9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kualiatas Pembelajaran Guru. a. Pengertian Kualitas Pembelajaran. Istilah kualitas berasal dari bahasa inggris (Quality) dan sepadan dengan kata mutu dalam bahasa Indonesia, merupakan istilah yang sudah tidak asing atau dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Kata ini biasanya didahului atau dibarengi dengan kata lain, seperti kualitas ekspor, kualitas impor, kualitas keimanan, kualitas kecerdasan, guru yang berkualitas, siswa yang berkualitas, dan lain sebagainya. Jadi kualitas adalah tingkatan atau baik buruknya sesuatu baik yang berupa benda atau manusia. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kualitas adalah ukuran baik buruk, mutu, taraf, kadar, atau derajat dari kecerdasan, kepandaian dan sebagainya.1 Sedangkan menurut Nana Sudjana, pengertian secara umum dapat diartikan suatu gambaran yang menjelaskan mengenai baik buruk hasil yang dicapai para siswa dalam proses pendidikan yang dilaksanakan.2 Adapun
pembelajaran
dapat
diartikan
sebagai
sebuah
usaha
mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar 1 2
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (DEPDIKBUD, 1983) Cet,2, h.179 Nana Sudjana, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 1989), Cet.ke-3. h.87
10
dengan sendiri.3 Melalui pembelajaran akan terjadi proses pengembangan moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Pembelajaran berbeda dengan mengajar yang
pada
prinsipnya
menggambarkan
aktivitas
guru,
sedangkan
pembelajaran menggambarkan aktivitas peserta didik. Menurut kajian S. Nasution bahwa hingga saat ini terdapat tiga macam pembelajaran yang sering disalah artikan dengan pengertian mengajar. Pertama, mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada peserta didik, dengan tujuan agar pengetahuan tersebut dapat dikuasai dengan sebaikbaiknya oleh peserta didik. Mengajar pada tipe ini dianggap berhasil jika peserta didik menguasai pengetahuan yang ditransferkan oleh guru sebanyakbanyaknya. Kedua, mengajar adalah menyampaikan kebudayaan kepada peserta didik. Definisi kedua ini pada intinya sama dengan definisi pertama yang menekankan pada guru sebagai pihak yang aktif. Ketiga, mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaikbaiknya dan menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar.4 Definisi mengajar model pertama dan kedua pada sebagian besar masyarakat tradisional masih banyak digunakan. Hasilnya adalah peserta didik banyak menguasai bahan pelajaran, namun mereka tidak tahu cara menggunakan dan mengembangkannya. Sementara itu, mengajar model ketiga, kini mulai banyak digunakan, terutama pada lembaga-lembaga pendidikan modern. Hasilnya adalah peserta didik tidak hanya menguasai bahan pelajaran tersebut, melainkan mengetahui asal usulnya, cara mendapatkan dan mengembangkanya. b. Pengertian kualitas guru Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia istilah guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (Mata Pencahariannya) mengajar. Selain itu terdapat kata tutor yang berarti guru pribadi yang mengajar dirumah, 3
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Media Group.2009)h. 85 4 S. Nasution. Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Akasara, 1995), h. 4
11
mengajar ekstra, memberi les tambahan pelajaran. Dan dalam istilah bahasa Arab banyak kata yang mengacu kepada pengertian guru dan sangatlah beragam mulai dari kata “Muallim” yang berarti orang yang mengetahui.5 Merujuk kepada pengertian-pengertian di atas maka pengertaian kualitas guru adalah tingkatan mutu seorang pendidik dalam memberikan pendidikan dan pembelajaran kepada siswanya guna memenuhi kewenangan dan tanggung jawabnya baik di sekolah maupun di luar sekolah. Sementara itu dalam undang-undang no 14 tahun 2005 menyebutkan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidkan dasar dan pendidikan menengah. Disamping itu guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang pendidikan dasar, pendidkan menengah, dan pendidikan anak usia didni pada jalur pendidikan formal yang diangkat dengan peraturan perungang-undangan, dan guru wajib memilki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memilki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.6
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran. Dalam hal pembelajaran harus ditunjang dengan sebaik-baiknya dan selengkap-lengkapnya agar proses pembelajaran menjadi lancar, adapun halhal yang dapat menunjang proses pembelajaran tersebut diantaranya adalah : 1. Pengetahuan 2. Kemampuan Membuat Perencanaan Pembelajaran. 3. Kemampuan Menggunakan Media atau Alat Bantu Pelajaran 4. Kemampuan Menggunakan Metode 5. Kemampuan Mengelola Kelas. 5
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid, Studi Pemikiran Tasawuf Imam Al-Ghazali, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), cet ke-1, hal 41. 6 E. Mulyana, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung , Remaja Rosdakarya, 2008), hal, 227.
12
6. Kemampuan Mengevaluasi Dan ada beberapa faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran diantaranya: 1. Peserta didik (RAW INPUT) a. Faktor intern 1. Faktor jasmani, meliputi faktor kesehatan, kebugaran tubuh. Siswa yang sehat badannya akan lebih baik hasil belajarnya dari siswa yang sakit. 2. Faktor psikologis, diantaranya yang amat berpengaruh adalah intelegensia,
perhatian,
minat,
bakat,
motif,
kematangan,
kesiapan,dan kelelahan. b. Faktor ekstern Di antara faktor ekstern itu adalah: 1.Keluarga Dalam keluarga yang menjadi penanggung jawab adalah orang tua, keluarga sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. 2.Faktor sekolah Faktor sekolah juga tidak kalah pentingnya didalam menciptakan kondisi pembelajaran yang baik, meliputi guru, sarana, kurikulum dan lingkungan sekolah hubungan guru dengan siswa. 3.Faktor masyarakat Karena peserta didik hidup berkecimpung di tengah-tengah masyarakat, maka lingkungan masyarakat sangat berpengaruh bagi peserta didik. 4. Sarana dan Fasilitas Pembelajaran akan lebih sukses lagi apabila peserta didik terlibat secara fisik dan phisikis. Seorang siswa yang hanya mendengar dari gurunya tentang cerita, sangat jauh bedanya apabila si guru dapat memperlihatkan gambar. Contoh nya apabila mengajarkan tentang shalat, akan lebih baik lagi apabila guru menggunakan gambar orang yang sedang shalat.
13
2. Pendidik Seperti yang telah diungkapakan diatas bahwa guru adalah faktor pendidikan yang amat penting sebab ditangan guru yang berkompeten metode, kurikulum, alat pembelajaran lainnya akan hidup dan berperan. 3. Lingkungan Lingkungan ada dua macam, lingkungan fisik dan linkungan social, lingkungan fisik yakni suasana dan keadaan berlangsungnya pendidikan. Lingkungan sosial yakni iklim dan suasana pendidikan.7
e. Macam-macam pendekatan dalam pendidikan agama Islam Didalam Pendidikan Islam umumnya dan Pendidikan Agama Islam khususnya dalam mengajarkan materi PAI untuk mencapai tujuan pembelajaran digunakan berbagai macam pendekatan, Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam Pendidikan Agama Islam diantaranya yaitu: 1.
Pendekatan Pembiasaan
2.
Pendekatan Emosional
3.
Pendekatan Rasional
4.
Pendekatan Keteladanan
5.
