BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Tingkat Suku Bunga 2.1.1.Pengertian Suku Bunga Suku bunga adalahpembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman (Karl dan Fair ,2001:635). Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman.Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu.Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur. Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 471) suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk satuan mata uang yang dipinjam pada periode waktu tertentu.Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 99-100) suku bunga dapat dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan suku bunga riil. Dimana suku bunga nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan kembali dengan jumlah uang yang dipinjam. Sedang suku bunga riil lebih menekankan pada rasio daya beli uang yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang dipinjam. Suku bunga riil adalah selisih antara suku bunga nominal dengan laju inflasi. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998) suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Prasetiantono (2000)apabila suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya di bank karena ia dapat mengharapkan pengembalian yang menguntungkan.
Pada posisi ini, permintaan masyarakat
untuk memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam bentuk portofolio perbankan (deposito dan tabungan). Seiring dengan berkurangnya jumlah uang beredar, gairah belanja pun menurun. Selanjutnya harga barang dan jasa umum akan cenderung stagnan atau tidak terjadi dorongan inflasi. Sebaliknya jika suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpan uangnya di bank. Perubahan tingkat suku bunga akan berdampak pada perubahan jumlahinvestasi disuatu negara, baik yang berasal dari investor domestik maupun dari investor asing, khususnya pada jenis invesatsi portfolio yang umunya berjangka pendek.Perubahan tingkat suku bunga ini akan berpengaruh pada perubahan jumlah permintaan dan penawaran dipasar uang domestik.Apabila dalam suatu negara terjadi peningkatan aliran modal masuk (capital inflows) diluar negeri, hal ini menyebabkan terjadinya perubahan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap mata uang asing di pasar valuta asing (Madura,2000:01). a. Interest adalah pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang. b. Interest rate adalah jumlah interest yang dibayarkan per unit waktu atau orang harus membayar. c. Karakteristik pinjaman dari tingkat suku bunga yang berbeda dapat dilihat dari :
Universitas Sumatera Utara
1. Term or matulity Merupakan jangka waktu atau jatuh tempo, dimana mereka harus membayarnya. 2. Risk Beberapa pinjaman pada umumnya tidak beresiko, sementara yang lain mengandung tingkatInflasi spekuasi yang tinggi. 3. Liquidity Aktiva dikatakan likuid apabila dapat diubah dalam bentuk tunai (cash) secara cepat dan dengan kerugian nilai yang sedikit pula. 4. Adminitratrative costs Biaya administrasi yang dibebankan pada para peminjam atas kelalaian dan urusan administrasi. d. Suku bunga diskonto adalah tingkat suku bunga yang dibayar oleh Bank-bank umumapabila meminjam uang dari Bank Sentral. Menurut Weston dan Copeland (1998:184), suku bunga dalam keseimbangan suatu pasar merupakan harga suatu waktu, dimana harga tersebut adalah hasil pengembalian yang menyamakan pinjaman dan pemberian pinjaman dalam kegiatan ekonomi. Suatu tingkat suku bunga akan cenderung naik apabila jumlah uang lebih sedikit dan permintaan terhadap uang lebih banyak. Begitu pula sebaliknya, tingkat suku akan cenderung turun apabila jumlah uang lebih banyak/besar dan permintaan terhadap terhadap uang yang lebih sedikit.