BAB II LANDASAN TEORI 2. 1. Berpikir Divergen 2. 1. 1. Pengertian Berpikir Divergen Berpikir divergen merupakan salah satu bentuk perumusan strategi pemecahan masalah yang dibuat oleh Sternberg, (1988). Berpikir divergen adalah berusaha membangkitkan solusi alternatif yang memungkinkan bagi sebuah masalah. Setelah mempertimbangkan berbagai kemungkinan, yang dilakukan adalah berpikir konvergen untuk menyempitkan berbagai kemungkinan sehingga menyatukan jawaban tunggal terbaik, Sternberg (2008). Guilford (dalam Erniyati, 2011) membedakan tipe berpikir menjadi dua macam yaitu berpikir konvergen terpusat (convergent thingking) dan berpikir divergen (divergent thingking). Cara berpikir konvergen mengarah pada satu kesimpulan khusus. Pada umumnya bidang pendidikan lebih menekankan pada berpikir konvergen, dimana para siswa diminta untuk mengingat informasi– informasi faktual, seperti “apa ibukota Indonesia?”. Sedangkan berpikir divergen lebih menekankan pada variasi jawaban yang berbeda terhadap suatu pertanyaan, sehingga kebenaran jawaban tersebut subjektif. Sebagai contoh : “untuk keperluan apa sajakah Anda menggunakan batu bata?” Pertanyaan yang digunakan dalam jawaban konvergen adalah pertanyaan tertutup, sedangkan untuk jawaban divergen yang digunakan adalah pertanyaan
8
yang bersifat terbuka. Maksudnya adalah jawaban konvergen dapat dijawab dengan satu kemungkinan jawaban saja, sedangkan jawaban divergen dapat dijawab dengan beberapa kemungkinan. Guilford (dalam Mc Leod, 1989) menyampaikan pada dasarnya berpikir tentang kemampuan intelektual cenderung berkonsentrasi pada proses untuk menemukan satu jawaban terbaik. Secara sistematik bahwa arus konseptualisasi kecerdasan terbatas pada apa yang disebut “berpikir konvergen”, dan bahwa pembatasan ini telah dibangun menjadi tes kecerdasan saja, maka dengan demikian berpikir tentang intelektual hanya dapat berfungsi sampai disitu saja. Berpikir secara strategi yang melibatkan pelepasan diri dan fakta, melihat hal–hal yang tidak terduga, menggunakan sesuatu sebagai batu loncatan untuk pengembangan ide baru itulah perlengkapan yang disebut “berpikir berbeda” atau “berpikir divergen” Guilford (dalam Erniyati, 2011) menyoroti praktik pendidikan yang sedang berjalan berdasarkan teori struktur intelek yang
dikembangkannya.
Dalam model ini, Guilford menjelaskan bahwa kreativitas manusia pada dasarnya berkaitan dengan proses berpikir konvergen dan divergen. Konvergen adalah cara berpikir untuk memberikan satu-satunya jawaban yang benar. Sedangkan berpikir divergen adalah proses berpikir yang memberikan serangkaian alternatif jawaban yang
beraneka
ragam.
