6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pendahuluan Biaya Produksi Perusahaan manufaktur mempunyai kegiatan pokok mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Dalam kegiatan produksi diperlukan adanya pengorbanan sumber ekonomi. Pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi berkaitan dengan proses produksi disebut dengan biaya produksi Informasi yang akurat tentang biaya produksi merupakan hal yang penting dalam setiap tahap fungsi manajemen, dalam berbagai masalah yang ada
disuatu
perusahaan,
manajemen
sering
kali
dihadapkan
pada
pertimbangan yang dikaitkan dengan biaya untuk mengelola perusahaan dalam jangka pendek dan seefisien mungkin, untuk itu pengertian dari biaya perlu diketahui, khususnya mengenai biaya produksi.
1. Pengertian Biaya Terdapat beberapa pengertian biaya dari berbagai penulis antara lainnya : Menurut Carter, Usry, biaya adalah : Nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat. (Carter, Usry, 2006 : 29)
7
Menurut Horngren : Biaya sebagai sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. (Horngren, 2005 : 34) Menurut Darsono, Ari : ” Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungan di masa mendatang”. (Darsono, Ari, 2008 : 49) Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah merupakan suatu pengorbanan sumber ekonomis yang dapat diukur dalam satuan uang, baik pengorbanan biaya yang telah terjadi (biaya historis) ataupun biaya yang akan terjadi, dimana pengorbanan ini diharapkan akan memperoleh manfaat yang lebih besar daripada pengorbanan tersebut atau laba yang diinginkan oleh perusahaan. Agar suatu informasi biaya dapat digunakan untuk mencapai tujuannya, maka biaya harus dicatat dan digolongkan sesuai dengan tujuan informasi biaya yang dibutuhkan oleh pimpinan, karena itu tidak ada satupun konsep biaya yang dapat memenuhi berbagai tujuan karena informasi yang diperlukan oleh seorang pimpinan berbeda dengan pimpinan lainnya dan demikian seterusnya.
8
2. Klasifikasi Biaya Klasifikasi biaya sangat penting guna membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya. Klasifikasi biaya yang paling umum digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut ini : a. Biaya dalam hubungannya dengan produk Proses
klasifikasi
biaya
dan
beban
dapat
dimulai
dengan
menghubungkan biaya ke tahap yang berbeda dalam operasi suatu bisnis. Dalam lingkungan manufaktur, total biaya operasi terdiri dari dua elemen : biaya manufaktur dan biaya komersil. Biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung keduanya disebut biaya utama (prime cost). Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik, keduanya disebut biaya konversi. 1) Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. 2) Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. Di pabrik yang sangat terotomatisasi, dua masalah sering muncul ketika usaha untuk mengindentifikasi tenaga kerja langsung sebagai elemen biaya yang terpisah dilakukan.
9
3) Overhead pabrik juga disebut overhead manufaktur, terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead pabrik biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. b. Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi Beberapa biaya berubah secara proporsional terhadap perubahan dalam volume produksi atau output, sementara yang lainnya tetap relatif konstan dalam jumlah. Kecenderungan biaya untuk berubah terhadap output harus dipertimbangkan oleh manajemen jika manejemen ingin sukses dalam merencanakan dan mengendalikan biaya. 1) Biaya variabel, jumlah total biaya variabel berubah secara proporsional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan. Dengan kata lain, biaya variabel menunjukkan jumlah per unit yang relatif konstan dengan berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Biaya variabel biasanya memasukkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. 2) Biaya tetap, bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan. Biaya tetap per unit semakin kecil seiring dengan meningkatnya aktivitas dalam rentang yang relevan, selain itu biaya tetap dapat dianggap sebgai biaya untuk tetap berada dalam bisnis (being in business). Dalam kasus-kasus tertentu, tindakan
10
manajemen dapat menetukan apakah suatu biaya diklasifikasikan sebagai biaya tetap atau biaya variabel. 3) Biaya semi variabel, biaya yang memperlihatkan baik karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel. Tedapat dua alasan adanya karakteristik semi variabel pada beberapa jenis pengeluaran : 1. Pengeluaran minimum dari perlengkapan atau jasa mungkin
perlu
dikonsumsi untuk memelihara kesiapan beroperasi. 2. Klasifikasi akuntansi, berdasarkan objek pengeluaran atau fungsi, umumnya mengelompokan biaya tetap dan biaya variabel secara bersama-sama. c. Biaya dalam hubungannya dengan departemen produksi. Suatu bisnis dapat dibagi menjadi segmen-segmen yang memiliki nama. Saat produk melalui suatu departemen atau pusat biaya, unit tersebut
dibebankan dengan biaya yang dapat ditelusuri langsung
