BAB II LANDASAN TEORI 2.1
Perkembangan Manajemen Produksi Dan Operasi Pada dasarnya manajemen produksi dan operasi sudah lama ada yaitu setelah
manusia mampu meghasilkan barang dan jasa. Walaupun sudah lama ada tetapi kenyataan baru mulai diperhatikan dan di pelajari sekitar dua abad yang lalu. Pengkajian-pengkajian yang dilakukan adalah dalam rangka mencari usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam dalam melaksanakan produksi. 2.1.1
Pengertian Produksi Dan Operasi Istilah produksi dan operasi sering dipergunakan dalam suatu organisasi yang
menghasilkan keluaran atau output, baik yang berupa barang atau jasa. Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam pengertian yang bersifat umum ini penggunaanya cukup luas, sehingga mencakup keluaran (output) yang berupa barang atau jasa. Jadi dalam pengertian produksi dan operasi tercakup setiap proses yang mengubah masukan-masukan (input) dan menggunakan sumber-sumber daya untuk menghasilkan keluaran-keluaran (output), baik yang berupa barang 6
barang dan atau jasa. Pengertian produksi dan operasi dalam ekonomi adalah merupakan kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan dan menambah kegunaan atau utilitas suatu barang atau jasa. Seperti diketahui kegunaan atau utilitas dibedakan atas karena bentuk, tempat, waktu dan pemilikan. Yang terkait dalam pengertian produksi dan operasi adalah penambahan atau penciptaan kegunaan atau utilitas karena bentuk dan tempat, sehingga membutuhkan faktor-faktor produksi. Dalam ekonomi factorfaktor produksi terdiri atas tanah atau alam, modal, tenaga kerja dan ketrampilan manajerial (managerial skills) serta ketrampilan teknis dan teknologis. 2.2
Penyusunan Peralatan Pabrik ( Plant Lay Out ) Setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil, akan
mcnghadapi persoalan lay out. Semua fasilitas untuk produksi baik mesin-mesin, buruh dan fasilitas-fasilitas lainnya hanya disediakan pada tempatnya masing-masing, supaya dapat bekerja dengan baik. Setiap susunan dari mesin-mesin dan peralatan produksi di suatu pabrik disebut lay out. Jadi lay out berhubungan dengan masalah penyusunan mesin dan peralatan produksi dalam pabrik. Persoalannya ialah bagaimana kita menyusun mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya sehingga dapat menjalankan produksi secaraa efektif dengan kondisi yang maksimal. Susunan peralatan atau fasilitas pabrik yaitu bagaimana dan di mana ditempatkan fasilitas tersebut akan mempengaruhi: a. Efisiensi perusahaan tersebut. b. Pembentukan laba perusahaan, dan 7
c. Kelangsungan perusahaan. Masalah lay out merupakan masalah yang tetap dihadapi oleh setiap perusahaan, misalkan perkembangan teknologi selalu membawa perubahanperubahan perkembangan di dalam taknik dari manufacturing-nya. Adanya perubahan teknologi, proses, mesin-mesin dan bahan-bahan yang digunakan maka akan memerlukan perubahan layout yang baru. Perubahan layout ini memungkinkan adanya perubahan pabrik secara menyeluruh atau hanya perubahan secara sebagian saja. Plant lay out adalah fase yang termasuk dalam desain dari suatu sistem produksi. Tujuan dari lay out adalah untuk memperkembangkan sistem produksi sehingga dapat mencapai kebutuhan kapasitas dan kualitas dengan rencana yang paling ekonomis serta efisien. Plant lay out merupakan "integrated system" yang harus memberikan kepada mesin, tempat bekerja (work place) dan gudang (storage) dengan kapasitas yang dibutuhkan supaya schedule yang feasible dapat ditentukan untuk berbagai parts dan produk, suatu transportation system yang memindahkan parts dan produk tersebut melalui sistem dan service yang ada untuk produksi seperti tempat alat-alat (tools cribs) dan maintenance shop serta tempat untuk karyawan seperti fasilitas pengobatan (medical facilities) dan cafetaria. Lay out yang baik dapat diartikan sebagai penyusunan yang teratur dan efisien semua fasilitas pabrik dan buruh (personnel) yang ada di dalam pabrik. Fasilitas pabrik (manufacturing) tidak saja mesin-mesin tetapi juga service area, termasuk 8
tempat penerimaan dan pengiriman barang, tempat maintenance, gudang dan sebagainya. Di samping itu juga harus diperhatikan efisiensi dan segi keamanan dan kenyamanan para pekerja. Jadi plant layout meliputi di dalam gedung dan di luar gedung, misalnya parkir mobil, ruang ganti dan sebagainya. Plant lay out yang baik dapat membantu kita dalam proses produksi, dimana dengan penempatan fasilitas yang baik, maka material handling dan material movement dapat ditekan sekecil mungkin sehingga menurunkan biaya yang berarti perusahaan lebih hemat dalam pengeluaran biaya. Oleh karena itu di dalam merencanakan lay out ruangan, baik ruangan kantor maupun ruangan pabrik, faktorfaktor yang harus diperhatikan adalah ruangan gerak bagi material dan para pekerja, ruangan untuk service dan repair equipment, maupun pabrik (plant)nya sendiri. Dalam hal lay out ini yang sering yang dibicarakan adalah re-lay out. Re-lay out adalah perubahan-perubahan kecil dari layout awal, hal ini dikarenakan yang sering dilakukan dalam penyusunan lay out adalah pemindahan fasilitas pabrik dari tempat fasilitas pabrik awal, jadi bukan merupakan lay out secara keseluruhan melainkan relay out. Jika terjadi perubahan metode-metode kerja dan lain-lain, maka re-layout itu perlu. Lay out yang buruk dapat menghalangi proses operasi yang efisien, kerugiankerugian dari layout yang buruk adalah: 1. Bahan-bahan dalam pabrik bergerak lambat, di mana urutan proses berliku-liku karena susunan mesin dan ruangan yang ada. 2. Handling cost tinggi, karena makin banyak perpindahan/ pengangkutan bahan. 9
3. Gedung dan tempat produksi selalu penuh dengan bahan-bahan atau hasil produksi yang sedang dikerjakan. 4. Ruangan (tempat) produksi, mesin-rnesin dan fasilitas lainnya disusun secara tidak teratur (berserakan), sehingga mengganggu kelancaran produksi. 5. Service area sempit sekali dan letaknya tidak memuaskan. Misalnya: service area untuk mesin-mesin tempatnya jauh dari mesin-mesinnya, sehingga menimbulkan kesukaran dalam pengangkutan. 6. Bahan-bahan dalam proses sering rusak atau hilang. 7. Sering ditemui kegagalan dalam menyelesaikan produksi tepat pada waktu yang ditentukan. 8. Tempat penerimaan barang-barang tidak dapat segera dikosongkan, sehingga memperlambat pembongkaran barang-barang yang tiba di pabrik. Semua kerugian ini akan menimbulkan biaya yang tinggi. Kerugian ini bisa terjadi di suatu bagian pabrik atau di seluruh pabrik. Tujuan yang dapat dicapai dengan menyusun suatu lay out yang baik antara lain adalah: 1. Mengurangi jarak pengangkutan material dan produk yang telah jadi sehingga mengurangi material handling. 2. Memperhatikan frekuensi arus pekerjaan. 3. Memungkinkan ruangan gerak yang cukup di sekeliliiig setiap mesin, untuk dapat direparasi dengan mudah. 4. Mengurangi ongkos produksi, karena cost ditekan seminimum mungkin. 10
