9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Impor Impor merupakan kegiatan yang dilakukan oleh dua negara yang menjalin kerjasama internasional. Kegiatan yang dilakukan ialah membeli produk-produk yang dihasilkan oleh negra lain dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam negri. Menurut Samuelson impor adalah setiap pembelian dari luar negeri.1 Artinya, apapun prduk atau jasa yang dibeli dari luar negeri akan disebut sebagai impor. Impor berkaitan dengan permintaan (demand) suatu barang tertentu oleh individu, lembaga serta instansi lain terhadap barang-barang luar negeri. Jika dikaji lebih jauh, permintaan akan barang luar negeri ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu selera, pendapatan, tingkat harga dan kebutuhan mendesak. Hukum permintaan: “Apabila harga suatu kmoditi naik (dan hal-hal lain tidak berubah),pembeli cenderung membeli lebih sedikit dari komoditi itu. Demikian pula apabila harga turun, hal-hal lain tetap, kuantitas yang diminta meningkat.”2 Apabila di kaitkan dengan impor, hukum permintaan akan berlaku bagi negaranegara yang perekonomiannya bergantung pada negara-negara lain serta bagi negara-negara yang sering melakukan pembelian produk-produk luar negeri. Sehingga tingkat harga akan sangat berpengaruh pada kuantitas komoditi yang diimpor. 1 2
Ibid, Hal. 348. Ibid, Hal. 54.
10
Untuk memperjelas pembahasan diatas, perhatikan kurva permintaan berikut ini:
Skedul Permintaan
Kurva permintaan ini menunjukan 60
adanya perubahan permintaan akibat
P A
50
tinggi
harga,
semakin
rendah
permintaan akan barang. Begitu pula
Harga ($)
perubahan padatingkat harga. Semakin
B
40
C
30
D
20
E
10
D
sebaliknya ketika harga mengalami
Q
0
penurunan,
jumlah
barang
yang
2
4
6
8
10
Jumlah barang yang diminta (Juta boks)
diminta meningkat. Hal ini terlihat pada saat harga $ 50 hanya 2 juta boks yang
Grafik 2.1. Kurva Permintaan Menghubungkan Kuantitas yang $30 permintaan meningkat Diminta dengan Harga
diminta.
menjadi
Ketika
harga
turun
menjadi 6 juta boks begitu pula selanjutnya. Perubahan harga terjadi karena adanya perubahan biaya faktr-faktor produksi untuk menghasilkan suatu barang tertentu oleh perusahaan. Perubahan pada biaya dipengaruhi tingkat inflasi (inflation)3 yang terjadi di dalam suatu negara di mana perusahaan tersebut beroperasi. Inflasi dalam negeri yang tinggi menyebabkan nillai mata uang melemah. Artinya, jika seseorang dengan penghasilan tetap mampu membeli beras 25 kilo gram pada harga Rp 8.000,- per kilogram (Rp 200.000,-) setiap bulannya dan pada saat inflasi terjadi menyebabkan nilai mata uang turun 5 persen menjadi Rp 8.400,- per kilo gram,
3
“Inflasi terjasi ketika tingkat harga umum naik.” Ibid, Hal. 381.
