BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Umum Komunikasi adalah penyampaian sebuah pesan dari pengirim informasi ke penerima
melalui sebuah media sehingga menimbulkan persepsi pada penerima. Komunikasi bisa disampaikan dengan verbal maupun non verbal. Komunikasi pada saat ini merupakan sesuatu yang sangat penting bagi seluruh manusia di dunia. Pada zaman dahulu orang-orang purba berkomunikasi melalui coretan atau lukisan yang ada di dalam gua. Dewasa ini kita dapat melihat revolusi besar-besaran dalam sistem komunikasi di seluruh dunia di mana setiap orang mulai menggunakan PC dan Internet untuk mencari pekerjaan, berkomunikasi satu sama lain, untuk menukar data (seperti gambar, suara, dan dokumen). Dan terkadang berbicara satu sama lain menggunakan applikasi Netmeeting atau Internet Phone. Perkembangan teknologi telah membawa bisnis Telephony memasuki era baru yang menawarkan penyatuan seluruh komunikasi yang bersifat multimedia dan disalurkan melalui Internet. Perkembangan selanjutnya dari Internet ialah munculnya konsep yang dikenal dengan istilah Internet Telephoni. Konsep IP ini memungkinkan penggabungan seluruh aplikasi-aplikasi dan layanan-layanan yang ada dalam Internet dan Telephoni, sehingga konsep ini diperkirakan pada masa yang akan datang akan dipakai secara luas, digabungkan dengan infrastruktur Telephoni yang sudah ada. Kemampuan untuk melakukan komunikasi suara melalui Protokol Internet secara umum dikenal dengan istilah ― Suara diatas Protokol Internet‖, ―IP Telephony‖, ―Voice over IP‖ atau VoIP dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan hubungan telepon dan semua kemampuan lainnya yang bisa dilakukan oleh jaringan telepon publik dan mengirimkan faksimili di atas jaringan berbasis IP dengan kualitas layanan yang memadai. Internet telephony mengacu pada layanan komunikasi suara, faks, SMS, dan/atau suara. Pesan aplikasi diangkut melalui internet, bukan melalui jaringan telepon publik (PSTN). Langkah-langkah yang terlibat dalam panggilan telepon VoIP signaling dan media setup saluran, digitasi dari sinyal suara analog, encoding, packetization, dan transmisi sebagai Internet Protocol (IP) paket melalui jaringan packet-switched. Pada sisi penerima, langkah yang sama (biasanya dalam urutan terbalik) seperti penerimaan dari paket IP, decoding dari paket dan ke analog konversi digital mereproduksi aliran suara yang asli. IP Telephony, juga biasa disebut 5
Internet Telephony yang merupakan komunikasi yang melibatkan sistem telepon digital berbasis pada sejumlah IP (Internet) standar. Ini adalah cara untuk membuat sebuah sistem telepon digital dengan cara untuk mengambil keuntungan dari internet dan setiap perangkat keras dan aplikasi yang melekat. Tujuan utama dari IP Telephony adalah untuk meningkatkan produktivitas, yang menunjukkan bahwa teknologi lebih baik dirujuk dalam lingkungan bisnis.
2.2
Jaringan Telekomunikasi Jaringan dalam sistem telekomunikasi adalah setiap perangkat dan media yang saling
berhubungan yang berfungsi untuk menyalurkan komunikasi yang berlangsung antara dua tempat atau lebih. Komunikasi hanya mungkin dilakukan jika semua peserta berbicara dengan bahasa yang sama. Tapi pada saat komunikasi menjadi lebih kompleks daripada pembicaraan antara dua orang, tata cara komunikasi/protokol menjadi penting sepenting bahasa. Semua orang disebuah auditorium berbicara bahasa Indonesia, tapi tanpa aturan untuk mengatur siapa yang berhak menggunakan mikrofon, maka komunikasi masing-masing individu ke seluruh ruangan menjadi tidak mungkin. Dapat dibayangkan apabila sebuah auditorium sebesar dunia, penuh dengan komputer. Tanpa sekumpulan aturan komunikasi/protokol untuk mengatur kapan dan bagaimana setiap komputer berbicara satu dengan lain, Internet akan sangat kacau karena setiap komputer akan berusaha untuk berbicara bersamaan. Oleh karena itu manusia mengembangkan beberapa pola komunikasi untuk mengatasi masalah ini. Jaringan akan memungkinkan orang untuk melakukan kerja sama dalam proyek yang melingkupi jarak yang jauh. Komunikasi suara, email, dan data dapat dipertukarkan dengan biaya sangat murah. Dengan melibatkan komunitas lokal dalam pembuatan jaringan, pengetahuan dan kepercayaan akan tersebar keseluruh komunitas, dan orang mulai memahami pentingnya bagi mereka terlibat dalam infrastruktur komunikasi. Pada akhirnya, mereka menyadari bahwa jaringan komunikasi dibangun agar orang dapat terhubung satu dengan lainnya. Untuk itu diperlukan suatu informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sistem informasi tersebut. Pada dasarnya jaringan telekomunikasi merupakan sekelompok jaringan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya melalui media transmisi atau media komunikasi yang pada akhirnya bisa membagi data dan informasi. Jaringan ini biasanya terbuat dari bahan logam berupa kawat atau kabel yang direntangkan antara kedua belah pihak yang berkomunikasi. Jaringan telekomunikasi secara keseluruhan adalah segenap perangkat telekomunikasi yang 6
menghubungkan pemakainnya dengan pemakai lain, sehingga kedua pemakai tersebut dapat saling bertukar informasi baik suara, data maupun gambar.
