Bab II LANDASAN TEORI II.1 . Valas Valuta asing (Valas) atau biasa disebut juga Foreign Exchange (forex) merupakan transaksi perdagangan nilai tukar mata uang asing dari negara yang berbeda satu sama lain. Sebagai contoh, di Eropa mata uang yang beredar disebut Euro (EUR), di Amerika Serikat mata yang beredar disebut Dollar US (USD). Pasar forexsering disebut juga pasar valuta asing yang merupakan pasar uang yang paling besar. Pelaku pasar forexterdapat dari berbagai golongan seperti perusahaanperusahaan, bank, broker, pemerintah maupun individu. Dilihat dari kegunaannya mata uang memegang peranan penting bagi perdagangan yang ada di dunia. II.2 Bursa Berjangka Bursa Berjangka adalah tempat/fasilitas memperjual belikan atas sejumlah komoditi atau instrumen keuangan dengan harga tertentu yang penyerahan barangnya disepakati akan dilakukan pada saat yang akan datang. Menurut Joni,H,Gultom,A.N., Arief.(2010:8) bursa berjangka adalah badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana untuk kegiatan jual beli komoditi berdasarkan kontrak berjangka dan opsi atas kontrak berjangka. Produk dari bursa komoditi berjangka berisi forex, logam mulia ( seperti emas, perak, batu-batu permata dan lain-lain). Serta barang komoditi lainnya seperti minyak mentah dunia, kelapa sawit, dan sebagainya. II.3 Investasi dan Trading
Investasi adalah penanaman modal yang diharapkan dapat menghasilkan tambahan dana pada masa yang akan datang. Menurut May, E (2010:23) Investasi adalah penempatan sejumlah uang atau modal dalam sebuah instrument (misalnya : saham, emas, obligasi) dengan harapan uang tesebut akan bisa bertambah. Investasi dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama yaitu hitungan bulan hingga tahun. Investasi memiliki beberapa kelebihan yaitu kekuatan yang melipat gandaan keuntungan. Sedangkan dalam trading kita bisa memperoleh keuntungan dalam waktu yang relatif lebih cepat bila dibandingkan dengan investasi yang butuh waktu bertahun-tahun. Tradingadalah suatu kegiatan beli di harga rendah dan jual di harga yang lebih tinggi dalam rentang waktu yang relatif singkat, untuk memperoleh keuntungan dengan waktu yang cepat pula. Yang diperjualbelikan bisa berupa saham, mata uang asing, emas dan lain sebagainya. Rentang waktu trading berkisar dari hitungan menit, jam, hari, hingga beberapa minggu. Tujuan dari trading adalah mengumpulkan keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual. Umumnya trader memanfaatkan trend dan perubahan momentum pada saham-saham yang harganya sangat berfluktuasi untuk menghasilkan keuntungan. II.3.1 Jenis – Jenis Trader Menurut May, E (2010:87) berdasarkan rentang waktu dalam merealisasikan keuntungan, trader dibedakan menjadi : 1. Day trader merupakan trader yang menggunakan rentang waktu paling cepat. Daytrader jarang membiarkan sebuah posisi menginap. Trader membuka dan menutup transaksinya dalam hitungan menit hingga beberapa jam. Para trader
menggunakan grafik rentang waktu kecil, yaitu grafik per 3menitan, hingga grafik 4 jam. 2. Swing trader merupakan trader yang menggunakan grafik harian (daily chart). Trader membuka dan menutup transaksi dalam rentang waktu satu hari hingga beberapa hari, atau bahkan beberapa minggu. Grafik utama yang digunakan adalah grafik harian. 3. Position trader merupakan trader yang menggunakan grafik mingguan (weeklychart). Trader membuka dan menutup transaksi dalam rentang waktu satu hingga enam bulan. II.3.2 Instrumen – Instrumen Trading Menurut May, E (2010:29) ada beberapa jenis instrument market yang dapat dipilih diantaranya adalah saham, forex, dan komoditas. Saham atau stock merupakan bagian dari kepemilikan sebuah perusahaan. Saham diperdagangkan dalam sebuah bursa saham, yang pada dasarnya merupakan tempat untuk menjual atau membeli saham. Forex / Foreign Exchangeatau pertukaran valuta asing/valas merupakan perdagangan mata uang kedua negara yang nilainya berubah dari waktu ke waktu. Berdasarkan survei BIS (Bank for Internasional Settlement) pada bulan September 2008, diperoleh fakta bahwa perputaran uang yang tejadi pada pasar forex mencapai USD 5 triliun per harinya. Jumlah ini lebih besar dibandingkan perputaran uang di bursa berjangka lainnya, seperti bursa saham di negara lainnya. Commodities / komoditas perdagangan yang memperjualbelikan bahan-bahan mentah seperti :
