BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Manajemen Dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi bahwa
Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen ini terdiri dari enam unsur (6M) yaitu: men, money, method, materials, machines, dan market. Tulisan didalam Manajemen Personalia Jilid 4 menyebutkan bahwa fungsi-fungsi manajemen terdiri dari: 1. Perencanaan Setiap manajer pastilah menyadari arti pentingnya perencanaan. Karenanya mereka perlu mencurahkan sebagian besar waktunya untuk fungsi perencanaan ini. Untuk manajer personalia, perencanaan berarti menentukan lebih dulu program personalia yang akan membantu tercapainya tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Tentu saja penetapan tujuan ini akan memerlukan partisipasi aktif dari manajer personalia, sesuai dengan pengetahuannya dibidang sumber-sumber manusia (human resources).
2. Pengorganisasian Setelah apa yang dilakukan telah diputuskan, maka perlu dibuat organisasi untuk melaksanakannya. Organisasi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan. Jika perusahaan telah menentukan fungsi-fungsi yang harus dijalankan oleh karyawan maka manajer personalia haruslah membentuk organisasi dengan merancang susunan dari berbagai hubungan antar jabatan, personalia, dan faktor-faktor fisik. Karena rumitnya hubungan yang terjadi diantara jabatan-jabatan yang ada maka banyak pimpinan perusahaan yang mengharapkan agar manajer personalia bisa memberikan saran untuk organisasi secara keseluruhan. 3. Pengarahan Kalau kita sudah mempunyai rencana dan sudah mempunyai organisasi untuk melaksanakan rencana tersebut, maka sudah selayaknya kalau fungsi selanjutnya adalah melaksanakan pekerjaan tersebut. Pada definisi kita diatas, kita menemukan istilah pengarahan (directing), tapi mungkin ada pula yang menggunakan istilah lain seperti, motivasi atau pemberian perintah. Fungsi ini berarti mengusahakan agar karyawan mau bekerja sama secara efektif. 4. Pengawasan Setelah fungsi-fungsi personalia dilaksanakan, apa yang harus dilakukan oleh manajer personalia? Sudah selayaknya kalau fungsi selanjutnya adalah pengawasan, yaitu mengamati dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana dan mengoreksinya apabila terjadi penyimpangan, atau kalau perlu menyesuaikan kembali rencana yang telah dibuat. Dengan demikian
pengawasan adalah fungsi manajemen yang menyangkut masalah pengaturan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana personalia, yang dirumuskan sebagai dasar analisa dari tujuan organisasi yang fundamental.
Dalam buku Dasar-Dasar Manajemen, Manulang (2006), dapat kita bayangkan
bahwa
kegiatan-kegiatan
manajer
adalah
amat
kompleks.
Kompleksnya kegiatan manajer itu akan tampak pada gambar berikut ini:
Perencanaan
Pengawasan Pengorganisasian Pengarahan Penyusunan
Gambar 2.1 Fungsi Manajer Dilihat dari Sudut Proses (Manullang, 2006:14)
2.2
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Unsur men (manusia) ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu
manajemen yang disebut Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang merupakan terjemahan dari man power management. (Malayu Hasibuan, 2007:9)
Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi karena manusia menjadi perencanaan, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Mengatur karyawan adalah sulit dan kompleks karena mareka mempunyai pikirian, perasaan, status, keinginan, dan latar belakang yang heterogen yang dibawa ke dalam organisasi. Tulisan didalam Manajemen Personalia Jilid 4 terdapat mengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah bagian dari manajemen yang lebih memfokuskan pembahasannya mengenai pengaturan peranan manusia dalam mewujudkan tujuan yang optimal. Pengaturan ini meliputi masalah perencanaan (human resources planning), pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan,
pengembangan,
kompensasi,
pengintegrasian,
pemeliharaan,
kedisiplinan dan pemberhentian tenaga kerja untuk membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Menurut Drs. Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan,
pengendalian,
pengadaan,
pengembangan kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisplinan, dan pemberhentian.