Gambar 2.1: Jaringan Telekomunikasi
[http://ijun-nawan.blogspot.com]
2.2.1 Komponen Pembentuk Jaringan Telekomunikasi Secara garis besar jaringan telekomunikasi terdiri dari dua ruas yaitu ruas antara terminal dan switching yang disebut dengan access network atau jaringan akses dan ruas antara switching dan switching yang disebut dengan backbound network.
7
Gambar 2.2: Komponen Jaringan Telekomunikasi. [http://www.jaringankomputer.org/komponen-jaringan-komputer/20/06/2012]
2.2.1.1 Perangkat Terminal Terminal adalah peralatan yang bertugas merubah sinyal informasi asli yang berupa suara manusia, gambar atau lainnya menjadi sinyal elektrik atau elektromagnetik atau cahaya. Hal ini diperlukan karena perangkat transmisi yang mampu menyampaikan informasi tersebut dari satu tempat ke tempat lain yang umumnya tidak dekat dalam waktu cepat memang mensyaratkan agar sinyal informasi diubah menjadi sinyal listrik (untuk dilewatkan kabel) atau menjadi sinyal elektromagnetik (untuk dilewatkan udara) atau menjadi sinyal cahaya ( untuk dilewatkan serat optic).
Gambar 2.3: Macam-macam perangkat terminal. [http:// viqih2307qiecky.blogspot.com]
8
2.2.1.2 Perangkat Transmisi Media transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim dan penerima informasi (data), karena jarak yang jauh, maka data terlebih dahulu diubah menjadi kode/isyarat, dan isyarat inilah yang akan dimanipulasi dengan berbagai macam cara untuk diubah kembali menjadi data. Media transmisi digunakan pada beberapa peralatan elektronika untuk menghubungkan antara pengirim dan penerima supaya dapat melakukan pertukaran data. Beberapa alat elektronika, seperti telepon, komputer, televisi, dan radio membutuhkan media transmisi untuk dapat menerima data. Media transmisi bisa berupa kabel, serat optic, maupun udara bergantung jarak dari tempat-tempat yang akan dihubungkan dan banyaknya tempat yang akan dihubungkan. Ada dua jenis yaitu kabel dan nirkabel (wireless).
Media Transmisi Guided Media transmisi yang terpandu (guided) maksudnya adalah media yang mampu
mentransmisikan besaran-besaran fisik lewat materialnya. Untuk media transmisi guided, kapasitas transmisi, baik dalam hal rate data maupun bandwith, sangat tergantung pada jarak dan sistem transmisi medianya dari titik ke titik jarak jauh. Tiga media guided yang umumnya dipergunakan untuk transmisi data adalah twisted pair, coaxial cable, dan fiber optic. Kabel yang paling umum dan mudah pemasangannya adalah kabel jenis coaxial. a. Kabel Twisted Pair Kabel ini merupakan kabel tembaga yang dipakai untuk menghantar informasi dari pelanggan ke sentral. Umumnya frekuensi yang digunakan adalah frekuensi pembicaraan (0 – 4 KHz). Twisted pair adalah media tranmisi guided yang paling hemat dan paling banyak digunakan. Sebuah twisted pair terdiri dari dua kawat yang disekat dan disusun dalam suatu bola spiral beraturan. Sepasang kawat bertindak sebagai satu jalur komunikasi tunggal. Twisted Pair umumnya lebih reliable dibandingkan dengan thin coaxial karena HUB mempunyai kemampuan data error correction dan meningkatkan kecepatan transmisi, bahkan dengan HUB bisa dirangkai menjadi suatu jaringan besar.
9
Gambar 2.4 : Twisted Pair [http://www.jaringankomputer.org/kabel-jaringan-komputer/20/06/2012]
b. Kabel Coaxial Kabel coaxial adalah kabel yang terdiri satu kawat inti ditengah yang dibungkus secara berlapis oleh plastik, kawat screen, plastik,aluminium foil dan terakhir adalah lapisan plastik lagi (polyethilene). Kabel koaksial redamannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan kabel tembaga biasa. Kabel ini digunakan untuk gelombang yang membawa kanal multipleks yang besar. Terdiri dari konduktor silindris yang mengelilingi suatu kawat konduktor dalam tunggl. Konduktor bagian dalam dibungkus baik dengan konduktor kawat jaring maupun penyekat dalam. Konduktor terluar dilindungi oleh suatu selubung atau pelindung. Sebuah coaxial cable tunggal memilki diameter mulai dari 1 sampai 2,5 cm. Karena perlindungan ini, dengan konstruksi berbentuk melingkar, kabel coaxial menjadi tahan terhadap interferensi dibandingkan dengan twisted pair. Aplikasi yang terpenting adalah distribusi siaran televisi, transmisi telepon jarak jauh,
penghubung sistem komputer jangkauan
pendek, Local Area Network (LAN).
Gambar 2.5 : Kabel Coaxial [http://infotek.web.id]
10
c. Kabel Serat Optik Kabel serat optik adalah kabel yang intinya terbuat dari serat kaca atau bahan plastik yang kualitas atau kemurnian tinggi sehingga mampu melewatkan cahaya. Untuk kaca biasanya digunakan kaca silica. Kabel serat optic biasanya digunakan untuk hubungan yang jarak jauh dan kabel laut, untuk hubungan lokal biasanya digunakan untuk membawa sinyal informasi multimedia. Ada dua jenis lain yaitu serat kaca higher loss multicomponent yang lebih ekonomis namun masih memberikan kinerja yang baik. Sedangkan serat plastik lebih mahal dan bisa dipergunakan untuk koneksi jarak, dimana tingkat kerugiannya masih dapat diterima.