Bahan Bakar : minyak, gas, batubara. Metal : nikel, tembaga, emas, timah, perak. Agrikultur : kelapa sawit, jagung, coklat. Harga komoditi ini ditentukan oleh penawaran dan permintaan pasar yang ada, dan tidak ditentukan oleh distributor atau penjual, berdasarkan perhitungan harga masing-masing pelaku. Harga sangat ditentukan oleh permintaan dan penawaran yang terdapat di pasar komoditi. Permintaan ditentukan oleh adanya penggunaan baru, pertambahan penduduk, kemampuan orang untuk membeli dan karena substitusi, sedangkan penawaran ditentukan karena cuaca, produksi dan lain sebagainya. II.4 Analisis Pergerakan Valuta Asing Banyak investor yang mempunyai uang dan mencoba berinvestasi di dalam tanpa mengetahui strategi atau informasi yang cukup. Mereka hanya melihat apakah mata uang tersebut naik atau turun. Sebaiknya bila ingin berinvestasi di valas, lebih baik harus mengenal terlebih dahulu dunia valas itu sendiri dan mengetahui bagaimana strategi yang baik agar mendapatkan keuntungan. Ada dua tipe analisis yang dapat dijadikan pedoman bagi para investor ataupun pelaku valas agar dapat lebih baik dalam menganalisa pergerakan valas yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. II.5 Analisis Fundamental Analisis Fundamental adalah suatu alat yang digunakan para trader dalam melihat pasar dengan cara menganalisis kekuatan ekonomi, sosial dan politik yang mempengaruhi penawaran dan permintaan aset. Analisis Fundamental dikelompokan menjadi dua yaitu : •
Bullish
Bullish berasal dari kata ‘Bull’ (Sapi Jantan), sifat tersebut menggambarkan gerakan harga pasar terlihat seolah-olah akan turun, namun sebenarkan akan naik. •
Bearish Bearish berasal dari kata ‘Bear’ ( Beruang), sifat tersebut menggambarkan gerakan harga pasar yang terlihat seolah-olah akan naik, namun sebenarnya harga akan turun. Menurut
Wira
(2010:3)
analisis
fundamental
adalah
analisis
yang
memperhitungkan berbagai faktor, seperti kondisi ekonomi suatu negara, kebijakan ekonomi ataupun mikro. Dari sisi makro, dapat diketahui kondisi ekonomi negara tersebut, apakah masih sehat atau tidak. Sedangkan dalam skala mikro, analisis fundamental digunakan untuk mengetahui caluasi suatu instrumen finansial, berapa nominal harga yang layak bagi suatu mata uang, saham, atau komoditas tertentu. Pada prinsipnya suatu analisis fundamental digunakan untuk mengetahui apakah suatu harga overvalued (mahal) atau undervalued (murah). II.6 Analisis Teknikal Analisis teknikal adalah suatu teknik analisis yang digunakan untuk menentukan arah pergerakan harga dimasa depan dengan menggunakan grafik data masa lalu dan data sekarang. Tujuan dari para trader menggunakan analisa teknikal antara lain untuk : •
Volume transaksi
•
Trend
•
Level-level psikologis (support and resistance)
•
Periode waktu yang terjadi
Menurut Wira (2010:3) analisis teknikal adalah teknik yang menganalisa fluktuasi harga dalam rentang waktu tertentu atau dalam hubungannya dengan faktor lain misalnya volume transaksi. Karena itu analisis teknikal lebih banyak menggunakan grafik. Dari pergerakan tersebut akan terlihat pola tertentu yang dapat digunakan sebagai pasar untuk melalukan pembelian dan penjualan. Pada dasarnya analisis teknikal digunakan untuk menentukan apakah suatu harga, mata uang sudah overbought (jenuh beli) atau oversold (jenuh jual). Namun analisis teknikal tidak bisa dipastikan 100% benar. Menurut pengalaman empiris para ahli, dikatakan bahwa keakuratan analisis teknikal sekitar 60-70%. Analisis teknikal juga dapat membantu para trader yang ingin trading agar bisa memikirkan langkahlangkah apa yang selanjutnya akan kita ambil. II.6.1 Jenis – Jenis Chart Untuk mengetahui pola pergerakan harga, maka data harga dapat digambarkan dalam bentuk grafik. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai, antara lain : 1. Line Chart
