BAB II LANDASAN TEORI A. Tradisi Pembacaan al-Qur’an Berbagai tradisi yang muncul di masyarakat khususnya bagi umat beragama di Indonesia tanpa dipaksa dan distruktur secara sengaja, tetapi muncul atas kesadaran relijiusnya, termasuk tradisi membaca kitab sucinya. Meskipun berbahasa Arab yang terasa asing baik secara lisan maupun pendengaran bagi kebanyakan masyarakat Muslim, khususnya di Indonesia. Tradisi semacam ini banyak dilakukan di tempat-tempat tertentu, seperti di Pondok Pesantren maupun di masyarakat yang bertempat di rumah atau tempat ibadah seperti Masjid, Mushola dan lainnya. Sudah tidak dipungkiri akan bukti al-Qur’an, karena al-Qur’an menyatakan dirinya secara fungsional sebagai ‟ huda” (petunjuk), ‟ raḥ mat” (penyebar kasih sayang), ‟ syifa‟‟ (terapi penyembahan), ‟ furqān” (pembeda), serta sebagai Qur‟an (bacaan) dan yang lainnya. Itulah sebabnya hasrat yang digagas dalam psikologi jika dilihat sangat relevan untuk diduga munculnya varian sikap atau respon dan berbagai tindakan masyarakat Muslim terhadap al-Qur’an.1 Membaca al-Qur’an di kalangan Muslim kadangkala dilakukan sendirisendiri dan terkadang dilakukan bersama-sama. Pembacaan al-Qur’an secara reguler ayat demi ayat dan surat demi surat amatlah biasa. Di anatara pembaca ada yang menandai bagian-bagian ayat yang dipandang urgen
1
Ibrahim Eldeeb, Be A Living Qur‟an (Petunjuk praktis penerapan Ayat-ayat al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari), alih bahasa Faruk Zaini, (Jakarta: Lentera Hati,2009), hlm 42
19
20
dengan alat tulis, baik dengan melingkari atau menggaris bawahi, atau dengan memberi catatan di pinggir bingkai tulisan al-Qur’an, sehingga alQuran tersebut terkesan kotor. Tidak semua orang setuju dengan praktik pembacaan al-Qur’an disertai penandaan-penandaan tersebut terakhir. Mengenai hal ini dapat digali pandangan pihak-pihak yang setuju dan yang tidak setuju. Lebih penting dari itu adalah mengetahui maksud, tujuan pelakunya dan manfaat yang diperolehnya.2 Ada yang mengususkan membaca al-Qur’an pada waktu tertentu dan pada tempat-tempat tertentu, misalnya pada malam jum’at tengah malam diserambi masjid atau di makam tokoh tertentu, misalnya makam Sunan Kalijaga dan menghatamkan pembacaan al-Qur’an di makam Kiyai Khalil Bangkalan Madura. Mengenai hal ini patut digali informasi tentang latar belakang, motivasi, obsesi, harapan dan tujuan serta pencapaian yang mungkin dialami oleh yang bersangkutan. Ada juga kelompok yang membaca surat tertentu dalam al-Qur’an pada waktu-waktu tertentu, misalnya membaca surat Yasin pada malam Jum’at hingga melahirkan tradisi Yasinan. Orangorang yang mengikuti kegiatan itu mungkin memiliki motivasi yang beragam, baik motivasi keagamaan untuk memperoleh fadhilah maupun motivasi sosial, sekadar untuk media pergaulan, dan sebagainya.3 B. Tradisi Living Qur’an Living Qur‟an ini untuk sementara dikategorikan sebagai penelitian agama dengan kerangka penelitian agama sebagai gejala social, maka 2
Sahiron Syamsudi, Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, (Yogyakarta: THPres Teras,2007), hlm 14 3 Sahiron Syamsudi, Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, hlm 15
21
desainnya akan menekankan pentingnya penemuan keterulangan gejala yang diamati sebelum sampai pada kesimpulan. Living Qur‟an sebagai penelitian yang bersifat keagamaan, yakni menempatkan agama sebagai system keagamaan, yakni system sosiologis, suatu aspek organisasi social, dan hanya dapat dikaji secara tepat jika karakteristik itu diterima sebagai titik tolak. Jadi bukan menetapkan agama sebagai doktrin, tetapi agama sebagai gejala sosial.4 Living
Qur‟an,
dimaksudkan
bukan
bagaimana
individu
atau
sekelompok orang memahami al-Qur’an (penafsiran), tetapi bagaimana alQur’an itu disikapi dan direspon masyarakat muslim dalam realitas kehidupan sehari-hari menurut konteks budaya dan pergaulan sosial. Hemat saya, apa yang mereka lakukan adalah merupakan “panggilan jiwa” yang merupakan kewajiban