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan teori paritas suku bunga merupakan salah satu teori yang penting mengenai penentuan tingkat bunga dalam sistem devisa bebas.Teori ini pada dasarnya bahwa tingkat bunga di suatu negara akan cenderung sama dengan tingkat bunga di negara lain, setelah diperhitungkan perkiraan laju depresiasi mata uang suatu negara dengan negara lain.Berdasarkan Shapiro (1994:164) bahwa yang dimaksud dengan Interest Parity adalah suatu kondisi di mana perbedaan tingkat suku bunga sama dengan perbedaan forward dipasar yang efisien dengan asumsi tidak ada biaya transaksi (no transaction cost). Pendapat klasik tentang suku bunga ini didasarkan pada Hukum Say (pendapat Baptis Say) bahwa penawaran akan menciptakan permintaanya sendiri. Dengan bertitik tolak dari Hukum Say ini maka setiap tabungan sama dengan investasi. 2.1.2.Teori tingkat suku bunga A.Teori Klasik Teori bunga aliran klasik dinamakan “The Pure Theory of Interest”. Menurut teori initinggi rendahnya tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan modal. Jadi modal ini telah dianggap sebagai harga dari kesempatan penggunaan modal. Sama seperti harga barang-barang dan jasa, tinggi rendahnya ditentukan oleh permintaan dan penawaran, demikian pula tinggi rendahnya bunga modal ditentukan oleh permintaan dan penawaran modal. Investasi merupakan tingkat suku bunga. Semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin kecil keinginan masyarakat untuk mengadakan investasi.Karena keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut akan lebih dari tingkat bunga
Universitas Sumatera Utara
(biaya penggunaan pinjaman tersebut). Bilamana terjadi tingkat suku bunga dalam keseimbangan, artinya tidak ada dorongan untuk menabung akan sama dengan dorongan pengusaha untuk melakukan investasi
Interest Saving
I1
I0 I2
I2 0
S2 S0
I2
I2
S1
Sumber : Mulia Nasution, 1998:89
Gambar 2.1 Tingkat Suku Bunga menurut Klasik Tingkat keseimbangan bunga berada pada Io dimana pada tingkat bunga ini tingkat tabungan yang terjadi sama dengan tingkat investasi. Bilamana tingkat bunga bergerak naik (berpindah dari io ke I1), maka jumlah investasi (keinginan investor untuk melakukan peminjaman) akan berkurang. Kondisi yang terjadi pada tingkat bunga I1dananya (mereka akan bersaing menawarkan sehingga tingkat bunga pada I1) akan bergerak turun atau kembali ke Io.
Universitas Sumatera Utara
Apabila tingkat bunga Iobergerak turun pada I2, para investor (pengusaha) akan bersaing guna memperoleh dana (tabungan) yang jumlahnya kecil dibandingkan keinginan untuk investasi. Tingkat bunga keseimbangan terjadi di pasar sama dengan interaksi antara penawaran dengan permintaan suatu barang. Jadi tingkat bungalah sebagai penggerak antara kaseimbangan tabungan dan investasi. B.Teori Keynes (Modern) Keynes tetap menerima pendapat golongan Cambridge, bahwa orang memegang uang guna memenuhi dan melancarkan transaksi-transaksi yang dilakukan dan permintaan masyarakat untuk tujuan ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan tingkat bunga. Semakin tinggi pendapatan nasional semakin besar volume transaksi dan semakin besar pula kebutuhan uang untuk memenuhi transaksi. Dalam
teori
Keynes
Bunga
adalah
sebuah
pembayaran
untuk
menggunakan uang. Dalamteori preferensi likuiditas, Keynes menjelaskan pandangannya mengenaibagaimana tingkat bunga ditentukan dalam jangka pendek.Teori preferensi likuiditas adalah kerangka kurva LM. Teori inimemiliki asumsi adanya penawaran uang riil tetap dan biasanya tidaktergantung oleh tingkat bunga, yaitu: (M/P)s = M/P
Universitas Sumatera Utara
Bunga adalah salah satu determinan dalam memutuskan berapabanyak uang yang ingin dipegang oleh seseorang.
Ketika tingkat bunga naik,maka
masyarakat cenderung memilih sedikit memegang uang, sehingga: (M/P)d = L(r)
Sumber: Mankiw, 2000.
Gambar 2.2 Keseimbangan Uang Riil Keynes Teori
preferensi
likuiditas
menyebutkan
bahwa
bungamenyesuaikan untuk menyeimbangkan pasar uang.
tingkat
Dalam teori
ini,penurunan dan peningkatan penawaran uang akan berpengaruh terhadapjumlah penawaran uang riil dan tingkat bunga keseimbangan. Jika tingkat harga tetap, penurunan dalam penawaran uang dari M1 keM2 akan mengurangi penawaran uang riil. Karena itu, tingkat bungakeseimbangan akan naik dari r1 ke r2. Sebaliknya, peningkatan dalampenawaran uang yang dilakukan oleh bank sentral akan meningkatkanpenawaran uang riil, sehingga tingkat bunga keseimbangan akan turun dari r2ke r1 (Gambar 2.2).
