BAB II LANDASAN TEORI
1.1
Pengelolahan Koleksi Museum Merupakan lembaga tempat penyimpanan , perawatan , pengamanan dan pemanfaatan benda benda bukti materil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungan. Koleksi museum merupakan aset bangsa yang menjadi daya tarik bagi masyarakat dalam proses pembelajaran nilai warisan budaya. Oleh karena itu koleksi perlu mendapatkan perlakuan yang terarah dan terkendali sesuai dengan prinsip – prinsip pelestarian terhadap warisan budaya , baik yang berwujud (Tangible) maupun tidak berwujud (intangible) (Pedoman Museum Indonesia, Kementrian Kebudayaan Dan Pariwisata Direktorat Jendral Sejarah Dan Purbakala dan Direktorat Museum 2010 :5) Di dalam Kode etik ICOM (Inernational Council Of Museums) di buku yang berjudul ICOM code of ethics for Museum ini dijelaskan di dalam Asas no 2 yaitu “museums have the duty to acquire , preserve and promote their collections as a contribution to safeguarding the natural , cultural and scientific heritage. Their colections are a significant public inheritance , have a special position in law and are protected by international legislation . inherent in this public trust is the nation of stewerdship that includes rightful ownership , permanence, documentation , accessibility and responsible disposal”. Pada Asas no 2.1 tentang “collection policy” yaitu “the goverming body for each museum should adopt and publish a written colections policy that addresses the acquisition , care and use collections. The policy should clarify the position of any material that will not be catalouged. Conserved or exhibited”.
2.1.1. Kebijakan Pengelolaan koleksi Pada mula nya aktivitas koleksi di museum hanya dilakukan secara internal , yaitu disimpan , dirawat , diteliti dan disajikan melalui pameran maupun penertiban yang sepenuhnya dilakukan oleh pihak museum sendiri. Sejalan dengan peningkatan jumlah koleksi museum untuk berbagai kegiatan , maka dibutuhkan pengelolaan koleksi yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ditangani secara khusus , yaitu pengelolaan secara administratif , teknik dan akademi (Pedoman Museum Indonesia, Kementrian Kebudayaan Dan Pariwisata Direktorat Jendral Sejarah Dan Purbakala dan Direktorat Museum2010 :33) Disadari bahwa koleksi berupa benda alam dan budaya yang disimpan adalah warisan budaya yang “dititipkan” kepada museum.Oleh karena itu Pengelolahan nya harus mengacu pada peraturan – peraturan Hukum. Pengertan museum yang dewasa ini juga menekankan pentingnya peran museum dalam “melayani kepetingan masyarakat” (in the service of society).Dengan demikian masyarakat diberi peluang untuk dapat mengakses koleksi bagi kepentingan pendidikan, penelitian dan penyajian melalui pameran. Melihat perkembangan itu maka keberadaan koleksi museum menjadi penting sehingga pengelolaannya perlu pengendalian dari berbagai aspek. Dalam pengelolaan dan pengendalian koleksi maka sepatutnya setiap museum memiliki kebijakan pengelolaan koleksi yang mencakup : 1. Pengadaan Koleksi 2. Registrasi Koleksi 3. Inventarisasi Koleksi 4. Penghapusan Koleksi 5. Perawatan Koleksi 6. Penyimpanan Koleksi 7. Peminjaman Koleksi 8. Pemanfaatan Koleksi 2.1.2. Pengadaan Koleksi Pengadaan koleksi adalah suatu kegiatan pengumpulan benda – benda asli (realia) atau tidak asli (misal nya replika dan miniatur) untuk disimpan , dirawat , dan disajikan kepada masyarakat. Dalam pengadaan koleksi , museum perlu mengembangkan suatu krangka pengadaan yang terencana sesuai prinsip , kriteria dan prosedur (Pedoman Museum Indonesia, Kementrian Kebudayaan Dan Pariwisata Direktorat Jendral Sejarah Dan Purbakala dan Direktorat Museum 2010 :34)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Adapun Prosedur Pengadaan : 1. Membentuk Tim Pengadaan koleksi yang terdiri dari kurator (orang yang bekerja di bagian koleksi), Registrar (orang yang mencatat pada proses registrasi), Pengelola Koleksi, dan konservator. 2. Tim melakukan penilaian terhadap benda yang akan menjadi koleksi dengan mengacu pada kebijakan pengadaan koleksi. Pengadaan koleksi dapat dilakukan melalui beberapa cara : 1. Pembelian Pengadaan koleksi melalui pembelian harus disertai bukti pembayaran yang sah.Bukti pembayaran tersebut sekaligus sebagai tanda pindahnya kepemilikan benda. 