11
maka dengan uang Rp 200.000,- ia hanya mampumembeli ± 23,8 kilo gram beras saja. Perbedaan permintaan barang luar negeri dengan permintaan barang pada pembahasan atas adalah sistem penilaian pada mata uangnya. Jika permintaan barang yang dibahas di atas, nilai barang sama dengan nilai uang yang digunakan (Rp). Sedangkan pada permintaan barang luar negeri membutuhkan proses penilaian mata uang dalam negeri terhadap nilai mata uang luar negeri yang dikenal dengan istilah nilai tukar valuta asing (kurs). Sebagai contoh, nilai Rupiah Indonesia (Rp) dengan Dolar Amerika (US $), $1 (satu dolar) sama dengan Rp 9.800,- (sembilan ribu delapan ratus rupiah). Artinya, jika seseorang ingin membeli mobil dari luar negeri (Amerika) yang nilainya $ 20.000, maka ia harus mengeluarkan uang senilai Rp 196.000.000,- untuk dapat membeli mobil tersebut. Mengatur keluar-masuknya barang luar negeri dibutuhkan kebijakan pedagangan. Kebijakan ini dibuat agar dapat melindungi produk-produk dalam negeri. Misalnya membatasi kuota impor beras dari luar negeri, yang bertujuan untuk melindungi para produsen beras (petani) dalam negeri. Selain itu pemerintah dapat pula menetapkan pajak impor (tarif). 2.1.2. Nilai Tukar Valuta Asing (Kurs Valuta Asing) Uang menjadi salah satu alat tukar yang resmi. Setiap negara tentunya memiliki mata uangnya masing-masing dan memiliki nilai tukar yang berbedabeda dengan negara lain. Hal inilah yang memicu terjadinya penilaian akan mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainya. Penilaian ini dilakukan karena adanya pertukaran barang atau pembelian barang yang dilakukan oleh suatu negara dari negara lainya. Kelangkaan atau rendahnya kualitas barang dalam
12
negeri menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya pembelian barang dari luar negeri. “Perdagangan internasional melibatkan unsur baru, yaitu mata uang yang berbeda, yang dihubungkan oleh harga relatif yang disebut kurs valuta asing.”4 Penilaian mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya inilah yang disebut kurs valuta asing. Menurut Samuelson dan Wiliam, kurs (nilai tukar valuta asing) adalah harga satu satuan mata uang dalam satuan mata uang asing. Nilai tukar valuta asing ditentukan dalam pasar valuta asing, yaitu pasar tempat dimana tempat berbagai mata uang yang berbeda diperdagangkan. 5 Kurs atau nilai tukar valuta asing merupakan harga yang diberikan terhadap mata uang dalam negeri oleh mata uang luar negeri atau dengan kata lain nilai mata uang dalam negeri dibandingkan dengan nilai mata uang luar negeri. Perlu diketahui bahwa nilai tukar valuta asing dengan kurs valuta asing memiliki arti yang berbeda. Sebagai contoh, jika $1 = Rp 1.000 kemudian berubah menjadi US$1 = Rp 2.000, maka kurs rupiah naik karena angkanya bertambah, namun nilai tukarnya turun. Sebaliknya kurs dolar turun dan nilai tukarnya naik atau semakinkuat.6 2.1.2.1. Sistem Nilai Tukar Valuta Asing (Kurs) Menurut Sukirno dalam bukunya Makroekonomi Modern mengatakan bahwa “Kurs valuta asing dapat didefinisikan sebagai nilai seunit valuta asing
4
Ibid,Hal. 320. Ibid, Hal. 305. 6 Dominick Salvatore, 1997, Ekonmi Internasional (edisi 5 jilid 2), Penerbit Erlangga, Jakrta, Hal. 9. 5
13
(mata uang) asing apabila ditukarkan denan mata uang dalam negeri”.7 Sukirno juga membedakan penentuan kurs valuta asing ke dalam dua sistem: kurs tetap dan kurs fleksibel. 1.
Sistem Kurs Tetap Sistem kurs tetap, semua transaksi mata uang akan menggunakan kurs
yang ditetapkan oleh bank sentral. 8Artinya bahwa saat kurs yang senyatanya mengalami fluktuasi, pada sistem ini akan tetap pada harga yang telah disepakati. Penetapan harga ini dibuat oleh bank sentral. Sebagai contoh misalnya Bank sentral menentukan kurs tetap antara dolar AS den rupiah, US$1,00 = Rp 9.000,00 maka seorang pengekspor akan menerima dolar dengan kurs yang telah ditentukan dari hasil ekpornya. Begitu pula dengan seorang importir, mereka memerlukan dolar AS untuk membayar barang-barang yang diimpornya sesuai kurs yang telah ditetapkan yaitu US$ 1,00 = Rp 9.000,00. 2.