Pendekatan Fungsional.8
Sementara itu Armai Arif mengemukakan berbagai macam pendekatan dalam Pendidikan Agama Islam yakni : 1. Pendekatan Filosofis 2. Pendekatan Induksi-deduksi 3. Pendekatan Fungsional 4. Pendekatan Emosional9
7
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia,
8
Ramayulis, Metologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2001), cet,
h. 79-81 1,h.150
14
Dari berbagai macam pendekatan yang digunakan dalam pendidikan Islam dapat juga diterapkan dalam Pendidikan Agama Islam disekolah. Pendidikan Agama Islam itu sendiri merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan siswa atau peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan yang telah ditetapkan10 f. Macam-Macam Metode Dalam Pembelajarn Pendidikan Agama Islam Metode atau metoda sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu metha dan hodos, metha berarti melewati atau melalui dan hodos berarti jalan atau cara, dengan demikian metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.11 Metode juga dapat diartikan cara atau teknik tertentu untuk menyampaikan materi yang diperlukan agar tujuan berhasil.12 Dengan demikian metode dapat diartikan sebagai jalan, cara, atau teknik tertentu untuk menyampaikan materi agar tujuan dapat tercapai. Di dalam pembelajaran, metode yang satu dengan metode lainnya saling mengisi tidak ada metode yang dominan, setiap metode memiliki kelemahan dan kelebihan. Maka diperlukan adanya perpaduan antara metode yang satu dengan metode lainnya dalam mengajar. Dan metode berfungsi antara lain untuk: 1. Memperjelas suatu kondisi atau realita. 2. Menggairahkan dan menarik perhatian. 3. Memberi pemahaman dan penghayatan langsung. 4. Memberikan motivasi dan memperlancar komunikasi. 5. Mengerjakan sendiri dan membahas bersama. 6. Mencari dan menemukan pemecahan masalah. 9
Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Press, 1988),h. 100. 10 Abdul Majid dan Dian Anadayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandug :Remaja Rosdakarya 2006), h. 132 11 Ramayulis, Metologi Pengajaran Agama Islam..., h.104 10 Retnaningsih Burham, Peningkatan Pembelajaran Dalam Sistem Pendidikan Nasional Indonesia(Jakarta ;Direktorat Pendidikan Masyarakat Departemen Pendidikan Nasional, 2008)
15
7. Memudahkan daya ingat menyerap informasi baru. 8. Meningkatkan ketrampilan khusus, dll.13 Dalam menetapkan suatu metode perlu diperhatikan juga factor yang memepengaruhi. Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi atau yang harus diperhatikan dalam menetapkan metode yang akan digunakan sebagai alat dan cara dalam penyajian bahan pembelajaran yaitu: 1. Tujuan intruksional khusus. 2. Keadaan murid-murid. 3. Materi atau bahan pengajaran. 4. Situasi. 5. Fasilitas. 6. Guru. 7. Kebaikan dan kelemahan metode-metode.14 Adapun macam-macam metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dapat digunakan antara lain : 1. Metode Latihan (Drill) Pembelajaran yang diberikan melalui metode drill dengan baik selalu akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut: 1) Siswa dapat menggunakan daya pikirnya yang makin lama akan bertambah baik, karena dengan pembelajaran yang baik maka siswa akan lebih teratur dan lebih teliti dalam mendorong daya ingatnya.. Ini berarti daya pikirnya bertambah. 2) Pengetahuan siswa bertambah dari berbagai segi dan siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan mendalam.15
Dalam menerapkan metode ini yang perlu diperhatikan antar lain: 13
Retnaningsih Burhan, Peningkatan Pembelajaran dalam sistem…, h. 58 Zakiah Darajat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam…, h. 138-143 15 . Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,...h.303 14
16
1) Harus diusahakan latihan tersebut jangan sampai membosankan siswa. 2) Latihan betul-betul diatur sedemikian rupa sehingga latihan itu menarik perhatian siswa, dalam hal ini guru harus menumbuhkan motif untuk berfikir. 3)
Agar siswa tidak ragu maka siswa lebih dahulu diberikan pengertian dasar tentang materi yang akan diberikan.16
2. Metode Ceramah Dalam metode ceramah siswa akan mendengar, duduk, dan melihat serta percaya bahwa yang diceramahkan guru itu benar. Teknik mengajar melalui metode ceramah dari dahulu sampai sekarang masih berjalan dan paling banyak dilakukan. Keuntungan atau kelebihan metode ini antara lain ; 1) Pendidik lebih mudah mengawasi siswa karena kegiatanya sama (mendengar,mencontoh) 2) Perhatian pendidik tidak terpisah-pisah karena siswa belajar melakukan pekerjaan yang sama. Untuk pembahasan mengenai tauhid atau keimanan metode ceramah masih sangat relevan, karena doktrin yang wajib diyakini tanpa dapat didiskusikan kembali. Dan adapun kekurangan dari metode ini yaitu: 1) Dalam pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode ini, perhatian hanya terpusat pada guru dan guru dianggap selalu benar. Guru tampak aktif sedangkan siswa pasif.
16
Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam..., 304
17
2) Pada metode ini ada unsur paksaan, karena guru berbicara sedangkan siswa hanya mendengarkan, melihat, dan mengutip apa yang dibicarakan guru, meskipun ada siswa yang kritis, namun semua jalan pikiran guru dianggap benar. 3) Bagi siswa yang tidak paham dan takut mengemukakan ketidakpahamanya maka akan berakibat siswa yang bersangkutan tetap pada keadaan tidak mengerti, lebih-lebih jika guru kurang persiapan atau tidak mampu menyelami jiwa siswanya.17 3. Metode Tanya Jawab. Metode tanya jawab adalah salah satu teknik mengajar yang dapat membantu kekurangan-kekurangan yang ada pada metode ceramah. Dengan metode tanya jawab guru dapat gambaran sejauh mana siswa dapat mengerti dan mengungkapkan apa yang diceramahkan. Metode tanya jawab dapat dipakai guru untuk menetapkan perkiraan secara umum apakah siswa yang mendapatkan giliran pertanyaan sudah memahami pelajaran yang diberikan. Dan adapun keuntungan metode ini yaitu ; 1) Sambutan akan lebih baik daripada metode ceramah sehingga siswa tidak hanya mendengar atau mencatat. 2) Partisipasi siswa lebih besar karena akan berusaha mencari jawaban yang tepat.18 4. Metode pemberian tugas Metode pemberian tugas yakni suatu cara dalam proses belajar mengajar bilamana guru memberikan tugas tertentu dan siswa
17 18
Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam..., h.290 Retraningsih Burham, Peningkatan Pembelajaran..., h.59
18
mengerjakanya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru Dalam pemberian tugas, guru dan siswa harus mengetahui syarat tugas yang diberikan kepada siswa yaitu: 1) Tugas yang diberikan harus berkaitan dengan pelajaran yang telah mereka pelajari, sehingga disamping siswa mampu mengerjakan juga sanggup menghubungkanya dengan pelajaran tertentu. 2) Guru harus dapat mengukur dan memperkirakan bahwa tugas yang diberikan kepada siswa akan dapat dilaksanakanya karena sesuai dengan kemampuan dan kecerdasan yang dimilikinya. 3) Guru harus menanamkan kepada siswa bahwa tugas yang diberikan kepada mereka akan dikerjakan atas dasar kesadaran sendiri yang timbul dari dirinya. 4) Tugas yang diberikan kepada siswa harus dimengerti benar-benar, sehingga siswa tidak ada keraguan dalam mengerjakannya. 5) Dengan cara pemberian tugas diharapkan secara bebas tetapi bertanggung jawab dan siswa akan berpengalaman mengetahui berbagai kesuliatn kemudian ikut mengatasinya.19 Adapun kelemahan metode ini yaitu: 1) Siswa mungkin meniru pekerjaan teman, tanpa mengahayati pengalaman belajar sendiri. 2) Tugas mungkin dikerjakan orang lain. 3) Tugas terlalu berat dan terlalu banyak sehingga tidak ada waktu melakukan kegiatan yang lain.
