6
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pernyataan Misi Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisa persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap produksi, penjualan dan pengiriman produk. Proses pengembangan yang tersusun dengan baik membantu dalam menjamin kualitas produk, melakukan koordinasi diantara anggota tim, merencanakan proyek pengembangan dan secara kontinyu memperbaiki proses. Proses pengembangan produk yang umum terdiri dari enam tahap. Proses ini diawali dengan suatu fase perencanaan, yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan pengembangan teknologi dan penelitian tingkat lanjut. Perencanaan produk melibatkan lima langkah proses sebagai berikut : 1. Identifikasi peluang 2. Evaluasi dan penentuan prioritas proyek 3. Alokasi sumber daya dan perencanaan waktu 4. Penyelesaian perencanaan proyek pendahuluan 5. Refleksikan hasil dan proses Output fase perencanaan adalah pernyataan misi proyek, yang merupakan input yang dibutuhkan untuk memulai tahap pengembangan
7
konsep dan merupakan suatu petunjuk untuk tim pengembangan. Sasaran yang telah terdefinisi dalam pernyataan visi produk mungkin sangatlah umum. Didalamnya tidak tercakup teknologi baru yang spesifik yang harusnya digunakan, atau apakah perlu untuk menyatakan sasaran dan batasan-batasan fungsi seperti produksi dan operasional pelayanan. Dalam rangka memberikan petunjuk yang jelas untuk organisasi pengembangan produk, biasanya tim memformulasikan suatu definisi yang lebih detil dari pasar
target
dan
asumsi-asumsi
yang
mendasari
operasional
tim
pengembangan. Keputusan-keputusan mengenai hal ini akan terdapat pada suatu pernyataan misi. Dalam melakukan pengembangan suatu produk kita perlu memiliki Pernyataan Misi (Mission Statement). Pernyataan misi adalah arah dari suatu pengembangan produk, dimana mencakup beberapa dari keseluruhan informasi berikut : •
Uraian Produk Ringkas Uraian ini mencakup manfaat produk utama untuk pelanggan namun menghindari penggunaan konsep produk secara spesifik. Mungkin saja berupa pernyataan visi produk.
•
Sasaran Utama Bisnis Sebagai
tambahan
sasaran
proyek
yang
mendukung
strategi
perusahaan, sasaran ini biasanya mencakup waktu, biaya, dan kualitas (contoh penentuan waktu pengenalan produk, performasi finansial yang diinginkan, target pangsa pasar).
8
•
Pasar Target Untuk Produk Terdapat beberapa pangsa pasar target untuk produk. Bagian ini mengidentifikasi
pasar
utama
dan
pasar
kedua
yang
perlu
dipertimbangkan dalam usaha pengembangan •
Asumsi – asumsi dan batasan – batasan untuk mengarahkan usaha pengembangan Asumsi – asumsi harus dibuat dengan hati – hati, meskipun mereka membatasi kemungkinan jangkauan konsep produk, mereka membantu untuk menjaga lingkup proyek yang terkelola, sehingga diperlukan informasi – informasi untuk pencatatan keputusan mengenai asumsi dan batasan.
•
Stakeholder Satu cara untuk menjamin bahwa banyak permasalahan pengembangan ditujukan untuk mendaftar secara eksplisit seluruh stakeholder dari produk, yaitu sekumpulan orang yang dipengaruhi oleh keberhasilan dan kegagalan produk. Daftar stakeholder dimulai dari pengguna akhir (pelanggan eksternal akhir) dan pelanggan eksternal yang membuat keputusan tentang produk. Stakeholder juga mencakup pelanggan produk yang mendampingi perusahaan, seperti tenaga penjual, organisasi pelayanan, dan departemen produksi. Daftar Stakeholder menyediakan suatu bayangan bagi tim untuk mempertimbangkan kebutuhan setiap orang yang akan dipengaruhi oleh produk.
9
Dalam membuat pernyataan misi, tim mempertimbangkan strategistrategi dari beberapa area fungsi pada perusahaan. Dengan banyaknya kemungkinan strategi fungsional yang harus dipertimbangkan, strategi manufaktur, pelayanan dan lingkungan telah memiliki pengaruh yang besar pada proyek. Seseorang dapat menanyakan mengapa strategi manufaktur, pelayanan dan lingkungan (sebagai contoh) seharusnya menjadi bagian dari pernyataan misi untuk suatu produk baru. Oleh karena itu, pernyataan misi seharusnya mencerminkan sasaran perusahaan dan batasnya. Dalam menyatakan asumsi-asumsi dan batasanbatasan sebagai bagian dari pernyataan misi, beberapa permasalahan yang perlu dipertimbangkan yaitu : •
Manufaktur
•
Pelayanan
•
Lingkungan
Karena pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan, suatu
“reality
check”
harus
dilakukan
sebelum
melalui
proses
pengembangan. Langkah awal ini adalah waktu untuk memperbaiki, paling tidak mereka menjadi lebih hebat dan bernilai sesuai dengan kemajuan proses pengembangan.
