17
BAB II LANDASAN TEORI
II.1
Landasan Teori
II.1.1 Bank Menurut Undang-Undang Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan menyebutkan bahwa perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses
dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Kasmir (2011) dalam bukunya Manajemen Perbankan mendefinisikan bank sebagai: “Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya”. Dalam praktiknya, di Indonesia terdapat beberapa jenis perbankan. Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, perbankan di Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip
17
18
kehati-hatian, sehingga fungsi utama perbankan di Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu segi fungsi, kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a.
Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, jenis bank menurut fungsinya dibagi menjadi Bank Umum, yaitu bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, dan Bank Perkreditan Rakyat, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b.
Dilihat dari Segi Kepemilikan Jenis bank berdasarkan kepemilikannya dapat dibedakan sebagai Bank milik pemerintah, Bank milik swasta nasional, Bank milik koperasi, Bank milik asing dan Bank milik campuran.
c.
Dilihat dari Segi Status Jenis bank dilihat dari segi status adalah Bank devisa, bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, travellers cheque, dan pembayaran L/C. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ditentukan oleh Bank Indonesia, dan Bank
19
non-devisa, merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi yang berhubungan dengan luar negeri. d.
Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga Berdasarkan cara menentukan harga, bank dapat dibedakan dalam dua jenis, yakni Bank yang berdasarkan prinsip konvensional (Barat) dan Bank yang berdasarkan prinsip syariah (Islam). Perbedaan pokok antara bank konvensional dengan bank syariah terletak pada landasan falsafah yang dianut. Bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga, sedangkan bank konvensional dengan sistem bunga. Bagi bank syariah penentuan harga atau pencarian keuntungan didasarkan pada prinsip bagi hasil.
Dalam menjalankan fungsinya bank harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut. 1)
Likuiditas : artinya kemampuan bank untuk melunasi kewajiban sewaktuwaktu atau saat jatuh tempo atau dapat melunasinya dalam jangka pendek.
2)
Solvabilitas : artinya kemampuan bank untuk memenuhi seluruh kewajibannya bila bank tersebut bubar, atau dapat melunasinya dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
3)
Rentabilitas : artinya kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan atau laba agar dapat terjaga kontinuitasnya.
20
II.1.1.1 Struktur Sumber Dana Menurut Leon dan Ericson (2007) struktur sumber dana bank terdiri dari 3 bagian, yaitu: 1.
Dana pihak kesatu (nonpaying liability) Yaitu dana yang bersumber dari modal sendiri yang berasal dari setoran pemegang saham, agio saham, laba ditahan dan cadangan yang merupakan bagian laba yang disisihkan. Modal bank adalah sejumlah dana yang diinvestasikan oleh pemilik untuk pendirian suatu bank dan untuk memenuhi ketentuan yang diberlakukan oleh pihak otoritas moneter. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia bagi bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia modal sendiri terdiri dari modal inti (primary capital) dan modal pelengkap (secondary capital). a.
Modal sendiri terdiri dari • Modal disetor Adalah modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. Bagi bank yang berbadan hukum koperasi, modal terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib dan modal penyertaan sebagaimana diatur oleh UU no. 25 tahun 1992 tentang koperasi. • Agio saham Adalah selisih lebih dari setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat saham yang melebihi nilai nominalnya. • Cadangan umum
21
Adalah cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba ditahan atau laba bersih setelah dikurangi pajak dan mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota sesuai anggaran dasar masingmasing. • Cadangan tujuan Adalah bagian dari laba dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum anggota dan rapat anggota. • Laba ditahan Adalah saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan. • Laba tahun lalu Adalah laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak dan belum ditentukan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota. Jumlah laba tahun lalu yang diperhitungkan sebagi modal inti hanya sebesar 50%. Jika bank memiliki saldo rugi pada tahun-tahun lalu, seluruh kerugian tersebut menjadi factor pengurang dari modal inti. • Laba tahun berjalan
22
Adalah laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi pajak. Jumlah laba tahun berjalan yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50%. • Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan. Adalah modal inti anak perusahaan setelah dikompensasikan nilai penyertaannya bank pada anak perusahaan tersebut. Yang dimaksud anak perusahaan adalah bank dan lembaga keuangan bukan bank lain yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh bank. b.
Modal pelengkap dapat berupa • Cadangan revaluasi aktiva tetap, adalah cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan Direktorat Jenderal Pajak • Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, adalah cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan. Hal ini dimungkinkan untuk menampung kerugian yang timbul sebagai akibat tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif. • Modal kuasi, adalah modal yang didukung oleh instrument atau warkat yang memiliki sifat seperti modal. • Pinjaman subordinasi, adalah pinjaman yang harus memenuhi berbagai syarat, seperti ada perjanjian tertulis antara bank dan pemberi pinjama,
23
mendapat persetujuan Bank Indonesia, minimal berjangka waktu 5 tahun dan pelunasan sebelum jatuh tempo haru ada persetujuan Bank Indonesia. 2.