Tujuan MSDM adalah sebagai berikut; 1. Agar perusahaan mendapatkan rentabilitas laba yang lebih besar dari persentase tingkat bunga bank. 2. Agar karyawan mendapatkan kepuasan dari pekerjaannya. 3. Agar masyarakat memperoleh barang atau jasa yang baik dengan harga yang wajar dan selalu tersedia di pasar. 4. Agar pemerintah mendapatkan pajak dari yang dihasilkan perusahaan. Menurut Flippo, “Personnel management is the planning, organizing, directing and controlling of the procurement, development, compensation, integration, maintenance, and separation of human resources to the end that individual, organizational and societal objectives are accomplished”. Terjemahan dari kutipan diatas adalah “Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dan pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemberhentian karyawan, dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan, individu, karyawan dan masyarakat.” Menurut Yoder, “personnel management is the provision of leadership and direction of people in their working or employment relationship”. Terjemahan dari kutipan diatas adalah “Manajemen personalia adalah penyedia kepemimpinan dan pengarahan para karyawan dalam pekerjaan atau hubungan kerja mereka.” Menurut Sikula , “personnel administration is the implementation of human resources (man power) by and within an enterprise”. Artinya “Adminstrasi kepegawaian adalah penempatan orang-orang ke dalam suatu perusahaan.” Implementasi tenaga kerja manusia adalah pengadaan, pemeliharaan, penempatan, indoktrinasi, latihan dan pendidikan sumber daya manusia (human resources / man power). Implementasi sumber daya manusia adalah recruitment, selection, training, education, placement, indoctrination dan development”. Menurut Miner, “personnel management may be defined as the process of developing, applying and evaluating policies, procedures, methods, and programs relating to the individual in the organization”.
Artinya “Manajemen personalia didefinisikan sebagai suatu proses pengembangan, menerapkan, dan menilai kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, metode-metode, dan program-program yang berhubungan dengan individual karyawan dalam organisasi.” Dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi (2007:12) menjelaskan bahwa komponen Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) antara lain: 1. Pengusaha Pengusaha adalah setiap orang yang menginvestasikan modalnya untuk memperoleh pendapatan dan besarnya pendapatan itu tidak menentu tergantung pada laba yang dicapai perusahaan tersebut. 2. Karyawan Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan berperan aktif dalam menetapkan rencana, system, proses, dan tujuan yang ingin dicapai. Karyawan adalah penjual jasa (pikiran dan tenaga) dan mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. 3. Pemimpin atau manajer Pimpimpin
adalah seseorang yang mempergunakan
wewenang dan
kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan.
Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengatur dan menetapkan program kepegawaian yang mencakup masalah-masalah sebagai berikut: 1. Menetapkan jumlah, kualitas, dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job specification, job requirement,dan job evaluation. 2. Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan berdasarkan asas the right man in the right place and the right man in the right job. 3. Menetapkan
program
kesejahteraan,
pengembangan,
promosi,
dan
pemberhentian. 4. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada masa yang akan datang. 5. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan perkembangan perusahaan pada khususnya. 6. Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis. 7. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh. 8. Melaksankana pendidikan, latihan, dan penilaian prestasi karyawan. 9. Mengatur mutasi karyawan baik vertical maupun horizontal. 10. Mengatur pension, pemberhentian dan pesangonnya.
Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) meliputi; 1. Perencanaan Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan. 2. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi. 3. Pengarahan Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. 4. Pengendalian Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. 5. Pengadaan Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. 6. Pengembangan Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
7. Kompensasi Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. 8. Pengintegrasian Pengintegrasian
adalah
kegiatan
untuk
mempersatukan
kepentingan-
kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. 9. Pemeliharaan Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun. 10. Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah kesadaran untuk menaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial. 11. Pemberhentian Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini bisa disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pension, dan sebab-sebab lainnya.
2.3
Pengertian Pengawasan Controlling atau pengawasan sering juga disebut pengendalian adalah
salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan semula. Dalam melaksanakan kegiatan controlling, atasan mengadakan pemeriksaan, mencocokkan, serta mengusahakan agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan serta tujuan yang ingin dicapai. (Manullang, 2006:12) Menurut buku Manajemen Personalia Jilid 4 bahwa pengawasan, yaitu mengamati dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana dan mengoreksinya apabila terjadi penyimpangan, atau kalau perlu menyesuaikan kembali rencana yang telah dibuat. Dengan demikian pengawasan adalah fungsi manajemen yang menyangkut masalah pengaturan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana personalia, yang dirumuskan sebagai dasar analisa dari tujuan organisasi yang fundamental. Menurut Terry, “control is to determine what is accomplishe, evaluate it, and apply corrective measures, if needed, to insure result in keeping with the plan”. Artinya “Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksankana, menilainya, dan bila perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. (Dasar-Dasar Manajemen, M. Manullang, 2006;173) Menurut buku Manajemen Pengawasan (Mufham Al-Amin, 2006:49) bahwa pengawasan yaitu kegiatan untuk meyakinkan dan menjamin bahwa pekerjaan yang dilakukan telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
dengan cara mengukur apa yang telah dicapai, menilai kegiatan, dan mengadakan tindakan-tindakan perbaikan dan penyesuaian yang dianggap perlu.
