BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi. Liabilitas mengandung komponen utama yaitu adanya kewajiban kini yang timbul, terjadi dari transaksi di masa lalu dan penyelesaiannya menyebabkan arus keluar kas atau sumber daya entitas. Liabilitas dapat diketahui nilainya dengan pasti namun ada beberapa jenis liabilitas yang nilainya diukur dengan nilai estimasi, liabilitas jenis ini diistilahkan sebagai provisi. Sejak PSAK 1 (Revisi 2009) Penyajian Laporan Keuangan, istilah kewajiban ini diganti dengan liabilitas. PSAK 1 ( Revisi 2009) mengharuskan entitas menyajikan liabilitas jangka pendek terpisah dari liabilias jangka panjang. Pemisahan jangka pendek dan jangka panjang menggunakan jangka waktu 12 bulan atau satu siklus operasi perusahaa. Beberapa liabilitas jangka pendek, muncul karena kegiatan operasi perusahaan seperti utang dagang dan beban yang masih harus dibayar. Liabilitas tersebut merupakan bagian dari modal kerja yang digunakan dalam
18 http://digilib.mercubuana.ac.id/
siklus operasi normal. Liabiltas jangka pendek bias berbentuk utang bank atau utang kepada pihak lain yang akan dibayarkan dalam waktu kurang dari dua belas. Untuk utang bentuk ini sering kali ada bunga, sehingga bunga yang telah terjadi dan belum dibayarkan harus diakui sebagai liabilitas juga. Liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan, akan disajikan sebagai liabilitas jangka pendek. PSAK 1 (Revisi 2009) menjelaskan item-item minimum dari liabilitas jangka pendek yang harus disajikan dalam laporan posisi keuangan. Menurut PSAK 1 (Revisi 2009), jika entitas memiliki liabilitas tersebut dalam jumlah material maka entitas harus menyajikan sebagai unsure yang terpisah. Item minimum yang diharuskan menurut PSAK 1 (Revisi 2009) untuk libilitas jangka pendek adalah: 1. utang dagang dan utang terutang lainnya 2. provisi 3. liabilitas keuangan jangka pendek (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam provisi); 4. liabilitas dan asset pajak kini; sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46 (Revisi 2013) akuntansi pajak penghasilan. 5. Libilitas dan asset pajak tangguhan 6. Libilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai PSAK 58 (Revisi 2010) asset Lancar yang tersedia untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2. Jenis dan Klasifikasi Liabilitas PSAK 1 (Revisi 2009) tidak membahas secara khusus klasifikasi dan jenis liabilitas jangka pendek. Bentuk usaha entitas akan menentukan jenis dan klasifikasi liabilitas yang dimiliki entitas. Klasifikasi liabilitas dapat dalam berbagai perspektif dan sudut pandang.