Universitas Sumatera Utara
Jadi, menurut teori preferensi likuiditas, penurunandalam penawaran uang akan menaikkan tingkat bunga, dan peningkatandalam penawaran uang akan menurunkan tingkat bunga. 1. Motif berjaga-jaga Keynes membedakan permintaan akan uang untuk tujuan pembayaranpembayaran tidak regular, atau yang diluar rencana transaksi normal, misalnya untuk pembayaran keadaan-keadaan darurat seperti kecelakaan, sakit serta pembayaran tidak terduga lainnya. Orang memanfaatkan uang untuk keadaan yang tidak terduga tersebut, karena sifat uang yang liquid, atau mudah ditukarkan dengan barang. 2.
Motif Transaksi Keynes membedakan kegunaan uang adalan sebagai alat transaksi, bahwa
orang memegang uang guna memenuhi dan melancarkan transaksi-transaksi yang dilakukan. Semakin tinggi pendapatan nasional semakin besar volume transaksi dan semakin besar pula kebutuhan uang untuk memenuhi transaksi tersebut.Dan dimana orang membutukan uang untuk melakukan transaksi pembayaran sehari-hari. 3.
Motif Spekulasi Sesuai dengan namanya motif dari memegang uang adalah untuk tujuan
memperoleh keuntungan yang dapat diperoleh jika pemegang uang dapat memprediksikan keadaan yang akan terjadi dengan benar. Teori Keynes khususnya menekankan adanya hubungan langsung antara kesediaan orang membayar harga uang tersebut (tingkat bunga) dengan unsur permintaan uang
Universitas Sumatera Utara
untuk tujuan spekulasi. Permintaan akan uang yang menurut Keynesdisebut dengan “liquidity freference” (preferensi likuiditas) tergantung dari tingkat bunga. Preferensi likuiditas berdasarkan motif ini sangat peka terhadap perubahan tingkat bunga. Semakin rendah tingkat bunga (i) maka preferensi likuiditas akan semakin besar. Permintaan
uang
dengan
motif
spekulasi
adalah
disebabkan
ketidakpastian. Motif spekulasi ini dikaitkan dengan jual beli obligasi dimana perubahan harganya ditentukan oleh perubahan tingkat bunga yang akan terjadi di masa yang akan datang.Bila masyarakat menganggap tingkat bunga saat ini lebih tinggi dari tingkat bunga normal, maka dalam masyarakat akan timbul ekspektasi tingkat bunga cenderung turun dimasa yang akan datang.Turunnya tingkat bunga mengakibatkan harga obligasi naik dan pemegang obligasi memperoleh keuntungan. Dalam permintaan uang untuk tujuan spekulasi, kita memgang uang untukberjaga-jaga dan mengantisipasi jikalau nantinya ada surat berharga yangkita
rasakan
sesuai
dengan
yang
diharapkan,
sehingga
dapat
memperolehkeuntungan ataupun pendapatan dari kepemilikan surat berharga tersebut.Fungsi permintaan uang untuk tujuan spekulasi adalah: m2 = g(i) Dimana: m2 i
= permintaan uang untuk spekulasi = suku bunga
Universitas Sumatera Utara
Adanya hubungan yang terbalik antara suku bunga dengan permintaan uanguntuk spekulasi adalah karena adanya hubungan yang terbalik antara nilaisurat berharga dengan suku bunga. N = R/I
Dimana: N = harga/nilai surat berharga R = pendapatan dari surat berharga i = suku bunga dari surat berharga Apabila suku bunga (i ) naik maka harga surat berharga (N) akan turun. Olehkarenanya, orang-orang akan tertarik untuk membeli surat berharga(obligasi) saat itu disebabkan harganya yang murah. Sedangkan apabilasuku bunga turun, maka harga surat berharga akan mahal sehingga orang-orangtidak berminat untuk membelinya. Jika digambarkan dalam grafik,maka kurva permintaan untuk tujuan spekulasi adalah sebagai berikut:
i
i
Tanpa memegang uang untuk spekulasi ( pegang surat berharga)
Liquidity trap Tanpa surat berharga
M2
M2
Gambar 2.3 Permintaan Uang untuk Spekulasi
Universitas Sumatera Utara
Liquidity trap adalah daerah dimana suku bunga begitu rendahnya sehingga harga surat berharga sangat tinggi.