Sistem Kurs Fleksibel Sistem kurs fleksibel, harga valuta asing ditetapkan oleh permintaan dan
penawaran valuta asing di pasaran.9 Karena kurs valuta asing dari hari ke hari terus mengalami fluktuasi maka permintaan akan valuta asing juga menglami fluktuasi mengikuti perubahan kurs valuta asing yang ada di pasar valuta asing. Semakin tinggi nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri, maka permintaan akan uang luar negeri meningkat dan akan mendorong permintaan barang luar negeri (impor).
7
Sadono Sukirno, 2000, Makroekonomi Modern, Penerbit P.T. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 197. 8 Ibid, Hal 197. 9 Ibid, Hal. 199.
14
Samuelson dan Nordhaus mengemukakan pendapatnya tentang sistem kurs valuta asing yang utama menjadi tiga yaitu, 1) Standar emas, di mana negaranegara membatasi mata uang mereka dalam berat emas tertentu, kemudian membeli dan mejual emas untuk menyeimbangkan pembayaran internasionalnya. 2) Sistem nilai tukar mengambang murni
10
(pure floating exchange rate). Pada
sistem ini nilai tukar berfluktuasi mengikuti permintaan dan penawaran uang, sampai terjadi keseimbangan di pasar valuta asing. 3) Sistem nilai tukar mengambang terkendali (managed floating exchange rate). Pada sistem ini, nilai beberapa mata uang dibiarkan (berfluktuasi) secara bebas di pasar, beberapa mata uang lainya ditentukan oleh kombinasi antara campur tangan pemerintah dan pasar; beberapa maata uang lainya dipatok atau ditetapkkan terhadap suatu mata uang tertentu, atau terhadap sekelompok mata uang.11 Standar emas yang diungkapkan oleh Samuelson, dalam dunia perdagangan internasional jarang digunakan. Standar emas menurut ekonom klasik (seperti David Hume) digunakan untuk memperbaiki keseimbangan. Pada proses ini, pergerakan emas ini akan mengubah uang beredar dan tingkat harga. Sebagai contoh, defisit perdagangan akan mengakibatkan arus ke luar (negeri) emas dan perubahan harga domestik yang akan: bagi negara yang kehilangan emas;
c)
a)
meningkatkan ekspor,
b)
mengurangi ekspor, dan
menahan impor d)
meningkatkan
impor bagi negara yang menerima emas.12 Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpul bahwa sangat pentingnya kurs valuta asing (nilai tukar valuta asing) dalam perdagangan internasional. 10
Sistem kurs mengambang, mata uang ditentukanoleh mekanisme pasar secara penuh atau murni, yakni seperti halnya pada harga komoditi apa pun, kurs terbentuk dari pertemuan antara kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran di pasar. Dominick Salvatore. 11 Paul A. Samuelson,op.cit, Hal. 453. 12 Ibid, Hal. 496.
