BAB II LANDAS AN TEORI
2.1
Pengertian Sistem Sistem diartikan berbeda-beda oleh para ahli yang berbeda pula. Beberapa
pengertian sistem yang ada antara lain: M enurut Jogiyanto H.M (2003, p34), sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Dengan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. M enurut O’Brien (2003, p8), sistem adalah sekumpulan komponen yang berhubungan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran melalui proses transformasi yang terorganisasi. Pengertian sistem menurut M cLeod (2001, p9), adalah sekumpulan elemen yang terintegrasi dalam maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
2.1.1
Elemen-Elemen Sistem Pada prinsipnya menurut sumber (http: //id.wikipedia.org /wiki/ Sistem),
setiap sistem selalu terdiri atas empat elemen: •
Objek, adalah yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Objek dapat berbentuk benda fisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus tergantung kepada sifat sistem tersebut. 6
7 •
Atribut, adalah penentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya.
•
Hubungan internal, adalah penghubung internal diantara objek-objek di dalamnya.
•
2.1.2
Lingkungan, adalah tempat di mana sistem berada.
Pengertian Informasi M enurut Hoffer et al (2005, p5), informasi adalah data yang telah
diproses dalam suatu cara untuk meningkatkan pengetahuan dari orang yang menggunakan data tersebut. M enurut Raymond M cLeod (2001, p12), informasi adalah data yang sudah diproses atau data yang memiliki arti. Sedangkan pengertian informasi menurut Laudon (2004, p8), adalah data yang dibentuk menjadi bentuk yang berarti dan berguna bagi manusia. Dari definisi-definisi di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang memiliki fungsi bagi pengguna yang memerlukannya.
8 2.1.3
Karakteristik Informasi Untuk dapat dikategorikan sebagai suatu informasi yang baik, maka
informasi harus memiliki karakteristik seperti keakuratan dari informasi, informasi harus selalu update dan informasi harus mudah untuk dimengerti O’Brien (2004, p261), Dengan memiliki karakteristik yang demikian maka suatu informasi dapat dikatakan sebagai informasi yang berkualitas.
2.1.4
Tipe Sistem Informasi Secara konseptual, aplikasi dari sistem informasi pada dunia nyata dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa cara yang berbeda. Sebagai contoh, beberapa tipe dari sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai Sistem Pendukung Operasi ataupun Sistem Pendukung M anajemen: 1. Sistem Pendukung Operasi (Operations Support Systems) Sistem pendukung operasi menghasilkan variasi dari produk informasi untuk penggunaan internal dan eksternal (O’Brien, 2002, p26). Pada perusahaan bisnis, peranan sistem pendukung operasi adalah untuk memproses secara efisien transaksi bisnis, mengontrol proses industrial, mendukung komunikasi dan kolaborasi perusahaan, dan melakukan update terhadap database perusahaan. a. Sistem Pemrosesan
Transaksi (Transactions
Processing
Systems). Sistem pemrosesan transaksi adalah contoh penting dari sistem pendukung operasi yang mencatat dan memproses data hasil dari transaksi bisnis (O’Brien, 2002, p26). M ereka
9 memproses transaksi berdasarkan dua cara dasar. Dalam batch processing, transaksi data diakumulasi dalam suatu periode waktu dan diproses secara periodik. Dalam pemrosesan realtime (atau online), data diproses segera setelah sebuah transaksi terjadi. b. Sistem Pengaturan Proses (Process Control Systems). Sistem pengaturan proses melakukan pengawasan dan pengaturan terhadap proses fisik (O’Brien, 2002, p26). Sebagai contoh, pengolahan minyak menggunakan sensor elektrik yang dihubungkan dengan komputer agar dapat mengawasi proses kimiawi dan melakukan penyesuaian instan (real-time) yang mengatur proses pengolahan tersebut. c. Sistem Kolaborasi Perusahaan (Enterprise Collaboration Systems). Sistem
kolaborasi
perusahaan
melakukan
peningkatan
terhadap komunikasi dan produktivitas tim, dan terkadang disebut sebagai sistem otomatisasi kantor (office automation systems). Contohnya, pekerja pada sebuah tim proyek boleh menggunakan e-mail untuk mengirim dan menerima pesan elektrik, dan melakukan videoconference untuk mengadakan electronics meeting dalam aktivitas mereka.
10 2. Sistem Pendukung M anajemen (M anagement Support Systems) a. Pada saat aplikasi sistem informasi fokus dalam menyediakan informasi dan dukungan sebagai pembuat keputusan yang efektif bagi manajer, maka hal tersebut disebut sebagai Sistem Pendukung M anajemen (O’Brien, 2002, p26). b. Sistem Informasi M anajemen (M anagement Information Systems). Sistem Informasi M anajemen menyediakan informasi dalam bentuk laporan dan menampilkannya kepada manajer dan para profesional bisnis lainnya (O’Brien, 2002, p26). Sebagai contoh, seorang manajer
penjualan
bisa menggunakan
komputer yang telah terhubung jaringan dan web browsers untuk mendapatkan gambaran secara cepat mengenai hasil penjualan dari produk mereka dan mengakses intranet perusahaan mereka untuk laporan analisis penjualan harian yang mengevaluasi penjualan yang dilakukan tiap pegawai. c. Sistem Pengambilan Keputusan (Decision Support Systems). Sistem pengambilan keputusan memberikan dukungan yang interaktif dan ad hoc untuk para manajer selama proses pengambilan keputusan (O’Brien, 2002, p26). Contohnya, seorang manajer pemasaran dapat menggunakan program electronic spreadsheet untuk melakukan analisis what-if saat mereka mengetes pengaruh dari anggaran pemasaran alternatif pada perkiraan penjualan pada produk baru.