Dana pihak kedua (paying liability), yaitu dana pinjaman dari pihak luar yang terdiri dari: a.
Call money, yaitu pinjaman jangka pendek dari bank lain yang diperoleh dari pasar uang antar bank (PUAB). Jangka waktu call money ini umumnya berkisar antara satu malam (overnight call money) sampai sekitar tujuh hari dan paling lama satu bulan. Umumnya call money hanya bisa dilakukan dengan bank yang memberikan fasilitas Money Market line kepada bank yang bersangkutan.
b.
Pinjaman antar bank, yaitu pinjaman biasa (kredit yang diterima) dari bank lain dengan jangka waktu yang relative lebih lama. Pinjaman ini umumnya terjadi jika antar bank peminjam dna bank pemberi pinjaman telah terjadi hubungan kerjasama dalam bantuan keuangan yang merupakan hubungan reciprocal. Umumnya jangka waktu pinjaman seperti ini bersifat jangka menengah atau jangka panjang dengan tingkat bunga yang relative lunak.
c.
Pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank (LKBB), yaitu pinjaman yang berbentuk surat berharga yang dapat diperdagangkan dipasar uang seperti promissory note, dan surat aksep.
d.
Pinjaman dari Bank Indonesia, yaitu pinjaman yang diberikan Bank Indonesia kepada bank seperti pada masa sebelum berlakunya UU no. 23
24
tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dimana untuk membiayai usahausaha masyarakat yang berprioritas tinggi seperti investasi sector-sektor ekonomi yang harus ditunjang sesuai instruksi pemerintah, maka Bank Indonesia member pinjaman kepada bank-bank dalam bentuk Kredit Likuidtas Bank Indonesia (KLBI) yang saat ini sudah berubah menjadi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). 3.
Dana pihak ketiga (paying liability), yaitu dana yang dihimpun bank dari masyarakat. Umumnya dana masyarakat memegang peranan yang sangat besar dalam menopang usaha bank dan merupakan andalan bagi bank. Agar bank dapat meraih dana masyarakat, maka bank harus memelihara kepercayaan dan keyakinan masyarakat bahwa dana yang mereka simpan dibank akan aman, dalam arti bahwa dna masyarkat dapat ditarik sesuai dengan syarat-syarat yang telah diperjanjiakn dan disetujui oleh kedua belah pihak, serta bunganya dibayarkan tepat waktu. Adapun dana pihak ketiga, terdiri dari : a.
Giro (demand deposit), yaitu simpanan masyarakat pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, surat perintah membayar atau dengan cara pemindah bukuan.
b.
Deposito berjangka (time deposit), yaitu simpanan berjangka masyarakat pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukakn dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian. Sumber dana deposito merupakan sumber dana semi tetap, karena penarikannya dapatt diperkirakan
25
berdasarkan jatuh temponya sehingga tingkat fluktuasinya dapat diantisipasi. Penempatan dana masyarakat dalam bentuk deposito pada umumnya karena nasabah memiliki keyakinan bahwa dananya dapat ditarik pada saat jatuh tempo dan tingkat suku bunganya yang menarik. Terdapat beberapa jenis deposito, antara lain: 1)
Sertifikat deposito, yaitu deposito yang bunganya dibayar dimuka (diskonto)
2)
Deposito On Call, yaitu deposito yang bunganya dibayar dibelakang, namun penarikan dananya harus disertai pemberitahuan beberapa hari sebelumnya kepada bank.
3)
Time Deposit Open Account (TDOA), yaitu deposito yang penempatan dananya dalam bentuk suatu rekening khusus, dimana dananya setiap saat dapat ditambah atau ditarik, namun nasabah harus menyisakan sejumlah besar saldo sebagai saldo minimum, sedangkan bunganya dibayarkan atas dasar saldo harian.
c.
Tabungan (saving account), yaitu simpanan masyarakat pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu. Saat ini bank menyediakan beberapa jenis tabungan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, antara lain: 1)
Tabungan bunga harian, yaitu, jenis tabungan yang disediakan bank bagi orang yang menggunakan rekening tabungan untuk transaksi usaha maupun kepentingan pribadinya.
26
2)
Tabungan pendidikan, yaitu jenis tabungan yang disediakan bank untuk pembiayaan pendidikan nasabah dimasa depan.
3)
Tabungan haji, yaitu jenis tabungan yang disediakan bank untuk pembiayaan perjalanan ibadah haji nasabahnya.