Gambar 2.1 Line Chart (Metatrader4) 2. Bar Chart
Gambar 2.2 Bar Chart (Metatrader4)
Gambar 2.3 Bar Chart 3. Candlestick Chart
Gambar 2.4 Candlestick (Metatrader4) II.6.1.1 Candlestick Chart Candlestick menjadi salah satu cara bagi para trader untuk melihat pergerakan harga saham karena candlestick berupa grafik yang menampilkan harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan harga terendah. Bentuk candlestick terlihat seperti sebuah bar dengan bentuk khusus. Menurut Vibby, S (2010:23) candlestick ditemukan oleh pedagang beras di Jepang pada abad 18. Candlestick pada umumnya digunakan untuk trading jangka pendek, sehingga lebih cocok digunakan oleh para trader. Candlestick mampu menampilkan harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan harga terendah. Beberapa pola candlestick secara umum dapat dibagi menjadi tiga yaitu : Pola Netral (spinning tops) Pola Kontinuitas (Green and Red candle, Three Red soldier, Green Crows, Marubozu) Pola Reversal (Doji, Hammer, Dragon Fly doji, Gravestone doji, Hanging man, Shooting Star, Bullish & Engulfing Star, Morning Star & Evening Star, Inverted Hammer)
Gambar 2.5 Candlestick II.6.2 Indikator Menurut Wira (2010:58) indikator analisis teknikal adalah formula matematis yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan trading. Indikator tersebut sangat berguna untuk memberikan informasi mengenai trend, volume dan termasuk memberikan sinyal jual atau beli. Indikator digunakan untuk mengetahui apakah saat ini market sedang uptrend atau downtrend, dan digunakan untuk mengetahui kekuatan trend. Contoh Indikatornya adalah Bollinger Bands, CCI, Moving Average, Parabolic SAR, Strandard Deviation, ADX. Indikator berdasarkan volume digunakan sebagai basis perhitungan. Dengan demikian indikator ini berguna untuk mengetahui psikologi pelaku pasar, seperti optimis atau pesimis. Contohnya adalah Volume, Money Flow, Index, On Balance volume.
Indikator berdasarkan Profitunity adalah sistem tradingyang diciptakan oleh Bill William. Contohnya adalah Alligator, Accelator Oscillator, Awesome Oscillator, Fractals, Market Facilitatiion Index, Gator Oscillator. Indikator berdasarkan Oscillator biasanya tidak menempel pada chart. Indikator ini memiliki nilai tersendiri dalam suatu range tertentu. Biasanya digunakan untuk menentukan kapan masuk atau keluar dari pasar. Contohnya adalah ATR, Bears Power, Bulls Power, Force Index, Ichimoku Konkyo Hyo, Moving Average Convergence Divirgence (MACD), Moving Average of Oscillator, Relative Strength Index (RSI), Stochastic Oscillators. II.6.3 Support and Resistance Support adalah suatu tingkat harga dimana biasanya terjadi tekanan jual yang diimbangi oleh pembelian, sehingga harga menjadi naik. Support dibentuk dengan menggambarkan garis yang menghubungkan minimal dua titik terendah yang sejajar. Resistance adalah suatu tingkat harga dimana biasanya tekanan beli diimbangi oleh kenaikan penjualan, sehingga harga dapat tertahan bahkan menjadi turun. Resistance dibentuk dengan menggambarkan minimal dua titik tertinggi yang sejajar. Menurut Wira (2010:19) support adalah tingkat harga dimana seakan-akan tingkat harga ini menjaga supaya harga tidak jatuh lebih dalam. Saat menyentuh support ini harga seperti “membal” kembali. Jika support ini tembuh (Breakdown), maka harga akan turun ke bawah sampai menemukan titik support baru. Sedangkan untuk Resistance adalah level dimana aksi jual cukup besar sehingga menghambat harga untuk bergerak naik lagi. Jika resistance tembuh (Breakout) harga akan mencari resistance berikutnya.
