BAB II LANDASAN TEORI
A. Sistem Informasi Manajemen 1. Data, Informasi dan Sistem Informasi Untuk mendalami sistem informasi manajemen perlu diketahui konsep perbedaan dan keterkaitaan aantara data dan informasi. Menurut Kenneth C. Loudon (2008:16) Informasi berarti data yang telah dibentuk menjadi sesuatu yang memiliki arti dan berguna bagi manusia, sebaliknya, data merupakan sekumpulan fakta mentah yang mewakili kejadian-kejadian yang terjadi dalam organisasi atau lingkungan fisik organisasi. Data biasanya belum dikelola dan diorganisasikan ke dalam bentuk yang dapat secara efektif dipahami oleh manusia. Terdapat tiga proses dalam sistem informasi yang mengolah data menjadi informasi antara lain: a. Input; merekam dan mengumpulkan data mentah dari dalam maupun luar organisasi; b. Pemrosesan; mengubah data mentah yang berasal dari tahapan input menjadi bentuk yang lebih berarti; c. Output; mengirimkan informasi yang telah diproses tersebut ke pihak-pihak atau aktivitas yang akan menggunakan informasi tersebut.
8
9
2. Sistem Informasi Sistem Informasi merupakan suatu penggabungan kumpulan-kumpulan jaringan menjadi satu bentuk output yaitu informasi, dimana kumpulan-kumpulan jaringan tersebut terdiri atas manusia, hardware, software, jaringan komunikasi serta sumber daya utama berupa data yang kemudian akan diolah melalui proses pengumpulan, perubahan sehingga menghasilkan penyebaran informasi dalam suatu organisasi. Menurut Kenneth C. Loudon (2008:52), sistem informasi tidak dapat berjalan tanpa adanya faktor sumber daya pendukung diantaranya adalah: a. Sumber Daya Manusia Ada dua kelompok yang terlibat dalam penggunaan SDM. Pertama, orangorang yang menggunakan sistem informasi seperti akuntan, pelanggan, tenaga penjualan, teknisi, manajer dll. Kebanyakan para pengguna informasi pada organisasi bisnis adalah knowledge workers yaitu orang yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dalam tim dan workgroups dan tentunya menciptakan, menggunakan dan mendistribusikan informasi. Kedua, orang-orang yang mengoperasikan dan mengembangkan sistem informasi seperti analis sistem, pembuat software, operator sistem, dll. Analis sistem mendesain sistem informasi berdasarkan pada permintaan-permintaan informasi selanjutnya
pembuat
software
yang diinginkan
menciptakan
program
end user, komputernya
berdasarkan sepesifikasi yang diminta oleh analis sistem dan akhirnya
10
operator sistem membantu untuk memonitor dan mengoperasikan sistem dan jaringan komputer tersebut. b. Sumber Daya Perangkat Keras (hardware) Sumber daya hardware meliputi semua peralatan dan bahan fisik yang digunakan dalam pemrosesan informasi yang terdiri atas sistem komputer berupa
notebook,
desktop,
mainframe,dll.dan
peralatan
pendukung
komputer berupa keyboard, mouse, monitor, printer, dll. c. Sumber Daya Perangkat Lunak (software) Sumber daya software merupakan semua rangkaian perintah berupa kodekode bahasa pemrograman komputer dalam rangka pemorosesan informasi. Contoh dari sumber daya ini adalah software sistem merupakan program sistem operasi yang mengendalikan serta mendukung operasi komputer. Software aplikasi merupakan contoh lain yang memprogram pemrosesan langsung bagi pengguna tertentu komputer oleh pemakai akhir berupa persediaan, penggajian, pembukuan, dll. Terakhir prosedur yang merupakan instruksi operasional untuk orang yang akan menggunakan sistem informasi. d. Sumber Daya Data Data lebih daripada hanya bahan baku mentah sistem informasi. Data seharusnya dilihat sebagai sumber daya data yang harus dikelola secara efektif agar dapat memberi manfaat para pemakai akhir dalam sebuah
11
organisasi. Sumberdaya data disimpan, diatur, dan diakses oleh berbagai teknologi pengelolaan sumber daya data ke dalam database yang menyimpan data yang telah diproses dan diatur dan dasar pengetahuan yang menyimpan pengetahuan dalam berbagai bentuk. e. Sumber Daya Jaringan Pada sumber daya jaringan lebih menekankan bahwa teknologi komunikasi dan jaringan adalah komponen daya dasar dari semua sistem informasi. Media komunikasi dan dukungan jaringan merupakan contoh dari sumber daya jaringan. Media komunikasi berupa kabel tembaga, fiber optic, gelombang mikro, dll. Kategori dukungan jaringan menekankan bahwa banyak hardware, software, dan teknologi data dibutuhkan untuk mendukung operasi dan penggunaan jaringan yaitu berupa modem, web browser, prosesor antar jaringan, dll. 3. Pendekatan Kontemporer Terhadap Sistem Informasi Menurut Kenneth C. Loudon (2008:29) bidang sistem informasi dapat dilihat dengan beberapa pendekatan yaitu: a. Pendekatan Teknis Menekankan model matematika untuk mempelajari sistem informasi, serta penekanan pada teknologi secara fisik dan kemampuan format dari sistem