Gambar 2.6 : Fiber Optik [http://infotek.eweb.id]
Media Transmisi Unguided
a. Wireless Tiga jangkauan frekuensi umum menjadi titik perhatian dalam pembahasan mengenai transmisi wireless. Frekuensi dengan jangkauan sebesar 2 GH—z sampai 40 GHz ditunjukkan sebagai frekuensi gelombang mikro. Pada frekuensi ini memungkinkan dihasilkan sinar searah yang sangat tinggi., serta gelombang mikro benar-benar sesuai untuk transmisi titik ke titik. Gelombang mikro juga dipergunakan untuk komunikasi satelit. Frekuensi dengan jangkauan 11
sebesar 30 MHz sampai 1Ghz sesuai dengan alokasi ke segala arah. Kita menyebut jangkauan ini sebagai jangkauna siaran radio. Gelombang mencakup sebagian band UHF dan semua band SHF, sedangkan siaran radio mencakup band VHF dan sebagian band UHF. Jangkauan frekuensi terpenting lainya, untuk lokasi aplikasi, adalah bagian inframerah dari spektrum. Yang meliputi, secara kasar, dari 3×10—11 sampai 3×1014 Hz. Infra merah berguna untuk aplikasi multititk dan titik titik lokal didalam daerah yang terbatas, misalnya ruangan tunggal. 2.2.1.3. Perangkat Switching Perangkat switching atau penyambungan bertugas agar pemakai dapat menghubungi pemakai lain seperti yang diinginkan. Perangkat switching dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang melakukan fungsi pengontrol, penyambungan maupun pengebelan. Peralatan control berfungsi untuk penyelenggaraan, pengendalian dan pembangunan hubungan pada peralatan penyambungan. Peralatan penyamungan untuk menentukan arah hubungan, peralatan penyambungan ini mampu menganalisa informasi yang diterimanya dari pemanggil. Peralatan pengebelan berperan untuk memberikan informasi kepada pelanggan berupa nadanada tertentu, yaitu nada pilih, nada panggil maupuin nada sibuk.
2.2.2 Topologi Jaringan Konfigurasi jaringan atau biasa dikenal dengan istilah topologi jaringan merupakan gambaran secara fisik dari pola hubungan antara komponen-komponen jaringan, yang meliputi server, workstation, hub dan pengkabelannnya. Terdapat beberapa macam topologi jaringan yang umum digunakan, yaitu mesh, bus, ring, star dan kombinasi.
2.2.2.1 Topologi Mesh Topologi mesh adalah jaringan yang menghubungkan antara satu titik dengan titik lain tanpa melalui satu titik pusat. Bila jumlah sentral sama dengan S dan jumlah saluran yang dibutuhkan adalah N maka dapat dirumuskan:
12
Gambar 2.7: Konfigurasi Topologi Mesh. [www.ristinet.com/index.php?ch=8&lang=&n=349]
Kelebihan dari Topologi Mesh 1. Tiap sentral mempunyai derajat yang sama. 2. Tiap sentral mempunyai hubungan langsung 3. Peralatan switching dapat lebih sederhana 4. Syarat saluran lebih murah 5. Bila salah satu saluran penghubung terganggu, maka hubungan antar sentral masih tetap dapat dilakukan melalui saluran yang lain. Kelemahan dari Topologi Mesh 1. Efisiensi saluran rendah karena memerlukan banyak berkas 2. Konsentrasi saluran agak rendah 3. Jaringan mata jala yang satu dengan yang lain sulit dihubungkan
2.2.2.2 Topologi Star Pada
sistem
yang
menggunakan
topologi
star
akan
terdapat
satu
sentral
utama/host/tandem berfungsi sebagai sentral transit yang menghubungkan semua sentral yang terhubung kepadanya.
13
Gambar 2.8: Konfigurasi dari Topologi Star. [http://homepages.uel.ac.uk/u0330814/star.html]
Kelebihan dari Topologi Star 1. Cocok untuk jaringan dengan volume trafik yang rendah 2. Trafik ke sentral lain (antar sentral) dari suatu sentral dikonsentrasikan melalui sentral transit, sehingga sentral transit biasanya mempunyai derajat yang lebih tinggi. 3. Jumlah berkas saluran S linear terhadap jumlah sentral N atau S = N-1. Contoh : N = 5 sentral maka S = 5 – 1 = 4 saluran 4. Konsentrasi saluran besar 5. Efisiensi saluran tinggi Kelemahan dari Topologi Star Bila sentral transit mengalami gangguan (break down) maka semua sentral di bawahnya akan terisolir (tidak dapat saling berhubungan)
2.2.2.3 Topologi Combine Bentuk jaringan digunakan dengan tujuan mengambil sifat-sifat baik dari dua jenis jaringan yang ada.
Gambar 2.9: Konfigurasi dari Topologi Combine. [Modul 6 Dasar Telekomunikasi Univ.Mercubuana]
14
Kelebihan dari Topologi Combine 1. Penggunaan saluran lebih efisien 2. Trafik yang kecil dilewatkan melalui link tandem, sedangkan trafik yang besar dilewatkan melalui link langsung (direct link) 3. Memungkinkan menggunakan rute alternative untuk trafik limpahan dari rute langsung. Kelemahan dari Topologi Combine 1. Perangkat sentral menjadi lebih kompleks sehingga harganya menjadi lebih mahal. 2. Jaringan kombinasi banyak diterapkan di kota-kota besar (metropolitan) dalam bentuk Multi Exchange Area (MEA) yang mempunyai sentral tandem yang lebih dari satu.
2.2.2.4 Topologi Ring Dalam topologi ring, setiap titik dihubungkan langsung hanya pada dua titik yang tetangga yang berdekatan. Jika satu titik ingin mengirimkan informasi pada node lain dalam cincin, titik tersebut harus melewati beberapa titik lainnya yang bertindak sebagai repeater dan mengirimkan kembali informasi pada saluran outgoing.
