BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Bank Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintah dan swasta, maupun perorangan untuk menyimpan danadananya. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta membantu kelancaran mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian. Dengan semakin besarnya dana yang dihimpun maka suatu bank dapat mendapatkan laba yang besar dengan memberikan pinjaman / kredit kepada masyarakat atau membeli obligasi pemerintah. Harga saham bank tersebut juga akan naik apabila laba bank tersebut meningkat. Hal ini karena pihak investor berharap pembagian deviden akan semakin besar yang memicu permintaan saham akan meningkat pula sehingga menaikan harga saham bank tersebut. Bank merupakan pemasok (supplier) dari sebagian besar uang yang beredar yang digunakan sebagai alat tukar atau alat pembayaran, sehingga mekanisme kebijakan moneter dapat berjalan. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa bank, terutama bank umum merupakan suatu lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan perekonomian dan perdagangan.
8
2.1.1. Bank Sentral Dalam membatasi konsep mengenai Bank Sentral, kami hanya memberikan gambaran ringkas mengenai alasan pentingnya keberadaan Bank Sentral serta peran dan tugas utama Bank Sentral (Bank Indonesia). Sistem moneter dunia yang semakin terintegrasi dan saling bergantung telah mengakibatkan negara-negara dengan sumber modal terbatas seperti Indonesia menjadi tidak berdaya mengatasi perpindahan arus modal yang semakin cepat. Dengan menganut sistem devisa bebas dan sistem nilai tukar bebas (free floating rate), maka Bank Sentral di Indonesia mengemban tugas yang sangat berat sekaligus menantang. Sebuah sistem Bank Sentral yang baik, sehat, dan memiliki kualitas pelayanan yang sempurna, dengan prinsip kehati-hatian (prudential banking), serta didukung oleh sistem politik dan budaya yang tangguh, merupakan syarat mutlak untuk mengatasi kondisi apapun. Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Indonesia, merupakan lembaga negara yang memiliki wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan, serta menjalankan
fungsi
sebagai
lender
of
last
resort,
dalam
mengatasi
ketidakseimbangan (mismatch) yang disebabkan oleh risiko kredit atau risiko pembiayaan, berdasarkan prinsip syariah, risiko manajemen, dan risiko pasar. Sesuai dengan status Bank Indonesia sebagai otoritas moneter yang independent, pemberian program kredit tidak lagi menjadi tugas BI.
9
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Indonesia memiliki tugas dan peranan dalam membantu terselenggaranya sistem perbankan di Indonesia menjadi lebih baik, secara ringkas tugas dan peran Bank Sentral tersebut diantaranya, adalah: 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Melalui operasi pasar terbuka, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum (reserve requirements), dan pengaturan kredit atau pembiayaan. 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Pemberian ijin atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran, menetapkan penggunaan alat pembayaran, mengatur sistem kliring antar bank, juga memiliki wewenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah, serta mencabut, menarik, dan memusnahkannya. 3. Mengatur dan mengawasi bank. Menetapkan ketentuan dalam mengatur perbankan, memberikan ijin usaha suatu bank, mencabut ijin usaha suatu bank, mewajibkan penyampaian laporan terhadap bank, melakukan pemeriksaan bank, dan mengatur perkembangan sistem informasi antar bank. 4. Penyampaian informasi dan laporan keuangan berdasarkan atas prinsip transparansi dan akuntabilitas. 5. Stabilisator moneter. Memberikan pinjaman dalam keadaan darurat kepada bank yang mengalami kesulitan dana (lender of last resort), serta melaksanakan kebijakan moneter melalui berbagai instrumen kebijakan dalam pengendalian moneter. 6. Pengatur sistem pembayaran. 10
Menetapkan sistem peraturan dan penyelenggaraan kliring, serta mengeluarkan dan mengedarkan uang. 7. Pengawas bank dan lembaga keuangan lainnya.
2.1.2. Bank Umum Setelah melihat pengertian diatas, bank merupakan lembaga keuangan yang menawarkan jasa keuangan seperti kredit, tabungan, pembayaran jasa, dan melakukan fungsi-fungsi keuangan lainnya secara profesional. Keberhasilan bank ditentukan oleh kemampuan mengidentifikasi permintaan masyarakat akan jasa-jasa keuangan, kemudian memberikan pelayanan secara efisien, dan menjualnya dengan harga yang bersaing. Bank adalah department store of finance, yang merupakan organisasi jasa atau pelayanan berbagai macam jasa keuangan. Sebaiknya bank selalu memperhatikan TRICK sebagai dasar menjalankan bisnis mereka. Menurut (Joseph F. Sinkey, 2002, hal. 28 -30) TRICK yaitu: •
Transparancy ; artinya mudah untuk dimengerti, jelas dan mudah untuk dideteksi
•
Risk Exposure ; keberanian bank dalam menilai dan mengambil resiko agar pelanggannya merasa aman.