5. Mempertinggi keselamatan kerja sehingga keamanan bekerja terjamin. 6. Memberikan hasil produksi yang baik. 7. Memberikan service yang baik bagi konsumen. 8. Mengurangi capital investment. 9. Mempertinggi fleksibilitas, untuk memungkinkan menghadapi permintaan perubahan. 10. Memperbaiki moral si pekerja. 11. Dapat mengurangi working sehingga minimum. 12. Mengusahakan penggunaan yang lebih efisien dari ruangan/lantai baik dalam arah horizontal maupun dalam arah vertikal. 13. Mengurangi delay (kelambatan/stopped) dalam pekerjaan. 14. Dapat mengadakan pengawasan yang lebih baik. 15. Maintenance lebih mudah dilakukan. 16. Mengurangi manufacturing cycles (waktu produksi). 17. Penggunaan equipment dan fasilitas yang baik dalam pabrik. Metode pengaturan Lay out dapat dibagi menjadi 2 metode. Metode pengaturan lay out yang dapat dipakai yaitu: a) atas dasar proses. b) atas dasar arus atau flow. Oleh karena itu, ada 2 pola (type) lay out yang utama, yaitu: 1) Process lay out (functional lay out), dan 2) Product lay out (flow/line lay out). 11
Tetapi kadang-kadang terdapat kombinasi dari keduanya. Jenis/type lay out yang dipilih tergantung pada jenis/type process produksinya masing-masing. Metode atau proses produksi/o6, batchy flow atau continuous mempunyai sifat/ciri-ciri yang berbeda-beda yang tentunya membutuhkan ferns/type dari lay out yang berbeda-beda. 2.2.1 Proses Lay Out Dalam proses layout, semua mesin dan peralatan yang sama ditempatkan atau dikelompokkan dalam suatu area atau department yang sama. Jadi hanya terdapat satu jenis proses di-setiap bagian (department). Misalnya mesin-mesin pemotong ditempatkan di bagian mesin pemotong bahan dsb. Dan dalam proses layout ini digunakan type general purpose machine. Biasanya process lay out ini terdapat dalam perusahaan yang berdasar-kan job order shop (pabrik-pabrik yang memproduksi barang-barang yang tidak sama dan terbatas jumlahnya, serta menurut pesanan pembeli) atau batch production. Dan process lay out ini digunakan bila barangbarang yang dihasilkan tidak standardize, tetapi flexible. Keuntungan-keuntungan proses lay out merupakan keuntungan-keuntungan dari batch production atau intermittent process, yaitu: 1. Investasi yang lebih rendah di dalam equipment (mesin-mesin), oleh karena dalam proses lay out ini duplication of machinery kurang, dan lebih memungkinkan untuk menggunakan mesin pada tingkat penggunaan yang cukup tinggi karena mengerjakan satu jenis pekerjaan saja.
12
2. Sangat flexible, karena mesinnya general purpose machine, sehingga dapat mengikuti dengan cepat per-ubahan dari satu jenis produk ke jenis lain. 3. Manufacturing cost biasanya lebih rendah, karena walaupun ragamnya banyak, tetapi jumlahnya sedikit. 4. Perusahaan yang memakai process lay out iui tidak mudah berhenti produksinya atau terhenti sama sekali (shut down)', karena bila satu mesin rusak maka pekerjaan dapat dilakukan dengan mesin yang ada di sampingnya; sehingga tidak mengganggu order lainnya. Di samping itu juga biasanya terdapat persediaan di antara bagian-bagian untuk menjaga kelancaran produksi. 5. Karena mesinnya general purposes, maka ada incentive untuk memperbaiki hasil pekerjaannya; sebab apa yang dikerjakan oleh satu bagian dapat langsung terlihat, sedang pada product lay out ini tidak akan kelihatan. Kerugian process layout adalah: 1.
Pekerjaan untuk routing, sclieduling dan cost accounting sukar, karena setiap kali order baru, maka semua perencanaan harus dikerjakan kembali, sehingga pekerjaannya banyak sekali.
2.
Di dalam process lay out, material handling dan marterial transportation cost tinggi; karena biasanya di sini kita tidak bisa menggunakan ban berjalan (conveyer) atau mesin-mesin yang otomatis. Akibatnya bahan-bahan bergerak lambat sekali, dan inventory dari product yang dikerjakan terlalu besar, sehingga memerlukan gudang yang lebih luas.
13
3.
Koordinasi
dan
pengawasan
sukar,
karena
terdapatnya
variasi
dari
manufacturing dan biasanya process in time lebih lama. Juga inspection perlu lebih tinggi, karena setiap product yang dikerjakan harus diperiksa kembali. 2.2.2. Product lay out. Product layout ialah keadaan di mana mesin-mesin dan fasilitas manufacturing yang lain diatur menurut urutan (sequences) dari proses yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk. Oleh karena itu bagian-bagian yang ada menjadi bagian pengerjaan suatu produk (a product manufacturing department). Operasi atau jalannya proses pembuatan product selalu ditentukan lebih dahulu baru ditentukan urutan-urutan mcsin-mesinnya. Layout berdasarkan product ini digunakan dalam industri-industri yang menghasilkan produksi massa, dan barangnya terstandardisir. Kebutuhan dan keuntungan-keuntungan dari product lay out sangat berbeda dibandingkan process lay out yang didasarkan atas tingginya tingkat hasil (output) untuk mengurangi biaya pengerjaan per unit (unit manufacturing cost), di mana: a) arus pekerjaan harus seimbang dan mengurangi perscdiaan dalam proses. b) pemindahan(handling) perlu dikurangi dan membuat alat-alat yang bekerja dengan cepat dan otomatis. Setiap potongan hasil kerja dapat dipindahkan (diransfer) dengan cepat dari suatu tempat kerja ke tempat kerja yang berikut. c) pekerjaan disederhanakan dengan memecah-mecahnya ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, tugas-tugas ini sedapat mungkin dimekanisasi. d) hendaknya dilakukan pengawasan yang lebih baik atas kualitas hasil produksi. Keuntungan-keuntungan product lay out: 14
1. Dapat digunakannya alat-alat (mesin-mesin) yang otomatis. Dalam product (line) lay out biasanya digunakan special purpose machine. 2. Dapat digunakan ban berjalan (conveyer), karena rote dari bahan-bahan sudah fixed (tertentu), sehingga material handling lebih cepat dan material handling cost lebih rendah (murah), serta inventory lebih kecil. 3. Pengawasan mesin-mesin lebih mudah dan production control disederhanakan, karena rute dari bahan-bahan dapat disederhanakan. 4. Inspeksi yang diperlukan lebih sedikit. 5. Kebutuhan material dapat di-schedule lebih tepat. Hal ini sangat dibutuhkan terutama dalam peningkatan kapasitas produksi. Kerugian-kerugian product lay out: 1. Pekerjaan mudah terhenti, karena jika pekerjaan terhenti pada suatu titik atau mesin tertentu, maka seluruh pekerjaan akan terhenti pada ketika itu juga. 2. Karena sifatnya tidak flexible, maka kalau terjadi perubahan-perubahan akan memakan biaya yang besar. Oleh karena itu product lay out biasanya kurang cocok untuk memproduksi barang-barang yang gayanya berubah-ubah. 3. Rate of output (tingkat produksinya) sudah fixed. 4. Sifat pekerjaan adalah satu irama saja (monotonous), sehingga dapat membosankan, dan akibatnya setelah bosan, maka efisiensi pekerja itu menurun. 5. Investasinya tinggi, karena penggunaan special purpose machine dan conveyer, di mana sering terdapat duplication of machinery, karena mesin-mesin yang kerjanya/time harus ditempatkan di semua department. 15