Kemampuan
berpikir
divergen
dikaitkan
dengan kreativitas ditunjukkan oleh beberapa karakteristik berikut:
9
1. Kelancaran, yaitu kemampuan untuk menghasilkan sejumlah besar ide-ide atau solusi masalah dalam waktu singkat. 2. Fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk secara bersamaan mengusulkan berbagai pendekatan untuk masalah tertentu. 3. Orisinalitas, yaitu kemampuan untuk memproduksi hal baru, ide-ide asli. 4. Elaborasi, yaitu kemampuan untuk melakukan sistematisasi dan mengatur rincian ide di kepala dan membawanya keluar. Berpikir divergen adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas ketepatgunaan, keragaman jawaban. Makin banyak jawaban yang diberikan siswa, maka semakin kreatiflah seseorang itu (Munandar, 1990). Tetapi jawaban–jawaban tersebut juga harus sesuai dengan masalahnya, jadi walaupun orang tersebut telah menemukan banyak kemungkinan jawaban suatu masalah kalau jawaban itu tidak mengarah pada penyelesaian masalah yang sedang dihadapi maka orang itu belum bisa disebut kreatif. Jadi, bukan hanya karena banyaknya jawaban yang diberikan yang menentukan kreativitas seseorang, tetapi juga kualitas dan ketepatan jawaban yang harus diperhatikan. Berpikir divergen juga akan melibatkan orisinalitas dalam berurusan dengan orang lain. Jadi ketika berhadapan dengan orang lain, harus bisa menghasilkan atau memunculkan ide baru dalam memecahkan suatu masalah. Selain itu fleksibilitas dalm berpikir juga diperlukan untuk menghasilkan jawaban 10
dari pemecahan masalah. Kemampuan berpikir divergen merupakan kemampuan yang mampu menghasilkan jawaban bervariasi, pemikiran menyimpang dari jalan yang telah dirintis sebelumnya. Pemikiran melampaui dari apa yang jelas dan nyata, mempertimbangkan beberapa jawaban yang mungkin ada untuk suatu masalah, bukan hanya penyelesaian yang benar. Dalam memecahkan masalah, pemikir divergen mengajukan beberapa solusi. Dengan kemampuan itu, maka akan mampu menghasilkan jawaban yang berbeda (Guilford, dalam Erniyati, 2011). 2.1.2. Aspek Berpikir Divergen Jenis berpikir yang mencerminkan kreativitas adalah tergolong jenis berpikir divergen (divergen thinking), Guilford (dalam Erniyati, 2011). mengemukakan bahwa berpikir divergen terdiri dari empat aspek yaitu : kelancaran berpikir, kelenturan berpikir, keterperincian berpikir, dan orisinalitas berpikir 1. Kelancaran berpikir (fluency of thinking) Kelancaran dimaksudkan sebagai kemampuan untuk mengemukakan banyak gagasan pemecahan terhadap suatu masalah. Siswa yang rasa ingin tahunya kuat dapat menghasilakn gagasan–gagasan atau cara–cara pemecahan masalah dengan lancar, Guilford (1959) menuliskan empat aspek
dalam
kelancaran
berpikirdivergen,
yaitu
kelancaran
kata,kelancaran memberikan gagasan, kelancaran asosiasi, dan kelancaran ekspresi.
11
a. Kelancaran kata (word fluency) Aspek
kelancaran
kata
adalah
dalam
memproduksi
atau
menghasilkan kata secara utuh dengan tepat yang disesuaikan dengan simbol–simbol yang dibutuhkan. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam aspek ini dapat dilakukan dengan misalnya saja siswa diminta untuk menuliskan mungkin kata dengan huruf awal me, atau huruf awal sa sebanyak mungkin dengan waktu terbatas. b. Kelancaran memberikan gagasan (ideational fluency) Aspek kelancaran memberikan gagasan adalah kemampuan untuk mengumpulkan banyak ide dalam sebuah situasi dalam waktu yang terbatas. Aspek ini dapat diukur dengan pemberian tugas yaitu siswa diminta untuk menuliskan sebanyak mungkin benda hidup atau mati yang memiliki dua sifat yang sama. Misalnya benda merah dan cair, atau benda yang memiliki sifat panjang dan lebar. c. Kelancaran asosiasi (associational fluency) Kelancaran asosiasi adalah kemampuan untuk menghasilkan kesatuan ide, yang menunjuk pada berbagai bentuk hubungan yang terus dipelajari dengan dua ide. Biasanya mengetahui kemampuan siswa dalam kelancaran asosiasi adalah dengan menyebutkan sinonim dari sebuah kata, misalnya siswa diminta untuk menuliskan sinonim dengan kata verbal, uang, dsb.