•
Information Technology ; ilmu teknologi yang digunakan bank untuk menambah daya jual bank tersebut.
•
Competition For customers ; kompetisi yang memperebutkan agar pelanggan baru dan menjaga agar pelanggan tidak pindah.
11
•
Capital Adequacy ; kecukupan modal yang ada pada suatu bank dalam memenuhi semua kewajibannya.
2.2. Sistem Ekonomi Dan Keuangan Menurut John Maynard Keynes, ada tiga kemungkinan yang berkaitan dengan tujuan seseorang dalam memiliki atau memegang uang dalam jumlah tertentu, yaitu: 1. Tujuan Transaksi. Penggunaan uang dalam bentuk apapun yang digunakan untuk melakukan pertukaran dalam memperoleh suatu bentuk barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan jangka pendek. 2. Tujuan Tabungan. Penempatan uang untuk disimpan guna berjaga-jaga dalam memenuhi kebutuhan yang bersifat mendesak dan memenuhi kebutuhan lain yang timbul pada masa yang akan datang serta kebutuhan jangka panjang lain. 3. Tujuan Spekulatif. Penempatan uang dalam suatu bentuk alat investasi dengan harapan akan berkembang dan menghasilkan nilai yang lebih tinggi pada masa yang akan datang. Dalam hal mengakomodisir keinginan konsumen yang semakin bertambah, maka tersedianya berbagai macam pasar dalam memenuhi harapan konsumen terus meningkat dan semakin ketat.
12
Sistem ekonomi dan keuangan dapat dikelompokkan dalam banyak cara. Salah satu cara adalah dengan mengorganisasikan sistem tersebut kedalam dua macam pasar, yaitu pasar untuk barang dan jasa serta pasar untuk aset keuangan.
2.2.1. Pasar Aset Keuangan Suatu aset keuangan adalah tagihan-tagihan (claims) terhadap penghasilan yang didapatkan dari aset riil yang digunakan oleh perusahaan (bank) atau pemerintah. (Bodie, Kane, Marcus, 2002, Investments, hal. 28) Sebagai contoh, suatu perusahaan (bank) yang memerlukan sejumlah modal, meminjam uang dari pihak yang terkait dengan memberikan sebuah catatan perjanjian (promissory notes). Catatan tersebut adalah sebuat aset keuangan yang dipegang oleh pihak yang terkait tadi sebagai yang meminjamkan uang dan catatan tersebut mewakili suatu klaim terhadap perusahaan (bank) yang bersangkutan sebagai peminjam uang. Dari sudut pandang perusahaan (bank), catatan tersebut merupakan suatu utang keuangan. Banyak aset keuangan, seperti saham (stocks) dan obligasi (bonds) yang dikeluarkan oleh unit usaha dan obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah, diperdagangkan di pasar yang terorganisir. Setelah suatu perusahaan (bank) mengeluarkan saham, saham tersebut dapat dijual dari individu kepada individu yang lain. Sebuah pasar saham yang aktif akan memudahkan bagi perusahaan (bank) untuk mendapatkan modal dengan meyakinkan investor bahwa saham yang dibelinya dari perusahaan (bank) dapat dijual kepada investor yang lain jika diperlukan. Perdagangan saham secara langsung dari perusahaan (bank) disebut dengan pasar 13
primer (primary market), sedangkan perdagangan saham diantara investor disebut dengan pasar sekunder (secondary market). Pasar keuangan selalu dibagi menjadi dua sub pasar, yaitu pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market). Pasar uang adalah suatu kelompok pasar, dimana instrumen kredit jangka pendek yang umumnya berkualitas tinggi diperjualbelikan. Karena pada pasar uang pelaksanaan transaksi tidak dilakukan ditempat tertentu sebagaimana halnya dengan bursa efek pada pasar modal, maka sering pula disebut dengan pasar abstrak. Pasar modal adalah pasar untuk instrumen keuangan jangka panjang dan saham yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan (bank) yang merupakan pasar konkrit. Atau dengan kata lain, pengelompokkan pasar dapat dilakukan berdasarkan atas jangka waktu klaim (maturity of claims), yaitu: 1. Pasar Uang (Money Market). Merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market) yang digunakan sebagai tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan atas berbagai instrumen keuangan jangka pendek, seperti: Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Surat Berharga Pemerintah, sertifikat deposito, dan lain sebagainya. 2. Pasar Modal (Capital Market). Merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market) yang digunakan sebagai tempat pertemuan penawaran dan permintaan atas berbagai instrumen keuangan jangka panjang baik dalam bentuk modal sendiri (stocks) maupun utang (bonds) yang diterbitkan oleh pemerintah (public authorities) maupun oleh perusahaan swasta (private sectors). 14