Sering terdapat kombinasi antara kedua lay out itu, yaitu kombinasi antara process (functional) lay out dan product (line) lay out. Sebenarnya apa yang diingiakan dari lay out yang baik adalah flow of material yang ekonomis melalui urut-urutan (sequences) yang ada. 2.2.3 Faktor-faktor Penyusun Lay Out Faktor-faktor yang perlu diperhatikan banyak sekali di dalam menyusun lay out, karena pekerjaan lay out ini menyelunih di dalam pabrik. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah: 1. Produk yang dihasilkan. Mengenai produk yang dihasilkann ini perlu diperhatikan: a. Besar dan berat produk tersebut. Kalau produknya besar dan berat maka memerlukan handling yang khusus, seperti fork truck atau conveyer yang di lantai, sehingga memerlukan ruangan bergerak. Sedang kalau produknya kecil dan ringan, handlingnya lebih mudah, dan ruangan bergeraknya tidak perlu besar. b. Sifat dari produk tersebut yaitu apakah mudah pecah atau tidak, apakah mudah/cepat rusak, dsb. 2. Urutan produksinya. Faktor ini penting terutama bagi product lay out, karena product lay out, penyusunannya didasarkan pada urutan produksi (operation sequence). 3. Kebutuhan akan ruangan yang cukup luas (special requirement).Dalam hal ini diperhatikan luas ruangan pabrik, tingginya dsb. 16
4. Peralatan/mesin-mesin itu sendiri. Apakah mesin-mesinnya berat. Kalau berat maka diperlukan lantai yang lebih kokoh. Sifat dari mesin. 5. Maintenance dan replacement mesin-mesin harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga perawatannya mudah dilakukan dan penggantiannya juga mudah. 6. Minimum movement: dengan gerak yang sedikit maka biaya akan lebih rendah. Aliran (flow) dari material. Sebenarnya flow ini dapat digambarkan, yaitu merupakan arus yang harus diikuti oleh suatu product pada saat dibuat, gambar mana sangat penting bagi perencanaan lantai, atau ruangan pabrik (floor plan). 7. Employee area: tempat kerja buruh di pabrik harus cukup luas, sehingga tidak mengganggu keselamatan dan kesehatannya serta kelancaran produksi. 8. Service area (seperti kantin, toilet, area istirahat, area parkir dan sebagainya). Service area diatur sehingga dekat dengan tempat kerja dimana sangat dibutuhkan sebagai sarana pendukung. 9. Waiting area yaitu untuk mencapai flow material yang optimum, maka kita harus memperhatikan tempat-tempat di mana kita harus menyimpan barang-barang sambil menunggu proses selanjutnya. 10. Plant climate: udara dalam pabrik tersebut harus diatur sesuai dengan keadaan product dan buruh, jangan terlalu panas atau dingin, dan juga jangan merusak kesehatan buruh. 11. Flexibility: Perubahan-perubahan dari product atau proses/mesin-mesin dan sebagainya hampir tidak dapat dihindarkan, karena sesuai dengan perkembangan
17
teknologi, sehingga lay out harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat flexible, dan perubahan-perubahan kecil yang terjadi tidak memerlukan biaya yang tinggi. 2.2.4 Cara melakukan plan lay out Pekerjaan lay out tidak dapat dikerjakan sendiri oleh satu orang. Pekerjaan ini membutuhkan suatu usaha dan pemikiran bersama dan terkoordinir baik antara semua bagian-bagian di dalam pabrik. Sebenarnya pekerjaan lay out ini tidak susah tetapi memerlukan suatu pendekatan yang sistematis dan konsisten. Di dalam membuat lay out yang baru, semua faktor-faktor yang disebutkan di atas harus diperhatikan benarbenar dan harus dipertimbangkan, terutama faktor-faktor yang penting seperti flow material. 1. product. 2. peralatan/mesin-mesin(equipment). 3. minimum movement. 4. sequence(urutan) dari operasi produksi. Di dalam melakukan Plant lay out ini ada beberapa tahapan yang akan dilalui, yaitu : 1. Plant Inventory Tahap perlama di dalam menentukann lay out sebuah pabrik yang baru, atau mengubah lay out yang telah ada adalah membuat : a. Daftar mesin: Membuat daftar semua mesin atau peralatan yang diperlukan, dapat dimasukkan pula per-alatan untuk extension di kemudian hari. b. Ukuran mesin: Bentuk dan ukuran mesin-mesin secara garis besar harus jelas.
18
c. Gambar-gambar mesin (menurut skala). Gambar-gambar ini tidak perlu secara mendetail cukup dengan kotak-kotak menurut skala. Dengan demikian dapat digambarkan suatu situasi secara keseluruhan di dalam skala yang cukup jelas. 2. Group Outline Di dalam menggambar perlu diperhatikan macam-macam mesin secara kelompok (group), terdiri dari mesin dan ukuran yang sama. 3. Alat-alat Pembantu Yang dimaksud dengan alat-alat pembantu adalah alat-alat yang diperlukan untuk membantu jalannya produksi seperti lori(trolleys) untuk transport, tool box, standard dan lain-lain. 4. Methode Investigation. Dari hasil method study, lay out suatu mesin, operator dan alat-alat pembantu dapat digambarkan dengan skala. Ruang bergeraknya hasil produksi dan alat-alat transport dari dan ke mesin serta area untuk jalan harus cukup lebar sehingga tidak menghalangi kegiatan pengangkutan. Demikian pula harus dijaga jangan sampai banyak ruang yang terbuang. 5. Daerah Mesin Ruaugan
untuk
maintenance
harus
ditambahkan
pada
ruangan
kerja
mesin.Demikian pula dengan ruangan tempat hasil pembongkaran akibat perbaikan. Jadi ruangan yang dibutuhkan adalah untuk: operasi in membawa material work in process dan hasil produksi ke dan dari mesin 19
bekas hasil pembongkaran. maintenance. 6. Machine Blok Plan Pengaturan mesin sesuai dengan proses produksi terdiri dari kumpulan mesinmesin di dalam bentuk machine blokplan. Kumpulan-kumpuian mesin ini dapat terdiri dari mesin-mesin yang sejenis atau terdiri dari suatulcelompok (group) mesin untuk suatu tahap produksi. 7. Shop Floor Lay-out Di dalam menentukan lay out dari machine blok perlu ditinjau dari segi: -
flow of production
-
pembagian gang
-
dimensi machine shop
-
kedudukan dari penghalang-penghalang yang tak dapat bergerak seperti tiangtlang atau kolom-kolom penempatan dari gudang (stores).