2. Hadiah / Sumbangan / Hibah Masyarakat bisa menyumbangkan kepada museum, dengan harapan bahwa benda – benda tersebut akan dijaga kelestarian nya dan tersedia sarana untuk merawatnya .benda – benda yang dihadiahkan untuk menjadi koleksi tidak akan diterima jika penyumbang mengajukan persyaratan atau perjanjian khusus. 3. Peminjaman Peminjaman biasanya dilakukan karena koleksi yang tidak tersedia, Tidak lengkap , dan sulit untuk diperoleh melalui pembelian. Peminjaman dapat dilakukan untuk periode tertentu yang disetujui oleh semua pihak dan jika diperlukan bisa diperpanjang masanya. Selama peminjaman museum harus bertanggung jawab untuk menjaga , merawat, dan menyediakan asuransi koleksi tersebut. Tata Cara peminjaman mengaju pada teknis peminjaman koleksi. 4. Pertukaran Museum dapat melakukan pertukaran koleksi antar museum untuk keperluan tertentu. 2.1.3. Registrasi Koleksi Ketika benda telah menjadi koleksi museum, maka tahap pertama yang dilakukan dalam penanganan koleksi adalah pencatatan .kegiatan ini disebut sebagai tahap kegiatan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
registrasi, yaitu pencatatan suatu benda ke dalam buku induk registrasi dan diberi label serta kartu registrasi sebagai penetapan secara resmi (legal) menjadi koleksi museum . kegiatan ini dilakukan oleh petugas yang disebut registrar. Pencatatan dilakukan pula terhadap dokumen – dokumen yang terkait dengan koleksi tersebut, seperti berita acara serah terima koleksi , surat penghargaan, serta dokumen lain yang mendukung informasi benda sebelum dialihkan menjadi koleksi museum
(Pedoman Museum Indonesia,
Kementrian Kebudayaan Dan Pariwisata Direktorat Jendral Sejarah Dan Purbakala dan Direktorat Museum 2010 :36). Hasil pencatatan tersebut sangat diperlukan untuk administrasi dan pengelolaan koleksi selanjutnya. Selain itu, berperan sebagai identitas koleksi dan sumber informasi awal bagi pihak – pihak yang akan memerlukan data koleksi. 2.1.4. Inventarisasi Koleksi Setelah tahap kegiatan registrasi selesai, maka koleksi diserahkan ke petugas koleksi.Selanjutnya data yang berasal dari buku registrasi koleki sebagian besar dipindahkan ke dalam buku inventaris koleksi yang dilengkapi dengan deskripsi benda. Registrasi ataupun inventarisasi adalah suatu kegiatan yang berbeda , tetapi dalam pelaksanaannya mempunyai kesamaan dalam tahap – tahap pengerjaan nya , antara lain : 2.1.4.1.
Penomoran Tujuan Pemberian nomor registrasi ataupun inventarisasi adalah untuk
mengamankan dan mempermudah dalam pengelolaan koleksi. Olehkarena itu , diperlukan sebuah sistem penomoran yang mudah dan sesuai dengan kebutuhan. Penomoran registrasi koleksi dilakukan pada seluruh koleksi museum secara berurutan , dari nomor 1 hingga akhir berdasarkan masuknya koleksi ke museum. Sementara itu , penomoran investarisasi koleksi didasarkan pada jenis klasifikasi dan jumlah koleksi dalam 1 jenis klasifikasi. 2.1.4.2.
klasifikasi Koleksi yang disimpan di museum mempunyai beragam bentuk dan fungsi .oleh
sebab itu , perlu dilakukan klasifikasi koleksi berdasarkan kriteria tertentu yaitu menurut
http://digilib.mercubuana.ac.id/
disiplin ilmu, sub disiplin ilmu dan atau yang bersifat konvensi , berdasarkan bahan, asal daerah kronologi dan sebagainya. Tujuan klarsifikasi adalah menciptakan keseragaman dan kelancaran dalam pengelolahan koleksi, sehingga pemanfaatan koleksi dapat dilakukan secara optimal untuk kepentingan pendidikan dan rekreasi. 2.1.4.3. Katalogisasi Katalogisasi yaitu suatu kegiatan merekam , baik secara herbal maupun visual , serta menguraikan identifikasi koleksi pada lembaran kerja yang mempunyai format tertentu . Kegiatan katalogisasi ini menghasilkan kartu kataloguskoleksi yang berisi bahan informasi tentang koleksi dan latarbelakangnya secara lengkap serta dapat dijadikan sumber penelitian dan bahan publikasi.Penghapusan Koleksi 2.1.5. Penghapusan Koleksi Penghapusan koleksi merupakan suatu tindakan yang membutuhkan penilaian dan pertimbangan secara ketat. Penghapusan koleksi hanya dapat dilakuan apabila : 1. Mengalami kerusakan dan tidak dapat di restorasi , tetapi sudah ada koleksi yang sejenisnya atau replikanya. 2. Dalam jangka waktu enam tahun tidak ditemukan (hilang) Penghapusan dilakukan oleh registrar melalui prosedur sebagai berikut : 1. Memberitahukan secara tertulis koleksi yang rusak atau hilang kepada kepala museum dengan melampirkan berita acara kerusakan atau kehilangan. 