(biasanya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung) dan sebagian biaya tidak langsung (biaya overhead pabrik). 1) Departemen produksi, operasi manual dan operasi mesin seperti pembentukan dan perakitan dilakukan secara langsung pada produk atau bagian dari produk, jika dua atau tiga jenis mesin yang berbeda melakukan operasi pada satu produk dalam departemen yang sama, maka mungkin untuk meningkatkan akurasi dari biaya
11
produk dengan membagi departemen tersebut menjadi dua pusat biaya atau lebih. 2) Departemen jasa, meskipun departemen jasa tidak secara langsung terlibat dalam proses produksi, biaya departemen ini merupakan bagian dari biaya produk. Biaya departemen jasa juga terdiri atas biaya tidak langsung untuk departemen lain. Ketika semua biaya departemen jasa telah dialokasikan, biaya overhead setiap departemen produksi akan terdiri dari biaya langsung dan tidak langsung dari departemen itu sendiri serta bagian beban yang diterima dari departemen jasa. d. Biaya dalam hubungannya dengan periode akuntansi Biaya
dapat diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal (capital
expenditure)
atau
sebagai
pengeluaran
pendapatan
(revenue
expenditure). Suatu pengeluaran modal ditujukan untuk memberikan manfaat di masa depan dan dilaporkan sebagai aktiva. Pengeluaran pendapatan memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban. Membedakan antara pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan adalah penting untuk membandingkan biaya dengan pendapatan dan mengukur laba periode. e. Biaya dalam hubungannya dengan suatu keputusan, tindakan, atau evaluasi Ketika suatu pilihan harus dibuat di antara tindakan-tindakan alternatif yang mungkin dilakukan, adalah penting untuk mengindentifikasikan
12
biaya (dan pendapatan, pengurangan biaya, dan penghematan) yang relevan terhadap pilihan tersebut. Biaya diferensial adalah salah satu nama dari biaya yang relevan untuk suatu pilihan diantara banyak alternatif. Biaya diferensial sering kali disebut biaya marginal atau biaya inkremental. Jika biaya diferensial hanya terjadi apabila suatu alternatif tertentu diambil, maka biaya tersebut juga dapat disebut sebagai biaya tunai yang berkaitan dengan alternatif itu. Suatu biaya yang telah terjadi dan oleh karena itu, tidak relevan terhadap pengambilan keputusan disebut biaya tertanam (sunk cost). Dalam suatu keputusan untuk menghentikan suatu produk , beberapa dari biaya produk bisa saja tidak terpengaruh dengan keputusan itu, biaya seperti itu disebut biaya yang tidak dapat dihindari. B. Anggaran Dua fungsi utama bagi seorang manajer, yakni membuat perencanaan dan melakukan pengendalian. Dalam kegiatan dunia usaha, system perencanaan
dan
pengendalian
banyak
digunakan
dalam
rangka
menjalankan tanggung jawab perencanaan dan pengendalian manajemen. Penyusunan anggaran memungkinkan manajemen untuk melakukan perencanaan ke depan, mengkomunikasikan rencana dan tujuan untuk periode anggaran tertentu kepada semua divisi dan karyawan, dan memotivasi para karyawan. Anggaran juga merupakan cetak biru dari aktivitas operasional, pedoman untuk mengendalikan operasi, dan dasar bagi evaluasi kinerja.
13
Proses
pengangaran
meliputi
pembentukan
komite
anggaran,
penentuan periode anggaran, spesifikasi pedoman anggaran, penyiapan usulan anggaran awal, negosiasi, dan persetujuan anggaran, dan revisi anggaran. Anggaran induk meliputi anggaran penjualan, produksi, bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead pabrik, beban penjualan, administrasi, anggaran kas, anggaran laporan laba rugi, dan anggaran neraca. Setelah suatu rencana kerja dipilih untuk mencapai sasaran anggaran, manajer yang berperan untuk melaksanakan rencana kerja tersebut memerlukan sumber daya, untuk memungkinkannya mencapai sasaran anggaran
1. Definisi Dan Pengertian Anggaran Manajemen menyusun anggaran yang berisi rencana kerja tahunan dan taksiran nilai sumber daya yang diperlukan , anggaran menjamin pelaksanaan rencana kerja dengan biaya yang sesuai dengan yang direncanakan dalam anggaran. Anggaran dalam suatu organisasi atau perusahaan berfungsi sebagai alat pengendalian. Peranan sebagai alat pengendalian perusahaan adalah salah satunya mencapai tujuan perusahaan. Berikut ini beberapa definisi, yaitu antara lain :
14
Anggaran menurut Darsono, Ari (2008 : 199) “Anggaran
adalah
rencana
kerja
yang
dituangkan
dalam
angka-angka keuangan baik jangka pendek maupun jangka panjang”. Anggaran menurut Carter, Usry (2005 : 4) Anggaran adalah suatu rencana yang dinyatakan dalam istilah-istilah keuangan dan kuantitatif . Anggaran menurut Blocher, Chen, Cokins, Lin (2007 : 447). Anggaran adalah suatu rencana operasi perusahaan untuk suatu periode tertentu, anggaran mengindentifikasi sumber daya dan komitmen yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi selama periode tersebut. Dari definisi anggaran diatas jelaslah bahwa anggaran perusahaan harus memenuhi kriteria, yakni : 1. Anggaran perusahaan harus bersifat formal 2. Anggaran harus bersifat sistematis 3. Setiap manager dihadapkan pada suatu tanggung jawab pengambilan keputusan 4. Putusan yang diambil adalah pelaksanaan fungsi manajemen dari segi perencanaan, koordinasi, dan pengendalian 2. Tujuan dan Manfaat Anggaran Anggaran mencerminkan semua keputusan manajemen yang mempunyai konsekuensi-konsekuensi financial dan menjadi tolak ukur kemajuan
organisasi.
