BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab dua ini akan menjelaskan mengenai teori-teori yang digunakan penulis untuk membangun sistem yaitu mengenai Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Lowongan Kerja pada Pasar Kerja Disnaker Kota Bandung, aplikasi yang diterapkan pada sistem adalah Sistem Pendukung Keputusan dengan metode profile matching (pencocokan profil), metode rekayasa perangkat lunak dengan waterfall, perancangan sistem dengan UML dan teori lainya yang mendukung dalam penggunaan aplikasi.
2.1
Pengertian Keputusan Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam
pemecahan masalah tersebut. Tindakan memilih strategi atau aksi yang diyakini manajer akan memberikan solusi terbaik atas sesuatu itu disebut pengambilan keputusan. Tujuan dari keputusan adalah untuk mencapai target atau aksi tertentu yang harus dilakukan.[1] Bila dikaitkan dengan suatu organisasi, sistem keputusan adalah salah satu bagian dari sistem organisasi dimana keputusan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan, diantaranya : 1. Strategis, keputusan dengan ciri : Ketidakpastian besar dan orientasi masa depan 2. Taktis, keputusan dengan ciri : Berhubungan dengan aktivitas jangka pendek dan alokasi sumber-sumber daya guna mencapai sasaran. 3. Teknik, keputusan dengan ciri : stkitar-stkitar ditetapkan dan bersifat deterministik, mengusahaan agar dapat diimplementasikan dengan efektif dan efisien.
II-1
II-2
Kriteria atau ciri-ciri dari keputusan adalah sebagai berikut : 1. Banyak pilihan atau alternatif 2. Ada kendala atau syarat 3. Mengikuti pola atau model tingkah laku, baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur 4. Banyak input atau variabel 5. Ada faktor resiko 6. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan.
2.1.1 Dasar Pengambilan Keputusan Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah sebuah bentuk dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih dengan proses tertentu serta diharapkan memperoleh suatu keputusan yang terbaik. Dasar dari proses pengambilan keputusan itu sendiri akan dijelaskan sebagai berikut[1] : 1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi yaitu pengambilan keputusan yang berdasarkan perasaan hati yang seringkali bersifat subyektif. Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat, untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan sepihak dan bersifat perasaan. 2. Pengambilan Keputusan Rasional yaitu pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional berfikir dan lebih bersifat objektif. Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna pikir. Masalah-masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif dan dapat diukur. 3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman yaitu pengambilan keputusan yang berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diperoleh sehingga dapat
II-3
digunakan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis di kemudian hari. 4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta yaitu pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan data empiris dan fakta nyata sehingga dapat memberikan keputusan yang tepat sehingga tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi merupakan hasil dari pengolahan dari data. Dengan demikian, data harus diolah lebih dahulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan. 5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang yaitu pengambilan keputusan yang berdasarkan atas wewenang atau kedudukan yang dimiliki oleh seseorang yang menjadi pemimpin. Setiap orang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas atau wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
2.2
Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan (SPK) merupakan sistem informasi interaktif
yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur. Di mana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. Sistem Pendukung Keputusan dibangun untuk mendukung solusi atas suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang. Sistem Pendukung Keputusan lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. Sistem Pendukung Keputusan tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasi pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan
II-4
pengambilan keputusan untuk melakukan berbagai analisis yang menggunakan modelmodel yang tersedia.[2]
2.2.1
Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan Menurut Turban ada beberapa karakteristik dari SPK sebagai berikut[4] :
1. Mendukung seluruh kegiatan organisasi 2. Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi 3. Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan 4. Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model 5. Menggunakan baik data ekternal maupun internal 6. Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis 7. Menggunakan beberapa model kuantitatif
Selain itu, Turban juga menjelaskan kemampuan yang harus dimiliki oleh sebuah sistem pendukung keputusan, diantaranya adalah sebagai berikut[5]: 1. Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur 2. Membantu manajer pada berbagai tingkatan manajemen, mulai dari manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah. 3. Menunjang pembuatan keputusan secara kelompok dan perorangan. 4. Menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantungan dan berurutan. 5. Menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan antara lain intelligence, design, choice dan implementation. 6. Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan dan jenis keputusan. 7. Kemampuan untuk melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat fleksibel. 8. Kemudahan melakukan interaksi sistem. 9. Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan daripada efisiensi. 10. Mudah dikembangkan oleh pemakai akhir.