2.3 Metode Systematic Lay Out Planning 2.3.1 Pengertian Perencanaan tata letak fasilitas merupakan kombinasi antara seni (art) dan teknik rekayasa (engineering). Telah banyak ragam teknik
untuk melakukan
perencanaan tata letak pabrik antara lain pendekatan Systematic Layout Planning (SLP) yang merupakan perencanaan tata letak pabrik yang sistematik dan terorganisir oleh Richard Muther (1973).
Richard Muther lahir tahun 1913 doktor ScD(hc) 20
kehormatan dari Universitas Lund di Swedia dan merupakan Profesional Engineer. Dia adalah pengembang relationship chart dan space relationship diagram. Dia dianggap sebagai "Bapak Sistematik Perencanaan".SLP terdiri dari langkah-demilangkah prosedur untuk perencanaan tata letak fasilitas yang cocok untuk menganalisis dan merancang kerja atau arus informasi pada fasilitas industri dan yang lainnya. SLP banyak diaplikasikan untuk berbagai macam persoalan meliputi antara lain problem produksi, transportasi, pergudangan, supporting service dan aktivitasaktivitas yang dijumpai dalam perkantoran (office layout).
1. Masuk Data
2. Aliran Material
1. Input Data
3. ARC
4. Relationship Diagram
4. ARD
5. Kebutuhan Ruang
6. Kesediaan Ruang
5. Space Requirements
6. Space Available
7. Space Relationship Diagram
7. Ruang Relationship Diagram
8. Pertimbangan Modifikasi
3. Activity Relationships
2. Flow of Materials
9. Pertimbangan Praktis
8. Modifying Constraints
9. Practical Limitations
10. Pembuatan Alternatif Tata Letak
10. Develop Layout Alternatives
11. Evaluasi
11. Evaluation
Gambar 2.1 Prosedur Systematic Lay Out Planning Aiello, S, O’ Hara, A, dan Saing.S (2007)Wignjoesoebroto, S (2007)
21
2.4
Teori Gudang
2.4.1
Pengertian Gudang Gudang adalah sebuah ruangan yang tertutup sehingga diperlukan pengaturan penggunaan ruangan, sehingga didapatkan hasil yang maksimal. Dalam gudang terjadi banyak pemindahan barang mulai dari pemindahan barang yang didapat dari produksi, berhenti dalam rak kemudian berpindah lagi untuk dikirim kepada konsumen. Karena itu, pertimbangan yang harus dilakuakan meliputi aspek : 1. Karakteristik barang tersebut (apakah padat, cair, gas, atau apakah lunak, mudah busuk, keras, berat. Nilainya tinggi atau rendah) dan korelasi di antara sifat-sifat tersebut. 2. Sumber darimana barang itu diterima dan bagaimana mengantarkannya. 3. Apa yang terjadi atas barang itu dalam gudang atau tempat dimana barang itu berhenti. Yang terpenting dalam sebuah gudang diusahakan sebagian besar barang
harus bergerak. Barang yang bergerak kepada konsumen akan menghasilkan pendapatan, sedangkan barang yang tidak bergerak tidak akan menghasilkan apa-apa. Prioritas pertama dalam gudang adalah usahakan agar barang itu selalu bergerak. Gudang harus dirancang dengan memperhitungkan kecepatan gerak barang, barang yang bergerak cepat lebih baik diletakkan dekat dengan tempat pengambilan barang, sehingga mengurangi seiringnya gerakan bolak-balik. Dalam gudang penyimpanan faktor yang pengaruhnya sangat besar terhadap penanganan barang 22
ialah letak dan desain gudang dimana gudang itu disimpan. 2.4.2
Fungsi Gudang Menurut Holy Icun Yunarto dan Martius Getty Santika (2005) fungsi
gudang meliputi movement, storage, dan information transfer. Penjelasan tiga fungsi utama gudang beserta aktifitasnya yaitu : 1. Pergerakan (movement) Fungsi pergerakan memiliki empat kegiatan yaitu: a. Penerimaan barang (receiving) Aktifitas pertama yang dilakukan adalah pembongkaran dari alat transportasi (transportation carrier) sedangkan aktifitas lainnya yang dilakukan adalah updating catatan (database), inventory gudang, inspeksi kerusakan dan verifikasi antara catatan dengan catatan kedatangan barang. b. Pemindahan barang (transfer) Pergerakan pemindahan meliputi perpindahan barang dari bagian penerimaan ke tempat penyimpanan yang telah ditentukan didalam gudang dan perpindahan ke area pelayanan khusus untuk di konsolidasi. Pergerakan terakhir, diangkut dari gudang ke tempat pengiriman. c. Seleksi pemesanan (order selection) Proses seleksi pemesanan meliputi pemeriksaan, pengelompokan kembali barang-barang yang diinginkan konsumen (pengemasan) 23
dan transportasi ke bagian pengiriman. d. Pengiriman produk (loading shipping) Pengiriman ini terdiri dari pengecekan dan pemuatan pesanan ke alat transportasi untuk tujuan ke luar (menuju pelanggan) dan penyesuaian status inventory. 2. Penyimpanan (storage) Penyimpanan menunjukan tentang proses deposit produk melalui fasilitas yang dimiliki. Proses deposit ini bisa dalam jangka waktu sementara atau semi permanen. Penyimpanan sementara adalah penyimpanan dalam jangka waktu sementara berarti penyimpanan barang diperlukan untuk memenuhi persediaan. Lamanya penyimpanan sementara tergantung apa rancangan sistem logistic dan variability dari leadtime dan demand. Sedangkan penyimpanan semi permanen digunakan untuk barang yang lebih dari hanyak sekedar pemenuhan persediaan, misalkan untuk keperluan stok pengamanan (safety stock buffer), kondisi umum yang menyebabkan penyimpanan semi permanen adalah permintaan musiman, permintaan yang tidak menentu, spekulasi dan perjanjian khusus seperti potongan harga khusus. 3. Transferinformasi (information transfer) Fungsi terakhir dari gudang adalah sebagai sarana transfer informasi, pada kondisi tertentu produk bergerak dan disimpan bisa terjadi pada waktu yang bersaman. Oleh karena itu diperlukan sistem informasi untuk 24
melancarkan proses pengambilan keputusan yang kompleks dan tidak terstruktur. Pihak manajemen harus memiliki informasi tentang data tingkat persediaan, tingkat keluaran, utilitas fasilitas ruangan dan personel yang diperlukan untuk menjamin keberhasilan fungsi gudang. 2.4.3
Warehouse Management System Warehouse Management System yang didukung teknologi informasi untuk
membantu pengawasan pergerakan barang masuk, pergerakan dalam warehouse dan barang keluar. Pengawasan dengan menggunakan sistem, memberikan kemudahan pengelolaan dan nilai tambah warehouse, yaitu : 1. Memudahkan pengelola warehouse memberikan informasi ketersediaan suatu barang kepada bagian perencanaan produksi atau pengiriman agar ketersediaan suatu barang tetap pada tingkat yang aman. 2. Penempatan barang yang ditentukan oleh sistem sehingga memudahkan penyimpanan, pengambilan dan perhitungan stok 3. Mangurangi lead time dari aktivitas penyimpanan barang dan pengiriman barang. 4. Ketersediaan beragam informasi mengenai level barang dan utilitas warehouse memudahkan analisis untuk menyusun strategi penggunaan warehouse yang lebih efisien. 2.5
Teori Persediaan
2.5.1
Pengertian Persediaan Pada umumnya baik perusahaan perdagangan ataupun perusahaan industri 25
serta perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan. Dengan adanya persediaan, selain untuk menjamin kelancaran proses produksi, pimpinan perusahaan tentunya mempunyai maksud agar perusahaan bisa memenuhi kebutuhan para pelanggan akan produksi yang dihasilkan. Dalam persediaan ini dapat berupa persediaan bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi. Agar lebih jelas mengenai pengertian persediaan, maka disini dikemukakan beberapa pengertian persediaan antara lain : 1. “Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja dan merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus mengalami perubahan.” (Bambang Riyanto, 1993, h. 61). 2. “Persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode waktu normal, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.” (Sofjan Assauri, 1980, h.176). 3. “Persediaan adalah barang-barang yang harus ada sebelum diperlukan” (Harsono, 1984, h.92). 4.