10
2.2 Kebutuhan Pelanggan 2.2.1 Pengertian Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Kegiatan
untuk
memahami
kebutuhan
pelanggan
sehingga
dihasilkan sekumpulan pernyataan pelanggan yang tersusun secara hirarki dengan
bobot
kepentingan,
untuk
dikomunikasikan
kepada
tim
pengembangan. Tujuan metode mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan secara menyeluruh adalah : •
Meyakinkan bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan pelanggan.
•
Mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan yang tersembunyi dan tidak terucapkan (Latent Needs) seperti halnya kebutuhan yang eksplisit.
•
Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk.
•
Memudahkan pembuatan arsip dari aktivitas identifikasi kebutuhan untuk proses pengembangan produk.
•
Menjamin tidak ada kebutuhan pelanggan penting yang terlupakan.
•
Menanamkan pemahan bersama mengenai kebutuhan pelanggan di antara anggota tim pengembangan.
Aktivitas identifikasi kebutuhan pelanggan dalam hubungan dengan aktivitas pengembangan konsep lain.
11
Gambar 2.1 Aktivitas Pengembangan Produk 2.2.2 Tahap – tahap Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Identifikasi kebutuhan pelanggan sendiri adalah sebuah proses yang dibagi menjadi lima tahap. tahap tersebut adalah : 1. Mengumpulkandata pelanggan 2. Menginterprestasikan data mentah menjadi data pelanggan 3. mengorganisasikankebutuhan menjadi Hierarki 4. Menetapkan kepentingan relatif tiap kebutuhan 5. Merefleksikan hasil dan proses 2.2.2.1 Mengumpulkan Data Mentah dari Pelanggan Konsisten dengan filosofi dasar, yaitu “ menciptakan jalur informasi yang berkualitas dari pelanggan”, maka proses pengumpulan data yang dipaparkan dibawah ini akan mencakup kontak dengan pelanggan dan mengumpulkan pengalaman dari lingkungan pengguna produk. Tiga metode yang biasa digunakan adalah : 1. Wawancara : Satu atau lebih anggota tim pengembang berdiskusi mengenai kebutuhan dengan seorang pelanggan. Wawancara
12
biasanya dilakukan pada lingkungan pelanggan dan berlangsung sekitar 1 sampai 2 jam. 2. Kelompok Fokus : Moderator memfasilitasi suatu diskusi kelompok yang disebut kelompok focus selama 2 jam. 3. Observasi produk pada saat digunakan : Mengamati pelanggan menggunakan produk atau melakukan pekerjaan yang sesuai dengan tujuan produk tersebut diciptakan, dapat memberikan informasi yang penting mengenai kebutuhan pelanggan.
2.2.2.2 Menginterpretasi Data Mentah Menjadi Kebutuhan Pelanggan Kebutuhan pelanggan diekspresikan sebagai pernyataan tertulis dan merupakan hasil interpretasi kebutuhan yang berupa data mentah yang diperoleh dari pelanggan. Setiap pernyataan atau hasil observasi (seperti tertulis pada kolom kedua pada template data) dapat diterjemahkan menjadi nomor berapa pun sebagai kebutuhan pelanggan. Griffin dan Hauser menemukan bahwa beberapa analis mungkin saja menterjemahkan wawancara yang sama menjadi kebutuhan yang berbeda, sehingga akan berguna memiliki lebih dari satu anggota tim untuk melaksanakan proses penterjemahan. Dibawah ini diberikan 5 petunjuk untuk menulis pernyataan kebutuhan pelanggan. Dua yang pertama adalah penting dan mendasar untuk melakukan terjemahan yang efektif, tiga
13
lainnya adalah untuk meyakinkan konsistensi dari kosakata dan gaya terjemahan diantara semua anggota tim. •
Ekspresikan Kebutuhan sebagai “Apa yang harus dilakukan produk”, bukan
“Bagaimana
melakukannya”
Pelanggan
sering
mengekspresikan kesenangannya dengan menguraikan konsep solusi, atau pendekatan untuk implementasi, akan tetapi pernyataan kebutuhan haruslah diekspresikan secara independent dari solusi teknologi tertentu. •
Ekspresikan kebutuhan sama spesifiknya seperti data mentah. Kebutuhan dapat diekspresikan pada berbagai tingkatan spesifik. Untuk menghindari kehilangan informasi, ekspresikan kebutuhan pada tingkatan detail yang sama seperti data mentah.
