10
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Komunikasi Di dalam suatu kegiatan, komunikasi menyangkut suatu disiplin atau bidang
ilmu, yaitu ilmu Komunikasi. Kita mengenal ilmu Komunikasi Massa, Komunikasi Internasional, Komunikasi jaringan maya (Cyber Communication), dsb. Di dalam konteks ilmiah, Ilmu Komunikasi mempelajari teknik berkomunikasi , teknik bernegosiasi, teknik berpidato/bicara di depan umum, dan teknik membaca puisi. Sebagai suatu disiplin ilmu, komunikasi dipelajari sebagai pendekatan ilmiah, selain juga menekankan unsure artistik kreatif. Aktivitas seni merupakan cara seniman untuk mengkomunikasikan maksud kepada penikmatnya, misalnya pujangga menuliskan syair, deklamator atau pembaca puisi membacakan puisi, musikus maupun penyanyi memainkan music dan menyanyikan pesan-pesan lewat musik dan lagu, serta pelukis yang memvisualiskan isi hatinya lewat goresan kuas atau pena agar bisa dimengerti oleh penikmat karyanya.
Seorang
visualiser
menata
panggung
atau
ruangan
untuk
memvisualisasikan suatu tema tertentu agar orang lain yang menjadi sasaran terlibat secara emosi maupun rasa. Seorang desainer grafis membuat logo, menciptakan suatu citra terhadap suatu perushaan maupun produk untuk mempengaruhi sentiment orang lain.
10 http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Kata komunikasi sendiri berasal dari kata Communication = Communis = Common = yang berarti umum atau bersama. Transmitting, atau menyampaikan pesan, adalah proses pemberian atau pertukaran informasi melalui aktivitas tersebut di atas. Komunikasi juga dipelajari dengan pendekatan yang berbeda-beda (karena dipelajari oleh berbagai disiplin ilmu lainnya). Latar belakang komuikasi memang kuat. Hal itu dipengaruhi oleh berbagai sumber disiplin ilmu (Sosiologi, Psikologi, Filsafat, Antropologi, dll).1
2.1.1
Komunikasi Dalam Istilah Istilah komunikasi dalam kehidupan sehari-sehari dapat menyangkut banyak hal. Diantaranya: a. Bahasa, misalnya komunikasi yang dilakukan dengan Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, Bahasa Indonesia, atau bahasa lainnya. b. Verbal, atau secara lisan , yaitu komunikasi yang dilakukan dengan cara berbicara kepada satu sama lain. c. Diskusi, Bisa manjadi salah satu cara mengkomunikasikan pikiran kedua belah pihak. d. Media Massa. Komunikasi juga merupakan sesuatu yang sering dihubungkan dengan media massa (media yang di-sampaikan orang
1
Adi Kusrianto,. Panduan Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta. 2009 hal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3-4
12
banyak), seperti koran, majalah, radio, dan tv sebagai sarana komunikasi massa. Bahkan akhir-akhir ini, teknologi komputer disebut juga “teknologi komunikasi dan informasi”, misalnya lewat sarana internet, telepon seluler, dan satelit komunikasi. e. Kode/Morse/Semaphore dll. Pada masa lalu, komunikasi sering menggunakan kode, morse, semaphore, tanda jejak, dan tanda lalu lintas. f. Body
Language.
Melalui
bahasa
tubuh,
seseorang
dapat
mengkomunikasikan maksudnya, termasuk melalui senyuman, kedipan mata, lambaian tangan, anggukan kepala, serta interaksi non verbal lainnya. g. Tulisan. Tidak ketinggalan alat komunikasi yang saat ini
sangat
dominan adalah tulisan. Ada berbagai macam tulisan, mulai dari tulisan, mulai dari bentuk surat hinga grafiti di tembok atau di jalanan. Cobalah manggali hal-hal lain yang dapat diakaitkan dengan istilah komunikasi.2
2.1.2
Macam-macam Komunikasi
1. Komunikasi Verbal Atau Lisan Pada jenis komunikasi ini dipergunakan pengucapan maupun bunyi-bunyian serta telinga (pendengaran) sebagai sensasi dengar.
2
Ibid. 3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
a. Bahasa Lisan Contoh: Bahasa Daerah, Bahasa Indonesia, Bahasa Prokem, Bahasa Gaul, dsb. Penggunaan bahasa yang tepat sangat penting berkaitan dengan dunia periklanan, misalnya iklan dengan sasaran kaum remaja yang tentunya menggunakan ungkapan-ungkapan yang dapat diterima oleh mereka. b. Auditory Voice Komunikasi menyangkut bunyi-bunyian atau suara dan sebagainya. Contoh: Dalam musik kita mengenal musik duka cita yang membawakan “pesan” suasana duka, musik pernikahan membawakan “pesan” khidmatnya suatu acara pernikahan yang dianggapnya sacral, dll. Selain itu kita juga mengenal komunikasi suara dari bungi jingle, siulan, bedug Masjid, lonceng Gereja, mie tek-tek, es ting-ting, dsb. 2. Komunikasi Nonverbal Yang merujuk Pada Tulisan Contoh: surat, majalah, koran, dst. (Komunikasi yang disampaikan secara visual lewat tulisan). Komunikasi non Verbal merupakan bagian dari Komunikasi Visual. Anda akan mempelajari hal itu melalui uraian yang memuat Tipografi. Seorang ahli mengatakan bahwa Tipografi merupakan visualisasi kata-kata.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
3. Komunikasi Tactual Komunikasi tactual yaitu jenis komunikasi yang mempergunakan kulit sebagai sensasi rabaan. 3 Misalnya: huruf Braille untuk tuna netra, contoh kertas, kain, keramik dan lain-lain. mempergunakan kulit sebagai sensasi rabaan. Sebagai contoh, huruf Braile bagi kaum Tuna Netra, brosur atau sampel yang memberikan contoh tekstur kertas, serta tekstil maupun keramik. Ibu-ibu yang hendak membeli parutn kelapa selalu mencoba untuk meraba permukaan parut untuk mengetahui apakah parut cukup tajam. Demikian juga bila Anda hendak membeli pisau yang tampak mengkilat tajam, Anda belum merasa yakin akan ketajamannya sebelum meraba permukaannya. Ketika hendak membeli handuk pun, Anda anda tidak cukup puas hanya dengan melihat warnyanyayang sejuk serta motifnya yang menarik sebelum meremas handuk tersebut guna mengetahui seberapa lembut handuk itu. Dan masih banyak contoh lain. 4. Komunikasi Olfactoral Atau Gustatory Komunikasi jenis ini mempergunakan hidung sebagai sensasi pencium. Contohnya, polisi yang memanfaatkan anjing sebagai pelacak. Tester atau Sample produk minyak wangi yang berguna untuk menarik calon pembeli setelah mencium baunya. Ada pula seorang ahli yang mampu mendiagnosis suatu penyakit dengan mencium bau kaki pasien. Ahli meracik tembakau
3
Henry Dreyfuss, Symbol Sourcebook, McGraw-Hill Company, New York, 1972
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
menggunakan penciumannya untuk membuat resep campuran suatu rokok kretek. Aroma terapi merupakan sutu konsep yang belakangan ini sedang trendi. Melalui sensasi penciuman, manusia merasa lebih „rileks‟. Sakit kepala maupun stress pun bisa disembuhkan dengan memanfaatkan aroma wangiwangian tertentu. Contoh lain dalam pemanfaatannya: a. Dalam sebuah iklan televisi, diperlihatkan sebuah keluarga yang sedang mencari jejak di hutan. Tiba-tiba seorang anak keluar dari rombongannya sambil mengendus-ngendus hingga akhirnya dia menemukan
tantenya
yang
sedang
bersembunyi.
Ia
mampu
mengenalinya karena bau tajam dari baju tante yang dicuci dengan suatu pengharum produk dan pelembut cucian merek tertentu. Pada contoh itu bau spesifik merupakan suatu informasi yang mengingatkan akan suatu produk atau barang tertentu. b. Sebuah gerai terkenal menggunakan suatu pengharum ruangan tertentu di setiap outlet/cabangnya di seluruh dunia sebagai cirri khas yang diyakini bisa memberikan rasa nyaman kepada setiap pengunjung yang berada di sana. Ketika mata seseorang ditutup dan dibawa masuk ke gerai itu, ia langsung dapat mengetahui tempat keberadaannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
5. Komunikasi Pengecap (Taste From Tongue) Komunikasi jenis ini mempergunakan
lidah sebagai sensasi pengenal
rasa. Contohnya: a. Juru masak mengecap sedikit sayur yang sedamg dimasak untuk mengetahui apakah garam atau gula sudah cukup. b. Beberapa restoran di pusat perbelanjaan menugaskan kar-yawannya untuk mencegat pengunjung sambil menawarkan agar pengunjung tertarik dan kemudian mencoba makanan di restoran itu. c. Produk minuman baru mempersilahkan calon pembelinya untuk menebak, mana yang lebih enak antara minuman yang biasa dikonsumsi dengan produk minuman baru.
6. Komunikasi Tubuh Sejak jaman primitif, manusia telah menggunakan bahasa tubuh untuk mengekspresikan suatu maksud. Dalam perkembangannya, kita dapat mengelompokkan hal itu ke dalam beberapa kelompok: a. Kinesika. Studi gerakan tubuh dalam komunikasi nonverbal yang merujuk pada sikap tubuh dan gerakan tubuh lainnya (untuk penderita Tuna Rungu).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Gambar II.1 Gerak Tubuh dan Ekspresi Wajah Sebagai Alat Komunikasi Sumber: Adi Kusrianto, (2009) b. Bahasa Tubuh (Body Language). Biasanya seseorang yang gelisah akan menunjukkan gerakan-gerakan tubuh yang memperlihatkan gejala kegelisahannya. Demikian juga seorang perempuan yang mencoba menarik perhatian seorang pria akan menunjukkan gerakangerakan bahasa tubuh yang member isyarat bahwa ia bersedia didekati pria tersebut.
Gambar II.2 Gerakan-gerakan Maupun Sikap Badan Tertentu Dalam Berkomunikasi Memiliki Makna yang Jelas Bagi Lawan Berkomunikasinya. Sumber: Adi Kusrianto, (2009)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
c. Disiplin Ilmu Kepribadian. Kita banyak menjumpai ilmu untuk meningkatkan citra kepribadian yang baik, sebagai contoh Kursus Kepribadian John Robert Po-wer atau Personel Development dari , Mekar Pribadi, dsb. Di dalam kursus tersebut akan diajarkan bahwa suatu tata karma sikap tubuh menunjukkan strata seseorang dalam kehidupan sosial.
d. Olah Tubuh dalam suatu peran. Teknik peran dalam teater, pantonim, teknik tarian, dll, mengkonsumsikan suatu cerita maupun pesan melalui olah tubuh.