15
Setiap negara tentunya memiliki mata uang yang berbeda-beda yang menuntut akan terjadinya pembelian mata uang asing dalam melakukan perdagangan internasional. Karena setiap negara menginginkan barang barang yang dibeli dari negaranya menggunakan mata uang negara tersebut. Menurut N. Gregory Mankiw, kurs atau nilai tukar valuta asing dibagi menjadi dua yaitu kurs nomina dan kurs rill. a. Kurs Nominal Kurs nominal adalah harga relatif dari mata uang dua negara. 13 Kurs nominal sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, kurs rupiah (Rp) terhadap dolar AS ($)adalah Rp 9.500 sama dengan $1. Artinya bahwa anda bisa menukar Rp 9.500 untuk $1 di pasar valuta asing. Sederhananya, jika orang Indonesia ingin membeli mobil buatan AS seharga $ 20.000,00, maka ia harus membeli dolar seharga Rp 9.500,00 untuk tiap $1 nya dan kemudian dikalikan dengan harga mobil tersebut (9.500,00 x 20.000,00 = 190.000.000,00). Kurs nominal yang berlaku di pasar valuta asing tidak semata-mata hanya ditentukan oleh kebijakan moneter yang ada dalam suatu negara tersebut. Karena selain kebijakan moneter, perubahan pada kurs nominal juga didasarkan pada nilai kurs rill. Menurut Mankiw “Kurs nominal bergantung pada kurs rill dan tingkat harga di kedua negara. berdasarkan nilai kurs rill, jika harga domestik meningkat maka kurs nominal akan turun: karena kurs dolar berkurang nilainya.”14 Penentuan kurs nominal dapat dihitung dengan menggunakan formula:
13
N. Gregory Mankiw, 2000, Teori Makroekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta, Hal. 192.
14
Ibid, Hal. 200.
16
e P/P*
= kurs rill = kurs nominal = rasio tingkat harga
b. Kurs Rill Kurs rill sering disebut-sebut sebagai harga relatif pada produk dalam negeri dari masing-masing negara. Harga-harga ini kemudian akan membentuk suatu perbandingan antara harga barang domestik dan harga barang luar negeri. seperti yang dikatakan oleh Mankiw, “Kurs rill adalah harga relatif barang-barang dari kedua negara. Secara umum kurs rill dapat dirumuskan sebagai berikut: 15
Dari persamaan diatas, dapat dilihat bahwa barang-barang domestik diperbandingkan dengan harga barang-barang luar negeri untuk mendapatkan kurs rill. Semakin tinggi harga barang domestik maka akan semakin tinggi kurs rillnya. Atau dengan kata lain semakin tinggi harga barang domestik maka semkin banyak barang-barang luar negeri yang diminta dan sebaliknya jika harga barang domestik relatif lebih rendah maka akan menurunkan kurs rill serta akan menurunkan permintaan barang luar negeri. Penentuan kurs rill dapat dikaitkan dengan kegiatan perdagangan internasional terutama adalah kegiatan ekspor. Menurut Mankiw,”Kurs rill dikaitkan dengan ekspor bersih. Bila kurs rill lebih rendah, barang-barang
15
Ibid, Hal. 192.
17
domestik relatif lebih murah terhadap barang-barang luar negeri, dan ekspor bersih lebih besar.”16 Kebijakan berkontribusi dalam penentuan kurs rill. Bagai mana kebjikana fiskal dalam negeri17 dan kebijakan fiskal luar negeri18 dalam mempengaruhi kurs rill? Akan diuraikan pengaruhnya secara singkat dibawah ini.
Kebijakan Fiskal Dalam Negeri Apa yang terjadi jika pemerintah membuat kebijakan dengan mengurangi tabungan nasioanal dan kemudian menaikan belanja pemerintah? perhatikan grafik berikut ini:
e
Kurs Rill
S2
S1
e2 e1
NX2
Akibat dari perubahan kebijakan fiskal dalam negeri yang menurunkan tabungan (S1 ke S2) dan menaikan belanja, maka hal tersebut secara langsung kurs rill akan menyesuaikan atau membentuk keseimbangan baru pada e2 yang semula di e1.
NX1
Ekpor bersih : NX Grafik 2.2. pengaruh kebijakan fiskal (dalam negeri) dalam penentuan kurs rill. 16
Ibid, Hal. 195. “Pengurangan tabungan dan ekspor bersih menyebabkan devisit perdagangan”. N. Gregory Mankiw, op.cit, Hal. 196. 17
18
“Kenaikan dalam tingkat bunga dunia mengurangi investasi domestik, yangmeningkatkan tabungan nasional dan ekspor bersih. Kenaikan tingkat bunga dunia menyebabkan surplus perdagangan”.Ibid, Hal. 197.