12
2. Keluwesan berpikir (flexibility of thinking) Didefinisikan sebagai kemampuan untuk membuat transformasi informasi, menafsirkan ulang, membuat definisi lain, hal ini juga menuntut daya imajinasi. Siswa mampu menghasilkan
gagasan jawaban atau
pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dengan sudut pandang yang berbeda–beda, mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran. Misalnya siswa diminta untuk memikirkan kapur yang digunakan guru untuk menulis di papan tulis dapat dipakai untuk apa saja, dari segi yang tidak lazim. 3. Originalitas berpikir (originality of thinking) Keaslian diartikan sebagai kemampuan untuk membuat gagasan yang lain dari yang lain, originalitas dalam berpikir dapat berhasil jika siswa tidak ragu–ragu dan berani mengemukakan pendapat yang berbeda dari yang biasanya dikemukakan siswa–siswa lain. Originalitas dalam berpikir dapat ditunjukkan dengan mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak biasa untuk mengungkapkan diri. 4. Keterperincian berpikir (elaboration of thinking) Elaborasi adalah kemampuan untuk memerinci, mengembangkan gagasan dan membuat implikasi dari informasi–informasi yang tersedia memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk. Elaborasi dikaitkan dengan apresiasi (penghargaan). Karena mengharagai gagasan atau hasil karya orang lain, siswa bersedia atau ingin menambah gagasan
13
atau produk tersebut dengan detil–detil agar lebuh menarik. Misalnya seorang siswa mempunyai gagasan untuk memperindah ruangan kelas dengan menempatkan pot-pot bunga di beberapa tempat di kelas. Siswa lain mengembangkan gagasan itu dengan mengusulkan agar pot-potnya dicat dengan warna–warna yang semarak, siswa lain mengusulkan memanfaatkan barang-barang bekas untuk membuat pot-pot bentuknya lain dari pada yang biasanya tetapi tampak indah. Semua aspek diatas penting dan saling berkaitan jika siswa mempunyai keterampilan dari salah satu aspek tersebut dapat menunjang keterampilan dalam aspek yang lainnya. Karena itu, agar semua aspek dalam keterampilan tersebut dapat dimiliki siswa maka siswa sering dilatih untuk mengembangkan keterampilannya disemua bidang. 2.2.
Mind Map
2.2.1 Pengertian Mind Map Peta pikiran adalah sejenis gambaran visual mengenai konsep–konsep, gagasan–gagasan, informasi yang terdapat dalam pikiran seseorang. Judul peta pikiran biasanya di tempatkan di tengah–tengah halaman. Kemudian judul ini mencabang sesuai dengan jumlah gagasan–gagasan tambahan yang disajikan. Pada umumnya hanya kata-kata penting yang digunakan dan bilamana mungkin diagram-diagram, gambar-gambar dan bentuk-bentuk digambar. Warna harus digunakan untuk menekankan soal tertentu atau menggambarkan pengelompokan konsep-konsep. Meskipun gambar-gambar serta peta-peta yang sama telah dipergunakan untuk buku-buku anak atau buku-buku orang terbelakang, peta 14
pikiran dapat bermanfaat untuk orang-orang normal atau bahkan diatas normal dengan ketentuan-ketentuan seperti yang terlihat pada penemuan-penemuan riset dalam bidang neuropsikologi, psikologi kognitif dan neurofisiologi. (Chan, dalam Loekmono 1986).
2.2.2. Mind Map adalah Alat berpikir Organisasional Mind map (Buzan, 2007) adalah cara termudah umtuk menempatkan informasi kedalam otak dan mengambil informasi ke luar otak. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harifiah akan memetakan pikiranpikiran. Mind map juga sangat sederhana. Pusat mind map mirip dengan pusat kota. Pusat mind map mewakili ide terpenting. Jalan-jalan utama yang menyebar dari pusat mewakili pikiran-pikiran utama dalam proses pemikiran, jalan-jalan sekunder, dan seterusnya. Gambargambar atau bentuk-bentuk khusus dapat mewakili area-area yang menarik atau ide-ide tertentu. Sama seperti jalan, mind map akan (Buzan: 2007) : a. Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas. b. Memungkinkan untuk merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui kemana akan pergi dan dimana berada. c. Mengumpulkan sejumlah besar data disuatu tempat d. Menyenangkan untuk dibaca, dilihat, dicerna dan diingat. Mind map merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan menyusun fakta dan pikiran sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak
15
awal. Ini berarti akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan teknik pencatat tradisional. Semua mind map mempunyai kesamaan. Semuanya mengunakan warna semuanya memiliki struktur yang alami
yang memancar dari pusat.
Semuanya menggunakan garis lengkung, symbol, kata dan gambar yang sesuai satu dengan yang lain serta merupakan rangkaian aturan yang sederhana, mendasar, alami, dan sesuai cara kerja otak. Dengan mind map, daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur dan mudah diingat yang bekerja secara alami dan
selaras
dengan cara kerja alami otak.