Dana yang berasal dari tabungan merupakan dana yang lebih stabil daripada dana giro, karena umumnya orang menabung adalah untuk maksud mewujudkan suatu rencana dimasa depan dimana yang bersangkutan memerlukan sejumlah besar dana yang dipersiapkannya sejak dini dengan cara mengangsur di rekening tabungannya.
II.1.2 Bank Syariah Menurut UU. No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah mengatakan bahwa Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sistem perbankan yang digunakan berdasarkan hukum Islam (syariah). Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usahausaha berkategori terlarang (haram). Sistem perbankan konvensional tidak dapat menjamin absennya hal-hal tersebut dalam investasinya, misalnya dalam usaha yang berkaitan dengan produksi makanan atau minuman haram, usaha media atau hiburan yang tidak islami, dan lain-lain.
27
Bank Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatannya dengan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembayaran kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan prinsip syariah Islam. Prinsip syariah Islam adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah Menurut jenisnya Bank Syariah terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah. Kantor cabang adalah kantor cabang bank syariah yang bertanggung jawab kepada kantor pusat bank yang bersangkutan dengan alamat tempat usaha yang jelas sesuai dengan lokasi kantor cabang tersebut melakukan usahanya. Dalam perdagangan Islam ada dua konsep utama, yaitu:
28
1.
Larangan atas penerapan bunga,
2.
Sebagai penggantiannya dipakai sistem bagi hasil.
Kedudukan bank syariah dalam hubungan dengan nasabah adalah sebagai mitra investor, digunakan teknik dan metode investasi seperti kontrak mudharabah, yaitu seorang pemilik modal memberikan modal dan mudharab (mitra tenaga kerja) memberikan kecakapan teknik dan keterampilan. Laba dibagi antara keduanya menurut persentase yang disetujui dengan mengacu pada prinsip keadilan (persentase ditentukan oleh usaha). Bank syariah juga bisa melakukan aktivitas di pasar devisa dan menjalankan jasa perbankan lainnya, seperti surat kredit dan surat jaminan. Selain itu dapat melakukan trust business, real estate, dan jasa konsultan. Prinsip bank syariah antara lain sebagai berikut : a.
Prinsip Mudharabah : (pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil), di mana bank memberi modal, nasabah memberikan keahliannya, laba dibagi menurut rasio nisbah yang disetujui.
b.
Prinsip Murabahah : (prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan), di mana nasabah membeli suatu komoditi menurut rincian tertentu, bank mengirimkan kepada nasabah imbalan harga tertentu berdasarkan persetujuan awal kedua belah pihak.
c.
Prinsip Musharakah : (pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal), di mana bank dan nasabah menjadi mitra usaha yang masing-
29
masing menyumbang modal dan menyepakati rasio laba di muka untuk waktu tertentu. d.
Prinsip Ijarah : Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan.
e.
Prinsip Ijarah Wa Iqtina : Pembiayaan barang modal dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain.
Produk-produk perbankan syariah sebagai berikut : Secara garis besar produk perbankan syariah terbagi atas produk penyaluran dana, penghimpunan dana dan produk jasa. Secara terinci dijelaskan menurut Hidayat Rahmat (2014) sebagai berikut: 1.
Penghimpunan dana Produk penghimpunan dana dibank syariah terdapat giro, tabungan dan deposito. Akad yang dapat dipergunakan dalam produk penghimpunan dana adalah akad wadhi’ah dan akad mudharabah.
a. Akad Wadhi’ah Akad Wadhi’ah dibagi dua, yaitu wadhi’ah yad-dhamanah dan wadhi’ah yad-amanah. Akad wadhi’ah yad-dhamanah adalah akad titipan
dimana
pihak
yang
dititipi
(bank
syariah)
dapat
memanfaatkan dana yang dititipkan, yang penting bank syariah bertanggung jawab atas keamanan dan keutuhan dana yang
30
dititipkan. Sedangkan akad wadhi’ah yad-amanah adalah akad titipan dimana pihak (bank syariah) yang dititipi tidak boleh memanfaatkan dana yang dititipkan. Namun berdasarkan pengertian dan ketentuan tersebut, maka akad wadhi’ah yang diterapkan oleh perbankan syariah adalah akad wadhi’ah yad-dhamanah. b. Akad Mudharabah Akad mudharabah dibagi menjadi dua yaitu pertama akad mudharabah muthlaqah, adalah mudharabah yang sifatnya mutlak di mana shahibul mal tidak menerapkan batasan atau syarat-syarat tertentu kepada mudharib (pengelola dana) dan akad mudharabah muqayyadah, mudharabah dimana pemilik dana (shahibul mal) menerapkan syarat-syarat tertentu guna menyelamatkan modalnya dari risiko kerugian. Syarat-syarat atau batasan harus dipenuhi oleh mudharib. Jika mudharib melanggar persyaratan ini maka ia harus bertanggung jawab atas kerugian yang timbul. Kedua mudharabah of balance sheet. Dalam Mudharabah of balance sheet, bank bertindak sebagai arranger yang mempertemukan nasabah pemilik modal dan nasabah yang akan menjadi mudharib. c. Wakalah Wakalah dalam praktek perbankan syariah dilakukan apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti inkaso dan transfer uang.