2.3.1 Jenis-Jenis Pengawasan Dalam buku Manajemen Pengawasan diketahui bahwa terdapat beberapa jenis pengawasan, sebagai berikut; 1. Dari segi pelaksanaannya, pengawasan dibagi menjadi 2 yaitu; a. Pengawasan internal Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh unit organisasi itu sendiri. Di dalam organisasi tersebut terdapat unit pengawasan. b. Pengawasan eksternal Pengawasan
eksternal
adalah
pengawasan
yang
dilakukan
aparat
pengawasan dari luar organisasi yang diawasi. Maksudnya adalah organisasi pengawasan ini berdiri sendiri. 2. Jenis pengawasan menurut sifatnya terbagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu; a. Pengawasan langsung Pengawasan langsung adalah pengawasan pribadi secara personal, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan unit kerja/satuan kerja secara langsung dengan cara mengamati, mengecek atau melihat langsung di lapangan atau lokasi kerja.
b. Pengawasan tidak langsung Pengawasan tidak langsung adalah pengawasan yang dilakukan dengan cara tidak langsung atau jarak jauh misalnya dengan cara menerima laporan, pengaduan melalui surat atau pendapat masyarakat. 3. Dilihat dari segi pelaksananya, yaitu; a. Pengawasan fungsional Pengawasan fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan secara fungsional baik internal maupun ekternal organisasi. b. Pengawasan melekat Pengawasan
melekat
adalah
serangkaian
kegiatan
yang
bersifat
pengendalian yang dilakukan secara terus menerus oleh atasan langsung terhadap bawahannya agar pelaksanaan tugas bawahan dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. c. Pengawasan masyarakat Pengawasan
masyarakat
adalah
pengawasan
yang
dilakukan
oleh
masyarakat dan disampaikan secara langsung berupa pengaduan secara lisan atau tertulis kepada organisasi. d. Pengawasan keuangan Pengawasan keuangan adalah sumber kehidupan organisasi karena setiap kegiatan memerlukan biaya. Biaya yang harus dikeluarkan harus sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
e. Pengawasan operasional Pengawasan operasional adalah pengawasan atau pemeriksaan terhadap kegiatan manajemen secara menyeluruh meliputi semua aspek manajemen baik kegiatan itu telah atau sedang dilaksanakan untuk menjamin bahwa pekerjaan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. f. Pengawasan investigasi Pengawasan investigasi adalah kegiatan pengawasan atau audit secara khusus terhadap suatu kasus atau perbuatan melanggar hukum dengan menggunakan prosedur dan teknik tertentu dalam memperoleh bukti-bukti yang sah secara hukum.
2.3.2 Tujuan pengawasan Tujuan dari pengawasan adalah mengusahakan agar apa yang direcanakan menjadi kenyataan, agar proses manajemen dalam melaksanakan kegiatannya dapat berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada hakekatnya pengawasan yang baik akan membantu mewujudkan pencapaian tujuan sesuai dengan rencana. Agar pengawasan efektif, maka pelaksanaannya harus sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah digariskan yaitu: 1. Bahwa pengawasan harus dapat memberikan jaminan dalam rangka mencapai tujuan, artinya pengawasan harus mampu mengetahui perbedaan antara hasil yang direncanakan dengan hasil yang sesungguhnya, sehingga tindakan perbaikan dapat dilakukan sedini mungkin.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara hasil yang direncanakan dengan hasil yang sesungguhnya, pengawasan harus bertitik tolak dari kebijaksanaan manajemen yang tercermin dari: a. Tujuan yang ingin dicapai Biasanya suatu organisasi mempunyai tujuan yang secara jelas ditetapkan dalam rencana. b. Rencana kerja yang telah ditentukan Rencana kerja suatu organisasi biasanya telah ditentukan dan disusun sebaik mungkin agar usaha mencapai tujuan terlaksana dengan mudah dan teratur. c. Pedoman kerja yang telah digariskan Pedoman kerja ini berguna sebagai landasan setiap anggota organisasi bertindak
melaksanakan
tugas,
seperti
halnya
dalam
kegiatan
pengawasan pedoman ini harus jelas serta standar pengawsan yang mantap agar pelaksanaannya berjalan tanpa hambatan. Sebab dengan adanya pedoman dan standar yang baik akan mempermudah pelaksanaan tugas. 3. Pengawasan harus berprinsip pada efisiensi Sasaran setiap pengawasan sudah jelas yaitu untuk mengefisiensikan seluruh kegiatan dalam pencapaian tujuan. Oleh sebab itu pelaksanaan pengawasan, harus berprinsip efisien, artinya pengawasan yang dilakukan diusahakan sehemat mungkin dan bukan sebaliknya memerlukan biaya yang besar.
