BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Laporan Keuangan Umumnya sistem laporan akuntansi disusun dengan memperhatikan tujuan dan kegunaan dari laporan tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan (different report for different purposes). Laporan Akuntansi (Financial Accounting Report) diperlukan sebagai sarana pertanggungjawaban manajemen terhadap pihakpihak luar sebagai pemegang saham, kreditur dan pihak ketiga lainnya. Laporan Keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku umum. Laporan Akuntansi Manajemen (Managerial Accounting Reports) bertujuan untuk membantu manajemen dalam mengendalikan dan mengarahkan operasi perusahaan. Umumnya laporan akuntansi manajemen tidak disusun berdasarkan suatu standar yang baku tetapi disesuaikan dengan kebutuhan informasi dari pihak manajemen perusahaan dengan berpedoman pada kondisi saat itu., maka umumnya laporan akuntansi manajemen sangat bervariasi. Laporan keuangan melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar dalam pembuatan laporan lainnya serta untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan. Untuk memahami tentang kondisi dan keadaan keuangan suatu perusahaan diperlukan interpretasi atau analisis terhadap data keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
6
7
2.2 Perusahaan Publik Menurut Sunariyah (2003, p20) go public adalah peristiwa penawaran saham yang dilakukan oleh perusahaan (emiten) kepada masyarakat (investor) untuk pertama kalinya. Yang ditawarkan dalam proses go public ini adalah saham (tidak termasuk obligasi). Dengan adanya perusahaan menjadi perusahaan publik (terbuka), manajemen perusahaan dituntut adanya keterbukaan dan segala informasi harus diumumkan kepada publik. Beberapa alasan perusahaan untuk go-public adalah : •
Meningkatkan modal dasar perusahaan
•
Memungkinkan pendiri untuk diversifikasi usaha
•
Mempermudah usaha pembelian perusahaan lainnya (ekspansi)
•
Nilai perusahaan (dicerminkan oleh kekuatan tawar menawar saham)
Sedangkan konsekuensi perusahaan go public adalah sebagai berikut : •
Keharusan untuk keterbukaan (Full Disclosure)
•
Keharusan untuk mengikuti peraturan pasar modal mengenai kewajiban pelaporan.
•
Gaya manajemen berubah dari informal ke formal
•
Kewajiban membayar dividen
•
Senantiasa berusaha untuk meningkatkan tingkat pertumbuhan perusahaan.
2.3 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Salah satu upaya untuk memenangkan persaingan bisnis adalah melakukan evaluasi terhadap hasil yang diperoleh sebagai tindakan usaha yang telah dilakukan
8
perusahaan. Salah satu data yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam melakukan evaluasi atau pengukuran kinerja adalah laporan keuangan perusahaan. Melalui laporan keungan, perusahaan dapat mengetahui besarnya variance antara yang dianggarkan (budgeting) dengan hasil yang ada (real) untuk mengetahui apakah variance itu secara keseluruhan favorable atau unfavorable terhadap perusahaan, dimana nantinya bermanfaat untuk menentukan strategi apa yang harus diambil dalam situasi dan kondisi tersebut. Rasio keuangan adalah alat ukur akuntansi yang berguna untuk menentukan kinerja keuangan suatu perusahaan, baik pada saat sekarang maupun masa mendatang. Ditinjau dari sumber data, rasio keuangan dapat dibagi menjadi : 1. Rasio neraca, yaitu rasio yang sumber datanya dari neraca. 2. Rasio Laporan Rugi/Laba yaitu angka-angka rasio yang datanya diambil dari laporan rugi/laba 3. Rasio antar laporan yaitu rasio yang sumber datanya berasal dari neraca dan laporan rugi/laba.