Gambar 2.10: Konfigurasi dari Topologi Ring
[http://homepages.uel.ac.uk/u0330814/ring.html]
Kelebihan dari Topologi Ring 1. Suatu jaringan cincin mudah sekali di konfigurasi dan diinstall.
15
2. Dalam jaringan secara normal sinyal disirkulasikan setiap waktu. Bila node tidak menerima sinyal untuk waktu tertentu menunjukan adanya kesalahan sederhana pada cincin tersebut. Bila ada node yang mengalami kerusakan maka dengan mudah dapat diisolasi sehingga tidak menggangu pada kinerja sistem secara keseluruhan Kelemahan dari Topologi Ring 1. Bila satu titik tidak berfungsi maka seluruh jaringan tidak akan berfungsi. Untuk menghindari kelemahan tersebut biasanya menggunakan cincin ganda. 2. Kelemahan yang lainnya adalah trafiknya hanya bisa satu (tidak cocok digunakan dengan titik yang banyak).
2.2.2.5 Topologi Bus Topologi bus menggunakan filosofi multipoint (broadcast). Dalam hal ini sebuah kabel panjang di sebut bus membentuk backbone pada seluruh titik. Jika satu titik menginginkan untuk mengirim data ke beberapa titik maka titik memasukan data tersebut pada bus, yang akan membawa data tersebut ke node lainnya melalui jalur bus yang ada.
Gambar 2.11: Konfigursi dari Topologi Bus.
[http://www.jaringankomputer.org]
Keuntungan dari Topologi Bus 1. Mudah untuk diinstal 2. Menggunakan panjang kabel yang lebih pendek dibandingkan topologi lainnya.
16
Kelemahan dari Topologi Bus 1. Jaringan ini tidak fleksibel karena penambahan satu titik menyebabkan perubahan konfigurasi dan penambahan pajang rata-rata kabel. 2. Pengisolasian kerusakan sangat sulit dilaksanakan karena akan menganggu kinerja jaringan. 3. Bila bus mengalami kerusakan maka seluruh titik tidak berfungsi.
2.2.2.6 Topologi Tree Topologi tree dapat diturunkan dari jaringan topologi star yang berhirarki membentuk sebuah percabangan pohon, hanya beberapa node yang langsung berhubungan dengan sentral pusat. Sentral pusat berisi repater yang menerima sinyal informasi yang masuk dan meregenerate ke sentral dibawahnya yang dituju. Sentral pusat merupakan sentral yang aktif sementara sentral dibawahnya adalah sentral yang pasif. Kelebihan dan kelemahannya sama dengan topologi star.
Gambar 2.12: Konfigurasi dari Topologi Tree
[http://www.jaringankomputer.org]
2.2.2.7 Topologi VoIP Dalam hal ini terdapat skenario mengenai topologi VoIP antara lain :
17
Gambar 2.13: Skenario Topologi VoIP
[http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/VoIP:_Beberapa_Skenario_Topologi(1 8 Juni 2012)]
Skenario paling sederhana biasanya untuk pembelajaran pertama kali, sebuah PC Softswitch dengan PC Client di LAN,
Gambar 2.14: Skenario Topologi VoIP
[http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/VoIP:_Beberapa_Skenario_Topologi(1 8 Juni 2012)]
18
Skenario lebih lanjut, kita mencoba menggunakan PC Client di Internet supaya komunikasi bisa jarak jauh,
Gambar 2.15: Skenario Topologi VoIP
[http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/VoIP:_Beberapa_Skenario_Topologi(1 8 Juni 2012)] Masih di Internet, tapi sekarang melalui Router atau NAT biasanya kita akan memperoleh masalah di Firewall kalau terlalu ketat konfigurasinya
Gambar 2.16: Skenario Topologi VoIP
[http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/VoIP:_Beberapa_Skenario_Topologi(1 8 Juni 2012)] 19
Menggunakan Analog Telephone Adapter sebagai ganti PC agar kita dapat menyambungkan pesawat telepon biasa,
Gambar 2.17: Skenario Topologi VoIP
[http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/VoIP:_Beberapa_Skenario_Topologi(1 8 Juni 2012)] Melalui ATA kita dapat juga menyambungkan PABX sebenarnya.
Gambar 2.18: Skenario Topologi VoIP [http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/VoIP:_Beberapa_Skenario_Topologi(1 8 Juni 2012)] 20
Kita dapat juga mengintegrasikan Softswitch sendiri di LAN,
Gambar 2.19: Skenario Topologi VoIP [http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/VoIP:_Beberapa_Skenario_Topologi(1 8 Juni 2012)] Kita dapat juga mengintegrasikan IP PBX kedalam jaringan supaya lebih effisien dan mempunyai performansi yang lebih tinggi.
2.3
Local Area Network (LAN) Local Area Network (LAN) merupakan jaringan milik pribadi didalam sebuah kantor,
gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation didalam suatuperusahaan untuk memakai bersama sumberdaya (misalnya printer) dan saling bertukar informasi. LAN (Local Area Network) merupakan suatu jaringan yang menghubungkan suatu komunikasi Data Terminal Equipment (DTE) yang ditempatkan dalam suatu lokasi. Umumnya menggunakan media transmisi berupa kabel, biasa juga disebut dengan Wired LAN. LAN merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang sering digunakan
21
untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor atau pabrikpabrik untuk pemakaian resource secara bersama-sama (seperti server atau printer) yang dapat saling bertukar informasi. Merupakan jaringan yang menghubungkan 2 komputer atau lebih dalam cakupan seperti laboratorium, kantor, serta dalam 1 warnet.