Pada daerah liquidity trap ini
dipercaya suku bunga tidak akan turun lagi dari keadaan itu. Karenanya harga surat berharga adalah yang tertinggi. Orang-orang tidak ada yang mau membeli surat berharga dan tidak ada bedanya antara memegang unag tunai dengan membeli surat berharga.
Oleh karena itu, orang akan lebih senang untuk
memegang uang tunai. Pada keadaan ini, orang-orang yang memperkirakanakan adanya kenaikkan suku bunga di masa yang akan datang, jadi lebihbaik menunggu untuk membeli surat berharga di masa yang akan datang. Dari
penjelasan
dapatdijelaskan
bahwa
antarapermintaan
uang
tentang
motif
permintaan untuk
transaksi
permintaan
uang
uang
merupakan
dan
berjaga-jaga
di
atas
maka
penjumlahan (m1)
dengan
permintaanuang untuk spekulasi (m2). Md = m1 + m2 Dengan demikian pemegang obligasi lebih suka tetap memegang obligasinya dibanding dengan memegang uang.Jadi bila tingkat bunga naik, permintaan terhadap uang akan rendah dan sebaliknya bila tingkat bunga saat ini lebih rendah dari tingkat bunga normal, maka dalam masyarakat timbul ekspektasi bahwa tingkat bunga akan naik di masa yang akan datang. Jadi menurut Keynes kenaikan permintaan uang baik untuk transaksi, berjaga-jaga maupun spekulasi akan menyebabkan naiknya tingkat bunga dan sebaliknya bila permintaan uang.
Universitas Sumatera Utara
Apabila tingkat bunga turun dibawah tingkat normal, maka masyarakat yakin bahwa tingkat bunga akan kembali ketingkat normal (yakin bunga akan naik diwaktu yang akan datang). Jika mereka memegang surat berharga diwaktu suku bunga naik (harganya turun).Keynes menyatakan bahwa masyarakat mempunyai keyakinan adanya suatu tingkat bunga yang normal. Apabila tingkat bunga turun di bawah tingkat bunga normal, makin banyak orang yakin bahwa tingkat bunga akan kembali ke tingkat yang normal (yakin bahwa bunga akan naik diwaktu yang akan datang). Jika mereka memegang surat berharga diwaktu suku bunga naik (harganya turun). Mereka akan menderita kerugian (capital loss).Mereka akan menghindari kerugian ini dengan mengurangi surat berharga yang dipegangnya, dengan sendirinya akan menambah uang kas yang dipegang.Hubungan permintaan negatif dengan tingkat bunga juga berkaitan dengan ongkos memegang uang kas (opportunity cost of holding money). Makin tinggi tingkat bunga, makin tinggi pula ongkos memegang uang kas (dalam bentuk tingkat bunga yang tidak diperoleh karena kekayaan diwujudkan dalam bentuk uang kas), sehingga keinginan memegang uang kas juga turun. Sebaliknya, jika tingkat bunga turun berarti ongkos memegang uang kas juga makin rendah sehingga permintaan akan uang naik. C. Teori paritas tingkat suku bunga Sampai saat ini tidak ada negara yang benar-benar tertutup, artinya hubungan dengan luar negeri dianggap tidak ada. Selalu ada perbedaan-perbedaan dalam derajat “keterbukaan” suatu negara. Namun kiranya jelas bahwa adanya
Universitas Sumatera Utara
hubungan dengan luar negeri mempunyai pengaruh terhadap perkembangan tingkat bunga didalam negeri. Teori paritas tingkat bunga adalah teori mengenai penentuan tingkat bunga dalam sistem devisa bebas, yaitu apabila penduduk masing-masing negara bebas memperjualbelikan devisa. Teori ini pada pokoknya menyatakan bahwa dalam sistem devisa bebas tingkat bunga di negara satu akan cenderung sama dengan tingkat bunga dinegara lain. Setelah diperhitungkan perkiraan mengenai laju depresiasi mata uang negara yang satu dengan negara yang lain. Secara aljabar Rn = Rf + E* Dimana: Rn Rf E*
: tingkat bunga (nominal) didalam negeri : tingkat bunga (nominal) diluar negeri : laju depresiasi mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing yang diperkirakan akan terjadi.