2.3.1 Pertumbuhan Penjualan Rasio sales growth adalah rasio yang mengukur pertumbuhan penjualan perusahaan dengan mengukur perbedaan nilai penjualan pada suatu periode. Secara matematis Sales Growth dapat dihitung dengan:
9
2.3.2 Return on Equity Return on equity merupakan hasil pembagian antara earning per share (EPS) dengan book equity per share. ROE diperlukan untuk menentukan sustanable growth rate yang nantinya digunakan untuk menghitung nilai saham (value of stock). Secara matematis Return on Equity dapat dihitung dengan:
2.3.3 Sustainable Growth Rate Sustainable growth rate adalah tingkat pertumbuhan maksimum yang dapat dicapai perusahaan. SGR mengijinkan penambahan hutang jangka panjang atau penerbitan surat hutang secara proposional dengan penambahan modal yang berasal laba yang diperoleh yang ditahan dalam perusahaan. Secara matematis sustainable growth rate (SGR) dapat dihitung dengan: ROE x 1 – dividend payout ratio
2.4 Latar Belakang Economic Value Added Economic Value Added dikembangkan secara komersial pada 1982 oleh Joel Stern dan G. Bennet Stewart. Sebelum ada istilah EVA, para ahli keuangan menggunakan istilah yang berbeda untuk konsep yang sama, yaitu Economic Profit. Konsep ini secara sederhana menjelaskan profit berasal dari pendapatan dikurangi seluruh biaya yang terjadi dalam menghasilkan pendapatan tersebut dan profit yang melebihi biaya modal, akan menciptakan suatu nilai bagi pemodal.
10
2.4.1 Economic Value Added Menurut Stern Steward & Co (1991, p2), EVA merupakan ukuran yang secara akurat mampu mengukur penciptaan nilai bagi kekayaan pemegang saham. EVA merupakan suatu metode pengukuran kinerja keuangan perusahaan berbasis residual income, yang membandingkan antara tingkat pengembalian modal dengan biaya modal perusahaan, sehingga dapat menggambarkan bagaimana pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap kekayaan pemegang saham. Jika EVA positif, dapat dikatakan bahwa kekayaan pemegang saham telah mengalami peningkatkan. Dan sebaliknya, jika EVA sebuah perusahaan negatif, dapat dikatakan bahwa kekayaan para pemegang saham perusahaan tersebut telah terdepresiasi. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa EVA merupakan metode yang dapat mengukur apakah perusahaan memberikan penambahan nilai bagi pemegang saham sebuah perusahaan atau mengurangi nilai terhadap pemegang saham sebuah perusahaan.
2.4.2 Metode Perhitungan EVA Untuk mendapatkan angka EVA dilakukan dengan dua cara. Pertama, menghitung EVA (Amin, 2001) berdasarkan rumus :
dan menghitung spread EVA (Devie, 2001) :
Jika EVA > 0, maka terdapat nilai tambah ekonomis bagi perusahaan
11
Jika EVA < 0, maka menunjukkan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. Jika EVA = 0, maka menunjukkan posisi impas (tidak mengalami penambahan nilai atau penghancuran nilai bagi perusahaan.
2.4.3 Net Operating Profit After Tax NOPAT merupakan hasil penjumlahan dari laba usaha, penghasilan bunga, dan
beban/penghasilan
pajak
penghasilan.
Penghitungan
NOPAT
tidak
mengikutsertakan faktor-faktor non operasional dan laba/rugi luar biasa, seperti laba atau kerugian dari penghentian usaha. Pendekatan Operasional dalam menghitung NOPAT adalah sebagai berikut :
2.4.4 Invested Capital Invested Capital dapat didefinisikan sebagai penjumlahan dari seluruh pendanaan perusahaan kecuali kewajiban jangka pendek yang tidak berbunga seperti upah yang masih harus dibayar dan pajak yang masih harus dibayar. Atau dengan kata lain, perhitungan invested capital merupakan penjumlahan dari ekuitas, seluruh kewajiban yang berbunga jangka pendek maupun jangka panjang, serta kewajiban jangka panjang lainnya.
12
2.4.5 Biaya Hutang Biaya hutang menunjukkan berapa biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan karena perusahaan menggunakan dana yang berasal dari pinjaman.
Biaya hutang merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan kreditur dan harus disediakan perusahaan akibat pemenuhan modal dengan menggunakan pinjaman dari kreditur. Sumber modal dapat berasal dari 1. Hutang jangka pendek (short term debt), yaitu hutang jangka pendek kurang dari 1 tahun 2. Hutang jangka panjang (long term debt), yaitu hutang yang memiliki jangka waktu lebih dari 1 tahun, sebagai contoh : Penerbitan Obligasi.