•
Gunakan pernyataan positif, bukan negative. Perubahan yang berurutan dari kebutuhan menjadi spesifikasi produk lebih mudah dilakukan jika kebutuhan diekspresikan sebagai pernyataan positif. Ini bukan aturan yang kaku, karena kadang-kadang pernyataan positif kurang tepat dipakai untuk situasi tertentu. Sebagai contoh, salah satu pernyataan dari kebutuhan “Obeng tidak mengupas kepala sekrup”. Kebutuhan tersebut lebih baik jika diekspresikan dalam bentuk negatif.
•
Ekspresikan kebutuhan sebagai atribut dari produk. Mengungkapkan kebutuhan sebagai pernyataan tentang produk menjamin konsistensi
14
dan mendukung proses perubahan menjadi spesifikasi produk. Tidak semua kebutuhan dapat dengan mulus diekspresikan sebagai atribut dari produk, dan dalam kasus ini kebutuhan dapat diekspresikan sebagai atribut dari pengguna produk (Contoh : Pengguna dapat menerapkan tenaga putaran secara manual pada obeng untuk memasang sekrup) •
Hindari kata-kata “harus” dan “mesti”. Kata-kata harus dan mesti menyiratkan
tingkat
kepentingan
dari
kebutuhan.
Tingkat
kepentingan setiap kebutuhan nantinya akan ditentukan dengan menggunakan skala, dan akan dijelaskan pada langkah ke-4. Daftar kebutuhan pelanggan merupakan susunan final dari semua kebutuhan final yang diperoleh dari wawancara pelanggan yang dilakukan terhadap target pasar. Beberapa kebutuhan secara teknologi mungkin tidak dapat direalisasikan. Kendala kelayakan teknikal dan ekonomis akan dirangkum dan dipertimbangkan pada proses menetapkan spesifikasi produk. Pada beberapa kasus pelanggan akan mengekspresikan kebutuhan yang saling bertentangan. Pada tahap ini tim tidak harus memecahkan pertentangan yang terjadi, tetapi cukup mendokumentasikan kedua kebutuhan. Memutuskan bagaimana menyelesaikan pertentangan antara kebutuhan adalah tantangan yang akan diselesaikan pada tahap selanjutnya dari aktivitas pengembangan konsep.
15
2.2.2.3 Mengorganisasikan Kebutuhan Menjadi Hierarki Prosedur mengorganisasikan kebutuhan menjadi daftar hierarki merupakan proses yang intuitif, dan banyak tim yang dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik tanpa adanya petunjuk yang detail. Secara keseluruhan,
dibawah
ini
disediakan
tahap-tahap
prosedur
untuk
mengelompokan kebutuhan menjadi hierarki. Aktivitas ini sebaiknya dilakukan bersama-sama oleh sekelompok kecil anggota tim pada meja kerja yang cukup luas. Tahap-tahap tersebut adalah : 1. Tuliskan setiap pernyataan kebutuhan pada kartu-kartu atau secarik kertas yang terpisah. 2. Kurangi pernyataan kebutuhan yang sama atau tidak dibutuhkan lagi. 3. Kelompokkan kartu-kartu berdasarkan kesamaan kebutuhan yang diekspresikan. 4. Untuk setiap grup berikan nama / label. 5. Pertimbangkan untuk mengelompokan grup yang dihasilkan menjadi super grup yang terdiri dari 2 sampai 5 grup. Periksa dan edit kembali pernyataan kebutuhan yang telah disusun. 2.2.2.4 Menetapkan Kepentingan Relatif setiap Kebutuhan Daftar hierarki saja tidak memberikan informasi mengenai tingkat kepentingan relative yang dirasakan pelanggan terhadap kebutuhan yang berbeda-beda. Sementara itu tim pengembang harus membuat prioritas pilihan dan mengalokasikan sumber daya dalam mendesain produk. Tingkat
16
kepentingan relative bermacam-macam kebutuhan adalah penting untuk membuat prioritas pilihan tidak salah. Derajat kepentingan yang dirasakan konsumen terhadap kebutuhan berbeda-beda, maka kami membuat derajat kepentingan berupa nilai untuk setiap kebutuhan sehingga konsumen tidak salah dalam memilih suatu produk dan tanpa mempertimbangkan produk. Derajat kepentingan setiap kebutuhan dapat dinyatakan dalam berbagai cara, yaitu nilai rata-rata, standar deviasi, dan jumlah respon dari konsumen. Pada tabel dibawah ini, derajat kepentingan kebutuhan didapat dari hasil respon kebutuhan konsumen (kuesioner). Skala 1 sampai 5 digunakan sebagai nilai kepentingan setiap kebutuhan. 2.2.2.5 Merefleksikan Hasil dan Proses Langkah terakhir pada metoda indentifikasi kebutuhan pelanggan adalah menggambarkan kembali hasil dan proses. Walaupun proses indentifikasi
kebutuhan
pelanggan
merupakan
suatu
metode
yang
terstruktur, metode tersebut bukanlah ilmu pasti. Tim harus menguji hasilnya untuk meyakinkan bahwa hasilnya tersebut konsisten dengan pengetahuan dan intuisi yang telah dikembangkan melalui interaksi yang cukup lama dengan pelanggan.