“Persediaan dapat didefinisikan sebagai bahan yang disimpan dalam gudang untuk kemudian digunakan atau dijual. Persediaan dapat berupa bahan baku untuk keperluan proses, barang-barang yang masih dalam pengolahan dan barang jadi yang disimpan untuk penjualan persediaan
26
adalah hal yang pokok sebagai fungsi yang tepat dari suatu usaha pengolahan atau pembuatan”. (John E. Biegel : 1992 ;112 ) 5.
“Persediaan merupakan kekayaan lancar yang terdapat dalam perusahaan dalam bentuk persediaan bahan mentah (bahan baku atau raw material), barang setengah jadi (work in procces) dan barang jadi (finished goods)”. (Suyadi Prawirosentono : 2000 ; 61)
6.
“Persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, bagian-bagian yang disediakandan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi / produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu” (Freddy Ranngkuti : 2000 ; 2)
Dilihat dari pengertian diatas bahwa persediaan membentuk hubungan antara produksi dan penjualan produk. Suatu perusahaan harus dapat mempertahankan persediaan dalam jumlah tertentu selama masa produksi. Disamping itu dalam ketentuan yang lebih longgar. Terdapat berbagai jenis persediaan diantaranya persediaan dalam perpindahan, persediaan barang jadi dan bahan mentah. Persediaan dalam perpindahan yaitu persediaan antara berbagai tahap produksi atau penyimpanan, memungkinkan penggunaan sumber daya dan penjadwalan produksi secara efisien.
27
Persediaan bahan mentah memberikan fleksibelitas dalam pembelian bagi perusahaan. Tanpa persediaan bahan mentah, perusahaan harus memakai dasar Hand to mount, membeli bahan mentah secara ketat untuk memenuhi jadwal produksinya. Persediaan barang jadi memberikan fleksibelitas dalam jadwal produksi dan pemasarannya. Produksi tidak harus dihubungkan langsung dengan penjualan. Persediaan dalam jumlah yang cukup memungkinkan pelayanan yang efisien terhadap permintaan pelanggan. Jika produk tertentu kehabisan persediaan, maka tidak akan terjadi penjualan baik dimasa kini maupun dimasa datang. Oleh karena itu terdapat keuntungan dalam penyimpanan persediaan. Terdapat beberapa keuntungan dalam menyimpan persediaan dengan adanya peningkatan persediaan. Perusahaan dapat mempengaruhi ekonomi produksi dalam pembelian serta memenuhi pesanan dengan lebih cepat. Secara ringkas perusahaan dapat memiliki tingkat fleksibelitas yang tinggi. Kekurangan persediaan yang menonjol dari adanya persediaan adalah biaya penyimpanan dan pemindahan serta pengembalian modal yang tertanam dalam bentuk persediaan. Kerugian lainnya adalah bahaya keusangan persediaan. Karena keuntungan yang ditawarkan, maka sebagian manajer penjualan dan produksi cenderung memilih persediaan dalam jumlah yang besar. Akan tetapi apabila persediaan besar maka biaya pemeliharaan dan pemesanan (biaya persediaan) akan meningkat pula. Adanya investasi yang terlalu besar dalam persediaan dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan digudang. Memperbesar kemungkinan kerugian dan kerusakan, 28
turunnya kualitas, keusangan sehingga semuanya ini akan memperkecil keuntungan perusahaan. Demikian pula sebaliknya, adanya investasi yang terlalu kecil dalam persediaan akan mempunyai efek yang menekan keuntungan perusahaan sehingga perusahaan tidak berjalan secara optimal. Persediaan dilakukan karena adanya permintaan, dimana permintaan ada dua macam yaitu permintaan independen (independent demand) dan permintaan dependen (dependent demand). Permintaan independen merupakan metode untuk mengelola produk yang permintaannya dipengaruhi oleh permintaan pelanggan atau permintaan pihak diluar kendali perusahaan atau bisa juga diartikan sebagai permintaan untuk semua item yang terjadi secara terpisah tanpa terkait dengan permintaan untuk item lain. Metode ini digunakan untuk perusahaan pengecer, distributor dan manufaktur. Sebagai contoh independent demand adalah permintaan untuk produk akhir, parts atau produk yang digunakan untuk pengujian produk itu, dan suku cadang (spare parts) untuk pemeliharaan. Sedangkan permintaan dependen adalah permintaan atas semua komponen yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan independen atau diartikan sebagai permintaan untuk suatu item yang terkait dengan permintaan untuk item yang lain. Sebagai contoh item-item yang ada dalam struktur produk (Bill Of Material / BOM) untuk membentuk produk akhir. 2.5.2
Latar Belakang Persediaan Latar belakang timbulnya persediaan adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan pelayanan kepada pelanggan Banyak perusahaan yang mengutamakan pelayanan kepada pelanggan, 29