2. Kepala museum memutuskan penghapusan koleksi dengan membuat berita acara penghapusan. 2.1.6. Perawatan Koleksi (Konservasi) Perawatan koleksi adalah suatu tindakan untuk mencegah , menghabat proses kerusakan atau pelapukan koleksi, serta tindakan menangani koleksi yang sudah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mengalami kerusakan dan menjaga agar tetap berada pada kondisi yang baik sesuai dengan aslinya. 2.1.7. Penyimpanan Koleksi Setiap museum harus memiliki ruang penyimpanan koleksi yang bersifat permanen.Penyimpanan koleksi bertujuan untuk melindungi koleksi dari kerusakan serta mengamankannya dari tindakan kejahatan dan bencana.Penyimpanan (storage) terhadap koleksi yang tidak dipamerkan.untuk koleksi yang belum steril di tempatkan di ruangan penyimpanan sementara (karantina) dengan masa simpan paling lama satu tahun. Secara singkat , beberapa tahapan yang harus dilalui sejak suatu benda diperoleh hingga menjadi koleksi yang disimpan di ruangan penyimpanan adalah sebagai berikut : 1. Melakukan pendaftaran sementara oleh registrar 2. Memindahkan benda ke ruangan penyimpanan sementara 3. Melakukan pembersihan dan jika perlu dilakukan perawatan di laboraturium 4. Melakukan identifikasi , klasifikasi , dan katalogisasi 5. Selanjutnya di tempatkan di dalam ruangan penyimpanan dengan kegiatan sebagai berikut : a. Memberi Kartu simpan dua rangkap pada koleksi , satu untuk administrasi dan satu untuk ditempatkan dalam rak atau lemari penyimpanan . kartu simpan berfungsi untuk mempermudah pencarian koleksi yang ditempatkan di dalam ruang pamer maupun ruang penyimpanan. b. Membuat berita acara pemindahan yang dicantumin dalam kartu simpan bagi koleksi yang akan dikeluarkan dari ruang penyimpanan 2.1.8. Peminjaman Koleksi Prinsip peminjaman koleksi 1. Peminjaman hanya dilakukan untuk tujuan : a. Peningkatan kerjasama antar lembaga baik dalam maupun luar negri melalui pameran dan penelitian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Peningkatan pemahaman mengenai pelestarian warisan budaya. c. Peningkatan aksesibilitas koleksi secara fisik maupun nilai. 2. Peminjama harus dilakukan secara profesional dan penuh tangung jawab serta sesuai standar nasional dan internasional 3. Peminjaman tidak boleh dilakukan secara permanen (lebih dari dua tahun). 4. Peminjaman koleksi hanya dilakuakn dengan perjanjian kontrak tertulis (loan agreement). Secara umum peminjaman koleksi terdiri dari beberapa tahapan : 1. Pengkajian terhadap permohonan peminjaman , baik secara teknis maupun administrasi 2. Pengkajian kondisi koleksi yang akan dipinjam 3. Pengepakan dan pengiriman sesui standar 4. Pengawasan koleksi selama peminjaman 5. Pengkajian kondisi koleksi setelah dikembalikan. 2.1.9. Pemanfaatan Koleksi Pameran merupakan cara efektif bagi museum untuk berkomunikasi dengan pengunjung. Setiap penyelenggaraan pameran , selalu diawali dengan sebuah gagasan besar tentang apa yang disampaikan kepada masyarakat luas. Gagasan kemudian diwujudkan dengan menyajikan berbagai koleksi yang dilengkapi dengan teks , gambar , foto, ilustrasi dan pendukung lainnya . perencanaan pameran merupakan faktor penting untuk menentukan strategi kerja dan tahapan pelaksanaan hingga evaluasi , serta dibutuhkan keterlibatan banyak pihak dan keahlian dan keterampilan khusus bagi yang terlibat di dalamnya. Jenis pameran di museum dapat dibedakan menjadi tiga macam , yaitu pameran tetap , pameran khusus / temporer , dan pameran keliling. 1.
Pameran Tetap Pameran tetap adalah pameran yang diselenggarakan dalam jangka waktu 2 sampai dengan 4 tahun. Tema pameran sesuai dengan jenis , visi, dan misi museum.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Pameran Khusus atau pameran Temporer Pameran Temporer adalah pameran koleksi museum yang diselenggarakan dalam waktu relatif singkat (satu minggu sampai tiga bulan). Fungsi utama pameran khusus adalah untuk menunjang pameran tetap, agar dapat lebih banyak mengundang pengunjung datang ke museum misalnya 17 agustus, 10 november dan lain sebagainya 3. Pameran Keliling Pameran keliling adalah pameran koleksi museum yang diselenggarakan di luar lingkungan museum dalam jangka waktu tertentu , dengan tema berskala luas (untuk persatuan dan kesatuan bangsa). Penyelenggaraan pameran keliling dimaksudkan untuk menampilkan koleksi museum di tempat – tempat yang masyarakatnya jarang berkunjung ke museum.
