5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 THERMOELEKTRIK
2.1.1. PENGERTIAN THERMOELEKTRIK
Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun l82l oleh ilmuan Jerman Thomas johan seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Diantara kedua logam tersebut lalu diberikan jarum kompas. Ketika sisi logam tersebut dipanaskan jarum kompas ternyata bergerak. Belakang diketahui hal ini terjadi karena aliran listrik yang terjadi pada logam menimbulkan medan magnet. Medan magnet ini yang mengerakkan jarum kompas. Teknologi termoelektrik berkerja dengan mengkonversi energi panas menjadi listrik secara langsung (generator termoelektrik), atau sebaliknya dari listrik menghasilkan dingin (pending termoelektrik). Untuk menghasilkan listrik, material termoelektrik
cukup
diletakkan
sedemikian
rupa
dalam
rangkaian
yang
menghubungkan sumber panas dan dingin. Dari rangkaian itu akan dihasilkan sejumlah listrik sesuai dengan jenis bahan yang dipakai.
Universitas Sumatera Utara
6
2.2 PENDINGIN THERMOELEKTRIK
2.2.1 EFEK SEEBECK
Penemuan pertama kali terkait dengan Thermoelektrik terjadi pada tahun 1821, seorang fisikawan jerman yang bernama Thomas Johan Seebeck melakukan ekperimen dengan menggunakan dua material logam yang berbeda yaitu tembaga dan besi. Kedua logam itu dirangkai menjadi sebuah sambungan dimana salah satu sisi logam dipanaskan dan satu sisi logam yang lainnya tetap dijaga pada suhu konstan sehingga arus akan mengalir pada rangkaian tersebut. Arus listrik yang mengalir akan mengindikasikan adanya beda potensial antara ujung-ujung kedua sambungan. Jarum kompas yang sebelumnya telah diletakkan diantara dua plat tersebut ternyata mengalami penyimpangan atau bergerak hal ini disebabkan adanya medan magnet yang dihasilkan dari proses induksi elektromagnetik yaitu medan magnet yang timbul karena adanya arus listrik pada logam.
2.2.2 EEEK PELTIER
Pada tahun 1834 seorang fisikawan bemama Jean Charle Athanase Peltier, menyelidiki kembali ekperimen dari efek seebeck. Peltier menemukan kebalikan dari fenomena seebeck yaitu ketika arus listrik mengalir pada suatu rangkaian dari material logam yang berbeda terjadi penyerapan panas pada sambungan kedua logam tersebut dan pelepasan panas pada sambungan yang lainya. Pelepasan panas dan penyerapan panas bersesuaian dengan arah arus listrik pada logam. Hal ini dikenal dengan efek peltier.
2.2.3 SEL PELTIER
Pada abad ke-19 tahun 1834 Jeans Charles Athanase Peltier menemukan efek pendingin. Dimana ketika listrik mengalir pada dua bahan konduktor yang berbeda yang menyebabkan adanya penyerapan dan pelepasan panas. Namun Peltier gagal karena penjelasan penomena fisika lemah hal ini tidak memenuhi hukum Ohm. Tahun
Universitas Sumatera Utara
7
1909 dan 1911 ilmuwan lainnya yaitu Attenkirch menunjukan bahwa bahan-bahan termoelektrik pendingin membutuhkan koefisien seebeck yang tinggi. (Hendi. 2011)
Gambar 2.1 Skematik Sel Peltier
Konsep dasar dari sel feltier yaitu efek seebech dan efek feltier, dimana sel feltier semikonduktor merupakan bahan setengah penghantar listrik yang disebabkan perbedaan gaya atom-atom, ion-ion, atau molekul-molekul. (Zulfikar A. Akbar, 2 013)
Gambar 2.2 Sel Peltier
Semua ikatan zat padat atau bahan padat yang lainya disebabkan adanya gayalistrik dan tergantung pada jumlah electron keluar pada struktur atom. Bahan padat yang dimaksut adalah bahan padat seperti konduktor, isolator, semikonduktor, ataupun super konduktor. Untuk penyusun dari bahan padat terbagi menjadi dua bagian yaitu bahan padat kristal dan bahan padat amorf. Bahan padat Kristal merupakan suatu bahan padat dengan struktur partikelnya disusun secara keteraturan yang panjang dan berulang secara periodik contohnya silicon, germanium, gallium,
Universitas Sumatera Utara
8
arsenid, dan lain sebagainya. Sedangkan bahan padat Amorf setruktur partikelnya disusun dengan keteraturan yang pendek dan tidak berulang secara periodic.