12
tersebut. Disiplin ilmu yang berkontribusi adalah ilmu komputer, metode kuantitatif, dan riset operasi. b. Pendekatan Prilaku Bagian penting bidang sistem informasi melibatkan isu perilaku yang muncul dalam pengembangan dan pengelolaan jangka panjang dari sistem informasi. Isu seperti integrasi bisnis strategis, perancangan, implementasi, penggunaan, dan manajemen tidak dapat dijelajahi dengan menggunakan model dari pendekatan teknis. Disiplin ilmu mengenai perilaku lainnya berkontribusi pada metode dan konsep penting. Sebagai contoh, ahli sosiologi mempelajari sistem informasi dengan melihat bagaimana kelompok dan organisasi mempengaruhi pengembangan sistem informasi dan juga bagaimana sistem mempengaruhi individu, kelompok dan organisasi. Ahli ekonomi mempelajari sistem informasi dengan ketertarikan dalam memahami proses produksi barang-barang digital, dinamika dari pasar digital, dan pemahaman bagaimana sistem informasi baru mengubah pengawasan dan struktur biaya di dalam perusahaan. Fokus pendekatan ini berkonsentrasi pada perubahan tingkah laku, kebijakan manajemen dan organisasi, dan perilaku.
13
c. Pendekatan Sistem Sosioteknis Kinerja
optimal
organisasi
dicapai
dengan
secara
bersama-sama
mengoptimalkan sistem sosial dan teknis yang digunakan dalam produksi. Menerapkan perspektif sistem sosioteknis membantu untuk mennghindari pendekatan teknologi murni terhadap sistem informasi. Sebagai contoh, kenyataan bahwa teknologi informasi dapat menurunkan biaya dengan cepat dan pertumbuhan kekuatan tidak begitu saja dengan mudah diterjemahkan menjadi peningkatan produktivitas atau laba. Kenyataan bahwa perusahaan baru saja menginstalasi sistem laporan keuangan perusahaan tidak diartikan begitu saja akan digunakan atau digunakan secara efektif. Sama dengan kenyataan bahwa perusahaan baru saja memperkenalkan prosedur dan proses bisnis baru tidak berarti karyawan akan lebih produktif bila tidak ada invenstasi dalam sistem informasi baru guna memudahkan proses tersebut. 4. Dimensi Informasi Pengembangan sistem informasi mempertimbangkan empat dimensi dasar informasi. Keempat dimensi yang diinginkan ini akan menambah nilai dari informasi tersebut. Menurut McLeod (2007:43) keempat dimensi itu adalah : a. Relevansi. Informasi memiliki relevansi jika informasi tersebut berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Pengguna seharusnya dapat memilih data yang diperlukan tanpa harus melewati dahulu sejumlah fakta-fakta yang tidak
14
berhubungan. Data yang relevan dengan pengambilan keputusan yang akan diambil saja yang akan disebut sebagai informasi. b. Akurasi. Seluruh informasi pada kondisi ideal seharusnya akurat. Data yang tidak akurat tidak dapat menjadi informasi melainkan sesuatu yang menyesatkan dan antiproduktif dengan pengambilan keputusan. c. Ketepatan Waktu. Informasi hendaknya tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum situasi mendesak berkembang dan informasi tersebut tidak berguna. Pengguna informasi hendaknya mendapatkan informasi pada saat informasi tersebut benarbenar dibutuhkan dan kebutuhan pengguna tersebut merepresentasikan situasi pada saat ini. Informasi yang diperoleh setelah keputusaan diambil tidak memiliki nilai manfaat. d. Kelengkapan. Para pengguna hendaknya dapat memperoleh informasi yang menyajikan gambaran lengkap atas suatu kondisi dan solusinya. Namun, sistem tidak boleh membanjiri pengguna dengan lautan informasi yang tidak relevan. Suatu pemanggilan
informasi
dibutuhkan
untuk
menautkan
suatu
perintah
pemanggilan informasi yang dibutuhkan saja. Informasi harus lengkap dan tepat untuk mendukung keputusan yang akan diambil pengguna.