Metode dan teknik penyajian koleksi di museum terdiri dari 1. Metode pendekatan intelektual , adalah cerita penyajian benda – benda koleksi museum yang mengungkapkan informasi tentang guna , arti , dan fungsi benda koleksi museum 2. Metode pendekatan Romantik (evokatif), adalah cara penyajian benda – benda koleksi museum yang mengungkapkan suasana tertentu yang berhubunagn dengan benda- benda yang dipamerkan. 3. Metode pendekatan Estetik , adalah cara penyajian Benda koleksi museum yang mengungkapkan nilai artistik yang ada pada benda koleksi museum. 4. Metode pendekatan Simbolik , adalah cara penyajian benda – benda koleksi museum dengan menggunakan simbol – simbol tertentu sebagai media inteprestasi pengunjung. 5. Metode pendekatan Kontemplatif adalah cara penyajian koleksi museum untuk membangun imajinasi pengunjung terhadap koleksi yang dipamerkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6. Metode pendekatan Interaktif adalah cara penyajian koleksi di museum dimana pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan koleksi yang dipamerkan. Penyajian interaktif dapat menggunakan teknologi informasi. Metode pameran dengan menggunakan pendekatan teknologi pendidikan dapat dibagi dalam dua katagori 1. Metode pameran diartikan sebagai komunikasi. Pada katagori ini , terdapat empat macam metode pameran a.
Penyajian objek
a.
Diorama
b.
Planetarium
c.
Eksplanasi
2. Metode pameran diartikan sebagai sebuah pengalaman. Pada katagori ini , terdapat enam metode pameran yang digunakan , yaitu :
1.2
a.
Pengalaman Melalui sentuhan (touch)
b.
Pengalaman melalui memperlihatkan (showing)
c.
Pengalaman melalui model – bergerak (moving models)
d.
Pengalaman melalui eksperimen yang saintifik (scientific experiment)
e.
Pengalaman melalui gambar
Konservasi Koleksi Museum Konservasi atau perawatan koleksi adalah suatu tindakan untuk mencegah , menghabat proses kerusakan atau pelapukan koleksi, serta tindakan menangani koleksi yang sudah mengalami kerusakan dan menjaga agar tetap berada pada kondisi yang baik sesuai dengan aslinya
(Pedoman Museum Indonesia, Kementrian Kebudayaan Dan
Pariwisata Direktorat Jendral Sejarah Dan Purbakala dan Direktorat Museum 2010 :39).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2.1. Perencanaan Administrasi Konservasi Museum Administrasi konservasi koleksi museum merupakan salah satu bagian penting dalam tindakan konservasi koleksi, terutama dalam konteks dokumentasi seluruh rangkaian kegiatan , baik sebelum , selama , maupun pada kondisi pasca konservasi (Pedoman Konservasi koleksimuseum, Kementrian Kebudayaan Dan Pariwisata Direktorat Jendral Sejarah Dan Purbakala dan Direktorat Museum 2009 :46) Secara garis besar kegiatan Administrasi Konservasi Museum merupakan urusan ketatausahaan dalam kegiatan konservasi koleksi antara lain pembuatan rencana kerja , pengusulan pengadaan bahan dan penyerahan koleksi , pencatatan koleksi , proses teknis konservasi yang dilakukan , pembuatan laporan kegiatan , pendokumentasian dan pengarsipan. 2.2.2. Perencanaan Aspek perencanaan memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan kegiatan konservasi , oleh karena itu perlu mendapatkan perhatian sebagaimana mestinya , agar permasalahan – permasalahan yang mungkin timbul dapat diatasi sedini mungkin . Aspek – aspek perencanaan konservasi koleksi meliputi : 1. Jumlah dan jenis koleksi 2. Jenis dan jumlah bahan 3. Jenis dan jumlah peralatan 4. Waktu pelaksanaan 5. Jumlah petugas serta spesifikasi keahlian 6. Biaya yang dibutuhkan 2.2.3. Penanganan Penanganan konservasi koleksi dilakukan dengan beberapa tahapan yakni : 1. Perekaman data identifikasi koleksi 2. Observasi kondisi keterawatan dilakukan perekaman data baik tekstual maupun piktorial (gambar) terhadap koleksi yang akan ditangani , apakah mengalami kerusakan atau gejala pelapukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Pencatatan data kondisi keterawatan dilakukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif sesuai dengan prosedur standar oprasional. 