Gambar II.3 Gerak-gerik Seseorang Dapat Mencerminkan Kepribadian Serta Serta Tingkat Strata Kehidupan Dalam Bertata Krama. Sumber: Adi Kusrianto, (2009)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
7. Komunikasi Telepati (menggunakan Indra ke-6) Komunikasi jenis ini menggunakan kekuatan pikiran untuk mempengaruhi pikiran atau sugesti seseorang. Apabila sebelumnya telepati hipnotis, dan hipnoterapi hanya bisa diterapkan dari seseorang ke seseorang lain, maka yang sedang dikembangkan saat ini adalah pesan telepati maupun hipnotis dari seseorang kepada banyak orang. Profesi paranormal/cenayang (orang yang dapat berkomunikasi dengan dunia roh dari dimensi kehidupan lain) menggunakan kekuatan pikiran (Mind Game), seperti Dedi Corobuzier, Ki Joko Bodo, dst, yang sering kita lihat di televisi. Semua itu merupakan cara berkomunikasi yang dapat dilakukan oleh manusia di zaman sekarang.
Gambar II.4 Para Pemain Dalam Seni Pentas Mampu Mengkomunikasikan Maksud dan Membawakan Peran Melalui Gerakgerik Serta Aksi. Sumber: Adi Kusrianto, (2009)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
8. Komunikasi Prilaku Prilaku atau kebiasaan yang dilakukan seseorang merupakan sebuah informasi penting mengenai orang itu. Misalnya, jam berapa ia biasa meninggalkan rumah pada hari kerja, jam berapa pulang, apa makanan kesukaannya, bagaimana model pakainnya, serta kebiasaan-kebiasaan lainnya yang menonjol. Dari kebanyakan cerita, sang detektif bisa menemukan pelaku kejahatan kerena mendapati puntung rokok yang biasa dihisap sang penjahat berada di tempat kejadian perkara. Model baju yang sedang ngetrend di masyarakat merujuk pada seorang publik figur yang memiliki kebiasaan memakai model pakaian seperti itu. Oleh karena itu, kita pernah mengingat istilah batik Harmoko, jambul atau poni Mbak Tutut, kerudung Ineke Kusherawati, kuncir rambut Dian Sastro, dan banyak lagi.
9. Pesan Multiindra Pesan multiindra pesan yang memanfaatkan lebih dari satu indra. Akhir akhir ini, penyampaian pesan melalui visual saja hampir dikatakan kuno. Sesuatu yang lebih baru dan memiliki nilai tinggi adalah menjual atau memberikan suasana. Nasi goreng yang dijual diwarung tenda rasanya lebih enak daripada yang dijual di restoran bergengsi, harganya pun lebih mahal. Hal itu karena yang dijual bukan saja rasa nasi gorengnya, tetapi suasananya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Suasana yang dimasksud di sini menyangkut multiindra. Suasana tersebut bisa berupa unsur visual, seperti dekorasi, tata ruang, penampilan pramusaji, dll; unsur faktual seperti kesejukan AC atau suasana berangin di pinggir pantai; unsur Olfactoral seperti aroma bunga-bungaan atau aroma pengharum ruangan yang dipakai, hingga ke unsur auditory seperti suara musik yang terdengar secara spesifik menyiratkan suatu selera tertentu. Kebiasaan para pengunjung di sekitarnya, yang terdiri dari kalangan tertentu dengan tampilan atau pakaian yang seolah membawa seseorang dalam suatu suasana yang nyaman. Hal itu merupakan harga yang harus dibayar.4
2.2 Komunikasi Visual Dalam komunikasi visual, pemakaian tanda-tanda mempunyai peran yang cukup besar. Demikian pula kemampuan untuk menyusun dan membaca tanda dapat menjadi faktor keberhasilan sebuah penyampaian pesan secara visual. Berdasarkan sifatnya komunikasi visual seringkali menimbulkan interpretasi yang berlainan antar individu penerimanya. Maka dalam melakukan komunikasi visual diperlukan referensi yang sama dan sebuah konvensi. Komunikasi visual dibangun dengan dan di atas tanda-tanda.
4
Ibid. 4-11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
2.2.1
Tanda Dalam memahami tanda diperlukan ilmu tanda atau semiotika. Kata semiotika
berasal dari bahasa Yunani semeion, yang berarti tanda. Tanda sendiri adalah „sesuatu yang mewakili sesuatu‟ (signs are things which stand for other things). Namun dalam pembahasan ini tidak membicarakan mengenai semiotika sebagai ilmu tanda secara luas. Pembahasan kita adalah mengenai bagaimana membaca tanda yang muncul dalam tampilan komunikasi visual. Karena membaca tanda bersifat penafsiran, maka keluasan wawasan serta referensi sangat diperlukan di sini. Dalam membaca tanda dikenal adanya signifier (penanda) dan signified (petanda), atau apa menjadi tanda dari apa atau apa ditandai dengan apa. Sebagai misal adalah ketika kita melihat asap hitam membubung tinggi di kejauhan (signifier/penanda) maka kita berkesimpulan bahwa itu menjadi tanda (sign) dari (1) ada kebakaran atau (2) asap dari cerobong pabrik yang sedang beroperasi (signified/petanda).
SIGN/TANDA Signifier/Penanda
Signified/Petanda
Kita tidak dapat memisahkan penanda dan petanda dengan tanda itu sendiri, karena penanda dan petanda membentuk tanda. Jika kita umpamakan adalah seperti sehelai kertas, pada satu sisi adalah penanda sedangkan pada sisi lain adalah petanda dan kertas adalah tanda itu sendiri. Dengan cara seperti itulah sebuah tanda bekerja,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
dengan melihat sebuah tanda maka kita membuat makna atas tanda itu. Ada sebuah titik yang penting dalam hubungan antara penanda dan petanda yaitu arbitrary (kerancuan). Namun hal ini menurut Saussure adalah bahwa semua itu tergantung dari signifier tersebut.
2.2.2
Tanda, Simbol dan Sinyal Di atas telah disebutkan bahwa tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu.
Namun pada perkembangannya ditemukan pula bahwa tanda juga bisa menipu. Berikut adalah dua hal yang berhubungan dengan sign (tanda) yaitu: symbol (simbol) dan signal (sinyal/tanda-tanda). Sebuah simbol, menurut perspektif Saussure, adalah sebuah tanda yang hubungan antara penanda dan petanda hanya seperempat rancu. Simbol sendiri adalah „tanda yang mewakili tanda‟. Menurut Saussure: salah satu sifat dari simbol adalah tidak sepenuhnya rancu/membingungkan, namun ada hubungan asli yang tidak bisa serta merta tergantikan antara penanda dan petanda itu sendiri. Sebagai contoh simbol dari keadilan adalah sebuah neraca, yang mana tidak bisa seenaknya diganti dengan roda kereta misalnya. Simbol keadilan yang berupa neraca menjadi simbol keadilan yang terkuat secara universal. Terdapat sebuah hubungan yang logis antara sebuah neraca dan konsep keadilan. Namun kita tetap harus mempelajari apa hubungan antara neraca dan keadilan. Meskipun begitu ketika kita melihat sebuah neraca kita tidak serta merta berpikir mengenai dan menghubungkannya dengan keadilan. Dalam hal ini masalah konteks menjadi sungguh penting.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Simbol adalah sesuatu tanda yang penuh arti secara mendalam, sehingga dalam memahami sebuah simbol seringkali tergantung dari apa latar belakang yang mereka bawa dari kebudayaan mereka kepada kebudayaan kita dan sebaliknya. Jadi dalam hal ini masalah referensi atau latar belakang pengalaman juga penting dalam memahami sebuah simbol. Sebuah sinyal adalah sebuah tanda yang secara umum dipakai untuk mendapatkan respon dari penerimanya. Misalnya kibaran bendera checkers untuk memulai sebuah lomba
balap
mobil
atau
lampu
lalu-lintas
yang
berwarna
merah
yang
„memerintahkan‟ para pengendara untuk menghentikan kendaraannya. Jadi tanda bisa berupa sebuah simbol atau sebuah sinyal.
2.2.3
Membaca Tanda Visual Dalam membaca tanda-tanda visual, sekali lagi, diperlukan keluasan
wawasan, kedalaman referensi dan memahami konvensi yang berlaku. Namun begitu tidak semua tanda dapat terbaca dengan baik dan jelas. Hal ini dapat terjadi karena:
Ada tanda yang sengaja disembunyikan atau tidak sengaja tersembunyi
Ada tanda yang sengaja dipalsukan
Perbedaan referensi, latar belakang budaya dan pengetahuan
Tanda yang sengaja disembunyikan terjadi apabila seseorang dengan sengaja tidak menampilkan tanda yang semestinya melekat pada dirinya, misal seorang yang sangat kaya namun dalam kesehariannya ia selalu sengaja tampil sederhana. Ia tidak pernah memakai atribut sebagai penanda bahwa ia adalah orang yang sangat kaya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Sedangkan apabila seseorang yang sangat kaya dengan atribut yang sesuai dengan kekayaannya namun orang tetap menilai bahwa ia adalah bukan orang kaya atau setidaknya penampilannya tidak pantas seperti orang kaya maka seperti itulah tanda yang tidak sengaja tersembunyi. Sedangkan tanda yang dipalsukan adalah terjadi apabila seseorang dengan sengaja mengatur tanda yang melekat pada dirinya dengan tujuan ingin menciptakan image atau impresi tertentu sesuai keinginannya. Sebagai misal seorang pengusaha yang lebih suka membeli sebuah mobil mewah daripada sebuah rumah sebagai suatu urutan kebutuhan. Karena dia mempunyai asumsi bahwa dengan mobil mewah maka akan memperlancar usahanya karena bonafiditas dirinya terangkat. Sedangkan rumah cukup dia sewa dengan asumsi rekan usahanya tidak akan pernah menanyakan apakah rumahnya hanya menyewa ataukah milik pribadi. Selain itu dia juga menyusun tanda-tanda lain berupa atribut-atribut seperti jam tangan bermerk, handphone hi-tech, pakaian, keanggotaan klub eksekutif dan lain sebagainya. Adapun dengan tanda-tanda yang disusun akan menunjang tujuannya.5
2.2.4
Variabel Penyusunan Unsur Visual
Unsur-unsur
visual
dalam
desain
grafis
disusun
dengan
berbagai
kemungkinan efek penampilan yang bervariasi. Oleh karena itu, perlu kiranya diperhatikan masalah variable penyusunan agar memudahkan pengontrolan 5
Arthur Asa Berger, Signs in Contemprary Culture, Longman, New York, 1984.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
tampilannya diterapkan oleh suatu komposisi. Variabel penyusunan unsur-unsur visual meliputi kedudukan, arah, ukuran, jarak, bentuk, dan jumlah.
1. Kedudukan adalah masalah di mana suatu objek yang terbentuk oleh unsur-insur visual ditempatkan. 2. Arah, memberikan pilihan mengenai kearah mana suatu objek dihadapkan dan bagaimana efeknya terhadap hubungan suatu objek lainnya. 3. Ukuran, menentukan kesan besar-kecilnya sesuai peranannya. 4. Jarak, bentuk dan jumlah berpengaruh terhad kepadatan, bobot, kekuasaan, ruang atau bidang di mana berbagai objek dihadirkan. Penyusunan unsur-unsur visual agar memiliki daya tarik yang prima memerlukan variasi. Namun, terlalu banyaknya jumlah variasi akan menimbulkan kesan ruwet. Dengan demikian, perlu kiranya memerhatikan masalah komposisi beserta prinsip-prinsip menuju ke arah harmonisasi pada suatu gambaran.