31
2.
Penyaluran dana Secara umum, produk penyaluran dana (pembiayaan) syariah dibagi menjadi empat kategori, yaitu: (a) pembiayaan dengan prinsip jual beli (sale based); (b) pembiayaan dengan prinsip sewa (rent based); (c) pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (investment based); dan (d) pembiayaan dengan akad pelengkap (service based). a. Pembiayaan dengan prinsip jual beli Pembiayaan dengan prinsip jual beli dilakukan sehubungan dengan adanya pemindahan pemilikan barang atau benda. Tingkat keuntungan bank ditentukan terlebih dahulu dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual. b. Pembiayaan dengan prinsip sewa (Ijarah) Transaksi sewa (ijarah) terjadi berdasarkan adanya perpindahan manfaat. Jadi pada dasarnya, prinsip sewa sama dengan prinsip jual beli tetapi berbeda pada objek transaksinya. Jika pada jual beli objek transaksinya ialah barang, maka pada sewa objek transaksinya ialah pelayanan (jasa atau manfaat). Kemudian pada akhir masa sewa, bank dapat menjuali barang yang disewakan kepada nasabah. Oleh itu dalam perbankan syariah dikenal Ijarah Muntahiya Bit Tamlik (IMBT), yaitu sewa yang diikuti dengan berpindahnya pemilikan. Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian. c. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (Syirkah)
32
Produk pembiayaan syariah yang berdasarkan prinsip bagi hasil ialah : (i)
Pembiayaan musyarakah Musyarakah adalah bentuk kerjasama diantara dua (atau lebih) pihak, dimana para pihak bersepakat menyediakan modal untuk membiayai suatu proyek. Proyek tersebut dapat dikelola oleh salah satu dari pemberi dana atau oleh pihak lainnya. Dalam pembagian keuntungan dilakukan sesuai dengan kesepakatan bersama, namun kerugian ditanggung berdasarkan besarnya modal yang diberikan.
(ii) Pembiayaan mudharabah Mudharabah adalah bentuk kerjasama di antara dua (atau lebih)
pihak,
mempercayakan
dimana
pemilik
sejumlah
modal
modal
(shahibul
kepada
mal)
pengelola
(mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. d. Pembiayaan dengan akad pelengkap Untuk
memudahkan
pelaksanaan
berbagai
berbagai
aktivitas
pembiayaan, biasanya diperlukan juga akad pelengkap. Akad ini tidak ditujukan untuk memperoleh keuntungan tetapi mempermudah pelaksanaan aktivitas pembiayaan.
33
II.1.3 Distribution Channel Untuk menunjang keberhasilan perbankan di Indonesia, perbankan harus memiliki strategi untuk meraih konsumennya melalui apa yang disebut dengan distribution chanel. Dengan menggunakan beberapa distribution channel inilah bank dapat melakukan pelayanan kepada nasabah. Beberapa distribution channel yang pada umumnya banyak telah dilakukan oleh bank meliputi (Chakrabarty & Ennew, 2007) : 1.
Direct Channels of Distribution Direct
channel
distribusi
pada
pelayanan
perbankan
untuk
mengembangkan servis kepada konsumen dan meningkatkan kualitas servis perbankan. Dalam direct channel distribution ini biasanya disebut dengan konvensional distribution. Konvensional distribution meliputi kantor cabang dimana melalui kantor cabang akan memudahkan nasabahnya untuk bertemu secara langsung dengan customer servis dan teller. Direct channel biasanya digunakan nasabah untuk membuka dan menutup rekening, pembuatan kartu ATM, pelaksanaan akad kredit, dan kegiatan lainnya sesuai yang dipersyaratkan pihak bank. 2.
Direct channel of Distribution Distribusi
channel
tidak
langsung
ini
diimplikasikan
dengan
menggunakan sarana intermediary (independen maupun institutional). Namun di Indonesia untuk distribusi channel tidak langsung ini biasanya melalui technology distribution channel. Dalam teknologi distribusi
34
channel ini dapat mengurangi interaksi secara
tatap muka. Dengan
menggunakan fasilitas indirect channel melalui sarana teknologi dapat memberikan
efektifitas
bagi
nasabah,
karena
tidak
diharuskan
mengunjungi cabang terdekat untuk melakukan transaksi perbankan. Tersedianya layanan ini memberikan kesempatan kepada nasabah untuk menggunakan ATM, M-Kios, mobie banking, dan lainnya.