Table 2.1 Tabel Priodik Untuk Elemen Semikonduktor
KOLOM III 5
KOLOM IV B
6
KOLOM V C 7
N
BORON
CARBON
NITROGEN
10,82
12,01
14,008
13
AL 14
Si 15
P
ALUMINIUM
SILICON
PHOSPHORUS
26,97
28,09
31,02
31
Ga
32
Ge 33
As
GALLIUM
GERMANIUM
ARSENIK
69,72
72,60
74,91
49
In 5
Sn
5
Sn
INDIUM
TIN
ANTIMONY
112,8
118,7
121,8
Semikonduktor terbagi menjadi dua yaitu semikondultor intrinsik (murni) dan semikonduktor ektrinsik (tidak murni). Semikonduktor instrinsik merupakan jenis semikonduktor yang murni dengan electron valensi empat, misalnya silicon dan germanium, keduanya terletak pada kolom empat pada table periodik. Silikon dan germanium dibentuk oleh tetrahedral dimana setiap atom akan menggunakan beberapaatom electron valensi dengan atom-atom tetangganya. Gambar dibawah ini menunjukkan adanya ikatan valensi dan electron valensi. (Shepta DH, 2012)
Universitas Sumatera Utara
9
Gambar 2.3 Ikatan Valensi (Piranti Semikonduktor)
2.3 PENDINGIN
Kita dapat membayangkan
pendingin (refrigerator) sebagai sebuah mesin
kalor yang beroperasi secara terbalik. Sebuah mesin kalor menarik panas dari tempat panas dan melepaskan panas ketempat yang lebih dingin. Sebuah pendingin melakukan sebaliknya, menarik panas dari tempat yang dingin (didalam pendingin) dan melepaskan panas ketempat yang lebih hangat (biasanya udara dalam ruangan dimana pendingin ditempatkan). Sebuah mesin kalor memiliki selisih keluaran berupa kerja mekanik, pendingin membutuhkan selisih masukan berupa kerja mekanik. Dengan ketentuan untuk pendingin. Qc adalah positif tetapi baik W maupun QH adalah negatif, maka untuk proses siklus: QH + Qc – W = 0, atau – QH = Qc – W
(2.1)
Oleh karena QH maupun W negative lQHl = Qc + W
(2.2)
Keterangan: Qc
:Kalor disisi dingin
QH
:Kalor disisi Panas
W
:Kerja
Universitas Sumatera Utara
10
Dari sudut pandang ekonomi, siklus pendingin terbaik adalah yang memindahkan jumlah kalor Qc terbanyak dari dalam pendingin dengan kerja mekanik W sedikit mungkin. (Young &Freedman, 2002).
2.4 KALOR JENIS
Jika kalor diberikan pada suatu benda, temperaturnya naik. Pada abad kedelapan belas, orang-orang yang melakukan percobaan ini telah melihat bahwa besar kalor Q yang dibutuhkan untuk merubah temperatur zat tertentu sebanding dengan massa m zat tersebut dan dengan perubahan temperatur ∆T, dinyatakan dalam persamaan:
Q = m.c.∆T
(2.3)
Dimana c adalah besaran karakteristik dari zat tersebut, yang disebut kalor jenis. Karena c = Q/m. ∆T, kalor jenis dinyatakan dalam satuan J/kgC0. Untuk air pada 150C dan tekanan konstan 1 atm, c =1,00 kkal/kgC0 dari defenisi kal dan joule, diperlukan 1kkal kalor untuk menaikan temperature 1 kg air sebesar 10C.(giancoli, 2001)
2.5 HUBUNGAN KALOR DENGAN ENERGI LISTRIK
Berdasarkan hukum kekekalan energi bahwa energi tidak diciptakan dan tidak dapat dimusnakan. Energi hanya dapat diubah bentuknya. Seperti misalnya energi listrik dapat berubah menjadi energi kalor. Contohnya oven atau Mikrowave. Besar energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor yang dihasilkan. (Lia Saputri, 2010) Sehingga secara matematis dapat dirumuskan.