2.2.2. Pasar Modal Menurut (Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995, Bab I, Pasal 1, Tentang Pasar Modal), yaitu pasar modal merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta Lembaga dan Profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan menurut (Widoatmodjo, Sawidji, 1996, Cara Sehat Investasi Di Pasar Modal, hal. 13) yaitu pasar modal merupakan suatu jenis pasar konkrit dimana jual beli dana-dana jangka panjang yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun dilakukan dan merupakan alternatif sumber pembiayaan modern selain perbankan. Dari beberapa definisi tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa pasar modal merupakan sarana dalam bentuk penyediaan suatu fasilitas (tempat) bertemunya permintaan (investor) dan penawaran (emiten) sebagai alternatif mobilisasi dana (pembelanjaan) bagi perusahaan dan membantu meningkatkan kegiatan perekonomian secara nasional. Pasar modal memiliki beberapa fungsi strategis tidak saja bagi pihak yang memerlukan dana (borrowers) dan pihak yang meminjamkan dana (lenders), tetapi juga bagi pemerintah. Di era globalisasi ini, hampir seluruh negara menaruh perhatian yang besar terhadap pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi suatu negara. Terjadinya pelarian modal ke luar negeri (capital flight) bukan hanya merupakan akibat dari menurunnya (depresiasi) nilai rupiah, atau tingginya inflasi dan suku bunga di suatu negara, akan tetapi juga diakibatkan karena tidak tersedianya alternatif investasi yang menguntungkan di negara tersebut. Pada 15
dasarnya terdapat empat peranan strategis dari pasar modal bagi perekonomian suatu negara, yaitu: 1. Sebagai Sumber Penghimpun Dana. Pasar modal berfungsi sebagai alternatif sumber penghimpunan dana selain sistem perbankan yang selama ini dikenal merupakan media penghimpunan dana secara konvensional. Pasar modal memungkinkan perusahaan (bank) menerbitkan surat berharga (sekuritas), baik surat tanda utang (obligasi) maupun surat tanda kepemilikan (saham). Dengan memanfaatkan sumber dana dari pasar modal, perusahaan (bank) dapat terhindar dari kondisi debt to equity ratio yang terlalu tinggi. 2. Sebagai Alternatif Investasi Para Pemodal. Pasar modal memberikan kesempatan kepada para pemodal untuk membentuk portofolio investasi melalui cara mengkombinasikan dana pada berbagai kemungkinan investasi dengan harapan memperoleh keuntungan yang lebih dan sanggup menanggung sejumlah risiko tertentu yang mungkin terjadi. 3. Biaya Penghimpunan Dana Melalui Pasar Modal Relatif Rendah. Dalam melakukan penghimpunan dana, suatu perusahaan (bank) membutuhkan biaya yang relatif lebih kecil jika diperoleh melalui penjualan saham daripada meminjam ke suatu bank lain. 4. Bagi Negara, Pasar Modal Akan Mendorong Perkembangan Investasi. Setiap perusahaan (bank), khususnya yang berskala besar dan bersifat strategis, pasti berkeinginan untuk mampu meningkatkan kapasitas usahanya agar dapat menaikkan volume penjualan dan pendapatan. Usaha yang berskala kecil secara 16
teoritis, sulit untuk mencapai skala produksi yang efisien (economies of scale), sehingga untuk memperbaiki posisinya perusahaan (bank) yang bersangkutan melakukan perluasan usaha (expansion). Perluasan usaha ini membutuhkan modal yang besar. (Usman, Marzuki, Riphat, Singgih, dan Ika, Syahrir, 1997, Pengetahuan Dasar Pasar Modal, hal. 13-17)
2.3. Resiko Investasi Saham Dalam membuat keputusan investasi, sebenarnya investor tidak mengetahui tingkat keuntungan (rate of return) instrumen investasinya (sekuritas) secara pasti. Ketidakpastian tingkat keuntungan yang diperoleh investor berkaitan dengan adanya risiko dalam setiap aktifitas investasi. Dalam kondisi normal, risiko investasi dapat diprediksikan melalui kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan juga tercermin dalam harga sahamnya. (Ratih, Dyah Sulistyastuti, 2002, Saham dan Obligasi, hal. 9-14) Setiap hari indeks harga saham berfluktuasi naik turun. Fluktuasi harga saham inilah yang disebut risiko investasi saham karena menjadikan ketidakpastian tingkat keuntungan (rate of return). Didalam konsep Model Indeks Tunggal menjelaskan bahwa variance tingkat keuntungan (rate of return) terdiri dari risiko unik dan risiko yang berhubungan dengan pasar. Di indonesia, indeks pasar dipresentasikan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dimana risiko pasar inilah yang biasa disebut dengan risiko sistematik (systematic risk), dimana untuk mengukur risiko ini diperlukan suatu perhitungan beta. Beta inilah yang digunakan sebagai ukuran risiko pasar yang relevan untuk menentukan tingkat keuntungan yang diharapkan (required
17