II-5
11. Kemampuan pemodelan dan analisis dalam pembuatan keputusan. 12. Kemudahan melakukan pengaksesan berbagai sumber dan format data
Disamping berbagai kemampuan dan karakteristik seperti dikemukakan di atas, sistem pendukung keputusan memiliki juga keterbatasan, antara lain: 1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan yang sebenarnya. 2. Kemampuan suatu sistem pendukung keputusan terbatas pada pengetahuan dasar serta model dasar yang dimilikinya. 3. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh sistem pendukung keputusan biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang digunakannya. 4. Sistem pendukung keputusan tidak memiliki intuisi seperti yang dimiliki oleh manusia. Karena sistem pendukung keputusan hanya suatu kumpulan perangkat keras, perangkat lunak dan sistem operasi yang tidak dilengkapi oleh kemampuan berpikir.
2.2.2
Komponen Sistem Pendukung Keputusan Secara umum Sistem Pendukung Keputusan dibangun oleh tiga komponen
besar yaitu database Management, Model Base dan Software System atau User Interface. Komponen SPK tersebut dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini [2].
II-6
Gambar 2.1 Komponen Sistem Pendukung Keputusan 1. Database Management Merupakan subsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data yang merupakan suatu sistem pendukung keputusan dapat berasal dari luar maupun dalam lingkungan. Untuk keperluan SPK, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi. 2. Model Base Merupakan suatu model yang merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif (model matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk didalamnya tujuan dari permaslahan (objektif), komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya. Model Base memungkinkan pengambil keputusan menganalisa secara utuh dengan mengembangkan dan membandingkan solusi alternatif. 3. User Interface Atau Pengolahan Dialog Terkadang disebut sebagai subsistem dialog, merupakan penggabungan antara dua komponen sebelumnya yaitu Database Management dan Model Base yang disatukan dalam komponen ketiga (user interface), setelah sebelumnya dipresentasikan dalam bentuk model yang dimengerti komputer. User Interface
II-7
menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima masukan dari pemakai ke dalam Sistem Pendukung Keputusan.
2.2.3
Manajemen Model Model merupakan dunia nyata menjadi bentuk simbolik dengan tujuan
menyederhanakan, meminimalkan biaya, dan meminimalkan risiko agar lebih interaktif. Pada pemodelan kasus sistem pendukung keputusan pada rekomendasi pemilihan lowongan kerja di sini menggunakan model Simbolik (Model Matematik). Pada hakikatnya, ilmu sistem memusatkan perhatian kepada model simbolik sebagai perwakilan dari realitas yang sedang dikaji. Format model simbolik bisa berupa bentuk angka, simbol, dan rumus. Model simbolik yang umumnya dipakai adalah suatu persamaan (equation)[2]. Bentuk persamaan adalah tepat, singkat, dan mudah dimengerti. Simbol persamaan tidak saja mudah dimanipulasi daripada kata-kata, tetapi juga lebih cepat ditangkap maksudnya. Suatu persamaan adalah bahasa universal dalam penelitian operasional dan ilmu sistem, dimana digunakan suatu logika simbolis. Permodelan mencakup suatu pemilihan atas karakteristik dari perwakilan abstrak yang paling tepat dalam situasi yang terjadi. Pada umumnya model matematis bisa diklasifikasikan menjadi dua bagian. Suatu model bisa statis atau dinamis. Model statis memberikan informasi tentang pengubah-pengubah model hanya pada titik tunggal dari waktu. Model dinamis mampu menelusuri jalur waktu dari pengubah-pengubah model. Model dinamis lebih sulit dan mahal pembuatannya, tetapi memberikan kekuatan yang lebih tinggi dalam analisis dunia nyata[2].