Karena beberapa alasan tingkat bunga berbeda diseluruh dunia. Ketika diasumsikan tingkat bunga dalam perekonomian terbuka kecil ditentukan oleh tingkat bunga dunia, masyarakat luar negeri akan memberi pinjaman kepada negara itu, yang membuat tingkat bunga domestik turun. Dan jika tingkat bunga domestik berada di bawah tingkat bunga dunia, penduduk domestik akan memberi pinjaman ke luar negeri untuk mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi, yang mendorong tingkat bunga domestik naik.
Universitas Sumatera Utara
Perlu dicatat bahwa dalam praktek ada
biaya transaksi
untuk
memindahkan dana dari dalam negeri.Oleh sebab itu teori paritas bunga ini lebih tepat jika berbunyi bahwa tingkat bunga antara dua negara cenderung sama, setelah dikoreksi dengan laju depresiasi yang diperkirakan dari mata uang yang satu terhadap mata uang negara lain dan biaya transaksi (biaya memindahkan dana). Dalam sistem devisa bebas biaya transaksi tersebut rendah, tetapi dalam sistem devisa yang kurang bebas, biaya tersebut bisa tinggi. Oleh karena itu dalam sistem devisa yang tidak bebas, ada kemungkinan tingkat bunga di dalam negeri sangat berbeda dengn tingkat bunga diluar negeri, meskipun telah dikoreksi dengan laju depresiasi yang diperkirakan. 2.2.Pasar modal. 2.2.1 Pengertian dan manfaat pasar modal Pasar modal (capital market)merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Instrumen-instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi convertible dan berbagai produk turunan (derivatif) sepertiopsi(put atau call). Didalam undang-undang pasar modal No.8 tahun 1995, pengertian pasar modal dijelaskan lebih spesifik sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran Umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan degan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Universitas Sumatera Utara
Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu Negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka perusahaan publik dapat memperoleh dana segar masyarakat melaui penjualan efek saham melaluui prosedur IPO atau efek utang (obligasi). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakeristik investasi yang dipilih. Jadi di harapkan dengan adanya pasar modal aktifitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternative pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas. 2.2.2. Manfaat Pasar Modal 1.
Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal.
2.
Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga memungkinkan
untuk
melakukan
diversifikasi.
Alternatif
investasi
memberikan potensi keuntungan dengan tingkat resiko yang dapat diperhitungkan.
Universitas Sumatera Utara
3.
Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perkonomian bagi suatu Negara.
4.
Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.
5.
Penyebaran kepemilikan keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manejemen professional.
2.2.3 Jenis dan mekanisme transaksi pasar modal Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan pasar sekunder : a. Pasar Perdana (Primary Market) Pasar Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer) sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar sekunder. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga saham di pasar perdana ditetukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang go public berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan.Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang diperlukan. Perusahaan dapat menggunakan dana hasil emisi untuk mengembangkan dan memperluas barang modal untuk memproduksi barang dan jasa. Selain itu dapat juga digunakan untuk melunasi hutang dan memperbaiki struktur pemodalan usaha. Harga saham pasar perdana tetap, pihak yang berwenang adalah penjamin emisi dan pialang, tidak dikenakan komisi dengan pemesanan yang dilakukan melalui agen penjualan.
Universitas Sumatera Utara
b. Pasar Sekunder (Secondary Market) Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual-beli saham diantara investorsetelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa.Dengan adanya pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek setiap saat.Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna
sebagai
tempat
untuk
menghimpun
investor
lembaga
dan
perseorangan.Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi pasar, pihak yang berwenang adalah pialang, adanya beban komisi untuk penjualan dan pembelian, pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa, jangka waktunya tidak terbatas. Tempat terjadinya pasar sekunder di dua tempat, yaitu: 1.
Bursa Reguler Bursa reguler adalah bursa efek resmi seperti Bursa Efek Indonesia.
2.
Bursa Paralel Bursa paralel atau over the counter adalah suatu sistem perdagangan efek
yang terorganisir di luar bursa efek resmi, dengan bentuk pasar sekunder yang diatur dandiselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh BAPEPAM.Over the counter karena pertemuan antara penjual dan pembeli tidak dilakukan di suatu tempat tertentu tetapi tersebar diantara kantor para broker atau dealer.