19
Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengaran Agama Islam ..., h.300
19
5. Metode Demonstrasi Metode demontrasi adalah mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu pada siswa.20 Beberapa kelebihan atau keuntungan dari metode ini yaitu : 1) Perhatian siswa dapat dipusatkan dan titik berat yang dianggap penting oleh guru dapat diamati siswa secara tajam. 2) Perhatian siswa akan lebih berpusat pada apa yang didemontrasikan, jadi proses belajar siswa akan lebih terarah dan akan mengurangi pnerahatian siswa pada hal yang lain. 3) Apabila siswa sendiri ikut aktif dalam suatu percobaan yang bersifat demosratif, maka mereka akan memperoleh pengalaman yang melekat pada jiwanya dan berguna dalam pengembangan kecakapan. 6. Metode Diskusi atau Musyawarah Dalam kehidupan sehari-hari manusia seringkali dihadapkan pada persoalan-persoalan yang tidak bisa dipecahkan hanya dengan satu jawaban atau satu cara saja, tetapi perlu menggunakan banyak penegetahuan dan macam-macam cara pemecahan dan mencari jalan yang terbaik. Dalam kehidupan masyarakat yang demokratis sangat layak bagi tiap anggota masyarakat untuk dapat turut serta dan bermusyawarah mencari keputusan-keputusan atas persetujuan bersama, dalam hal ini mendorong dan mengajarkan siswa untuk berani mengeluarkan pendapatnya dan belajar untuk bermusyawarah.
20
. Zakiah Drajat, Metologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta :Bumi Aksara, 2001), cet, 2, h.138-297
20
Adapun kebaikan dari metode ini: 1) Mempertinggi partisipasi siswa secara individual 2) Mempertinggi partisipasi kelas sebagai keseluruhan Dan kelemahan metode ini adalah: 1) Sulit bagi guru untuk meramalkan arah penyelesaian diskusi. 2) Sulit bagi siswa untuk mengatur secara berpikir ilmiah21 7. Metode Karyawisata Dalam rangka belajar siswa sebaiknya tidak terbatas hanya belajar dikelas atau dirumah saja, tetapi sewaktu-waktu perlu pergi ke tempat lain untuk mempelajari sesuatu tertentu. Dengan karyawisata sebagai metode mengajar dimaksudkan siswa-siswa dibawah bimbingan, guru pergi meninggalkan sekolah menuju ke suatu tempat untuk menyelidiki atau mempelajari hal tertentu. Misalnya guru bersama siswa pergi ke museum, ke taman hewan, ke pabrik pembuatan buku dan lain sebagainya. Adapun kebaikan metode karyawisata: 1) Siswa dapat melihat kegiatan-kegiatan yang dilakukan di pabrikpabrik. 2) Siswa dapat mengganti pengalaman-pengalaman dengan coba turut serta di dalam suatu kegiatan. 3) Dapat menjawab masalah-masalah atau pertanyaan-pertanyaan dengan melihat, mendengar, mencoba dan membuktikan secara langsung dengan objeknya.
21
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta ; Raja Grafindo Persada, 1995) hal, 47
21
4) Siswa dapat mendapatkan informasi dengan jalan mengadakan wawancara atau mendengarkan ceramah yang diberikan oleh petugas-petugas di suatu tempat pariwisata. g. Unsur unsur Dinamis Dalam Belajar 1.
Dinamika Siswa dalam Belajar Bloom dkk merupakan pelopor yang mengkategorikan perilaku hasil
belajar menjadi 3, yaitu : a. Ranah kognitif 1) Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. 2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari. 3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dari kaedah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya menggunakan prinsip. 4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. 5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. 6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. b. Ranah afektif 1) Penerimaan, mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut. 2) Partisipasi, mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpatisipasi dalam suatu kegiatan. 3) Pemikiran dan penentuan sikap, mencakup menerima sesuatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap. 4) Organisasi, mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.
22
5) Pembentukan pola hidup, mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. c. Ranah psikomotor 1) Persepsi, mencakup kemampuan memilah-milahkan hal-hal secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut. 2) Kesiapan, mencakup kemampuan penempatan dari dalam keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. 3) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuatu contoh, atau gerak peniruan. 4) Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh. 5) Gerakan kompleks, mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancer, efisien, dan tepat. 6) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup
kemampuan
mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. 7) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola-pola gerakgerik yang baru atas prakarsa. Siswa yang belajar berarti memperbaiki kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan meningkatnya kemampuankemampuan tersebut maka keinginan, kemauan, dan perhatian pada lingkungan sekitarnya makin bertambah. 2.
Dinamika Guru dalam Pembelajaran Peran guru dalam kegiatan pembelajaran di sekolah relatif tinggi.
Peran guru tersebut terkait dengan peran siswa dalam belajar. Menurut Biggs dan Telfer diantara motivasi belajar siswa ada yang diperkuat dengan cara-cara pembelajaran. Motivasi instrumental, motivasi sosial, dan motivasi berprestasi rendah misalnya dapat dikondisikan secara
23
bersyarat agar terjadi peran belajar siswa. Junaidi (blogspot.com, 2009) mengemukakan bagaimana cara pembelajaran yang berpengaruh terhadap belajar siswa, yaitu : a. Bahan ajar Bahan ajar atau bahan belajar sangat berpengaruh terhadap belajar siswa. Contoh, berikan bahan ajar dalam gambar-gambar menarik, foto-foto berwarna atau jika menggunakan OHP atau LCD, dan gunakanlah huruf-huruf yang indah. Tujuannya hanya satu, yaitu membuat bahan ajar yang akan kita ajar semenarik mungkin jika dinilai siswa. b. Suasana belajar Kondisi gedung sekolah, tata ruang kelas, dan alat-alat belajar berpengaruh terhadap kegiatan belajar. Disamping kondisi fisik tersebut, suasana pergaulan di sekolah juga berpengaruh pada kegiatan belajar. Bagaimana caranya guru memberikan suasana belajar yang kondusif, aman, tentram, dan nyaman. c. Media dan sumber belajar Guru berperan penting dalam menempatkan media dan sumber belajar. Lingkungan sekolah, TV, majalah, surat kabar, dan dunia maya pun bisa digunakan sebagai media belajar. d. Guru sebagai subjek pembelajaran Guru memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran. Apabila guru tidak bisa mengajar dengan baik, maka biasanya murid akan malas dalam belajar. Dengan adanya peran-peran tersebut, maka sebagai pengajar guru adalah pembelajar sepanjang hayat22
22
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Bumi Aksara, 1995), h. 70-73.