2.2.3
Fungsi Mind Map Mind map dapat membantu dalam banyak hal. Berikut ini adalah beberapa
fungsi mind map(Buzan, 2007) : a. Merencanakan ( merencanakan karir) b. Berkomunikasi c. Menjadi lebih kreatif d. Menghemat waktu e. Menyelesaikan masalah f. Memusatkan perhatian g. Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran h. Mengingat dengan lebih baik i. Belajar lebih cepat dan efisien
16
j. Melihat gambar keseluruhan k. Mengaktifkan keseluruhan otak l. Membereskan akal dari kekusutan mental m. Memungkikan berfokus pada pokok bahasan n. Membantu menunjukan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah o. Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian p. Memungkinkan
untuk
mengelompokkan
konsep,
membantu
membandingkanya. q. Mensyaratkan untuk berfokus pada pokok bahasan Buzan (2007) menyatakan bahwa mind map menggunakan sistem yang sangat kuat antar imajinasi dan asosiasi untuk perencanaan, pemikiran kreatif, pemecahan masalah, manajemen proyek, manajemen diri, dan ingatan. Selain itu kelebihan metode mind map adalah sebagai berikut: a. Lebih efisien untuk membuat catatan dan menghafalkan suatu informasi daripada teknik penelitian tradisional yang memanjang dari tepi kiri buku. b. Mengoptimalkan kerja fungsi otak kiri dan kanan secara penuh. Paling awet menempel dimemori otak. c. Penggunaannya sangat luas, mulai dari anak sekolah sampai ke direktur bahkan ibu rumah tangga. d. Apapun materinya dapat dituangkan melalui teknik mind map e. Bisa ditulis tangan atau menggunakan software mind map
17
Sedangkan menurut Chan, (dalam Loekmono 1986), peta-peta pikiran
dapat
dipakai
untuk
bermacam-macam
tugas,
termasuk
perencanaan, penyusunan, pencatatan kuliah, wawancara, pembacaan buku, pertemuan, penyajian dalam seminar, diskusi, analisa problem, dan sebagainya. (Chan, dalam Loekmono 1986). 2.2.4.
Kelemahan Metode Mind Map Mind mapsebagai suatu metode mempunyai beberapa kekuranngan
kelemahan peta konsep/peta pikiran adalah sebagai berikut : a. Bila terlalu banyak menggunakan kata kunci, kode yang hanya dimengerti oleh si pembuat, maka orang lain akan sulit untuk memahaminya. b. Cara berpikir seseorang akan menjadi divergen dan ini bias menjadi kelemahan sekaligus kekuatan. Kelemahan karena ia akan menjadi kurang fokus terhadap suatu masalah. Kekuatan ini karena ia akan terus menggeret ide dari apa yang sudah terlihat dikertas dan menambahkan ideide baru yang muncul (diotak kanan) otak kiri perlu dilatih agar bisa fokus untuk menganalisis kelogisan ide-ide yang telah muncul detil dari sebuah cabang peta konsep. c. Memerlukan 2-3 kali pengambaran ulang agar peta konsep bisa terlihat lebih rapih dan artistic (bisa menggunakan kertas dan pensil dan spidol), kecuali pakai bantuan komputer seperti free mind, mind manager.
18
2.2.5.
Alat-Alat yang Diperlukan dalam Pembuatan Mind Map Buzan (2007) Berikut ini adalah alat-alat yang diperlukan dalam
pembuatan mind map. Peralatan yang diperlukan sederhana yaitu: a. Kertas kosong b. Pena c. Pensil warna d. Imajinasi 2.2.6
Langkah-Langkah Membuat Mind Map Langkah-langkah mind map sama dengan langkah-langkah kerja otak.
Otak mengasosiasikan informasi-informasi yang masuk dalam hubunganhubungan yang saling kait-mengkait. Demikian juga dengan mind map. Buzan (2007) menyatakan bahwa langkah-langkah membuat mind map adalah sebagai berikut: a. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisih tengahnya diletakkan mendatar. Karena memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar kesegala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami. b. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral anda. Karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat tetap terfokus, membantu berkonsentrasi dan mengaktifkan otak.