4. Melakukan tindakan konservasi sesuai dengan permasalahan teknis yang dihadapi antaralain meliputi pembersihan , perbaikan / restorasi , konsolidasi, pengawetan , atau mungkin perlindungan. Pendokumentasian selama kegiatan konservasi juga perlu dilakukan ; 5. Pencatatan pelaksanaan konservasi ke dalam kartu penanganan koleksi (treatment card) terkait dengan metode dan jenis serta kadar / dosisi bahan konservasi yang dipergunakan; 6. Pengiriman kembali semua koleksi yang telah dikonservasi kepada Pokja koleksi beserta kartu penanganan koleksi (treatment card). 2.2.4. Pengawasan Pengawasan (monitoring) merupakan salah satu aspek dalam penanganan konservasi koleksi yang bertujuan untuk mengetahui hambatan , penyimpangan, dan kesalahan yang dihadapi. Kegiatan pengawasan hendaknya dilakukan selama persiapan , pelaksanaan , dan pascakonservasi , sehingga apabila terjadi penyimpangan dapat segera diatasi dan tidak menimbulkan permasalahan baru. Pengawasan tidak hanya dilakukan terhadap pekerjaan administrasi dan fisik saja, tetapi juga terhadap metode dan mekanisme kerja lingkungan unit kerja museum.Pengawasan harus dilakukan secara berkala oleh atasan atau kepala museum. 2.2.5. Laporan Laporan merupakan salah satu keluaran (output) penting dar dokumentasi kegiatan konservasi sesuai dengan prosedur oprasional standar sebagaimana di syaratkan dalam prinsip – prinsip teknis. Laporan tersebut bersifat ilmiah (science report), sehingga perlu di sajikan sesaui dengan kaidah – kaidah penulisnya maupun metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan laporan dimaksud. Laporan disajikan secara terperinci (Descriptive Analitic) termasuk dalam hal ini latar belakang permasalahan (problem to be addressed) yang menjadi justifikasi perlunya tindakan konservasi tersebut dilakukan terhadap koleksi, landasan kebijakan yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dipergunakan sebagai dasar pijak , lingkup kegiatan konservasi yang telah dilakukan , dan metode yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi , serta hasil yang diharapkan dari tindakan konservasi yang telah dilakukan. Selanjutnya , disajikan ulasan atau analisis tentang permasaahan teknis berdasakan atas data yang sahih (valid), sesaui dengan kenyataan (reliable) , serta diperoleh secara obyektif (objective) dari hasil survei yang diperoleh di lapangan dan penelitian terkait yang telah dilakukan yang mungkin melibatkan berbagai cabang disiplin ilmu (multi discipline approaches) dalam rangka diagnosis akar permasalahan yang dihadapi. Bagian yang tidak kalah penting adalah metode dan teknik penanganan konservasi , termasuk dalam hal ini adalah bahan dan peralatan yang digunakan , serta kendala – kendala yang menjadi hambatan dalam tindakan konservasi , data bahan dan peralatan ini menjadi penting artinya dalam rangka rangka perawatan jangka panjang (longterm maintenance), terutama apabila dimasa mendatang terjadi hal – hal yang di luar dugaan . oleh karena itu , data data dimaksud juga perlu di tuliskan di dalam kartu penanganan konservasi (treatment card) koleksi atau formulir kondisi koleksi. Laporan juga memuat evaluasi secara komperhensif terhadap seluruh rangkaian kegiatan konservasi yang telah diterapkan dalam konservasi koleksi , baik dari sisi hasil akar permasalahan yang dihadapi , metode pendekatan yang dilakukan dalam memecahkan masalah , metode dan teknik penanganan , kondisi koleksi setelah dikonservasi , dan kendala – kendala yang dihadapi . Pada bagian terakhir dari laporan berisi tentang kesimpulan hasil evaluasi dan rekomondasi perawatan jangka panjang.Laporan teknis ditanda tangani oleh penanggung jawab penanganan konservasi dan diketahui oleh ketua Pokja yang telah di tunjuk. 2.3.