II.1.4 Inovasi Produk Definisi mengenai inovasi produk menurut Myres dan Marquis dalam Kotler (2007), inovasi produk adalah gabungan dari berbagai macam proses yang saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lain. Jadi inovasi bukanlah sebuah konsep dari suatu ide baru, penemuan baru atau juga bukan merupakan suatu perkembangan dari suatu yang baru saja tetapi inovasi merupakan gabungan dari semua proses-proses tersebut. Menurut Rogers dan Shoemaker, inovasi produk adalah suatu ide baru yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Inovasi dalam hal ini merupakan aplikasi dari suatu ide atau penemuan. Sedangkan menurut Paul Trott (2008) mengatakan inovasi adalah manajemen dari semua aktivitas yang berhubungan dengan proses penciptaan ide, pengembangan teknologi, manufaktur dan pemasaran suatu produk atau proses manufaktur atau peralatan baru (atau perbaikan). Sedangkan penemuan (invensi) merupakan proses konversi pemikiran-pemikiran intelektual ke dalam
35
artifak baru yang nyata (biasanya produk atau proses). Secara sederhana hubungan invensi dan inovasi digambarkan dalam rumus sebagai berikut (Trott, 2008):
Inovasi = Konsepsi Teori + Invensi + Komersialisasi
Berdasarkan pada definisi inovasi produk diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa inovasi produk adalah suatu usaha yang dijalankan perusahaan untuk menciptakan produk baru yang bertujuan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen, dan diharapkan dapat meningkatkan penjualan suatu perusahaan. Inovasi produk yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, karena produk yang ada rentan terhadap perubahan kebutuhan dan selera konsumen, perkembangan teknologi, dan siklus hidup masyarakat yang mengalami peningkatan. Inovasi produk ini tentunya haruslah dibuat dengan berdasarkan kepada hasil studi, sehingga dapat menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Menurut Kotler & Amstrong (2008) proses penerimaan konsumen terhadap inovasi produk baru memerlukan waktu. Proses penerimaan konsumen berfokus pada proses mental yang dilalui seseorang mulai dari saat pertama mendengar tentang inovasi tersebut sampai akhir penerimaan. Penerimaan produk baru tersebut melalui 5 tahap berikut: 1.
Kesadaran (awareness) : Konsumen menyadari adanya inovasi tersebut tapi masih kekurangan informasi mengenai hal tersebut.
36
2.
Minat (interest) : Konsumen terdorong untuk mencari informasi mengenai inovasi tersebut.
3.
Evaluasi (evaluation) : Konsumen mempertimbangkan untuk mencoba inovasi tesebut.
4.
Percobaan (trial) : Konsumen mencoba inovasi tersebut untuk memperbaiki perkiraannya atas nilai inovasi tersebut.
5.
Penerimaan (adoption) : Konsumen memutuskan untuk menggunakan inovasi tersebut sepenuhnya dan secara teratur.
Perusahaan harus membantu gerakan konsumen melalui tahap-tahap tersebut agar inovasi produk berhasil dan konsumen dapat terpuaskan. Menurut Kotler dan Amstrong (2008), ada 4 faktor yang mempengaruhi proses penerimaan yaitu: 1.
Kesiapan orang-orang untuk mencoba produk baru sangat berbeda. Masing-masing orang memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal menerima gagasan baru.
2.
Pengaruh pribadi dalam penerimaan produk baru. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh seseorang terhadap orang lain dalam hal probabilitas sikap dan pembelian
3.
Karakteristik inovasi mempengaruhi tingkat penerimannya. Beberapa produk dapat langsung disukai, sedangkan produk lain memerlukan waktu yang lama untuk diterima. Ada 5 karakteristik yang sangat penting yang mempengaruhi tingkat penerimaan suatu inovasi yaitu:
37
a.
Keunggulan relatif (relative advantage) : Sampai tingkat mana inovasi itu tampak lebih unggul daripada produk yang sudah ada.
b.
Kesesuaian (compatibility) : Yaitu sejauh mana inovasi tersebut sesuai dengan nilai dan pengalaman perorangan dalam masyarakat.
c.
Kerumitan (complexity) : Yaitu sejauh mana inovasi itu relatif sukar dimengerti atau digunakan.
d.
Dapat dibagi : Yaitu dimana inovasi dapat dicoba pada basis terbatas.
e.