PSAK 1 (Revisi 2009) hanya
memberikan aturan umum dalam penyajian item dalam laporan keuangan didasarkan pada relevansi informasi tersebut bagi pengguna laporan keuangan. Jika informasi tersebut dianggap relevan maka sebaiknya diklasifikasikan secara terpisah. Meterialitas juga menjadi pertimbangan apakah suatu liabilitas perlu diklasifikasikan tersendiri atau digabung. Berdasarkan nilainya, liabilitas dapat dikategorikan menjadi liabilitas yang nilainya pasti dan liabilitas yang nilainya tidak dapat ditentukan sehingga harus diestimasi. Liabilitas yang nilainya pasti, merupakan bentuk liabilitas yang telah jelas berapa jumlah dibayarkan kepada pihak lain. Liabilitas yang nilainya tidak pasti, jumlahnya diestimasi oleh entitas berdasarkan informasi yang tersedia. Menurut PSAK 57 (Revisi 2009) disebut sebagai provisi. Liabilitas juga dapat diklasifikasikan berdasarkan asal terjadinya. Liabilitas dapat terjadi sebagai konsekuensi kegiatan operasi perusahaan dan liabilitas yang berdasarkan kontrak formal. Liabilitas yang terjadi sebagai konsekuensi operasi misalnya utang dagang, utang pajak, beban yang masih harus dibayar, pendapatan diterima dimuka. Liabilitas berdasarkan kontrak formal misalnya wesel bayar, utang bank, atau liabilitas jangka panjang yang
20 http://digilib.mercubuana.ac.id/
akan jatuh tempo dalam dua belas bulan. Beberapa contoh liabilitas jangka pendek, yaitu sebagai berikut : 1. Utang Dagang (account payable), adalah utang yang timbul ketika entitas melakukan pembelian secara tunai. 2. Utang bank jangka pendek, adalah utang yang diperoleh dari bank dengan jangka waktu satu tahun atau kurang. 3. Wesel bayar, adalah kontrak yang menyatakan bahwa satu pihak akan melakukan pembayaran sejumlah tertentu kepada pihak lain dimasa mendatang. 4. Utang pajak, adalah pajak yang belum dibayarkan ke kas Negara. 5. Beban yang masih harus dibayar, adalah beban yang telah terjadi namun sampai tanggal pelaporan belum dibayarkan. 6. Pendapatan diterima dimuka, adalah pendapatan yang telah diterima secara tunai namun pendapatannya belum diperoleh. 7. Utang terkait gaji karyawan, adalah beban gaji yang telah terjadi namun belum dibayarkan, iuran pensiun dan asuransi untuk karyawan serta pajak atas gaji yang telah dipotong dari gaji namun belum dibayarkan. 8. Uang muka pelanggan (deposit), adalah uang yang dibayarkan pelanggan sebagai deposit dan akan diberikan kembali kepada pelanggan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
21 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3. Liabilitas Jangka Pendek Terkait dengan Kegiatan Operasi Entitas Liabilitas jangka pendek terkait kegiatan operasi timbul karena konsekuensi kegiatan operasi entitas. Utang ini biasanya tidak berbunga, utang ini muncul karena entitas menangguhkan pembayaran kepada pihak lain. Kesempatan penangguhan pembayaran ini harus dimanfaatkan secara optimal dalam rangka menghemat arus kas entitas. Penundaan pembayaran ini dapat dilakukan sampai dengan tanggal jatuh tempo , pajak dibayarkan pada saat tanggal jatuh tempo, tagihan kepada pihak lain dibayarkan sesuai tanggal jatuh tempo. Entitas tidak boleh menangguhkan diluar waktu jatuh tempo karena entitas harus menjaga reputasi dimata pihak lain. Penggunaan utang operasi menguntungkan bagi entitas, karena entitas dapat menggunakan dana pembayaran tersebut untuk aktivitas yang lain sebelum digunakan. Semakin efisien entitas mamanfaatkan utang operasi dan mengatur kas, kebutuhan modal kerja untuk kegiatan operasinya semakin kecil atau bahkan tidak memerlukan dana untuk modal kerja karena modal kerja didanai oleh pemasok atau pihak lain. 2.4. Pengertian Hutang Hutang adalah kewajiban suatu perusahaan atau badan usaha kepada pihak lain (kreditur) yang harus dipenuhi dengan cara menyerahkan asset atau jasa dalam jangka waktu tertentu. Hutang timbul akibat dari transaksi dimasa lalu (pembelian barang atau jasa secara kredit).