moral
sebagai
muslim
untuk
memberikan
penghargaan,
penghormatan, cara memuliakan (ta‟dzim) kitab suci yang diharapkan pahala dan berkah dari al-Qur’an sebagaimana keyakinan umat Islam terhadap fungsi al-Qur’an yang dinyatakan sendiri secara beragam. Oleh karena itu, maksud yang dikandung bisa sama, tetapi ekspresi dan ekspetasi masyarakat terhadap al-Qur’an antara kelompok satu dengan kelompok yang berbeda, begitu juga antar golongan, antar etnis dan antar bangsa.5 Dalam penelitian model Living Qur‟an yang dicari bukan kebenaran agama lewat al-Qur’an atau menghakimi kelompok keagamaan tertentu dalam Islam, tetapi lebih mengedepankan penelitian tentang tradisi yang 4 5
Sahiron Syamsudi, Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, hlm 49 Sahiron Syamsudi, Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, hlm 49
22
menggejala (fenomena) di masyarakat dilihat dari persepsi kualitatif. Meskipun al-Qur’an terkadang dijadikan sebagai simbol keyakinan yang dihayati, kemudian diekspresikan dalam bentuk perilaku keagamaan. Nah, dalam penelitian Living Qur‟an diharapkan dapat menemukan gejaa sesuatu dari hasil pengamatan (observasi) yang cermat dan teliti atas perilaku komunitas muslim dalam pergaulan sosial keagamaannya hingga menemukan gejala unnsur yang terjadi komponen terjadinya perilaku itu melalui struktur luar dan struktur dalam agar dapat ditangkap makna dan nilai-nilai yang melekat dari sebuah fenomena yang diteliti.6 C. Pembahasan Surat Yāsīn Surat Yāsīn terdiri dari 83 ayat. Kesemuanya turun sebelum Nabi Muhammad saw. berhijrah ke Madinah. Para mufasir berbeda pendapat dalam menafsiri lafaẓ Yāsīn sehingga ada lima penafsiran, pertama Maksud dari Yāsīn adalah Ya Insānu, yang dimaksud insān di sini adalah Nabi Muhammad saw., kedua Yāsīn itu maksud nya Ya sayyida Mursalīn, ketiga Yāsīn itu adalah salah satu dari nama al-Qur’an, keempat Yāsīn itu adalah salah satu Nama dari Nabi Muhammad saw. yang kelima, Yāsīn adalah nama dari sebuah surah yang ada dalam al-Qur’an.7 Tema utama surat ini adalah aqidah. Uraiannya dimulai dengan al-Qur’an dan kerasulan Nabi Muhammad saw. serta tujuan kehadiran beliau dan kehadiran al-Qur’an, selanjutnya diuraikan tentang kerasulan dan ajakan mereka untuk meng-esakan Allah swt.
6 7
hlm 1529
Sahiron Syamsudi, Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, hlm 50 Bisri Musṭ afa, al- Ibrīs juz 23, (Rembang: Maktabah wa muṭ ba،ah menara kudus),
23
Yang dikukuhkan dengan membentangkan aneka kuasanya dalam mengatur alam raya/ matahari dan bulan serta kuasanya membangkitkan yang telah mati. Dalam surat ini diuraikan juga aneka kenikmatan dan siksa di akhirat serta kecaman kepada mereka yang tidak bersyukur.8 1. Isi Kandungan Surat Yāsīn Dalam surat Yāsīn telah dijelaskan banyak pembahasan-pembahasan seperti halnya mengenai keimanan, kisah-kisah umat terdahulu, dan lain sebagainya. Sebagaimana berikut: a. Bukti- bukti adanya hari kebangkitan Dalam ayat ke 33 Allah menjelaskan adanya bukti mengenai hari kebangkitan sebagai berikut.
Artinya: Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka. daripadanya mereka makan. (QS. Yāsīn: 33)9 Di antara bukti-bukti kekuasaan kami untuk membangkitkan kembali ialah kehidupannya bumi yang telah mati yang tidak ada tetumbuhan di sana dengan diturunkannya air padanya, lalu hiduplah bumi itu, subur dan menumbuhkan tetumbuhan yang berbeda-beda macam dan ragamnya, bahkan mengeluarkan biji yang merupakan 8
M. Quraish Shihab, al- Lubab Makna Tujuan dan Pelajaran dari surat-surat al- Qur‟an, (Jakarta: Lentera Hati, 2012), hlm 312 9
Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemah, (Jakarta: Mahkota,1989), hlm709.
24
makanan bagimu dan binatang ternakmu. Dan dengan biji-bijian itu, maka tegaklah kehidupanmu.10 b. Kekuasaan dan Rahmat Allah Dalam ayat ke 34 Allah berfirman mengenai kekuasaan dan rahmat nya bagi makhluk nya yang berada di bumi.