2.3.1 Karakteristik Jaringan LAN Local area network adalah jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup wilayah kecil seperti jaringan computer kampus, gedung, kantor, dlam rumah, sekolah atau yang lebih kecil. Saat ini, kebanyakan LAN berbasis pada teknologi IEEE 802.3 Ethernet menggunakan perangkat switch, yang mempunyai kecepatan transfer data 10, 100 atau 1000 Mbit/s. Selain teknologi Ethernet, saat ini teknologi 802.11 b atau biasa disebut Wi-fi juga sering digunakan untuk membentuk LAN. Tempat-tempat yang menyediakan koneksi LAN dengan teknologi Wifi biasa disebut hotspot. Pada sebuah LAN, setiap node atau komputer mempunyai daya komputasi sendiri, berbeda dengan konsep dump terminal. Setiap komputer juga dapat mengakses suumber daya yang ada di LAN sesuai dengan hak akses yang telah diatur. Sumber daya tersebut dapat berupa data atau pernagkat seperti printer. Pada LAN, seorang pengguna juga dapat berkomunikasi dengan pengguna lain dengan menggunakan aplikasi yang sesuai. LAN mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Mempunyai pesat data yang lebih tinggi 2. Meliputi wilayah geografi yang lebih sempit 3. Tidak membutuhkan jalur telekomunikasi yang disewa dari operator telekomunikasi
2.4
Wireless Local Area Network (WLAN) Piranti telekomunikasi pertama kali masih menggunakan kabel yang besar rumit dan
banyak, piranti kabel memang masih digunakan sampai sekarang namun para ahli masih memikirkan untuk beralih ke telekomunikasi yang bersifat mobile dan praktis. Dan hal tersebutlah yang menjadi landasan dan latar belakang bagi kemajuan pengembangan telekomunikasi nirkabel (wireless/ unguided). Teknologi Wireless LAN merupakan teknologi komunikasi data dengan tidak menggunakan kabel untuk menghubungkan antara klien dan server. Secara umum teknologi Wireless LAN hampir sama dengan teknologi jaringan komputer 22
yang menggunakan kabel (Wire LAN/Local Area Network). Teknologi Wireless LAN ada yang menggunakan frekuensi radio untuk mengirim dan menerima data yang tentunya mengurangi kebutuhan atau ketergantungan hubungan melalui kabel. Akibatnya pengguna mempunyai mobilitas atau fleksibilitas yang tinggi dan tidak tergantung pada suatu tempat atau lokasi. Teknologi Wireless LAN juga memungkinkan untuk membentuk jaringan komputer yang mungkin tidak dapat dijangkau oleh jaringan komputer yang menggunakan kabel. Wireless LAN menawarkan beberapa manfaat, diantaranya adalah dalam hal mobilitas, kecepatan dan kemudahan dalam instalasinya, fleksibilitas instalasi, mengurangi biaya / menekan harga dan skalabilitas, dimana sistem wireless LAN dapat menyediakan para pengguna LAN dengan akses informasi secara real time dimanapun mareka berada. Mobilitas ini mendukung produktivitas dan kesempatan layanan jaringan wireless dapat dikategorikan menjadi dua kategori utama berdasarkan struktur jaringan yaitu terdiri dari jaringan dengan mode infrastruktur dan jaringan dengan mode tanpa infrastruktur (mode ad-hoc). Mode infrastruktur memiliki konfigurasi yang sederhana dimana terdapat Base Station yang memiliki coverage area tertentu dan memberikan service pada node atau user yang berbeda pada cakupan areanya. Struktur jaringan yang kedua adalah mode ad-hoc dimana jaringan ini tidak terdapat infrastruktur seperti Base Station.
Gambar 2.20: Wireless LAN [http:www.jaringankomputer.org]
2.4.1 Karakteristik Jaringan Wireless
23
Jaringan wireless lebih nyaman untuk penggunaan piranti mobile. User dapat menggunakan banyak koneksi di berbagai tempat sehingga mempermudah akses informasi. Admin jaringan lebih mudah mengantur jaringan (tidak perlu pasang kabel, melubangi tembok, dll). Sederhananya kita bisa menggunakan laptop untuk koneksi internet di kampus, hotel, rumah makan dengan cukup menyalakan fasilitas wireless. Semua keuntungan tersebut dapat tercapai karena didukung oleh beberapa karakteristik yang dimiliki oleh jaringan wireless itu sendiri, diantaranya:
Menggunakan sebuah media antena dalam mengirim dan menerima sinyal elektromagnetik
Rentan intereferensi
Umumnya menggunakan 2 GHz – 40 Ghz
Point to point, point to multi point, access point
Semakin tinggi frekuensi yang digunakan maka semakin besar potensial
Bandwidth dan rate datanya namun semakin pendek jaraknya
2.4.2 Komponen Utama WLAN Ada empat komponen utama dalam WLAN, yaitu: 1 Access Point, merupakan perangkat yang menjadi sentral koneksi dari pengguna (user) ke ISP atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika jaringannya adalah milik sebuah perusahaan. Access-Point berfungsi mengkonversikan sinyal frekuensi radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan disalurkan melalui kabel atau disalurkan keperangkat WLAN lain dengan dikonversikan ulang menjadi sinyal frekuensi radio.
Gambar 2.21: Access Point Router 24
[http://www.jaringankomputer.org]
2
Wireless LAN Interface, merupakan peralatan yang dipasang di Mobile/Desktop PC, peralatan yang dikembangkan secara massal adalah dalam bentuk PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association) card, PCI card maupun melalui port USB (Universal Serial Bus).