22 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.5. Ciri-ciri atau Kriteria Hutang Berikut ini adalah cirri-ciri atau kriteria hutang : 1. Kewajiban itu ada dan merupakan transaksi dimasa lalu (pembelian barang/jasa dimasa lalu). 2. Ada kewajiban untuk menyertakan aktiva yang dapat diterima oleh yang bersangkutan atau pihak ketiga dimasa yang akan dating. 3. Kewajiban itu dapat diukur/dinyatakan dalam satuan mata uang dengan jumlah yang pasti atau ditaksir jumlahnya. 4. Kreditur dan tanggal jatuh tempo dapat diketahui atau ditentukan. 5. Tidak ada hak untuk membatalkan atau melepaskan diri dari hutang tersebut. 2.6. Penggolongan Hutang 2.6.1 Hutang jangka pendek Hutang jangka pendek merupakan kewajiban suatu perusahaan kepada pihak kreditur yang harus dipenuhi dalam waktu satu tahun atau hutang yang memiliki jatuh tempo kurang dari satu tahun. Hutang jangka pendek dibagi menjadi tiga kelompok yaitu : 1. Hutang yang jumlahnya dapat ditentukan secara pasti. Meliputi semua kewajiban untuk membayar yang jumlah
23 http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan tanggal jatuh tempo sudah pasti, yang termasuk dalam kelompok ini adalah : a. Hutang Dagang Utang usaha adalah utang terkait dengan kegiatan utama entitas.
Untuk
entitas
yang
bergerak
dibidang
perdagangan, utang usaha tersebut sebagai utang dagang. Utang dagang timbul saat entitas melakukan pembelian kepada pemasok secara kredit. Entitas jika diberikan pilihan antara membeli tunai dan membeli kredit, maka akan memilih membeli kredit jika harga antara membeli kredit dan membeli tunai harganya sama. Pembelian secara tunai dilakukan jika pemasok tidak membolehkan pembelian secara kredit. Atau membeli secara tunai dimana secara ekonomis lebih murah dibandingkan membeli secara kredit. Pembelian secara kredit sering dituliskan secara term: 2/10, n/60, FOB shipping point. Artinya pembelian akan diberikan diskon 2 % jika dilunasi sampai dengan 10 hari, utang jatuh tempo dalam waktu 60 hari dan titik pengakuan di gudang penjual. Utang dagang diakui saat entitas telah menerima barang atau jasa dari pemasok. Syarat jual beli atau serah terima harus diperhatikan untuk menentukan titik
24 http://digilib.mercubuana.ac.id/
pengakuan. Untuk pembelian dengan syarat pembelian FOB shipping point (franko gudang penjual) maka titik pengakuan pembelian di gudang penjual, utang akan diakui saat barang telah masuk kendaraan angkutan untuk diantar ke gudang pembeli. Utang diakui saat barang diterima oleh pembeli, selama dalam perjalanan barang ini merupakan barang pembeli. Risiko dalam perjalanan akan menjadi pihak pembeli atau penjual tergantung persyaratan jual belinya. Pemasok sering kali memberikan insentif kepada pembeli untuk melakukan pelunasan lebih cepat. Entitas harus memperhitungkan manfaat dari diskon ini dengan alternatif investasi yang tersedia. Jika tidak ada alternatif investasi lain yang lebih menguntungkan maka diskon tersebut lebih baik diambil. Tingkat diskon yang diberikan dapat dihitung imbal hasil (return) pertahunnya. Imbal hasil dari diskon lebih besar dibandingkan dengan imbal hasil investasi maka entitas harusnya mengambil diskon ini.