24
B. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar, mempunyai arti yang berbeda. Untuk memahami lebih jauh tentang prestasi belajar, penulis menjabarkan makna dari kedua kata tersebut. Di Indonesia prestasi belajar siswa sekolah pada umumnya dapat dilihat melalui nilai yang tercantum pada raport yang diterima di setiap priode tertentu, Nana Sudjana mengatakan prestasi belajar adalah taraf prestasi yang dicapai dari bermacam-macam mata pelajaran yang di ikuti, ini dapat ditentukan nilai-nilai dalam raport pada tiap semester atau catur wulan nilai ujian tingkat sekolah yang dilalui nya. Dan jaga menurut Nana Sudjana, prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual atau kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan Prestasi adalah “Hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya)”23.
Sedangkan Saiful Bahri
Djamarah dalam bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, yang mengutip dari Mas’ud Khasan Abdul Qahar, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, dalam buku yang sama Nasrun Harahap, berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa.24
23
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :Balai Pustaka 1991). Cet ke-1, hal 787. 24 Saiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya : Usaha Nasional, 1994), Cet ke 1, hal 20-21.
25
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Prestasi adalah suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja. Selanjutnya untuk memahami pengertian tentang belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi dari para ahli yang dikutip oleh Ngalim Purwanto yaitu: a) Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning (1975) mengemukakan. Belajar hubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamanya yang berulang-ulang dalam situasi tersebut. b) Morgan,
dalam
buku
Introduction
of
Psychology
(1978)
mengemukakan; Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Untuk itu Slameto mengemukakan dalam bukunya Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya, bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam Interaksi dengan lingkungannya.25 Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat dipahami bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini prestasi belajar merupakan suatu kemajuan dalam perkembangan siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar dalam waktu
25
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), Cet Ke-4, hal 2.
26
tertentu. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan, dan prilaku individu terbentuk dan berkembang melalui proses belajar. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat dan terdapat dalam priode tertentu b. Macam-macam teori belajar Berdasarkan perkembangan yang ada hingga saat ini, ada tiga macam teori belajar: a. Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning ( Pavlov dan Watson) Dapat dikatakan bahwa pelopor dari teori Conditioning ini adalah Pavlov seorang ahli psikologi-refleksiologi dari Rusia. Ia mengadakan percobaan-percobaan dengan anjing. Secara ringkas percobaanpercobaan Pavlov dapat kita uraikan sebagai berikut: Seekor anjng yang telah dibedah sedemikian rupa, sehingga kelenjar ludahnya di luar pipinya, di masukan ke kamar gelap. Di kamar itu hanya ada sebuah lubang yang terletak didepan moncongnya, tempat menyodorkan makanan atau cahaya pada waktu diadakan percobaanpercobaan. Dari hasil percobaan-percobaan yang dilakukan dengan anjing itu Pavlov mendapat kesimpulan bahwa gerakan-gerakan refleks itu dapat dipelajari, berubah karena mendapat latihan. Sehingga dengan demikian dapat dibedakan dua macam refleks, yaitu refleks wajar dan refleks bersyarat.
27
2) Teori Conditioning dari Guthrie Masih dalam rangka uraian tentang teori Conditioning, berikut ini diuraikan teori Guthrie yang kami anggap penting untuk diketahui. Guthrie mengemukakan bagaimana metode/cara untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik, berdasarkan teori conditioning. Guthrie mengemukakan bahwa tingkah laku manusia secara keseluruhan dapat dipandang sebagai deretan-deretan tingkah laku yang terdiri dari unit-unit. Unit-unit tingkah laku ini merupakan reaksi/respon dari perangsang/stimulus sebelumnya, dan kemudian unit tersebut menjadi pula stimulus yang kemudian menjadi respons bagi unit tingkah laku berikutnya. b. Teori Connectionism(Thorndike) Menurut teori trial and error (mencoba-coba dan gagal) ini, setiap organisme jika dihadapkan dengan situasi baru maka akan melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya coba-coba secara membabi buta. Jika dalam usaha mencoba-coba itu secara kebetulan ada perbuatan yang dianggap memenuhi tuntutan situasi, maka perbuatan yang kebetulan cocok itu kemudian dipegangnya. Karena latihan yang terus menerus maka waktu yang dipergunakan untuk melakukan perbuatan yang cocok itu makin lama makin efesien.Proses belajar menurut Thorndike melalui dua proses: 1) trial and error (mencoba-coba dan mengalami kegagalan) 2) law of effect; yang berarti bahwa tingkah laku yang berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntutan situasi) akan diingat dan dipelajari sebaik-baiknya. c. Teori belajar menurut Gestalt
28
Teori ini sering pula disebut fild theory atau insight full learning. Melihat kepada nama teori ini dan kepada aliran psikologi yang mendasarinya, yakni psikologi Gestalt, jelaslah kiranya bahwa pendapat teori ini berbeda dengan pendapat teori-teori terdahulu sebelumnya. Menurut para ahli psikologi Gestalt, manusia itu bukanlah sekedar makhluk reaksi yang hanya berbuat atau berbuat jika ada perangsang yang mempengaruhinya. Manusia adalah individu yang merupakan kebulatan jasmani-rohani. Sebagai individu manusia bereaksi atau lebih tepat berinteraksi dengan dunia luar dengan kepribadiannya dan dengan caranya yang unik pula. Tidak ada manusia yang mempunyai pengalaman yang sama atau identik terhadap objek atau realita yang sama. c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Aktivitas belajar siswa tidak selamanya berlangsung baik, kadang-kadang berjalan dengan lancar dan kadang-kadang tidak, kadang cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa sulit untuk dipahami. Dalam hal semangat pun kadang-kadang tinggi dan kadang-kadang sulit untuk bisa berkonsentrasi dalam belajar. Demikian kenyataannya yang sering kita jumpai pada setiap siswa dalam kehidupannya sehari-hari didalam aktivitas belajarmengajar. Setiap siswa memang tidak ada yang sama, perbedaan individual inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan siswa, sehingga menyebabkan perbedaan dalam prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terdapat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi, tinggi rendahnya prestasi belajar siswa tergantung pada faktor-faktor tersebut. Menurut M. Alisuf Sabri dan Muhibbin Syah, ada berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa disekolah, secara garis besarnya dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu: 1) Faktor Internal (faktor dari dalam
29
diri siswa), meliputi keadaan kondisi jasmani (Fisioligis) dan kondisi rohani (psikologis). 2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), terdiri dari a) Faktor lingkungan, baik sosial dan non sosial, b) Faktor Instrumental.26 a. Faktor Internal Yang termasuk dalam faktor internal yaitu: 1) faktor Fisiologis Yaitu faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan siswa dan kebugaran fisik serta kondisi panca indranya terutama penglihatan dan pendengaran. 2) Faktor Psikologis Yaitu faktor kondisi psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah faktor minat, bakat, intelejensi, Motivasi dan kemampuankemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan berfikir dan kemampuan dasar pengetahuan (bahan apersepsi) yang dimiliki siswa.27 b.Faktor Eksternal Faktor-faktor eksternal terdiri dari: 1) Faktor Lingkungan Faktor lingkungan ini terdiri dari dua bagian, yakni lingkungan sosial baik disekolah maupun dirumah dan non sosial. Kalau lingkungan sosial disekolah seperti guru, Staf Administrasi, serta teman-teman lingkungan sekolah, selanjutnya lingkungan sosial yang paling banyak mempengaruhi adalah orang tua dan keluarga itu sendiri.28 2) Faktor Instrumental Faktor instrumental terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat pengajaran,media pengajran, guru dan kurikulum/ materi pelajaran serta
26
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman ilmu Jaya, 1996), Cet ke-1,
27
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan..., hal 60 Muhibbin Syah...., Hal 138-140.