Gambar 2.22: Wireless Adapter [http://www.jaringankomputer.org]
3 Mobile/Desktop PC, merupakan perangkat akses untuk pengguna, mobile PC pada umumnya sudah terpasang port PCMCIA sedangkan desktop PC harus ditambahkan wireless adapter melalui PCI (Peripheral Component Interconnect) card atau USB (Universal Serial Bus). 4 Antena external (optional), digunakan untuk memperkuat daya pancar. Antena ini dapat dirakit sendiri oleh user. Contoh : antena kaleng.
2.4.3 Topologi WLAN Topologi jaringan adalah bentuk perancangan jaringan baik secara fisik maupun secara logik yang digunakan untuk membangun sebuah jaringan komputer. Topologi jaringan merupakan hal yang menjelaskan hubungan geometris antara unsur-unsur dasar penyusunan jaringan, yaitu node, link dan station. Topologi jaringan menggambarkan strukutur dari suatu jaringan, atau bagaimana sebuah jaringan didesain.
2.4.3.1 Topologi Mode Infrastruktur
25
Topologi jaringan jenis ini dibangun dengan fixed infrastruktur yang terdiri atas Base Station (BS) atau Access Point (AP). Base station atau access point berfungsi memberikan service dan kontrol pada mobile node yang berada di coverage areanya. Pada topologi ini setiap BS atau AP saling dihubungkan dengan media kabel dan setiap mobile node dikoneksikan dengan base station melalui media wireless. Base station dapat berkomunikasi dengan semua mobile node yang berada di coverage area yang dimilikinya
Gambar 2.23: Mode Jaringan Infrastruktur [http:www.jaringankomputer.org]
2.4.3.2 Topologi Mode Ad-Hoc Topologi jaringan ad hoc terdiri dari beberapa mobile node yang dapat saling berkomunikasi secara peer-to-peer tanpa menggunakan infrastruktur seperti access point maupun base station. Setiap mobile node memiliki wireless network interface dan saling berkomunikasi dengan memanfaatkan media radio atau infra merah. Contoh node pada jaringan ad hoc adalah laptop computer dan PDA (Personal Digital Assistant) yang dapat berkomunikasi secara langsung satu dengan yang lainnya. Node-node pada konfigurasi jaringan ad hoc dapat bergerak dengan bebas atau diam pada posisinya. Pada gambar dibawah diperlihatkan konfigurasi jaringan ad-hoc dengan tiga node yang dapat berkomunikasi secara langsung. Setiap node pada konfigurasi ad hoc memiliki coverage area tertentu. Setiap node dapat saling bertukar data apabila masih berada di dalam coverage area atau dapat pula menggunakan node lain untuk memforward data menuju node tujuan seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Sehingga
26
dapat dikatakan bahwa setiap node pada konfigurasi ad hoc dapat berperan sebagai suatu host dan sebagai router yang dapat meroutingkan data menuju node tujuan.
Gambar 2.24: Mode Jaringan AdHoc [http:www.jaringankomputer.org]
Setiap host atau mobile node pada jaringan ini memiliki kedudukan yang sama dan tidak ada administrator pusat seperti pada jaringan celluler atau pada WLAN mode infrastruktur. Pada jaringan ini setiap node dapat bergerak dengan bebas keluar dan masuk jaringan setiap saat tetapi dibatasi oleh cakupan daerah transmisi jaringan. Sehingga diperlukan beberapa node (multihop) untuk dapat saling menghubungkan node dalam jaringan. Jika dibandingkan dengan jaringan local dengan kabel, jaringan ad-hoc tidak memerlukan access point sebagai router dan kabel sebagai penghubung untuk komunikasinya. Jaringan ad-hoc hanya dapat berkomunikasi dengan sesama jaringan ad-hoc, tidak dapat berkomunikasi dengan mode infrastruktur maupun jaringan yang menggunakan kabel.
2.5
OSI Referensi Model Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for
Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standard ini dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien. Masalah utama dalam komunikasi antar komputer dari vendor yang berbeda adalah karena mereka mengunakan protocol dan format data yang berbeda-beda. Untuk mengatasi ini, 27
International Organization for Standardization (ISO) membuat suatu arsitektur komunikasi yang dikenal sebagai Open System Interconnection (OSI) model yang mendefinisikan standar untuk menghubungkan komputer-komputer dari vendor-vendor yang berbeda. 2.5.1 Model Layer OSI
Gambar 2.25 : Model Layer OSI [http://id.wikipedia.org]
Layer-layer tersebut disusun sedemikian sehingga perubahan pada satu layer tidak membutuhkan perubahan pada layer lain. Layer teratas (5, 6 and 7) adalah lebih cerdas dibandingkan dengan layer yang lebih rendah; Layer Application dapat menangani protocol dan format data yang sama yang digunakan oleh layer lain, dan seterusnya. Jadi terdapat perbedaan yang besar antara layer Physical dan layer Application. Terdapat 7 layer pada model OSI. Setiap layer bertanggung jawab secara khusus pada proses komunikasi data. Misal, satu layer bertanggungjawab untuk membentuk koneksi antar perangkat, sementara layer lainnya bertanggungjawab untuk mengoreksi terjadinya ―error‖ selama proses transfer data berlangsung. Model Layer OSI dibagi dalam dua group yaitu upper layer dan lower layer. Upper layer fokus pada aplikasi pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di komputer. Untuk Network Engineer, bagian utama yang menjadi perhatiannya adalah pada lower layer. Lower layer adalah
28
intisari komunikasi data melalui jaringan aktual. ―Open‖ dalam OSI dalam OSI adalah untuk menyatakan model jaringan yang melakukan interkoneksi tanpa memandang perangkat keras/ hardware yang digunakan, sepanjang software komunikasi sesuai dengan standard. Hal ini secara tidak langsung menimbulkan ―modularity‖ (dapat dibongkar pasang). ―Modularity‖ mengacu pada pertukaran protokol di level tertentu tanpa mempengaruhi atau merusak hubungan atau fungsi dari level lainnya. Dalam sebuah layer, protokol saling dipertukarkan, dan memungkinkan komunikasi terus berlangsung. Pertukaran ini berlangsung didasarkan pada perangkat keras ―hardware‖ dari vendor yang berbeda dan bermacam-macam alasan atau keinginan yang berbeda. 2.5.2 Lapisan Layer OSI Model referensi OSI secara konseptual terbagi kedalam 7 lapisan dimana masing-masing lapisan memiliki fungsi sebagai berikut :