Artinya: Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air (QS. Yāsīn: 34).11 Manusia diberi petunjuk oleh Tuhan mendirikan kebun-kebun, disamping itu terdapatlah berbagai macam kebun dipermukaan bumi ini. Islam telah meluas ke seluruh dunia dan negeri kita Indonesia. Makanan pokok orang Asia tenggara ialah beras. Sejak dari Burma, Siam Maliysia, Indonesia, Philipina, dan Jepang makanan pokoknya adalah beras. Maka kitapun bersawah, samasekali untuk mencukupkan makanan sebagai di tanah Arab dengan korma dan di negeri lain dengan gandum.12 Dan kami pancarkan padanya beberapa mata air. Yakni, kami menjadikan di bumi sungai-sungai yang mengalir ke berbagai tempat. Mereka sangat membutuhkannya untuk menyiram tanaman yang buahnya akan mereka makan. Dan dari apa yang diusahakan oleh 10
Ahmad Musṭ afā al-Maragī, Terjemah Tafsir al-Maragī jilid 23, (Semarang: Toha Putra,1974), hlm 6. 11 Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemah. hlm 710. 12 Abdul Malik Abdul Karīm Amrullah, Tafsir al-Azhar juz 23, (Jakarta: Pustaka Panjimas,1982), hlm 33.
25
tangan mereka, yakni tanaman yang ditanam dan disemaikan oleh mereka sendiri. Pada hakikatnya penumbuhan tanaman itu merupakan rahmat Allah bagi mereka, bukan karena usaha, kesungguhan, daya, dan kekuatan mereka.13 c. Allah menciptakan sesuatu berpasang-pasangan Pada surat ini Allah swt. juga berfirman tentang ciptaan nya yang di buat pasang-pasangan.
Artinya: Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasanganpasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui (QS. Yāsīn: 36).14 Semua diciptakan Allah berpasang-pasangan, ada awal ada akhir, ada pangkal ada ujung, ada langit ada bumi, ada kasar ada halus, ada laki-laki ada wanita, dan masih banyak lagi semuanya berpasangpasangan.. baik tumbuh-tumbuhan, binatang maupun manusia. Sebagai mana yang di lakukan orang Arab dulu
mereka mengerti betul
‟ mengawinkan” kurma jantan dengan kurma betina. Kalau sudah dikawinkan maka kurma itu akan banyak buahnya. Begitu juga dengan manusia akan berkembang di muka bumi melalui perkawinan. Tidak ada manusia di muka bumi, kalau tidak dari hasil pertemuan yang dinamai bersetubuh diantara kedua orang itu, laki-laki dan perempuan, berpasangan. Mani laki-laki sajalah tidak dapat hidup, mani perempuan saja pun tidak. Manusia itulah yang dipilih Allah menjadi
Nabi,
menjadi Rasul , menjadi ahli fikir, mengeluarkan pendapat baru. Begitu juga dengan sesuatu yang mereka tidak tahu seperti hal nya tenaga 13
Muhammad Nasib ar-Rifa’i, penerjemah Syihabudin,Taisirū al-Aliyyul Qadīr li Ikhtiṣ ari Tafsir Ibnu Kaṡ īr, jilid 3, (Jakarta: Gema Insani,1999), hlm 992. 14 Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemah. hlm 710
26
listrik berawal dari pertemuan positif dengan negatif, pertemuan ujung dengan pangkal kawat listrik maka akan menimbulkan cahaya.15 d. Keadaan orang-orang mukmin di Surga. Surat Yāsīn tidak hanya menguatkan keimanan pada Rasulullah belaka, ada salah satu dari ayat nya yang menceritakan mengenai gambaran kecil keadaan para orang yang beriman ketika berada dalam Surga.
Artinya: Sesungguhnya penghuni surga pada hari bersenang-senang dalam kesibukan mereka (QS. Yāsīn: 55).16
itu
Sesungguhnya orang yang masuk Surga menikmati segala kenikmatan dan kelezatan di sana, dan dengan demikian dia dalam kesibukan sehingga tiak berfikir tentang lainnya, karena dia melihat sesuatu yang tak perna dilihat oleh mata dan tak pernah didengar oleh telinga, bahkan tak pernah terdetik dalam hati seorang manusia, maka bagaimanakah ia akan berfikir tentang selainnya. Dan dengan demikian, dia bergembira dan bersenang-senang tertawa-tawa dan berhati tentram tidak mengalami sesuatupun yang membuatnya sedih atau mengganggu kesenangan dan kesukaannya.17
Artinya: Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. (QS. Yāsīn: 56)
15
Abdul Malik Abdul Karīm Amrullah, Tafsir al-Azhar juz 23, hlm 37. Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemah. hlm 712 17 Ahmad Musṭ afā al-Maragī, Terjemah Tafsir Al-Maragī jilid 23, hlm 30 16
27
Artinya: Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta. (QS. Yāsīn: 57) Artinya: Kepada mereka dikatakan "Salam", sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang (QS. Yāsīn: 58).18 Di sana mereka tidak hidup sendiri-sendiri, tetapi mereka bersama pasangan-pasangan mereka. Yakni istri atau suami mereka akan selalu bersama mereka dan berada dalam tempat-tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. Tersedia bagi mereka di sana aneka buah-buahan, yakni yang disuguhkan oleh pelayan yang lincah, cantik, atau gagah, dan dalam usia remaja dan juga apa saja yang mereka harapkan. Yang lebih utama dan membahagiakan adalah salam, yakni kedamaian agung sebagai ucapan atau firman dari Allah maha agung lagi maha pengasih yang tercurah wujudnya kepada para penghuni surga itu.19 e. Cakrawala berjalan pada garis edar yang telah ditetapkan Allah Firman Allah swt. dalam surat Yāsīn Menjelaskan tentang kekuasaan nya atas peredaran planet-planet di jalurnya masing-masing.