walaupun sebenarnya perusahaan tersebut tidak menyadari bahwa sistem operasinya tidak dirancang untuk menanggapi permintaan pelanggan terhadap ketersediaan produk dan jasa tertentu 2. Menekan biaya-biaya Meskipun banyak penyimpangan persediaan menimbulkan biaya, tetapi dilain pihak akan menurunkan biaya operasi dan kegiatan operasi lainnya, bahkan dapat menutupi biaya penyimpanan karena : a. Penyimpanan persediaan akan mendorong terjadinya produksi secara ekonomis bila siklus produksi dilakukan lebih besar dan lebih lama. b. Penyimpanan persediaan membantu perkembangan ekonomis kegiatan pembelian dan transportasi, dalam arti bila departemen pembelian melakukan pembelian dalam jumlah yang melebihi kebutuhan perusahaan dalam rangka untuk mendapatkan potongan harga. c. Apabila harga pembelian dalam jumlah yang lebih besar dari kebutuhan di atas akan naik dimasa mendatang, maka akan diantisipasi dengan melakukan pembelian didepan sebagai persediaan. d. Persediaan akan mengantisipasi variabilitas dari waktu untuk memproduksi dan mengangkut barang-barang melalui saluran operasi dan pelayanan kepada pelanggan. 30
e. Persediaan akan mengantisipasi kejadian-kejadian seperti bencana alam, mogok kerja, fluktuasi permintaan, dan sebagainnya. 2.5.3
Fungsi Persediaan Persediaan yang diadakan mulai dari yang bentuk bahan mentah, barang
setengah jadi sampai dengan barang jadi, antara lain berfungsi untuk : 1) Mengurangi resiko keterlambatan datangnya bahan baku yang dibutuhkan untuk menunjang proses produksi perusahaan 2) Mengurangi resiko keterlambatan bahan baku yang dipesan tetapi tidak sesuai dengan pesanan sehingga harus dikembalikan 3) Menyimpan bahan atau barang yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan seandainya barang atau bahan itu tidak tersedia di pasaran 4) Mempertahankan stabilitas operasi produksi perusahaan berarti menjamin kelancaran proses produksi 5) Upaya penggunaan mesin yang optimal, karena terhindar dari terhentinya operasi produksi karena ketidakadaan persediaan (Stock Out) 6) Memberikan pelayanan kepada langganan secara lebih baik, barang cukup tersedia dipasaran agar ada setiap waktu ketika diperlukan, khusus untuk barang yang dipesan, dan barang dapat diselesaikan pada waktunya sesuai dengan yang dijanjikan 2.5.4
Jenis-jenis Persediaan Pada umumnya
persediaan dalam perusahaan industri
atau pabrik
dikategorikan menjadi lima tipe dasar, yaitu (Sofyan Assauri, 1993, h. 222) : 31
1. Persediaan barang baku Yaitu persediaan barang yang mencakup semua komponen dan bahan yang dibeli untuk menghasilkan produk akhir. Persediaan jenis ini menambahkan nilai produk saat diproses menjadi subrakit, rakitan dan akhirnya menjadi produk yang siap dikirimkan. 2. Persediaan barang setengah jadi Yaitu persediaan dalam proses dirakit menjadi produk akhir. Bahan baku dikeluarkan dari gudang dan berpindah ke tempat kerja. Karyawan (tenaga kerja langsung) dan atau mesin digunakan untuk menambahkan nilainya dengan cara memproses seluruh komponen menjadi subrakit, rakitan dan kemudian menjadi produk akhir. Komponen-komponen ini dapat disimpan kembali sementara waktu hingga diambil untuk kegunaan lebih lanjut dalam proses produksi. Dalam kondisi ini, komponen tersebut dikatakan sebagai barang setengah jadi. 3. Persediaan barang jadi Yaitu persediaan barang yang telah selesai diproses dan sudah siap untuk dijual kepada konsumen. 4. Persediaan distribusi Persediaan distribusi disimpan pada titik atau lokasi yang sedekat mungkin dengan pelanggan. Titik disrtibusi bisa saja dimiliki dan dioperasikan secara terpisah. 5. Barang pemeliharaan, perbaikan dan operasi 32
Sebagian besar perusahaan menyimpan barang pemeliharaan, perbaikan dan operasi. Persediaan ini seringkali berbiaya rendah dan termasuk alat tulis kantor serta barang-barang untuk operasional dan pelayanan. 2.5.5
Faktor-Faktor Pengaruh Besarnya Persediaan Besarnya persediaan sebenarnya tergantung kepada beberapa faktor
diantaranya adalah 1. Lead time atau lamanya masa tunggu, material yang dipesan datang, semakin lama masa tunggu semakin besar persediaan yang harus disediakan 2.
Frekuensi penggunaan bahan selama satu periode Frekuensi pembelian yang tinggi, menyebabkan jumlah persediaan menjadi lebih kecil untuk satu periode pembelian
3.
Jumlah dana yang tersedia Dana kadang-kadang mejadi kendala yang serius, jika kebutuhan bahan meningkat, maka jumlah persediaan tidak bisa dipenuhi sesuai dengan standar yang ideal jika dana yang tersedia tersedia.
4.
Daya tahan material Daya tahan yang rendah jika dibandingkan dengan teknologi penyimpanan yang tepat akan menimbulkan kerusakan kualitas bahan mentah yang disimpan sehingga perusahaan tidak berani menyimpan persediaan dalam jumlah yang besar.