Gambar 2.26 : Fungsi Masing-Masing Layer OSI [http://id.wikipedia.org]
29
1. Lapisan Aplikasi (Application Layer) Layer ini adalah yang paling ―cerdas‖, gateway berada pada layer ini. Layer Application adalah penghubung utama antara aplikasi yang berjalan pada satu komputer dan resources network yang membutuhkan akses padanya. Layer Application adalah layer dimana user akan beroperasi padanya, protocol seperti FTP, telnet, SMTP, HTTP, POP3 berada pada layer application. Menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna. Layer ini bertanggungjawab atas pertukaran informasi antara program komputer, seperti program e-mail, dan service lain yang jalan di jaringan, seperti server printer atau aplikasi komputer lainnya. Program aplikasi yang sering digunakan: - E-mail, WWW (World Wide Web), EDI(Electronic Data Interchange) - Layanan aplikasi - E-mail, file transfer, dan lain lain - File, cetak, messages, database Fungsi : - Interface antar jaringan dan software aplikasi
2. Lapisan Presentasi (Presentation Layer) Lapisan ini bertugas untuk menterjemahkan data yang hendak ditransfer ke sisi aplikasi yang digunakan oleh end user/pengguna akhir. Berfungsi menyajikan data, sebagai layanan penterjemahan, menangani pemprosesan seperti enskripsi, tipe data, format data, struktur data, contoh: format ASCII yang diubah menjadi tulisan yang bisa dilihat oleh sisi user, pada browser seperti Mozilla Firefox, Opera, dll. 3. Lapisan Session (Session Layer) Menentukan bagaimana dua terminal menjaga, memelihara dan mengatur koneksi, bagaimana mereka saling berhubungan satu sama lain. Beberapa protocol pada layer ini adalah
30
NETBIOS yang merupakan suatu session interface dan protocol yang dikembangkan oleh IBM, yang menyediakan layanan ke layer presentation dan layer application. NETBEUI (NETBIOS Extended User Interface) merupakan suatu pengembangan dari NETBIOS yang digunakan pada produk Microsoft networking, seperti Windows NT dan LAN Manager. ADSP (AppleTalk Data Stream Protocol). PAP (Printer Access Protocol), yang terdapat pada printer Postscript untuk akses pada jaringan AppleTalk. Komunikasi dapat berlangsung dalam tiga mode dialog: 1) Simplex, Data mengirim hanya ke satu arah saja 2) Half – Duplex, Data dapat dikimkan secara bergantian 3) Full- Duplex, Data dikirim dan diterma secara bersama-sama. 4. Lapisan Transport (Transport layer) Lapisan ini bertugas untuk mengubah frame data menjadi beberapa paket data yang kemudian dikirimkan ke alamat tujuan dan menjamin data sampai di tempat tujuan.Bertanggung jawab membagi data menjadi segmen, menjaga koneksi logika ―end-to-end‖ antar terminal, dan menyediakan penanganan error (error handling). 5. Lapisan Network (Network Layer) Lapisan ini bertugas menetukan alamat tujuan berdasarkan IP address. Bertanggung jawab menentukan alamat jaringan, menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan, dan menjaga antrian trafik di jaringan. Beberapa fungsi yang mungkin dilakukan oleh Layer Network antara lain membagi aliran data biner ke paket diskrit dengan panjang tertentu, mendeteksi error, memperbaiki error dengan mengirim ulang paket yang rusak, serta mengendalikan aliran. 6. Lapisan Data Link (Data Link Layer) Lapisan ini tugasnya yaitu mengelompokkan bit-bit data yang kemudian dikelompokkan menjadi frame dan diteruskan melalui kartu jaringan (Network Interface Card). Menyediakan 31
link untuk data, memaketkannya menjadi frame yang berhubungan dengan ―hardware‖ kemudian diangkut melalui media. 7. Lapisan Fisik (Physical Layer) Lapisan ini berfungsi untuk menterjemahkan media transmisi jaringan berupa data-data yang diterjemahkan menjadi bit-bit/sinyal analog dan diteruskan melalui media kabel ke ethernet dan menjaga koneksi antara media jaringan dengan sistem. Bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan mentransfernya melalui media, seperti kabel, dan menjaga koneksi fisik antar sistem.
2.6 TCP/IP Internet Protocol didesain untuk interkoneksi sistem komunikasi komputer pada jaringan paket switched. Pada jaringan TCP/IP, sebuah komputer diidentifikasi dengan alamat IP. Tiaptiap komputer memiliki alamat IP yang unik, masing-masing berbeda satu sama lainnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah kesalahan pada transfer data. Terakhir, protokol data akses berhubungan langsung dengan media fisik. Secara umum protokol ini bertugas untuk menangani pendeteksian kesalahan pada saat transfer data. Untuk komunikasi datanya, Internet Protokol mengimplementasikan dua fungsi dasar yaitu addressing dan fragmentasi. Salah satu hal penting dalam IP dalam pengiriman informasi adalah metode pengalamatan pengirim dan penerima. Saat ini terdapat standar pengalamatan yang sudah digunakan yaitu IPv4 dengan alamat terdiri dari 32 bit. Jumlah alamat yang diciptakan dengan IPv4 diperkirakan tidak dapat mencukupi kebutuhan pengalamatan IP sehingga dalam beberapa tahun mendatang akan diimplementasikan sistim pengalamatan yang baru yaitu IPv6 yang menggunakan sistim pengalamatan 128 bit. 2.6.1. IP Address Alamat IP (Internet Protocol) adalah deretan angka biner dari 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi unik untuk setiap komputer dalam jaringan internet. 32
2.6.2. Format IP Address
IP Address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet.