2.2.4
Langkah-langkah pemodelan dalam Sistem Pendukung Keputusan Saat melakukan pemodelan dalam pembangunan sistem pendukung keputusan
dilakukan dengan beberapa langkah-langkah pembuatannya yang akan dijelaskan sebagai berikut[2] :
II-8
1. Studi kelayakan (Intelligence) Pada langkah ini, sasaran ditentukan dan dilakukan pencarian prosedur, pengumpulan data, identifikasi masalah, identifikasi kepemilikikan masalah, klasifikasi masalah, hingga akhirnya terbentuk sebuah pernyataan masalah. Kepemilikan masalah berkaitan dengan bagian apa yang akan dibangun oleh sistem pendukung keputusan dan apa tugas dari bagian tersebut sehingga model tersebut bisa relevan dengan kebutuhan si pemilik maslaah. 2. Perancangan (Design) Pada tahapan ini akan diformulasikan model yang akan digunakan dan kriteriakriteria yang ditentukan. Setelah itu, dicari alternatif model yang bisa menyelesaikan permasalahan tersebut. Langkah selanjutnya adalah memprediksi keluaran yang mungkin, kemudian ditentukan variabel-variabel model. 3. Pemilihan (Choice) Setelah pada tahap design ditentukan berbagai alternatif model beserta variabelvariabelnya. Pada tahapan ini akan dilakukan pemilihan modelnya, termasuk solusi dari model tersebut. Selanjutnya, dilakukan analisis sensitivitas, yakni dengan mengganti beberapa variabel. 4. Implementasi Setelah
menentukan
modelnya,
untuk
langkah
selanjutnya
adalah
mengimplementasikannya dalam aplikasi sistem pendukung keputusan.
2.3
Pasar Kerja dan Lowongan Pekerjaan Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian Pasar Kerja dan Lowongan
Kerja yang akan dijelaskan sebagai berikut :
2.3.1
Pasar Kerja Pasar tenaga kerja adalah tarik-menarik antara permintaan tenaga kerja dengan
jumlah tenaga kerja yang ditawarkan. Faktor utama naik turunnya jumlah permintaan
II-9
dan penawaran tenaga kerja biasanya adalah besar kecilnya gaji yang akan diperoleh tenaga kerja dan besar kecilnya gaji yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja[6]. Bursa atau pasar tenaga kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli tenaga kerja. Sebagai penjual tenaga kerja di dalam pasar ini adalah para pencari kerja (Pemilik Tenaga Kerja), sedangkan sebagai pembelinya adalah orang-orang atau lembaga yang memerlukan tenaga kerja. Pasar tenaga kerja diselenggarakan dengan maksud untuk mengkoordinasi pertemuan antara para pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembaga yang membutuhkan tenaga kerja.
2.3.2
Lowongan Kerja Lowongan kerja atau pekerjaan bagi sebagian orang mungkin hanya sebatas
peluang untuk kerja di kantor dengan menjadi pegawai baik negeri sipil (PNS) atau karyawan swasta. Lowongan kerja seperti ini biasanya dimuat di koran, bisa juga di majalah atau tv dan radio. Setelah mengetahui adanya lowongan kerja dan lowongan tersebut cocok dengan yang dicari, atau mungkin “siapa tahu cocok nanti” maka orang akan membuat surat lamaran kerja, mengirimkan surat lamaran kerja tersebut ke perusahaan kemudian menunggu dipanggil untuk wawancara. Bagi sebagian orang lagi, mungkin mengartikan lowongan kerja secara lebih luas. Lowongan artinya peluang yang kosong alias belum terisi, dalam hal ini peluang untuk bekerja. Dengan ini maka sebenarnya lowongan kerja banyak sekali, tidak terbatas pada pekerjaan kantoran atau kerja di pabrik dan perusahaan swasta lainnya. Dalam bisnis pun orang bekerja, berjualan pun peluang kerja, bahkan jika ada peluang untuk bekerja di rumah sendiri pun misalnya dengan menjalankan bisnis internet, itu juga lowongan kerja.