17
2.3
Konsep Awal dan Spesifikasi Akhir Produk 2.3.1
Konsep Produk
Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja, dan bentuk produk. Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Sebuah konsep biasanya diekspresikan sebagai sebuah sketsa atau sebagai sebuah model 3 dimensi secara garis besar dan seringkali disertai sebuah uraian gambar. Sebuah produk dapat memuaskan pelanggan dan dapat sukses dipasaran bergantung pada nilai yang tinggi untuk ukuran kualitas yang mendasari konsep. Proses penyusunan konsep dimulai dengan serangkaian kebutuhan pelanggan dan spesifikasi target, dan diakhiri dengan terciptanya beberapa konsep produk sebagai sebuah pilihan akhir. Penyusunan konsep yang baik memberi keyakinan pada tim bahwa seluruh kemungkinan telah digali. Dengan menggali banyak konsep alternatif pada awal proses pengembangan, kemungkinan tim akan terlambat menemukan sebuah konsep yang superior atau seorang pesaing akan mengenalkan sebuah produk dengan penampilan yang lebih baik terlebih dahulu, akan sangat berkurang.
18
2.3.2 Langkah-langkah Penyusunan Konsep Awal Jika tahap-tahap sebelumnya telah dilaksanakan, maka tim pengembangan selanjutnya melakukan penyusunan konsep dengan tahaptahap sebagai berikut : 1. Mendesain Konsep-konsep produk Perancangan alternative-alternative konsep yang mungkin sesuai dengan kebutuhan pelanggan, yang merupakan gabungan dari penelitian eksternal, pemecahan kreatif oleh tim, dan penelitian sistematis. Setiap konsep diwakili oleh sketsa dan teks uraian singkat. Secara garis besar penyusunan konsep yang ada yang terdiri dari lima langkah yaitu : •
Memperjelas masalah
Mencakup pengembangan sebuah pengertian umum dan pemecahan sebuah masalah menjadi submasalah •
Pencarian Eksternal
Bertujuan untuk menemukan pemecahan keseluruhan masalah dan submasalah yang ditemukan selama langkah memperjelas masalah. •
Pencarian Internal
Pencarian internal merupakan penggunaan pengetahuan dan kreativitas dari tim dan pribadi untuk menghasilkan konsep solusi. •
Menggali secara sistematis
Dapat menggunakan metode pohon klasifikasi ataupun tabel kombinasi
19
•
Merefleksikan pada hasil dan proses
Memilih Konsep Produk Merupakan kegiatan dimana setiap konsep dianalisis dan secara berturut-turut dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang paling menjanjikan. 2. Menguji Konsep Produk Satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan pelanggan telah terpenuhi, memperkirakan potensi pasar produk, dan mengidentifikasi beberapa kelemahan yang harus diperbaiki selama proses pengembangan. Konsep yang telah dipilih kemudian diuji untuk dilanjutkan pada tahap selanjutnya yaitu arsitektur produk hingga pada tahap pembuatan prototype. Ada 7 tahapan pengujian yaitu : Mendefinisikan maksud pengujian konsep, memilih populasi survei, memilih format survei, mengkomunikasikan konsep, mengukur respons pelanggan, menginterpretasikan hasil, dan merefleksikan hasil dan proses. 2.3.3
Spesifikasi Akhir Produk
Setelah kita mengetahui kebutuhan pelanggan, maka tahap selanjutnya yaitu menetapkan spesifikasi produk dan target yang merupakan harapan tim mengenai bagaimana produk tersebut bekerja, dengan memberikan suatu metrik (besaran) serta nilai-nilai batas dan ideal untuk tiap spesifikasi. Spesifikasi produk menjelaskan tentang hal – hal yang harus
20
dilakukan oleh sebuah produk. Spesifikasi ini terdiri dari metrik dan nilai metrik. Nantinya spesifikasi ini diperbaharui untuk disesuaikan dengan batasan-batasan pada konsep produk. Proses pembuatan target spesifikasi terdiri dari 4 langkah : •
Menyiapkan gambar metrik, dan menggunakan matriks-metrik kebutuhan, jika diperlukan. Metrik yang baik adalah yang merefleksikan secara langsung nilai produk yang memuaskan kebutuhan pelanggan. Matriks kebutuhanmetrik (needs-metrics matrix) memperlihatkan hubungan antara kebutuhan metrik.