2.2.5 Komposisi Untuk menghasilkan sebuah karya desain grafis dan visualiasasi yang bagus, perlu diperhatikan masalah komposisi. Komposisi adalah pengorganisasian unsurunsur rupa yang disusun dalam karya desain grafis secara harmonis antara bagian, maupun antara bagian dengan keseluruhan. Komposisi yang harmonis dapat diperoleh dengan mengikuti kaidah atau prinsip-prinsip komposisi yang meliputi kesatuan (unity), keseimbangan (balance), irama (rhytm), kontras, fokus (pusat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
perhatian), serta proporsi.6 Yang di mana komposisi ini memberikan muatan dan kekuatan terhadap gambar, desain, 3D, dan karya-karya yang lain. Sehingga dari halhal yang demikian pun suatu karya dapat memiliki kekuatan konsep karyanya itu sendiri.
Gambar II.5 Empat buah contoh motif yang berbeda. Sumber: Buku Panduan Desain Komunikasi Visual (2009) 2.2.6 Kesatuan Kesatuan atau unity merupakan salah satu prinsip yang menakankan pada keaselarasan dari unsur-unsur yang disusun, baik dalam wujudnya maupun kaitannya dengan ide yang melandasinya. Kesatuan diperlukan dalam suatu karya grafis yangmungkin terdiri dari beberapa elemen di dalamnya. Dengan adanya kesatuan itulah, elemen-elemen yang ada saling menndukung sehimgga diperoleh fokus yang dituju. Secara elementer, ada beberapa cara untuk mencapai kesatuan.
6
Ibid. 33-34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
1. Menentukan dominasi agar diperoleh pengaruh yang tepat Agar suatu karya grafis diperhatikan, dilihat, dipahami isi serta maksudnya, dan kemudian diberi reaksi oleh target atau responden. Maka karya tersebut harus memiliki suatu dominasi tertentu. Misalny apada saat responden membaca suatu halaman koran, membaca lembaran brosur, melihat spanduk, dan melihat baliho di luar ruang. 2. Dominan pada ukuran Sebuah karya grafis memiliki ukuran yang besar. Agar ukuran besar tersebut menjadi dominan, hendaknya bidang besar itu diisi dengan elemen-elemen grafis. Namun, hal itu tidak berarti bahwa keseluruhan bidang harus diisi penuh dengan elemen grafis. 3. Dominan pada warna Ketika kita melihat suatu karya grafis, yang terlihat secara keseluruhan adalah bidang warna. Bidang-bidang itu membentuk arti serta estetika keindahan.
Dominasi
warna
tertentu
lebih
memudahkan
untuk
mengarahkan konsentrasi saat mencerna karya itu. Jangan menggunakan warna-warna yang saling tidak mendukung satu sama lain di dalam sebuah karya grafis. Tentukan arah warna yang dominan. 4. Dominsan pada letak/penmpatan Keberhasilan suatu karya grafis atau sebuah elemen grafis tidak dapat dilepaskan dari lingkungan di mana karya tersebut berada. Pertimbangkan tempat karya yang telah anda buat, kemudian perhatikan bahwa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
letak/penempatan elemen tersebut akan berpengaruh dan berperan menentukan. 5. Ukuran sebagai daya tarik Untuk memperoleh daya tarik, anda dapat menentukan ukuran sebagai salah satu faktornya. Sebuah karya publikasi (misalnya, sebuah undangan pernikahan) yang berukuran besar akan menarik untuk diketahui, diintip, dan dibaca. Bayangkan bila si penerima undangan adalah seseorang yang sibuk sehingga undangan tersebut diterima di sela-sela kesibukannya. 6. Menyatukan arah Sebuah karya visual hendaknya memiliki point of view. Hal itu dapat diartikan sebagai arah perhatian yang mula-mula harus diberikan oleh respondennya.
Arah
juga
dapat
diartikan
sebagai
alur
untuk
mengamati/membaca sebuah karya. Dengan demikian, elemen arah jelas merupakan sarana kesatuan yang harus diperhitungkan. 7. Menyatukan bentuk Sebuah karya grafis yang berisi bentuk-bentuk yang semrawut pastilah akan lebih sulit dicerna. Bentuk-bentuk yang menyatu memiliki kemungkinan untuk dicerna lebih cepat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
2.2.7 Keseimbangan Keseimbangan atau balance merupakan prinsip dalam komposisi yang menghindari kesan berat sebelah atas suatu bidang atau ruang yang diisi dengan unsur-unsur seni rupa.
Gambar II.6 Keseimbangan yang simetris Sumber: Buku Panduan Desain Komunikasi Visual (2009)
Gambar II.7 Keseimbangan yang asimetris Sumber: Buku Panduan Desain Komunikasi Visual (2009)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Gambar II.8 Keseimbangan yang memusat Sumber: Buku Panduan Desain Komunikasi Visual (2009) Bentuk visualnya sesuai degan gerak mata sehingga erat hubungannya dengan unsur gerak. a. Gerak Vertikal (Potential Movement) b. Gerak Horisontal (Static Condition) c. Gerak transfersal (Depth) – Kedalaman Sebagai mana contoh-contoh yang kita lihat di atas, kita dapat melihat bahwa keseimbangan itu dapat dicapai dengan beberapa hal sebagai berikut: a. Keseimbangan dalam bentuk dan ukuran b. Keseimbangan dalam warna c. Keseimbangan yang diperoleh karena tekstur d. Dan semuanya itu yang paling terasa adalah keseimbangan yang terbentuk dari komposisi (composition)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Faktor Formal (bentuk/shape/form) a) Ukuran b) Posisi (Direction, Internal, Attitude) c) Faktor Tone d) Kromatik-akromatik e) Warna dingin/panas f) Value, Hue g) Intesitas Warna h) Faktor Ide i) Representasion (Cara menggambarkan) j) Association (Asosiasi/ikatan/hubungan) k) Symbolism (lambang)
2.2.8 Irama Irama atau ritme adalah peyusunan unsur-unsur dengan mengikuti suatu pola penataan tertentu secara teratur agar didapatkan kesan yang menarik. Penataannya dapat dilaksanakan dan mengadakan pengulangan maupun pergantian secara teratur.
32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
2.2.9 Kontras Kontras di dalam suatu komposisi diperlukan sebagai vitalitas agar tidak terkesan monoton. Tentu saja, kontras ditampilkan secukupnya saja karena bila terlalu berlebihan, akan muncuk ketidakaturan dan kontrakdiksi yang jauh dari kesan humoris.
2.2.10 Fokus Fokus atau pusat perhatian selalu diperlukan dalam suatu komposisi untuk menunjukkan bagian yang dianggap penting dan diharapkan menjadi perhatian utama. Penjagaan keharmonisan dalam membuat suatu fokus dilakukan dengan menjadikan segala sesuatu yang berada di sekitar fokus mendukung fokus yang telah ditentukan.
2.2.11 Tekstur Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik tekstur dibagi menjadi tekstur kasar dan halus, dengan kesan pantul mengkilat dan kusam. Ditinjau dari efek tampilannya, tekstur digolongkan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu. Disebut tekstur nyata bila ada kesamaan antara hasil raba dan hasil penglihatan. Misalnya, bila suatu permukaan terlihat kasar dan ketika diraba juga terasa kasar. Sementara itu, pada tekstur semu terdapat perbedaan antara hasil penglihatan dan
33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
perabaan. Misalnya, bila dilihgat tampak kasar, tetapi ketika diraba ternyata sebaliknya, yaitu terasa halus. Dalam penerapannya, tekstur dapat berpengaruh terhadap unsur visual lainnya, yaitu kejelasan titik, kualitas garis, keluasan bidang dan ruang, serta intesitas warna.
2.2.12 Proporsi Proporsi adalah perbandingan ukuran antara bagia dengan bagian dan antara bagian dengan keseluruhan. Prinsip komposisi tersebut menekankan pada ukuran dari suatu unsur yang akan disusun dan sejauh ukuran itu manunjang keharmonisan tampilan suatu desain.
2.2.13 Garis Sebagaimana telah diperkenalkan sebelumnya, garis merupakan unsur terbentuknya sebuah gambar. Garis memiliki dimensi memanjang serta memiliki arah. Garis memiliki sifat-sifat, seperti pendek, panjang vertical, horizontal, lurus, lengkung, berombak, putus-putus, bertekstur, dan sebagainya.
34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Goresan atau garis memiliki arti/kesan sebagai berikut:
1. Garis tegak : kuat, kokoh, tegas, dan hidup 2. Garis datar : lemah, tidur, dan mati 3. Garis lengkung : lemah, lembut, mengarah 4. Garis patah : tegas, tajam, hati-hati, naik turun 5. Garis miring : sedang, menyudutkan 6. Garis berombak : halus, lunak, berirama Baris memiliki fungsi: 1. Sebagai abstrak bentuk 2. Sebagai simbol pertemuan antara dua bidang yang berpotongan 3. Sebagai ekspresi atau ungkapan suatu ide 4. Sebagai irama gerak
2.2.14 Warna Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kejiwaan pelukisnya dalam berkomunikasi. Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood atau semangat, dll. Memahami kekuatan warna, secara visual, warna memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi citra orang yang melihatnya. Masing-masing warna mampu 35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
memberikan respons secara psikologis. Molly E.Holzchlag, seorang pakar tentang warna, dalam tulisannya “Creating Color Schme” membuat daftar mengenai kemampuan masing-masing warna ketika memberikan respons secara psikologis kepada pemirsanya sebagai berikut:
Tabel II.1 Warna ketika memberikan respons secara psikologis Warna Merah
Respons Psikolog Yang Mampu Ditimbulkan Kekuatan, bertenaga, kehangatan, nafsu, cinta, agresifitas, bahaya.
Biru
Kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, perintah.
Hijau
Alami, kesehatan, pandangan yang enak, kecemburuan, pembaruan. Optimis, harapan, filosofi, ketidakjujuran/kecurangan, pengecut,
Kuning Ungu
pengkhianatan. Spiritual, misteri, keagungan, perubahan bentuk, galak, arogan.
Orange
Energy, keseimbangan, kehangatan.
Cokelat
Bumi, dapat dipercaya, nyaman, bertahan.
Abu-abu
Intelek, futuristik, modis, kesenduhan, merusak. Kemurnian/suci, bersih, kecermatan, innocent (tanpa dosa), steril,
Putih
kematian Kekuatan, seksualitas, kemewahan, kematian, misteri, ketakutan,
Hitam
ketidakbahagiaan, keagungan.