15
5. Dimensi Sistem Informasi Untuk memahami sistem informasi kita perlu memperhatikan tiga dimensi yang lebih luas dari sistem itu sendiri. Dimensi tersebut antara lain: a. Organisasi Sistem informasi merupakan bagian yang terpisahkan dari organisasi. Bahkan untuk beberapa organisasi, kegiatan utamanya adalah sistem informasi itu sendiri. Elemen kunci dari organisasi adalah sumber daya manusia di dalamnya, struktur, proses bisnis,politik dan budaya organisasi. Seluruh elemen organisasi memiliki potensi konflik masing-masing. Sistem informasi hadir untuk mengatasi konflik-konflik tersebut. b. Manajemen Tugas manajemen adalah untuk berusaha memahami kadaan yang dihadapi perusahaan, mengambil keputusan, merumuskan rencana kegiatan untuk memecahkan konflik dalam organisasi. Bagian penting dari manajemen adalah menggunakan sistem informasi untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam mengambil keputusan yang tepat dalam organisasi. c. Teknologi Teknologi informasi diperlukan manajemen untuk semakin efektif mengolah sistem informasi. Teknologi mutakhir terus berkembang dan semakin memerlukan concern managemen. Piranti lunak yang semakin canggih mutlak diperlukan sehinggan informasi semakin cepat dan tepat diperoleh. Tampilan yang semakin user friendly diperlukan sehingga menambah nilai jual dari
16
informasi tersebut. Jaringan data diperlukan untuk mempercepat lalu lintas pergerakan data sehingga dapat diolah sistem dan menghasilkan informasi yang berguna bagi manajemen.
6. Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sistem Informasi Manajemen dibentuk supaya organisasi memiliki suatu sistem yang dapat diandalkan dalam mengelola data dan informasi yang bermanfaat bagi operasionalisasi organisasi tersebut. SIM merangkum dan melaporkan operasi dasar perusahaan menggunakan data yang disediakan sistem pemrosesan transasksi. Output yang dihasilkan SIM berupa laporan mingguan, bulanan dan tahunan sehingga memudahkan top manajer dalam memberikan keputusan vital bagi organisasi. Informasi pada SIM dihasilkan melalui dua jenis perangkat lunak (McLeod & Schell, 2007:22). Pertama, melalui perangkat lunak penulis laporan yang menghasilkan laporan periodik dan laporan khusus. Kedua, model matematika, menghasilkan informasi sebagai hasil simulasi operasioanal perusahaan yang diperoleh dari bahasa pemprograman. Hal ini dilakukan agar pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
17
B. Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Keuangan Barang Milik Negara (SIMAK BMN) SIMAK BMN merupakan sistem terpadu yang merupakan gabungan prosedur manual dan komputerisasi dalam rangka menghasilkan data transaksi untuk mendukung penyusunan neraca. Di samping itu, SIMAK BMN menghasilkan Buku Barang (BB), Laporan BMN (LBMN), dan berbagai kartu yang berguna untuk menunjang fungsi pengelolaan BMN. Penerapan komputerisasi dalam pelaksanaan akuntansi BMN dibantu dengan perangkat lunak (software) SIMAK BMN yang memungkinkan penyederhanaan dalam proses manual dan mengurangi tingkat kesalahan manusia (human error) dalam pelaksanaannya. 1. Barang Milik Negara Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara, barang adalah bagian dari kekayaan yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai/dihitung/diukur/ditimbang/ dan dinilai, tidak termasuk uang dan surat berharga. Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004, Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Tidak termasuk dalam pengertian BMN adalah barang-barang yang dikuasai dan atau dimiliki oleh: a. Pemerintah Daerah (sumber dananya berasal dari APBD termasuk yang sumber dananya berasal dari APBN tetapi sudah diserahterimakan kepada pemerintah Daerah).
