BAB II Landasan Teori
BAB II
LANDASAN TEORI
pembuatan proyek akhir ini. Materi yang akan dibahas diantaranya PLC, pemrograman PLC, Easy veep, Electric lock strike, solenoid, keypad dan LCD. 2.1
Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam
Programmable logic controller (PLC) PLC adalah perangkat kendali yang fungsinya dapat disesuaikan dengan keinginan melalui program yang dibuat. Jenis input/output PLC adalah sinyal logika ON/OFF. Sejalan dengan perkembangan teknologi mikroprosesor di dunia, teknologi PLC pun semakin berkembang. Saat ini PLC sudah mampu berkomunikasi dengan modul-modul kendali seperti PID kontroler, multichannel analog I/O, komputer atau PLC lain bahkan dapat terhubung dengan internet untuk keperluan pengendalian jarak jauh. Gambar 2.1 berikut ini memperlihatkan konsep kendali PLC secara umum. PROSES
INPUT
PLC
OUTPUT
Gambar 2.1 Diagram konsep aplikasi PLC Diantara keuntungan PLC yaitu sebagai berikut: 1. Mudah dalam perawatan dan perbaikan 2. Mudah diprogram sesuai dengan kebutuhan 3. Kompatibel di lapangan industri karena bersifat fleksibel dan kompak
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
5
BAB II Landasan Teori
Komponen-komponen dasar PLC sebenarnya mirip dengan komputer
karena PLC adalah perangkat yang berbasiskan mikroprosesor. Berikut adalah komponen-komponen dasar PLC:
1. Hardware
antara input, memori dan output.
b. Catu Daya : berfungsi untuk member sumber tegangan bagi PLC.
a. CPU : Unit pemroses data yang berfungsi untuk memproses data
c. Memori : untuk penyimpanan program dan data.
Memori PLC terbagi atas 2 bagian, yaitu Executive Memory dan
Application
Memory.
Executive
Memory
digunakan
untuk
menyimpan program sistem operasi yang menjalankan seluruh aktivitas sistem, seperti eksekusi program, komunikasi peralatan dan sebagainya. Bagian ini menyimpan instruksi-instruksi software seperti internal relay, block transfer, dan instruksi aritmatik. Sedangkan Application Memory adalah memori tempat menyimpan program yang dituliskan pengguna untuk menjalankan proses tertentu. Selain itu terdapat memori untuk status register I/O, timer, dan counter. d. Modul I/O: digunakan PLC untuk berhubungan dengan perangkat diluar PLC. Modul I/O ini memiliki karakteristik berbeda-beda sesuai dengan jenis PLC, ada PLC yang memiliki 12 Input dan 8 output atau bahkan ada yang memiliki modul ekstensi yang memungkinkan suatu PLC memiliki lebih banyak terminal I/O. Modul I/O pada PLC biasanya berupa sakelar-sakelar yang dikendalikan oleh relay atau transistor. Untuk modul input, untuk menggerakkan sakelar dibutuhkan tegangan dari sensor atau perangkat input lainnya. Sedangkan untuk modul output yaitu sakelar yang dikendalikan oleh program dan berperan memberikan tegangan kerja untuk perangkat output dan nantinya dihubungkan dengan common negatif (–) pada PLC itu sendiri.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
6
BAB II Landasan Teori
2. Software
a. Sistem Operasi Untuk setiap PLC yang dibuat diinstallkan sistem operasi yang
jenisnya tergantung pada vendor yang membuat PLC tersebut dan biasanya bersifat teknologi tertutup. b. Bahasa pemrograman
Bahasa pemrograman PLC yaitu ladder diagram
atau kode
mnemonic yang sudah standar untuk semua tipe PLC saat ini.
Program ini dituliskan kedalam memori PLC dengan menggunakan
komputer.
2.2
Pemrograman PLC Setiap jenis PLC sebenarnya memiliki karakteristik pemrograman tersendiri, tetapi pada prinsipnya cara pemrogramannya ada beberapa teknik yang sama, yaitu ladder diagram , function chart, dan statement list.