Sumber: Adi Kusrianto (2009). 36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
2.2.15 Memahami teknik warna Semua orang menyukai warna. Warna bahkan dapat mempengaruhi kejiwaan seseorang. Ketika kita hendak membeli pakaian, kita selalu memilih warna dan membandingkan warna. Warna juga menjadi salah satu bahan pertimbangan saat kita hendak mengecat dinding ruangan kamar kita. Jelaslah bahwa warna selalu dipakai di semua orang segi kehidupan. Hal itu membuktikan bahwa warna benar-benar menjadi sesuatu yang berarti dalam kehidupan manusia. Dalam seni rupa warna merupakan unsur yang sangat penting karena warna bisa menjadi alat untuk berekspresi. Bicara tentang warna, banyak sekali ilmu yang bisa kita pelajari darinya. Oleh karena itu, pada bahasan ini akan mengupas beberapa hal dasar mengenai warna. 1. Teori Sir Isaac Newton (1642-1727) Dari percobaannya, Newton menyimpulkan bahwa apabila dilakukan pemecahan warna spectrum dari sinar matahari, akan dihasilkan warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu alias mejikuhibiniu. Warna-warna itu bisa ditangkap mata manusia pada saat ada pelangi. 2. Teori kesehatan Teori kesehatan meyatakan bahwa semua warna dapat ditangkap oleh mata manusia adalah warna pokok.
37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
3. Teori Brewster Teori Brewster menyatakan bahwa warna pokok (primer) adalah warna yang dapat berdiri sendiri dan bukan merupkan hasil percampuran dengan warna lain. Sementara itu, warna yang berasal dari percampuran antara dua warna pokok disebut warna sekunder. Warna pokok terdiri dari warna merah, kuning, dan biru. Warna sekunder adalah warna hijau, jingga, dan ungu. Warna hijau dihasilkan dari campuran warna biru dan kuning, warna ungu diperoleh dari campuran warnamerah dan biru. Warna yang diperoleh dari percampuran antara warna primer dan warna sekunder disebut warna tertier. Rumus yang diperoleh dari Teori Brewster tersebut menyimpulkan Herbert Ives untuk menciptakan lingkaran warna. Teori tersebut kemudian banyak diikuti orang, terutama mereka yang berkecimpung dalam bidang seni rupa.
4. Teori Munsell Pada tahun 1858, Munsell menyelidiki warna dengan standar warna untuk aspek fisik dan psikis. Teorinya menyatakan bahwa pokok terdiri dari merah, kuning, hijau, biru, dan jingga. Sementara warna sekunder terdiri dari warna jingga, hijau muda, hijau tua, biru tua, dan nila.7
7
Adi Kusrianto,. Panduan Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta. 2009 hal 35-48
38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
2.3 Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penyusunan Desain (Visual Communication) Sekalipun ungkapan visual ditujukan untuk indera penglihatan, tetapi melalui konsep multimedia, anda dapat mengembangkan imajinasi dan kreatifitas dengan berbagai kemungkinan. Sebagai contoh, cetakan dengan Emboss (melibatkan sensasi raba), Kartu ucapan/undangan dengan kertas yang memiliki aroma wewangian tertentu (melibatkan sensasi penciuman), atau jika itu berupa CD, dapat ditambahkan pula sensasi pendengaran (ada musiknya). Jadi, tidak hanya memanfaatkan sensasi visual, sensasi indera lain pun bisa ikut dilibatkan untuk memberikan kesan kepada audiensi. Contoh khayalan: kartu nama yang memiliki chip dapat mengeluarkan Company Profile dalam bentuk Hologram. Hal itu hampir terealisir dengan tersedianya compact disk berbentuk mini yang secara visual dapat berbentuk kartu nama, tetapi bila dibaca melalui disk drive dapat menampilkan berbagai informasi dalam bentuk multimedia.8
8
Ibid. hal 12
39
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
2.3.1
Berkembangnya Desain Grafis Menjadi DKV Pada awalnya, media desain grafis hanya terbatas pada media cetak dwi matra.
Namun, perkembangannya semakin tidak terbendung, bahkan justru merambah ke dunia multimedia (diantaranya audio dan video). Apabila kita berpijak pada nama Desain Komunikasi Visual, setidaknya kita memiliki tiga makna yang saling berkaitan.
Gambar II.9 Diagram yang Menggambarkan Kaitan Antara Desain Komunikasi Visual dengan Elemen-elemen lain. Sumber: Adi Kusrianto, (2009)
a. Desain
: berkaitan dengan perancangan estetika, cita rasa, serta
kreatifitas. b. Komunikasi
: ilmu yang bertujuan menyampaikan maupun sarana untuk
menyampaikan pesan. c. Visual
: sesuatu yang dapat dilihat.
40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
Dari ketiga makna kata tersebut, kata komunikasilah yang menjadi tujuan pokoknya. Jika saat ini Desain Komunikasi Visual hanya terbatas sebagai ilmu yang mempelajari segala upaya untuk menciptakan suatu rancangan alias desain yang bersifat kasat mata (visual) untuk mengkomunikasikan maksud, maka itu sebetulnya hanya terbatas pada sepotong saja dari sebuah tujuan tatanan estetika yang lebih luas.9
2.3.2
Pohon Ilmu DKV Apabila dimisalkan sebagai sebuah pohon, akar utama pohon ilmu Desain
Komunikasi Visual adalah ilmu Seni dan Ilmu Komunikasi. Sementara itu, akar ilmu pendukungnya adalah Ilmu Sosial dan Budaya, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Ekonomi. Cabang-cabang dari ilmu Desain Komunikasi Visual banyak sekali, diantaranya meliputi:
9
Adi Kusrianto,. Panduan Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta. 2009. hal. 12-13
41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
1. Ilustrasi
8. Animasi
2. Fotografi
9. Periklanan
3. Tipografi
10. Percetakan/Penerbitan
4. 3 Dimensi
11. Desain Identitas
5. Multimedia
12. Dll
6. AVI/Elektronik Media 7. Computer Graphic
Gambar II.10 Pohon Ilmu Desain Komunikasi Visual Sumber: Adi Kusrianto (2009).
42
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
2.3.3
Tujuan Belajar Mengolah Kreatifitas dalam Komunikasi Visual 1. Memahami dan menganalisis prinsip-prinsip Komunikasi Visual lewat ilmu Semiotik. 2. Memanfaatkan visual sebagai alat komunikasi yang efektif serta prinsipprinsipnya pada beragam (Print AD, Internet, Audio Visual, Multimedia, dst). 3. Memahami suatu proses kreatif pencarian ide kreatif. 4. Studi cara mengenal cara mengkombinasikan Typography, Photography, Printing, dll.
2.3.4
Maksud dan Tujuan Umum Mempelajari Desain Komunikasi Visual 1. Berperan serta mempersiapkan sumber daya manusia, khususnya para junior programmers, di abad teknologi komunikasi secara efisien agar dapat meningkatkan citra instansi. 2. Menerapkan teknologi informasi sebagai hal penting di segala bidang agar meningkatkan kualitas masyarakat informasi dalam era globalisasi. 5. Melindungi kecepatan perkembangan teknologi informasi, serta dapat memenuhi program-program pemerintah Indonesia saat ini maupun di masa depan.
43
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
Gambar II.11 Diagram Teori Sarang Lebah Hubungan dan Dukungan Multimedia terhadap Program Pemerintah dan Citra Instansi Sumber: Adi Kusrianto (2009) 2.3.5
Maksud dan Tujuan Khusus 1. Mengenal konsep desain komunikasi visual sebagai dasar perancanganan multimedia. 2. Mengenai desain grafis (DKV) dan bahasa rupa sebagai pengolah visual data dan informasi multimedia 3. Memahami elemen desain grafis sebagai alat penyampaian pesan yang efektif, efisien, komunikatif, estetis dalam konteks media “Multimedia”. 4. Memahami beberapa media dan tekniknya, seperti: 44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
a. Animasi – Audio Visual (Mix Media) b. Interaktif media dan Web yang biasa dipergunakan untuk melengkapi Multimedia.10
Gambar II.12 Diagram Teori Sarang Lebah, Hubungan dan Dukungan DKV. Desain Grafis dengan Multimedia Sumber: Adi Kusrianto (2009)
Adapun hubungannya ilmu komunikasi dengan suatu gambar atau secara visual dengan menggunakan media komik sebagai alat untuk mengkomunikasikan maksud dan tujuan penulis dalam pembuatan tugas akhir Skripsi Aplikatif.
10
Ibid. hal. 13-16
45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
2.4
Buku Sebuah buku biasanya dinilai dari aneka segi: isi atau materi, penyajian, dan
grafika. Ketiga unsur ini saling menopang agar buku itu dapat dikatakan baik atau bagus. Aspek isi atau materi menyangkut materi yang disajikan dalam buku, termasuk sistematika buku dan metodologi penulisan. Aspek isi dan aspek penyajian adalah ibarat uang logam: keduanya sisinya merupakan suatu kesatuan dan tidak dapat dipisah kan satu sama lain. Isi yang bagus tanpa didukung penyajian yang baik akan menghasilkan buku yang tidak baik. Sebaliknya, penyajian yang bagus tanpa didukung isi yang baik akan menghasilkan buku.yang tidak baik. Aspek penyajian meliputi bahasa yang dipakai dalam buku: ejaan dan tata bahasa. Aspek grafika meliputi penampilan atau fisik sebuah buku: jenis kertas, jenis huruf, bidang cetak, ilustrasi. Menyadari pentingnya aspek penyajian atau aspek kebahasaan dalam sebuah buku, tiap penerbit memiliki standarisasi kebahasaan sendiri dan standarisasi inilah yang menjadi pedoman atau pegangan setiap editor, kopieditor, dan korektor dalam memeriksa dan menyunting naskah. Pedoman pada buku disusun untuk melengkapi sejumlah buku pedoman yang telah ada, yaitu Pedomaan Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Grasindo, 1993), Pedoman Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1998), dan Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Balai Pustaka, 2001).11
11
Tim Grasindo,. Buku Pintar Penerbitan Buku. Jakarta. 2007 hal 3
46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
2.4.1
Sistematika Buku Sebuah buku terdiri dari praisi, isi, dan pascaisi. 1. Praisi a) Halaman Kulit Depan b) Halaman Prancis c) Halaman Pelanggaran Hak Cipta d) Halaman Judul Utama e) Halaman Hak Cipta f) Halaman Persembahan (Dedikasi) g) Halaman Moto h) Daftar Isi i) Daftar Tabel Daftar Singkatan/Akronim Daftar Lambang Daftar Gambar/Foto/Ilustrasi/Grafik j) Prakata/ Kata sambutan/Sekapur Sirih k) Kata pengantar 2. Isi 1.2 Pendahuluan 1.3 Bab-bab 1.4 CatatanKaki/Catatan 1.5 Daftar Kata Asing Daftar Istilah
47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
3. Pascaisi 16. Daftar Pustaka 17. Lampiran 18. Indeks 19. Biografi Singkat Halaman Kulit Belakang.12
20.
2.4.2
Praisi Halaman Kulit Depan 1. Logo Logo diletakkan di sudut kiri atas, dibuat hanya dalam dua warna, yaitu biru tua atau biru muda. 2. Judul seri Judul seri ditulis di sudut kanan atas. Jika naskah hanya dua judul atau tiga judul, buku itu sebaiknya menggunakan jilid 1, jilid 2, atau trilogi. Jika buku itu mempunyai jilid yang menggunakan huruf, angka dan huruf ditulis rapat dengan huruf kapital. Contoh: 1A, 5B. 3. Judul buku a. Judul buku dapat ditulis dengan huruf kapital semua atau dengan kombinasi huruf kapital dan huruf kecil (dalam hal ini, editor harus tahu persis kata sambung dan kata depan yang harus ditulid dengan huruf kecil.