Artinya: Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Yāsīn: 38)
18
Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemah. hlm 712 M. Quraish Shihab, al- Lubab Makna Tujuan dan Pelajaran dari surat-surat alQur‟an, hlm 333. 19
28
Artinya: Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilahmanzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua (QS. Yāsīn: 39).20 Dan matahari berjalan di tempat peredarannya yang tetap. Manusia telah membuktikan apa yang dimaksud ayat tersebut, bahwa matahari berjalan, tetapi di tempat peredarannya yang tetap. Yaitu bahwa matahari beredar sekitar dirinya. Pada permulaan penyelidikan orang mengira bahwa matahari itu tetap saja, bumilah yang mengelilinya, kemajuan penyelidikan menunjukan bahwa matahari itupun berputar atau berjalan juga, berjalan terus menuju satu tujuan saja, tidak pernah membelok-belok dalam kecepatan yang menurut perhitungan ahli falak adalah 12 mil satu detik.21 Matahari dan Bulan bergerak sesuai kehendak Allah, ketika malam pergi kemudian datanglah siang hari dan sebaliknya, matahari bisa kita lihat bersama ketika pagi dia terbit dari timur dan kalau sore dia tenggelam ke barat, sehingga bisa dibuat hitungan sebagai tanggalan oleh orang-orang yang yang ahli yang kita kenal dengan kalender syamsyiyyah, begitu juga dengan bulan, bergeraknya bulan pun tetap pada jalannya sendiri, pertama dia kelihatan itu sangat kecil tetapi semakin hari semakin besar, ketika diperengahan bulan diapun kelihatan sempurna dan lama kelamaan dia mengecil kembali, dengan demikian bulan bisa dijadikan pedoman sebagai tanggalan, yang kita
20 21
Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemah. hlm 710 Abdul Malik Abdul Karīm Amrullah, Tafsir al-Azhar juz 23, hlm 40.
29
sebut kalender qamariyyah. Bintang-bintang pun juga demikian, bintang-bintang muncul sesuai dengan waktunya masing-masing. Antara matahari, bulan, bintang semuanya berjalan pada jalannya sendiri-sendiri dan itupun Allah yang mengaturnya.22 f. Ajal dan hari kiamat datang secara tiba-tiba Dalam ayat ini Allah telah menjelaskan, begitu cepat nya hari kiamat datang dalam keadaan orang-orang belum siap menerimanya.
Artinya: Dan mereka berkata: "Bilakah (terjadinya) janji ini (hari berbangkit) jika kamu adalah orang-orang yang benar(QS. Yāsīn: 48).23 Dan mereka berkata dengan sikap memperolok-olokan dan ingkar: kapankah terjadinya kebangkitan yang kalian mengancam kami dengannya ini, yang kadang-kadang dengan ‟ terang-terangan dan kadang–kadang dengan isyarat
kalau kalian memang orang-orang
benar tentang apa yang kalian katakana dan kalian janjikan itu”. Kata-kata ini ditujukan pada
Rasulullah saw. dan orang-orang
Mukmin dikarenakan mereka membacakan kepada orang-orang kafir itu ayat-ayat yang menunjukan atas hari kebangkitan tersebut dan menyuruh mereka beriman kepadanya.24 Maka pertanyaan mereka dijawab oleh Allah SWT.
22
Bisri Musṭ afā, al- Ibrīs juz 23, hlm 1553. Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemah. hlm 711 24 Ahmad Musṭ afā al-Maragī, Terjemah Tafsir Al-Maragī jilid 23, hlm 25-26 23
30
Artinya: Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar. (QS. Yāsīn: 49) Yakni teriakan malaikat Israfīl meniup sangkakala atau gempa yang membinasakan mereka. Teriakan itu terjadi dengan tiba-tiba, yakni ketika mereka sedang bertengkar. Karena sedemikian cepat dan mendadaknya teriakan itu, maka mereka tidak kuasa membuat suatu wasiat atau pesan, walau wasiat ringkas sekalipun, dan tidak pula mereka dapat kembali kepada keluarga mereka, atau kepada orang lain, untuk meminta bantuan.25
Artinya: Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. (QS. Yāsīn: 51) Sejak tiupan sangkakala Israfīl yang pertama para penduduk kubur yang biasanya disiksa maupun yang mendapat kenikmatan semuanya bangkit ke bumi lagi tapi sebelumnya Allah menurunkan hujan yang air nya seperti air mani nya laki-laki selama empat puluh hari, kemudian malaikat Israfīl meniup sangkakala lagi serta berkata ‟ Wahai tulangtulang yang sudah hancur, kulit-kulit yang sudah rusak ayo bangkitlah menghadaplah kehadapan Allah untuk dihisab”.26
25
M. Quraish Shihab, al- Lubab Makna Tujuan dan Pelajaran dari surat-surat alQur‟an, hlm 331. 26 Bisri Musṭ afā, al- Ibrīs juz 23, hlm 1560. .