18
Grafik diatas menggambarkan perubahan kurs rill yang akan terjadi jika pemerintah melakukan perubahan pada kebijakan ekonomi (tabungan nasionalnya). Selain perubahannya berpengaruh terhadap perubahan kurs rill, kebijakan ini juga mengakibatkan nilai eskpor (NX) berubah dari NX1 ke NX2. Ekspor akan mengalami penurunan karena produk domestik akan menjadi lebih mahal dibandingkan harga barang-barang luarnegeri sehingga hal tersebut akan menyebabkan impor mengalami kenaikan.
Kebijakan Fiskal Luar Negeri Apa yang terjadi jika pada kurs rill pemerintah luar negeri meningkatkan suku bunga dan menurunkan tabungan dunia? Perhatikan grafik berikut ini:
Kurs Rill
e
S(r1*)
S(r1*)
NX1
NX2
e1 e1
Akibat dari perubahan kebijakan fiskal luar negeri, yang meningkatkan suku bunga (r1* ke r2*) dan menurunkan tabungan dunia, maka hal tersebut secara langsung kurs rill akan menyesuaikan atau membentuk keseimbangan baru pada e2 yang semula di e1.
Ekpor bersih : NX
Grafik 2.3. Pengaruh kebijakan fiskal (luar negeri) dalam penentuan kurs rill.
19
Grafik tersebut menunjukan bahwa pada saat pemerintah luar negeri membuat kebijakan dengan menurunkan tabungan dan meningkatkan suku bunga, maka akan terjadi penurunan kurs rill dan akan meningkatkan ekpor bersih NX (Nx1 ke NX2) dan impor mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan karena harga-harga barang domestik terasa jauh lebih murah dibandingkan dengan barang luarnegeri. 2.1.2.3. Kurs Sport dan Kurs Berjangka Transaksi yang terjadi dipasar valuta asing terjadi sekitika dan langsung. Kejadian-kejadian ini dilakukan oleh dua belah pihak yang saling sepakat dalam menentukn kapan akan diberlakukan kurs yang telah disepakati. Jenis transaksi valuta asing yang paling dikenal adalah pembayatan dan permintaan valuta asing yang terlaksana dalam dua hari kerja setelah disepakatinya transaksi tersebut. Periode selama dua hari kerja tersebut dimaksudkan untuk memberikan waktu yang memadai bagi kedua belah pihak guna mengadakan pengaturan dan memberikan instruki-instruksi pendebetan dan pengkreditan rekening mereka pada bank-bank yang terkait, baik itu yang berada di dalam maupun di luar negeri. Tipe transaksi ini lazim disebut transaksi spot (spot taransaction), sedangkan kurs yang digunakan adalah kurs spot (spot rate).19 Selain transaksi spot, terdapat pula transaksi berjangka dalam penentuan pemberlakuan
kurs.
Transaksi
berjangka
(forward
transaction)
adalah
kesepakatan hari ini untuk membeli sejumlah valuta asing yang penyerahanya dilakukan di masa yang akan datang berdasarkan tingkat nilai tukar yang disepakati hari ini. Kurs yang disepakati hari ini namun baru berlaku beberapa waktu kemudian inilah yang disebut sebagai kurs berjangka (forward rate).20
19 20
Dominick Salvatore, op.cit, Hal. 17. Ibid, Hal. 18.