33
Pada umumnya kebijaksanaan persediaan bisa diterima oleh berbagai kepentingan asalkan memenuhi beberapa syarat diantaranya : a. Dapat menjamin kelancaran produksi b. Dapat dijangkau dengan dana yang tersedia c. Jumlah pembelian yang optimal Salah satu bentuk pendekatan yang memungkinkan
perusahaan dapat
menentukan tingkat persediaannya yang akan dijual kepada para konsumennya adalah dimana manajer pembelian dapat mempertimbangkan faktor-faktor diatas yaitu dengan menggunakan metode penilaian persediaan yaitu metode First In First Out (FIFO). Model ini digunakan untuk mempertimbangkan bahwa asumsi dari perhitungan harga pokok penjualan yang dilakukan oleh perusahaan atau koperasi adalah didasarkan atas urutan pembelian barang. Sehingga dengan begitu perusahaan dapat menetapkan harga pokok persediaan barang yang akhirnya akan berdampak kepada tingkat laba yang diperoleh oleh perusahaan. 2.6 Metode Penilaian Persediaan Metode penilaian persediaan merupakan tindakan yang sangat penting dalam menentukan harga pokok penjualan yang diinginkan oleh perusahaan. Menurut (Carter Usry, 2004 : 303), Ada beberapa metode yang digunakan untuk melakukan penilaian jumlah persediaan diantaranya adalah :
34
a. Metode First In First Out (FIFO) Metode First In First Out (FIFO)
adalah metode yang digunakan untuk
melakukan penilaian jumlah persediaan yang harus dijual oleh perusahaan, dimana metode ini akan mudah digunakan apabila hanya ada beberapa penerimaan bahan baku yang berbeda dari catatan bahan baku pada suatu saat, tetapi akan merepotkan apabila pembelian sering dilakukan dengan tingkat harga yang berbeda-beda dan jika unit dari beberapa pembelian ada di dalam gudang pada saat yang bersamaan. b. Metode Last In First Out (LIFO) Metode ini merupakan kebalikan dari metode FIFO yakni, berasumsi bahwa yang dipakai dalam perhitungan harga pokok barang persediaan dipakai dari harga pokok pada waktu pembelian paling awal. Selain itu juga metode LIFO membebankan biaya dari pembelian yang paling akhir dalam persediaan setiap bahan baku yang dikeluarkan untuk produksi maupun untuk penjualan. Metode LIFO ini pada umumnya adalah tidak praktis digunaan oleh perusahaan yang memiliki sejumlah item persediaan dan yang merubah bauran persediaan secara berkala. c. Metode Biaya Rata-rata Tertimbang Metode ini mengasumsikan bahwa biaya dari setiap pengeluaran bahan baku merupakan campuran dari semua biaya pengiriman yang ada digudang pada saat pengeluaran tersebut terjadi. Metode rata-rata tertimbang membagi seluruh total biaya dari semua bahan baku dari kelas tertentu untuk menemukan biaya rata35
ratanya. Beberapa perusahaan menentukan metode biaya rata-rata tertimbang untuk jenis bahan baku di akhir setiap bulan dan menggunakan biaya rata-rata ini untuk seluruh pengeluaran pada bulan berikutnya. 2.6.1 Pengertian Metode First In First Out (FIFO) Metode First In First Out (FIFO) merupakan cara penilaian persediaan yang digunakan oleh perusahaan untuk menentukan harga pokok persediaan. Metode First In First Out (FIFO) ini digunakan untuk mengetahui jumlah persediaan yang akan dijual kepada konsumen atau pembeli serta untuk mengetahui jumlah persediaan akhir barang yang diperoleh pada akhir periode. Pada umumnya metode ini dipakai pada perusahaan-perusahaan yang menjual produk yang mudah rusak serta mudah ketinggalan zaman seperti buah-buahan, sayuran, dan lain-lain. Metode First In First Out (FIFO) ini diartikan sebagai : “Metode First In First Out (FIFO) adalah metode yang membebankan biaya bahan baku persediaan sesuai dengan harga persediaan tertua digudang”. (Carter Usry, 2004 : 303) Sedangkan pengertian lain menurut ahli
yang dapat penulis kemukakan
adalah “First In First Out (FIFO) adalah metode masuk pertama, keluar pertama yang menentukan biaya bahan baku dengan anggapan bahwa harga pokok per satuan
36
bahan baku yang pertama masuk dalam gudang, digunakan untuk menentukan harga bahan baku yang pertama kali dipakai.” (Mulyadi, 1999 : 312) “Perhitungan First In First Out (FIFO) akan mengecilkan biaya bahan mentah dan dilain pihak akan menurunkan harga pokok penjualan, menaikan laba, dan menaikan pajak.” (T.Hani Handoko, 2000 : 376)
Pengertian persediaan akhir dan harga pokok penjualan adalah “Persediaan akhir adalah saldo persediaan pada akhir periode yang ditentukan dengan melakukan penghitungan fisik, dan biaya pokok persediaan akhir ini dikurangkan dari biaya pokok barang yang tersedia untuk dijual guna menentukan biaya pokok penjualan atau harga pokok penjualan.” (Henry Simamora, 2000 : 272) “Harga pokok penjualan dapat diperoleh dengan persediaan awal ditambah dengan harga pokok barang yang dibeli sama dengan harga pokok barang yang tersedia untuk dijual, dan harga pokok barang yang tersedia untuk dikurangi persediaan akhir sama dengan harga pokok penjualan.” (Jusup AL.Haryono, 1997:342) 37
2.7
Sistem Produksi Tepat waktu (Just In Time)
2.7.1
Pengertian Just In Time Just in time adalah memproduksi dan mengirim barang yang diperlukan, pada
saat diperlukan dan sejumlah yang diperlukan,untuk meningkatkan efisiansi pekerjaan dan menghilangkan berbagai pekerjaan muda ditempat kerja. Merupakan salah satu pilar dari Toyota Production System yang sangat penting melakukan produksi secara efisien tanpa muda dan hanya membuat barang yang sesuai pesanan customer saja. JIT pada awalnya merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengontrol produksi dan mengurangi persediaan. JIT kemudian berkembang mencakup teknikteknik setup, perawatan , partisipasi pekerja, hubungan hubungan supplier, dan sebagainya. Ketika JIT dikenalkan pada seluruh dunia pada tahun 1970-an, JIT adalah teknik manufaktur yang berpusat disekitar metode kanban dan sistem produksi tarik. JIT kemudian berkembang menjadi sebuah filosofi manajemen yang terfokus pada Waste
reduction
dan
Continuous
Improvement.Organisasi
organisasi
yang
mengunakan JIT terlihat mengalami perkembangan yang sama. mereka mulai menggunakan metode-metode JIT untuk memperbaiki pengendalian shop floor, lalu mereka menggunakan prinsip-prinsip yang lebih luas dari filosofi JIT untuk seluruh manajemen organisasi. Pengertian JIT secara luas adalah suatu system sederhana untuk penjadwalan produksi yang menyebabkan tingkat Work in Process (WIP) dan persedian rendah.
38
2.7.2
Prinsip Just In Time Di dalam organisasi JIT, sumber pemborosan diidentifikasi dan dieliminasi
melalui beberapa prinsip JIT. Prinsip-prinsip ini akan menuntun perusahaan dalam product and process improvement untuk meningkatkan daya saing. Prinsip-prinsip JIT antara lain : 1.Pull system Production planning member petunjuk hanya kepada proses terakhir, artinya hanya boleh memproduksi sejumlah yang telah digunakan oleh proses berikut, proses berikut mengambil dari proses sebelum, dan proses sebelum hanya boleh membuat sejumlah yang telah diambil,sehingga dengan pengambilan oleh proses berikut pelaksanaan just in timedapat terjamin. Selain itu, dengan melakukan pengambilan oleh proses berikut, berarti barang tidak stagnant, dan masalah dapat dibuat menjadi jelas dengan mengunakan kanban. 2.Continuous Flow Process Untuk dapat memproduksi barang yang diperlukan, pada saat diperlukan, dan sejumlah yang diperlukan, maka produk tidak diproduksi dalam lot, tetapi stock ditiadakan sehingga diperlukan produksi dengan cara Continuous Flow Process Bila barang dibuat dengan cara Continuous Flow Process maka lead time produksi menjadi lebih singkat, muda menjadi lebih sedikit. 3.Membuat sejumlah yang diperlukan berdasarkan tatk time Hubungan antara perencanaan produksi dengan perencanaan penjualan. Rencana produksi harus disesuaikan dengan pesanan customer. Oleh karena itu, 39
dalam hal menentukan tatk time pun harus dihitung berdasarkan jumlah yang diperlukan dan waktu kerja murni. Waktu per shift (schedule time ) Tatk time =
Jumlah produksi per shift
2.8
Sistem Kanban
2.8.1
Definisi Sistem Kanban Kanban dalam bahasa jepang berarti kartu. Dalam sistem produksi just in time
kanban berarti kartu yang merupakan sarana untuk meningkatkan kegiatan perbaikan. Dalam kartu kanban berisi informasi mengenai nomor part, jumlah part, asal dan tujuan part juga cycle issue. Sedangkan sistem merupakan suatu rangkaian dari beberapa elemen dengan menggunakan kartu yang dapat digunakan untuk menghubungkan pengunaan elemenelemen yang terkait dan dapat meningkatkan perbaikan dalam melaksanakan pekerjaan. Sistem kanban digunakan untuk mengendalikan proses sehingga setiap proses akan memproduksi unit tunggal dalam waktu siklus yang ditentukan. Ada dua jenis kanban yang biasa digunakan: kanban pengambilan dan kanban pemesanan produksi. Kanban pengambilan merinci jumlah yang harus diambil oleh proses berikutnya, sementara kanban pemesanan produksi menunjukan jumlah yang harus diproduksi oleh proses sebelumnya.