2.4.6 Cost Of Equity Cost of Equity didefinisikan sebagai tingkat keuntungan yang di syaratkan oleh investor saham biasa. Perusahaan dapat memperoleh biaya modal sendiri dengan dua cara yaitu dari laba ditahan dan mengeluarkan saham baru, dengan demikian pihak manajemen dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh dari dividen atau menahannya dalam bentuk laba ditahan (1999,p225). Dalam penelitian ini, pendekatan untuk menghitung cost of capital
adalah dengan CAPM, yang
dikembangkan oleh Prof. William Sharpe dan John Lintner.
Rm = tingkat pengembalian menurut pasar
13
Dimana : Rf = Tingkat bunga bebas resiko β = Indeks resiko saham Dimana :
,
2.4.7 Return on Invested Capital ROIC (Return on Invested Capital) mengukur real cash pada cash return. Berdasarkan neraca manajerial kita dapat menghitung tingkat pengembalian atas invetasi dana yang dipakai yang disebut Return on Invested Capital (ROIC). Sebenarnya ROIC adalah Return on Equity (ROE) yang dikembangkan.
2.4.8 WACC WACC adalah tingkat return minimum dibobot berdasarkan proporsi masingmasing instrumen pembiayaan dalam struktur modal perusahaan yang harus dihasilkan perusahaan untuk memenuhi ekspektasi kreditur dan pemodal/pemegang saham. Pembobotan dilakukan, karena setiap bentuk pembiayaan yang berbeda mengandung risiko berbeda bagi investor. Karena itu, tiap-tiap bentuk pembiayaan yang dipilih perusahaan, mengandung cost yang berbeda. Bentuk pembiayaan secara umum ada dua kelompok: utang dan ekuitas. Untuk menghitung WACC, komponen
14
pembiayaan yang diikutsertakan dalam penghitungan cost adalah semua komponen yang masuk dalam invested capital. Secara matematis WACC dapat dihitung dengan: WACC
wd 1
T rd
we re
dimana : wd = Proporsi Utang Perusahaan we = Proporsi Ekuitas Perusahaan rd = Cost of Debt re = Cost of Equity D = UtangPerusahaan E
= Ekuitas Perusahaan
2.5 Financial Strategy Matrix Gabriel A Hawawini dan Claude Viallet memperkenalkan teory konsep Financial Strategy Matrix pada tahun 1999, yang merupakan metode analisa yang digunakan untuk evaluasi dan pengarahan yang sejalan dengan kemajuan sebuah perusahaan. Financial Strategy Matrix memetakan keadaan perusahaan/industri pada nilai tambah dan pertumbuhan perusahaan kedalam penempatan kwadran pada matriks. Indicator pertumbuhan nilai perusahaan pada sumbu vertical mengukur apakah perusahaan menghasilkan nilai tambah (value added), dan sumbu horizontal mengukur pertumbuhan perusahaan dimana menghasilkan kas surplus atau deficit.
15
Financial Strategy Matrix membagi perusahaan berdasarkan kinerja yang dicapai yang tercermin dalam laporan yang diukur dengan rasio keuangan yang dibagi menjadi empat bagian atau kwadran. •
Kwadran A adalah perusahaan yang mengalami cash surplus dan EVA positif
•
Kwadran B adalah perusahaan yang mengalami cash defisit dan EVA positif
•
Kwadran C adalah perusahaan yang mengalami cash surplus dan EVA negatif
•
Kwadran D adalah perusahaan yang mengalami cash defisit dan EVA negatif.
2.5.1 Analisis Strategi dalam Financial Matrix Konsep Financial Strategy Matrix (De Wet, 2004) adalah mengkombinasikan value creation dan growth management kedalam empat kwadran dengan masingmasing
kriteria,
sehingga
menggambarkan
kemampuan
perusahaan
dalam
16
berkembang dalam pertumbuhan perusahaan dan kas. Setelah perusahaan-perusahaan dikelompokkan ke dalam masing-masing kwadran, langkah berikutnya adalah mengembangkan strategi agar perusahaan dapat menghasilkan kinerja yang baik.