2.2.1 Ladder diagram (LDR) Disebut ladder diagram karena teknik pemrograman ini menggunakan diagram yang bentuknya mirip seperti tangga. Sistem penulisan program dengan ladder diagram ini adalah teknik yang paling populer karena sudah banyak digunakan dalam penggambaran rangkaian control dengan menggunakan relay dan kontaktor. Terlihat pada Gambar 2.2 sebuah contoh penulisan ladder diagram.
Gambar 2.2 Contoh Ladder diagram
Penulisan ladder diagram terdapat tampilan urutan kerja sinyal listrik sesuai denan aksi yang diberikan. Berikut adalah simbol pada PLC:
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
7
BAB II Landasan Teori
1. Logika input
Normally Open (NO), saklar akan aktif jika diberi energi atau input energized atau logika benar jika nilainya 1. Normally Close (NC), saklar
akan aktif jika tidak diberi energi atau input de-energized atau logika benar bila nilainya 0. 2. Logika Output
Hasil operasi logik diinverskan dan ditransfer ke modul output. Jadi
jika hasil operasi logika adalah 1, maka output tidak akan memberikan
energi.
3. Fungsi-fungsi Blok
Terdapat fungsi-fungsi blok yang disediakan PLC yaitu Counter (naik dan turun), timer, pemanfaatan register, operasi aritmatik, operasi biner dan bit, operasi looping dan jumping, dll.
Intruksi-intruksi yang terdapat pada Ladder diagram PLC: 1. Instruksi LOAD (LD) dan LOAD NOT (LD NOT) Masing-masing instruksi ini
membutuhkan satu baris kode
mnemonik. Contoh untuk instruksi ini ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Contoh instruksi LD dan LD NOT
Kondisi awal untuk LD adalah Normally Open (NO), dan untuk LD NOT adalah Normally Close (NC). Kondisi keduanya belum aktif dan operand nya masih 0. Saat aktif, logika operandnya akan menjadi 1.
2. Instruksi AND dan AND NOT Jika terdapat instruksi LD dan setelahnya ada LD atau LD NOT dalam satu garis instruksi secara seri, maka instruksi LD yang kedua dan
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
8
BAB II Landasan Teori
setelahnya menggunakan AND untuk kontak NO atau AND NOT untuk
kontak NC. Gambar 2.4 akan menujukkan contoh instruksi AND dan AND NOT.
Gambar 2.4 Contoh instruksi AND dan AND NOT
Cara kerja dari instruksi diatas adalah jika kotak instruksi di paling kanan ingin diaktifkan, maka syaratnya adalah ketiga kontak sebelumnya harus aktif dalam satu waktu. Jika salah satu tidak aktif, maka instruksi tidak akan aktif. 3. Instruksi OR dan OR NOT Jika terdapat beberapa instruksi LD atau LD NOT yang terhubung secara parallel, maka untuk menyatukannya menggunakan instruksi OR atau OR NOT. Berikut adalah Gambar 2.5 yang akan menunjukkan contoh instruksi OR dan OR NOT.
Gambar 2.5 Contoh instruksi OR dan OR NOT POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
9
BAB II Landasan Teori
2.2.2 Sequential function chart
Teknik pemrograman ini menjelaskan urutan operasi dan interaksi
antara proses parallel.
2.2.3 Statement list (STL)
Program-program dengan statement list tersusun dari beberapa unsur
penting. Tidak semua unsur yang ada diperlukan, dan setiap unsur tergabung dengan baik mempengaruhi bagaimana program akan bekerja. Pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 disediakan operand-operand yang digunakan pada PLC FESTO FEC FC34 untuk pemrograman dengan Statement list. Kolom bagian menunjukkan operand yang bersangkutan dapat digunakan pada bagian Conditional (c) atau Executive (e).