19
c. Gunakan warna. Karena bagi otak warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat mind map lebih hidup, menambah energi pada pemikiran kreatif, dan menyenangkan. d. Hubungkan
cabang-cabang utama kegambar pusat dan hubungkan
cabang-cabang tingkat dua dan tingkat tiga ketingkat satu dan dua, dan seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat) hal sekaligus. Bila menghubungkan
cabang-cabang,
lebih
mudah
mengerti
dan
mengingat. e. Buatlah garis hubungan yang melengkung, bukan garis lurus. Karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis, seperti cabang-cabang pohon, lebih menarik bagi mata. f. Gunakan gambar. Karena seperti gambar sentral, setiap gambar memiliki seribu kata. Menekankan penggunaan gambar atau foto sebagai gagasan utama. Gambar atau foto memungkinkan imajinasi yang lebih luas, sekaligus merangsang untuk mengaktifkan otak. Tony Buzan juga menjelaskan bahwa cara kerja mind map mirip dengan cara kerja otak yaitu mengaitkan berbagai informasi sekaligus (asosiasi). Pembuatan mind map juga memperhatikan kerja otak secara menyeluruh, yaitu dengan penggunaan warna, symbol, gambar, dan tulisan dalam satu kesatuan.
20
2.3
Penelitian Lain yang terkait Penelitian tindakan kelas yang dilakukan
oleh Martina Dwi Kusrini
(2011) tentang upaya peningkatan kemampuan mengarang siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui metode mind mapping pada siswa kelas IV MI GUPPI Wironanggan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. Dari hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan ketrampilan mengarang siswa kelas IV Semester II melalui metode pemetaan pikiran (mind mapping) terbukti dengan nilai rata-rata kelas pada pra tindakan 63,09 pada siklus 1 nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 71,47 dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat lagi sebesar 89,47. Perolehan nilai tuntas pada sebelum tindakan sebanyak 52%, siklus I sebanyak 75,49%, dan pada siklus II semua siswa sdah mencapai KKM sebanyak 100%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode pemetaan pikiran (mind mapping) terbukti mampu meningkatkan ketrampilan mengarang pada siswa kelas IV MI GUPPI Wironanggan kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. Kata Kunci: pemetaan pikiran (mind mapping). Penelitian tindakan kelas yang dilakukan Mikha Dwi Nugroho (2011) tentang pemahaman perencanaan karir siswa VIIID SMP Negeri II Suruh, dapat meningkat melalui penerapan metode mind mapping. Hal ini dapat diketahui dengan adanya peningkatan skor rata-rata pemahaman tentang perencanaan karir siswa dengan cara membandingkan hasil pre test, posttes I dan post test II. Hasil pre test 126,677 berkategori cukup, post test I menjadi 140,838 berkategori baik dan menjadi post test II 151.9 berkategori baik dan 31 siswa atau 96,8% sudah mencapai kategori baik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode pemetaan pikiran
21
(mind mapping) terbukti mampu meningkatkan perencanaan karir siswa VIIID SMP
Negeri II Suruh
22
2.4.
Metode Mind map Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Divergen Siswa Dalam berpikir kreatif digunakan proses berpikir divergen, yaitu berpikir ke berbagai dan dari berbagai arah sehingga menghasilkan berbagai macam jawaban atau alaternatif penyelesaian. Proses berpikir divergen ini dapat dituangkan dalam bentuk mind map sehingga membantu untuk berpikir secara exspansif dan berpikir secara kreatif. Untuk menjadi kreatif maka perlu membebaskan imajinasi, hal ini dapat dilakukan dengan mengguakan mind map. Mind map adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah dan berbagai sistem pencatatan revolusioner yang sangat membantu di setiap area kehidupan Pola pikir divergen lebih menggunakan kinerja otak kanan yang mencakup irama, kejadian ulang, gesltalt, imajinasi, melamun, warna dan dimensi. Sedangkan mind map mengoptimalkan kinerja kedua belah otak baik otak kanan maupun otak kiri. Lingkup mind map lebih mengarah kepada pola pikir divergen yang tidak hanya mengandalkan regulasi atau hanya menggunakan logika dan linearitas. Seperti yang dituliskan, bahwa berpikir divergen terdapat beberapa aspek yaitu kelancaran berpikir, kelenturan berpikir, keterperincian berpikir dan orisnalitas berpikir, memberikan kelenturan yang tidak terbatas dan menjelajah jauh dari pemikiran dimana tempat ide-ide yang orisinal yang menunggu. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa mind map dapat digunakan untuk meningkatkan pola pikir divergen.
23
2.5. Hipotesis Tindakan Kemampaun berpikir divergen siswa kelas VII B SMP Negeri 8 Salatiga dapat meningkat melalui metode mind map.
24