12
Ibid. hal 78-79
48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
b. Kata sambung dan kata depan tidak boleh digantung di sebelah kanan. Lihat kata yang pada contoh. Contoh: Salah
Benar
Menumbuhkan Bisnis yang
Menumbuhkan Bisnis yang
Beradab
Beradab
c. Penulisan judul buku harus sama dengan penulisannya pada halaman sampul 1 dan halaman judul utama, terutama dalam hal kata dan jenis huruf. d. Letak judul buku 1) Buku sekolah sebaiknya di atas, 2) Buku berseri/ serial sebaiknya konsisten untuk semua buku; [serial penulis sama (adj); seri tema sama(n)], 3) Buku referensi (lebih fleksibel) disesuiakan dengan ilustrasi, dapat di atas, di tengah atau di bawah. 4. Gelar akademis tidak tercantumkan, kecuali penulis memaksa meskipun sudah diberikan penjelasan (gelar akademis sudah ada dalam penjelasan pada Biografi Singkat). 5. Nama penulis Jika nama penulis lebih dari 3 orang, sebaiknya ditulis Tim … atau dkk. Pada halaman sampul 1 dan ditulis nama keseluruhan penulis pada halaman hak cipta, kecuali ada permintaan khusus dari penulis. Tidak diperlukan kata oleh sebelum nama penulis, kecuali pada halaman hak cipta.
49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
2.4.3
Daftar Isi 1. Daftar Isi ditempatkan sebelum Kata Pengantar. 2. Daftar Isi harus konsisten dengan isi buku (sistematika bab dan sub bab , penomoran, dan sebagainya). 3. Ada kekecualian untuk beberapa produk, seperti kumpulan cerpen dan kumpulan sajak. Meski ada nomor urut pada Daftar Isi, pada isi boleh tanpa nomor urut.
2.4.4
Kata Pengantar 1. Kata Pengantar-biasanya-ditulis oleh penulis/pengarang buku. 2. Jika ada Kata Sambutan, Kata Pengantar ditempatkan setelah Kata Sambutan. 3. Jika tidak ada Kata Sambutan, kata pengantar ditempatkan setelah Daftar Isi. 4. Kata Penulis atau kata-kata lain sesudah isi kata pengantar jangan diletakan terpisah atau ditulis di halaman tersendiri dari isi kata pengantar (harus menjadi satu rangkaian).
2.4.5
Bagian Isi Isi buku yang terdiri dari bab-bab dan sub-bab, dan tiap bab membicarakan
topik yang berbeda. 2.4.6
Halaman Kulit Belakang 1. Nama editor, nama penerjemah, nama illustrator, nama desainer isi, nama desainer sampul, dan nama fotografer diletakkan di halaman hak cipta. Pada kasus khusus yang tidak dapat diubah, nama desainer sampul dapat
50
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
diletakan dihalaman sampul 4. Jika hal ini terjadi, nama desainer sampul diletakkanndi bawah nama penerbit. 2. Logonya dibuat berupa warna , yaitu biru tua dan biru muda. Logo diletakkan di sebelah kiri bawah. 3. Isi halaman sampul 4 dapat terdiri atauas 5 macam. a) Sinopsis: disusun oleh editor. b) Komentar/para ahli. Jenis tulisan seperti ini diminta oleh penerbit atau editor dan ada biaya/ honor bagi komentar atas tulisan itu. Pendapat itu biasanya belum pernah diterbitkan di media manapun. Biasanya orang yang dimintai komentar/pendapat adalah orang ysng terkenal atau ahli di bidang terkait. Diharapkan tulisan mereka pada halaman sampul 4 akan dongkrak penjualan buku itu. Selain nama yang tercantum, gelar akademis dan predika jika dianggap perlut lain yang disandang penulis komentar boleh juga disertkan jika dianggap (fakultatif). c) Kutipan pendapat dari media cetak: 1) dari pengarang/ penulis; 2) dicari sendiri oleh editor. d) Ringkasan cerita (khusus buku fiksi : 1) dari pengarang/penulis; 2) dari penerbit/editor/. Ringkasan cerita buku yang diberikan sendiri oleh penulis dilihat dulu oleh editor. Ringkasan cerita harus sesuai dengan isi buku, tidak mengada-ngada agar tidak mengada-ngada aga tidak membohongi calon pembaca. e) Kutipan cerita: dikutip dari isi buku (khusus buku fiksi): 1) Dari pengarang/ penulis; 2) Dari editor Biasanya yang dikutip adalah bagian (dialog atau kalimat) yang paling menarik dari seluruh isi jalan cerita.
51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
4. Penulisan sinopsis Polapenulisan sinopsisi terdiri atas alinea berikut. Alinea 1: alasan penerbitan Alinea 2: penjelasan isi buku Alinea 3: penjelasan untuk siapa buku itu terbit. Sinopsis sebaiknya ringkas karena ruangan pada halaman simpul 4 dikurangi untuk judul buku pada bagian atas, alamat penerbit di bagian bawah, bar code, No.ISBN, dan lain-lain. Setiap alinea terdiri dari 3 – 5 kalimat. Catatan: a) Gaya bahasa deskriptif dapat dipakai pada buku referensi. b) Gaya bahasa argumentative dapat dipakai pada buku pelajaran. c) Khusus buku-buku terjemahan, sebaiknya sinopsis ditulis seperti buku asli, kecuali ada tambahan yang dapat disesuaikan dengan keadaan di Indonesia. Selain itu disesuaikan dengan keadaan di Indonesia. Selain itu, disesuaikan juga dengan pernyajian atau kontrak penerbit asli dengan perjanjian/ kontrak penerbit asli dengan perintah asli dengan penerbit buku terjemahan itu. 2.4.7
Penutup Pada dasarnya, buku harus indah dilihat sehingga perlu kerja sama yang baik
antara penulis dan penerbit yang diwakili oleh editor untuk bekerja sama dengan asisten editor, kopieditor, penata letak (setter),dan desainer. Selain itu, perlu ketelitian dan ketekunan dari editor, asisten editor, kopieditor, penata letak (setter), dan desainer agar buku itu tampil maksimal dengan hasil yang memuaskan semua pihak.
52
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
Mengenai dengan pembahasan tentang buku diperuntukan dalam hal ilustrasi dan desain, dalam perancangan Skripsi Aplikatif ini yaitu perancangan buku tentang tata cara membuat komik yang mudah dan menyenangkan. Dengan dimulainya pembuatan dari sistematis penulisan bahasa dan cara penyampaian dalam memberikan informasi, serta cara-cara membuat gambar komik yang mudah dimengerti dengan baik oleh masyarakat.13
2.5
Komik Komik adalah rangkaian gambar yang disusun untuk menggambarkan suatu
cerita. Oeh karena itu, di dalam Bahasa Indonesia, komik disebut cerita bergambar. Selain gambar, sebagian dari komik juga dilengkapi degan teks yang ditampilkan sebagai dialog mapun sekedar keterangan gambar (caption). Pada umumnya, sebuah komik menampilkan peranan seorang tokoh atau karakter. 14 Komik juga dapat diartikan sebagai cerita bergambar dalam majalah, surat kabar, atau berbentuk buku, yang pada umumnya mudah dicerna dan lucu. Namun pngertian ini kurang tepat terutama bagi komik-komik yang menampilkan ceritacerita serius (Alex, 2003: 137).
13 14
Ibid, 15 & 115 Adi Kusrianto,. Panduan Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta. 2009. hal 164
53
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
2.5.1
Sejarah Komik di Indonesia Jika diurutkan dari masa kemunculannya, komik Indonesia versi asli muncul
pada tahun 1930. Pada saat itu, komik hanya dicetak di sebuah surat kabar MelayuCina, “Sinpo”. Saat itu, Kho Wang Gie menjadi penulis pertama dalam surat kabar yang terbit pada Sabtu, 2 Agustus 1930. Sepanjang tahun 1930 hingga 1950, komik masih berupa komik strip. Memasuki tahun 1952, barulah komik muncul dalam bentuk buku untuk pertama kalinya. Komik berjudul “Kisah Pendudukan Jogja” karya Abdul Salam merupakn bentuk “Pembundelan” dari komik strip yang sebelumnya muncul di surat kabar.
Gambar II.13 komik SRI ASIH karya R.A. Kosasih. Sumber : Lakon Lapak Komik Indonesia (2012).
54
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
Kemunculan tokoh komik seperti Sri Asih karya RA Kosasih dan Jakawarna kaya Ardisoma membuat sejumlah pecinta komik seolah dimanjakan. Namun sayangnya, hal tersebut tidak berlangsung lama karena munculnya anggapan bahwa komik mulai dianggap tidak mendidik karena tingginya aksi kekerasan. Bahkan setelah memasuki tahun 1955, dilakukan pembakaran komik secara massal oleh pemerintah. Razia dilakukan di taman-taman bacaan. Saat itu, komik dinilai tidak bagus karena dianggap terlalu mengadaptasi budaya barat. Memasuki tahun 1960, komik-komik buatan Medan mula populer di pasaran. saat itu, komik Medan banyak mengambil setting cerita rakyat Melayu (termasuk dari Malaka- sekarang Malaysia). Di antara tokoh komikus legendaris Medan adalah Taguan Hardjo, sebagai tokoh komikus yang menghasilkan karya, seperti Hikayat Musang Berjanggut, Sekali Tepuk Tujuh Nyawa, Kapten Yani, Perompak Lautan Hindia, Biduk Kalu Kiambang Bertaut, serta Keulan. Dari komik-komik tersebut, pembaca nasional mulai mengenal tokoh-tokoh bahari seperti Hang Tuah, Hang Lekir, Hang Jebat, dsb. Dari Surabaya muncul komikus M. Radjien dengan goresannya yang khas yang menampilkan kisah-kisah Kek Lesab (cerita dari Madura), Maling Caluring, dsb. Melewati tahun 1965, tahun yang penuh goncangan, mulai dipopulerkan kisah remaja yang ditulis dala bentuk komik yang mengangkat sejumlah nama seperti Sim dan Zaldy. Hans Djaladara dengan komik novel Hujan, Yan Mintaraga dengan Potret Hitam, dll. Jika karya-karya Sim dan Zaldy banyak mengadaptasi cerita roman 55
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
Mandarin, maka Jan Mintaraga diilhami oelh film India yng memiliki bobot konflik yang lebih berat. Namu demikian, karena kisah remaja sebagian besar mengangkat adegan percintaan, razia pun kemudian dilakukan oleh Polisi pada tahun 1967. Tak heran bila komik yang berkisah
tentang remaja metropolitan tersebut menurun
popularitasnya. Usai kehadiran komik yang mengisahkan kehidupan remaja metropolitan, munculkan komik silai Indonesia yang dimulai oleh sejumlah komikus, seperti Ganes TH dengan Si Buta dari Gua Hantu-nya, Hans Jaladara dengan Panji Tengkoraknya, Djair dengan Jaka Sembung-nya, dan Udin Syahbudi (Usyah) dengan Pendekar Bambu Kuning.