Gambar 2.27. Format IP Address 32 bit [ http://3fr41m.dagdigdug.com/2010/09/23/penyetingan-ip-address/]
Bentuk IP Address dapat dituliskan sebagai berikut :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP Address ini mempunyai range dari
00000000.00000000.00000000.00000000 sampai 11111111.11111111.11111111.11111111
Notasi IP Address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan ―notasi desimal bertitik‖. Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP Address. Contoh hubungan suatu IP Address dalam format biner dan desimal :
33
Tabel 2.1. Format IP Address
Desimal
167
205
206
100
Biner
10100111
11001101
11001110
01100100
[http://tools.cisco.com/search/JSP/searchresults.get?strQueryText=ip+address&Search+All+cisco.com=cisco.com&language=en&count ry=US&thissection=f&accessLevel=Guest&autosuggest=true] 2.6.3. Pembagian Kelas IP Address Jumlah IP Address yang tersedia secara teoritis adalah 255x255x255x255 atau sekitar 4 milyar lebih yang harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Pembagian kelas-kelas ini ditujukan untuk mempermudah alokasi IP Address, baik untuk host (jaringan) tertentu atau untuk keperluan tertentu. IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network (network ID) dan bagian host (host ID). Network ID berperan dalam identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan host ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu network. Jadi seluruh host
yang
tersambung
dalam
jaringan
yang
sama memiliki network ID yang sama.
Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP Address merupakan network bit / network number, sedangkan sisanya untuk host. Garis pemisah antara bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas network. IP Address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi jaringan multycast dan kelas E untuk keperluan eksperimental. Perangkat lunak Internet Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan
34
menguji beberapa bit pertama dari IP Address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut :
2.6.3.1. IP Address Kelas A Bit pertama IP Address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit. Jadi byte pertama IP Address kelas A mempunyai jangkauan dari 0-127. Jadi pada kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host (255x255x255). IP Address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar, IP kelas ini dapat dilukiskan pada gambar berikut ini:
Tabel 2.2. IP Address kelas A 0-127
0-255
0-255
0-255
Nnnnnnnn
Hhhhhhhh
Hhhhhhhh
hhhhhhhh
Bit-bit Network
Bit-bit Host [http://tools.cisco.com/search/JSP/search-
results.get?strQueryText=ip+address&Search+All+cisco.com=cisco.com&language=en&count ry=US&thissection=f&accessLevel=Guest&autosuggest=true]
2.6.3.2. IP Address Kelas B Dua bit IP Address kelas B selalu di set 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara 128-191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID sehingga kalau ada komputer mempunyai IP Address 167.205.26.161, network ID = 167.205 dan host ID = 26.161. Pada IP Address kelas B ini mempunyai jangkauan IP dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255 network dengan jumlah host tiap network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.
35
Tabel 2.3. IP Address kelas B
0-255
0-255
0-255
Hhhhhhhh
hhhhhhhh
hhhhhhhh
128-191 Nnnnnnnn Bit-bit Network
Bit-bit Host
[ http://tools.cisco.com/search/JSP/searchresults.get?strQueryText=ip+address&Search+All+cisco.com=cisco.com&language=en&count ry=US&thissection=f&accessLevel=Guest&autosuggest=true (18 juni 2012)] 2.6.3.3. IP Address Kelas C IP Address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN. Tiga bit pertama IP Address kelas C selalu diset 111. Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan masingmasing network memiliki 256 host. Tabel 2.4. IP Address kelas C 192-223 Nnnnnnnn
0-255
0-255
0-255
Hhhhhhhh
Hhhhhhhh
hhhhhhhh
Bit-bit Network
Bit-bit Host
[http://tools.cisco.com/search/JSP/searchresults.get?strQueryText=ip+address&Search+All+cisco.com=cisco.com&language=en&count ry=US&thissection=f&accessLevel=Guest&autosuggest=true]
2.6.3.4. IP Address Kelas D IP Address kelas D digunakan untuk keperluan multycasting. 4 bit pertama IP Address 36
kelas D selalu di set 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multycast group yang menggunakan IP Address ini. Dalam multycasting tidak dikenal istilah network ID dan host ID.
2.6.3.5. IP Address Kelas E IP Address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP Address kelas ini di set 1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255.
Tabel 2.5. Tabel IP Address Kelas
Nilai untuk
Network ID
Host ID
Available
Host per Network 16,777,214
A
w1 1–126
W
x.y.z
Networks 126
B
128–191
w.x
y.z
16,384
65,534
C
192–223
w.x.y
Z
2,097,152
254
[http://tools.cisco.com/search/JSP/searchresults.get?strQueryText=ip+address&Search+All+cisco.com=cisco.com&language=en&count ry=US&thissection=f&accessLevel=Guest&autosuggest=true]
Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang digunakan : a.
Network ID tidak boleh sama dengan 127 Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP Address yang digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.
b.
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255
c.
Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan.
d.
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan IP Address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan untuk menunjuk suatu jaringn bukan suatu host. 37
e.
Host ID harus unik dalam suatu network. Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.
38