11 d. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information Systems). Sistem informasi eksekutif menyediakan informasi penting dari sumber internal dan eksternal yang luas dalam bentuk yang mudah digunakan kepada para eksekutif dan manajer. Sebagai contoh, eksekutif kelas atas bisa menggunakan touchscreen terminal untuk melihat secara instan tampilan teks dan grafik yang menonjolkan area kunci kinerja yang kompetitif.
2.1.5
Pengertian Geografi Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geos dan graphen. Geos
berarti bumi atau permukaan bumi, sedangkan graphein berarti mencitrakan atau melukiskan. Berdasarkan asal katanya Geografi dapat diartikan pencitraan bumi atau pelukisan bumi. Dalam arti yang lebih luas, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang permukaan bumi, penduduk, serta hubungan timbal balik antara keduanya. Berdasarkan pengertian diatas, yang dimaksud dengan permukaan bumi adalah tempat makhluk hidup yang meliputi daratan, air atau perairan, dan udara atau lapisan udara. Geografi juga diartikan sebagai ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997).
12 Garis lintang adalah garis-garis paralel pada bola bumi yang sejajar dengan ekuator. Jadi Lintang Utara (LU) berarti semua posisi atau tempat yang terletak di sebelah utara ekuator. Lintang Selatan (LS) berarti semua posisi atau tempat yang terletak di sebelah selatan ekuator. Sedangkan yang dimaksud dengan garis bujur (meridian) adalah semua garis yang menghubungkan kutub utara dengan kutub selatan, tegak lurus pada garis lintang. Semua meridian adalah setengah lingkaran besar. M eridian dibuat tiap-tiap 10o. M eridian pertama (prime meridium) adalah M eridian Greenwich sebagaimana disepakati bersama oleh bangsa-bangsa pada kongres M eridian Internasional. Kota Jakarta bila dilihat secara geografis terletak pada 106o22’42” Bujur Timur sampai dengan 106o58’18” Bujur Timur dan 5o19’12” Lintang Selatan sampai dengan 6o23’54” Lintang Selatan.
2.1.6
Pengertian Sistem Informasi Geografi Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris : Geographic Information
System disingkat GIS adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini sumber, (Wikipedia,http://id.wikipedia.org/wiki/SIG).
13 Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. M isalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan
untuk
mencari
lahan
basah
(wetlands)
yang membutuhkan
perlindungan dari polusi. Sistem
Informasi
Geografi
adalah
sekumpulan
peralatan
yang
dipergunakan untuk pengumpulan, penyimpanan, pengambilan saat diperlukan, perubahan, dan menampilkan data spasial dari dunia nyata untuk tujuan-tujuan tertentu. Sistem Informasi Geografi adalah sebuah sistem untuk penyimpanan, penyimpanan citra, pengecekan, penggabungan, penganalisaan, menampilkan dan memanipulasikan data yang ada secara spasial dideskripsikan wujud bumi. Secara umum, definisi Sistem Informasi Geografi (SIG) meliputi tiga komponen utama. Komponen tersebut mengungkapkan bahwa SIG (Sistem Informasi Geografi) adalah sebuah sistem komputer yang menghasilkan informasi. SIG terdiri dari hardware, software, dan prosedur-prosedur yang sesuai dengan yang ditentukan. Komponen tersebut juga menjelaskan bahwa SIG menggunakan data yang dideskripsikan secara spasial atau yang secara geografis. Secara singkat, SIG dapat berguna untuk memberi nilai tambah data spasial. Dengan membiarkan data diorganisir dan ditampilkan secara efisien, dengan analisis dan dengan pembuatan data baru yang dapat dioperasikan secara bergantian, SIG membentuk informasi yang sangat berguna untuk membantu pengambilan keputusan.
14 2.1.7
Komponen S istem Informasi Geografi Komponen dari Sistem Informasi Geografi adalah sistem komputer
(perangkat keras dan sistem operasi), perangkat lunak, data spasial, prosedur pengelolaan dan analisis data, dan manusia yang menjalankan Sistem Informasi Geografi. •
Sistem Komputer Sistem Informasi Geografi dapat dijalankan dari bentuk sistem komputer apa pun, mulai dari personal computer (PC) sampai dengan multi-user supercomputers, dan diprogram ke dalam bahasa pemrograman yang sangat bervariasi. Ada beberapa elemen penting agar pengoperasian Sistem Informasi Geografi dapat berjalan dengan efektif, yaitu (Burrough, 1986): 1. Kehadiran processor dengan kemampuan yang cukup untuk menjalankan perangkat lunak. 2.
Memory yang cukup untuk penyimpanan data dalam jumlah besar.
3. Layar dengan kualitas yang baik dan memiliki resolusi warna grafis yang tinggi. 4. Alat input dan output data (misalnya digitizer, scanner, keyboard, dan plotter).
•
Perangkat Lunak Seperti halnya sistem komputer, maka perangkat lunak pun memiliki elemen-elemen penting yang harus dimiliki yang memungkinkan
15 pengguna
untuk
melakukan
input,
menyimpan,
mengelola,
mengubah, menganalisa, dan menampilkan data. •
M anusia dan Sistem Informasi Geografi Dalam penerapan Sistem Informasi Geografi harus ada manusia yang berperan merencanakan, mengimplementasikan dan mengoperasikan sistem sekaligus membuat keputusan berdasarkan output.