31
g. Anggota badan menjadi saksi pada hari kiamat. Firman Allah swt. Pada surat Yāsīn yang ke 65 telah menjelaskan kesaksian dari anggota tubuh manusia. Bahwa orang-orang yang di dunia berdurhaka padanya.
Artinya: Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (QS. Yāsīn: 65)27 Ketika dilakukan pemeriksaan, Tanya jawab tentang kesalahan yang telah mereka perbuat menukar persembahan dari menyembah Allah kepada menyembah syaitan, ketika ditanya di hadapan mahkamah Tuhan, lidah mereka atau mulut mereka telah terkunci, tidak sanggup untuk bercakap lagi. ‟ Dan kami buat bercakap dengan tangan-tangan mereka dan naik saksi kaki-kaki mereka atas apa yang mereka usahakan”.28 Allah berfirman ‟ Dan jikaulah kami menghendaki, pastilah kami lenyapkan penglihatan mata mereka, lalu mereka berlomba-lomba mencari jalan. Maka bagaimana mungkin mereka dapat melihat”. Ibnu Abbās menafsirkan, Jika kami berkehendak, niscaya kami menyesatkan mereka dari hidayah. Jika demikian bagaimana mungkin mereka mendapat petunjuk.29
27
Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemah. hlm 713 Abdul Malik Abdul Karīm Amrullah, Tafsir al-Azhar juz 23, hlm 61. 29 Muhammad Nasib ar-Rifa’i, penerjemah Syihabudin,Taisirū al-Aliyyul Qadīr li Ikhtiṣ ari Tafsir Ibnu Kaṡ īr, jilid 3,hlm 1002. 28
32
h. Al-Qur’an bukan Syair. Orang-orang musyrik telah menuduh bahwa Nabi Muhammad adalah seorang penyair dan al-Qur’an adalah syair-syair yang dibuatnya. Namun Allah telah menjelaskan dalam surat Yāsīn, Bahwa al-Qur’an merupakan suatu pelajaran dari Allah swt. Setelah orang-orang musyrikin itu mendengar al-Qur’an di sampaikan oleh Rasulullah saw. Itu adalah seorang ahli syair inilah yang dibantah oleh Tuhan dengan sabdanya: bahwa Tuhan tidaklah pernah mengajarinya buat menjadi orang ahli syair, seorang penyair atau sastrawan.30
Artinya: Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Qur'an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang member penerangan. (QS. Yāsīn: 69) Yakni, syair itu bukan bakatnya sehingga dia tidak cakap, tidak menyukainya dan tidak menjadi tuntunan nalurinya. Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan. Yakni, apa yang kami ajarkan kepadanya itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan yang jelas bagi orang yang mau merenungkan dan mendalaminya. Karena itu Allah swt. berfirman, ‟ Supaya dia memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup dimuka bumi. Sesungguhnya yang dapat memanfaatkan peringatan alQur’an hanyalah orang yang hidup hatinya dan terang matanya”. ‟ Dan 30
Abdul Malik Abdul Karīm Amrullah, Tafsir al-Azhar juz 23, hlm 68.
33
supaya pastilah ketetapan terhadap orang-orang kafir”. yakni Al-Qur’an itu merupakan rahmat bagi kaum mukmin dan hujjah atas kaum kafir.31 i. Kisah tiga orang utusan Allah swt. pada suatu kaum. Rasulullah saw. disuruh oleh Allah untuk memberi penjelasan kepada kaum Makkah suatu perumpamaan tentang tiga orang Rasul yang diutus Tuhan kepada suatu negeri, yakni kaumnya Nabi Isa as.
Artinya: ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu. (QS. Yāsīn: 14)32 Pada suatu ketika Nabi Isa mengutus dua orang untuk menyampaikan ajaran kepada kaumnya yang ada di negeri Inṭ aqiyyah Yunani. Ketika berada di negeri tersebut kedua utusan itu mengajak kaumnya untuk meninggalkan menyembah kepada berhala dan mengajak untuk menyembah kepada Allah swt.33 Penduduk negeri itu menolak. Mereka enggan mengakui kerasulan, enggan pula percaya bahwa ada tuntunan yang diturunkan Allah kepada umat manusia. Mereka berkata: ‟ Kamu, hai yang mengaku rasul, tidak lain hanyalah manusia seperti kami, sehingga sama sekali tidak benar jika kamu menerima pesan Allah swt. Atau
31
Muhammad Nasib ar-Rifa’i, penerjemah Syihabudin,Taisirū al-Aliyyul Qadīr li Ikhtiṣ ari Tafsir Ibnu Kaṡ īr, jilid 3, hlm 1005. 32 Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemah. hlm 707 33 Bisri Musṭ afā, al- Ibrīs juz 23, hlm 1534.