W=Q
(2.4)
Universitas Sumatera Utara
11
Untuk menghitung energi listrik digunakan persamaan sebagai berikut:
W = P.t
(2.5)
Keterangan: W
: Energi listrik (J)
P
: Daya listrik (W)
T
: Wakru yang diperlukan (s)
Jika rumus kalor yang digunakan adalah Q = m.c.∆T maka diperlukan persamaan: P.t = m.c.∆T
(2.6)
Sehingga jika dihitung secara teori waktu yang dibutuhkan untuk mendinginkan beban sampai 50C, diberikan pada perhitungan dibawah:
A. Mendinginkan udara Diberikan suhu awal = 270C Volume
= 5 liter (p=m/v→ m=1,2kg/m3x 0,005m3→0,00kg)
Kalor jenis udara
= l000J/kg0C
Massa jenis udara
= l,2kg/m3
Kalor Jenis air
= 4186 J/kg0C
Kalor Jenis es
= 2100 J/kg0C
Kalor laten air
= 3,33 x 105J/kg
Maka untuk mencari jumlah kalor yang dibutuhkan : Q = m.c udara (27 – 0)0C + m.L air + m Ces (5-0) Q = (0,06kg) (1000J/kg0C) (270C)+(0,06kg)(3,33x105J/kg)+(0,06kg)(2100J/kg0C)(50C) Q = 1620J + 19.980 J + 630 J Q = 22.230 Joule
Universitas Sumatera Utara
12
Dari persamaan W=Q maka: W = P.t t
= W/P
t
=
t
= 308,75 s
22.230 2 kg /s 2 72m 2 kg /s 2
B. Mendinginkan air Diberikan suhu awal = 250C Volume air
= 1 liter (p=m/v→m=1000/m3x 0,001m3→1kg)
Kalor jenis air
= 4186 J/kg0C
Kalor jenis es
= 2100 J/kg0C
Kalor laten air
= 3,33x l05J/kg
Maka: Q = m.c air (25–0)0C + m.L air + m Ces (5-0) Q = (1kg) (4186J/kg0C) (250C)+(1)(3,33x105J/kg)+(1kg)(2100J/kg0C)(50C) Q = 104.650J + 333.000 J + 10.500 J Q = 448.150 Joule Dari persamaan W=Q maka: W = P.t t
= W/P
t
=
t
= 6.224,3 s
t
= 103,73 menit
448.150 2 kg /s 2 72m 2 kg /s 2
dengan menggunakan perhitungan yang sama untuk massa air:
Universitas Sumatera Utara
13
Table 2.2 Hubungan Massa Dengan Waktu Secara Teori
Volume air (liter)
Waktu (menit)
2
207,46
3
311,19
4
414,92
5
518,65
2.6 PERPINDAHAN PANAS
Perpindahan kalor merupakan ilmu yang meramalkan perpindahan energi karena perbedaan suhu diantara benda atau material. Ilmu pengetahuan kalor tidak hanya mencoba menjelaskan bagaimana energi kalor itu berpindah dari satu benda kebenda lain, tetapi juga meramalkan laju perpindahan yang terjadi pada kondisi tertentu. Ilmu perpindahan kalor melengkapi hukum pertama dan hukum kedua thermoelektrik. (HolmaJ.P, 1984). Perkembangan ilmu fisika dari ilmuan Count rumford (1753-1814), Massa Chusetts, dan James Prescolt Joule (1818-1819) melakukan percobaan bahwa aliran panas merupakan perpindahan energi dari sistem dan lingkungan. Apabila perpindahan energi terjadi pada perbedaan suhu maka hal ini disebut pengaliran panas. (Zemensky dan Sears, 1999).