Kegagalan
menyusun
anggaran
dapat
menyebabkan permasalahan arus kas atau bahkan bencana keuangan
15
bagi perusahaan. Oleh karena itu, anggaran mempunyai manfaat penting bagi perusahaan. Tujuan penyusunan anggaran bagi organisasi yaitu untuk membantu pelaksanaan manajemen. Berikut ini tujuan dari anggaran menurut Darsono, Ari, (2008:205) adalah : a. Memaksa manajer membuat rencana. Manajer harus selalu berpikir proaktif tentang perubahan yang akan terjadi dimasa depan. Kemampuan memprediksi masa depan itu dituangkan dalam bentuk angka-angka satuan phisik dan satuan uang yang berorientasi pada kelangsungan hidup perusahaan. b. Tolak ukur mengevaluasi kinerja. Kineja manajemen harus dibandingkan dengan anggaran. Hasilnya adalah varians, varians dihitung dan dianalisis untuk koreksi rencana, anggaran, dan pelaksana kerja. c. Meningkatkan komunikasi dan kordinasi antar manajer. Secara formal anggaran mengkomunikasikan rencana organisasi kepada semua level manajemen. Selanjutnya manajer mengadakan kordinasi untuk merealisasikan rencana tersebut. d. Membantu mengambil keputusan. Anggaran mengarahkan perhatian manajer untuk mengambil keputusan. Manfaat anggaran lainnya juga dijelaskan oleh Garrison dan Norren (2000 : 404) sebagai berikut : a. Anggaran merupakan alat komunikasi bagi rencana manajemen melalui organisasi. b. Anggaran memaksa manajer untuk memikirkan dan merencanakan masa depan. c. Proses penganggaran merupakan alat alokasi sumber daya pada berbagai bagian dari organisasi agar dapat digunakan seefektif mungkin. d. Anggaran mengkordinasikan aktivitas seluruh organisasi dengan cara mengintregasikan rencana dari berbagai tujuan. e. Anggaran menentukan tujuan dan sasaran yang dapat berlaku sebagai branchmark untuk mengevaluasi kinerja pada waktu berikutnya.
16
3. Tahap-Tahap Perkembangan Anggaran Perkembangan anggaran dipandang dari segi manfaat yang ingin diperoleh. Perkembangan anggaran pada dasarnya dibagi dalam tahapantahapan : a. Anggaran sebagai alat penaksir Dalam tahap ini aspek anggaran sebagai alat pengendalian, sedikit sekali diperoleh dari tahap ini. Anggaran disusun hanya sebagai formalitas. Anggaran dengan manfaat yang minimal ini culup banyak dijumpai dalam praktek , karena : 1) Keadaan data yang minimal dan kurang akurat, menyebabkan sulitnya dilakukan proyeksi secara tepat. 2) Tingginya tingkat ketidak pastian yang dihadapi perusahaan. b. Anggaran sebagai plafon dan sekaligus alat pengatur otorisasi. Dalam tahap ini fungsi anggaran sebagai alat pengendalian dirasakan lebih menonjol dibandingkan dengan aspek perencanaannya. Anggaran sebagai plafon biaya lebih dikaitkan dengan jumlahbiaya keseluruhan dan bukan pada masing-masing jenis biaya. Oleh karena itu, dimungkinkan adanya pengalihan pos-pos biaya selama plafon biaya keseluruhannya belum terlampui. Tahapan ini terutama dipakai mengingat, yakni : 1) Data cukup tersedia sehingga memungkinkan dilakukannya estimasi dengan cukup akurat.
17
2) Manajemen tidak menghendaki diubahnya anggaran yang telah disetujui. c. Anggaran sebagai alat penilai. Dalam tahap ini, fungsi perencanaan dan fungsi pengedalian keduanya sama menonjol. Dari segi perencanaan, angka standar berfunsi sebagai multiplier yang akurat. Dari segi pengendalian, jumlah anggaran yang didasarkan atas angka standar yang benar berfungsi sebagai alat penilai efisiensi, karena angka standar yang dipakai memang efektif dan feasible. Anggaran pada tahap perkembangan ini membutuhkan persyaratan yang paling lengkap, yaitu : 1) Sudah tersedianya perhitungan standar untuk semua jenis biaya variabel. 2) Perlunya frekuensi laporan laba rugi yang lebih sering, sehingga penyimpangan yang terjadi dapat segera diketahui. 4. Langkah-langkah Dan Faktor Penyusunan Anggaran Diperlukan tahapan-tahapan dalam proses penyusunan anggaran antara lain : a. Penetapan sasaran oleh manajer atas b. Pengakuan usulan aktivitas dan taksiran sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas tersebut oleh manajer bawah.
18
c. Review oleh manajer atas usulan anggaran yang diajukan oleh manajer bawah. d. Persetujuan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh manajer bawah.