34
diutus kepada kami dan sama sekali Allah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain, sekarang ini dan masa yang akan datang, hanyalah berdusta dan jika kamu terus berkata bahwa kamu menyampaikan bimbingan Tuhan”. Para utusan tersebut menjawab singkat penuh percaya diri bahwa: ‟ Tuhan pemelihara kami mengetahui bahwa kami adalah utusan-utusan kepada kamu. Tugas kami tidak lain hanyalah menyampaikan tuntunan Allah swt. Dengan menyampaikan yang jelas tanpa sedikit kekaburanpun”.34 Pada saat itu penduduk negeri berkata kepada para utusan, ‟ Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu”. Kesialan kami karena kamu. Jika kami mendapat keburukan, maka hal itu karena kamu. “Sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, niscaya kami akan merajam kamu dengan batu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami”. Maka para utusan itu berkata, ‟ Kemalanganmu adalah kerena kamu sendiri, yakni dikembalikan kepadamu. Apakah hal itu karena kamu diberi peringatan? yakni, apakah karena kami mengingatkanmu kepada kebenaran, lalu kamu mengancam kami?”. ‟ Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas”.35 Setelah terjadi pertukaran fikiran di antara para Rasul dengan kaum yang mereka datangi telah memuncak, datanglah seorang dari ujung jauh negeri itu berjalan tergesa-gesa karena dilihatnya kaum itu
34
M. Quraish Shihab, al- Lubāb Makna Tujuan dan Pelajaran dari surat-surat alQur‟an, hlm 318 35 Muhammad Nasib ar-Rifa’i, penerjemah Syihabudin,Taisirū al-Aliyyul Qadīr li Ikhtiṣ āri Tafsir Ibnu Kaṡ īr, jilid 3, hlm 985
35
sudah berniat untuk meranjam para utusan itu, kemudian dia mengatakan ‟ Wahai kaumku! Ikutilah seruan utusan-utusan itu”. Ternyata dia sendiri mengakui bahwa mareka bertiga itu memang Rasul. Disampaikan seruan itu oleh nya dengan mengemukakan alasan yang kuat: ‟ Ikutilah olehmu orang-orang yang tidak memintak upah kepada kamu”. Kata-kata itu adalah alas an utama bagi sipenyeruh yang datang tergesa-gesa untuk membuktikan kebenaran dan kejujuran tiga Rasul itu. Mereka mendapat petunjuk dari Tuhan. Buktinya mereka ialah karena seruan yang dibawanya itu terang dan jelas, tidak berbelitbelit. Menyeru umat kepada penyembahan Tuhan Yang Maha Esa tidak bersekutu dengan yang lain. Dia menarik perhatian kaumnya, karena ketiga Rasul ini tidak memintak upah, tidak memintak persen atas seruan yang mereka bawa.36 2. Asbābu an- Nuzūl surat Yāsīn. Surat Yāsīn itu ayatnya ada 83, semuanya termasuk surat Makkiyyah kecuali ayat ke 45 yang turun di Madinah. Surat Yāsīn turun setelah surat jīn.37 Surat ini diturunkan untuk mengantar manusia mempercayai aqidah, khususnya tentang kenabian dan keniscayaan hari kebangkitan.
Ayat-ayatnya
diturunkan
melalui
beberapa
sebab
diantaranya:
36
Abdul Malik Abdul Karīm Amrullah, Tafsir al-Azhar juz 23, hlm 18-22 Haidar Ahmad al-A’raji, Keajaiban Surat-surat Al-Qur‟an: Menyingkap mukjizat 114 surah menurut Nabi Muhammad SAW. Dan keluarganya, Penerjemah Ibnu sodiq, (Jakarta: Zahra, 2010) hlm 87 37
36
Sebab turunnya Ayat 1-10 .Ayat-ayat tersebut turun untuk menghibur Nabi saw. atas perlakuan orang-orang musyrik pada dirinya.