2.6.1 KONDUKSI
Konduksi (hantaran) merupakan perpindahan panas pada benda padat yang terjadi apabila benda tersebut berada pada suhu tinggi kesuhu yang lebih rendah. Suhu tinggi akan melepaskan kalor sedangkan suhu rendah akan menerima kalor dan terjadi kesetimbangan temal. Perpindahan panas yang diusulkan oleh ilmuan prancis J.B.JFourie (1882) yaitu laju aliran panas dengan cara konduksi dalam suatu bahan sama dengan hasil kali dari tiga buah besaran yaitu:
Universitas Sumatera Utara
14
1. K, konduksi termal 2. A, luas penampang melalui panas yang mengalir dengan cara konduksi, yang harus diukur tegak 3. dT/dx, Gradien suhu pada penampang yaitu perubahan suhu T terhadap jarak dalam aliran panas X
Untuk menuliskan persamaan matematika maka harus melihat tanda (positif dan negatif). Arah x ditetapkan merupalan arah aliran positif. Menurut hukum thermodinamika panas akan mengalir secara otomatis dari suhu tinggi kesuhu yang lebih rendah, maka aliran panas akan menjadi positif apabila gradient garisnya negative. (Krelth Frank 1985) Maka dari persamaaan diatas hubungn konduktipitas dapat ditulis sebagai berikut: dt
Q= -KA dx
(2.7)
Keterangan : Q
: Laju perpindahan kalor (J atau J/detik)
K
: Konduktivitas atau kehantaran termal (Watt/meter)
dt
: perubahan suhu terhadap perubhan posisi (oC/m atau K/m)
dx
A
: Luas penampang (m2)
2.1 KONVEKSI
Istilah konveksi merupakan perpindahan panas dari suatu tempat ketempat lain akibat perpindahan bahannya sendiri. Proses konveksi adalah ketika bahan yang dipanaskan mengalir akibat perpindahan rapat massa. Konveksi yang dipaksa ketika bahan yang dipanaskan dipaksa perpindahan panas antara suatu permukaan dari suatu fluida sehingga menurut ilmuan inggris Isaac Newton (1701) perpindahan panas secara konveksi dapat menggunakan persamaan berikut :
Universitas Sumatera Utara
15
Qc = hcA∆T = hcA(Ts - T∞)
(2.8)
Keterangan: Qc
: Laju perubahan panas dengan cara konveksi (j/s)
A
: Luas perpindahan panas (m2)
∆T
: Beda antara suhu permukaan Ts dan suhu fluida (K)
hc
: Permukaan perpindahan panas ata koefisien perpindahan panas (watt/m2)
Dari persamaan 2.8 koefisien konveksi (hc) tergantung pada viskositas fluida, kecepatan, kapasitas kalor, gradient rapat massa fluida dan bentuk permukaan. (Holman J.P 1984)
2.6.3 RADIASI
Pancaran (emisi) energi terus menerus dari permukaan semua benda, energi ini dinamakan energi radian dan dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Gelombang ini bergerak secepat cahaya dan dapat melewati ruang hampa serta melalui udara. Energi radian yang dipancarkan oleh suatu permukaan, persatuan waktu dan persatuan luas, bergantung pada sifat permukaan serta suhu. Pada suhu rendah banyaknya radiasi dan panjang gelombangnya relatif panjang. Sedangkan jika suhu naik banyaknya radiasi akan meningkat dengan cepat dan sebanding dengan suhu mutlak pangkat empat (Zamansky dan Sears 1999) Fisikawan yang berasal dari Austria pada tahun 1884, J. Stefan dan L. Boltzmann menyatakan bahwa suatu benda manapun diatas suhu nol mutlak meradiasikan energi dengan laju yang sebanding dengan suhu mutlak pangkat empat. Walaupun laju pancaran (rate of emission) tidak tergantung pada kondisi sekitar, perpindahan bersih (netto) panas radiasi memerlukan adanya perbedaan suhu permukaan antara dua benda diantara pertukaran panas berlangsung. (Kreith Frank, l985)
Universitas Sumatera Utara
16
Qr = oA (T41- T42)
(2.9)
Keterangan : Qr
: Laju perpindahan panas secara radiasi (joule/sekon)
ϭ
: Konstanta stefen boltman (5,67 x 10-8)m2 K4
A
: Luas permukaan (m2)
T1- T2
: Perubahan
w
suhu dari suhu 1 dan suhu 2 (K)
Dari persamaan 2.9 disebut hukum stefen Boltzmann tentang radiasi termal. Dan berlaku hanya untuk benda hitam. Untuk radiasi elektromagnetik persamaan tidak sederhana ini. Fenomena aliran radiasi disebut dengan fenomena yang rumit hal ini dikarenakan perhitungannya jangan menggunakan persamaan yang sederhana namun untuk sementara ini hanya menemukan adanya perbedaan mekanisme fisik antara perpindahan kalor radiasi dengan sistem perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi. (Holman J.P, 1984).