2.1.8
Data Data adalah penelitian yang kita buat dari mengawasi dunia nyata. Data
dikumpulkan sebagai fakta atau bukti yang bisa diproses untuk memberikan data tersebut arti dan mengubah data tersebut menjadi informasi. Oleh karena itu, ada perbedaan yang jelas antara data dan informasi, walaupun kedua informasi ini sering tertukar dalam pemakaiannya. Sedangkan informasi adalah data yang telah ditambahkan arti dan konteks (Heywood, 2002). Jadi dengan memiliki rincian atau detail, sebuah data menjadi sebuah informasi. M enurut Whitten et al (2004, p23), data adalah fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian, dan hal-hal penting yang ada di dalam organisasi. Setiap fakta tanpa disertai fakta lainnya secara relatif tidak akan ada artinya. M enurut Atzeni et al (2003, p2), data merupakan suatu bentuk penyimpanan informasi yang harus diterjemahkan terlebih dahulu untuk menghasilkan suatu informasi. 2.1.9
Data S pasial Setiap perangkat lunak SIG telah didesain untuk dapat mengatasi data
spasial (disebut juga sebagai data geografis). Spasial data ditandai dengan
16 informasi tentang posisi, hubungan dengan fitur lain, dan rincian dari karakter non-spasial (Burrough, 1986). Contoh data spasial dari suatu stasiun cuaca bisa mencakup : •
Lintang dan bujur sebagai referensi geografis. Jika garis lintang dan garis bujur dari sebuah stasiun cuaca telah diketahui, posisi relatif dari stasiun cuaca yang lain juga dapat diasumsikan, beserta dengan kedekatannya ke bukit dan daerah berbahaya.
•
Rincian hubungan seperti letak jalan, lift, dan jalur ski akan memungkinkan ahli meteorologi untuk mengakses ke stasiun cuaca.
•
Data non-spasial, sebagai contoh rincian jumlah salju, temperatur, kecepatan angin, dan arah.
Apabila sistem referensi yang salah digunakan, hal ini dapat membatasi masa depan penggunaan SIG (Openshaw, 1990). M etode tradisional dalam merepresentasikan ruang yang ditempati oleh data spasial adalah dengan suatu serial dari thematic layer. Data spasial, yang direpresentasikan baik sebagai layer maupun objek, harus disederhanakan sebelum mereka dapat disimpan ke dalam komputer. Cara umum untuk melakukannya adalah dengan memisahkan semua fitur geografi ke dalam tiga tipe dasar entiti (entiti adalah sebuah komponen atau blok bangunan yang digunakan untuk membantu organisasi data) ada titik, garis, dan area. 1. Titik Titik digunakan untuk merepresentasikan fitur yang terlalu kecil untuk direpresentasikan oleh area, contohnya kotak pos. Data yang
17 tersimpan untuk kotak pos akan mencakup lokasi geografi dan rincian dari fiturnya. Garis lintang dan garis bujur, atau referensi koordinat, dapat diberikan bersamaan dengan rincian yang menerangkan bahwa itu adalah kotak pos. Tentunya, fitur yang direpresentasikan oleh titik tidak sepenuhnya dijelaskan dengan referensi geografis dua dimensi. Akan selalu ada komponen ketinggian karena sebuah kotak pos diletakkan pada ketinggian tertentu di atas permukaan laut. 2. Garis Garis digunakan untuk merepresentasikan fitur yang berbentuk garis pada alam, misalnya jalan atau sungai. Garis juga dapat merepresentasikan fitur garis yang tidak nyata, seperti perbatasan administratif atau perbatasan internasional. Akan sulit bagi pengguna SIG
untuk
menentukan
saat
kapan
sebuah
fitur
harus
direpresentasikan dengan garis. Sebuah garis adalah kumpulan dari titik-titik yang teratur. Garis adalah kumpulan dari koordinat (x,y) yang digabungkan bersama secara berurutan dan biasanya dihubungkan dengan garis lurus. Seperti halnya titik, garis-garis juga dalam kenyataan berbentuk tiga dimensi. Sebagai contoh, seorang hidrogeologis lebih banyak memiliki aktivitas di dalam tanah sama halnya di atas permukaan tanah. Penambahan sebuah koordinat z (menggambarkan kedalaman atau ketinggian) ke titik membentuk garis yang merepresentasikan sungai memungkinkan gambaran tiga dimensi yang akurat dari fitur tersebut.
18 3.