Universitas Sumatera Utara
2.3.Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2.3.1 Pengertian IHSG Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indeks gabungan dari seluruh jenis saham yang tercatat di bursa efek. IHSG berubah setiap hari karena perubahan harga pasar yang terjadi setiap hari dan adanya saham tambahan. 2.3.2Jenis-jenis Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta 1. Indeks Harga Saham Gabungan Pada tanggal 1 april 1983, IHSG diperkenalkan untuk pertama kalinya sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ.Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEJ.Hari dasar untuk perhitungan IHSG adalah 10 agustus 1982. Pada tanggal tersebut, indeks ditetapkan denga nilai dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham. 2. Indeks Sektoral Indeks sektoral merupakan bagian dari IHSG. Semua perusahaan yang tercatat di BEJ diklasifikasikan ke dalam 9 sektor yang didasarkan pada klasifikasi industri. Kesembilan sektor tersebut adalah: a. Sektor Utama ( industri yang menghasilkan bahan-bahan baku ) Sektor 1, pertanian. Sektor 2, pertambangan b. Sektor Kedua ( industri pengolahan atau manufaktur ). Sektor 3, industri dasar dan kimia. Sektor 4, aneka industri. Sektor 5, industri barang konsumsi. c. Sektor ketiga ( jasa ). Sektor 6, property dan real estat Sektor 7, transportasi dan infrastruktur Sektor 8, keuangan Sektor 9, perdagangan, jasa, dan investasi
Universitas Sumatera Utara
Indeks sektoral diperkenalkan pada tanggal 2 januari 1996 dengan nilai dasar 100 untuk setiap sektor dan menggunakan hari dasar 25 desember 1995. 3. Indeks LQ 45 Indeks ini terdiri dari 45 saham yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria. Indeks ini terdiri dari saham-saham yang mempunyai likuiditas yang tinggi dan juga mempunyai nilai kapitalisasi pasar yang relatif besar. a. Kriteria pemilihan saham indeks LQ 45 Untuk masuk dalam pemilihan tersebut, sebuah saham harus memenuhi kriteria tertentu dan lolos dari seleksi utama sebagai berikut: 1. Masuk dalam top 60 dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir) 2. Masuk dalam ranking yang didasarkan pada nilai kapitalisasi pasar (ratarata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir) 3. Telah tercatat di BEJ sekurang- kurangnya 3 bulan 4. Kondisi keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah transaksi di pasar reguler. 2.4.Teori hubungan antara Suku Bunga dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Suku bunga yang tidak terkendali dapat mengakibatkan turunnya return saham, karena kenaikan tingkat suku bunga (interest rate) akan berdampak negatif terhadap harga saham (Janes, 2004).
Kenaikan tingkat suku bunga
menyebabkan investor lebih memilih menanamkan dananya dipasar uang dari pada pasar modal karena lebih memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi
Universitas Sumatera Utara
dan akibatnya harga saham akan menjadi turun. Dengan menurunnya hargaharga saham suatu perusahaan otomatis akan mempengaruhi IHSG dimana IHSG akan ikut turun. Sebaliknya juga, dengan menurunnya tingkat suku bunga (interest rate), akan berdampak positif terhadap harga-harga saham. Penurunan tingkat suku bunga membuat investor lebih memilih menanamkan dananya di pasar modal dari pada pasar uang, akibatnya harga-harga saham akan naik. Naiknya harga-harga saham otomatis akan meningkatkan IHSG. Tingkat suku bunga berpengaruh terhadap pasar modal seperti yang diungkapkan oleh Tandeillin (2001) yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga yang meningkat dapat menyebabkan investor menarik investasinya pada saham dan memindahkannya berupa tabungan ataupun deposito. Penarikan investasi secara bersama-sama akan menurunkan angka indeks harga saham. Penurunan