2.7 SENSOR LM35
Sensor suhu Ic LM35 merupakan chip Ic produksinational semikonduktor yang berfungsi untuk mengetahui temperatur suatu objek atau ruang dalam bentuk besaran elektrik, atau dapat juga didefenisikan sebagai komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah perubahan temperature yang menerima dalam besaran elektrik. Sensor suhu LM35 dapat mengubah perubahan temperature menjadi perubahan tegangan pada bagian outputnya. Sensor suhu Ic LM35 mernbutuhkan sumber tegangan DC +5 Volt dan konsumsi arus DC sebesar 60 µA dalam beroperasi. Bentuk fisik sensor suhu LM35 merupakan chip IC dengan kemasan yang berpariasi, pada umumnya kemasan sensor suhu LM 35 adalah kemasan TO-92 seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
17
Gambar 2.4 Sensor LM35
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa sensor suhu IC LM 35 pada dasarnya memiliki 3 pin yang berfungsi sebagai sumber supplay tegangan DC +5 Volt, sebagai pin output hasil penginderaan dalam bentuk perubahan tegangan DC pada volt dan pin untuk ground.
Karakteristik sensor suhu IC LM35 adalah: 1.
Memiliki sensitivitas suhu, dengan factor skala linier antara tegangan dan suhu10 mvolt/oC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
2.
Memiliki ketetapan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5 oC pada suhu 25 oC
3.
Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55oC sampai +150oC
4.
Berkerja pada tegangan 4 sampai 30 volt
5.
Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60µA
6.
Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 oC pada udara diam.
7.
Memiliki impedasi keluruhan yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
8.
Memiliki ketidak lineran hanya sekitar + ¼ oC
Universitas Sumatera Utara
18
Sensor suhu IC LM35 memiliki keakuratan tinggi dan mudah dalam perancangan jika dibanding dengan sensor suhu yang lain, Sensor suhu LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian control khusus serta tidak memerlukan setting tarnbahan karena output dan sensor suhu LM35 memiliki karakter yang linier dengan perubahan l0mV/t. Sensor suhu LM35 memiliki jangkauan pngukuran -55 o
Chingga +150 oC dengan akurasi + 0,5 oC. Tegangan output sensor suhu IC Lm 35
dapat diformulasikan Vout LM35 = Temperatur o x 10 mV. Sensor suhu IC LM35 terdapat dalam beberapa varian sebagai berikut: 1. LM35, LM35A memiiiki range pengukuran temperature -55 oC hingga + 150 oC 2. LM35C, LM35CA memiliki range pengukuran temperature -40oC hingga +l l0 oC 3. LM35D memiliki range pengukuran temperature 0oC hingga + 100 oC LM35
Kelebihan dari sensor suhu IC LM35 antara lain adalah: l. Rentang suhu yang jauh, antara -55 sampai + 150oC. 2. Low self-heating, sebesar 0,08 oC 3. Beroperasi pada tegangan 4 sampai 30 volt. 4. Rangkaian menjadi sederhana. 5. Tidak memerlukan pengkondisi sinyal.