rate of return). Secara sederhana indeks beta dapat diperoleh melalui perbandingan fluktuasi indeks saham individual terhadap fluktuasi IHSG. Berikut variabel-variabel yang mempengaruhi indeks beta, yaitu: 1. Dividen Payout Ratio, biasanya berhubungan terbalik dan investor lebih suka pembayaran dividen yang besar. 2. Assets Growth, berhubungan positif dengan beta yaitu semakin tinggi pertumbuhan semakin tinggi pula betanya. Akan tetapi semakin berfluktuasi. 3. Leverage, dengan penggunaan dana melalui tingkat hutang, biasanya akan lebih berisiko dan mempengaruhi nilai beta. 4. Likuiditas dan profitibilitas, mempunyai hubungan yang berlawanan dengan beta. 5. Asset size, beta berhubungan negatif dengan skala perusahaan. Biasanya untuk perusahaan yang mempunyai skala besar dianggap memiliki risiko kecil. 6. Variabilitas laba, berhubungan positif dengan beta. 7. Beta Akuntansi, beta yang diperoleh melalui koefisien regresi dengan variabel dependen, sehingga berhubungan positif dengan beta pasar. Sesuai Capital Asset Pricing Model (CAPM) yang dikemukakan oleh Hary Markowitz menjelaskan bahwa required rate of return (k) = Risk free rate + beta (Market return – Risk free rate). Dimana Market return - Risk free rate merupakan premi risiko (premium risk), dimana premi risiko (premium risk) tersebut adalah kombinasi dari beberapa risiko yaitu risiko bisnis, risiko finansial, risiko likuiditas, risiko nilai tukar dan country risk. Risiko-risiko yang melekat pada premi risiko (premium risk) dimasukkan sebagai risiko fundamental sekuritas yang mempengaruhi
18
nilai intrinsik suatu saham. Maka premi risiko dikategorikan sebagai risiko perusahaan (internal risk). Sedangkan risiko sistematis sebagai risiko pasar (external market risk). Risiko sistematis akan dipengaruhi oleh variabel-variabel ekonomi makro suatu negara seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, jumlah uang beredar, maupun fluktuasi tingkat bunga umum.
2.3.1. Nilai Intrinsik Saham Suatu nilai intrinsik saham dimaksudkan sebagai penentuan harga saham yang wajar untuk nilai suatu saham dari perusahaan. Analisis ini mengandalkan faktor fundamental dari perusahaan yaitu hal-hal yang berkaitan dengan operasional suatu perusahaan dan kemampuannya mendatangkan keuntungan. Analisis ini dilanjutkan dengan memperbandingkan nilai saham yang wajar tersebut dengan harga pasar saat ini. Dari perbandingan tersebut, suatu saham dapat dianalisis apakah underpriced atau overpriced. Apabila analisis atas suatu saham tersebut menghasilkan nilai intrinsik lebih
kecil
daripada
harga
saham
maka
saham
tersebut
disebut
underpriced/undervalued. Karena aktifitas suatu perusahaan selalu dihadapkan dengan kemungkinan rugi atau gagal, maka tingkat pengembalian yang diharapkan (required rate of return, k) harus memperhitungkan adanya risiko. (Ratih, Dyah Sulistyastuti, 2002, Saham dan Obligasi, hal. 9-14). Perhitungan nilai intrinsik suatu saham dapat dihitung melalui dua cara, yaitu Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER). DDM mengasumsikan bahwa nilai saham merupakan present value dari semua aliran dividen di masa yang akan datang. Sedangkan PER merupakan ukuran rasio harga 19
terhadap pendapatannya. Dengan membandingkan hal ini maka dapat ditentukan apakah suatu harga saham terlalu mahal atau tidak. 2.3.2. Price Earning Ratio (PER) Ukuran kinerja saham yang didasarkan atas perbandingan antara harga pasar saham terhadap pendapatan perlembar saham (Earning Per Share, EPS) di dalam periode tertentu. Untuk menentukan kelayakan ukuran PER suatu saham apakah nilai PER terlalu tinggi atau rendah biasanya dibandingkan dengan rata-rata nilai PER industri sejenis. Berikut perhitungan dari PER adalah Harga suatu saham dibagi dengan penghasilan sahamnya. P/E rasio ini yang juga dikenal dengan istilah multiple, memberikan para investor suatu gambaran berapa yang mereka harus bayar bagi kekuatan perusahaan untuk memperoleh hasil (Company’s earning power). Harga saham dapat dihitung dari PER x EPS . Tetapi PER lebih dominan mempengaruhi perubahan harga saham dibandingkan EPS. Secara teoritis, dapat disimpulkan bahwa peningkatan PER antara lain dipengaruhi oleh: a. Dividen payout ratio, semakin besar rasio pembayaran dividen (dividen payout ratio) semakin besar PER. b. Required rate of return (k), semakin besar tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) PER semakin kecil. Apabila investor menurunkan risiko premiumnya sehingga required rate of return (k) kecil maka PER semakin besar. c. ROE dan growth rate of dividend, semakin besar tingkat pertumbuhan dividen, berdampak pada peningkatan PER.