18
b. Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah yang terdiri dari: 1) Perusahaan Perseroan 2) Perusahaan Umum c. Bank Pemerintah dan Lembaga Keuangan Milik Pemerintah
2. Penatausahaan Barang Milik Negara Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara, Penatausahaan BMN adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan BMN sesuai ketentuan yang berlaku. a) Pembukuan Pembukuan adalah kegiatan pendaftaran dan pencatatan BMN ke dalam Daftar Barang yang ada pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang. Maksud pembukuan adalah agar semua BMN yang berada dalam penguasaan Pengguna Barang dan yang berada dalam pengelolaan Pengelola Barang tercatat dengan baik. b) Inventarisasi Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan dan pelaporan hasil pendataan BMN. Maksud inventarisasi adalah untuk mengetahui jumlah dan nilai serta kondisi BMN yang sebenarnya, baik yang
19
berada dalam penguasaan Pengguna Barang maupun yang berada dalam pengelolaan Pengelola Barang. c) Pelaporan Pelaporan adalah kegiatan penyampaian data dan informasi yang dilakukan oleh unit pelaksana penatausahaan BMN pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang. Maksud pelaporan adalah agar semua data dan informasi mengenai BMN dapat disajikan dan disampaikan kepada pihak yang berkepentingan dengan akurat guna mendukung pelaksanaan pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan BMN dan sebagai bahan penyusunan Neraca Pemerintah Pusat. 3. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) Sistem Akuntansi Pemerintah Pust (SAPP) adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulna data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Pemerintah Pusat. SAPP memiliki 2 (dua) subsistem, yaitu Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI). SA-BUN dilaksanakan oleh Departemen Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Selanjutnya, SA-BUN memiliki 7 (tujuh) subsistem, yaitu SiAP (Sistem Akuntansi Pusat) yang terdiri Sistem Akuntansi Umum (SAU) dan Sistem Akuntansi Kas Negara (SAKUN),
20
SAUP&H (Sistem Akuntansi Utang dan Hibah), SA-IP (Sistem Akuntansi Investasi Pemerintah), SA-PP (Sistem Akuntansi Penerusan Pinjaman), SA-TD (Sistem Akuntansi Transfer ke Daerah), SA-BL (Sistem Akuntansi Badan Lainnya dan SABAPP (Sistem Akuntansi Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan). SiAp dilaksanakan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (Chief Financial Officer). SAI memiliki 2 (dua) subsitem, yaitu Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Keuangan (SIMAK) BMN. SAI dilaksanakan oleh Menteri /Ketua Lembaga Teknis selaku Chief Operational Officer (COO). Gambar 2.1. Posisi SAK dan SABMN (SIMAK BMN) dalam SAPP
DJKN
SAPP
SAI
SAK
SA-BUN
SABMN (SIMAKBMN)
SIAP
SAKUN
SAUP&H
SA-IP
SA-PP
SA-TD
SA-BL
SABAPP
SAU
(sumber : Peraturan Menteri Keuangan RI No.171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat)
SAK digunakan untuk memproses transaksi anggaran dan realisasinya, sehingga menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran. SIMAK BMN memproses transaksi
21
perolehan, perubahan dan penghapusan BMN untuk mendukung SAK dalam rangka menghasilkan Laporan Neraca. Di samping itu, SIMAK BMN menghasilkan berbagai laporan, buku-buku, serta kartu-kartu yang memberikan informasi manajerial dalam pengelolaan BMN. 4. BMN dalam SAPP Dalam akuntansi pemerintahan, BMN merupakan bagian dari aset pemerintah pusat yang berwujud. Aset pemerintah adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomui dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. BMN tercakup dalam aset lancar dan aset tetap. Klasifikasi unsur-unsur yang terdapat dalam BMN adalah: a. Aset lancar Aset lancar adalah aset yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Bagian aset lancar dalam BMN adalah Persediaan. Persediaan merupakan aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan
22
yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. b. Aset tetap Sedangkan aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin; gedung dan bangunan; jalan, irigasi dan jaringan; aset tetap lainnya dan konstruksi dalam pengerjaan. c. Aset lainnya Aset lainnya merupakan aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah sehingga tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya. d. Aset bersejarah Aset bersejarah merupakan aset tetap yang mempunyai ketetapan hukum sebagai aset bersejarah dikarenakan kepentingan budaya, lingkungan dan sejarah. Secara tersurat, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 menyatakan bahwa dalam pengelolaan keuangan di Kementrian Negara/Lembaga dikenal adanya Pengguna Anggaran dan Kuasa Pengguna Anggaran di satu pihak, serta Pengguna Barang dan
23
Kuasa Pengguna Barang di pihak yang lain. Dalam rangka pertanggungjawaban, Pengguna Anggaran dan Kuasa Pengguna Anggaran melaksanakan akuntansi keuangan. Sedangkan Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang melaksanakan Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Keuangan Barang Milik Negara (SIMAK BMN). Dalam prakteknya, sistem akuntansi keuangan dan sistem akuntansi barang dilaksanakan secara simultan dalam rangka menyusun laporan pertanggungjawaban, juga memberikan berbagai informasi dalam rangka pengelolaan barang. Oleh karena itu, keluaran SIMAK BMN juga memberikan manfaat kepada Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang dalam tugas-tugas manajerialnya.