hal 59. 28
30
strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.29 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa disekolah sifatnya relatif, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi karena prestas belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu dngan yang lainya. Kelemahan dari salah satu faktor, akan dapat mempenagaruhikeberhasilan seseorang dalam belajar, Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa disekolah didukung oleh faktor internal dan eksternal seperti yang disebutkan diatas. d. Indikator Prestasi atau Belajar Siswa Untuk mengetahui prestasi yang didapat siswa dalam waktu tertentu. dapat diketahui dari indikator prestasi belajar siswa antara lain : 1) Memperoleh angka atau nilai yang tinggi dalam hasil evaluasi belajar. 2) Dapat menjelaskan alasan menggunakan prinsip dan generalisasi bagi situasi baru yang dihadapi (ranah kognitif). 3) Kemauan dalam menerapkan hasil pelajaran (ranah afektif). 4) Melakukan latihan diri dalam memecahkan masalah berdasarkan konsep bahan yang telah diperolehnya atau menggunakannya dalam praktek kehidupan sehari-hari (ranah psikomotorik).30 Sementara itu menurut Muhibbin Syah dalam bukunya menyatakan pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses pembalajaran siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan 29 30
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan...., hal 60. Nana Sudjana, Proses Belajar Mengajar...h.105
dapat
31
mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa. Berikut iniadalah indicator atau jenis prestasi siswa dalam proses pembelajaran, indicator dan kenis tersebut antara lain: Ranah/Jenis Prestasi
Indikator
A. Ranah Cipta 1. Pengamatan
1. Dapat menunjukan 2. Dapat membandingkan 3. Dapat menhubungkan
2. Ingatan
1. Dapat menyebutkan 2. Dapat menunjukan kembali
3. Pemahaman
1. Dapat menjelaskan 2. Dapat mendifinisikan
4. Penerapan
1. Dapat memberikan contoh 2. Dapat menggunakan secara tepat
5.Analisis
1. Dapat menguraikan 2. Dapat mengklasifikasikan
6. Sintesis (membuat paduan baru dan 1. Dapat menhubungkan utuh)
2. Dapat menyimpulkan 3. Dapatmenggeneralisasikan
B. Ranah Rasa (Afektif) 1. Penerimaan
1. Menunjukan sikap menerima 2. Menunjukan sikap menolak
2. Sambutan
1. Kesediaan berpartisipasi 2. Kesediaan memanfaatkan
3. Apresiasi (sikap menghargai)
1. Menganggap bermanfaat.
penting
dan
32
2. Menganggap indah dan harmonis 3. Mengagumi
4. Internalisasi (pendalaman)
1. Mengakui dan meyakini 2. Mengingkari
5. Karakterisasi (penghayatan)
1. Melenbagakan 2. Menjelmakan dalam pribadi dan perilaku pribadi
C. Ranah Karsa (Psikomotorik) 1. Keterampilan bergerak
1.Mengkoordinasikan
gerak
mata,
tangan, kaki, dan anggota tubuh lainya
2. Kecakapan ekspresi verbal dan 1. Mengucapkan nonverbal
2.Membuat gerakan jasmani
Setelah mengetahui indikator prestasi di atas, guru perlu pula mengetahui bagaimana kiat menetapkan batas minimal keberhasilan belajar siswa. Hal ini penting karena mempertimbangkan batas terendah siswa yang dianggap berhasil dalam arti luas bukanlah perkara mudah. Keberhasilan dalam arti luas berarti keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa, dan karsa siswa.31
31
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru hal.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini penulis laksanakan pada tanggal 25 April sampai dengan tanggal 13 juni 2010. mengambil lokasi di SMP Islam Parung Bogor yang bertempat di JL. Raya Parung Bogor NO. 648...
A. Metode Penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Analisis Korelasi (Metode koresional), dalam statistik istilah korelasi diberi pengertian hubungan antara dua variabel atau lebih.1 Penelitian korelasi ini bermaksud mengetahui sejauh mana suatu variabel barhubungan dengan variabel lain. Penelitian akan terlihat seberapa besar korelasi antara kualitas pengajaran guru agama terhadap prestasi bidang studi agama siswa .
B. Variabel Penelitian.
Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah : 1) Variabel kualitas pengajaran guru agama (Variabel Y) disebut independent Variabel yaitu variabel bebas, yang dapat memberikan pengaruh. 1
. Anas Sudjiono, Pengantar Satatistik Pendidikan, ( Jakarta :Raja Grafindo Persada, 2006), h. 179
2) Varibel prestasi bidang studi agama siswa (Variabel X) disebut dengan dependent variabel, yaitu variabel yang dipengaruhi.
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang bernyawa, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data yang memiliki karakter tertentu dan sama. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang memilki sifat-sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber data.2 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Isalm Parung yang berjumlah 274 siswa. Cara pengambilan sampel (teknik Sampling) dengan Probability sampling (pengambilan sampel berdasarkan peluang). Dalam probability sampling semua anggota mendapatkan peluang yang sama untuk dipilih sebagai secara acak atau random.3 Seabagaimana yang diungkapakan oleh Suharisma Arikunto yang dikutip oleh Mamluatul Karomah, “Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian populasi. Selanjutnya, jika subjek nya besar dapat diambil antara 1015% batau 20-25% atau lebih.4 Peneliti mengambil 20% dari populasi yakni sebanyak 60 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling yaitu semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilh menjadi sampel.5Dengan dipilih melalui acak nomor absen yang tersedia disetiap kelas.
D. Teknik Pengupulan Data.
2
. Sukandarrumidi, Metologi Penelitian petunjuk praktis untuk peneliti pemula, (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2004), cet, 2, h. 47. 3 . Sukandarrumidi, Metologi Penelitian petunjuk praktis untuk peneliti pemula,...h. 57 4 . Mamluatul Karomah, Pengembangan Sumber adaya tenaga kependidikan di madrasah pembangunan UIN Jakarta” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan , UIN Jakarta, 2009), h. 30. 5 . Sukardi, Metologi penelitian pendidikan ( Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h.58
Dalam pengumpulan data diperlukan adanya teknik yang tepat dan relevan dengan data yang akan dicari. Adapun teknik pengumpulan data sebagai tersebut : 1. Observasi Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi umum SMP Islam Parung. Dalam hal ini peneliti mengambil proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam.
2. Dokumentasi Dokumentasi yang mdibutuhkan dalam penelitian ini sebatas pada sejarah berdirinya, struktur organisasi, keadaan guru, siswa dan karyawan, serta kegiatan ekstrakurikuler di SMP Islam Parung. 3. Angket. Anket merupakan daftar pertanyaan yang setiap pertanyaan sudah disediakan jawabanya untuk dipilh,atau telah disediakan jawabanya. Dlam hal ini peneliti menggunakan angket tertutup yang diberikan kepada siswa kelas VIII SMP Islam. Untuk memudahkan dalam hitungan statistik, maka digunakan skala model likert yakni skala yang sistem penilaianya terdidri atas empat penilaian. Instrumen penelitian berupa skala yang akan digunakan dalam pengambilan data yang dibagi menjadi dua macam item, yakni item pertanyaan positif dan item pertanyaan negatif. Dlam skala ini skor akhir subjek merupakan skor keseluruhabn dari jawaban setiap pertanyaan. Adapun alternatif u jawaban untuk kedua item tersebut muali dari sangat sesuai (SS) sampai dengan sangat tidak sesuai (STS).