20
2.3.3. Earning Per Share (EPS) Perkiraaan EPS harus mempertimbangkan kondisi ekonomi makro/agregat dan sektor bisnis (sisi perusahaan). GNP sebagai ukuran kinerja ekonomi makro, sedangkan indikator sektor swasta antara lain: a. Perkiraan laba bersih, dimana agregat profit margin dipengaruhi oleh empat variable, yaitu: •
Tingkat pemanfaatan kapasitas : pada kondisi normal, profit margin dengan pemanfaatan kapasitas produksi berhubungan positif.
•
Biaya tenaga kerja per unit : hubungan antara biaya tenaga kerja dengan profit margin diupayakan selalu negatif.
•
Tingkat inflasi : kemungkinan tingginya tingkat inflasi mempengaruhi profit margin akan tetapi biasanya sebaliknya perusahaan mengalami penurunan profit margin karena penurunan kapasitas produksi.
•
Kompetisi asing : karena pasar ekspor lebih kompetitif dibandingkan pasar domestik, maka penjualan ekspor yang lebih besar justru akan menurunkan profit margin.
b. Perkiraan biaya depresiasi c. Perkiraan biaya bunga d. Perkiraaan tingkat pajak Dengan demikian pendapatan perlembar saham dapat dirumuskan dengan: EPS = [(sales estimate pershare)(EBIT ) − depreciation − interest ](1 − Tax )
21
Melalui pemahaman diatas, barulah kita melihat apa yang menjadi instrumen dari investasi itu sendiri, menurut (Keown, Martin, Petty and Scott JR, 2004, hal. 37), tipe pembiayaan terdiri dari dua jenis yaitu; 1. Debt yaitu uang yang dipinjamkan dan harus dikembalikan dengan jangka waktu tertentu. 2. Equity yaitu keikutsertaan pemodal dalam memberikan modal sebagai investasi di perusahaan tersebut. Tipe dari debt menurut (Keown, Martin, Petty and Scott JR, 2004, hal. 37), terdiri dari 2 jenis yaitu ; 1. Short Term debt yaitu jenis utang jangka pendek yang jatuh tempo kurang dari setahun. 2. Long Term debt yaitu jenis utang jangka panjang yang jatuh tempo lebih dari setahun. Tipe dari Equity menurut (Keown, Martin, Petty and Scott JR, 2004, hal. 37), terdiri dari dua jenis yaitu; 1. Preferred Stockholder yaitu mendapatkan deviden yang tetap jika terjadi likuidasi maka pemegang Preferred stock akan dibayarkan setelah hutang lunas dan sebelum pemegang common stock. 2. Common Stockholder yaitu pemegang saham yang merupakan sisa dari pemilik atau owner dari bisnis tersebut dimana mereka menerima baik atau buruknya perusahaan tersebut. Jika terjadi likuidasi maka dibayarkan paling terakhir setelah preferred stock dibayarkan.
22
Net Asset Value menurut (Bodie, Kane and Marcus, 2004, hal. 108), adalah harga dari tiap saham. Market value of assets − liabilities Net Assets Value = Shares outs tan ding
2.4. Laporan keuangan Suatu bank memiliki berbagai macam laporan keuangan. Dua diantaranya memiliki peran sebagai bahan masukan bagi pimpinan dan pihak luar (yang ingin bekerja sama), untuk mengevaluasi posisi keuangan dan perkembangan usaha bank yang bersangkutan. Kedua laporan keuangan tersebut adalah neraca (balance sheet) dan perkiraan laba/rugi (profit and loss account). Kedua-duanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, karena berfungsi saling melengkapi.