Konsep Dasar Sistem Secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian atau komponen yang terpadu untuk suatu tujuan.Modal dasar dari bentuk sistem ini adalah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
adanya masukan, pengolahan, dan keluaran.Meskipun demikian, sistem ini dapat dikembangkan hingga menyertakan media penyimpanan. (Sutabri, 2012 : 4) 2.3.1 Pengertian Sistem Menurut Tata Sutabri (2012 : 6) suatu sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umum, yaitu sebagai berikut: 1. Setiap sistem terdiri dari berbagai unsur. Sistem pernapasan kita terdiri dari suatu kelompok unsur, yaitu hidung, saluran pernapasan, paru-paru, dan darah. Unsurunsur suatu sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil, yang terdiri pula dari kelompok-kelompok unsur yang membentuk subsistem tersebut. 2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem yang bersangkutan. Unsur-unsur sistem berhubungan erat satu sama lain dimana sifat serta kerja sama antarunsur dalam sistem tersebut mempunyai bentuk tertentu. 3. Unsur-unsur di dalam sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem. Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu. Sistem pernapasan kita bertujuan menyediakan oksigen dan membuang karbon dioksida dari tubuh kita bagi kepentingan kelangsungan hidup kita. 4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar. Sistem pernapasan kita merupakan bagian dari sistem metabolisme tubuh. 2.3.2 Pengertian Subsistem Dari pengertian sistem di atas, subsistem merupakan unsur-unsur yang lebih kecil di dalam sistem.Contohnya, sistem komputer dapat terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) sebagai subsistemnya. Menurut Tata Sutabri (2012 : 9), konsep sebuah sistem menuntut perancangnya untuk mempertimbangkan sistem sebagai suatu keseluruhan. Akan tetapi keseluruhan sistem mungkin terlalu besar untuk dianalisis secara terperinci.Oleh karena itu sistem dibagi atau diuraikan atas beberapa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
subsistem.Pengertian dari sebuah subsistem sebenarnya merupakan bagian dari sistem itu sendiri. Paham sebuah sistem menuntut untuk mempertimbangkan sistem sebagai suatu bentuk yang utuh secara keseluruhan.Sebagai contoh pengunsuran atas suatu bentuk rancangan sistem informasi ke dalam beberapa subsistem seperti subsistem persediaan barang, subsistem penjualan barang, subsistem produksi, subsistem keuangan, subsistem perencanaan, dan lain-lain. 2.4.
Konsep Dasar Informasi Informasi adalah data yang telah diklasifikasi atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem pengolahan informasi mengolah data menjadi informasi atau tepatnya mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna bagi penerimanya. (Sutabri, 2012:29)
2.5.
Definisi Sistem Informasi Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak luar tertentu. (Sutabri, 2012: 38)
2.6.
Perancangan Sistem Informasi SDLC atau System Development Life Cycle dimulai dari tahun 1960-an, untuk mengembangkan sistem skala usaha besar secara fungsional untuk para kongromerat pada jaman itu.Sistem-sistem yang dibangun mengelola informasi kegiatan dan rutinitas dari perusahaan-perusahaan
yang
berpotensi
memiliki
data
yang
besar
dalam
perkembangannya. (Rosa & Shalahuddin, 2013: 26) Siklus Hidup Pengembangan Sistem adalah pendekatan klasik yang digunakan untuk mengembangkan sistem informasi.Pendekatan SDLC dikembangkan dalam serangkaian langkah-langkah atau tahap dan setiap tahap harus diselesaikan sebelum tahap berikutnya dimulai. (Hardcastle, 2011:24)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.6.1. Metode Waterfall SDLC memiliki beberapa model dalam penerapan tahapan prosesnya.Model SDLC air terjun (waterfall) sering juga disebut model sekuensial linier atau alur hidup klasik. Sedangkan menurut Dennis, Wixom, & Roth (2012 : 11), sistem informasi menggunakan SDLC mengikuti empat tahapan fundamental, yaitu: perencanaan, analisis, desain, dan tahap implementasi. Proyek berlangsung dari tahap ke tahap, setelah satu tahap disetujui, tahapan berakhir dan tahap berikutnya dimulai. Tiap tahap bergerak maju dalam cara yang sama seperti air terjun. Meskipun dimungkinkan untuk pergi mundur melalui tiap tahap (misalnya, dari desain kembali ke analisis). Berikut adalah ilustrasi model Waterfall:
Gambar 2.0 Metode Waterfall (Dennis, Wixom, & Roth, 2012 : 51) 1. Perencanaan Tahap perencanaan adalah proses dasar memahami mengapa informasi sistem harus dibangun dan menentukan bagaimana tim proyek akan membangunnya. Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk mespesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh user.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Analisis Tahap analisis menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang siapa yang akan menggunakan sistem, apa yang sistem lakukan, dimana dan kapan akan digunakan.
3. Desain Tahap desain memutuskan bagaimana sistem akan beroperasi dalam hal perangkat keras, perangkat lunak, dan infrastruktur jaringan yang akan ditempatkan pada user interface, bentuk, dan laporan yang akan digunakan, spesifikasi program, database, dan file yangakan dibutuhkan. Meskipun sebagian besar keputusan strategis tentang sistem yang dibuat dalam pengembangan konsep sistem selama tahap analisis, langkah-langkah dalamtahap desain menentukan dengan tepat bagaimana sistem akan beroperasi. 2.7.