Gambar 2.6 Support and Reisistance. II.6.4 Trend Menurut Wira (2010:14) disemua instrumen finansial, harga bisa bergerak secara trending atau trading. Trending, harga bergerak menurut kecenderungan (trend) tertentu. Bisa berupa Uptrend, dimana harga memiliki kecenderungan untuk naik atau Downtrend, dimana harga cenderung terus turun. Trading, harga bergerak bolak balik dalam range sempit (sideways). II.6.4.1 Moving Average Moving Averagemerupakan sebuah teknik yang digunakan untuk menganalisa urutan data dan untuk mendapatkan data pergerakan harga yang terintegrasi selama suatu periode tertentu. Moving Average merupakan indikator yang paling sering digunakan pada grafik harga, yang menunjukkan tren dan mengabaikan fluktuasi harga. Indikator ini memiliki parameter sebagai berikut :
1. Harga 2. Periode 3. Tipe Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat empat tipe harga yang digunakan dalam analisis teknis. Yaitu : harga pembukaan, harga penutupan, harga rendah dan harga tinggi. Nilai MA menunjukkan harga jenis apakah yang digunakan. Dengan kata lain, indikator ini menunjukan bahwa nilai rata-rata (mean) sebuah harga berubah tergantung pada tipe yang digunakan : Pembukaan (Open), Penutupan (Close), Rendah (Low) atau Tinggi (High). Beberapa turunan dari harga ini juga sering digunakan untuk menghitung nilai MA. •
Median Price = (High+Low)/2
•
Typical Price = (High+Low+Close)/3
•
Weighted Close = (High+Low+Close+Close)/4 Parameter kedua adalah periode. Periode merupakan sebuah angka yang menunjukkan periode waktu yang digunakan untuk generalisasi data. Sebagai contoh, jika periode bernilai 34, ini berarti bahwa nilai sekarang (present value) dari Moving Average dihitung menggunakan data yang diterima selama 34 periode waktu terakhir. Pada diagram harian, hal ini berarti bahwa data tersebut telah diterima selama 34 hari terakhir. Ada beberapa tipe dari Moving Average yaitu : •
Simple Moving Average (SMA)
•
Exponential Moving Average (EMA)
•
Linear Weighted Moving Average (WMA)
Menurut Wira (2010:68) Moving Average adalah indikator yang cukup popular dikalangan trader. Bahkan banyak trader yang sangat menggantungkan diri pada satu jenis indikator ini.
Indikator Moving Average menghitung pergerakan harga rata-rata dari suatu instrumen finansial dalam suatu rentang waktu misalnya dalam waktu 5 hari, 20 hari, atau 100 hari. Ada beberapa variasi Moving Average yang digunakan dalam analisis teknikal yaitu :
Simple Moving Average (SMA) Simple Moving Average dihitung dengan cara menambahkan harga yang akan dihitung kemudian dibagi dengan periode lama waktunya. Harga yang dihitung biasanya adalah harga Close. Tapi bisa juga harga High, Low, atau rata-rata dari ketiganya.
Gambar 2.7 Simple Moving Average (SMA) Linear Weighted Moving Average (WMA) Beberapa trader beranggapan bahwa harga yang terakhir adalah lebih penting daripada harga yang lebih lama. Sehingga naik/turunnya Moving Average itu, karena pengaruh harga terakhir bukan karena pengaruh data beberapa periode yang lalu. Sehingga harga yang terakhir diberi pemberat berupa bilangan bulat yang dikalikan kepada harga terakhir. Jika pemberat tersebut linier maka disebutlah Weighted Moving Average dan bila berbentuk exponensial disebut
Exponential Moving Average. Sedang untuki Triangular Moving Average, penekanan pemberatnya ada pada tengah-tengah periode.
Gamba IGambar 2.8 Linear Weighted Moving Average (WMA) Exponential Moving Average (EMA) Beberapa trader beranggapan bahwa harga yang terakhir adalah lebih penting daripada harga yang lebih lama. Sehingga naik/turunnya Moving Average itu, karena pengaruh harga terakhir bukan karena pengaruh data beberapa periode yang lalu. Sehingga harga yang terakhir diberi pemberat berupa bilangan bulat yang dikalikan kepada harga terakhir. Jika pemberat tersebut linier maka disebutlah Weighted Moving Average dan bila berbentuk exponensial disebut Exponential Moving Average. Sedang untuki Triangular Moving Average, penekanan pemberatnya ada pada tengah-tengah periode.
Gambar 2.9 Exponential Moving Average (EMA)
Smoothed Moving Average.