Tabel 2.1 Operand untuk operasi Single bit Operand
STL
Sintaks
Bagian
Input
I
In.n
C
Output
O
On.n
C
On.n
E
Fn.n
C
Fn.n
E
Cn
C
Cn
E
Tn
C
Tn
E
Pn
C
Pn
E
Yn
C
Yn
E
Flag
F
Counter
C
Timer
T
Program*
P
Processor*
Y
Error Status*
E
E
C
Auto Restart*
ARU
ARU
C
Catatan: Operand dengan simbol * belum tentu ada pada setiap PLC POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
10
BAB II Landasan Teori
Tabel 2.2 Operand untuk operasi Multi Bit
Operand
STL
Sintaks
Bagian
Input Word
IW
IWn
C
Output Word
OW
OWn
C
OWn
E
FWn
C
FWn
E
FUn
C
FUn
E
TWn
C
TWn
E
TPn
C
TPn
E
CWn
C
CWn
E
CPn
C
CPn
E
Rn
C
Rn
E
EW
C
EW
E
Flag Word
FW
Function
Unit
FU
Timer Word
TW
Timer
TP
Preselect* Counter
CW
Word Counter
CP
Preselect Register
Error Word
R
EW
Catatan: Operand dengan simbol * belum tentu ada pada setiap PLC
2.3
PLC FESTO PLC FESTO merupakan jenis PLC baru dan dapat digunakan untuk aplikasi sehari-hari. Ada banyak PLC FESTO, salah satunya adalah FESTO tipe FEC FC34. PLC ini terdiri dari 12 input dan 8 output, 2 relay output, 6 transistor output, dan Ethernet 10 base dengan dimensi 130 x 80 x 35 mm. Gambar konfigurasi input/output PLC ini dapat dilihat pada Gambar 2.6 dan 2.7.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
11
BAB II Landasan Teori
Gambar 2.6 Konfigurasi Input PLC FESTO FEC FC34
Keterangan :
1. Sumber Tegangan Sensor 24 Volt 2. Sumber Tegangan Sensor 0 Volt 3. Input In 0.0 s/d 0.7 4. Common S0 untuk In 0.0 s/d 0.7 5. Input In 1.0 s/d 1.7 6. Common S1 untuk In 1.0 s/d 1.3 7. Sakelar RUN/STOP 8. Potensiometer (trimmer) 9. Indikator Power 10. Status LED (RUN/STOP/ERROR)
Gambar 2.7 Konfigurasi Output PLC FESTO FEC FC34 Keterangan: 1. Tegangan Operasi 24V DC 2. Tegangan Operasi 0V DC POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
12
BAB II Landasan Teori
3. Ground
4. Common C0 untuk Out 0.0 dan Out 0.1
5. Output Relay Out 0.0 dan Out 0.1 6. Output Transistor Out 0.2 sampai Out 0.7
7. Supply Output C+ (24V) untuk Out 0.2 sampai Out 0.7 dan untuk pengendalian koil relay 8. Supply Output C- (0V) 9. Koneksi untuk ekstensi (EXT)
10. Serial port (COM) 11. Koneksi jaringan 10BASE T
12. Link/Traffic LED untuk aktifitas jaringan
Contoh konfigurasi pemasangan perangkat input dan perangkat output dapat dilihat dari Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Contoh konfigurasi Input dan Output
Keterangan: 1. Perangkat Input 2. C+ dan C-; Sumber tegangan untuk output transistor Out 0.2 s/d Out 0.7 3. Perangkat output terhubung dengan output transistor
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
13
BAB II Landasan Teori
4. Perangkat output terhubung dengan output relay
5. Ground bumi 6. Sumber tegangan
7. PLC FESTO FEC FC34
2.4
EasyVeep EasyVeep merupakan sebuah software yang dikeluarkan FESTO Didactic System sebagai simulasi dari proyek PLC yang dibuat FESTO. Dengan software ini maka hardware yang berupa plant dapat digantikan dengan simulasi yang interaktif.
Software ini memiliki modul-modul yang merupakan aplikasi dari PLC FESTO. Didalam software ini diberikan pula deskripsi mengenai modul tersebut, cara kerja, dan konfigurasi kabel input dan outputnya. Dengan deskripsi yang diberikan, kita dapat membuat program yang sesuai untuk menjalankan PLC. Software ini juga dapat berfungsi sebagai Human Machine Interface (HMI) dengan plant sebenarnya jika dihubungkan dengan Easy Port yang disediakan pihak FESTO Didactic. Gambar 2.9 menunjukkan salah satu modul yang terdapat dalam software EasyVeep.
Gambar 2.9 Interface Software EasyVeep POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
14
BAB II Landasan Teori
2.5
Electric lock strike
Electric lock strike adalah perangkat yang digunakan untuk mengunci pintu secara otomatis dengan menggunakan energi listrik. Prinsip kerja dari
perangakat ini bergantung dari jenisnya, yaitu Fail safe dan Fail secure.