tingkat suku bunga membuat Investor lebih memilih menanamkan dananya di pasar modal dari pada pasar uang, akibatnya harga-harga saham akan naik. Naiknya harga saham otomatis akan meningkatkan IHSG. Dan sebaliknya Kenaikan tingkat suku bunga menyebabkan investor lebih memilih menanamkan dananya dipasar uang dari pada pasar modal karena lebih memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi dan akibatnya harga saham akan menjadi turun. Dengan menurunnya harga- harga saham suatu perusahaan otomatis akan mempengaruhi IHSG dimana IHSG akan ikut turun.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Eko Priyo Pratomo dan Ubaidillah Nugraha (2005), dalam bukunya, Reksa Dana : Hubungan Suku Bunga dan IHSG di Era Modern, Ada 3 hal utama yang mendasari perlunya seseorang melakukan investasi, yaitu: 1)Adanya kebutuhan masa depan atau kebutuhan saat ini yang belum mampu untukdipenuhi saat ini. 2) Adanya
keinginan
untuk
menambah
nilai
asset,
adanya
kebutuhan
untukmelindungi nilai asset yang sudah dimiliki. 3) Berkaitan dengan adanya inflasi.Dari definisi diatas maka, Suku Bunga dan IHSG dapat didefinisikan sebagai suatu komitmen padadana-dana dari satu atau lebih asset yang akan dipegang untuk periode yang akan datang. Jadi,investasi pada dasarnya adalah “membeli” suatu asset yang diharapkan di masa mendatanguntuk dapat “dijual kembali” dengan nilai yang lebih tinggi. Pertanyaan-pertanyaan yang langsung timbul adalah menyangkutsegi-segi yang sulit dikategorikan sebagai konsep ekonomi atau ilmu ekonomi. Maksudnya bagaimana menempatkan regulasi, perlindunganhukum dan pengaturan transaksi dalam kaitannya dengan perkembangan bursa. Jadi, bila IHSG merosot terusmenerus, sementara pertumbuhanekonomi berlangsung cukup tinggi dan tingkat inflasi serta tingkat sukubunga Bank menurun, maka memerlukan faktor penjelas yang mungkinsekali berada diluar masalah ekonomi (Syahrir : 38-39).
Universitas Sumatera Utara
2.5 Jurnal Sebelumnya Penelitian mengenai Analisis Kausalitas Antara Suku Bunga dan IHSG Di Indonesia (Metode VAR) yang telah dilakukan oleh berbagai negara di dunia menghasilakan kesimpulan yang beragam. Berikut ini adalah beberapa penelitian di antaranya. 1. Simposium (2005) dalam “ Analisis Hubungan suku Bunga dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di indonesia” menyatakan suku bunga mempunyai pengaruh secara signifikan dalam jangka panjang terhadap IHSG. 2. Vyshnysk (2003) dalam “The Influence of interest rate and Composite stock Price index” menyatakan bahwa tingkat suku bunga mempunyai pengaruh secara signifikan dalam jangka waktu yang panjang terhadap IHSG dan IHSG mempunyai pengaruh secara signifikan jangka waktu yang panjang terhadap suku bunga. 3. Adisetiawan (2000)dalam “ Hubungan Tingkat Bunga Sertifikat Bank Indonesia, inflasi, dan Indeks Harga Saham”
menyatakan bahwa terdapat
hubungan timbal balik yang signifikan antara inflasi dengan tingkat bunga sertifikat Bank Indonesia, namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat suku bunga dengan IHSG dan juga tidak terdapat hubungan timbal balik yang signifikan antara inflasi dengan indeks harga saham gabungan (IHSG). 4. Rahul Anand dan Eswar S. Prasad (2010) dalam “ Optimal price Indices for Targeting Inflation under Incomplete Market” menyatakan bahwa dengan adanyafriksikeuanganbankkesejahteraanmemaksimalkanpusat
Universitas Sumatera Utara
harusmengadopsipenargetaninflasifleksibel. Hasil inisangat relevanuntuk pasar negara berkembang, dimana pangsapengeluaranpangan dalam biayatotal konsumsitinggi dansebagian besarkonsumenkreditdibatasi. 5. Wai - Ching Poon (2009) dalam “ Is Monetary Condition Index an Important Indicator for Malaysia?” menyatakan bahwa
kekuatan relatif dari empat