2.4.1. Analisis Laporan Keuangan Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas terhadap imbal hasil saham pada suatu bank, dapat dilakukan analisis dari laporan keuangan yang telah diterbitkan oleh bank-bank go public. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk mampu menyajikan laporan kemajuan suatu perusahaan (bank) secara periodik. Laporan keuangan pada umumnya meliputi: Neraca (balance sheet), laporan laba/rugi (profit/loss account), laporan kepemilikan modal (statement of owners’ equity), dan laporan arus kas (statement of cash flow). Tujuan penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh suatu bank, adalah: 1. Menyajikan informasi untuk tujuan pembuatan dan pengambilan keputusan.
23
2. Menyajikan informasi yang menyangkut sumber-sumber daya suatu bank dan pengalokasian sumber-sumber daya tersebut. 3. Menyajikan informasi mengenai kinerja suatu bank dan laba yang dihasilkan atau kerugian yang diderita. 4. Menyajikan informasi yang dapat dijadikan dasar oleh investor dan kreditur untuk melakukan penilaian atas prospek arus kas pada suatu bank. 5. Menyajikan informasi tambahan mengenai kemampuan suatu bank dalam memperoleh dan mengalokasikan kas, pinjaman dan pengembalian pinjaman, transaksi modal (capital transaction), dan distribusi-distribusi lainnya dari sumber-sumber daya yang dimiliki oleh suatu bank kepada para pemiliknya, serta
faktor-faktor
lain
yang
mempengaruhi
kemampuan
likuiditas,
solvabilitas, dan profitabilitas bank yang bersangkutan. Menurut (Keown, 2004, hal.72), finansial ratio dapat membantu para analis untuk mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan dari suatu perusahaan, dimana nilainya didapatkan dari laporan keuangan suatu perusahaan yang bersangkutan.
2.5. Metode Penilaian dengan Analisis Fundamental Menurut (Reilly and Brown, 1997, hal. 243), kuputusan dalam pasar sekuritas dapat didasarkan atas tiga tehnik. Tehnik pertama adalah dengan pendekatan makro yang didasarkan pada hubungan yang erat antara agregat ekonomi dengan alternatif pasar sekuritas. Tehnik kedua adalah dengan analisis mikro yang mengaplikasikan model penilaian dasar dan tehnik ketiga adalah tehnik teknis.
24
Analisis fundamental adalah satu bentuk analisis mikro dan dapat didefinisikan secara sederhana dari arti kata harafiah. Sesuai dengan arti kata harafiahnya, analisis ini terfokus pada dan dilakukan terhadap aspek fundamental dari perusahaan yang memasuki pasar modal. Dalam pendekatan ini, dibuat perkiraan mengenai nilai hakiki setiap saham atau diasumsikan setiap saham memiliki nilai hakiki yaitu nilai yang dilihat dari fakta. Fakta yang dimaksud adalah ditentukan sesuai dengan aspek fundamental seperti laba persaham, dividen per saham, struktur permodalan, potensi pertumbuhan dan prospek usaha perusahaan. Menurut (Bodie, Kane and Marcus, 2004, hal. 377), adalah dengan mengunakan pendapatan dan deviden suatu perusahaan , perkiraan bunga di masa yang akan datang dan penilaian resiko dari suatu perusahaan untuk membandingkan dengan harga saham agar sesuai. Untuk melakukan analisis fundamental dengan pendekatan top-down, perlu ditentukan nilai yang akan datang (future value) dari agregat pasar saham dengan basis penjualan., pendapatan dan faktor resiko. Kemudian diikuti dengan analisis industri dan nilai dari saham individual suatu perusahaan. Analisis fundamental juga sering disebut dengan analisis perusahaan (bank) karena menggunakan data keuangan perusahan (bank) dalam menghitung nilai intrinsik saham. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik merupakan sumber informasi yang sangat penting bagi investor dalam melakukan analisis fundamental. Laporan keuangan menggambarkan aspek-aspek fundamental bank yang bersifat kuantitatif. 25
Salah satu tehnik dalam analisis laporan keuangan adalah analisis rasio keuangan, terbagi dalam beberapa kelompok, yaitu: Tabel 2.1 Rasio Keuangan
Menggambarkan bagaimana suatu perusahaan menggunakan asetnya secara efektif
Activity Ratio
Sales Total Assets
Total Asset Turnover
Sales Average Total Assets
Asset Turnover
Menunjukkan efektifitas suatu perusahaaan dilihat dari tingkat pengembalian nilai investasi dan penjualannya
Profitability Ratio Return on Assets (ROA) - Keuntungan yang diperoleh perusahaan pada saat mempergunakan asetnya.