•
Mengumpulkan informasi tentang pesaing
•
Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap metrik.
•
Merefleksikan hasil dan proses. Spesifikasi yang awalnya hanya berupa pernyataan target dalam selang
nilai tertentu, sekarang diperbaiki dan dibuat lebih tepat. Dalam menentukan spesifikasi akhir terdapat lima langkah yaitu : 1.
Mengembangkan model-model teknis suatu produk
2.
Mengembangkan model biaya suatu produk
3.
Memperbaiki spesifikasi, membuat trade-off jika diperlukan
4.
Menentukan spesifikasi yang sesuai
5.
Mencerminkan hasil dan proses
21
Menentukan spesifikasi akhir sangat sulit karena adanya trade-offs, yaitu hubungan berlawanan antara dua spesifikasi yang sudah melekat pada konsep produk yang terpilih. misalnya seperti trade-off antar biaya dan bahan. Tahap paling sulit untuk memperbaiki spesifikasi adalah memilih metode agar trade-off dapat terpecahkan.
2.4 Arsitektur Produk 2.4.1
Skema Produk Arsitektur Produk merupakan skema elemen-elemen fungsional dari produk yang disusun menjadi chunk yang bersifat fisikal dan menjelaskan bagaimana setiap chunk tersebut berinteraksi. Oleh karena itu pembuatan skema suatu produk merupakan salah satu langkah yang pertama kali harus dilakukan sebagai bagian dari tahapan arsitektur produk. Skema itu sendiri adalah diagram yang menggambarkan pengertian tim terhadap elemenelemen penyusun produk. Sebuah produk terdiri dari elemen fungsional dan elemen fisik. Elemen-elemen fungsional dari produk terbagi lagi atas operasi dan transformasi yang menyumbang terhadap kinerja keseluruhan produk. Pada akhir fase pengembangan konsep, beberapa elemen yang dituliskan pada skema berupa elemen-elemen fisik. Beberapa elemen berhubungan dengan komponen-komponen kritis. Namun beberapa elemen tetap diuraikan secara fungsional, yaitu elemen-elemen fungsional produk yang belum diubah menjadi konsep fisik atau komponen. Elemen-elemen
22
yang belum diubah menjadi konsep fisik atau komponen tersebut umumnya merupakan inti dari konsep dasar produk yang harus didesain dan diseleksi oleh tim. Sementara elemen lain yang tetap tidak dispesifikasikan menjadi konsep fisik biasanya merupakan fungsi tambahan sebuah produk. Skema harus mencerminkan pemahaman tim yang terbaik mengenai kondisi produk, Namun bukan berarti skema harus mengandung setiap detail yang dipikirkan. Detail-detail ini maupun elemen fungsional yang lebih rinci lainnya akan ditangguhkan sampai langkah selanjutnya. Aturan yang baik adalah menempatkan kurang dari 30 elemen ke dalam skema untuk pembuatan arsitektur produk. Jika produk merupakan sistem yang kompleks, yang melibatkan ratusan elemen fungsional, akan hilangkan beberapa elemen yang tidak penting dan kelompokan elemen lainnya menjadi fungsi dengan tingkatan yang lebih tinggi untuk dikomposisikan. Skema tidak dibuat secara spesifik. Pilihan spesifik yang dibuat pada waktu membuat skema, seperti pilihan elemen fungsional maupun penyusunannya, akan sedikit mempengaruhi arsitektur produk. Karena umumnya terdapat ruang gerak yang luas pada skema, tim seharusnya menghasilkan beberapa alternatif dan memilih pendekatan yang akan mendukung upaya ini.