Kemampuan berkomunikasi (communicability) : Yaitu sampai sejauh mana manfaat yang diperoleh dari penggunaan inovasi tersebut dapat diamati atau dijelaskan kepada orang lain.
4.
Perbedaan kesiapan organisasi untuk mencoba produk baru. Penerimaan (adopsi) akan terkait dengan berbagai variabel di lingkungan organisasi (kemajuan masyarakat, pendapatan masyarakat), organisasi itu sendiri (ukuran, laba, tekanan untuk berubah) dan pengelolaannya (level pendidikan, umur, kecanggihannya).
II.1.5 Mix Marketing Pemasaran (marketing) adalah tentang mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan kebutuhan sosial. Atau dengan kata lain adalah pertemuan yang membawa keuntungan
(Kotler dan Keller, 2012). Sedangkan Bauran
Pemasaran (Marketing Mix) menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008)
38
dalam bukunya Prinsip Prinsip Pemasaran (Principle of Marketing) adalah seperangkat alat pemasaran terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran 1.
Produk (Product) : Suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, agar produk yang dijual mau dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan dari konsumen.
2.
Harga (Price) : Sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.
3.
Tempat (Place) : Tempat diasosiasikan sebagai saluran distribusi yang ditujukan untuk mencapai taget konsumen. Sistem distribusi ini mencakup lokasi, transportasi, pergudangan, dan sebagainya.
4.
Promosi (Promotion) : Sebagai salah satu cara pemasaran untuk mengkomunikasikan dan menjual suatu produk kepada konsumen yang berpotensi.
II.1.6 Fee based income Salah satu kegiatan perbankan selain menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat adalah memberikan jasa-jasa bank lainnya. Hal ini tujuannya adalah
39
mendukung dan mempelancar kedua kegiatan tersebut. Semakin baik jasa bank yang ditawarkan, maka semakin baik performa bank di mata masyarakat. Pengertian fee based income menurut Kasmir (2012) fee based income merupakan keuntungan yang didapat dari transaksi yang diberikan dalam jasa-jasa bank lainnya. Semakin pesatnya persaingan antar bank mendorong tidak hanya mengandalkan sumber penerimaanya yang utama dari penyaluran kredit namun melainkan dari jasa-jasa yang diberikan. Fee based income menurut Hadri (2005) yaitu pendapatan yang bersumber dari aktivitas jasa-jasa perbankan lainnya. Sumber ini juga merupakan alternatif pendapatan yang cukup aman dari risiko. Berikut ini membahas mengenai produk yang menghasilkan fee based income. Menurut Dendawijaya (Manajemen Perbankan, 2009) macam-macam jasa perbankan mencakup: 1.
Jasa perbankan dalam negri
2.
Jasa perbankan luar negri
3.
Kegiatan jasa bank lainnya Untuk jasa perbankan dalam negeri, yaitu: a. Transfer (kiriman uang dalam negeri) Jasa yang diberikan bank dalam pengiriman uang antar-bank atas permintaan pihak ketiga yang ditujukan kepada penerima di tempat lain.
40
b. Delegasi Kredit Perintah tertulis kepada bank untuk membayarkan sejumlah uang secara berkala kepada seseorang atau suatu bahan dalam jumlah dan jangka waktu tertentu. c. Inkaso Jasa yang diberikan bank atas permintaan nasabah untuk menagihkan pembayaran suatu atau dokumen berharga kepada pihak ketiga di tempat lain di mana bank yang bersangkutan mempunyai cabang atau pada bank yang lain. d. Bank guarantee Pernyataan tertulis dari bank yang menyatakan kesanggupan pihak bank untuk membayar kepada pihak ketiga demi kepentingan nasabahnya apabila nasabah bank tersebut tidak dapat memnuhi kewajiban atau pembayaran sesuai dengan perjanjian. e. Surat keterangan bank Surat keterangan bank adalah keterangan tertulis dari bank untuk pihak lain mengenai seorang nasabah/badan hukum dalam hubungannya dengan bank. f. Safe deposit box (SDB) Suatu jasa yang diberikan bank dalam penyimpanan barang-barang berharga dan surat-surat berharga.
41
g. Letter of credit dalam negeri Suatu jaminan bersyarat dari bank pembuka L/C untuk membayarkan wesel-wesel yang ditarik oleh beneficiary sepanjang memenuhi persyaratan yang ditetapkan di dalam L/C. h. ATM (Automated teller machine) Suatu sistem pelayanan yang diberikan bank kepada nasabahnya secara elektronik dengan menggunakan komputer untuk mengupayakan penyelesaian-penyelesaian secara otomatis dari sebagian fungsi yang biasanya dilakukan oleh teller. i. Kartu bank Kartu plastik yang dikeluarkan bank yang diberikan kepada nasabah pemegang rekening giro dan tabungan bank untuk kemudahan nasabah dalam melakukan transaksi keuangan yang diperkenankan oleh bank. j. Fasilitas on line Sistem pengiriman uang (rupiah) secara elektronik dari salah satu cabang otomasi ke cabang otomasi lainnya dengan menggunakan jaringan on line komputer, sehingga kiriman uang dapat diterima oleh penerima uang dalam waktu beberapa detik.