Gambar 2.10 dibawah ini adalah electric lock strike.
Gambar 2.10 Electric lock strike
2.5.1 Fail safe Pada jenis ini, saat teraliri arus listrik maka kondisi kunci akan terbuka. Jadi saat tidak ada listrik, maka kunci tidak akan dapat terbuka.
2.5.2 Fail secure Pada jenis ini, kunci akan terkunci saat teraliri arus listrik. Jadi saat tidak ada listrik, kunci akan terbuka. Komponen utama yang menggerakkan kunci ini adalah solenoid. Tegangan yang diperlukan untuk mengaktifkan solenoid pada perangkat ini adalah 12 V.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
15
BAB II Landasan Teori
2.6
Keypad
Keypad adalah kumpulan saklar push button yang disusun secara matriks. Sedangkan untuk keypad yang digunakan dalam proyek ini adalah
keypad matriks 4x3 yang dirancang secara khusus. Perbedaannya terdapat
pada cara kerja keypad yaitu saat salah satu saklar ditekan, maka push button akan menghubungkan 2 pin yaitu pin ground dengan pin output. Jadi secara
default, keypad akan selalu memberikan logika 1 di outputnya, sedangkan
saat di tekan, maka di output akan menjadi logika 0. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
C
0
K
C7 41
0 85 2
K9 63
Gambar 2.11 Rangkaian Keypad matriks 4x3
Pada Gambar 2.11 adalah sebuah keypad khusus yang masing-masing push button memiliki pin-nya sendiri. Misalkan saklar nomor 1 ditekan, maka akan menghubungkan pin 1 dan ground, sehingga logika di pin 1 adalah 0.
2.7
Liquid crystal display (LCD)16x2 Liquid crystal display (LCD) merupakan komponen yang dapat menampilkan suatu nilai hasil sensor, menampilkan teks, atau menampilkan menu pada aplikasi mikrokontroler. LCD yang akan digunakan adalah jenis LCD JHD162A, yang merupakan modul LCD dengan tampilan 16karakter x 2 baris dengan konsumsi daya rendah. Modul tersebut dilengkapi dengan mikrokontroler yang didesain khusus untuk mengendalikan LCD.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
16
BAB II Landasan Teori
2.8.1
Memori Yang menjadi pengendali LCD adalah mikrokontroler HD44780 yang
memiliki CGROM (Character Generator Read Only Memory), CGRAM (Character Generator Random Access Memory), dan DDRAM (Display
Berikut ini merupakan bagian-bagian dari HD44780:
1. DDRAM
Data Random Access Memory).
DDRAM merupakan memori tempat karakter yang ditampilkan
berada. Contoh, untuk karekter ‘L’ atau 4CH yang ditulis pada alamat
00, karakter tersebut akan tampil pada baris pertama dan kolom pertama pada LCD. Apabila karakter tersebut ditulis pada alamat 40, maka karakter tersebut akan tampil pada baris kedua kolom pertama dari LCD. 2. CGRAM CGRAM merupakan memori untuk membuat bentuk karakter yang dapat diubah-ubah sesuai keinginan. Karakter yang disimpan di CGRAM akan hilang apabila tidak ada power supply, karena memori RAM bersifat tidak permanen. 3. CGROM Merupakan memori yang menyimpan karakter-karakter yang sudah permanen ada di dalam LCD, sehingga tidak dapat diubah-ubah lagi bentuknya oleh pengguna. Namun karena ROM bersifat permanen, pola karakter tersebut tidak akan hilang saat tidak ada catuan daya.
Pada Gambar 2.12 ini disediakan hubungan antara CGROM dan DDRAM.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
17
BAB II Landasan Teori
Gambar 2.12 Hubungan antara CGROM dan DDRAM
LCD memiliki 16 kaki pin yang memiliki fungsi masing-masing yang ditunjukkan pada Gambar 2.13 dan Tabel 2.3 di bawah ini.