Area Area digambarkan oleh kumpulan garis yang tertutup dan
digunakan untuk mendefinisikan fitur seperti lapangan, bangunan, atau daerah administratif. Entiti dari area sering dideskripsikan sebagai poligon. Seperti halnya fitur pada garis, beberapa dari poligon ini berada pada permukaan, sementara yang lainnya hanya imaginasi. Ada dua tipe poligon yang dapat diidentifikasi, yaitu island polygons dan adjacent polygons. Island polygons terjadi pada situasi yang bervariasi, tidak hanya pada pulau yang sebenarnya. Sebagai contoh, area perhutanan dapat kelihatan seperti sebuah pulau dalam lapangan, atau sebuah pemukiman industri sebagai pulau dalam batasan area perkotaan. Poligon tipe khusus, yang sering digambarkan sebagai nested polygon, dihasilkan oleh garis terluar pantai. Adjacent polygons lebih dikenal secara umum. Di sini, perbatasan dibagi antara adjacent areas. M isalnya lapangan, area kode pos, dan perbatasan properti. Area tiga dimensi adalah permukaan. Permukaan dapat digunakan untuk merepresentasikan variabel topografi atau non-topografi seperti tingkat polusi atau kepadatan penduduk. Beberapa pengarang (seperti M artin, 1996; Laurini and Thompson, 1992), menganggap permukaan sebagai empat tipe entiti yang terpisah. Struktur data yang dibutuhkan komputer untuk merekonstruksi model data spasial dalam bentuk digital.
19 Struktur data tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Struktur Data Raster Raster adalah metode untuk penyimpanan, pemrosesan, dan penampilan spasial data. Setiap area dibagi menjadi baris dan kolom, yang membentuk struktur grid. Dengan struktur data raster, dunia nyata ditampilkan sebagai elemen matriks atau selsel grid yang homogen. M aka dapat dikatakan bahwa struktur data raster adalah model data spasial yang paling sederhana 2. Struktur Data Vektor Vektor adalah suatu struktur data yang digunakan untuk menyimpan data spasial. Data vektor terdiri dari garis biasa atau garis lengkung, yang didefinisikan dengan titik awal dan akhir, yang bertemu pada sebuah titik yang didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi (x,y). Lokasi dari node tersebut dan struktur topologi biasa disimpan secara jelas. Ada beberapa cara dalam mengorganisasikan dua database (spasial dan tematik). Biasanya sistem vektor terdiri dari dua komponen, yaitu untuk mengelola data spasial dan yang lain untuk mengelola data tematik.
20
Gambar 2.1
M odel Data Spasial Raster dan Vektor
21 2.1.10 Peta M etode tradisional untuk menyimpan, menganalisis dan menyajikan data spasial adalah peta. Peta adalah dasar yang penting dalam SIG sebagai sebuah sumber data, struktur dalam penyimpanan data dan alat untuk menganalisis dan menunjukkan. Pada umumnya, peta dibedakan atas peta tematik (thematic map) dan peta topografi (tophographic map). Peta tematik menunjukkan data yang berhubungan dengan tema atau topik tertentu, seperti tanah, geologi, geomorfologi, penggunaan lahan, populasi atau transportasi. Peta topografi mengandung kumpulan data yang bervariasi dalam topik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penggunaan lahan, relief,dan fitur kultural dapat ditampilkan semuanya dalam peta topografi yang sama. M enurut Unwin (1981), peta topografi adalah gabungan dari peta yang berbeda-beda. Walaupun ada begitu banyak jenis peta, proses pemetaan adalah sifat umumnya. Dan selama proses itu, seorang kartografer harus (Robinson et al., 1995): •
M enentukan tujuan dari pembuatan peta tersebut Semua peta, dan sumber-sumber data spasial lainnya, diolah dengan tujuan agar data dapat diubah menjadi informasi yang akan dapat dikomunikasikan dengan pihak ketiga. M isalnya setiap tahun para manajer Happy Valley membuat peta area ski untuk digunakan para pengunjungnya. Peta tersebut menunjukkan lokasi ski trails, tempat parkir, hotel, penginapan darurat, dan ski lifts.
22 Tujuannya adalah membantu pengunjung mengorientasikan dan memutuskan bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka. Secara alami, peta tersebut akan berpengaruh besar terhadap para penggunanya. M isalnya, pengunjung tidak akan makan di restoran yang tidak tertera pada peta tersebut. Bagaimanapun juga, ada restoran-restoran yang ridak diperlihatkan pada peta resmi Happy Valley. Perusahaan ski tersebut ingin agar yang dipakai oleh pengunjung hanyalah fasilitas yang mereka sediakan.