5. Jenis-jenis Anggaran Anggaran perusahaan mempunyai ruang lingkup yang luas dalam manajemen perusahaan. Seluruh kegiatan yang ada didalam perusahaan terkait dengan anggaran perusahaan tersebut. Menurut Bastian dan Nurlela (2006 : 6) anggaran perusahaan terdiri dari berbagai macam anggaran yang mempunyai tugas masing-masing. Secara umum anggaran dapat dikelompokkan berdasarkan sudut pandang : 1. Menurut jangka waktu a. Anggaran jangka pendek, merupakan anggaran yang disusun dalam jangka waktu di bawah satu tahun. b. Anggaran jangka panjang, anggaran yang disusun lebih dari satu tahun, anggaran ini sangat dibutuhkan sebagai acuan penyusunan anggaran jangka pendek. 2. Menurut bidangnya a. Anggaran operasional, merupakan anggaran yang berisi tentang rencana kegiatan operasional perusahaan yang terdiri dari
19
anggaran penjualan, anggaran biaya pabrikasi, anggaran beban komersial, dan anggaran laporan laba rugi. b. Anggaran
keuangan,
merupakan
anggaran
yang
disusun
berkaitan dengan anggaran kas, anggaran piutang, anggaran hutang dan anggaran neraca. 3. Menurut kemampuan menyusun a. Anggaran komprehensif, merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap, anggaran ini merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang secara lengkap dan terperinci. b. Anggaran partial, merupakan anggaran yang disusun bagian perbagian dari setiap jenis anggaran. 4. Menurut dasar penyusunannya a. Anggaran
variabel,
merupakan
anggaran
yang
disusun
berdasarkan interval dari kapasitas tertentu, atau dengan kata lain anggaran yang disusun disesuaikan pada tingkat aktivitas tertentu. b. Anggaran statis, merupakan anggaran yang disusun berdasarkan satu tingkat kapasitas tertentu.
20
C. Penyusunan Anggaran Produksi Anggaran produksi harus dibuat dalam kuantitas unit fisik barang jadi. Oleh karena itu, jika memungkinkan perusahaan membuat anggaran penjualan dalam satuan unit dan jumlah rupiah. Peranan prosedur perencanaan produksi dalam setiap perusahaan sangat besar, karena seluruh tugas yang dilakukan dalam proses produksi harus ditetapkan dalam rencana. Menurut Bastian, Nurlela ( 2006 : 10 ) adalah : Anggaran produksi adalah suatu perencanaan secara terperinci mengenai jumlah unit produk yang akan diproduksi selama periode mendatang, yang mencakup jenis, kuantitas/unit phisik, dan penjadwalan operasi yang dilaksanakan. Anggaran produksi disusun dengan menggunakan rumus umum sebagai berikut : Tingkat penjualan yang dianggarkan Persediaan akhir yang diharapkan Jumlah unit yang tersedia Tingkat persediaan awal Produksi yang dianggarkan
XXX XXX + ------------XXX XXX ------------XXX
Anggaran produksi merupakan dasar untuk penyusunan anggarananggaran lain, seperti anggaran bahan mentah, anggaran tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overhead pabrik. Sehingga hubungan antara tingkat penjualan, tingkat produksi, dan tingkat persediaan dapat digambarkan secara diagramatis :
21
Gambar 2.1 Flow Anggaran Produksi.
Rencana Penjualan
Tingkat Persediaan
Rencana Produksi
Anggaran Bahan Mentah
Anggaran Biaya Tenaga Kerja
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Berikut ini penulis uraikan satu per satu penyusunan anggaran produksi dan anggaran pendukungnya :
1. Anggaran produksi Setelah anggaran penjualan selesai disusun, langkah selanjutnya adalah penyusunan anggaran produksi. Rencana penjualan yang lengkap harus disampaikan pada eksekutif pabrik yang bertanggung jawab untuk menjabarkannya menjadi program produksi yang sejalan dengan kebijaksanaan
manajemen.
Perencanaan, jadwal,
dan pelaksanaan
produksi actual merupakan fungsi departemen produksi. Dalam hal perencanaan produksi, manajer harus merencanaan koordinasi optimal antara penjualan, persediaan, dan tingkat produksi.
22
2. Anggaran bahan baku Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dikelompokan menjadi 2, yakni : a. Bahan baku langsung (direct material) b. Bahan baku tidak langsung (indirect material) Jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi dapat ditentukan dengan cara estimasi langsung dan perhitungan standart penggunaan bahan : a. Estimasi langsung, cara ini mengandung resiko, antara lain terlalu besar atau terlalu kecil estimasi. b. Perhitungan standar penggunaan bahan, dengan berdasarkan pada pemakaian aktual pada waktu lalu yang tercatat dalam bill of material, atau dengan melihat angka penggunaan rata-rata bahan secara statistic. 3. Anggaran biaya upah langsung Secara struktural, anggaran tenaga kerja harus sesuai dengan struktur rencana tahunan, oleh karena itu anggaran ini harus menunjukkan biaya dan jam kerja langsung menurut tanggung jawab, menurut waktu, dan menurut produk. Apabila waktu kerja standar dan tarif upah rata-rata dikembangkan dengan cara yang sehat yang mungkin dapat diterapkan sehingga penyusunan budget tenaga kerja dapat dengan mudah dilaksanakan. Biaya kerja langsung sehari-hari terlepas dari pengawasan langsung. Banyak perusahaan mengembangkan standar-standar kerja yang realistis
23
untuk banyak aktivitas. Standar ini dibandingkan dengan hasil sebenarnya dan dilaporkan setiap hari. Laporan ini pada dasarnya menunjukkan: 1. Jam yang dikerjakan sebenarnya 2. Jam standar untuk produksi sebenarnya 3. Selisih waktu Disamping biaya kerja langsung sehari-hari, kadang laporan juga dibuat bulanan. Di dalam laporan ini harus menyajikan imformasi yang sebenarnya, menurut tanggung jawab mengenai kerja langsung yang dibandingkan dengan standart-standart yang telah ditetapkan. Laporan ini dimaksudkan manajemen untuk menilai status pengendalian. Laporan ini menggugah manajemen untuk melakukan efisiensi operasi yang lebih tinggi 4. Anggaran Biaya Produksi Tidak langsung Biaya produksi tidak langsung adalah semua biaya produksi diluar biaya bahan baku dan upah langsung. Biaya-biaya produksi ini tidak hanya timbul pada bagian produksi saja tetapi juga pada bagian jasa yaitu yang secara langsung turut membantu proses produksi. Sesuai dengan uraian sebelumnya, maka biaya-biaya yang timbul dibagian produksi adalah biaya langsung produksi dan biaya-biaya yang timbul pada bagian jasa adalah biaya tidak langsung produksi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penentuan penetapan bagian produksi atau jasa tergantung pada kegiatan yang dilakukan.