Gambar II.14 Si Buta dari Gua Hantu karya legendaris dari komikus nasional GonesTH. Sumber: Buku Panduan Desain Komunikasi Visual (2009).
56
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
Komik Nasioanal adalah harta karun budaya yang kaya raya, menantang, dan juga tidak habis digali. Ganes TH dengan Si Buta dari Gua Hantu merupakan salah satu ikon puncak bagi komik Indonesia. Tidak ada generasi pada zaman diterbitkannya buku-buku itu yang tidak membaca atau mendengar kisah-kisah Si buta yang terang mata batinnya. Jawara itu tak asal membunuh, bahkan selalu memberi kesempatan bertobat kepada lawan-lawannya. Arswendo Atmowiloto, salah seorang pengamat komik, menuliskan kesannya, “ Ganes TH adalah satu dari komikus yang mampu membuat goresan sugestif dalam rangkuman cerita yang menawan. Kedua kemampuan tersebut melengkapi keunggulannya untuk berada dalam pencapaian komik nasional. Para komikus pada mumnya bekerja sendiri (mulai dari menyusun cerita, menggambar, dan
menulis teksnya) lantaran komiknya merupakan pekerjaan
sampingan di luar rutinitas sebagai pekerja. Pada masa-masa R.A Kosasih, Ganes TH, Hasmi, dan Jan Mintaraga kehidupan bisa sepenuhnya ditanggung dari pembuatan komik. Hal itu sulit terulang kembali di masa sekarang.
57
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
Gambar II.15 Karya-karya monumental dari Djair Warni dalam serial Jaka Sembung.Sumber: Buku Panduan Desain Komunikasi Visual (2009). Konsentrasi komikus kita di masa kini umumnya terpecah antara mengerjakan ilustrasi pesanan ( untuk menggambar ilustrasi majalah, membuat iklah, dsb) dengan membuat komik sebagai pencapaian kreativitas pribadinya.15
2.5.2
Pengaruh Komik Jepang di Indonesia Di antara hasil kebudayaan Jepang saat ini, yang paling populer dan unik
adalah komik (manga), film kartun (anime)., dan game komputer. Dari ketiga jenis manga mempunyai peran paling besar dalam penerbitan buku di Jepang. Dalam setiap minggunya terbit 400 lembar halaman lebih majalah komik mingguan.
15
Adi Kusrianto,. Panduan Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta. 2009 hal 176
58
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
Pada mulanya komik merupakan bacaan untuk anak-anak. Pada tahun 1959, mulai diterbitkan dua majalah komik mingguan untuk anak laki-laki , yaitu Shonen Magazine dan Shonen Sunday. Saat itu kebudayaan hiburan untuk anak adalah komik saja, anime belum berkembang, dan tentu saja belum ada computer game. Haampir 10 tahun kemudian, majalah komik untuk remaja mulai terbit, misalnya Manga Action (1967), Young Comic (1967), Play Comic (1968), dan Big Comic (1967). Pembaca komik yang usianya 10 tahun pada 1959, telah berusia kurang lebih 20 tahun sehingga mereka yang sudah remaja mau membaca komik yang cocok dengan selera mereka. Fenomena baru dunia komik remaja jepang itu mempengaruhi juga komik wanita. Sebelumnya komik untuk anak perempuan (shoujo) biasanya ceritanya sangat dibatasi oleh redaksi, yang mewakili moral masyarakat. Visualisasinya tidak boleh menceritakan percintaan secara gambling, apalagi tentang seks, komik untuk anak perempuan harus „steril‟. Tetapi sejak awal 1970-an situasinya sedikit demi sedikit berubah, mulai muncul komik tentang kehamilan, karya dari O Shima Yumikoyang berjudul Tanjo! (Kelahiran) dan dimuat di majalah Margaret. Komik tersebut bercerita tentang siswi SMU yang hamil. Setahun kemudian karya Hagio Moto yang berjudul 11 Gatsu no Gymnasium Pada Bulan November) dipublikasikan, bercerita tentanganak kembar yang dibesarkan terpisah karena zina ibunya. Pada tahun 1976 karya Takemiya Keiko yang berjudul Kaze to ki no uta (Puisi Angin dan Pohon)
59
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
dirilis, merupakan karya controversial karena bercerita tentang hubungan homooseksual siswa SMP. Di Jepang peredaran komik import dari luar negeri (Amerika dan Prancis) sedikit sekalidibandingkan produk local. Tentu saja gambar ala komik amerika sudah diambil menjadi satu unsur gaya komik Jepang, misalnya gaya gambar Toriyama Akira pengarang Dragon Ball. Karakter-karakter Dragon Ball yang telah mendapat pengaruh gaya Amerika tersebut. Sedangkan komik Prancis, Bande Dessine, karya Moedius atau Enki Bilal berpengaruh besar pada komikus Jepang, misalnya Otomo Katsuhiro (Komikus Akira). Satu hal yang menarik adalah Bande Dessine dijual sebagai barang seni rupa dengan harga yang cukup mahal di Jepang. Sampai saat ini, komikus-komikus dari ketiga Negara yaitu, Jepang, Prancis, dan Amerika saling mempengaruhi satu sama lain. Sebenarnya awal mula komik Jepang merupakan peniruan Walt Disney yang dilakukan oleh Tezuka Osamu (1928-1989), seorang perintis komik modern Jepang. Peniruan yang ia lakukan yaitu dengsn mengekspresikan gerakan khas Disney ke dalam komik Jepang. Karya Tezuka Osamu sesudah akhir Perang Dunia II membuka era baru untuk komik Jepang. Pada umumnya orang Jepang suka wisata. Tentu sja pengarang manga juga berwisata dan mengarang pengalaman perjalanan sendiri sebagai manga. Tidak perlu heran bila ada komik catatan perjalanan seperti sastra catatan perjalanan. Pengamat
60
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
komik Jepang, Ishizawa Takeshi, mengatakan bahwa rasa herannya, bahwa walaupun setiap tahun ratusan ribu orang Jepang berwisata ke Indonesia terutama ke Bali, mengapa belum ada manga catatan perjalanan Indonesia? Sudah banyak pemuda Jepang berkunjung Indonesia , mengapa mereka tidak mengarang kehidupan mereka selama di Indonesia khususnya sebagai karya manga?. Dua komikus Jepang dikenal dengan nama Manotonoma (nama aslinya Mano Kyo dan Noma O Samu) merupakan segelintir komikus Jepang yang karyanya bercerita tentang Bali. Karyanya berjudul Muteki No Bali (Bali Terkuat). Adegan mereka berdua yang sedang makan es campur kelapa muda di warung Pak Subur di Ubut Bali tervisualisasi menarik dalam komiknya. Pada
tanggal
21
sampai
22
Februari
2004,
Japan
Foundation
menyelenggarakan acara Simposium “Asia in Comic 2004: Asia Joryu Manga no Sekai (Dunia Komik Wanita di Asia). Bertempat di Tokyo narasumber terdiri dari Ratna Sari (Elex Media Komputindo) dan Anzu Hizawa (komikus) dari Indonesia. Park So Hee (Kore Selatan) Anzu Hizawa (Indonesia), dan Watase Yuu (Jepang), Tina Francisco (Filiphina), dan Foo Swee Chin (Singapura). Sejak tahun 2001, Japan Foundation telah menyelenggarakan Forum “Asia in Comics” setiap tahun. Foeum tersebut diikuti beberapa Negara Asia seperti Indonesia, Jepang, Korea Selatan,
61
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
Singapura, dan Filiphina. Hal itu menunjukkan komitmen Jepang dengan pengembangan komik di Asia.16
2.5.3
Komik Secara Global Komik bisa digunakan sebagai media penyampai pesan yang efektif walaupun
selalu ada biasnya. Penggunaan gambar memunginkan pesa yan akan disampaikan menjadi lebih jelas diteriman karena bahasa gambar menjadi lebih mudah dimengerti dibandingkan bahasa tulis atau
lisan. Apabila ketiga sarana komunikasi trsebut
digabungkan, maka bisa dibayangkan keampuhannya. Bahasa tentang komik ditunjukkan untuk memberikan wawasan tentang apa dan bagaimana komik itu sebelum Anda mulai menggambarkan komik. Latar belakang dan sejarah komik dunia maupun komik Indonesia diharapkan akan menempatkan karya Anda dalam posisi yang tepat saat dilahirkan. Jelasnya, belajar membuat komik bukanlah sekedar menggambar orang dalam adegan-adegan, tetapi banyak sekali aspek yang harus dipahami oleh calon pelukis komik. Sebagai bagian dari DKV, komik bukanlah sekedar buku yang biasa Anda baca. Secara bahasa gambar, komik dapat dimanfaatkan untuk membuat iklan yang imaginatif. Komik juga bisa dipakai sebagai elemen dalam sebuah undungan pernikahan yang cool dan funky atau apa saja. Justru dalam bab tentang komik ini 16
Ibid. hal- 175
62
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
penulis tidak menyampaikan cara menggambar komik karena sudah banyak buku pelajaran menggambar komik yang dapat Anda cari di toko buku atau perpustakaan. Komik atau comics artinya lucu atau menggelikan karena memang awalnya komik itu berupa rangkaian cerita humor yang dimuat di orang sebagai selingan di antara isi koran yang serius. Namun demikian, dalam perkembangannya beberapa orang kemudian membuat komik dengan melibatkan topik politik, human interest, susspens, adventure, maupun hal-hal lain yang lebih serius. Perkembangan saat ini, komik mengalami beberapa modifikasi mulai format, muatan isi, teknis pembuatan, hingga strategi pemasarannya. Beberapa
komik
diterbitksn seiring dengan peluncuran film animasi layar lebar atau layar kacanya, seperti yang dilakukan oleh Walt Disney dengan Mickey Mouse, Beauty and The Beast, Lion Kings, Mulan, dan sebagainya. Secara historis, perkembangan awal komik dapat ditelusuri ke belakang, khususnya di Prancis kuno. Sejarah komik bermula di masa prasejarah di gua Lascaux, Prancis Selatan, ditemukan torehan berupa gambar-gambar bison, jenis banteng atau kerbau Amerika. Cikal bakal komik ini menurut Bonnet belum mengandung sandi yang membentuknya menjadi bahasa namun sudah merupakan “pesan” sebagai bentuk komunikasi nonverbal paling kuno. Di Mesir, cerita tentang dewa maut dalam dunia roh terdapat di kuburan raja Nakht yang ditoreh di atas (kertas) papirus. Selanjutnya cerita bergambar („komik‟) di
63
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
atas daun beralih bentuk mozaik yaitu susunan lempeng batu berwarna, yang berlangsung di Yunani hingga abad ke-4 Masehi, dan pada masa zaman Romawi cerita bergambar berkembang pesat dan menyebar ke hampir seluruh Eropa. Sedangkan di Indonesia, perkembangan awal cerita bergambar („komik‟) dapat dilihat dari relief candi Borobudur (Magelang), candi Jago (Malang), atau candi Penataran (Blitar) yang mengangkat cerita dan nilai-nilai ajaran agama. Sedangkan komik di media cetak di Indonesia, muncul pada tahun 1930 ketika surat kabar Sin, Po mengetengahkan komik – Timur dalam bentuk komik strip. Harian tersebut merupakan media komunikasi untuk masyarakat Cina peranakan yang berbahasa Melayu. Ketika revolusi kemerdekaan sedang berkobar, Abdul Salam, membuat komik bersambung di harian Kedaulatan Rakyat dengan judul Kisah Tendoedoekan Jogja dimuat 30 kali sejak 19 Desember 1948 (Atmowiloto dalam Alex Sobur, 2003:138). Kehadiran komik tersebut tidak dapat dipidahkan dari semangat patriotisme saat itu. Sejak awal tahun 1990-an komik strip sudah menjadi cirri khusus surat-surat kabar Amerika, bahkan beberapa media di kalangan pelajar juga menempatkan komik strip sebagai bagian dari penerbitannya, sehingga komik sudah dianggap menjadi “Idiom Amerika”.17
17
Ranang A.S. , Basnendar H. , Asmoro N.P. , Animasi Kartun Dari Analog Sampai Digital (Jakarta, 2010), hal 8-9
64
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
Komik sangat berkaitan erat dengan ilustrasi, kartun, dan animasi. Namun demikian, setelah menemukan bentuknya sendiri, komik memiliki kekuatan tersendiri dalam menggambarkan sebuah cerita di mana pada masin-masing frame yang mewakili suatu scene dibuat keadaan yang mendukung alur cerita. Oleh karena itu, komik yang memiliki karakter yang kuat dan populer kemudian difilmkan dalam bentuk film animasi. Komik yang dimuat di koran pada umumnya disebut comics strip, dan ditampilkan dalam tiga atau empat kotak yang dsebut panel. Panel-panel tersebut diatur dalam suatu baris dan dibaca dari kiri ke kanan seperti membaca teks. ( Dala perkembangannya,ketika komik dibuat di Jepang, cara membacanya mengikuti cara membaca kanji, yaitu dari kanan ke kiri).