Pemodelan Sistem Sepanjang sejarah, manusia telah menciptakan model untuk merepresentasikan kompleksitas sistem.Model ini membantu untuk mengurangi risiko, untuk lebih memahami masalah, untuk mengendalikan kompleksitas, dan mengkomunikasikan ide-ide. Motivasi untuk menciptakan model dari suatu sistem yang diteliti juga untuk mengelola keragaman para ahli yang yang terlibat pada sistem perangkat lunak seperti pengguna, analis, desainer, pengembang, vendor, teknisi dan lain-lain yang memiliki pandangan dan pengetahuan yang berbeda serta menggunakan bahasa yang berbeda untuk menggambarkan sistem. Dengan kondisi tersebut, diperlukan bahasa pemodelan perangkat lunak yang dapat dimengerti oleh banyak orang.(David Garduno Barrera, 2011)
2.7.1. Pengertian UML The field of systems analysis and design now incorporates object-oriented conceptsand techniques, by which a system is viewed as a collection of self-contained objects that include both data and processes. Objects can be built as individual pieces and then put together to form a system, leading to modular, reusable project components. (Dennis, Wixom, & Roth, 2012 : 503)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tujuan UML untuk menyediakan kosakata yang umum dalam istilah berbasis objek dan teknik diagram yang cukup banyak untuk memodelkan setiap proyek pengembangan sistem dari analisis ke perancangan. (Dennis, Wixom, & Roth, 2012 : 513) 2.7.2. Diagram UML Pada UML 2.3 terdiri dari 13 macam diagram yang dikelompokkan dalam 3 kategori. Berikut ini penjelasan singkat dari pembagian kategori tersebut. 1. Structure diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan suatu struktur statis dari sistem yang dimodelkan. Macam-macam diagram di dalamnya termasuk Class Diagram, Object Diagram, Component Diagram, Composite Diagram, Package Diagram, Deployment Diagram. 2. Behaviour diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan kelakuan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi pada sebuah sistem. Macammacam diagram di dalamnya termasuk Use Case Diagram, Activity Diagram, State Machine Diagram. 3. Interaction diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan interaksi sistem dengan sistem lain maupun interaksi antar subsistem pada suatu sistem. Macam-macam diagram di dalamnya termasuk Sequence Diagram, Communication Diagram, Timing Diagram, Interaction Overview Diagram. (Rosa & Shalahuddin, 2013: 140-141) 2.7.3. Class UML Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Diagram kelas dibuat agar pembuat program membuat kelas-kelas sesuai rancangan di dalam diagram kelas agar antara dokumentasi perancangan dan perangkat lunak sinkron. Berikut simbol-simbol yang ada pada diagram kelas:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 2.1Simbol-simbol Diagram Kelas (Dennis, Wixom, & Roth, 2012 : 524) Simbol
Nama Simbol
Class
attribute name /derived attribute name
operation name ()
Keterangan
Kelas pada struktur sistem.
Memiliki daftar atribut dalam kompartemen
Attribute
tengahnya .
Menunjukkan operasi yang tersedia untuk sebuah
Operation
kelas
Aggregation
Menggambarkan suatu class terdiri dari class lain atau suatu class adalah bagian dari classlain.
Generalization merupakan sebuah relationship Generalization
antara class yang lebih umum dengan class yang lebih khusus.
1…*, 0…1
Association
Asosiasi yang menghubungkan class dengan class Multiplycity.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Berikut adalah contoh class diagram:
Gambar 2.1Contoh Class Diagram (Dennis, Wixom, & Roth, 2012 : 523) 2.7.4. Use Case UML Diagram use case menggambarkan fungsi utama dari sistem dan berbagai jenis pengguna yang berinteraksi dengan sistem tersebut. Diagram diataranya aktor, yang adalah orang-orang atau hal-hal yang berasal nilai dari sistem, dan menggunakan kasus yang mewakili fungsionalitas dari sistem. Para aktor dan kasus penggunaan dipisahkan oleh batas sistem dan terhubung dengan garis yang mewakili asosiasi. (Dennis, Wixom, & Roth, 2012 : 539)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 2.2 Simbol-simbol Diagram Use Case (Dennis, Wixom, & Roth, 2012 : 518) Simbol
Nama Simbol Actor/Role
Keterangan Seseorang atau sistem yang berinteraksi dan ditempatkan diluar boundary sistem.
Use Case
Menggambarkan bagaimana seseorang akan menggunakan sistem.
Subject
Merupakan lingkup subjek, misalnya sistem atau individu proses bisnis
Association
Untuk
mendokumentasikan
Relationship
logika dalam setiap Use Case.
Extends
Memungkinkan suatu Use Case memiliki kemungkinan
memperluas
aliran-aliran
fungsionalitas
yang disediakan oleh use case lainnya Include
Include memungkinkan Use Case untuk menggunakan fungsional yang di sediakan oleh Use Case lainnya
Generalisasi
Digunakan untuk memperlihatkan bahwa beberapa aktor atau usecase memiliki sesuatu yang bersifat umum.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Berikut contoh use case diagram
Gambar 2.2Contoh Use Case Diagram (Dennis, Wixom, & Roth, 2012 : 517)
2.7.5. Activity Diagram Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Berikut adalah simbol-sombol yang ada pada diagram aktivitas:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 2.3Simbol-simbol Diagram Activity (Dennis, Wixom, & Roth, 2012) Simbol
Nama Simbol
Keterangan
Initial Node
Merupakan status awal dari sebuah aktivitas.