2.5.2 Kuadran A : Eva Positif dan Kas Surplus Kuadran A mengartikan perusahaan telah menghasilkan nilai tambah (value creation) tetapi memiliki kelebihan dana karena pertumbuhan perusahaan secara aktual lebih kecil dari pertumbuhan yang seharusnya (SGR). Dengan kondisi keuangan seperti ini perusahaan dianjurkan untuk melakukan: •
Menggunakan kelebihan dana untuk lebih bertumbuh dengan cara melakukan investasi baru, meningkatkan kapasitas maupun mengakuisisi bisnis yang berkaitan
•
Menggunakan kelebihan dana tersebut untuk meningkatkan hubungan keagenan dengan pemegang saham dengan cara membagi dividen dan membeli kembali saham yang beredar.
2.5.3 Kuadran B : EVA Positif dan Kas Defisit Kwadran B mengartikan perusahaan telah menghasilkan nilai tambah (value creation) tetapi mengalami kekurangan dana akibat pertumbuhan penjualan actual melebihi pertumbuhan yang seharusnya. Dengan kondisi keuangan seperti itu, perusahaan dianjurkan untuk melakukan: •
Tidak membagi dividen
17
•
Meningkatkan pendanaan perusahaan melalui penerbitan saham atau surat utang
•
Mengurangi tingkat pertumbuhan aktual sampai dengan pertumbuhan SGR dengan mengurangi marjin laba dan perputaran aktiva bersih.
2.5.4 Kuadran C : EVA Negatif dan Kas Surplus Dalam kwadran C mengartikan bahwa perusahaan tidak menghasilkan nilai tambah (value destruction) tetapi memilki kelebihan dana karena perusahaan bertumbuh secara aktual lebih kecil dari pertumbuhan yang seharusnya (SGR). Dengan kondisi keuangan tersebut perusahaan dianjurkan untuk melakukan: •
Menggunakan kelebihan dana tersebut untuk melakukan peningkatan profitabilitas dengan cara meningkatkan efektivitas penggunaan aktiva bersih dan meningkatkan profit marjin baik melalui peningkatan volume penjualan, peningkatan harga jual ataupun mengendalian biaya secara ketat.
•
Menilai kembali keputusan pendanaan perusahaan dengan mengkombinasikan rasio hutang dan modal sampai pada tingkat yang menghasilkan biaya penggunaan dana terrendah.
•
Apabila dua cara diatas tidak dapat dipenuhi maka lebih bijaksana untuk keluar dari bisnis tersebut.
18
2.5.5 Kwadran D : EVA Negatif dan Kas Defisit Kwadran D mengartikan perusahaan selain tidak menghasilkan nilai tambah (value destruction) juga memiliki kekurangan dana karena pertumbuhan perusahaan secara aktual lebih besar dari pertumbuhan yang seharusnya (SGR). Kwadran keempat ini merupakan kwadran yang buruk dan tidak ada strategi untuk memperbaikinya, sehingga dengan kondisi keuangan seperti ini perusahaan dianjurkan untuk menjual bisnis tersebut.
2.6 Statistika dalam Penelitian Terdapat dua macam teknik statistik yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, yaitu statistik parametris dan statistik nonparametris. Keduanya bekerja dengan data sampel. Statistik parametris digunakan untuk menganalisis data yang berbentuk interval dan rasio, dengan dilandasi beberapa persyaratan antara lain data variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Statistik nonparametris digunakan untuk mengolah atau menganalisis data yang berbentuk nominal dan ordinal dan tidak dilandasi persyaratan data harus berdistribusi normal
2.6.1 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena, jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori, dan belum menggunakan fakta.
19
2.6.2 Koefisien Korelasi Korelasi merupakan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Hubungan antar variabel tersebut bisa secara korelasional, bisa juga secara kausal. Jika hubungan tersebut tidak menunjukkan hubungan sebab akibat, maka korelasi tersebut dikatakan korelasional. Sebaliknya jika hubungan tersebut menunjukkan sifat sebab akibat, maka korelasinya dikatakan kausal.