24
Bagian produksi adalah yang kegiatannya menyediakan jasa adalah bagian yang kegiatannya menyediakan jasa untuk membantu proses produksi.
D. Pengendalian Biaya Produksi 1. Pengertian dan Pentingnya Pengendalian Biaya Produksi. Agar kegiatan perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan tidak menyimpang dari rencana, perlu dilakukan pengendalian. Pengendalian adalah beberapa langkah yang diambil manajemen untuk memastikan bahwa sasaran yang ditetapkan seluruh bagian organisasi telah berfungsi menurut cara yang konsisten dengan kebijakan organisasi. Dapat disimpulkan bahwa pengendalian adalah upaya sistematis yang dilakukan manajemen untuk memonitor implementasi rencana dan mengambil tindakan korektif agar mencapai tujuan, dengan menggunakan umpan balik yaitu membandingkan antara rencana dengan prestasi kerja. 2. Unsur-unsur dan Perhitungan Biaya Poduksi a. Unsur-unsur biaya Unsur-unsur biaya produksi meliputi 1) Biaya bahan baku Adalah biaya yang diperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku langsung dengan kata lain memperkiraan jumlah pembelian bahan baku langsung yang diperlukan.
25
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung Adalah biaya-biaya yang menunjukan besarnya upah yang dibayarkan kepada pekerja langsung. 3) Biaya Overhead Pabrik Adalah biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka proses produksi. Pada perusahaan, perencanaan anggaran operasional dapat dimulai dengan perencanaan anggaran pendapatan dengan data yang relevan. Setelah rencana produksi ditetapkan, maka selanjutnya adalah menetapkan anggaran biaya yang secara langsung berhubungan dengan operasi.
Dalam
penyusunan anggaran biaya langsung ini ditetapkan suatu standar seperti : standar
pekerja langsung dan standart tarip upah
langsung. Standart-standart yang telah ditetapkan oleh perusahaan ini secara periodik harus dibandingkan dengan biaya untuk mengetahui bilamana terjadi perbedaan, sehingga bila terdapat perbedaan yang material. Biaya operasi atau produksi tidak langsung sering disebut juga sebagai biaya overhead pabrik. Biaya ini mempunyai banyak unsur dan sifat sehingga perencanaan dan pengendalian biaya inipun bervariasi. Pengendalian terhadap biaya overhead ini dapat dilakukan dengan cara menetapkan standar biaya atau dengan menentukan tugas apa yang dilakukan dan sampai sejauh mana tingkat usaha yang dijalankan.
26
b. Perhitungan Biaya Produksi Dalam perhitungan biaya produksi pada perusahaan pabrikasi dapat dihitung dengan merinci anggaran biaya produksi dalam anggaran bahan langsung, anggaran tenaga kerja langsung dan anggaran overhead pabrik. Anggaran bahan langsung akan merinci kuantitas dan harga bahan yang diperlukan untuk memproduksi unit barang jadi yang telah ditentukan sebelumnya. Anggaran ini memungkinkan penentuan kuantitas bahan baku yang harus tersedia, skedul pembelian yang menjamin pengiriman pada saat yang dibutuhkan manajer dalam menyusun anggaran kas yang mencangkup anggaran pembelian. Anggaran tenaga kerja langsung merupakan besarnya upah yang dibayarkan
kepada
menyelesaikan
pekerja
sejumlah
unit
langsung produk
yang yang
diperlukan telah
untuk
ditetapkan
sebelumnya. Anggaran overhead pabrik disusun berdasarkan elemen biaya overhead pabrik terdiri atas beberapa jenis biaya dan tingkat variabilitas biaya yang ada yang bersifat variabel, semi variabel maupun tetap.