Profit after taxes Average Total Assets
Return on Equity (ROE) - Tingkat pengembalian untuk para pemegang saham
Net Income Average Stockholder' s Equity Common stock price per share book value of common stock per share
Market to Book Price/Earnings (PE) - Semakin tinggi nilai ratio PE dibandingkan dengan ratarata industri, menunjukkan bahwa pasar menginginkan perusahaan tersebut untuk lebih profitable di waktu yang akan datang.
price per share of common stock earnings per share
Net profits after taxes Total assets
Return on Investment (ROI)
Analisis industri merupakan salah satu komponen penting dari tiga tahapan analisis fundametal dengan pendekatan top-down. Sejalan dengan pentingnya analisis industri dalam prakteknya, manager investasi melakukan spesialisasi pada bidang
26
industri masing-masing, karena mereka menyadari perbedaan yang mencolok dari alternatif industri-indstri yang ada dan mengatur analisis mereka dengan keputusan portofolio menurut kelompok industri.
2.5.1. Pendekatan Valuasi Valuasi memegang peranan penting dalam berbagai area keuangan. Seorang analis menggunakan varietas pendekatan model yang cukup luas, dimana memiliki batasan dari yang mudah sampai yang cukup sulit. Sehingga model-model ini membuat asumsi yang berbeda mengenai harga itu sendiri. Tetapi model-model ini memiliki karakteristik yang sama satu dengan yang lainnya dan dapat diklasifikasikan antaranya. Dalam suatu pandangan umum, terdapat tiga pendekatan terhadap valuasi yaitu: Discounted cash-flow valuation, relative valuation dan contingent claim valuation. Tetapi dalam hal ini, kami hanya memfokuskan pada discounted cash-flow valuation, dimana pendekatan ini berhubungan dengan penilaian suatu aset terhadap suatu nilai sekarang (present value) dari nilai yang diharapkan di masa yang akan datang. Dimana perhitungan untuk pendekatan ini dibagi dalam 2 tahap perhitungan, yaitu: 1. Basis for approach Pendekatan ini berhubungan dengan nilai masa sekarang suatu aset, dimana didalamnya terdapat nilai dimasa yang akan datang. t =n
Value= ∑ t =1
27
CFt
(1 + r )t
2. Equity valuation versus firm valuation Pendekatan ini didapat dari hasil perhitungan expected cash flows to equity (pengurangan cash flow setelah dikurangi beban-beban, pajak obligasi dan bunga serta pembayaran pajak) melalui cost of equity. t =n
Value of equity = PV of cash flow to equity = ∑ t =1
CF to equity t (1 + ke )t
Setelah didapat nilai tersebut, barulah menghitung nilai sekarang suatu perusahaan dengan mendiskon cash flow dimasa mendatang terhadap nilai pengharapan alur kas dari perusahaan. t =n
Value of firm = ∑ t =1
CF to firm t
(1 + WACC )t
2.5.2. Price Book Value (PBV) Hubungan antara harga dan nilai buku selalu menarik bagi kalangan investor. Sehingga banyak kalangan investor menilai bahwa apabila nilai jual suatu saham berada dibawah nilai buku maka dapat dikatakan bahwa saham tersebut undervalued. Sedangkan sebaliknya apabila saham tersebut dinilai memiliki nilai diatas nilai bukunya, maka saham tersebut dikatakan overvalued. Keuntungan yang didapat oleh investor dari analisa rasio nilai buku ini adalah: 1. Nilainya relatif stabil dan secara intuisi dapat dibandingkan dengan nilai pasar. 2. Memberikan standar akuntansi perusahaan yang layak dan dapat dibandingkan dengan industri sejenis.
28
3. Untuk perusahaan yang merugi, pendekatan ini dapat digunakan. Lain halnya dengan Price/Earning ratios. Berikut ini adalah contoh model dari perhitungan rasio nilai buku: 1. Untuk perusahaan dengan pertumbuhan stabil: Pο ROE x Payout ratio x (1 + ga) = P/BV = BVο r − ga 2. Untuk perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi:
(1 + g) n Payout ratio x (1 + ga) x 1 (1 + r ) n Payout ratio n x (1 + g) n x (1 + g n ) Pο = ROEx + BVο r−g (r − g n )(1 + r) n dimana: g = harapan pertumbuhan dalam tahun n pertama ga = pertumbuhan stabil setelah tahun n
2.6. Perhitungan Statistik Dalam melakukan perhitungan statistik, kami menggunakan metode statistik untuk melihat ada atau tidak adanya hubungan dan pengaruh antara variabel-variabel bebas (independent variables) yang dinotasikan dengan variabel X sebagai predictor variables terhadap variabel terikat (dependent variable) yang dinotasikan dengan variabel Y sebagai hasil estimasi. Metode statistik yang akan digunakan, adalah: •
Regresi (Regression) Regresi digunakan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi dengan suatu variabel apabila variabel lainnya berubah, dengan asumsi hubungan antara kedua
29
variabel tersebut adalah garis lurus. Model regresi linier sederhana mencakup dua parameter, yaitu intercept parameter yang dinotasikan dengan β0, dan slope parameter yang dinotasikan dengan β1. Rumusan regresi linier sederhana, adalah: Y = β 0 + β 1X + ε
Dimana; Y
= Variabel terikat (dependent variable).