Gambar 2.2 Happy Valley
23 •
M endefinisikan pada skala berapa peta tersebut diproduksi Secara virtual, semua sumber data spasial, termasuk peta, adalah lebih kecil
dari
ukuran
kenyataan
yang
mereka
representasikan
(M onmonier, 1991; Keates, 1982). Skala memberikan indikasi seberapa kecil peta tersebut dari kenyataannya. M enurut Laurini dan Thompson (1992) skala adalah urutan dari peluasan atau tingkat generalisasi di mana fenomena berada atau dikenali atau diteliti. Skala dapat digambarkan dalam salah satu dari tiga cara, yaitu sebagai skala rasio, skala verbal, atau skala grafis. Peta topografi yang standar mengandung contoh dari skala verbal, rasio dan grafis. Harus diingat bahwa peta skala kecil (contohnya 1:2500000 atau 1:1000000) adalah peta yang mencakup area luas. Sedangkan peta skala besar (contohnya 1:10000 atau 1:25000) mencakup area kecil dan banyak rincian. Skala juga penting saat entiti spasial digunakan (titik, garis, dan area) untuk merepresentasikan versi umum dua dimensi dari fitur dunia nyata. •
M emilih fitur (spasial entiti) dari dunia nyata yang harus tergambarkan pada peta Secara
tradisional,
peta
telah
menggunakan
simbol
untuk
menggambarkan fitur dunia nyata. Pembelajaran mengenai peta akan mengungkapkan tiga tipe simbol dasar, yaitu titik, garis, dan area (M onmonier, 1991). Gambaran sederhana ini telah dikembangkan oleh para kartografer untuk memungkinkan gambaran tersebut
24 menampilkan fitur tiga dimensi dalam bentuk dua dimensi pada secarik kertas (Laurini dan Thompson, 1992; M artin, 1996). Representasi fitur dunia nyata menggunakan tipe entiti titik, garis, dan area biasanya ditampilkan secara apa adanya. Bagaimanapun juga, metode yang dipilih untuk menggambarkan fitur spasial akan tergantung pada skala yang digunakan. Bayangkan cara sebuah kota digambarkan dalam peta yang memiliki skala yang berbeda-beda. Dalam peta dunia, sebuah titik akan menjadi metode penggambaran yang paling sesuai, mempertimbangkan jumlah kota yang harus dimasukkan. Tetapi dalam skala nasional dan regional, sebuah titik tidak akan memberikan gambaran apapun mengenai ukuran relatif dari kota tersebut, jadi akan lebih sesuai apabila penggambarannya menggunakan area. Bahkan pada skala lokal, sebuah area masih kurang sesuai untuk menggambarkan kota tersebut, melainkan harus dilakukan penggabungan antara titik, garis, dan area. M emilih entiti yang tepat dalam merepresentasikan dunia nyata sering kali memang sulit. •
M elakukan generalisasi terhadap fitur dalam representasi dua dimensi Semua data spasial adalah generalisasi dari fitur dunia nyata. Dalam beberapa kasus, generalisasi dibutuhkan karena data dibutuhkan dalam skala tertentu. Dan dalam kasus lainnya Generalisasi diperkenalkan oleh batasan teknis dari prosedur untuk menghasilkan data. Generalisasi juga bisa ditunjukkan oleh campur tangan manusia
25 secara langsung untuk meningkatkan kejelasan dari gambar atau untuk memperjelas tema utamanya.
2.1.11 Pengertian Database M enurut Turban, Rainer, dan Potter (2003), database adalah file dan rekaman yang terkumpul, tersusun dan saling berhubungan yang membentuk data dan hal-hal lainnya yang tersimpan disuatu wadah atau tempat. M enurut Eaglestone dan Ridley (2001), komputer biasanya mengartikan informasi dengan suatu susunan tertentu sebagai data. Data tersimpan di dalam perangkat penyimpanan seperti disk dan CD-ROM. Database Management System (DBM S) adalah program tertentu dari komputer yang dipakai oleh program aplikasi untuk mengatur dan menyediakan akses ke data tersimpan. Koleksi data yang diatur oleh DBM S disebut database. M enurut Connoly dan Begg (2005), database dapat diartikan sebagai kumpulan data yang saling berhubungan secara logika dan saling berbagi serta menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Database merupakan sebuah penyimpanan data yang besar yang dapat digunakan oleh pemakai dan departemen secara simultan. Database atau basisdata adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system, DBM S).
26 Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya, penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur basis data ini dikenal sebagai model basis data atau model data. M odel yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah layman mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom (definisi yang sebenarnya menggunakan terminologi matematika). Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili dengan menggunakan nilai yang sama antar tabel. M odel yang lain seperti model hirarkis dan model jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.
2.1.12 Database Management System (DBMS ) Sebuah sistem software yang memungkinkan user untuk membuat, menciptakan dan merawat database serta menyediakan akses yang dapat dikendalikan ke database tersebut. Sebuah sistem software yang berinteraksi dengan program aplikasi user dan database. DBM S menyediakan fasilitas seperti: •
DBM S memungkinkan user untuk menciptakan database, biasanya dengan Data Definition Language (DDL). DDL memungkinkan user membuat tipe data spesifik dan struktur data, dan batasan (constraint) di dalam data yang disimpan didalam database.
27 •
DBM S memungkinkan user untuk insert, update, delete dan retrieve data dari database, biasanya dengan Data Manipulation Language (DM L). Dengan memiliki data terpusat di dalam database sehingga memungkinkan DM L untuk menyediakan fasilitas umum kepada data tersebut yang dikenal dengan bahasa kueri (query language).
•
DBM S menyediakan akses yang dapat diatur ke database.
2.1.13 Pengertian Primary Key M enurut Connoly dan Begg (2005,p79), Primary Key merupakan sebuah atribut atau himpunan atribut yang dipilih untuk mengidentifikasi tuple-tuple atau record dalam tabel yang bersifat unik. Unik memiliki arti tidak boleh ada dupikat atau key yang sama untuk dua atau lebih tuple atau record dalam sebuah tabel.
2.1.14 Pengertian Foreign Key Foreign Key berdasarkan Connoly dan Begg (2005,p79) adalah sebuah atribut atau himpunan atribut dalam suatu tabel yang menunjuk pada key yang terdapat pada tabel lain. Foreign Key berfungsi untuk menunjuk hubungan antar satu tabel dengan tabel yang lainnya.
2.1.15 Data Flow Diagram Diagram Arus Data (DFD) adalah gambaran suatu sistem yang menggunakan sejumlah simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir melalui suatu proses yang saling berkaitan (M cLeod, 2001, p316).