II.1.6.1 Unsur-Unsur Fee based income Fee based income menurut Dendawijaya (Manajemen Perbankan, 2009) merupakan pendapatan non bunga, maka unsur-unsur pendapatan operasional yaitu:
42
1.
Pendapatan atas komisi dan provisi
2.
Pendapatan dari hasil transaksi valuta asing atau devisa
3.
Pendapatan operasional lainnya
Fee based income merupakan pendapatan yang diperoleh bank dari kegiatan non operasional, seperti pemberian jasa-jasa perbankan yaitu transfer, safe deposit box, bank notes, bank garansi, menerima setoran-setoran (pembayaran pajak, telepon, air, listrik, ataupun pembayaran kuliah). Adapun biaya-biaya yang terdapat dalam fee based income yaitu biaya kirim, biaya administrasi, biaya sewa dan biaya iuran. Dalam laporan keuangan, fee based income dimasukan kedalam pendapatan operasional lainnya. Fee based income merupakan pendapatan yang memiliki risiko yang sangat kecil jika dibandingkan dengan pendapatan yang dilakukan dari pemberian kredit. Hal ini dikarenakan pendapatan yang dilakukan untuk mendapatkan fee based income hanyalah berupa pemberian layanan-layanan yang memang tersedia di dalam perbankan, sehingga jika fee based income bisa di optimalkan maka akan memberikan pendapatan laba yang tinggi bagi perusahaan.
II.1.7 Blue ocean Blue ocean Strategy menurut Affif (2012) suatu gagasan inovatif tentang menciptakan ruang pasar tanpa pesaing. Blue ocean Strategy pada dasarnya adalah suatu siasat untuk menaklukan pesaing melalui tawaran fitur produk yang inovatif,
43
yang selama ini justru luput dari perhatian para pesaing. Fitur produk ini biasanya berbeda secara radikal dengan yang selama ini sudah ada dan tersedia di pasar. Dalam pola-pikir sebelumnya, yang oleh W Chan Kim dan rekannya disebut sebagai red ocean, suatu kemampuan mengalahkan pesaing adalah hal terpenting, dimana kompetitor biasanya memberikan tawaran fitur produk yang seragam, sama, dan semua saling memperebutkan pasar yang juga sama. Maka dapat dibayangkan adalah pertarungan sesama pebisnis, yang memperebutkan pembeli dengan keseragaman produk dan pendekatannya. Sebaliknya, pola pikir blue ocean strategy merupakan pelaku bisnis didorong untuk memasuki sebuah arena pasar baru yang secara potensial selama ini seolah diabaikan oleh para pesaing. blue ocean ditandai oleh ruang pasar yang belum terjelajahi, penciptaan permintaan, dan peluang pertumbuhan yang sangat menguntungkan. Inovasi sering dikaitkan dengan penguasaan teknologi tinggi, padahal inovasi bisa juga tidak dari sisi teknologinya namun dari nilai yang dihasilkan. Inovasi bisa dihasilkan dengan menciptakan nilai baru. Oleh karena itu, para pelaku industri kreatif perlu memahami strategi blue ocean dengan baik. Khususnya ketika kompetitor mulai berhimpit dengan kurva nilai yang dimiliki, yaitu dimulainya upaya untuk mencari inovasi lain demi menciptakan blue ocean yang baru. Sehingga perusahaan perlu mengidentifikasi kurva nilai pesaing dan kurva nilai perusahaan, sehingga secara visual akan terdeteksi kadar peniruan, dan terlihat sejauh mana blue ocean kita sedang berubah menjadi red ocean.
44
II.1.8 Benefit Cost Analisis Dalam benefit cost analisis, menggunakan perhitungan Benefit cost ratio dan Net present value. Dalam benefit cost ratio menurut Trieputra & Idris (2013) merupakan metode untuk membandingkan manfaat (benefit) dan dana yang dibutuhkan (cost). Metode ini dapat digunakan untuk menentukan keputusan dalam memilih beberapa alternatif, termasuk perlu layak atau tidaknya memilih investasi yang lebih besar dengan pemasukan lebih besar (analisis incremental). Oleh karena itu proyek yang dipilih menurut criteria penilaian ini adalah mempunyai BC ratio lebih besar dari 1. Dengan rumus :
Menurut Nadiasa, Diana, dan Wenten (2011) metode BCR ini memberikan penekanan terhadap nilai perbandingan antara aspek manfaat (benefit) yang akan diperoleh dengan aspek biaya dan kerugian yang akan ditanggung (cost) dengan adanya investasi tersebut. Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak layak setelah menggunakan metode ini adalah jika: 1.