Gambar 4.2 Konfigurasi Pin LCD 16 Karakter x 2 Baris
Gambar 2.13 Konfigurasi pin LCD 16x2
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
18
BAB II Landasan Teori
Tabel 2.3 Konfigurasi Pin LCD 16x2
Nomor Pin
Simbol
Deskripsi
1
VSS
Ground
2
VDD
Tegangan Logik 5V
3
VO
Tegangan operasi LCD
4
RS
Register Select Logika 1: Data; Logika 0: Kode Instruksi
R/W
Logika 1: Read Logika 0: Write
6
E
Sinyal Enable
7
DB0
Data Bit 0
8
DB1
Data Bit 1
9
DB2
Data Bit 2
10
DB3
Data Bit 3
11
DB4
Data Bit 4
12
DB5
Data Bit 5
13
DB6
Data Bit 6
14
DB7
Data Bit 7
15
LED+
Supply Backlight
16
LED-
Ground Backlight
5
2.8.2
Register LCD JHD162A memiliki dua buah register yang aksesnya diatur
menggunakan kaki RS. Pada saat RS berlogika 0, yang diakses adalah register perintah. Saat RS berlogika 1, yang diakses adalah register data. 1. Register Perintah Register yang berisi perintah-perintah dari mikrokontroler ke LCD JHD162A pada saat proses penulisan data atau tempat status dari LCD JHD162A dapat dibaca pada saat pembacaan data. a. Penulisan Data ke Register Perintah Penulisan data ke register perintah dilakukan dengan tujuan mengatur tampilan LCD, inisialisasi, dan mengatur Address Counter maupun Address Data. Kondisi RS dengan logika 0 berarti terjadi POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
19
BAB II Landasan Teori
akses data ke register perintah. R/W berlogika 0 berarti proses
penulisan data akan dilakukan.
Pada Mode 4 bit interface, data dikirimkan secara terpisah. Nible tinggi (bit7 sampai bit4) dikirimkan terlebih dahulu dengan diawali
pulsa logika 1 pada E Clock. Kemudian, nible rendah (bit3 sampai
bit0) dikirimkan dengan diawali pulsa logika 1 pada E Clock. Pada
Mode 8 bit interface, proses penulisan dapat langsung dilakukan
sekaligus 8 bit (bit7 … bit0) dan diawali pulsa logika 1 pada E
Clock. b. Pembacaan Data dari Register Perintah Pembacaan data pada register perintah biasanya dilakukan untuk
melihat status busy dari LCD atau membaca Address Counter. RS diberi logika 0 untuk akses ke register perintah, dan R/W diberi logika 1 agar terjadi proses pembacaan data. Pada Mode 4 bit interface, pembacaan 4 bit nibble tinggi diawali pulsa logika 1 pada E Clock dan kemudian 4 bit nibble rendah dengan diawali pulsa logika 1 pada E Clock. Untuk Mode 8 bit Interface, pembacaan dilakukan langsung 8 bit, dengan diawali sebuah pulsa logika 1 pada E Clock. Pada Tabel 2.4 disediakan perintah-perintah yang terdapat pada LCD JHD162A
Tabel 2.4 Perintah-perintah LCD JHD162A Perintah
D7
Hapus Display
0
D6 D5 0
0
D4
D3
D2
D1
D0
Deskripsi
0
0
0
0
1
Hapus display dan DDRAM
Posisi Awal
0
0
0
0
0
0
1
x
Set alamat DDRAM di 0
Set Mode
0
0
0
0
0
1
I/D
S
Atur arah pergeseran cursor dan display
Display
0
0
0
0
1
D
C
B
Atur display (D) ON/OFF, cursor (C) ON/OFF,
ON/OFF
blinking (B) ON/OFF Geser
0
0
0
1
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
S/
R/
X
X
Geser cursor atau display 20
BAB II Landasan Teori
Cursor/Display
C
tanpa mengubah alamat
L
DDRAM
Set Fungsi
0
0
1
DL
N
F
X
X
Atur panjang data (DL),
jumlah baris yang tampil
(N), dan font karakter (F)
Set Alamat
0
1
CGRAM
A
AC
A
A
AC
AC
Data dapat dibaca atau
C
G
C
C
G
G
ditulis setelah alamat diatur
G
G
G Set Alamat
DDRAM
1
A
A
A
A
A
AD
AD
Data dapat dibaca atau
D
D
D
D
D
D
D
ditulis setelah alamat diatur
D
D
D
D
D
I/D
:
1 = increment
0 = decrement
S
:
1 = display bergeser
0 = display tidak bergeser
S/C
:
1 = display shift
0 = geser cursor
R/L
:
1 = geser kiri
0 = geser kanan
DL
:
1 = 8 bit
0 = 4 bit
N
:
1 = 2 baris
0 = 1 baris
F
:
1 = 5x10
0 = 5x8
D
:
1 = display ON
0 = display OFF
C
:
1 = cursor ON
0 = cursor OFF
B
:
1 = blinking ON
0 = blinking OFF
2. Register Data Register Data ialah register untuk menuliskan atau membaca data dari atau ke DDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan data tersebut ke DDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur sebelumnya. c. Penulisan Data ke Register Data Penulisan data ke register data dilakukan mengirimkan data yang akan ditampilkan di LCD. Kondisi RS dengan logika 1 berarti terjadi akses ke register data. R/W berlogika 0 berarti proses penulisan data akan dilakukan. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
21
BAB II Landasan Teori
Pada mode 4 bit interface, data dikirimkan secara terpisah. Nible
tinggi (bit7 sampai bit4) dikirimkan terlebih dahulu dengan diawali pulsa logika 1 pada E Clock. Kemudian, nible rendah (bit3 sampai
bit0) dikirimkan dengan diawali pulsa logika 1 pada E Clock. Pada mode 8 bit interface, proses penulisan dapat langsung dilakukan sekaligus 8 bit (bit7 … bit0) dan diawali pulsa logika 1 pada E
Clock.
d. Pembacaan Data dari Register Data
Pembacaan data pada register data biasanya dilakukan untuk
membaca kembali data yang telah ditampilkan di LCD. RS diberi logika 1 untuk akses ke register data, dan R/W diberi logika 1 agar
terjadi proses pembacaan data. Pada mode 4 bit interface, pembacaan 4 bit nibble tinggi diawali pulsa logika 1 pada E Clock dan kemudian 4 bit nibble rendah dengan diawali pulsa logika 1 pada E Clock. Untuk mode 8 bit interface, pembacaan dapat dilakukan langsung (8 bit), dengan diawali sebuah pulsa logika 1 pada E Clock.
2.8
Mikrokontroler ATMega8 Mikrokontroler adalah sebuah komponen elektronika yang merupakan rangkaian
terintegrasi
dari
beberapa
rangkaian
diantaranya
yaitu
Mikroprosesor, RAM, ROM, unit I/O, dll. Dengan rangkaian-rangkaian tersebut perancang dapat menggunakan komponen ini sebagai pusat pemroses data dan pengendali dari sebuah sistem yang akan memberikan output dan menerima input sesuai dengan yang telah dirancang. ATMega8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit dengan daya rendah berbasis arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) AVR. Dengan mengeksekusi instruksi dalam satu siklus clock, ATMega8 mampu mencapai kecepatan hingga 1 MIPS per MHz, yang dapat dimanfaatkan perancang sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya pada kecepatan tinggi. Gambar 2.14 dan Tabel 2.5 di bawah ini adalah konfigurasi pin dari IC ATMega8.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
22
BAB II Landasan Teori
Gambar 2.14 Konfigurasi Pin ATMega8 Tabel 2.5 Konfigurasi Pin ATMega8 dan Deskripsinya Nama Pin
Deskripsi
VCC
Sumber tegangan digital
GND
Ground
PB7-PB0
I/O dua arah dan dapat difungsikan sebagai XTAL1/XTAL2/TOSC1/TOSC2
PC7-PB0
I/O dua arah dapat juga difungsiksn sebagai ADC0 – ADC5
PD7-PD0
I/O dua arah dan juga memiliki fungsi khusus yang dapat digunakan jika parameternya diset
RESET
mereset mikrokontroler
AVCC
masukan tegangan untuk ADC
AREF
masukan tegangan referensi ADC
Mikrokontroler ini dilengkapi dengan 512K EEPROM, 1KB SRAM, 8KB programmable flash memory, 3 timer/counter, port komunikasi serial
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
23
BAB II Landasan Teori
(USART) dan 6 kanal 10-bit ADC untuk PDIP dan 8 kanal 10-bit ADC
untuk MLF.