Final-Activity
Merupakan tanda berakhirnya sebuah aktivitas.
Node Activity
Merupakan sebuah gambaran aktivitas yang terjadi di sistem, aktivitas biasanya diawali dengan kata kerja
Decision Node
Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktivitas lebih dari satu
(Decission Criteria)
(Decission Criteria)
Merge Node Membawa kembali jalur percabangan yang dibuat
dengan
menggunakan
keputusan
simpul.
Swimlane S
Memisahkan
organisasi
bisnis
yang
bertanggung jawab terhadap aktifitas yang
wimlane
terjadi.
Name
Control Flow
Menunjukkan urutan eksekusi
Object Flow
Menunjukkan aliran objek dari satu kegiatan (atau tindakan) untuk kegiatan lain (atau tindakan).
Berikut contoh activity diagram
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.3Contoh Activity Diagram (Dennis, Wixom, & Roth, 2012 : 538)
2.7.6. Sequence Diagram Sequence Diagram adalah model dinamis yang menggambarkan instance dari kelas – kelas yang ada dalam sebuah use casedan pesan-pesan yang melewati sequence diagram. Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram sekuen. (Dennis, Wixom, & Roth, 2012 : 540)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 2.4 Simbol-simbol Diagram Sequence (Dennis, Wixom, & Roth, 2012 : 532) Simbol
Nama Simbol
Keterangan Orang atau sistem yang berasal dari luar sistem
Actor
yang berpartisipasi secara berurutan dengan mengirim dan / atau menerima pesan
Berpartisipasi Object
secara
berurutan
dengan
mengirim dan / atau menerima pesan yang ditempatkan diatas diagram
lifeline
alur objek selama sebuah sequence X jika titik dimana sudah tidak ada lagi interaksi
Execcution
Menyatakan objek dalam keadaan aktif dan
Occurrence
berinteraksi pesan.
Message
Pesan yang mengambarkan komunikasi yang terjadi antar objek.
Message
Pesan yang dikirim untuk diri sendiri secara
(return)
langsung.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Berikut contoh sequence diagram
Gambar 2.4Contoh Sequence Diagram (Dennis, Wixom, & Roth, 2012 : 534)
2.8.
Perancangan Sistem Informasi Menurut Rosa& Shalahuddin (2013: 43-44)perancangan basis data merupakan salah satu bagian dalam rekayasa perangkat lunak.Sistem basis data adalah sistem terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara data yang sudah diolah atau informasi dan membuat informasi tersedia saat dibutuhkan.Pada intinya basis data adalah media untuk menyimpan data agar dapat diakses dengan mudah dan cepat. Kebutuhan basis data dalam sistem informasi meliputi memasukkan, menyimpan, dan mengambil data dan membuat laporan berdasarkan data yang telah disimpan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.9. 2.9.1.
Konsep Basis Data Database Database atau sering juga disebut basis data adalah sekumpulan informasi yang disimpan dalam komputer secara sistematik dan merupakan sumber informasi yang dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer.Database berfungsi untuk menyimpan informasi atau data.Untuk mengelola database, diperlukan software yang sering disebut dengan DBMS (Database Management System).Dengan DBMS pengguna atau user dapat membuat, mengelola, mengontrol dan mengakses database dengan mudah, praktis dan efisien.(Puspitosari, 2010 : 25). Menurut Puspitosari (2010 : 25), Database terdiri dari tabel yang didalamnya terdapat field-field.Sebuah database bisa terdiri dari beberapa tabel. Dalam pembuatan database, perhatikan hal-hal berikut : 1. Setiap tabel dalam database, harus memiliki field(kolom) yang unik. Field ini disebut sebagai Primary Key. 2. Tabel dalam database tidak boleh ada redundancy data yaitu mengandung record (data) ganda. Jika terdapat data yang sama, maka perlu dilihat kembali rancangan tabelnya. 3. Pilih tipe data yang tepat, sehingga ukuran database seminimal mungkin. Ada banyak software database yang dapat Anda gunakan, yaitu : 1. Oracle 2. Microsoft SQL Server 3. MySQL 4. Sybase dan masih banyak lagi
2.9.2.
SQL SERVER SQL Server adalah bahasa Software RDBMS kelas enterprise yang cukup banyak digunakan oleh dunia korporat.dengan menggunakan SQL Server , User dapat menyimpan banyak data dan mengimplimentasikannya untuk kepentingan bisnis dan perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sebagai database server , microsoft SQL Server harus di instal pada komputer server , dalam hal ini komputer server tersebut menggunakan sistem oprasi Windows Server , namun untuk keperluan development (pengembangan sistem aplikasi), kita juga menginstal SQL Server edisi tertentu pada komputer dekstop atau laptop yang kita gunakan. (Shortcouse, 2013 : 2)
http://digilib.mercubuana.ac.id/