23
2.5 Disain Industri 2.5.1
Perkiraan Biaya untuk Desain Industri Untuk menilai pentingnya desain industri suatu produk tertentu, dimulai dengan mengulang beberapa statistik investasi. Lalu menentukkan dimensi suatu produk yang mempunyai desain industri yang baik. Total biaya desain ndustri dan persentase anggaran pengembangan produk yang diinvestasikan untuk desain industri diperlihatkan pada para pemakai produk dan industri yang menghasilkan berbagai produk. Statistik ini harus memberikan tim desain mengenal ide kasar tentang berapa banyak investasi desain industri yang diperlukan untuk sebuah produk baru. Manajer sering ingin mengetahui, suatu produk secara spesifik atau untuk operasional bisnis secara umum, berapa banyak usaha yang harus diinvestasikan dalam desain industri. Ketika kita mengalami kesukaran dalam menjawab pertanyaan ini, kita dapat menawarkan beberapa pandangan dengan mempertimbangkan biaya dan keuntungan. Biaya-biaya ID termasuk biaya langsung, biaya manufaktur, dan biaya waktu, dijelaskan dibawah ini: •
Biaya langsung adalah biaya jasa ID. Kuantitas biaya ini ditentukan oleh jumlah desainer yang digunakan, jangka waktu/ durasi proyek, jumlah model yang diperlukan, dan ditambah pula biaya material serta pengeluaran yang berhubungan dengan lainnya.
24
•
Biaya manufaktur adalah biaya pengeluaran untuk menerapkan detail produk yang diciptakan melalui ID. Sentuhan akhir permukaan, bentuk gaya, kekayaan, warna, dan masih banyak lagi detail desain dapat diterapkan secara praktis tanpa biaya, khususnya jika detail ID dilibatkan cukup awal dalam proses. Kenyataannya, beberapa ID sebenarnya dapat mengurangi biaya manufaktur terutama ketika desainer industri bekerja dekat dengan ahli-ahli manufaktur.
•
Biaya waktu adalah hukuman dihubungkan dengan perpanjangan waktu kerja. Ketika desainer industri berusaha untuk memperbaiki ergonomic dan estetis suatu produk, pengulangan banyak desain dan/ atau prototype akan diperlukan. Ini mungkin menyebabkan adanya penundaan dalam perkenalan produk, yang tentunya mempunyai biaya ekonomi. Untuk produk dengan interaksi pemakai relatif sedikit akan
memakan biaya yang sedikit pula. Dan sebaliknya produk yang sangat terlihat dan interaktif memerlukan usaha desain industri yang sangat besar. Biaya relatif untuk desain industri sebagai bagian dari seluruh anggaran pengembangan juga memperlihatkan jangkauan yang luas. Untuk produk yang secara teknis memerlukan keahlian, biaya desain industri menjadi tidak berarti dibandingkan biaya teknik dan pengembangan lain. Hal ini tidak disarankan, bukannya desain industri tidak penting untuk produk-produk
25
seperti itu hanya disarankan pengembangan fungsi yang lain jauh lebih besar biayanya. Secara pasti kesuksesan desain baru sangat bergantung kepada daya tarik estetis dan kualitas dari antar muka pengguna. Dua dimensi ini banyak ditentukan oleh desain industri.
2.6 DFM (Design for Manufacturing) 2.6.1
Pelengkap Awal 2.6.1.1 Lokasi dan Kapasitas Lokasi pabrik yang akan kami bangun terletak pada daerah sub urban yaitu di daerah Cikarang, Tangerang. Alasan kami memilih daerah suburaban karena lahan yang tersedia pada daerah suburban lebih luas yang memungkinkan untuk dapat berdirinya suatu pabrik selain itu daerah suburban terletak dipinggiran kota yang jauh dari keramaian kota, memungkinkan suatu pabrik berada dilokasi strategis diantara daerah pemasok dan daerah pemasaran. Aliran pendistribusian barang dari produsen ke konsumen ataupun sebaliknya, dari pemasok kepada produsen diharapkan dapat tercapai secara efektif. Berikut ini terdapat faktor-faktor penting yang menjadi prioritas dan pertimbangan utama kami dalam memilih lokasi pendirian yang tepat untuk pabrik kami, yaitu sebagai berikut :
26
- Supplier bahan baku Pemasok bahan baku lebih dekat dengan pabrik agar biaya transportasi dapat diminimalis. Hal ini akan dapat memberikan kemudahan dalam hal akses dan relasi dengan pihak pemasok (supplier) terutama untuk bahan baku tertentu yang harus didistribusikan dari luar daerah. - Tenaga kerja Salah satu faktor yang juga berpengaruh terhadap cost atau biaya manufaktu
yaitu
penggunaan
tenaga
kerja.