Tabel 1 Katagori skala model likert
Skala
Pertanyaan positif
Pertanyaan negatig
Sangat sesuai
4
1
Sesuai
3
2
Tidak sesuai
2
3
Sangat tidak sesuai
1
4
Tabel 2 Kisi-kisi kuesioner Pengaruh kualitas pengajaran guru agama terhadap prestasi bidang studi agama siswa di SMP Islam Parung n
Pertanyaan pokok
Sub pokok indikator
o
penelitian
pertanyaan
1
Kualitas pengajaran
No item
Jml item
guru
agama 2
Prestasi
bidang
studi agama siswa
E. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis setiap variabel digunakan analisis secara deikritif, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P=F Xx 100% N . :Ket: P : angka prosentasi F : frekunsi N : Number of cases
Untuk menganalisis hubungan antar dua variabel digunakan teknik analisa koresional. Cara mencari (menghitung) angka indeks korelasi”r” produk moment dengan berdasarkan skor aslinya atau angka kasarnya. Mencari angka indeks korelasi “r” produk moment dengan rumus :
rxy=
N xy – (x) (y)
[Nx2 – (x)2 ] [ Ny2 – (y)2]
Keterangan: Rxy
: Angka indeks korelasi “r” product moment
N
: Number of cases
xy
: Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
X
: Jumlah seluruh skor X
y
: Jumlah seluruh skor y
Setelah melakukan teknik analisa data, peneliti kemudian memberikan interpretsi dengan memasukkan kepada analisa data berdasarkan korelasi product moment. Yaitu memberi interpretasi terhadap rxy atau ro, serta menarik kesimpilan yang dapat dilakukan secara sederhana. Pada umumnya dipergunakan pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut Besarnya “ r ” Product Moment
Interpretasi
(rxy) Antara Variabel X dan Variabel Y memang
0,00 – 0,20
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara Variabel X dan Variabel Y
0,20 – 0,40 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah 0,40 – 0,70 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukupan 0,70 – 0,90 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi 0,90 – 1,00 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
Dan untuk mencari kontribusi variable X terhadap Variabel Y penulis menggunakan Rumus sebagai berikut:
Penelitian ini dilakukan di AMP.N.1 Pamulang jl,pamulang permai barat.
1. Penelitian ini dirancang dengan metode pendekatan deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yakni pada persoalanpersoalan yang akan dikaji itu bersifat khusus dan tidak untuk generalisasi. Variabel penelitian ini terdiri atas 2
variabel bebas (X) dan
implementasinya pada Prestasi siswa sebagai variabel terikat (Y) untuk
mengetahui pengaruh kualitas pengajaran guru agama yang mempunyai hubungan antara kedua variabel tersebut. Penelitian ini penulis laksanakan di SMP.N.1 Pamulang. 2. Sumber Data Adapun yang menjadi sumber data adalah Siswa dan siswi SMP.N.1 Pamulang, kelas 7 yang menjadi objek penelitian. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mengamati langsung ke tempat yang dituju yaitu SMP.N.1 Pamulang. b. Metode wawancara, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mewawancarai
pihak-pihak
yang dianggap
dapat
memberikan
informasi disekitar pembahasan dalam materi ini, seperti Siswa dan Siswi serta guru yang bersangkutan langsung untuk mendapatkan data yang objektif. c. Angket, untuk memperoleh sejumlah data tertulis maka disebarkan angket kepada Siswa dan siswi SMP.N.1 Pamulang yang menjadi objek penelitian.
4. Analisis Data Setelah data yang diperlukan terkumpul,langkah selanjutnya ialah menganalisi data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisa data berdasarkan Korelasi Product moment dari pearson. Analisa korelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah benar terdapat hubungan atau korelasi antara variabel Kualitas Pengajaran Guru (Variabel X) dengan Prestasi siswa (Variabel Y) adapun Rumus dari korelasi Product moment tersebut. Yaitu :
r x y = N xy – (x) (y) [Nx2 – (x)2 ] [ Ny2 – (y)2]
Setelah dianalisis selanjutnya diinterpretasikan.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Islam Parung 1. Sejarah SMP Islam Parung 2. Visi dan Misi 3. Keadaan Guru, Karyawan, Siswa dan Saran Prasarana. a. Keadaan Guru b. Keadaan Karyawan c. Keadaan Siswa d. Keadaan Sarana dan Prasarana.
B. Deskripsi Hasil Penelitian C. Pembahasan Tentang Temuan Penelitian.
PROFIL SEKOLAH 1.
Nama Sekolah
: SMP ISLAM PARUNG
2.
No. Statistik Sekolah
: 204020519133
3.
Tipe Sekolah
: A/A1/A2/B/B1/B2/C/C1/C2
4.
Alamat Sekolah
: Jl. Raya Parung – Bogor No. 648 Desa Parung : Kecamatan Parung : Kabupaten Bogor : Propinsi Jawa Barat
5.
Telepon/HP/Fax
: 0251-8611451
6.
Status Sekolah
: Swasta
7.
Nilai Akreditasi Sekolah
: 86,17 (A)
8.
Data Siswa 4 (empat tahun terakhir):
Th. Pelajaran
Jumlah (Kls. VII + VIII + IX)
Jml Pendaftar Kelas VII Kelas VIII Kelas IX (Cln Siswa Jumlah Jumlah Jumlah Baru) Jml Siswa Jml Siswa Jml Siswa Rombel
Rombel
Siswa
Rombel
Rombel
2004/2005
280
280
7
289
7
279
7
848
21
2005/2006
230
230
5
267
7
279
7
776
19
2006/2007
210
210
5
227
6
254
7
691
18
2007/2008
154
154
4
200
5
200
5
554
14
9. Pendidik dan Tenaga Kependidikan a.
Kepala sekolah Jenis Kela-min L P
Nama
b.
1.
Kepala Sekolah
Yayan Herdiyana Yazid
2.
Wakil Kepala Sekolah
Drs. Murdiyantoro
Usia
Pend. Akhir
46
D1
Masa Kerja Jabata 5
42
S1
2
Guru 1. Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah
1.
S3/S2
Jumlah dan Status Guru GT/PNS GTT/Guru Bantu L P L P -
2.
S1
1
-
11
20
32
3.
D-4
-
-
-
-
-
4.
D3/Sarmud
-
-
-
1
1
5.
D2
-
-
-
-
-
6.
D1
-
-
4
1
5
7.
≤ SMA/sederajat
-
-
-
-
-
1
-
15
22
38
No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Jumlah -
2. Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan (keahlian)
No.