2.8 DAYA LISTRIK
Energi listrik merupakan bentuk energi yang dihasilkan dari adanya beda potensial antara dua titik. sehingga membentuk sebuah arus listrik dan mendapatkan kerjalistrik. Energi listrik dinyatakan sebagai arus listrik yang bermuatan listrik negatif atau electron karena adanya perbedaan beda potensial. Pada tahun 1787-1854 Geong Simon Ohm menemukan dan melakukan ekperimen bahwa arus I pada logam sebanding dengan beda potensial V. Kemudian jika pada logam atau kawat diberikan hambatan R terhadap arus maka electron-elektron
diperlambat karena adanya
interaksi dengan atom-atom. Sehingga semankin tinggi hambatan semakin kecil arus I pada suatu tegangan V. Hal inidikenal dengan hukum OHM, akan tetapi banyak fisikawan menyatakan ini bukan merupakan hukum melainkan defenisi hambatan.
Universitas Sumatera Utara
19
Pernyataan hukum OHM apabila arus yang melalui konduktor logam sebanding dengan tegangan, akan tetapi R konstan. (Giancoli Dauglas C 1998).
Hubungan antara arus, tegangan dan hambatan dapat dinyatakan sebagai berikut: V
I= R
(2.10)
Keterangan : R
: Hambatan (Ω)
V
: Tegangan (Volt)
I
: Arus (A)
Energi listrik yang diubah menjadi energi panas atau cahaya akan menjadi banyak tumbukan electron yang bergerak dan atom pada kawat sehingga menyebabkan arus menjadi besar. Pada kawat setiap tumbukan, sehingga energi electron ditransfer keatom yang ditumbukan akibat energi kinetic atom bertambah dengan demikian temperatur elemen kawat bertambah. Energi panas yang bertambah dapat ditransfer sebagai kalor dengan perpindahan panas secara konduksi dan konveksi. Daya merupakan suatu besaran yang penting dalam rangkaian listrik. Daya merupakan kecepatan energi. Untuk mencari daya yang diubah kelistrik maka energi yang diubah merupakan muatan Q yang bergerak melintasi beda potensial sebesar V sehingga perubahan tersebut ditulis Q. Jadi persamaan dalam menghitung daya (P) adalah:
P=
Muatan yang mengalir perdetik
QV t
Q t
(2.11)
yang merupakan I. Jika suatu tegangan V
dikenakan pada unsur dimana didalamnya mengalir arus (A), sehingga daya P dapat ditulis dengan persamaan berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
20
P = IV
(2.12)
Keterangan : P
: Daya listrik (Watt atau J/det)
I
: Arus listrik (Ampere)
V
: Beda potensial (Volt)
Untuk menghitung daya pada hambatan (R) dapat ditulis dengan hukum OHM pada persamam (2.11), sehingga daya listrik juga dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini: P = V2
(2.13)
R Keterangan : P
: Daya listrik (watt atau J/det)
I
: Arus listrik (Ampere)
R
: Hambatan (Ω)
2.9 MIKROKONTROLLER ATMEGA32
Atmega32 adalah mikrokontroller 8 bit dari keluaran AVR dengan kapasitas penyimpanan programmable plash sebesar 32 KB. Atmega32 merupakan salah satu produk IC mikrokontroller terkemuka ATMEL. Nama AVR sendiri konon merupakan singkatan dari Alf and vegard'srish Processor. Nama Alf dan Vegard,s diambil dari nama perancang arsitekturnya Alf-Egil Bogen dan Vegard Wollan. Sedangkan kata Risc Processor menandakan mikrokontroller ini termasuk jenis mikrokontroller dengan kontruksi set terbatas atau reducedintruction set Computer (RISC). Mikrokontroller AVR
dikelompokkan menjadi
beberapa jenis,
yaitu
TinyAVR, MegaAVR, xmega AVR, AVR 32 UC3, dan AVR32 AV7. Pengelompokan ini didasarkan pada ukuran fisik, jumlah memori, peripheral dan fiturnya. TinyAVR merupakan kelompok terendah sedangkan AVR32 AP7 merupakan jenis tertinggi. Kelompok MegaAVR merupakan yang paling populer dikalangan komunitas mikrokontroller diindonesia. Contoh mikrokontroller yang
Universitas Sumatera Utara
21
termasuk kedalam Mega AVR adalah Atmega8, Atmega8535, Atmegal6, Atmega32, dan Atmega328P.
