Senin Pukul 20.00 WIB di PRO 2 RRI Semarang, kenapa tayang pada setiap hari Senin karena Break Out adalag acara unggulan yang menyiarkan acara-acara berbeda dengan acara yang lain. Break Out memilih memanggil bintang tamu organisasi karena dari profil Break Out adalah berkembang dan berkembangnya anak muda dijaman sekarang. Memanggil bintang tamu yang tidak biasa agar para pendengar tau organisasi apa saja yang baik bagi pendengar. Vox Pop Ramadhan tayang pada bulan Ramadhan setiap hari pada Pukul 17.30 WIB. Acara vox pop ini masuk kedalam religi dan informasi tentang berpuasa selama bulan Ramadhan. Vox pop
25
Ramadhan berdurasi 3 sampai 5 menit dan dilanjutkan dengan Ustad yang meluruskan jawaban para warga yang di wawancarai.