2.9
Priority encoder 8 ke 3
Seri IC untuk priority encoder adalah 74148. Sebuah priority encoder
(PE) adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk mengubah banyak input
biner menjadi lebih sedikit, dalam hal ini 8 input biner menjadi 3 output
biner. Output dari priority encoder adalah urutan input mulai dari I0 sebagai Most Significant Bit (MSB) hingga I7 sebagai Least Significant Bit (LSB).
Tabel 2.6 berikut adalah kebenaran dari priority encoder.
Tabel 2.6 Tabel kebenaran output Priority encoder INPUT 0
1
2
3
4
OUTPUT 5
6
(MSB)
7
A0
A1
A3
(LSB)
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
X
X
X
X
X
X
X
0
0
0
0
X
X
X
X
X
X
0
1
0
0
1
X
X
X
X
X
0
1
1
0
1
0
X
X
X
X
0
1
1
1
0
1
1
X
X
X
0
1
1
1
1
1
0
0
X
X
0
1
1
1
1
1
1
0
1
X
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Keterangan : MSB : Most Significant Bit LSB
: Least Significant Bit
X
: Tidak berpengaruh
0
: Logika 0 (rendah)
1
: Logika 1 (tinggi)
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
24
BAB II Landasan Teori
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jika suatu pin
input diberi logika 0 maka nomor pin input tersebut yang akan dioutputkan, misalkan kita menginputkan logika 0 ke pin nomor 4 maka pada pin output
akan muncul biner 101 atau 4 dalam decimal.
Jika terdapat 2 pin input yang mendapatkan logika 0, maka pin input dengan bit tertinggi yang akan dioutputkan, misalkan kita member pin 4 dan
6 logika 0, maka yang akan diouputkan adalah pin 4 yaitu 101 atau 4 dalam
decimal.
PE ini juga dapat digabungkan untuk mendapatkan pin input dan
output yang lebih banyak. Misalkan kita menginginkan sebuah encoder
dengan 16 input dan 4 output, maka dapat menggunakan 2 buah IC 74148 dengan konfigurasi tertentu. Gambar 2.15 di bawah ini diambil dari datasheet IC 74148 yang menerangkan konfigurasi 2 buah IC 74148 untuk encoder 16 ke 4.
Gambar 2.15 Konfigurasi IC 74148 untuk encoder 16 ke 4
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
25
BAB II Landasan Teori
2.10 FST 4.10
FST 4.10 adalah sebuah Software yang di keluarkan oleh FESTO untuk memprogram PLC-PLC yang dibuat oleh FESTO. Software ini dapat memprogram PLC dengan 2 jenis bahasa pemrograman, yaitu Ladder Diagram dan Statement List.
Gambar 2.16 Jendela utama FST 4.2 Gambar 2.16 diatas adalah jendela uama dari FST 4.2. Untuk membuat proyek baru, prosedurnya adalah sebagai berikut. 1. Pilih menu Project>New kemudian akan muncul jendela dialog New Project seperti pada Gambar 2.17. Tulis nama program yang akan dibuat. Klik OK.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
26
BAB II Landasan Teori
Gambar 2.17 Jendela dialog New Project 2. Tentukan setting proyek. Karena PLC yang digunakan adalah FESTO FEC FC 34 yang merupakan tipe FEC Compact, maka pilih pada Controller FEC Compact. Klik OK 3. Jendela utama akan menjadi seperti pada Gambar 2.18
Gambar 2.18 Jendela utama FST saat proyek baru sudah dibuat
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
27
BAB II Landasan Teori
4. Klik kanan pada Program lalu pilih New Program maka akan muncul jendela dialog baru seperti pada Gambar 2.19
Gambar 2.19 Membuat Program baru
Gambar 2.20 Memilih jenis bahasa pemrograman Pilih salah satu bahasa pemrograman yang diinginkan. Misalkan Statement List. Klik OK. 5. Muncul Jendela dialog baru seperti pada Gambar 2.20. Biarkan setting yang sudah ada lalu klik OK.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
28
BAB II Landasan Teori
Gambar 2.21 Jendela dialog identitas program yang dibuat 6. Maka akan muncul jendela pemrograman seperti pada Gambar 2.21.