28
Gambar 2.3 Data Flow Diagram
Tingkatan dalam DFD ada tiga yaitu: 1. Diagram Konteks a. M erupakan level tertinggi yang menggambarkan input dan output sistem. b. Terdiri dari satu proses yang tidak memiliki data store. 2. Diagram Nol a. M emiliki data store. b. Diagram tidak rinci, diberikan tanda bintang pada akhir nomor. 3. Diagram Rinci a. M erupakan rincian dari diagram nol atau diagram level diatasnya b. Proses yang ada sebaiknya tidak lebih dari tujuh.
29 2.1.16 Entity Relationship Diagram Entity Relationship merupakan hubungan antar data berdasarkan persepsi nyata yang terdiri dari sekumpulan objek dasar yang disebut entiti dan hubungan antar objek tersebut. Jenis mapping cardinalities (Eaglestone, 2001) antara lain: 1. One to one Hubungan antara entity semisalnya X dan Y dimana setiap satu X berhubungan ke satu atau hanya satu Y, dan setiap satu Y berhubungan ke satu atau hanya satu X. 2. One to Many Hubungan entity X dan
Y dimana setiap satu X mungkin
berhubungan ke satu atau dua atau lebih Y, tetapi setiap satu Y berhubungan ke satu atau hanya satu X. 3. Many to Many Hubungan entity X dan Y dimana setiap satu X mungkin berhubungan ke satu atau dua atau lebih Y, dan setiap satu Y mungkin berhubungan ke satu atau dua atau lebih X. 4. Zero or one to Many Hubungan entity
X dan Y dimana setiap satu X mungkin
berhubungan ke satu atau dua atau lebih Y, tetapi setiap satu Y berhubungan ke satu atau tidak sama sekali.
30 2.1.17 S tate Transition Diagram M enurut Pressman (2001, p317), State Transition Diagram (STD) menggambarkan kebiasaan dari suatu sistem dengan menggambarkan kondisi dan kejadian yang menyebabkan perubahan suatu kondisi.
2.2 Global Positioning S ystem 2.2.1 Pengertian GPS Global Positioning System (GPS) merupakan sistem navigasi yang berbasiskan satelit dan merupakan alat untuk mengetahui posisi yang tersusun atas constellation 24 satellites yang mengorbit pada bumi pada ketinggian kurang lebih 11.000 mil. Awalnya GPS hanya terbatas untuk kalangan militer di USA, tetapi pada awal tahun 80an pemerintah membuatnya terbuka untuk digunakan secara umum khususnya pada komersial bisnis, travel , dan navigasi, sampai sekarang gps sudah meluas penggunaannya seperti mendeteksi gempa, dan ramalan cuaca. GPS didesain untuk beroperasi 24 jam, dalam segala kondisi cuaca,dan bisa digunakan di seluruh dunia.
31
Gambar 2.4 GPS Constellation (Sumber:http://www.nasm.si.edu/exhibitions/gps/work.html)
2.2.2 Elemen- elemen pada GPS Pada GPS terdapat macam-macam elemen yang mendukung sebuah GPS yaitu : 1. Space segment Space segment merupakan bagian yang terdiri dari 24 satelit yang saling bekerja sama satelit
tersbut
memantau keberadaan GPS receiver. Ke-24
mempunyai
orbitnya
masing-masing
yang
membutuhkan waktu 12 jam untuk satu kali memutari bumi, satuorbit terdiri dari 4 satelit, yang mana masing-masing satelit membentuk sudut 55 derajat terhadap arah jarang pandang lurus mata. Satelit terus menerus mengeset dirinya sendiri agar selalu menerima sumber energi yaitu dari matahari, masing-masing satelit memiliki clock yang sampai dengan 3 nanosekon.
32 2.
Control Segment Control Segment merupakan bagian dimana terdapat pusat untuk mengontrol dan memonitor semua satelit yang ada agar memastikan semuanya bekerja dengan baik.Semua informasi ini diproses di M CS (Master Control Station).
3. User Segment User Segment terdiri dari receiver-receiver yang secara khusus didesain untuk menerima, menterjemahkan dan untuk memproses sinyal dari satelit GPS yang ada.Receiver-receiver tersebut bisa berdiri sendiri maupun sudah terintergrasi dengan dengan sistem lain. M asing GPS receiver
didesain
berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhannya.
2.2.3
Cara Kerja GPS dalam menentukan posisi Prinsip dasar dari GPS terletak pada jarak dari receiver ke satelit, receiver
minimal harus mencari 3 posisi satelit untuk menghasil posisi yang akurat, operasi ini dinamakan triangulation, secara singkat triangulation dapat dijelaskan demikian ketiga satelit akan mencari irisan dari 3 posisi yang berbeda, poisi yang akurat akan ditemukan pada irisan ketiga satelit. Sebagai contohnya, misalkan kita disuruh oleh seseorang untuk menemukan seseorang (misalkan) di toko buku berdasarkan beberapa petunjuk yang diberikan oleh orang tersebut. Pertama, kita diberitahu bahwa kita tepat berada 10 miles jauhnya dari rumah kita. Kita akan mengetahui bahwa kita berada suatu radius dengan jangkauan 10 miles. Dengan informasi ini, kita akan kesusahan mencarinya Karena radiusnya sangat luas.