II-10
2.4
Metode Profile Matching (Pencocokan Profil) Profile Matching (Pencocokan Profil) adalah sebuah mekanisme pengambilan
keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dimiliki oleh pelamar, bukan tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati[2]. Kompetensi atau kemampuan didefinisikan sebagai suatu sifat dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil. Ketidaksamaan dalam kompetensi-kompetensi inilah yang membedakan seorang pelaku unggul daripada pelaku yang berprestasi rata-rata. Kompetensi dapat berupa tujuan, peringai, konsep diri, sikap atau nilai, penguasaan masalah, atau keterampilan kognitif maupun keterampilan perilaku setiap sifat perorangan yang dapat diukur atau dihitung dengan jelas dan dapat ditunjukan untuk membedakan secara acak. Seorang pelaku lebih unggul dari seorang pelaku yang berprestasi rata-rata, atau seorang pelaku efektif dari seorang pelaku yang tidak efektif. Dalam kasus Sistem Pendukung Keputusan pada rekomendasi lowongan kerja ini, metode Profile Matching (Pencocokan Profil) merupakan proses membandingkan antara kompetensi profil lowongan kerja dengan kompetensi profil pencari kerja sehingga diketahui perbedaan kompetensinya (disebut gap), semakin kecil gap yang dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar yang berarti memiliki peluang lebih besar untuk pencari kerja mendapatkan rekomendasi lowongan kerja yang sesuai dengan profil yang dimilikinya[2].
2.4.1
Karakteristik Metode Profile Matching Dalam Job Matching Berdasarkan kriteria pembuatannya bahwa metode profile matching memiliki
beberapa jenis-jenis karakteristik teknik di dalam perhitungannya pada kasus job matching. Jenis-jenis karakteristik tersebut diantaranya sebagai berikut[3] : a. Selection
II-11
Pada teknik metode profile matching untuk jenis karakteristik teknik selection di sini merupakan jenis teknik metode profile matching dengan menggunakan menu yang didorong oleh sistem yang sederhana dan kompetensi bahasa setiap hari. Pada jenis ini memungkinkan kita untuk mengatur penilaian yang disesuaikan dengan pemberian kompetensi khusus terhadap data laporan kandidat. Pada jenis karakteristik teknik ini terdapat dua langkah pengerjaan, diantaranya sebagai berikut : 1. Pilih kompetensi yang akan dinilai dari profil tersebut. 2. Setelah dilakukan pemilihan kompetensi, kemudian dilakukan instruksi tes atau penilaian untuk setiap kandidat berdasarkan kompetensi yang ditentukan. b. Job Analysis Pada teknik metode profile matching untuk jenis karakteristik teknik Job Analysis di sini menitik beratkan pada persepsi ketika kita ingin mencari sesuatu, maka kita harus tahu apa yang akan dicari. Sebuah Job Analysis Survey (JAS) membantu kita untuk mengidentifikasi karakteristik penting dan kompetensi yang mendukung kinerja tinggi. Penilaian pada setiap kandidat yang berpotensi berdasarkan penilaian oleh orang-orang yang mengetahui atau memiliki pengalaman pada pekerjaan tersebut, seperti staff HR, manajer, supervisor, atau orang-orang yang telah melakukan pekerjaan itu atau yang sedang melakukan pekerjaan itu sekarang. Pada jenis karakteristik teknik ini terdapat tiga langkah pengerjaan, diantaranya sebagai berikut : 1. Kita mendirikan JAS dengan memasukkan jabatan dan nama organisasi, dan menetapkan tanggal penutupan untuk survei selesai. Kemudian kita memberikan nama survei, dan menyimpan JAS kita. 2. Kita akan menerima instruksi dikirim lewat email tentang bagaimana untuk mengambil bagian dalam survei online, yang kita lakukan ke masing-masing kandidat.
II-12
3. Ketika semua hasil survei didapat, kemudian memilih orang-orang yang ingin kita masukkan, dan menghasilkan Laporan JAS c. Personal Development Pada teknik metode profile matching untuk jenis karakteristik teknik Personal Development di sini dengan memaksimalkan bakat karyawan dan manfaat organisasi (melalui peningkatan kinerja) dan individu (melalui peningkatan motivasi dan pemenuhan). Profile Matching di sini merupakan pengembangan laporan data penilaian pribadi dengan melacak potensi dan mengembangkan wawasan yang meningkatkan kinerja dan kesuksesan karir. Pada jenis karakteristik teknik ini terdapat dua langkah pengerjaan, diantaranya sebagai berikut : 1. Pilih kompetensi yang akan dibahas oleh penilaian ini dari para profil dari setiap kandidat(pilihan kita mungkin berhubungan dengan pekerjaan atau mungkin melemparkan jaring yang lebih luas). 2. Setelah dilakukan pemilihan kompetensi, kemudian dilakukan instruksi tes atau penilaian untuk setiap kandidat berdasarkan kompetensi yang ditentukan. d. 3600 Feedback Pada teknik metode profile matching untuk jenis karakteristik teknik 3600 Feedback di sini dengan memberikan umpan balik multi-perspektif disesuaikan dengan
kompetensi
yang
mendukung
kinerja
tinggi.