27
3. Proses Pengendalian Biaya Produksi Pengendalian yang dilakukan dalam menjalankan fungsi manajemen memerlukan suatu system pengedalian. Tahap-tahap pengendalian biaya produksi yang harus dilakukan adalah: a. Tahap penyusunan program dan anggaran, yang merupakan kegiatan perencanaan penyusunan program merupakan proses pemilihan program-program yang dilaksanakan untuk memenuhi strategi yang telah ditetapkan. Setelah program disusun, lalu dibuat anggaran produksi yang memuat volume produksi dan biaya dari kegiatan yang direncanaan tersebut dalam bentuk unit fisik yang terjadi. b. Tahap pelaksanaan operasi, yang biasanya dilakukan pencatatan atas sumber daya yang digunakan dan unit fisik yang diproduksi selama suatu periode. Pencatatan disusun dalam bentuk perbandingan antara hasil aktual dengan anggarannya disertai selisih atau varian yang terjadi. c. Tahap pelaporan dan analisis, yaitu dari data hasil operasi dikomunikasikan dalam bentuk laporan pertanggung jawaban atau laporan prestasi atas pelaksanaan anggaran kepada manajemen diatasnya. Dengan informasi ini dapat dipantau apa yang terjadi, pengarahan kegiatan dan melakukan revisi atau koreksi atas rencana, maupun penilaian atas kinerjanya.
28
4. Anggaran Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Anggaran menjadi effektif, sistem penganggaran yang baik harus mencakup perencanaan dan pengendalian. Pengendalian biaya produksi melalui anggaran dilakukan dengan system akuntansi pertanggung jawaban. Agar pelaksanaan system akuntansi pertanggung jawaban dalam mengedalikan biaya produksi berhasil, ada beberapa unsur yang harus diperhatikan antara lain : a. Pusat Pertanggung Jawaban Adalah suatu bagian, segmen atau sub unit dari suatu organisasi dimana manajemen bertanggung jawab untuk seperangkat aktivitas yang telah ditentukan. Dalam kaitannya dengan biaya produksi, maka pusat pertanggung jawaban tertinggi yang mengelola dan bertanggung jawab atas semua biaya yang berkaitan dengan biaya produksi adalah manajer produksi. b. Sistem Akuntansi Biaya Manajemen menggunakan system akuntansi biaya karena memerlukan data untuk menyusun laporan pertanggung jawaban dan dasar pengambilan keputusan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian biaya yang baik, biaya-biaya dikelompokan sesuai perkiraan yang ada dimana perkiraan disusun menurut bidang yang bertanggung jawab atas terjadinya biaya tersebut. Oleh karena itu, dalam hubungannya
29
dengan anggaran, perkiraan akuntansi yang digunakan untuk mencatat realisasi anggaran harus sama dengan yang digunakan untuk menyusun anggaran,
sehingga
dapat
dilakukan
pengendalian
dengan
membandingkan antara realisasi dengan anggarannya. c. Laporan Pertanggung jawaban atau Laporan Prestasi Setiap periode yang ditentukan, pusat pertanggung jawaban harus membuat laporan prestasi atas pelaksanaan anggaran yang berisi biayabiaya
yang
dianggarkan
untuk
bagian
sendiri,
biaya
yang
sesungguhnya terjadi, dan selisih atau varian yang terjadi. Laporan prestasi ini dirancang untuk menjelaskan baik kinerja yang effisien maupun yang tidak. Dalam penilaian kinerja ini, sasaran utamanya biasanya adalah effisiensi dan umpan balik atas segala rencana yang telah disusun dan dilaksanakan dengan diambilnya tindakan koreksi atas penyimpangan yang terjadi tampa menunggu berakhirnya periode anggaran.
E. Analisis Kinerja Penggunaan Analisis Varians Biaya standar menurut Shim, Sigel (2000 : 72) Biaya standar merupakan biaya manufaktur, jasa, atau pemasaran yang sudah ditentukan atas suatu barang selama periode tertentu di masa yang akan datang. Alat analisis kinerja adalah budget, standar waktu, standar unit produk, dan standar biaya. Standar dibuat berdasarkan kombinasi yang tepat antara
30
pengalaman dan pengetahuan atau antara praktek dan teori. Standar mempunyai dua unsur fisik (volume kegiatan) dan keuangan (pendapatan dan biaya). Standar yang lazim dalam suatu kegiatan bisnis adalah : 1. Kegiatan penjualan, terdiri volume penjualan dan harga penjualan. 2. Kegiatan produksi yang terdiri standar : a. Bahan Baku (kuantitas dan harga) b. Biaya tenaga kerja langsung (jam dan tarif upah) c. Biaya overhead pabrik (kapasitas dan tarif) 3. Kegiatan usaha komersial yang terdiri dari standar : a. Biaya pemasaran (unit kegiatan dan tarif) b. Biaya administrasi (unit kegiatan dan tarif)
1. Jenis-Jenis Standar. Para pembuat standar pada umumnya menetapkan standar yang didasarkan pada pengalaman masa lampau (data historis) yang diolah secara ilmiah, kemudian disesuaikan dengan prediksi perubahan kondisi ekonomi, sehingga melahirkan jenis-jenis standar antara lain sebagai berikut : a. Standar ideal (standar teoritis) yaitu menginginkan effesiensi maksimum dan hanya bisa dicapai bila semua berjalan lancar. b. Standar normal yaitu suatu tantangan yang bisa dicapai dalam kondisi bisnis dan ekonomi normal.