2.3.3 Peran dan Fungsi Pengawasan Peran dan fungsi pengawasan adalah sebagai berikut: 1. Peran antisipasif Pengawasan harus mampu mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi sehingga tidak menghambat kegiatan lainnya. Jika ditemukan kesalahan maka pengawasan harus segera memperbaiki. 2. Berbagai persoalan (kompleksitas) Adakalanya persoalan dalam perusahaan memerlukan pihak lain untuk melihat, mengoreksi dan memberikan solusi secara wajar, objektif dan transparan. Penyimpangan atau kekeliruan yang terjadi harus segera diperbaiki agar tidak terus berlanjut dan menjadi hambatan kelancaran kegiatan manajemen. 3. Kesalahan Dalam kegiatan manajemen, kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh anggota atau pelaku manajemen yang mungkin luput dari perhatian pihak pimpinan atau manajer. Maka sebagai antisipasinya pengawasan yang dilakukan aparat pengawasan dapat mengingatkan manajer atau pimpinan organisasi terhadap kesalahan-kesalahan tersebut agar tidak berkelanjutan dan tidak menghambat kegiatan organisasi. 4. Pelimpahan Pengawasan sangat dibutuhkan untuk mengetahui dan memonitor apakah pelimpahan tugas yang diberikan telah dilaksanakan dengan baik sesuai peraturan yang berlaku.
2.3.4 Proses pengawasan Proses pengawasan di manapun juga atau pengawasan yang berobjekkan apapun terdiri dari fase sebagai berikut: (Manullang, 2006:184) 1. Menetapkan alat pengukur 2. Mengadakan penilaian 3. Mengadakan tindakan perbaikan
2.4
Pengertian Disiplin Kedisiplinan merupakan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM) yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah kesadaran untuk menaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial. (Malayu, 2007:193) Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Untuk memelihara dan meningkatkan kedisiplinan yang baik adalah hal yang sulit karena banyak faktor yang mempengaruhinya.
2.4.1 Indikator Kedisiplinan Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi, diantaranya: (Malayu, 2007:194)
1. Tujuan dan kemampuan Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. 2. Teladan pimpinan Teladan pimpinan sangat berperan dalam menetukan kedisiplinan karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutgan oleh para bawahannya. Pimpinan harus member contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil serta sesuai kata dengan perbuatan. 3. Balas jasa Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan dan pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula. 4. Keadilan Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya.
5. Waskat Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan efektif untuk mencegah/mengetahui kesalahan, membetulkan kesalahan, memelihara kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja, mengaktifkan perenanan atasan dan bawahan, menggali sistem-sistem kerja yang paling efektif, serta menciptakan sistem internal control yang terbaik dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. 6. Sanksi hukuman Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang. Seharusnya sanksi hukuman tidak terlalu ringan atau terlalu berat supaya hukuman itu tetap mendidik karyawan untuk mengubah perilakunya. Sanksi hukuman hendaknya cukup wajar untuk setiap tingkatan yang indisipliner, bersifat mendidik, dan menjadi alat motivasi untuk memelihara kedisiplinan dalam perusahaan. 7. Ketegasan Ketegasan pimpinan menegur dan menghukum setiap karyawan yang indisipliner mewujudkan kedisiplinan yang baik pada perusahaan tersebut.
8. Hubungan kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Hubunganhubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct single relationship, direct group relationship, dan cross relationship hendaknya harmonis.