Gambar 2.10 Smoother Moving Average Moving Average dapat digunakan untuk berbagai hal, yaitu mengidentifikasi trend sekarang, mengetahui pembalikan arah trend (reversal), menentukan level support dan resistance. II.6.4.2 Parabolic SAR Welles Wildermengembangkan Parabolic SAR pada pertengahan tahun 1970-an. Indikator ini menentukan kapan kita harus menutup posisi, membuka posisi baru dengan arah berlawanan (SAR – Stop dan Revesal), dan bagaimana cara memperbaiki keuntungan. Indikator ini mirip
dengan Moving Average, tetapi ada perbedaannya adalah indikator ini bergerak pada tingkat akselerasi yang berbeda. Indikator ini dikembangkan sehingga dapat diterapkan ke pasar tren. Prinsip umum di belakang Parabolic SARadalah untuk mengikuti tren dan membuka posisi pendek ketika pasar bergerak turun dan menggeser stop pelindung (protective stop) anda sesuai arah pasar atau membuka posisi yang panjang dan menggeser stop pelindung anda sesuai arah pasar ketika stop pelindung berbalik dengan arah yang berlawanan. Sangatlah mudah untuk menggunakan indikator ini sebagai Trailing Stop. Parabolic mengikuti pergerakan pasar, dan pada saat yang sama ketika mengoreksi harga maka akan mengurangi tingkat percepatannya. Parabolic SAR merupakan salah satu indikator yang sering digunakan oleh para trader untuk menentukan arah dari momentum harga atau untuk mengenali trend pasar yang sedang trend. Parabolic SAR memudahkan para trader dalam menganalisa trend pasar dengan adanya titiktitik untuk memudahkan membaca situasi yang ada. Jika, titik Parabolic SAR berada di atas candlestick maka menunjukkan harga trend pasar sedang mengalami trend turun dan jika titik Parabolic SAR berada dibawah candlestick maka harga trend sedang mengalami trend naik. Parabolic SAR akan lebih efektif dengan menambahkan indikator-indikator lainnya seperti Relative Strength Index, Moving Average. II.6.4.3 Relative Strength Index (RSI)
Relative Strength Index (RSI) merupakan salah satu indikator yang cukup populer dikalangan para trader. RSI dikembangkan oleh J. Welles Wilder, indikator ini digunakan untuk estimasi untuk momentum pasar.
RSI dihitung sebagai berikut :
RSI = െ
ାࡾࡿ
Dimana, RSI sama dengan rata-rata Up Close dibagi dengan harga rata-rata Down Close pada periode tertentu.
RSI standar merupakan RSI pada 14 periode dengan tiga garis utama pada tingkat 30, 50 dan 70. Sesuai dengan baris-baris ini, zona jenuh beli (di atas tingkat 70) dan jenuh beli (di bawah tingkat 30) kondisi pasar dibentuk.
RSI menyediakan beberapa sinyal. Yaitu :
1. Breakout dari tingkat 50. Sinyal beli tersedia ketika indikator lewat di atas tingkat 50 dan begitu juga sebaliknya sinyal jual tersedia ketika indikator lewat di bawah tingkat 50.
2. Sinyal beli tersedia ketika indikator lewat di atas tingkat 30 dari area jenuh jual. Sinyal jual tersedia ketika indikator lewat di bawah tingkat 70 dari area jenuh beli. Sinyal ini lebih penting dibandingkan dengan breakout dari tingkat 50.
Menurut (www.forexscope.com)Relative Strength Index atau yang lebih banyak dikenal dengan singkatan RSI diperkenalkan oleh J. Welles Wilder Jr. ditahun 1978. RSI diperkenalkan dalam buku New Concept in Technical TradingSystem. Dari semua indikator momentum yang banyak digunakan saat ini, RSI adalah indikator terbaik jika dihubungkan dengan analisa teknikal dasar karena kemampuannya membentuk garis tren, pola grafik, dan support-resistance. Mengaplikasikan teknik analisa dasar di RSI dikombinasikan dengan kondisi overbought (jenuh beli) dan oversold (jenuh jual) serta divergence dapat menghasilkan estimasi dan perkiraan perilaku pasar yang baik. RSI membandingkan
kekuatan relatif dari kenaikan harga pada periode yang ditutup diatas harga penutupan periode sebelumnya dengan penurunan harga pada periode yang ditutup dibawah harga penutupan sebelumnya. Hal ini menghasilkan indikator yang bergerak diantara nol dan 100.
Gambar 2.11 Relative Strength Index (RSI)
Dari Gambar diatas menujukkan bahwa RSI periode (14) dua kali memasuki dan hampir menyentuh daerah oversold pada tanggal 15 Januari 2013 dan 22 Januari 2013. Dan tiga kali memasuki daerah overbought pada tanggal 11 Januari 2013, 17 Januari 2013, dan 25 Januari 2013.