31
c. Standar yang dapat dicapai (currently attainable standart) yaitu diharapkan dapat dicapai dalam kondisi operasi yang effisien, standar ini lazim disebut standar actual yang diharapkan, bisa di atas normal atau bisa dibawah normal. 2. Kegunaan Sistem Biaya Standar Kegunaan standar tergantung pada kondisi bisnis. Jika kondisi bisnis statis, maka standar sangat berguna sebagai pedoman kerja. Tetapi jika kondisi bisnis mengalami perubahan cepat, maka standar kurang berguna sebagai pedoman kerja. Dalam kondisi apapun, standar hakikatnya berguna untuk : a. Perencanaan, Penganggaran, dan Pengendalian. b. Kalkulasi Biaya Produk. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memiliki standar yang fleksibel, artinya manejemen puncak harus mengadakan perbaikan terus menerus standar perusahaan agar dapat digunakan untuk membuat perencanaan, pengedalian, dan menghitung biaya produksi secara lebih akurat. Biaya standar dibandingkan dengan biaya aktual melahirkan penyimpangan (varian). Jika biaya standar lebih besar daripada biaya aktual, maka melahirkan varian yang menguntungkan(favorable variance), dan sebaliknya jika biaya standar lebih kecil daripada biaya aktual, maka melahirkan varian yang tidak menguntungkan (unfavorable variance).
32
Varian yang timbul atas perbedaan antara standar dengan aktual diinformasikan kepada manajemen untuk meneliti sebab-sebab terjadi varian. Jika varian itu nilainya besar perlu dilakukan penelitian, tetapi apabila nilai kecil kerang perlu diadakan penelitian. Keputusan untuk meneliti varian tergantung manfaat yang diperolehnya dan pengorbanan yang dilakukan(benefit cost ratio analysis).
3. Analisis Varians Biaya-biaya yang timbul sebagai akibat dari proses produksi perlu dikendalikan agar efisiensi biaya dapat dicapai oleh perusahaan. Analisis varians merupakan salah satu cara untuk mengetahui efisiensi biaya. Biaya standar dengan biaya sesungguhnya dibandingkan untuk melihat apakah biaya telah efisien atau belum. Varians (selisih) yang terjadi dari perbandingan biaya tersebut baik itu menguntungkan atau merugikan perlu diselidiki. Analisis varians dapat dilakukan dengan menggunakan dua model yaitu varians harga atau varian tarif (price variance or rate variance) dan varians effisiensi (effisiency variances). Teknik perhitungan kedua varian tersebut adalah sebagai berikut : a. Varian Harga atau Tarif (Harga standar – Harga aktual) x Kapasitas aktual. b. Varian Effisiensi (Kapasita standar – Kapasitas actual) x Harga standar
33
1. Varians Bahan Standar kuantitas dan pengiriman harus sudah ditetapkan sebelum standar harga per unit dapat ditentukan, harga standar ini harus sesuai dengan kualitas bahan yang spesifik. Kita dapat menggunakan varians harga bahan untuk mengevaluasi aktivitas departemen pembelian dan untuk melihat dampak dari perubahan biaya bahan baku terhadap profitabilitas. Varians harga bahan dapat diisolasi pada waktu pembelian atau penggunaan. Untuk memperbaiki varians harga yang tidak menguntungkan, dapat dilakukan dengan meningkatkan harga jual, mengganti dengan bahan yang lebih murah, mengubah metode atau spesifikasi produksi, atau mengadakan program penurunan biaya. Ketika menghitung varians harga bahan , cara yang baik ialah dengan menghilangkan kenaikan biaya yang disebabkan oleh inflasi, yang tidak dapat dikendalikan. Sistem perhitungan varians bahan baku meliputi : a. Varians Harga Penggunaan Bahan (Harga standar versus Harga aktual) dikalikan Kapasitas aktual. b. Varians Effisiensi Bahan (Kapasitas standar versus Kapasitas aktual) dikalikan Harga standar.
34
2. Varians Tenaga Kerja Tarif tenaga kerja standar dapat dihitung, berdasarkan tariff yang berlaku sekarang disesuikan denga perubahan variable yang akan datang. Kuantitas tenaga kerja langsung dapat diperoleh dari estimasi mesin, di mana penganggung jawab lini dapat memperkuat estimasi ini dengan melakukan pengamatan dan mencatat waktu karyawan. Standar waktu tenaga kerja harus meliputi elemen-elemen yang dapat dikendalikan oleh pusat kerja. Bila tujuan utama dari sitem biaya ialah pengendalian, maka harus terdapat standar waktu tenaga kerja yang ketat. Bila penetapan biaya atau penetapan harga merupakan tujuan utama dari sistem biaya, maka standar tenaga kerja yang lebih longgar dibutuhkan. Sistem perhitungan varians tenaga kerja meliputi : a. Varians Total Tenaga Kerja Selisih(kuantitas standar X dengan harga standar) dengan (kuantitas aktual dikalikan dengan harga aktual). b. Varians Harga Tenaga Kerja (harga standar versus harga aktual) dikalikan dengan kuantitas aktual. c. Varians Kuantitas Tenaga Kerja (kuantitas standar versus kuantitas aktual) x harga standar Varians effisiensi tenaga kerja yang tidak menguntungkan mungkin menunjukan bahwa kita membutuhkan mesin-mesin yang
35
lebih baik, layout pabrik harus direvisi, metode operasi yang lebih baik, dan pengembangan serta pelatihan karyawan yang lebih baik. 3. Varians Overhead Manajemen harus memperhatikan trade-off antara biaya tetap dan biaya variabel. Jika tingkat output meningkat, maka bisnis yang padat modal akan lebih effisien. Varians overhead dapat ditentukan oleh departemen dan oleh pusat biaya, Varians overhead tetap dan variabel harus dianalisis secara independen. a. Varians Overhead Variabel Dua varian yang berhubungan dengan overhead variabel ialah harga (pembelanjaan) dan effisiensi. 1) Varians Harga (pembelanjaan) Overhead Variable Overhead variable aktual versus anggaran yang disesuaikan dengan jam aktual (jam aktual x tarif overhead variabel standar). 2) Varians Effisiensi Overhead Variabel Anggaran yang disesuaikan dengan jam actual versus anggaran yang disesuaikan dengan jam standar (jam standar x tingkat overhead variable standar).