Artinya: Diriwayatkan oleh Ibnu Nu‟aim di dalam kitab ad-Dalāil, dari Ibnu Abbās, ia mengatakan; Bahwa ketika Rasulullah saw. membaca surat as-Sajadah dengan nyaring, orang-orang Quraisy merasa terganggu. Mereka bersiap-siap untuk menyiksa Rasulullah tetapi tibatiba tangan mereka terbelenggu di pundak-pundaknya, dan mereka menjadi buta. Mereka mengharapkan pertolongan Nabi dan berkata, “ Kami sangat memerlukan bantuan tuan atas nama Allah dan atas nama keluarga.” Maka berdo‟alah beliau sehingga mereka sembuh tetapi tiada seorangpun dari mereka yang mau beriman. Maka turunlah ayat 1-10.38 Dalam riwayat lain Sebab turunnya ayat ke 8-9 sebagai berikut:
Artinya: Diriwayatkan oleh Ibnu Jarīr dari Ikrimah bahwa Abū Jahal berkata, ‟ Sekiranya aku bertemu dengan Muhammad, pasti aku akan berbuat (mencelakainya)”. Maka Allah menurunkan ayat, ‟ Sesungguhnya aku memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah. Dan kami adakan dihadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding pula dan kami tutup mata mereka hingga mereka tidak dapat melihat”. Ketika Nabi Muhammad berada di sekitar Abū Jahal, orang-orang
38
M. Abdul Mujīb, Lubābu an- Nuqūl fi asbābi an -Nuzūl Riwayat turunnya ayat-ayat alQur‟an, (Indonesia: Darrul Ihya, 1986), hlm 482.
37
menunjukan bahwa Muhammad berada di sisinya. Akan tetapi Abū Jahal tetap bertanya-tanya: ‟ Mana ia?” karena tidak dapat melihatnya.39 Sebab turunnya ayat yang ke 12 disebabkan karena Banū Salamah hendak berpindah dari pinggiran kota ke dekat Masjid kemudian Nabi saw mencegah mereka karena sesungghnya Allah telah mencatat kebaikan dari bekas-bekas telapak kaki mereka.
Artinya: Abū Saʻīd al- Khudrī berkata: Banū Salamah bertempat tinggal di pinggiran kota Madinah, Mereka bermaksud hendak berpindah ke dekat Masjid, Maka turunlah ayat ini kemudian Nabi saw. Bersabda: Sesungguhnya bekas-bekas telapak kaki kalian dicatat oleh Allah, oleh karena itu janganlah kalian berpindah.40 Ayat yang ke 77-83 ini diturunkan untuk memberi jawaban atas pertanyaan seseorang kepada Nabi saw. tentang kekuasaan Allah swt.
Artinya: Diriwayatkan oleh al-Hākim dengan sanad yang ṣ aḥ iḥ , dari Ibnu Abbās, ia berkata al-ʻĀṣ ī bin Wā‟il datang menghadap Rasulullah saw. dengan membawa tulang yang rusak sambil mematahmatahkannya. Ia berkata, ‟ Hai Muhammad apakah Allah akan membangkitkan tulang yang lapuk ini?”. Nabi menjawab: ‟ Benar. Allah 39
Imam as-Suyuṭ i, Asbābu an-Nuzūl sebab-sebab turunnya al-Qur‟an, penerjemah Andi Muhammad Syahril dan Yasir Maqasid, (Jakarta: Pustaka Al-kausar,2014), hlm 446. 40 Al-Imam Abī al-Ḥ asan Ali bin Aḥ mad al-Wāḥ idī, Asbābu Nuzūl al-Qur‟an, (Beirūt: Dār al-kutub al-Ilmiyah,1998), hlm 378
38
akan membangkitkan ini, mematikan kamu, menghidupkan kamu kembali serta memasukkan kamu ke dalam neraka Jahanam”. Maka turunlah ayat, ‟ Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa kami menciptakannya dari setitik air (mani), Maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!” hingga ayat ‟ Maha suci Allah yang di tangannya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepadanyalah kamu dikembalikan”. (Yāsīn 77-83)41 Dalam riwayat lain telah di kemukakan sebagai berikut:
Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Saʻīd bin Muhammad bin Jaʻfar berkata: telah mengabarkan kepada kami Abū Ali bin Abū Bakar al-Faqīh dia berkata: telah mengabarkan kepada kami Ahmad bin Ḥ usain bin Junaid dia berkata: telah menceritakan kepada kami Ziyād bin Ayūb dia berkata: telah menceritakan kepada kami Hasyim dia berkata: telah menceritakan kepada kami Ḥ aṣ īn dari Abī Mālik, bahwa Ubay bin Khalaf telah mendatangi Rasulullah saw. dengan membawa tulang yang rusak sambil berkata, ‟ Hai Muhammad apakah Allah akan membangkitkan tulang yang lapuk ini?”. Nabi menjawab: ‟ Benar” Allah akan membangkitkan dan mematikanmu, menghidupkanmu kemudian memasukanmu ke dalam neraka jahanam. Maka turunlah ayat ini. )
42
3. Hadits-hadits Tentang Keutamaan Membaca Surat Yāsīn Surat Yāsīn sudah tidak asing lagi di kalangan kaum Muslim. Banyak sekali kaum Muslim yang mengamalkan pembacaan surat ini dengan bertujuan untuk beribadah kepada Allah dan juga ada maksud lain 41
Imam As-Suyuṭ i, Asbābu an- Nuzūl sebab-sebab turunnya al-Qur‟an, penerjemah Andi Muhammad Syahril dan Yasir Maqasid, hlm 447. 42 Abi al-Hasan Ali bin Ahmad al-Wahidī al-Nisaburī, Asbabu an-Nuzūl, (Beirūt: Dar al Fikr,1988), hlm 246
39
yang berhubungan dengan hajat nya sendiri. Mereka membaca surah Yāsīn demi mendapat keutamaan dari surah tersebut, sebagai mana yang telah di jelaskan oleh Nabi saw. mengenai keutamaan-keutamaan membaca surat Yāsīn. Adapun hadits-hadits yang menjelaskan tentang keutamaan dari surat Yāsīn diantaranya:
Artinya: Telah bercerita pada kami Muʻtamar dari bapaknya berkata telah sampai kepadaku dari Ḥ asan Nabi bersabda ‟ Siapa yang membaca Yāsīn pada malam hari dengan mengharap keriḍ oan Allah maka di ampuni dosanya. (HR. Al-Tirmiżī).43 Hadits di atas menjelaskan bahwa orang yang membaca surat Yāsīn dengan ikhlas dan mengharap riḍ o dari Allah, maka niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya.