saluran transmisi kebijakan moneter, yaitu nilai tukar, suku bunga, harga aset dan saluran kredit.Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan kointegrasi antara GDP riil dan determinan (yaitu, nilai tukar, pendek dan jangka panjang suku bunga, dan sektor swasta), yang menyiratkan bahwa nilai tukar, suku bunga dan saluran kredit adalah tiga mekanisme transmisi dalam kebijakan moneter di Malaysia, sementara aset saluran harga adalah yang paling relevan.Dampaknya mendorong perubahan dalam GDP riil adalah saluran kredit, diikuti oleh saluran nilai tukar, dan saluran suku bunga. 6. Mohamed Essaied Hamrita, Nidhal Ben Abdallah, dan Samir Ben Ammou (2009) dalam “ The Multi – Scale Interaction Between Interest Rate, Exchange Rate and Stock Price” menyatakan bahwa suku bunga tidak berpengaruh signifikan dalam jangka pendek terhadap Indek Harga Saham Gabungan tetapi berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan dalam jangka panjang. 7. Muhammad Sowwam (2005) dalam “ Analisa Hubungan Antara Suku Bunga Dengan Indeks Harga Saham Gabungan Di Indonesia” menyatakan bahwa hasilpada penelitian ini variabel IHSG dan Suku Bunga mengikuti random
Universitas Sumatera Utara
walks namun terintegrasi pada pola jangka panjang. Data dua variabel tersebut dinyatakan stationer pada derajat yang sama yaitu pada level – first Difference. Kemudian dengan menggunakan uji kausalitas Granger dapat dilihat bahwa terdapat hubungan diantara IHSG dan Suku Bunga pada tingkat kepercanyaan 90%. Hal ini menujukan ada hubungan antara suku bunga dengan IHSG dan IHSG juga menujukan adanya hubungan dengan suku bunga dalam jangka waktu panjang. 8. Jodylyn Mendoza Quijano, Karen Corpus, Julius Rola (2009) dalam “Is There a Synchronicity between the Philippine Stock Exchange and New York Stock Exchange?” menyatakan bahwa tingkatinflasi, tabungan suku bunga,nilai tukarasing
danharga
minyaksecara
HargaFilipinaKomposit.Paralagsatu
signifikanmempengaruhiIndeks perbedaanpertama
ditesunit
rootmengungkapkanstabilitasBursaPasarFilipina Penukaran(PSE) dan New York
Stock
Exchange(NYSE)
terpengaruholeh
pasar.Keduanyajuga
duagangguanekonomi.Demikian
kitamenemukansinkronisitasantaraPSEdan
ditemukanakan juga,
pasarNYSEmenggunakan
ujiKausalitasGranger. 9. Jyoti P. Gupta, Alain Chevalier, Fran Sayekt (2000) dalam “ The CausalityBetween Interest Rate, Exchange Rate and Stock Price in Emerging Markets: The Case of the Jakarta Stock Exchange” menyatakan bahwa hubunganantara tingkat bunga, nilai tukar danharga saham diBursa Efek Jakarta.Hasil
penelitian
ini
bahwa
perekonomian
Universitas Sumatera Utara
Indonesiasedangberlangsungmasa
sulit
danterdapat
laporandan
bertentangandengan pengaruhsuku bunga dankurs terhadaphargapasar saham. Tergantung
padaperiodesubsedang
searahsporadisdaripenutupanharga
dipertimbangkan,
sahamsuku
bungadan
kausalitas sebaliknyadan
kausalitassearahlemah darinilai tukardengan harga sahamyang ditemukan.Bukti keseluruhan, bagaimanapun, gagal membangunsetiaphubungankausalitasyang konsisten
antarasalah
satuvariabel
ekonomiyang
diteliti.Oleh
itutampaknyapasar
Jakartaefisien
dimasukkansebagian
danpertukaran
informasitingkatperubahanhargapada
besarsuku
karena bunga
indekssaham
penutupanpasar. 10.Akima Suhaimi (2011) dalam “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Obligasi Ritel Republik Indonesia” menyatakan bahwa variabel suku bunga deposito, BI rate dan IHSG mempengaruhi secara nyata harga ORI dipasar sekunder, dimana variabel BI rate memiliki koefisien terbesar sehingga sangat mempengaruhi perubahan harga ORI di pasar sekunder. Sedangkan variabel IHSG merupakan variabel dengan koefisien yang memiliki pangaruh paling sedikit terhadap perubahan harga ORI di pasar sekunder.
Universitas Sumatera Utara