20
2.1.2.4. Teori Paritas Daya-Beli Paritas daya beli adalah hukum suatu harga yang diterapkan untuk pasar internasional. hukum tersebut menyatakan, “Jika arbitrase internasional adalah mungkin, maka satu dolar (atau mata uang lain) harus memiliki daya beli yang sama di setiap negara.”21 Pendapat ini dapat diterima jika harga barang dalam negeri lebih murah dibandingkan dengan harga barang luar negeri, maka para pelaku arbitrase akan membeli barang dari dalam negeri dan menjualnya ke luar negeri. Sehingga akan didapat keuntungan dari selisih harga tersebut. Akibat dari prilaku arbitrase ini, maka harga gandum dalam negeri akan terdorong naik relatif terhadap haga gandum luar negeri. Begitu pula sebaliknya, jika harga gandum lebih murah di luar negeri maka arbitrase akan membeli gandum dari luar negeri dan menjualnya dalam negeri. Akibatnya harga domestik relatif turun terhadap harga luarnegeri. Asumsi: barang yang diperdagangkan oleh arbitrase sama. Jika ditulis dalam persamaan maka:
Dimana: e : Nilai tukar nominal P : Harga barang dalam negeri * P : Haga barang luar negeri
Dari persamaan diatas dapat dikembangkan menjadi:
Dimana: 21
Paul A. Samuelson,op.cit, Hal. 202.
21
e P P* q
: Nilai tukar nominal : Harga barang dalam negeri : Haga barang luar negeri : Nilai tukar rill Diasumsikan nilai tukar rill sama dengan 1. Nilai tukar rill lebih
dari 1 (satu) jika harga barang dalam negeri lebih tinggi daripada harga barang luar negeri dan nilai tukar rill kurang dari 1 (satu) apabila harga barang dalam negeri lebih rendah dibandingkan harga barang luar negeri. 2.1.2.5. Definisi uang Uang adalah persediaan aset yang bisa dengan segera digunakan untuk melakukan transaksi.22 Dalam kegiantan perdagangan ini (impor), uang menjadi suatu hal penting yang harus ada untuk melakukan transaksi. Karena uang telah ditetapkan sebagai alat pembayaran yang sah dalam kegiatan pertukaran barang (pembelian barang/jasa).23 Uang memiliki tiga fungsi yaitu: a) Sebagai penyimpan nilai (store of value), uang adalah cara mengubah daya beli dari masa kini ke masa depan. b) sebagai unit hitung (unit of account), uang memberikan kaidah di mana harga ditetapkan dan uang dicatat. c)sebagai media pertukaran (medium of exchange), uang adalah apa yang kita gunakana uantuk membeli baranng dan jasa.24 Jenis-jenis uang yang digunakan seiring berjalanya waktu terus menyesuakan dengan kebutuhan. Jenis uang yang pertama, uang atas-unjuk (fiat money) adalah uang yang memliki nilai intrinsik. Kedua, uang komoditas (commodity money) adalah komoditas dengan nilai intrinsik sebagai uang. 22
N. Gregory Mankiw, op.cit, Hal. 145. “Uang adalah segala sesuatu yang berfungsi sebagai alat tukar yang diterima umum.” Paul A. Samuelson,op.cit, Hal. 186. 24 N. Gregory Mankiw, op.cit, Hal. 145-146. 23
22
Contoh dari uang ini adalah emas (standar emas). Emas menjadi uang komoditas karena bisa digunakan untuk berbagai tujuan misalnya sebagai perhiasan, penambal gigi, dan sebagai alat transaksi lainya. Standar emas berlaku di dunia selama akhir abat kesembilan belas.25 Uang memiliki dua kmponen suplai, uang transaksi (sempit) dan uang luas. Uang transaksi (sempit) merupakan jumlah koin dan uang kertas dalam peredaran di luar bank ditambah dengan deposit yang dapat di cekkan. Uang luas merupakanuang yang terdiri dari aset seperti rekening tabungan sebagai tambahan koin, uang kertas dan deposit yang dicekkan. 2.2.
Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian tentang Nilsi tukar valuta asing (kurs), Inflasi dan Nilai
Impor yang telah dilakukan oleh beberapa penelitian pada periode waktu yang berbeda dan memperoleh hasil yang berbeda memicu penulis untuk melakukan penelitian dengan beberapa variabel yang sama dengan waktu saat ini (2013), antara lain: Ester Rumondang H. Tua Lumban Gaol (2012) menelit tentang “Pengaruh Produk Domestik Bruto (Pdb), Nilai Tukar Rupiah Dan Inflasi Terhadap Nilai Impor Migas Dan Non Migas Indonesia Hasil penelitian menunjukkan bahwa PDB berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai total impor, nilai impor migas dan non migas”. Nilai tukar rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai total impor dan nilai impor non migas tetapi tidak signifikan terhadap nilai impor migas.