BCR > 1 _ investasi layak (feasible)
2.
BCR < 1 _ investasi tidak layak (unfeasible)
3.
BCR = 0 _ investasi netral Net Present Value menurut Gunantia, Kurniawan, dan Prasetyo (2012) dapat
diartikan sebagai keuntungan atau kelebihan nilai dari uang yang dihasilkan oleh
45
proyek atau investasi perusahaan, dimana keuntungan ini telah mempertimbangkan waktu dari uang tersebut. Adapun rumus Net Present Value
Sumber: Journal of management and business review Dimana CFt merupakan cash flow (Free cash flow to the firm) perusahaan pada tahun ke-t, r merupakan discount rate dengan menggunakan biaya modal perusahaan (cost of capital), dan initial investment merupakan nominal investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Suatu proyek dikatakan layak dari pendekatan NPV adalah sebagai berikut: 1.
Bila NPV >0, proyek diterima
2.
Bila NPV < 0, proyek ditolak
3.
Bila NPV = 0, berarti indeferen, maksudnya proyek dapat diteima dan ditolak.
II.2
Informasi Industri
Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-undang No. 10 tahun 1998 dimana Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah
46
yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Peran bank syariah dalam memacu pertumbuhan perekonomian daerah semakin strategis dalam rangka mewujudkan struktur perekonomian yang semakin berimbang. Bank syariah sendiri juga memiiliki peranan penting di dunia perbankan layaknya bank konvensional. Bank syariah dan bank konvensional bersama-sama secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional (Bank Indonesia, 2013). Dalam konteksnya sistem perbankan syariah beroperasi berdasarkan prinsip bagi
hasil
dengan
memberikan
alternatif
sistem
perbankan
yang
saling
menguntungkan bagi masyrakat dan bank, selain itu bank syariah juga menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilainilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan memiliki keragaman produk serta layanan jasa perbankan yang bervariatif, maka menjadikan bank syariah sebagai alternatif sistem perbankan yang credible dan dapat dinikmati oleh seluruh golongan masyarakat dengan tanpa terkecuali membedakan suku, budaya dan agama. Bank Indonesia juga telah menerbitkan undang-undang bank syariah, untuk menguatkan posisi syariah di dunia perbankan. Dengan diberlakukannya UndangUndang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki
47
landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan (Syhenda, Firdaus, & Dasrol, 2013). PT Bank BRISyariah yang beridiri sejak tahun 2008 merupakan anak perusahaan dari PT Bank Rakyat Indonesia, (Persero) Tbk Berawal dari akuisisi PT Bank Rakyat Indonesia, (Persero) Tbk terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007, lalu setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia tanggal 16 Oktober 2008 maka pada tanggal 17 November 2008 PT Bank BRISyariah secara resmi beroperasi. PT BRISyariah ini bermula kegiatan usahanya beroperasional secara konvensional, kemudian berubah menjadi kegiatan bank berdasarkan prinsip syariah Islam. Dari tahun ketahun PT BRISyariah berhasil mendapatkan penghargaan atas prestasi-prestasi yang telah mereka capai. Hal ini memberikan dampak yang positif bagi perkembangan BRISyariah di mata masyarakat. Hal ini terbukti bahwa PT Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga (www.brisyariah.co.id). PT Bank BRISyariah merupakan bank syariah ketiga terbesar tahun 2013 berdasarkan aset, untuk posisi pertama ditempati oleh BSM dan posisi kedua diduduki oleh Bank Muamalat. Kedua bank inilah yang kemudian menjadi pesaing utama PT Bank BRISyariah untuk menjadi bank syariah nomer satu di Indonesia. Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT Bank BRISyariah mempunyai visi menjadi bank ritel modern
48
terkemuka di Indonesia. Sedangkan misi yang dimiliki oleh PT Bank BRISyariah agar dapat memiliki beragam layanan dan produk untuk nasabah BRIS sehingga dapat
memudahkan
nasabah
dalam
memahami
serta
memanfaatkan
dan
menggunakan produk-produk yang disediakan oleh PT Bank BRISyariah untuk nasabahnya.
II.2.1 Struktur Organisasi Kantor Pusat PT Bank BRISyariah
Gambar 1 Struktur Organisasi BRISyariah
Sumber: www.brisyariah.co.id