b. Wesel Bayar Wesel bayar merupakan janji dari pihak penarik wesel untuk membayarkan sejumlah nilai tertentu di masa
25 http://digilib.mercubuana.ac.id/
mendatang. Wesel bayar ditarik untuk pelunasan utang dagang. Pembayaran suatu transaksi atau ditarik untuk mendapatkan uang tunai. Pihak penarik wesel akan menunjuk pembayaran
bank yang
untuk
melakukan
akan
diambil
penyelesaian dari
rekening
penarik/penerbit wesel. Wesel bayar biasanya berbunga, jika tidak berbunga wesel akan dijual dengan diskon. Nilai diskon mencerminkan bunga dibayar dimuka, wesel bayar dapat dijual oleh pihak pemegangnya untuk mendapatkan uang kas sebelum jatuh tempo. c. Pendapatan Diterima di Muka Pelanggan sering kali melakukan pembayaran didepan atas jasa yang akan diselesaikan atau barang yang baru akan dikirim. Pembayaran tersebut tidak boleh diakui sebagai pendapatan tetapi diakui sebagai pendapatan diterima dimuka, pendapatan diterima dimuka termasuk komponen liabilitas. Penerimaan kas dari pelanggan tersebut mengandung konsekuensi bahwa di masa depan entitas harus mengeluarkan sumber daya untuk menyelesaikan pekerjaan atau mengirimkan barang. Jika pendapatan tersebut akan direalisasikan dalam satu tahun atau satu siklus operasi akan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek dan jika direalisasikan
26 http://digilib.mercubuana.ac.id/
lebih dari satu siklus operasi akan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka panjang. Sangat jarang terjadi pendapatan diterima dimuka dikategorikan sebagai liabilitas jangka panjang. 2. Hutang yang jumlahnya ditaksir ada beberapa jenis hutang yang jumlahnya tidak dapat ditentukan, meskipun peristiwa atau transaksi yang menyebabkan timbulnya hutang sudah terjadi. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah : a. Hutang Pajak Penghasilan Entitas termasuk subjek pajak, dalam UU pajak penghasilan disebut badan. Atau penghasilan yang diperoleh dalam satu tahun pajak dikenakan pajak. Penghasilan kena pajak dihitung dari penghasilan kotor dikurangi beban yang boleh dikurangkan. Penghasilan kotor menurut pajak tidak sama dengan pendapatan menurut akuntansi. Demikian juga beban menurut akuntansi tidak semuanya boleh menjadi beban menurut pajak. Perbedaan antara akuntansi dan pajak itu tidak hanya terjadi di Indonesia namun Negara-negara lain juga berlaku hal yang sama. Perbedaan antara akuntansi dan pajak diklasifikasikan menjadi dua, perbedaan temporer yang terjadi karena perbedaan pengakuan dan
27 http://digilib.mercubuana.ac.id/
perbedaan permanen. Atas perbedaan tersebut entitas harus membuat rekonsiliasi fiskal. 3. Hutang Bersyarat, kewajiban-kewajiban yang kepastian akan jumlah atau pihak kepada siapa kewajiban itu harus dibayar atau tanggal jatuh tempo pembayaran atau eksistensinya tergantung pada terjadi atau tidaknya salah satu atau lebih peristiwa yang akan datang. Sebenarnya, hutang
bersyarat
bukan
merupakan
hutang
yang
sesungguhnya dan tidak seharusnya dilaporkan dalam laporan keuangan.
Namun
sebagai kewajiban
yang
kemungkinan akan terjadi hutang bersyarat disajikan dalam catatan. Contoh hutang bersyarat : 1) Piutang dagang yang digadaikan. 2) Piutang wesel yang didiskontokan. 3) Adanya sengketa hokum. 4) Adanya kemungkinan, perusahaan diwajibkan untuk menyetor tambahan atas beban pajak atau denda. 5) Pembelian aktiva tetap dan atau pembangunan aktiva tetap berdasarkan kontrak. 6) Utang anak perusahaan.
28 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.6.2 Bukti Transaksi Dokumen atau bukti transaksi yang berhubungan dengan perubahan mutasi hutang adalah sebagai berikut : 1. Faktur pembelian, merupakan bukti transaksi pembelian barang/jasa secara kredit. 2. Bukti pengeluaran kas, merupakan bukti transaksi yang digunakan
sebagai
dasar
pencatatan
pembayaran
hutang/kewajiban. 3. Nota debet, merupakan bukti transaksi yang digunakan sebagai
dasar
pencatatan
retur
pembelian
atau
pengurangan ata hutang.
29 http://digilib.mercubuana.ac.id/