25
N. Gregory Mankiw, op.cit, Hal. 146.
23
Hanton (2002), berjudul “Pengaruh Produk Domestik Bruto, kurs dollar Amerika Serikat dan Tingkat Inflasi Terhadap Impor Total Di Indonesia 19831998”. Denganmenggunakan data 16 tahun dan pengolahan dengan bantuan program TSP mendapatkanhasil bahwa secara individu PDB dan tingkat inflasi dalam negeri berpengaruh nyata danpositif terhadap nilai impor total Indonesia. Untuk kurs dollar Amerika Serikat dan tingkat inflasi secara individu berpengaruh nyata dan positif terhadap nilai imporIndonesia." Sri Hartatik (2006), meneliti tentang “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Total Impor Indonesia tahun 1991-2005”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara serempak PDB, investasi, kurs dollar Amerika Serikat dan tingkat inflasi dalam negeri berpengaruh signifikan terhadap nilai total import Indonesia. Secara parsial PDB berpengaruh signifikan terhadap nilai total impor Indonesia , kurs dollar Amerika Serikat berpengaruh negatif terhadap nilai total impor Indonesia, investasi. Wulan Lestari (2006) juga melakukan penelitian tentang “Pengaruh PDB, Kurs Dolllar Amerika dan inflasi dalam negeri terhadap Nilai impor migas Indonesia Periode 1993-2005”. Kesimpulan yang diperoleh ternyata Produk Domestik Bruto (PDB), kurs dollar Amerika Serikat dan inflasi dalam negeri secara serempak berpengaruh signifikan terhadap nilai impor migas Indonesia . Produk Domestik Bruto (PDB) berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap nilai impor migas indonesia . Inflasi dalam negeri tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap nilai impor migas indonesia . Sedangkan Kurs Dollar Amerika Serikat tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap nilai impor migas indonesia periode 1993 – 2005.
24
Dari 4 (empat) penelitian terdahulu diatas, relevansinya dengan penelitan yang akan dilakukan oleh penuis adalah pada variabel bebas dan variabel terikatnya. Kesamaan inilah kemudian oleh penulis dijadikan pertimbangan dalm pembuatan hipotesis dan sekaligus membandingkan apakah ada kesamaan hasil dari kesimpulan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan 2.3.
Kerangka Dasar Pemikiran
Kurs Valuta Asing (X)
Nilai Impor (Y)
Gambar 2.1 Kerangka Dasar Pemikiran
Dari kerangka dasar pemikiran diatas, dapat dijelaskan bahwa variabel Kurs valuta asing (X) adalah variabel yang mempengaruhi (penjelas) dari variabel nilai impor (Y). Artinya, jika terjadi perubahan (fluktuasi) pada variabel kurs valuta asing, maka nilai impor turut terkena dampaknya. 2.4.
Definisi Operasional Variabel
2.4.1. Nilai Impor (NI) Impor yang dimaksud dalam penelitian ini adalah total impor Indonesia pada peride 2008-2012 (dalam satuan dolar Amerika) 2.4.2. Kurs Valuta Asing (KVA) Nilai tukar yang dimaksud dalampenelitian ini adalah nilai tukar rupiah terhap dolar Amerika peride 2008-2012 (dalam satuan rupiah).
25
2.5.
Hipotesis a. Hipotesis Kerja Pengaruh nilai tukar valuta asing (kurs) terhadap nilai impor adalah negatif. b. Hipotesis Statistik H0 : β1 = 0 H1 : β1 ≠ 0