Gambar 2.5 Bentuk fisik Mikrokontroller AVR Atmega32
Atmega32 merupakan penerus dari generasi Atmega8 dan Atmega 16. Sebagai generasi terbaru Atmega32 tentu memiliki fitur yang lebih canggih dibanding dengan generasi sebelumnya. Atmega32 memiliki kapasitas memori programmable flash sekitar 32 KB dua kali lebih besar dari Atmegal6. Selain itu Atmega32 juga memiliki EEPROM dan Ram dua kali lebih besar dari Atmega 16 yakni EEPPOM sebesar 1 KB dan SRAM sebesar 2 KB.
Fitur lengkap Atmega32 adalah: 1. High-perforrnance, Low-power Atmel @AVR@ 8 -bit Mikrokontroller 2. Advance RISC Architecture - 131 Powerful Instructions-Most Single-Clock Cycle Execution - 32x8 General Purpose Working Registers - Fully Static Operation - UP to 16 MIPS Throughput at 6MHz - On-Chip 2-Cycle Multipl
Universitas Sumatera Utara
22
3. High Endurance Non-Volatile Memory Segments - 32 kbytes of In - system self-programmable Flash program memory - 1024 Bytes EEPROM - 2 Kbytes Internal SRAM - Writel/Erase Cycle: 10,000Flash/ 100,000 EEPROM - Data retention: 20 years at 85oC/100 years at 25oC (1) - Optional Boot Code Section With lndependent Lock Bits ln-System Programming by On-Chip boot program True Read-Whille-Write Operation 4. JTAG (IEEE std. 1149.1Compliant) lnterface - Boundary-scan Capabilities According to the JTAGstandard - Extensive On-chip Debug Support 5. Peripheral Features - Two 8-bit Timer/Counters With Separate Prescalersand Compure Modes - One16-bittimer/Counter With Separate Prescaler, Compare Mode, and Capture Mode - Real Time Conter With Seprate Oscillator - Four PWM Channels - 8- Channel, 10- bit ADC 8 single-ended channels in TQFP package Only 2 Differential Channel with programmable gain at 1 x. 10 x. or 200 x - Byte-oriented two-wire serial interface - Progammable serialUSART - Mater/slave SPI Serial Interface - Programmable watchdog timer with sparateon-chip Oscillator - On-chip analog comparator 6. Special Mikrokontroller Features - Power-on reset and programmable Brown-out detection - Internal Calibrated RC Oscilator - Extemal and Internal Interrupt Sources - Six Sleep Modes: Idle, ADC Noise reduction, power-save, power-down, standby, and extended standby 7. l/O and Packages - 32 Programmeble I/O Lines - 40 -Pin PDIP, 44-lead TQFP, and 44-pad QFN/MLF
Universitas Sumatera Utara
23
8. OperatingVoltages - 2.7 v -5.5v for ATMega32 L - 4.5 v - 5.5 v for ATMega32 9. Speed Grades - 0-8 MHz for ATMega32 L - 0-16 MHz for ATMega32 10. Power Consumplation at 1MHZ, 3V,25OC - Active: 1.1 mA - Idle Mode: 0.35 mA - Power-down Mode:< 1µA
IC Atmega32 memiliki32 pin GPIO (General Purpose Input Output). Ketiga puluh dua pin ini bisa deprogram dalam berbagai fungsi seperti ADC, UART, INTERRUPT dan TIMER. Proses Download program plash memori melalui sistem ISP (In system Programming) juga dilakukan melalui GPIO ini. Secara fisiK, Mikrokontroller Atmega32 dikemas dalam dua model, yaitu PDIP40 pin dan TQFP 44 pin. Kemasan PDIP atau singkatan dari plastic dual In Line Package adalah yang umum kita pakai yaitu dengan kemasan dua buah kaki berjajar masing-masing 20 pin. Sedangkan kemasan TQFP atau singkatan dari Thin Quadplat Pack adalahkemasan model SMD (Surface Mount Device) yang umum dipakai pada produk pabrik.
Universitas Sumatera Utara
24
Gambar 2.6 Konfigurasi Pin Dari IC ATMega 32
Universitas Sumatera Utara