Gambar II.16 Komik Strip Ferd‟nand, Salah Satu Komik Strip “Bisu” yang Bertahan Kingga kini. Di Indonesia Komik Itu Dimuat di Koran SoreSurabayaPost. Sumber: Komik Attack (1947). 65
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
Gambar II.17 Charles Schultz dengan Tokohnya Charlie Brown pada tahun 1950., Sumber : monroevillelibrary (2012). Charles Schulz adalah seorang pelukis kartun/komik strip Amerika yang menggambarkan tokoh kartun Peanut pada tahun 1950. Tokoh dalam komik tersebut adalah charlie Brown dan anjingnya Snoopy. Schulz mungkin adalah pelukis tokoh paling populer yang digambarnya sendiri hingga dia meninggal dunia pada tahun 2000. Tokoh-tokoh ciptaan Schulz itu telah menghiasi layar laca hingga layar perak (berjudul Peanut, The Movie). Oleh karena komik dianggap telah memiliki penggemar tersendiri, bukan sekedar pengisi ruang kosong maupun selingan dalam halaman koran, maka muncullah ide untuk membuat buku komik. Pada awalnya, yang dibukukan adalah komik yang telah dimuat dalam harian, yang kemudian diterbitkan dlam bentuk buku. Komik strip mulai dari serial Phantom, Flash Gordon, Jingle Jim, Rip Kirby, hingga
66
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
Tarzan dari pengarang aslinya Edgar Rice Borrough adalah cerita-cerita yang dibukukan. 18
Gambar II.18 Trudeau pelukis komik yang membawakan kritik-kritik sosial dan politik dengan tokohnya doonesbury membuatnya memperoleh hadiah pulitzer di tahun 1975. Sumber: Buku Panduan Desain Komunikasi Visual (2009)
Mulyanto., Kisah-kisah Teladan Untuk Keluarga: Pengasah Kecerdasan Spiritual (Jakarta, 2004), hal 115.
18
67
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
Gambar II.19 komik strip cerita detektif Rip Kirby (ciptaan Alex Reymond). Sumber: Sekvenskonst (2012).
Komik buku pertama yang diterbitkan dengan memuat materi baru (belum pernah dimuat di koran/ majalah sebelumnya) adalah The Funnies, yang merupakan komik berseri yang mampu bertahan hingga seri 13 pada tahun 1929. Setelah itu, juga pernah dibuat komik serial The Funnies yang diterbitkan khusus sebagai bonus. Contoh “Funnies on Parade” dibuat untuk perusahaan Proctor dan Gamble (produsen sabun mandi Camay). Setelah periode itu, muncullah komik-komik yang diproduksi DC Comics, yang selanjutnya dikenal sebagai penerbit komik terbesar di dunia. Pada tahun 1937, DC mulai menerbitkan komik etektif yang merupakan cerita lepas, satu judul setiap jilid.
68
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
Debut komik action yang menampilkan tokoh superhero Superman dimulai pada tahun 1938. Tidak ada yang menyangka bahwa sebuah komik yang dikarang untuk buku yang hanya berisi 32 halaman tersebut akan berkembang menjadi salah satu tokoh legenda komik paling populer di seantero jagad, mengalahkan superherosuperhero lokal. Kisahnya digali sedemikian rupa seoalah-olah Clark Kent benarbenar pernah ada dan masih ada hingga kini. Menyusul sukses DC Comics, muncul Marvel Comics yang
mula-mula,
memiliki tokoh superhero Captain Marvel, Captain America, The Mighty Thorn, The X-Men, danyang paling suskses di antara tokoh tersebut adalah Spiderman, yangmengisahkan seorang mahasiswa, Peter Parker, yang terkena gigitan laba-laba yang sudah tercemar radioaktif.
Gambar II.20. DC Comics dan Marvel Comics dengan tokoh-tokoh superheronya yang populer hingga kini. Sumber: Voice From Krypton (2013).
69
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
Komik Inggris yang terkenal adalah Beano juga Dennis the Menace, Lord Snoopy dan bash Street Kids. Dennis atau si anak nakal selalu memperoleh hukuman untuk setiap kenakalan yang dierbuatnya. Melalui komik tersebut dikisahkan bagaimana anak-anak tidak pernah merasa bahwa kesalahan itu dapat dibiarkan terjadi. Dibandingkan komik Amerika, komik Eropa lebih membawa misi pendidikan moral yang baik bagi anak maupu
orang dewasa. Munculnya buku komik
menghasilkan semakin banyaknya variasi pada tema-tema yang diangkat. Negara-negara Eropa memiliki gaya-gaya komik yang berbeda. Pada umumnya komik memiliki gaya karikatural, dan hanya sedikit yang bercorak natural. Justru dengan gaya karikaturalnya itulah tokoh-tokoh dalam komik biasanya lebih mudah diterima oleh pembacanya. Berikut beberapa contoh komik dari berbagai negara di Eropa.
Gambar II.21 komik Inggris Klasik yang Terkenal Sumber: Steven Hartley (2010) & www.comicvine.com (2012) 70
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
Gambar II.22 Karya Mazel dan Cauvin di serial “RamTamTam dan Kierikieli” (1990). Sumber: tokobukukomik.com (2012)
Seniman komik Belgia, Herge (nama aslinya Georges Remix) menciptakan serial Tintin yang pertama pada tahun 1929 dengan judul “Tintin in the land of soviets”. Di dalam menggambarkan dan menciptakan komiknya, Herge sangat teliti dan akurat. Banyak di atara petualangan komik Tintin yang dibuat dengan melakukan survey yang tidak tanggung-tanggung. Untuk menceritakan petualangan wartawan fiktif dalam kisah Flight 714, Herge pernah melakukan perjalanan ke Indonesia. Dalam salah satu jdulnya, Tintin diceritakan berada di Airport Jakarta ( waktu itu masih di Halim – tetapi ketik edisi Bahasa Indonesiannya di buat, nama pelabuhan udaranya ditulis Cengkareng).
71
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
Gambar II.23 Tintin, komik paling legendaris dari Belgia dibuat oleh seniman terkenal Herge (scene di atas dibuat tahun 1977). Sumber: www.wings900.com (2012) & North Haven Memorial Library (2010).
Lucky Luke, Guyonan tentang Sejarah Amerika Membuat komik bukanlah pekerjaan iseng. Tak ubahnya membuat sebuah film bioskop, komik harus dibuat berdasarkan logika yang baik dalam alur ceritanya maupun dalam penokohan serta lokasi kejadiannya. Entah berapa buku yang harus dibaca
Gosciny
untuk
mengerjakan
komik
semacam
Lucky
Luke
yang
mempermainkan sejarah Amerika dengan seenaknya. Dalam Lucky Luke, Morris yang menggambar dan Gosciny yang bercerita. Hasilnya. Komik ini sudah memasukkan ilmu pengetahuan umum yang harus diketahui oleh orang yang ingin dianggap gaul dan tidak ketinggalan jaman. Jika Anda belum membaca Lucky Luke,
72
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
bagaimana Anda dapat mengerti dan
menertawakan salah satu episode dalam
Extravaganza yang bercerita tentang Dalton bersaudara ?19
Gambar II.24 Salah satu komik Perancis yang terkenal. Lucky Luke karya Goscinny yang digambarkan oleh Morris. Sumber: www.comicology.in (2009).