Secara
dramatis
meningkatkan utilitas evaluasi karyawan dengan memastikan kontribusi berdasarkan berbagai hubungan kerja. Pada jenis karakteristik teknik ini terdapat beberapa langkah pengerjaan, diantaranya sebagai berikut : 1. Focus : pilih kompetensi yang harus ditangani dari profil tersebut (pilihan kita mungkin berhubungan dengan pekerjaan atau mungkin melemparkan jaring yang lebih luas).
II-13
2. Set-Up : pilih preferensi kita untuk event yang akan dikelola (misalnya menambahkan pertanyaan tambahan, atau memutuskan apakah calon harus memilih sendiri 360 penilai mereka). 3. Launch : Segera setelah kita memulai, diemail instruksi yang dikirim untuk membimbing semua orang yang terlibat kuesioner online mereka. 4. Monitor : Melacak dan mengelola peristiwa yang berkembang disurvey Manajer. 5. Apply : laporan memberikan banyak informasi yang menjadi dasar keputusan pengembangan pribadi masa depan. Tetapkan tujuan, memutuskan strategi, menerapkan hidup mengubah rencana pengembangan (bantuan lebih lanjut tersedia dari match up, perencana pengembangan online).
2.4.2
Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary Factor Kriteria atau aspek kompetensi dikelompokkan lagi menjadi dua kelompok
yaitu core factor dan secondary factor. a. Core factor (Faktor Utama) adalah aspek (kompetensi) yang paling menonjol atau yang paling dibutuhkan oleh suatu lowongan kerja sehingga lowongan kerja yang direkomendasikan sesuai bahkan mendekati kesesuaian dengan profil pencari kerja. Untuk mendapatkan nilai core factor dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut[2] : ∑NC NCF = -------------------∑IC
Keterangan : NCF
: Nilai rata-rata core factor
NC
: Jumlah total nilai core factor
IC
: Jumlah item core factor
II-14
b. Secondary factor (Faktor pendukung) adalah kriteria atau aspek pendukung sehingga lowongan kerja yang direkomendasikan sesuai bahkan mendekati kesesuaian dengan profil pencari kerja. Untuk mendapatkan nilai secondary factor dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut[2] : ∑NS NSF = -------------------∑IS
Keterangan :
2.4.3
NSF
: Nilai rata-rata secondary factor
NS
: Jumlah total nilai secondary factor
IS
: Jumlah item secondary factor
Perhitungan Nilai Total Setelah dilakukan perhitungan dan didapat nilai core factor dan secondary
factor. Langkah terakhir dalam perhitungan pada metode profile matching adalah dengan mencari nilai total dari perbandingan atau selisih antara data lowongan kerja dengan data pencari kerja. Hasil Nilai total yang didapat menjelaskan bahwa semakin besar nilai total yang didapat maka semakin besar tingkat kecocokan data lowongan kerja tersebut dengan data pencari kerja. Untuk mendapatkan nilai total pada langkah metode profile matching umumnya dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut[2] : Nilai Total = 60 % NCF + 40 % NSF
II-15
Keterangan :
2.5
NCF
: Nilai rata-rata core factor
NSF
: Nilai rata-rata secondary factor
Model Rekayasa Perangkat Lunak dengan Waterfall Waterfall adalah suatu metodologi pengembangan perangkat lunak yang
mengusulkan pendekatan kepada perangkat lunak sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat kemajuan sistem pada seluruh analisis, design, kode, pengujian dan pemeliharaan[7]. Metode yang sering juga disebut metode “waterfall” atau “classic life cycle” ini menggunakan pendekatan yang sistematis dan sekuensial dalam membangun perangkat lunak yang dimulai pada level sistem dan pengembangan melalui tahapan analisis, perancangan, pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan.