33 Petunjuk kedua adalah bahwa orang tersebut berada 12 miles jauhnya dari rumah tetangga kita. Sekarang kita bisa membuat radius baru dengan jarak 12 miles, tetapi ini masih belum cukup karena perpotongan antara jarak radius pertama dan kedua masih terlalu luas cakupannya untuk menentukan lokasi orang yang dicari tersebut, dengan menambah satu radius lagi maka kita dapat menentukan posisi yang tepat dimana orang tersebut berada. Triangulation sering disebut dengan posisi (3 dimensi) 3D, tetapi sebenarnya GPS memerlukan satelit ke-4 untuk menyediakan posisi 3D M engapa? Tiga pengukuran bisa digunakan untuk menentukan lokasi, asumsi bahwa clock pada GPS receiver dan satelit adalah presisi, dan terus menerus melakukan sinkronisasi, dengan demikian bisa melakukan pengukuran jarak sangat akurat. Tetapi sayangnya, adalah tidak mungkin untuk melakukan sinkronisasi antara receiver dengan satelit karena clock pada receiver tidak sama akuratnya dengan clock atom pada satelit. Sinyal pada GPS dari satelit ke receiver bergerak sangat cepat, jadi kita kedua clock ini berbeda sedikit maka posisi akan tidak akurat. Clock atom pada satelit mempertahankan akurasi waktunya setinggi mungkin. Tetapi pasti ada perbedaan sedikit pada setiap satelit yang ada, maka dengan inilah dibutuhkan satelit yang keempat sehingga posisinya menjadi x, y, z, dan t supaya penentuan posisi lebih akurat
34
Gambar 2.5 Triangulation (Sumber:http://support.radioshack.com/support_tutorials/gps_works.htm)
2.2.4
Menentukan posisi dari receiver ke satelit GPS Sebuah GPS receiver mengetahui lokasi dari satelit dengan cara
menghitung seberapa jauh jarak antara satelit dan receiver dengan menggunakan rumus sebagai berikut : S peed x Time = Distance Dari diketahui jarak antara receiver dengan satelit, maka dapat ditentukan posisi receiver dengan cara mengirimkan balik sinyal ke satelit sehingga membentuk suatu sphere dari ketiga satelit yang ada. Dari sphere tersebut maka diketahuit posisi receiver dalam bentuk lintang dan bujur. Jadi misalnya satelit memancarkan sinyal dengan waktu 0,09 detik ke receiver, jarak antara satelit ke receiver adalah 16.740 miles (186.000 miles/sec x 0,09 detik), ini berarti GPS receiver berada disekitar radius sphere yang jauhnya 16.740 miles. Jika satelit membutuhkan waktu 0,08 detik untuk mengirimkan sinyal ke GPS receiver pada satelit yang kedua makan receiver pasti berada di sekitar sphere yang berjarak 14.880 miles dimana kedua sphere saling memotong. Jika satelit yang ketiga membutuhukan waktu 0,07 detik untuk
35 mengirimkan sinyal ke GPS receiver makan jarak antara receiver dan satelit adalah 13,020 miles ,ini adalah hasil akhir dimana GPS receiver pasti berada pada jarak 13.020 miles dimana ketiga satelit saling memotong.
2.2.5
Error Bugdet pada GPS Sistem GPS telah didesain untuk seakurat mungkin, tetapi masih ada
sedikit error. Bila ditambahkan dari beberapa error, maka bisa mencapai deviasi 50-100 meter dari posisi yang sebenarnya. Ada banyak penyebab dari error ini beberapa diantaranya adalah : 1. Kondisi Atmosfer Kondisi atmosfer yang berubah mengakibatkan kecepatan sinyal GPS berubah karena sinyal tersebut melewati atmosfer bumi dan ionosfer sehingga jarak yang dihitung dengan rumus ”S ignal S peed x Time” akan berbeda sedikit karena rumus tersebut tidak memperhitungkan adanya ionosfer dan atmosfer bumi. 2.
Ephemeris Error dan Clock Error Sinyal pada GPS membawa informasi tentang error pada ephemeris (posisi secara orbital).
3. Selective Availabilty Error pada posisi orbital seharusnya tidak dipusingkan oleh Selective Availability (SA), dimana merupakan suatu error yang disengaja sekitar 0 sampai ribuan kaki ke dalam sinyal navigasi yang ada secara umum, sehingga membuat nya susah untuk sebuh misil jarak jauh menentukan posisi targetnya secara presisi. Akurasi tambahan
36 tersedia pada sinyal tetapi pada wujud yang telah dienkripsi sehingga hanya tersedia untuk milter Amerika Serikat saja, sekutunya dan beberapa orang pemerintah. Sayangnya SA ini bisa dihilanggkan dengan cara koreksi secara diferrensial. 4.
Multypath Signal yang mengalami pantulan akibat memasuki atmosfer bumi ketika menuju ke antena GPS.
2.2.6 Pengukuran Akurasi pada GPS Seperti yang telah dibahasa diatas, ada banyak sumber-sumber dari luar yang mempengaruhi error pada posisi GPS, selain faktor-faktor diatas ada beberapa faktor lagi yaitu DOP (Dilution Of Precision). DOP merupakan sebuah indicator kualitas dari geometri pada konstalasi satelit. Perhitungan sebuah posisi bisa berbeda-beda tergantung pada satelit mana yang sedang digunakan. Perbedaaan geometri satelit bisa memperbesar atau bahkan memperkecil error pada GPS. Semakin besar sudut antara satelit yang satu dengan yang lainnya maka akan memperkecil nilai DOP, dan menghasilkan pengukuran yang lebih baik. Nilai yang tinggi pada DOP berarti mengindikasikan geometri yang buruk pada satelit.