40
2.8.2
Fungsi Kanban Fungsi kanban dalam pelaksanaan sistem produksi just in time antara lain :
1.Memberikan informasi pengambilan dan pengangkutan. dalam kartu kanban terdapat informasi mengenai jumlah part yang harus diambil dan tempat tujuan yang ditempatkan part tersebut. 2.Memberikan informasi produksi Kanban produksi dapat berfungsi sebagai kanban pindahan dan memberikan informasi banyaknya part yang harus diproduksi untuk keperluan produksi selanjutnya 3.Mencegah kelebihan produksi atau pengangkutan. Kanban dapat cegah terjadinya kelebihan produksi, karena dalam peraturan kanbandisebutkan bahwa tidak ada pengiriman ataupun produksi barang bila tidak ada informasi beupa kanban. 4.Berlaku sebagai perintah kerja yang ditempelkan langsung pada barang. 5.Mencegah produk cacat dengan mengenali proses yang membuat cacat. Dengan menggunakan sistem produksi just in time, maka barang yang diproduksi dalam jumlah yang tidak terlalu besar, sehingga bila terjadi kelainan pada mesin yang digunakan dapat dengan segera diketahui oleh operator, karena dilakukan otomasi (jidoka) sehingga mesin akan berhenti bila terjadi kelainan. 2.8.3 Peraturan Dasar Dalam Sistem Kanban Terdapat sejumlah peraturan dasar (basic rules) yang harus diperhatikan dalam menggunakan kanban agar dapat menunjang, yaitu: 41
1. Pemindahan suatu kanban boleh dilakukan hanya apabila lot tersebut akan dipergunakan. Peraturan ini mengharuskan proses berikut harus menarik parts yang dibutuhkan dari proses sebelumnya sesuai dengan kuantitas yang dibutuhkan dan pada saat dibutuhkan. Proses sesudah harus mengirim kanban kepada proses sebelumnya untuk meminta tambahan part hanya apabila proses sesudah telah menggunakan semua part yang menyertai kanban tersebut. 2. Tidak boleh ada penarikan part tanpa disertai dengan kanban. Peraturan ini mengharuskan bahwa kanban merupakan satu-satunya alat yang sah yang pengijinkan pemindahan atau penarikan part dari proses sebelum ke proses sesudah.. 3.
Banyaknya part yang dikeluarkan atau dikirim ke proses berikut harus tepat sama dengan yang disfesifikasikan kanban. Peraturan ini mengharuskan bahwa proses sebelum tidak boleh mengeluarkan atau mengirimkan kanban dengan part yang tidak sesuai lot size yang diminta. Apabila jumlah part yang tersedia dalam proses sebelum tidak mencukupi, maka kanban harus menunggu sampai proses sebelum memproduksi kekurangannya.
4.
Suatu kanban harus dilampirkan atau disimpan pada produk fisik. peraturan ini mengharuskan agar kanban sebagai kartu perjalanan selalu dilampirkan pada lot yang selalu tampak oleh pekerja.
42
5.
Proses sebelumnya harus memproduksi part dalam kuantitas yang sama dengan yang ditarik oleh proses sesudah. Dengan ini setiap proses tidak boleh memproduksi dalam kuantitas yang lebih daripada kebutuhan, karena hal ini merupakan pemborosan dalam pengunaan tenaga kerja, mesin, material, dan sumber daya lainnya.
6.
Proses kanban dalam setiap pusat kerja dilakukan dengan susunan atau urutan tibanya kanban itu dipusat kerja. Sehingga apabila pusat kerja menemukan beberapa kanban dalam kotak khusus yang diterima dari proses berbeda, maka pekerja harus melayani kanban dalam susunan yang berurutan sesuai dengan urutan kedatangan kanban. Jadi berlaku prinsip tiba pertama akan diproses lebih dahulu.
7.
Jumlah kanban harus sedikit mungkin, karena jumlah kanban menyatakan jumlah stok blank part, maka jumlah ini harus dijaga sekecil mungkin. karena persediaan merupakan suatu pemborosan yang harus dihilangkan.
2.8.4
Jenis Kanban Selain kanban pengambilan dan pemesanan produksi, masih terdapat beberapa
jenis kanban yang lain yang dapat digunakan dalam berproduksi. Berkut ini adalah beberapa kanban lainnya yang dibedakan berdasarkan fungsinya yaitu : 1. Kanban Ekpress: Kanban jenis ini dikeluarkan bila terjadi kekurangan part. 2. Kanban Darurat : Suatu kanban dikeluarkan untuk sementara waktu bila beberapa sediaan diperlukan untuk memperbaiki unit yang cacat, kerusakan mesin atau tambahan mendadak dalam produksi akhir. 43
3. Kanban Terusan : Kalau dua buah proses atau saling berhubungan dengan sangat erat, mereka dapat dianggap sebagai satu proses tunggal, tidak perlu menukar kanban diantara proses-proses yang bersebelahan ini. 4. Kereta atau truk sebagai suatu kanban: Kanban sering sangat efektif bila digunakan dalam kombinasi dengan kereta angkut. 5. Sistem kerja-penuh: system kerja penuh dilakukan pada proses pengerjaan mesin otomatis. 6. Kanban sementara: Kanban jenis ini digunakan untuk part-part yang penggunanya jarang dengan perputaran yang tidak tertentu. 2.8.5
Jumlah Kanban Dalam perusahaan indusri manufaktur, perencanaan material merupakan
Orang yang bertanggung jawab mengeluarkan kartu-kartu kanban. Perencanaan juga menetukan ukuran-ukuran lot dari kanban yang akan menarik material. Kadangkadang perencanaan material akan mengeluarkan kartu material tambahan guna meningkatkan tingkat produksi untuk part tertentu. Sebaliknya peencanaan material juga menarik keluar kartu kanban dari sirkulasi guna mengurangi jadwal produksi. Banyaknya kanban yang dikeluarkan untuk part tertentu berdasarkan: 1.Permintaan harian 2.Ukuran Lot atau Kapasitas per Box 3.Cycle Issue atau Siklus pemesanan 4.Koefisien keamanan
44