β0
= Konstanta (intercept parameter).
β1X = Slope variabel bebas (independent variable). ε
= Standard Error.
Untuk mengetahui adanya atau tidak adanya hubungan linier antara suatu variabel (variabel X) dengan variabel lainnya (variabel Y) dapat dilakukan melalui pengujian hipothesis (hypothesis testing) yang merupakan pengujian dua arah (two-tailed test), yaitu: H0: β1 = 0 (Tidak ada hubungan linier antara variabel X dan variabel Y). H1: β1 ≠ 0 (Ada hubungan linier antara variabel X dan variabel Y).
2.7. Analisis Lingkungan Industri Perbankan Menurut (Porter, Michael E., Competitive Strategy : Techniques for analyzing industries and competitiors, New York : The Free Press, 1980) ada lima faktor persaingan yaitu masuknya pendatang baru, ancaman produk substitusi, daya tawar-menawar pembeli, daya tawar-menawar pemasok, dan persaingan diantara
30
para pesaing yang ada. Kekuatan kolektif dari kelima faktor persaingan ini menentukan kemampuan perusahaan dalam suatu industri untuk memperoleh secara rata-rata tingkat pengembalian investasi yang melebihi biaya modalnya.
Pendatang Baru Potensial Ancaman masuknya pendatang baru
Kekuatan tawar menawar pembeli
Para Pesaing Industri Pemasok
Pembeli
Kekuatan tawar menawar pemasok
Persaingan diantara perusahaan yang ada
Ancaman Produk / Jasa pengganti
Produk Pengganti
Gambar 2.1 Model Persaingan Michael E. Porter
2.8. Analisis SWOT SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Oppurtunities dan Threats, yaitu kekuatan dan kelemahan yang berasal dari dalam perusahaan serta peluang dan tantangan dari lingkungan yang harus dihadapi perusahaan.
31
Analisis SWOT dapat mengidentifikasi faktor-faktor tersebut secara sistematis dan dapat menggambarkan strategi yang paling tepat guna menghadapi situasi tersebut. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif dapat memaksimalkan kekuatan dan kekuatan yang ada serta meminimalkan kelemahan dan ancaman dari luar. Asumsi sederhana ini menimbulkan dampak yang besar pada suksesnya strategi yang dirancang. 1. Kekuatan (Strengths) Kekuatan adalah sumber daya, ketrampilan atau keuntungan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan ataupun yang diharapkan untuk dapat dilayani. Hal-hal tersebut memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar. Kekuatan dapat berupa penghargaan terhadap sumber keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan dengan pembeli atau pemasok, atau lainnya. 2. Kelemahan (Weaknesses) Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, ketrampilan, ataupun kemampuan yang sangat mempengaruhi keefektitas perusahaan. Keterbatasan dalam fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen, ketrampilan pemasaran dan citra dari merek dapat merupakan sumber dari kelemahan. 3. Peluang (Oppurtunities) Peluang adalah situasi yang menguntungkan bagi perusahaan yang berasal dari lingkungannya, mode atau trend pada saat tertentu adalah kunci dan merupakan 32
sumber peluang. Identifikasi terhadap segmen pasar terdahulu, perubahan kondisi persaingan, perubahan teknologi dan meningkatnya hubungan dengan pembeli atau pemasok, merupakan gambaran peluang bagi perusahaan. 4. Ancaman (Threats) Ancaman adalah situasi yang tidak menguntungkan bagi perusahaan, yang berasal dari lingkungannya. Ancaman merupakan kunci penghalang bagi posisi perusahaan saat ini ataupun di masa mendatang, masuknya para pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan penawaran dari pembeli atau pemasok, perubahan teknologi dan peraturan-peraturan baru atau yang direvisi merupakan gambaran ancaman bagi kesuksesan perusahaan.
Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan analisa dalam strategi. Cara yang paling sering digunakan adalah sebagai kerangka kerja atau panduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi perusahaan dan alternatif dasar yang mungkin dipertimbangkan perusahaan. Faktor yang paling penting adalah bahwa analisa SWOT secara sistematis menganalisa semua aspek dari kondisi perusahaan. Sebagai hasil akhir, analisa SWOT menyediakan kerangka kerja yang dinamis dan sangat berguna bagi analisa strategi.
33