37
Gambar 2.6 Posisi baik pada pemetaan
Gambar 2.7 Posisi buruk pada pemetaan
2.2.7
Penggunaan DGPS (Differential GPS) Sebuah cara yang dinamakan differential correction dibutuhkan untuk
mendapatkan akurasi dalam jangkauan 1 sampai 5 meter atau bahkan lebih baik dengan peralatan yang canggih. Differential correction membutuhkan GPS receiver, base station. Karena lokasi fisik dari base station suda diketahui, suatu koreksi bisa dihitung dengan membandingkan lokasi yang telah diketahui dengan lokasi GPS yang telah diberitahukan oleh satelit Proses pada differential correction menerima faktor koreksi dan mengaplikasikan kepada data GPS yang
38 dikumpulkan
oleh
GPS
receiver
di
lapangan
Differential
correction
menghilangkan kebanyakan dari error yang dibawah ini
2.2.8
Source
Uncorrected
With Differential
Ionosphere
0-30 meters
M ostly Removed
Troposphere
0-30 meters
All Removed
Signal Noise
0-10 meters
All Removed
Ephemeris Data
1-5 meters
All Removed
Clock Drift
0-1.5 meters
All Removed
M ultipath
0-1 meters
Not Removed
SA
0-70 meters
All Removed
NMEA( National Marine Electronics Association) NM EA merupakan standar protokol yang digunakan untuk mengetahui
posisi secara real-time. GPS receiver menggunakannya sebagai standar komunikasi dengan satelit sehingga perancangan hardware-nya harus memenuhi standarisasi ini,
interface yang memenuhi standar
ini
adalah
(yang
direkomendasikan) EIA-422, tetapi kebanyakan menggunakan RS-232, dan baud rate-nya adalah 4800. Kalimat-kalimat pada NM EA adalah semuanya berupa ASCII, setiap kalimat diawali dengan tanda “$” dan diakhiri dengan (
).
39 2.3 GS M 2.3.1
Pengertian GS M GSM
(Global System for Mobile Communications) merupakan
standarisasi untuk handphone dimana komunikasinya bekerja secara nirkabel pada jaringan GSM dimana datanya dikirim melalui gelombang radio. GSM menggunakan sebuah SIM card supaya dapat bekerja. Pada topik ini, digunakanlah AT-Command untuk mengakses isi dari SIM card melalui sebuah PC agar penulis bisa mengirim, dan menerima data.
2.3.2
AT-Command S MS dan PDU AT-Command berfungsi sebagai bahasa komunikasi yang memungkinkan
mengakses modem yaitu mobile phone Sony Ericsson T68i dan M otorola C650.AT-Command disisipkan didalam bahasa pemrograman baik pada pengiriman maupun penerimaan SM S. Dikarenakan hardware seperti AVR tidak dapat mengirim SM S tanpa AT-Command. Begitu juga sebaliknya Komputer tidak dapat membaca SM S tanpa AT-Command. AT-Command yang sering digunakan : Untuk mengirim S MS AT+CMGS = <.ctrl-z/ESC.> : Integer, Panjang maksimal karakter yang dapat diinput. : Konversi dari bilangan octet ke bilangan long heksadesimal. <mr>: Integer, Pesan yang ingin ditulis. : Parameter untuk tanda kutip. +CM GS:OK
40 Untuk membaca S MS AT+CMGR= : Integer, merupakan urutan dari posisi sms yang akan dibaca. +CM GR: <stat>,[], OK
Untuk hapus S MS AT+CMGD= : Integer, merupakan urutan dari posisi sms yang akan dihapus +CM GD: OK
Untuk membaca format S MS AT+CMGF= : Integer; +CM GF: <stat>,[], Ponsel Sony Ericsson T68i tidak mendukung command AT+CMGF=1. Dalam perancangan, dipakai sebuah program yang dapat mengkonversi string ke dalam bentuk pdu, untuk mempermudah dalam perancangan.
41
Gambar 2.8 Tampilan Program Konversi
Pada textbox SM SC dimasukkan nomor service center dari nomor yang akan dituju. Tabel nomor service center dapat dilihat pada Gambar 2.8. Pada textbox Receiver dimasukkan nomor yang akan dikirim/dituju. Pada textbox yang berada diatas tombol Convert merupakan string yang akan dikirim. Tombol konversi berfungsi untuk melakukan konversi dari string ke pdu. Pada textbox di sebelah kanan ditampilkan PDU yang siap untuk digunakan untuk mengirim SM S. Dengan panjang PDU adalah sepanjang 49 karakter.
42 2.3.3 S MS Commands S MS Text Mode (khusus untuk S ony Ericsson) Pada mode ini hanya men-encode data yang direpresentasikan oleh mode PDU yang terdapat pada Sony Ericsson T68i. AT+CSM S
=
Select M essage Service
AT+CPM S
=
Preferred M essage Storage
AT+CMGF
=
M essage Format
AT+CSCA
=
Service Centre Address
AT+CSM P
=
Set Text M ode Parameters
AT+CSDH
=
Show Text M ode Parameters
AT+CSCB
=
Select Cell Broadcast M essage Types
AT+CSAS
=
Save Settings
AT+CRES
=
Restore Settings
AT+CNM I
=
New M essage Indications to TE
AT+CMGL
=
List M essages
AT+CMGR
=
Read M essage
AT+CMGS
=
Send M essage
AT+CM SS
=
Send M essage from Storage
AT+CMGW
=
Write M essage to M emory
AT+CMGD
=
DeleteM essage