Artinya: Telah bercerita kepada kami Qutaibah dan Sufyān bin Waqīʻ, keduanya berkata: telah mengabarkan kepada kami Ḥ umaid bin Abdurrahman ar-Ru‟asiy dari Hasan bin Shalih dari Harun Abu Muhammad dari Muqāṭ il Ibnu Hayyān dari Qatādah dari Anas berkata: Rasulullah saw.bersabda ‟ Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu mempunyai hati dan hati al-Qur‟an adalah Yāsīn, Siapa membaca Yāsīn maka Allah mencatat baginya dengan bacaan al-Qur‟an 10 kali. (HR. Al-Dārimiy).44
Al-Imam Abu Isa Muhammad bin Isa bin Ṣ urah al-Tirmiżī, Sunan al-Tirmiżī Jamīʻul al-Ṣ aḥ īḥ juz 4,( Dārul Fikri,1978) hlm 237 44 Al- Imam kabir Abū Muhammad Abdullah bin Abdurrahman bin Fuẓ ail bin Bahram al-Dārimiy, Sunan al-Dārimiy juz 1, (Dārul Fikri, 1978) hlm 457 43
40
Dalam hadits ini, Nabi saw. menjelaskan bahwa surah Yāsīn merupakan jantung dari al-Qur’an. Jadi orang yang membaca surat tersebut satu kali saja itu sama dengan menghatamkan al-Qur’an sampai 10 kali.
Artinya: Telah bercerita kepada kami al-Walīd bin Syujā„ bercerita kepadaku Ubay bercerita kepadaku Ziyād bin Khaiṡ umah dari Muhammad bin Juḥ ādah dari Ḥ asan dari Abū Hurairah dia berkata: Rasulullah saw. bersabda ‟ Siapa membaca Yāsīn pada waktu malam dengan mengharap riḍ o dari Allah maka di ampuni dosanya pada malam itu. (HR. Al-Dārimiy).45
Artinya: Telah bercerita kepada kami Al-Walīd bin Syujā„ bercerita kepadaku Ubay bercerita kepadaku Ziyād bin Khaiṡ umah dari Muhammad bin Juḥ ādah dari Aṭ ā‟ bin Abī Rabbāh dia berkata telah sampai kepadaku bahwa Rasulullah saw. bersabda Siapa yang membaca Yāsīn di awal siang maka dikabulkan hajatnya. (HR. Al-Dārimiy) Hadits di atas menjelaskan ketika surat Yāsīn dibaca pada waktu awal siang hari, maka niscaya Allah akan mengabulkan hajat orang yang membacanya.
45
Al- Imam kabir Abū Muhammad Abdullah bin Abdurrahman bin Fuẓ ail bin Bahram al-Dārimiy, Sunan al-Dārimiy juz 1, hlm 457.
41
Artinya: Telah bercerita kepada kami Umar bin Zarārah kepada kami Abdul Wāhāb kepada kami Rāsyid Abū Muhammad al-Ḥ amāniy dari Syuhri bin Ḥ ausyib dia berkata Ibnu Abbās berkata ‟ Siapa yang membaca Yāsīn ketika pagi maka akan diberi kemudahan dihari itu sehingga sore, dan siapa yang membaca Yāsīn pada awal malam akan diberikan kemudahan di malam itu hingga pagi. (HR. Al-Dārimiy).46 Dijelaskan melalui hadits ini bahwa Nabi saw. bersabda: ‟ Bagi siapa saja yang ingin kemudahan dalam kehidupannya maka hendaklah membaca surat Yāsīn” ketika surat Yāsīn dibaca pada pagi hari iscaya Allah akan memberi kemudahan dalam hidupnya sampai sore dan ketika surah itu dibaca pada waktu awal malam maka Allah memudahkan urusannya dari malam sampai pagi.
46
Al- Imam kabir Abu Muhammad Abdullah bin Abdurrahman bin Fuẓ ail bin Bahram al-Dārimiy, Sunan al-Dārimiy juz 1, hlm 457.