Berdasarkan
pertimbangan, tenaga kerja dari daerah sub-urban lebih murah dibandingkan dengan daerah kota selain itu tenaga kerja lebih mudah didapat dikarenakan jumlah ternaga kerja lebih banyak dan membantu mengadakan lahan pekerjaan. - Transportasi Alasan kami memilih letak pabrik yang berada dipinggir kota karena jarak yang tidak terlampau jauh dengan kota yang menjadi tujuan pemasaran, dan juga tidak jauh dari perusahaan pemasok bahan pelengkap selain itu transportasi untuk para pekerja masih dapat terjangkau. - Power supply Biaya listrik di daerah sub-urban lebih murah hal ini tentunya juga menjadi pertimbangan yang juga sangat penting untuk diperhatikan
27
karena sebuah pabrik dengan proses produksi yang kontinyu pasti membutuhkan tenaga listrik yang cukup besar dengan demikian harus diperhatikan factor biaya yang dikeluarkan untuk keperluan penunjang ini. selain itu pemilihan pabrik didaerah pinggiran juga dimaksudkan agar tidak mengganggu kesehatan lingkungan sekitar, dikarenakan lahan lebih luas dan sedikit jauh dari pemukiman penduduk. - Infrastructure Keperluan untuk infrastruktur juga perlu diperhatikan. Jalan, saluran air, dan lainnya harus tersedia untuk menunjang kelancaran aktivitas pabrik. - Pajak Pajak daerah sub-urban pada umumnya lebih murah dibandingkan di daerah kota karena lokasi pabrik terletak didaerah pinggiran kota dimana sistem tarif pajak masih dapat bersifat fleksibel. - Perijinan dan hukum Oleh karena lokasi suburban pada umumnya merupakan sentra kegiatan perindustrian, dengan demikian tidak begitu sulit bagi pendiri pabrik untuk mendapatkan perijinan yang sah dari pemerintah untuk dapat mendirikan pabrik dengan syarat keamanan lingkungan yang terjaga.
28
- Air dan Limbah Industri Hal ini juga menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi kelangsungan aktivitas perindustrian dimana air menjadi kebutuhan utama yang tak terhindarkan, terlepas dari itu semua keberadaan saluran pembuangan limbah yang memadai dan aman terhadap lingkungan sekitar juga menjadi alasan yang penting dalam pendirian pabrik, apalagi jika pabrik tersebut dapat mengolah limbah industrinya menjadi limbah buangan yang aman terhadap lingkungan sekitar. - Kapasitas Industri Kapasitas dalam hal ini dimaksudkan sebagai kapasitas lokasi tempat pendirian pabrik untuk menjalankan aktivitas yang nantinya akan menjadi jantung aktivitas untuk dapat memproduksi barang dengan kapasitas produksi yang diharapkan.
2.7 Prototype 2.7.1
Pelengkap Awal Prototipe dapat didefinisikan sebagai sebuah penaksiran produk melalui satu atau lebih dimensi yang menjadi perhatian. Prototipe dapat berguna diklasifikasikan di antara dua dimensi yaitu : - Dimensi yang pertama
29
Adalah tingkat dimana sebuah prototipe merupakan bentuk fisik sebagai lawan dari analitik. Prototipe fisik merupakan benda nyata yang dibuat untuk memperkirakan produk. Contoh prototipe fisik adalah model yang tampilannya seperti produk, bukti bahwa prototipe konsep digunakan untuk menguji sebuah pemikiran secara cepat, dan hardware percobaan digunakan untuk membenarkan fungsi dari sebuah produk. Prototipe analitik menampilkan produk yang tidak nyata, biasanya matematis, cara. Aspek yang menarik adalah produk dianalisis daripada dibuat. Contoh prototipe analitik meliputi simulasi komputer, sistem persamaan penulisan pada kertas komputer, dan model komputer geometrik tiga dimensi. - Dimensi yang kedua Adalah tingkatan di mana sebuah prototipe merupakan prototipe yang menyeluruh sebagai lawan dari terfokus. Prototipe yang menyeluruh mengimplementasikan sebagian besar atau semua atribut dari produk. Sebuah contoh prototipe menyeluruh adalah yang diberikan kepada pelanggan untuk mengidentifikasikan kekurangan dari desain sebelum memutuskan diproduksi. Prototipe terfokus mengimplementasikan satu atau sedikit sekali atribut dari produk. Contoh prototipe terfokus adalah model busa, untuk menggali bentuk dari prototipe dan kabel melilit pada papan sirkuit untuk memeriksa tampilan elektronik dari sebuah rancangan produk.