5. Konsep Dasar SIMAK BMN Untuk memudahkan pemahaman tentang SIMAK BMN berikut dijabarkan konsep dasar yang terkait: a) Klasifikasi BMN Untuk memudahkan identifikasi, maka setiap BMN diklasifikasikan dengan cara tertentu sehingga memberikan kemudahan dalam pengelolaannya. Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
97/PMK.06./2007
tentang
Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara sebagai pengganti Keputusan
Menteri
Keuangan
Nomor
18/KMK.018/1999
tentang
Klasifikasi dan Kodefikasi Barang Inventaris Milik/Kekayaan Negara
24
membagi BMN dalam klasifikasi Golongan, Bidang, Kelompok, Sub Kelompok, dan Sub-sub kelompok. b) Pengkodean BMN Untuk memudahkan pencatatan dan pengendalian, BMN selain diberikan identifikasi berupa nama, juga diberikan identifikasi dalam bentuk kode. Pemberian kode
BMN sepenuhnya mengacu pada PMK Nomor
97/PMK.6/2007. Untuk memberikan identitas, BMN diberikan nomor kode barang (ditambah nomor urut pendaftarannya) dan kode lokasi (ditambah tahun perolehannya). c) Tabel Kode Barang Setiap BMN dibukukan dengan mengacu pada kode BMN yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 97/PMK.06/2007 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara. d) Kondisi BMN Kondisi BMN dapat dikategorikan dalam 3 (tiga) variasi yaitu Baik (B), Rusak Ringan (RR) dan Rusak Berat (RB), untuk kategori barang bergerak dapat diterangkan sebagai berikut : 1) Baik (B) : Apabila kondisi barang tersebut masih dalam keadaan utuh dan berfungsi dengan baik.
25
2) Rusak Ringan (RR) : Apabila barang tersebut masih dalam keadaan utuh tetapi kurang berfungsi dengan baik. Untuk berfungsi dengan baik memerlukan perbaikan ringan dan tidak memerlukan penggantian bagian utama/ komponen pokok. 3) Rusak Berat (RB) : Apabila kondisi barang tersebut tidak utuh dan tidak berfungsi lagi atau memerlukan perbaikan besar/ penggantian bagian utama/komponen pokok, sehingga tidak ekonomis lagi untuk diadakan perbaikan/rehabilitasi. e) Buku Barang Buku Barang adalah peranti akuntansi BMN yang digunakan untuk mencatat mutasi BMN secara berkesinambungan dan disusun untuk setiap sub-sub kelompok BMN. Buku Barang Intrakomtabel digunakan untuk mencatat BMN non Persediaan dan non Konstruksi Dalam Pengerjaan yang memenuhi syarat kapitalisasi. Buku Barang Ekstrakomtabel digunakan untuk mencatat BMN non Persediaan dan non Konstruksi Dalam Pengerjaan yang tidak memenuhi syarat kapitalisasi. f) Buku Barang Bersejarah Buku Barang Bersejarah adalah peranti akuntansi BMN yang digunakan untuk
mencatat
berkesinambungan.