19
Adi Kusrianto,. Panduan Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta. 2009 hal 166-173
73
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
2.5.4
Bentuk Komik Secara garis besar berdasarkan jenisnya, komik dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu: 1. Comic Strips Comic Strips atau strip merupakan komik bersambung yang dimuat pada surat kabar atau majalah.20 Komik strip adalah sebuah gambar atau rangkaian gambar yang berisi cerita. Biasanya komik strip digambar atau dibuat oleh kartunis dan diterbitkan secara teratur pada sebuah surat kabar, majalah, atau pada situs atau blog internet. Pada tahun 1930-an komik strip ini ditemukan dan populer di Eropa dan Amerika dan diterbitkan pada media koran dan majalah. Beberapa jenis komik strip adalah cerita putus atau berseri, namun ada pula yang langsung tamat. Biasanya komik strip minimal terdiri dari 3 panel. Untuk majalah, biasanya komik strip terdiri dari panel 3 panel dan disertai balon kata-kata seperti halnya panel-panel dalam buku komik. Sedangkan untuk koran, komik strip tidak selalu diisi dengan balon kata. Dalam koran, tema komik strip yang diangkat
Nanang A.S., Basnendar H., Asmoro N.P. Animasi Kartun Dari Analog Sampai Digital. Jakarta. 2009. Hal 7-8 20
74
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
adalah tema humor, bahkan untuk mengkritisi kondisi sosial politik dengan sentilansentilan kritis dan nakal.21
Gambar II.25 Komik Strip Warna “Snoopy” oleh Schulz Sumber : Comic Strip + photoshop Simple Guidiance (2011) Kenapa ada komik strip warna atau hitam putih? Hal itu tergantung dari media massa yang menerbitkan komik tersebut. Sebagian besar komik strip di koran adalah hitam putih, dikarenakan koran kebanyakan menggunakan cetakan hitam putih. Namun ada pila koran yang mencetak komuk dalam format warna karena adanya alat cetak yang lebih canggih. Sedangkan untuk majalah biasanya komik strip dicetak dengan warna. Komik strip hitam putih
21
Derry Iswidharmawanjaya., Beranda Aegency,. Comic Strip+Photoshop Simple Guidiance. Jakarta. 2011 hal
75
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
ditemukan dalam majalah-majalah local maupun majalah tertentu yang kurang komersil.22 2. Comic Books Adapun komik books adalah kumpulan cerita bergambar yang terdiri dari 1 atau lebih judul dan tema cerita, yang di Indonesia disebut komik atau buku komik (Boneff Dalam Alex, 2003: 137).2324
2.5.5
Tujuan Utama Komik Tujuan utama komik adalah menghibur pembaca dengan bacaan ringan, cerita
rekaan yang dilukiskannya relatif panjang dan tidak selamanya mengangkat isu hangat di masyarakat maupun menyampaikan nilai moral tertentu. Bentuk tampilan komik lebih atraktif dan menjangkau pembaca yang lebih luas, berbagai tingkat usia. Selain hadir sebagai bahasa rupa atau gambar, komik dilengkapi dengan teks. Dalam bahasa teks komik, dialog dimunculkan secara singkat, kata-kata penggambaran suara (anomatopetica) menjadi unsur penting, seperti menirukan suara atau gerak yang tidak mungkin dilukiskan, seperti pedang berad, gerimis, binatang mengaung, dada terkena tinju atau tendangan, dan sebagainya.
22
Derry Iswidharmawanjaya., Beranda Aegency,. Comic Strip+Photoshop Simple Guidiance. Jakarta. 2011 hal 1-2 23 Boneff Dalam Alex, 2003 hal- 137 24 Ranang A.S. , Basnendar H. , Asmoro N.P., Animasi Kartun Dari Analog Sampai Digital. Jakarta, 2010 hal 7-8
76
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
2.5.6
Fungsi dan Manfaat Komik Fungsi-fungsi yang bisa dimanfaatkan oleh komik antara lain adalah komik
untuk informasi pendidikan, komik untuk advertising, maupun komik sebagai hiburan. Tiap jenis komik memiliki kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi agar pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan jelas. 1. Komik untuk informasi pendidikan Baik cerita maupun desainnya dirancang khusus untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan. Inti pesan harus dapat diterima dengan jelas, misalnya “hindari pemecahan masalah dengan cara kekerasan”. Namun komik ini juga harus memiliki alur cerita yang menarik bagi pembaca. Jika tidak, koik akan terasa menggurui dan membosankan.
2. Komik sebagai media advertising Maskot suatu produk dapat dijadikan tokoh utama dengan sifat-sifat sesuai dengan citra yang diinginkan produk atau brand tersebut. Sementara pembaca dengan senang hati membaca komik, pesan-pesan promosi produk atau brand dapat tersampaikan (soft selling).
3. Komik Sebagai Sarana Hiburan Merupakan jenis komik yang paling umum untuk dibaca oleh anak-anak dan remaja. Bahkan sebagai hiburan sekalipun, komik dapat memiliki 77
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
muatan yang baik. Nilai-nilai seperti kesetiakawanan, persahabatan, dan semangat pantang menyaerah dapat digambarkan secara dramatis dan menggugah hati pembaca.25
2.5.7
Prihal Dalam Membuat Komik
1. Membuat Komik untuk alasan Komersial Pada dasarnya membuat komik untuk alasan komersial atau secara profesional adalah berarti membuat komik untuk memenuhi: a. Tuntutan Pasar Tuntutan pasar berarti kehendak pasar untuk selalu mendapatkan suplai, ketersediaan. Artinya, untuk memenuhi kebutuhan itu, sikomikus harus mampu bekerja dengan cepat, sesuai target, dengan output sebanyak mungkin.
b. Selera Pasar Sedangkan selera pasar, adalah minat dan ketertarikan sebanyak mungkin orang yang didefinisikan sebagai pasar tertentu. Makanya, komikus yang harus memenuhi ini biasanya bekerja dalam aturan-
25
Laskmi Dewi, M.Pd., Dian Handayani, S.Pd., Media Komik. Jakarta, 2009 hal 5.
78
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
aturan ngomik yang cenderung konservatif, kaku, menaati pakem atau "formula sukses" yang sudah ada.
2. Membuat Komik karena ingin Berekspresi Mengungkapkan apa yang dipikirkan, yang dirasakan, yang dialami, yang dilihat, adalah sebuah kegiatan yang wajar. Tinggal memilih medium apa yang cocok untuk bisa mengungkapkan diri tersebut. Bahasa komik bisa membantu kita untuk curhat secara kreatif.
3. Membuat Komik karena ingin Berkomunikasi Komik mampu memberikan gagasan atau bahkan how-to (petunjukcara) yang perlu diungkapkan dengan jitu dan efektif, mengurangi salah paham dan ketidakjelasan.
4. Membuat Komik karena ingin Terapi Ini sebetulnya tahap lanjut dari komik sebagai medium untuk berekspresi. Komik bisa juga untuk terapi jiwa sederhana atau alat bantu penyembuhan trauma. Menarik mengingat, Garin Nugroho (Sutradara) saat berkomentar tentang keadaan pasca-tsunami Aceh 2004, menyatakan bahwa medium yang bisa digunakan untuk membantu pemulihan dari trauma korban di Aceh adalah Film dan Komik. Tapi, pemanfaatan komik
79
http://digilib.mercubuana.ac.id/
80
untuk membantu pemulihan dari trauma korban masih sedikit sekali. Namun, diluar keadaan ekstrim itu, sebetulnya komik juga bisa punya fungsi terapeutik untuk masalah-masalah kejiwaan sehari-hari, macam stress pekerjaan atau patah hati dan semacamnya.26
2.5.8
Unsur-unsur yang Tampak Dalam Komik
1. Karakter, adalah semua tokoh yang ada dalam komik 2. Pembatas Panel Pada umumnya tentu pembatas panel berbentuk kotak. Tapi, banyak kemungkinan bentuk bisa diterapkan untuk menjadi pembatas panel inilah yang mencirikan di mana pembuatan komik memiliki tempat atau ruang untuk suatu gambaran yang akan dibuat (diambil dari Will Eisner, Comics and Sequential Art)
Hikmat Darmawan. How To Make Comics Menurut Para Master Komik Dunia. Jakarta: Plotpoint, hal. 30-33 26
80
http://digilib.mercubuana.ac.id/
81
Gambar II.26 Garis Pembatas Panel. Sumber: Buku How To Make Comics, Hikmat Darmawan Menurut Para Master Komik Dunia (2012).
3. Balon Kata Atau Ruang Bagi Teks (Text Box) Balon Kata adalah ruangan percakapan yang diucapkan oleh para karakter dan ruang bagi kata dalam komik seperti panel dalam panel. Tapi karena kebutuhannya adalah untuk menampung teks, maka diberikan "kait" untuk menunjukkan arah asal dialog dalam balon (siapa yang mengucap).
81
http://digilib.mercubuana.ac.id/
82
“WAAAAAAH
“Hellooooo
HHH…………!!!!”
“Yahoooooo
………………”
………..”
Gambar II.29 Balon Teks atau Text Box. Sumber: Buku How To
Gambar II.27. Make Comics, Hikmat Darmawan Menurut Para Master Komik Dunia (2012).
4. Narasi, adalah kalimat penjelas yang dikemukakan oleh komikus. 5. Teks dan Efek Suara (SFX) Teks bukan hanya menyampaikan kata-kata atau bunyi, tapi juga menjadi simbol dalam cerita. Teks bukan hanya dituliskan (atau diketikkan), tapi juga divisualisasikan dengan cara tertentu. Adapula dengan pengartian lainnya seperti SFX (Sound Effect) yang merupakan gabungan seni dan teknologi. Dari sisi teknologi, tidak cuma penguasaan teknologi yang digunakan tapi juga pengetahuan bagaimana indera manusia menangkap gambaran yang akan diterima oleh otak. Dari sisi seni berperan bagaimana teknologi itu digunakan untuk mencapai hal tersebut.
82
http://digilib.mercubuana.ac.id/
83
SFX berfungsi untuk meningkatkan dampak suatu obyek terhadap indera manusia. SFX digunakan di film-film, anoimasi, komik, dan juga dalam dunia pertunjukan panggung, seperti misalnya konser yang bertaburan dengan kembang api maupun permainan sinar laser juga disebut sebagai SFX.27
Gambar II.28 & 29. Efek Suara Gambaran Dalam Komik (SFX) (Sound Effect) Sumber: Buku How To Make Comics, Hikmat Darmawan Menurut Para Master Komik Dunia (2012).
27
Didik Wijaya . Special Effect History And Techniques. Jakarta hal.17
83
http://digilib.mercubuana.ac.id/
84
Gambar II.30 & 31.. Serial komik Slam Dunk (suara tepisan rebound) (SFX). Stupid Doctor (suara hentakan papan skate dan suara patahan skate) Sumber: Irc Rizonz Net (2009) & Dreamin Hand (2008).
84
http://digilib.mercubuana.ac.id/
85
6. Latar Belakang, adalah penggambaran suasana tempat karakter yang sedang dibicarakan oleh komikus.
Gambar II.32 Berita Komik 17+ Sumber: Cendana Art (2014).
2.5.9
Kelebihan dan Kekurangan Komik
1. Kelebihan Media Komik Sebagai salah satu media visual, media komik tentunya memiliki kelebihan tersendiri jika dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar. Kelebihan media komik dalam kegiatan belajar mengajar menurut Trimo (1997:22), dinyatakan :
85
http://digilib.mercubuana.ac.id/
86
a. Komik menambah pembendaharaan kata-kata pembacanya. b. Mempermudah anak didik menangkap hal-hal atau rumusan yang abstrak. c. Dapat mengembangkan minat baca anak dan salah satu bidang studi yanglain. d. Seluruh jalan cerita komik pada menuju satu hal yakni kebaikan atau studi yang lain
2. Kelemahan Media Komik Media komik di samping mempunyai kelebihan juga memiliki kelemahan dan keterbatasan kemampuan dalam hal-hal tertentu, antara lain : a. Kemudahan orang membaca komik membuat malas membaca sehingga menyebabkan penolakan-penolakan atas buku-buku yang tidak bergambar. b. Ditinjau dari segi bahasa, komik hanya menggunakan kata-kata yg tidak baku seperti percakapan biasa sehari-hari ataupun kalimatkalimat yang kurang dapat dipertanggungjawabkan. c. Banyak aksi-aksi yang berlebih yang menonjolkan kekerasan ataupun tingkah laku fantasi yang berlebihan. d. Banyak adegan percintaan yang menonjol.28
28
Laskmi Dewi, M.Pd., Dian Handayani, S.Pd., Media Komik. Jakarta, 2009 hal 4
86
http://digilib.mercubuana.ac.id/