30
Prototipe terfokus merupakan prototipe fisik ataupun analitik. Namun untuk produk fisik, prototipe menyeluruh biasanya merupakan prototipe fisik. Prototipe digunakan untuk empat tujuan yaitu : - Pembelajaran Prototipe sering digunakan untuk menjawab dua tipe pertanyaan “Akankah dapat bekerja ?” dan “Sejauh mana dapat memenuhi kebutuhan pelanggan?”. Saat harus menjawab pertanyaan semacam ini, prototipe diperlakukan sebagai alat pembelajaran. - Komunikasi Prototipe memperkaya komunikasi dengan manajemen puncak, penjual, mitra, keseluruhan anggota tim, pelanggan, dan investor. Hal ini benar karena sebuah gambaran, alat, tampilan tiga dimensi dari produk lebih mudah dimengerti daripada sebuah penggambaran verbal, bahkan sebuah sketsa produk sekalipun. - Penggabungan Prototipe digunakan untuk memastikan bahwa komponen-komponen dan subsistem-subsistem dari produk bekerja bersamaan seperti yang diharapkan. Prototipe fisik menyeluruh paling efektif sebagai alat penggabungan dan keberhubungan fisik dari seluruh bagian dan subassemblies yang membentuk sebuah produk. Jika kombinasi beberapa komponen produk bercampur dengan keseluruhan fungsi produk,
masalah
yang
mungkin
diketahui
hanya
melalui
31
penggabungan fisik pada prototipe menyeluruh. Nama yang umum untuk prototipe fisik menyeluruh ini adalah prototipe percobaan, prototipe alpha, beta dan prototipe praproduksi. Prototipe juga membantu menggabungkan perspektif dari fungsi yang berbeda yang ditampilkan pada tim pengembangan produk. - Milestones Prototipe digunakan untuk mendemonstrasikan bahwa produk telah mencapai tingkat kegunaan yang diinginkan. Prototipe milestone menyediakan hasil nyata, memperlihatkan kemajuan dan disiapkan untuk menjalankan jadwal. Prinsip pembuatan prototipe : - Prototipe analitik umumnya lebih fleksibel dibandingkan prototipe fisik - Prototipe fisik dibutuhkan untuk menemukan fenomena yang tidak dapat diduga. - Sebuah prototipe dapat mengurangi resiko iterasi yang merugikan. - Sebuah prototipe dapat memperlancar langkah pengembangan lainnya - Sebuah prototipe dapat menstrukturisasi ketergantungan tugas. Ada
metode
dengan
empat
langkah
yang
digunakan
untuk
merencanakan sebuah prototipe selama usaha pengembangan produk. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut : 1. Menetapkan tujuan prototipe. 2. Menetapkan tingkat perkiraan konsep.
32
3. Menggariskan rencana percobaan. 4. Membuat jadwal untuk perolehan, pembuatan dan pengujian. Perencanaan milestone merupakan bagian integral dari menerapkan rencana proyek pengembangan produk secara keseluruhan. Tim akan memilih untuk membuat sedikit kemungkinan prototipe milestone karena merancang, membuat dan menguji prototipe menghabiskan sejumlah besar waktu dan uang. Tim harus mempertimbangkan menggunakan prototipe alpha, beta, dan praproduksi sebagai milestone. Tim seharusnya kemudian mempertimbangkan apakah milestone ini ada yang dapat dikurangi atau apakah pada kenyataannya dibutuhkan prototipe tambahan. Prototipe alpha khususnya digunakan untuk menilai apakah produk bekerja seperti yang diharapkan. Bagian-bagian dalam prototipe alpha biasanya sama dalam hal material dan bentuk geometrinya dengan bagianbagian yang akan digunakan pada versi produk hasil produksi. Namun biasanya bagian-bagian itu dibuat dengan proses produksi prototipe. Prototipe beta khususnya digunakan untuk menilai reliabilitas dan untuk mengidentifikasi kesalahan dalam produk. Bagian-bagian dalam prototipe beta biasanya dibuat dengan proses produksi yang sebenarnya atau disuplai oleh pemasok bagian tersebut, tapi produk biasanya telah dirakit dengan fasilitas perakitan akhir berikutnya. Prototipe praproduksi merupakan produk pertama yang diproduksi dengan proses produksi keseluruhan. Pada titik ini proses produksi belum
33
beroperasi pada kapasitas penuh, tapi membuat produk dengan jumlah terbatas. Prototipe ini digunakan untuk memeriksa kapabilitas proses produksi, digunakan untuk pengujian lebih lanjut, dan seringkali diberikan kepada pelanggan pilihan.