2.4.2 Pentingnya Kedisiplinan Kerja Kedisiplinan karyawan merupakan salah satu modal perusahaan dalam mencapai tujuannya, sebab dengan kedisiplinan karyawan maka hasil ataupun keluaran yang dihasilkan oleh karyawan dapat menjadi maksimal yang tentunya menguntungkan perusahaan, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya. Disiplin pribadi seseorang terbentuk saat seseorang mulai mengerti mana hal baik mana hal buruk, namun adakalanya kedisiplinan seorang karyawan terbentuk pada egonya sendiri, dimana melakukan caranya sendiri dalam melaksanakan tugasnya oleh pimpinan perusahaan sehingga hasilnya kadang kala tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh pimpinan perusahaan tersebut. Oleh karena itu pada saat seorang karyawan mulai bekerja dalam suatu perusahaan mereka harus mendapat suatu pelatihan dalam rangka membentuk, menguatkan, serta menyempurnakan pribadi serta memperbaiki karakter yang dapat diharapkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat memberi contoh suatu kedisiplinan yang baik di mata para karyawannya agar karyawannya
menjadikan contoh dalam melaksanakan kedisiplinan kerja dan senantiasa mau melakukan semua bentuk disiplin yang ditetapkan oleh pimpinannya. Kedisiplinan dapat menjadi tolak ukur dari berbagai kegiatan untuk menghasilkan suatu kerjasama dan kepatuhan peraturan, penyusunan, dan perintah. Jadi, dapat dikatakan bahwa jika karyawan yang bekerja disuatu perusahaan berdisiplin dengan baik maka hal itu menunjukkan bahwa yang telah ditetapkan oleh suatu perusahaan kepada karyawannya telah dapat diterima dan diaplikasikan dengan baik oleh karyawan. Sehingga terjadi kerjasama yang baik antara perusahaan dan karyawan yang dipimpinnya. Disiplin lebih lanjut merupakan keselarasan dalam bertindak agar tercipta kerjasama yang baik antar sesama karyawan dan atasannya. Dengan demikian berarti bahwa disiplin tidak hanya sekedar mentaati peraturan, tetapi lebih lanjut merupakan pengembangan sikap positif karyawan dan mempertahankan disiplin diri yang dimiliki karyawan.
2.4.3 Hubungan Pengawasan dengan Kedisiplinan Kerja Pada uraian sebelumnya telah dikatakan, bahwa pengawasan merupakan fungsi dari manajemen yaitu suatu proses untuk menetapkan pekerjaan yang telah dilaksanakan bila perlu mengadakan koreksi dengan maksud agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Sedangkan kedisiplinan merupakan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud
tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah kesadaran untuk menaati peraturanperaturan perusahaan dan norma-norma sosial. Dilakukannya pengawasan merupakan salah satu upaya meningkatkan kedisiplinan kerja karyawan agar dapat tercapai. Kedisiplinan kerja karyawan tergantung pada adanya seberapa jauh pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan dalam hal ini khususnya adalah pimpinan atau atasan. Apabila disiplin kerja tidak dilaksanakan akan merugikan perusahaan, kerugian ini terjadi berupa pemborosan biaya, waktu dan sebagainya yang terjadi karena kurangnya pengawasan oleh manajer atau unit pengawasan. Pengawasan dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang timbul dan membantu para pekerja dalam menghindari hambatan-hambatan. Dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia, Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2007:196) bahwa pengawasan adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan pengawasan berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selalu ada/hadir di tempat kerja agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Pengawasan dapat merangsang kedisiplinan dan moral kerja karyawan. Karyawan merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan, dan pengawasan dari atasannya. Dengan pengawasan, atasan secara langsung dapat mengetahui kemampuan dan kedisiplinan setiap individu bawahannya, sehingga konduite setiap bawahan dinilai objektif. Pengawasan bukan hanya mengawasi
moral kerja dan kedisiplinan karyawan saja, tetapi juga harus berusaha mencari system kerja yang lebih efektif untuk mewujudkan tujuan organisasi, karyawan dan masyarakat. Dengan sistem yang baik akan tercipta internal control yang dapat mengurangi kesalahan-kesalahan dan mendukung kedisiplinan serta moral kerja karyawan. Pengawasan menuntut adanya kebersamaan aktif antara atasan dengan bawahan dalam mencapai tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Dengan kebersamaan aktif antara atasan dengan bawahan, terwujudlah kerja sama yang baik dan harmonis dalam perusahaan yang mendukung terbinanya kedisiplinan karyawan yang baik.