mutasi
BMN
berupa
barang
bersejarah
secara
26
g) Laporan Barang Milik Negara (LBMN) LBMN adalah laporan yang menyajikan posisi BMN pada awal dan akhir suatu periode serta mutasi BMN yang terjadi selama periode tersebut. Laporan BMN Intrakomtabel digunakan untuk melaporkan
BMN non
Persediaan dan non Konstruksi Dalam Pengerjaan yang memenuhi syarat kapitalisasi. Laporan BMN Ekstrakomtabel digunakan untuk melaporkan BMN non Persediaan dan non Konstruksi Dalam Pengerjaan yang tidak memenuhi syarat kapitalisasi. h) Catatan Ringkas BMN (CRBMN) CRBMN adalah deskripsi yang menjelaskan BMN yang dikuasai Unit Organisasi Akuntansi BMN, berguna untuk mendukung penyusunan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). i) Daftar Barang Ruangan (DBR) DBR adalah kartu yang memuat data BMN yang berada pada suatu ruangan yang berguna untuk mengontrol BMN yang bersangkutan. j) Kartu Inventaris Barang (KIB) KIB adalah kartu yang memuat data BMN yang digunakan mengontrol BMN berupa Tanah, Gedung, Alat Angkutan Bermotor, serta Senjata Api.
27
k) Daftar Barang Lainnya (DBL) DBL adalah kartu yang memuat data BMN yang digunakan untuk mengontrol BMN yang tidak termasuk yang di-KIB-kan atau di-DIR-kan. 6. Prinsip-prinsip Dasar dalam SIMAK BMN SIMAK BMN diselenggarakan oleh organisasi Akuntansi BMN dengan prinsipprinsip: a. Ketaatan SIMAK BMN diselenggarakan sesuai peraturan perundang-undangan dan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Apabila prinsip akuntansi bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, maka yang diiikuti adalah ketentuan perundang-undangan. b. Konsistensi SIMAK BMN dilaksanakan secara berkesinambungan sesuai dengan peraturan yang berlaku. c. Kemampubandingan SIMAK BMN menggunakan klasifikasi standar sehingga menghasilkan laporan yang dapat dibandingkan antar periode akuntansi. d. Materialitas SIMAK BMN dilaksanakan dengan tertib dan teratur sehingga seluruh informasi yang mempengaruhi keputusan dapat diungkapkan.
28
e. Obyektif SIMAK BMN dilakukan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. f. Kelengkapan SIMAK BMN mencakup seluruh transaksi BMN yang terjadi.
C. Kerangka Pemikiran Sistem Akuntansi yang berlaku dalam satu Kementerian/Lembaga adalah Sistem Akuntansi Instansi. Sistem Akuntansi Instansi merupakan sistem akuntansi yang berlaku pada instansi pengguna anggaran. Sistem Akuntansi Instansi terdiri dari dua sistem yaitu sistem akuntansi keuangan dan sistem akuntansi barang milik negara. Sistem akuntansi keuangan meliputi seluruh transaksi keuangan dalam satu instansi, sedangkan sistem akuntansi barang milik negara meliputi pengelolaan barang milik negara di satu instansi. Output dari sistem akuntansi instansi yang dihasilkan adalah laporan keuangan instansi yang terdiri dari catatan atas laporan keuangan, laporan realisasi anggaran, neraca dan laporan barang milik negara. Keterkaitan antara sistem akuntansi keuangan dan sistem akuntansi barang terjadi dalam penyusunan neraca, di mana aset yang dilaporkan dalam neraca di antaranya adalah barang-barang milik negara yang informasinya diperoleh dari laporan barang milik negara yang disusun melalui sistem akuntansi barang milik
29
negara yang pada saat ini dihasilkan oleh aplikasi sistem informasi dan manajemen akuntansi barang milik negara (SIMAK BMN). Dari uraian di atas dapat disimpulkan pentingnya aplikasi SIMAK BMN sebagai pendukung sistem dalam menyajikan informasi mengenai barang milik negara dalam laporan keuangan, dalam hal ini neraca. Selain itu SIMAK BMN berperan dalam pengelolaan barang milik negara, karena di samping mempunyai fungsi pencatatan, SIMAK BMN berperan sebagai alat bantu manajemen dalam mengelola barang milik negara. Dengan demikian penulis menguraikan analisis penatausahan barang milik negara melalui penggunaan SIMAK BMN sebagai bagan penyusunan neraca.