36
b. Varians Overhead Tetap Overhead tetap dapat dianlisis dalam kerangka varians anggaran dan varians volume. Varians volume dapat dibagi lagi menjadi varians effisiensi dan varians volume murni. 1) Varians Anggaran Overhead Tetap Overhead
tetap
dianggarkan
aktual
versus
overhead
tetap
yang
(jam anggaran x tarif overhead tetap
standar). 2) Varians Volume Overhead Tetap Overhead tetap yang dianggarkan versus overhead standar (jam standar x tarif overhead tetap standar). Pemisahan varians volume adalah sebagai berikut : a) Varians Effisiensi Overhead Tetap (jam aktual versus jam standar) x tarif overhead tetap standar b) Varians Volume Murni Overhead Tetap (jam actual versus jam yang dianggarkan) x tarif overhead tetap standar Data varians overhead tetap memberikan informasi mengenai ketepatan dalam mengambil keputusan ketika membeli beberapa kombinasi pabrik dengan ukuran input produksi variabel.
37
Varians Volume menurut Shim, Siegel (2000 : 89) Varians volume adalah suatu ukuran penyimpangan biaya dari volume denominator (yang dianggarkan) yang digunakan untuk menetapkan tarif overhead tetap. Jika volume aktual lebih kecil daripada volume yang dianggarkan,
maka
varians
volume
akan
menjadi
tidak
menguntungkan. Bila yang terjadi ialah sebaliknya, maka varians volume adalah menguntungkan karena varians ini dianggap sebagai keuntungan yang lebih baik dari antisipasi pemanfaatan fasilitas. c. Varians Total Overhead Analisis satu arah, dua arah, dan tiga arah dapat digunakan untuk total overhead. 1. Metode satu arah. Varians total (pengendalian, bersih) ialah : Overhead actual Overhead standar (jam standar x tariff overhead standar) 2. Metode dua arah Dalam metode dua varians, varians overhead terdiri dari varians yang dapat dikendalikan(anggaran, anggaran fleksibel, pembelanjaaan)
dan
varians
menggagur, denominator).
volume
(kapasitas,
kapasitas
38
a. Varians Terkendali Overhead actual Anggaran yang disesuaikan dengan jam standar Overhead tetap (jam denominator x tarif overhead tetap standar). Overhead variable (jam standar x tariff overhead variabel standar). b. Varians Volume (produksi) Overhead standar Anggaran yang disesuaikan dengan jam standar Varians terkendali (anggaran) dapat menunjukkan perubahan jumlah yang dibebankan untuk jasa overhead atau dalam korelasi antara pos-pos overhead dan variabel yang digunakan untuk mengukur output. Bila sifat itu permanen , maka tingkat output dapat direvisi. Varians volume yang tidak menguntungkan yang secara konsisten terus terjadi dapat disebabkan oleh pembelian pabrik yang tidak sesuai ukuran atau dapat disebabkan oleh factor-faktor terkendali seperti penjadwalan yang tidak tepat, kurangnya pesanan, kekurangan atau kerusakan bahan baku, pengaturan alat untuk produksi yang kurang effisien. Faktor-faktor yang tak terkendali dalam varians volume overhead ialah turunnya permintaan konsumen, berlebihnya kapasitas pabrik.
39
3. Metode Tiga Arah Metode tiga arah melibatkan analisis terhadap metode dua arah lebih jauh lagi. Pendekatan tiga arah terdiri dari varians pembelanjaan, effisiensi, dan volume. a. Varians Pembelanjaan Overhead actual Anggaran yang disesuaikan dengan jam aktual Overhead tetap (jam denominator x tarif overhead tetap standar) Overhead variable (jam aktual x tarif overhead variabel standar) b. Varians Effisiensi Anggaran yang disesuaikan dengan jam aktual Anggaran yang disesuaikan dengan jam standar c. Varians Volume (produksi) Anggaran yang disesuaikan dengan jam standar Overhead standar Varians effisiensi merupakan tanggung jawab manajer produksi dan timbul dari ketidakefisienan dalam proses produksi. Varians ini tidak menguntungkan jika jam aktual melebihi jam standar yang dibebankan terhadap produksi. Varians pembelanjaan dan effisiensi merupakan tanggung jawab supervisor departemen . Sementara itu tanggung jawab varians
40
volume dapat diserahkan kepada manajemen eksekutif karena keputusan sejauh mana pabrik dapat didayagunakan diambil oleh mereka. Kapasitas menganggur dapat disebabkan oleh tidak adanya keseimbangan antara fasilitas produksi dan penjualan atau bisa juga muncul dari harga jual yang menguntungkan sehingga overhead tetap dapat dipulihkan pada tingkat produksi yang amat rendah.