Guru
Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan sesuai
Jumlah guru dengan latar Jumlah belakang pendidikan yang TIDAK
dengan tugas mengajar D1/D2
D3/
S1/D4
sesuai dengan tugas mengajar
S2/S3
D1/D2
Sarmud
D3/
S1/D4
S2/S3
Sarmud
1. IPA
-
1
3
-
-
-
1
-
5
2. Matematika
1
-
-
-
-
-
3
-
4
3. Bahasa Indonesia
-
-
5
-
-
-
1
-
6
4. Bahasa Inggris
-
-
4
-
-
-
1
-
5
5. Pendidikan Agama
-
-
3
-
-
-
-
-
3
6. IPS
-
-
6
-
-
-
-
-
6
7. Penjasorkes
-
-
-
-
1
-
-
-
1
8. Seni Budaya
-
-
-
-
1
-
-
-
1
9. PKn
-
-
2
-
-
-
-
-
2
1
-
-
-
-
-
-
-
1
a. Bhs. Sunda
-
-
-
-
-
-
1
-
1
b. PLH
-
-
-
-
1
-
1
-
2
c. BTQ
-
-
1
-
-
-
-
-
1
2
1
24
-
3
-
8
-
38
10. TIK/Keterampilan 11. BK 12. Lainnya: Mulok
Jumlah
DAFTAR IDENTITAS PENDIDIK DAN TE
SMP ISLAM PARUNG KABUPA
TAHUN PELAJARAN 200 Tempat, No.
Status Guru
Nama Tgl. Lahir
GT
GTY
GTT
Pendidikan Terakhir / Jurusan
Tahun Ijazah
Akta IV Tahun
1
H. JARKASIH, S.Ag.
BOGOR, 27-07-1957
1
S1 / PAI
1998
1998
2
YAYAN HERDIYANA YAZID
BOGOR, 11-07-1961
1
PGSLP / SENI RUPA
1981
-
B
Ya
P. A
M
3
SAEFUDIN
BOGOR, 27-04-1956
1
PGSMTP / MATEMATIKA
1986
-
4
Drs. RUSDI
JAKARTA, 10-09-1961
1
S1 / PMP
1991
1191
5
Drs. EDDY SUSANTO
TANGERANG, 26-08-1966
1
S1 / FISIKA
1993
1993
6
Drs. MUSLIM
BOGOR, 03-07-1965
1
S1 / PAI
1990
1990
7
Dra. YULIARNIS
PADANG, 24-07-1965
1
S1 / PMP
1992
1992
8
Dra. SUPARTI
SEMARANG, 17-12-1965
1
S1 / BHS. INGGRIS
1993
1993
9
ACEP HARYADI
BOGOR, 29-11-1965
SMA / IPS
1986
-
10
MARYANIH, S.Ag.
TANGERANG, 01-03-1970
S1 / BHS. INDONESIA
1996
1996
11
NENI RUKMINI, S.Ag.
JAKARTA, 11-01-1969
S1 / PAI
2002
2002
12
Dra. SRI SUNARYATI
PANDAK, 08-06-1968
1
S1 / BHS. INDONESIA
1993
1993
13
Drs. MURDIYANTORO
BANTUL, 26-11-1965
1
S1 / PLS
1992
1992
14
SUPRIYADI
BOGOR, 20-04-1967
1
SMEA / STKIP ARAHMANIYAH
1987
-
15
AHMAD DAHLAN, S.Ag.
BOGOR, 02-08-1972
1
S1 / PAI
1997
1997
1
1
1
M
M
BAH
P
BHS
M
BHS
SE
PA
16
Dra. NENENG DINARTI
BOGOR, 15-10-1965
S1 / BHS. INDONESIA
1989
1989
17
IRAWATI PICZIANI
BOGOR, 30-08-1972
D.I / KOMPUTER
2000
-
18
FAJAR SYAH ALAM, ST.
JAKARTA, 04-10-1974
S1 / TEKNIK MESIN
1998
2001
M
19
NINING INDRANINGSIH, S.Pd.
JAKARTA, 29-04-1970
1
S1 / BHS. INDONESIA
1999
1999
BHS
20
RAHMAT HERMAWAN
BOGOR, 19-12-1975
1
MAN / UMJ
1994
-
21
AJAT MUNAJAT, S.Ag.
BOGOR, 03-07-1975
1
S1 / EKONOMI ISLAM
2000
2007
22
DIAN ANDRIANI, SE.
BOGOR, 24-06-1975
S1 / EKONOMI MANAJEMEN
1998
2001
23
HERYANI, S.Pd.
KULONPROGO, 21-11-1979
1
S1 / P. SEJARAH
2000
2000
24
AGUNG W. KUSUMA, S.Ag.
CIREBON, 11-04-1972
1
S1 / PAI
1997
1997
25
NUR ROHAYATI, S.T.P.
KULONPROGO, 25-11-1969
1
S1 / TEKNIK PERTANIAN
1997
26
MOCH. ARIEF RAHMAN, SH.
BOGOR, 12-11-1973
1
S1 / ILMU HUKUM
2001
2007
PK
27
RAHMAT MUSTOPA, S.Ag.
BOGOR, 13-01-1969
1
S1 / PAI
1996
1996
M
28
YUDITH EVIANTI, S.Pd.
JAKARTA, 27-07-1969
1
S1 / BHS. INGGRIS
2005
2005
BH
1
1
1
1
BHS
P M
IPS
PAI
M
29
RINA ANGGRAENI, A.Md.
BANDUNG, 15-11-1964
1
D.III / BUDIDAYA PERTANIAN
1991
-
30
LINDAYANTI, S.Pd.
BOGOR, 10-04-1980
1
S1 / BHS. INGGRIS
2003
2003
31
SUSILO HERAWATI, S.Sos.
BOGOR, 15-10-1968
1
S1 / ADM. NEGARA
1995
2000
32
SODIKIN, S.Pd.
TEGAL, 08-03-1973
1
S1 / P. GEOGRAFI
2000
2000
33
Ir. SUUD HAMID
PALEMBANG, 17-11-1965
S1 / TEKNIK ELEKTRO
1994
2007
34
ADE SEPTIKASARI, S.Pd.
BOGOR, 03-09-1976
S1 / BHS. INDONESIA
2000
2000
35
NENENG HASANAH, S.Mn.
BOGOR, 17-09-1974
1
S1 / MANAJEMEN
2006
-
36
IDA ROSIDAH
SUKABUMI, 08-07-1985
1
SMEA / SEKRETARIS
2004
-
37
FEBBY KUSLIANI
BOGOR, 02-02-1986
1
UIN JAKARTA / BHS. INGGRIS
1
1
BH
TIK
BHS
B
BH
LILIANI
Tenaga Admin
41
42
LILIS SURYANI
Tenaga Admin
42
43
ITA MAULITA
Tenaga Admin
43
44
RIATMAN SYAH
Tenaga Admin
44
45
MIRAN
Tenaga Admin
45
46
ENDIN SAPUTRA
Penjaga Sekolah
46
47
ROJALI
Penjaga Sekolah
47
48
EKA WIJAYA SAKTI
Perpustakaan
48
49
RACHMAT MUCHROFIQ
Satpam
49
41
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH SMP ISLAM PARUNG BOGOR TAHUN PELAJARAN 2009/2010 YAYASAN KEPALA SEKOLAH H. Jarkasih, S.Ag.
WAKIL KEPALA SEKOLAH Rahmat Hermawan
Yayan Herdiyana Yazid
Ahmad Dahlan, S.Ag.
BID. KURIKULUM
Irawati PiczianiOSIS PEMBINA
Drs. Murdiyantoro
Ade Septikasari, S.Pd.
Rahmat Mustopa, S.Ag.
Moch. Arief Rahman
Drs. Eddy Susanto S.