Gambar 2.2 Model Waterfall
2.6
Unified Modeling Language (UML) Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yang telah
menjadi stkitar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak. UML menawarkan sebuah stkitar untuk merancang model
II-16
sebuah sistem. Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi perangkat lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada perangkat keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun[11].
2.6.1
Konsep Dasar UML Pada konsep dasar dari UML mendefinisikan diagram-diagram sebagai berikut:
2.6.2
Use Case Diagram Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah
sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, membuat sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorang atau sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu[10].
2.6.3
Class Diagram Class adalah sebuah spesifikasi yang menghasilkan sebuah objek dan
merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek.
Class
menggambarkan keadaan (atribut atau properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain[10].
2.6.4
Sequence Diagram Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di
sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atas dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait)[10].
II-17
2.7
PHP (Hypertext Preprocessor) PHP adalah kependekan dari Hypertext Preprocessor atau Profesional
Homepage, yaitu sebuah bahasa scripting yang dieksekusi disisi server (Server-side Scripting Language). Fungsinya adalah membuat sebuah web yang interaktif dan dinamis. PHP dibuat pertama kali pada tahun 1995 oleh Rasmus Lerdorf, seorang software engineer anggota tim pengembangan web server Apache. Pada tahun 1996 Rasmos menulis kode script Perl untuk diterapkan pada hal yang lebih komplek dengan bahasa pemrograman C.
2.8
MySQL MySQL adalah sebuah database server, dapat juga berperan sebagai client
sehingga sering disebut database client/ server yang open source dengan kemampuan dapat berjalan baik di OS (operating System) manapun, dengan platform Windows maupun Linux. Selain itu database ini memiliki beberapa kelebihan dibanding database lain, di antaranya adalah : 1.
MySQL adalah sebuah software database yang open source, artinya program ini bersifat free atau bebas digunakan oleh siapa saja tanpa harus membeli dan membayar lisensi kepada pembuatnya.
2.
MySQL merupakan sebuah database client. Selain menjadi server yang melayani permintaan, MySQL juga dapat melayani query yang mengakses database pada server. Jadi MySQL dapat juga berperan sebagai client.
3.
MySQL mampu menerima query yang bertumpuk dalam satu permintaan atau yang disebut multi-Threading.
4.
MySQL merupakan sebuah database yang mampu menyimpan data berkapasitas sangat besar hingga berukuran Gigabyte sekalipun.
5.
MySQL memiliki kecepatan dalam pembuatan tabel maupun peng-update-an tabel.
II-18
2.9
XAMPP Xampp merupakan alat yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam
satu buah paket. Dengan menginstall XAMPP maka tidak perlu lagi melakukan instalasi dan konfigurasi web server Apache, PHP dan MySQL secara manual. XAMPP akan menginstalasi dan mengkonfigurasikannya secara otomatis untuk kita atau auto konfigurasi. Software XAMPP versi ini terdiri atas: a.
APACHE Apache sudah berkembang sejak versi pertamanya. Sampai saat ditulisnya artikel ini versi terakhirnya yang ada yaitu Apache ver 2.0.54. Apache bersifat open source, artinya setiap orang boleh menggunakannya, mengambil dan bahkan mengubah kode programnya.
b.
PhpMyAdmin Banyak sekali perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan untuk mengelola data base dalam MySQL, salah satunya adalah phpMyAdmin. Dengan phpMyAdmin kita dapat membuat tabel, mengisi data dan lain-lain dengan mudah tanpa harus hafal perintahnya. Untuk mengaktifkan phpMyAdmin langkah-langkahnya adalah yang pertama setelah XAMPP kita terinstall, kita harus mengaktifkan web server Apache dan MySQL dari control panel XAMPP. Yang kedua, jalankan browser (IE, Mozilla Firefox atau Opera) lalu mengetikkan alamat web berikut http://localhost/phpmyadmin/ pada address bar lalu tekan Enter. Langkah ketiga apabila telah nampak interface (tampilan antar muka) phpMyAdmin, kita bisa memulainya dengan mengetikkan nama database, nama tabel dan seterusnya.