Gambar 2.22 Jendela pemrograman Jendela inilah yang digunakan untuk menulis program untuk menjalankan fungsi PLC. Dari Software ini juga PLC dapat di program dengan menggunakan kabel programming PS1 SM14 TTL RS232 dan Converter TTL RS232 PS1 SM15. Prosedur untuk melakukan download program ke PLC adalah sebagai berikut:
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
29
BAB II Landasan Teori
1. Buka kembali program yang sudah ditulis sebelumnya. 2. Pastikan PLC sudah terhubung dengan power supply, dan kabel sudah
terpasang dengan baik dan terhubung dari PC ke PLC. Lihat Gambar 2.22.
Gambar 2.23 Koneksi PC dan PLC dengan menggunakan RS232
3. PC akan mendeteksi port yang digunakan untuk kabel programming dan pengguna harus menyamakan setting port ini di FST 4.21. Untuk mengetahui port mana yang digunakan oleh kabel programming yaitu dengan cara klik kanan My Computer > klik Manage, lihat Gambar 2.23. Maka akan muncul jendela baru seperti pada Gambar 2.24.
Gambar 2.24 Klik kanan My Computer
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
30
BAB II Landasan Teori
Gambar 2.25 Computer Management Pilih Device Manager, kemudian cari dibagian sebelah kanan Ports (COM &LPT), klik tanda + kemudian cari perangkat yang menggunakan RS232. Klik kanan, lalu klik properties. Kemudian buka tab port setting, klik advanced (lihat Gambar 2.25). Maka akan muncul jendela dialog seperti pada Gambar 2.26.
Gambar 2.26 Tab Port setting POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
31
BAB II Landasan Teori
Gambar 2.27 Jendela Advanced Setting Dapat dilihat bahwa COM Port yang digunakan adalah COM13. Sekarang beralih ke FST 4.21. Klik di menu bar, Extras>Preferences maka akan muncul jendela dialog seperti pada Gambar 2.27. Samakan setting Local COM Port yang digunakan yaitu COM 13.
Gambar 2.28 Jendela Preferences Dengan ini kabel programming sudah dapat digunakan. 4. Sebelum mendownload program ke PLC ada baiknya program yang dibuat di compile terlebih dulu atau dalam FST 4.21 istilahnya adalah POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
32
BAB II Landasan Teori
Make Project. Klik Project>Make Project. Jika tidak ada error, maka akan muncul pesan seperti pada Gambar 2.27.
Gambar 2.29 Pesan sukses Make Project
5. Untuk mendownload program ke PLC, klik menu Online>Download Project. FST 4.21 akan mencari PLC dan kemudian mendownloadkan program. Selanjutnya akan tampil kembali pesan sukses seperti pada Gambar 2.28
Gambar 2.30 Pesan sukses Download program
2.11 BASCOM AVR BASCOM AVR adalah software yang digunakan untuk membuat dan mengcompile program mikrokontroler. Bahasa pemrograman yang dapat digunakan adalah bahasa BASIC yang merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi. BASCOM AVR memiliki 2 fungsi, fungsi yang pertama adalah membuat program dan yang kedua adalah simulasi. Membuat program dapat dilakukan di jendela utama (Gambar 2.29), sedangkan simlasi dapat dilakukan di jendela simulasi (Gambar 2.30) dengan menekan F2 atau klik di menu bar Program>Simulate.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
33
BAB II Landasan Teori
Gambar 2.31 Jendela utama BASCOM AVR
Gambar 2.32 Jendela simulator BASCOM AVR
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
34
BAB II Landasan Teori
Untuk membuat program baru dalam BASCOM AVR, klik File>New atau dengan menekan CTRL+N (Gambar 2.31). Setelah semua program
ditulis, langkah selanjutnya adalah mengcompilenya yaitu dengan klik menu Program>Compile atau dengan menekan tombol F7 (Gambar 2.32). Jika tidak ada kesalahan sintaks, maka pesan sukses akan muncul, lihat Gambar 2.33.
Gambar 2.33 Membuat program baru
Gambar 2.34 Mengcompile sebuah program
Gambar 2.35 Pesan sukses setelah proses compile
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
35