BP Ajat Munajat, S.Ag. Dra. Sri Sunaryati
Sarana d Prasara
Acep Haryadi
WALI KELAS Kepala instalasi: 1. L a b . C o m p u t e r d a n B a h a s a : S o d i k i n , S . P d
GURU
2. P e r p u s t a k a a n : I d a R o s i d a 3. T a t a U s a h a : L i l i a n i
SISWA
P e m b i n a O S I S : 1. K o o r d i n a t o r : 2. W a k i l K o o r d i n a t o r : 3. P e m
b i n a P r a m u k a : 4. P e m b i n a P M R : 5. A n g g o t a :
Jml
Th. Ajaran
Kelas VII
Kelas IX
Total
Jml
Jml
Jml
Jml
Jml
Jml
(Cln Siswa
Siswa
Rombongan
Siswa
Rombongan
Siswa
Rombongan
Jml
Belajar
Siswa
Belajar
Baru) Tahun 2004/2005 Tahun 2005/2006 Tahun 2006/2007 Tahun 2007/2008 Tahun 2008/2009
Kelas VIII
Pendaftar
Belajar
Belajar
(Kelas VII + VIII + IX
Rombong
280
280
7
289
7
279
7
848
21
230
230
5
267
7
279
7
776
19
210
210
5
227
6
254
7
691
18
154
154
4
200
5
200
5
554
14
149
149
4
145
4
188
5
482
13
10. a) Data Ruang Belajar (Kelas) Jumlah dan ukuran Kondisi
Ukuran
Ukuran
2
Ukuran
2
7x9 m (a)
2
> 63m (b)
< 63 m (c)
Jml. ruang lainnya
Jumlah (d) =(a+b+c)
Baik
4
4
Rsk ringan
3
3
Rsk sedang
8
8
Rsk Berat
3
3
Jumlah ruang yg digunakan untuk digunakan u. r. Kelas Kelas (e)
(f)=(d+e)
............. ruang, yaitu: ……… 18
Rsk Total
Keterangan: Baik Rusak ringan Rusak sedang Rusak berat Rusak total
Kerusakan < 15% 15% - < 30% 30% - < 45% 45% - 65% >65%
b) Data Ruang Belajar Lainnya Jenis Ruangan
Jumlah (buah)
Ukuran (pxl)
Kondisi*)
Jenis Ruangan
Jumlah (buah)
Ukuran (pxl)
Kondis
1. Perpustakaan
1
7x7
B
6. Lab. Bahasa
1
7x7
RR
2. Lab. IPA
-
-
-
7. Lab. Komputer
1
7x7
B
3. Ketrampilan
-
-
-
8. PTD
4. Multimedia
1
7x7
RR
5. Kesenian
-
-
-
9. Serbaguna/aula 10. ……………
c) Data Ruang Kantor Jenis Ruangan
Jumlah (buah)
Ukuran (pxl)
Kondisi*)
1. Kepala Sekolah
1
4x4
B
2. Wakil Kepala Sekolah
-
-
-
3. Guru
1
7x7
B
4. Tata Usaha
1
7x4
B
5. Tamu
-
-
-
1
2x3
RR
Lainnya: ……………… a. BP / BK
d) Data Ruang Penunjang Jumlah (buah)
Jenis Ruangan
Ukuran (pxl)
Kondisi*)
Jumlah (buah)
Jenis Ruangan
Ukuran (pxl)
1. Gudang
1
4x7
RS
10. Ibadah
1
7x7
2. Dapur
1
2x2
RR
11. Ganti
-
-
3. Reproduksi
-
-
-
12. Koperasi
-
-
4. KM/WC Guru
1
1,5 x 2
B
13. Hall/lobi
-
-
5. KM/WC Siswa
3
1,5 x 1,5
RR
14. Kantin
1
3x7
6. BK
1
2 x 2,5
RR
15. Menara Air
-
-
7. UKS
1
1,5 x 2
RB
16. Bangsal
-
-
Kon
B
R
Kendarn 8. PMR/Pramuka
-
-
-
17. Rumah Penjaga
1
7x7
9. OSIS
1
7x7
B
18. Pos Jaga
-
-
11. Lapangan Olahraga dan Upacara Lapangan
Jumlah (buah)
Ukuran (pxl)
Kondisi*)
1. Lapangan Olahraga a. Volly
-
-
-
b. Lompat Jauh
-
-
-
c. Bola Kaki
-
-
-
Keterangan
R
d. Badminton
1
8 x 10
B
e. Basket
1
10 x 18
B
f. Tenis Meja
1
7x5
B
1
10 x 18
B
2. Lapangan Upacara
B. Deskripsi Hasil Penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil populasi kelas VII SMP Islam Parung Bogor dengan populasi 145 siswa. Sampel yang digunakan sebesar 40% yakni sebanyak 60 siswa. Data yang peneliti gunakan adalah angket yang diberikan kepada responden. Angket tersebut berisi 24 pertnyaan dengan empat alternative jawaban. Data yang sudah diperoleh dari siswa dalam bentuk angket, kemudian diolah dalam bentuk table distribusi frekunsi yang dilengkapi dengan prosentase dengan menggunakan rumus F P= N Keterangan: P= Prosantase F=Frekuensi N=Jumlah Responden
Peneliti uga melakukan wawancara dengan salah seorang guru Pendidikan Agama Islam, untuk memperkuat data yang diambil melalui pemberian angket. Untuk mengetahui secara ddeskriptif tentang kualitas pembelajaran terhadap prestasi siswa dalam bidang studi agama Islam, maka dapat diuraikan dalam bentuk table-tabel.
Tabel 1
n
Alternatif jawaban
o 1
Freku
Prosan
ensi
tase
a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1 no Alternatif jawaban 1
Frekuensi
Prosantase
Frekuensi
Prosantase
a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban 1
a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak
sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban 1
Frekuensi
Prosantase
Frekuensi
Prosantase
a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1 no Alternatif jawaban 1
a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai
d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban 1
Frekuensi
Prosantase
Frekuensi
Prosantase
a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1 no Alternatif jawaban 1
a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai
d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban 1
Frekuensi
Prosantase
Frekuensi
Prosantase
a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban 1
a. Sangat sesuai b. Sesuai
c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban 1
Frekuensi
Prosantase
Frekuensi
Prosantase
a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1 no Alternatif jawaban 1
a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai
d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1 no Alternatif jawaban 1
Frekuensi
Prosantase
Frekuensi
Prosantase
a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
no Alternatif jawaban 1
a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak
sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no no Alternatif jawaban 1
Frekuensi
Prosantase
Frekuensi
Prosantase
a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban 1
a. Sangat sesuai
b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban 1
Frekuensi
Prosantase
Frekuensi
Prosantase
a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban 1
a. Sangat sesuai
b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
no Alternatif jawaban 1
Frekuensi
Prosantase
Frekuensi
Prosantase
a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
no Alternatif jawaban 1
a. Sangat sesuai
b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
no Alternatif jawaban 1
Frekuensi
Prosantase
Frekuensi
Prosantase
a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
no Alternatif jawaban 1
a. Sangat
sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
no Alternatif jawaban 1
Frekuensi
Prosantase
Frekuensi
Prosantase
a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
no Alternatif jawaban 1
a. Sangat sesuai b. Sesuai
c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N)
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN
1