BAB II LANDASAN TEORI
A.
Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Sifat utama adalah hal pokok yang dominan pada kehidupan seseorang,
diekspresikan hampir pada semua perilakunya. Sifat pokok adalah kecendemngan untuk berperilaku dalam suatu cara khusus pada bermacam-macam situasi, lebih khusus daripada sifat utama. Sedangkan sifat sekunder lebih pada situasi dan lebih sedikit pengaruhnya pada perilaku daripada sifat pokok (Aiken, 1993). Menurut Allport (2009) kepribadian adalah organisasi dinamik dalam sistem psikofisik individu yang menentukan penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya. Menurut Cuber, kepribadian adalah gabungan seluruh sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang. Menurut Roucek dan Warren (1999), kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis,psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku seseorang. Setiap orang adalah unik, berdasarkan pada suatu hukum dan sistem yang terintegrasi pada masing-masing orang (Aiken, 1993). Pendapat Jung (Alwisol, 2009) kepribadian atau psyche adalah mencakup keseluruhan pikiran, perasaan dan tingkah laku, kesadaran dan ketidaksadaran. Kepribadian membimbing orang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Definisi kepribadian dari Eysenck (Sujanto, 1986) kepribadian merupakan jumlah total dari aktual atau potensial organisme yang ditentukan oleh hereditas dan
8 http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
lingkungan, ini berawal dan berkembang melalui interaksi fungsional dari sektor utama dalam pola perilaku yang diorganisasikan oleh sektor kognitif (intelejen), sektor konatif (karakter), sektor afektif (temperamen), dan sektor somatis (konstitusi). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah sesuatu yang timbul dari efektivitas sebagai total pola-pola perilaku aktual atau potensial dari individu yang mendatangkan stimulus dari orang sekitamya, dan sulit untuk dipahami, yang dipengaruhi oleh faktor ekstemal dan internal dari individu dimana kedua faktor tesebut juga saling mengadakan interaksi. 2. Faktor yang mempengaruhi kepribadian Menurut Roucek dan Warren (1999), terdapat tiga faktor mempengaruhi pembentukan
kepribadian
seorang
individu,
yaitu
faktor
biologis/fisik,
psikolog^ejiwaan, dan sosiologQjngkungan. a. Faktor biologis/fisik adalah suatu faktor yang timbul secara lahiriah di dalam diri seorang individu. salah satunya adalah otak, menurut penelitian Young (2009) mengatakan bahwa otak memiliki pengaruh pada kepribadian seseorang, yang mengatakan pengalaman merubah otak saat seseorang berkembang, dan perubahan di otak tersebut dapat merubah kepribadian. b. Faktor psikologi/kejiwaan, adalah suatu faktor yang membentuk suatu kepribadian yang ditunjang dari berbagai watak, seperti, pemarah, pemalu, agresif, dan lain-lain. c. Faktor sosiologi/lingkungan, adalah suatu faktor yang membentuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
kepribadian seorang individu sesuai dengan kenyataan yang nampak pada kehidupan kelompok atau lingkungan masyarakat sekitamya tempat ia berpijak. 3. Fungsi kepribadian Disebutkan oleh Markin (1974) bahwa kepribadian memiliki beberapa aspek fungsional, yaitu : a. consistency : tanpa pengukuran konsistensi tidaklah dapat berpikir tentang kepribadian sebab manusia akan berubah-ubah sedemikian rupa sehingga tidak dapat dikarakteristikkan sebagai kepribadian. Terdapat 2 tingkatan kepribadian, yaitu : Ekstemal : berhubungan dengan perasaan yang diekspresikan dan perwujudannya dalam bentuk tindakan Internal
: meliputi faktor-faktor yang tidak dapat diamati seperti sikap, minat, nilai, dan motif. Konsistensi merupakan karakteristik dasar
kepribadian.
Manusia
cenderung
mewujudkan
konsistensi pada kedua tingkatan kepribadian b. accomodation and plasticity : meskipun kepribadian bersifat konsisten dan stabil, namun pada saat yang sama juga akan mengadakan penyesuaian diri terus-menerus terhadap perubahan kondisi-kondisi yang teijadi di lingkungan c. integration: menunjuk pada kenyataan bahwa berbagai aspek kepribadian diorganisasikan dan diintegrasikan ke dlam sejumlah pola secara keseluruhan. Kepribadian dikarakteristikkan sebagai suatu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
bentuk dinamis yang mencari keharmonisan dan diintegrasi serta mengarahkan aktivitas dalam cara-cara yang kongruen. Dari penjelasan yang ada diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepribadian berfungsi untuk mendeskripsikan perasaan yang akan diwujudkan ke dalam bentuk perilaku, yang meliputi faktor-faktor yang tidak dapat diamati dimana pada saat yang sama dapat juga menjalankan suatu proses adaptasi yang diintegrasikan dan mengarah pada suatu aktivitas. 4. Struktur Kepribadian Carl Gustav Jung Kepribadian disusun oleh sejumlah sistem yang beroperasi dalam tiga tingkat kesadaran yaitu ego beroperasi pada tingkat sadar, kompleks beroperasi pada taksadar pribadi, dan arestip beroperasi pada tingkat taksadar kolektif. Disamping sistem-sistem yang terkait dengan daerah operasinya masing-masing terdapat sikap (introvers-ekstrovers) dan fungsi (fikiran-perasaan-persepsi-intuisi) yang beroperasi pada semua tingkat kesadaran. Juga ada self yang menjadi pusat kepribadian. 5. Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert Kebanyakan orang mengenal istilah ekstrovert dan introvert dari psikiater Swiss bemama Jung, seorang bekas murid Sigmund Freud. Namun yang mengembangkan ekstrovert dan introvert lebih lanjut secara mendetail adalah Eysenck sendiri (Eysenck, 1980). Eysenck melaksanakan penyelidikannya yang pertama, yaitu variabel yang menggambarkan kontras antara ekstroversi dan introversi (Suryabrata, 1983).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Eysenck (Aiken, 1993) mengkonsepkan kepribadian manusia dalam tiga faktor atau supertraits, yaitu ekstroversion - introversion, stabilitas emosi dan ketidakstabilitasan emosi (neurotisme), serta psikotisme. Pembahasan disini lebih menitikberatkan pada ekstroversion - introversion. Ekstrovert dan introvert dipahami sebagai dimensi yang kontinyu dari pada sebagai tipe dikotomi (Aiken, 1993). Tipe kepribadian yang dirumuskan oleh Eysenck itu (Hjelle, 1991) lebih melihat pada perilaku yang tampak, yang merupakan kombinasi dari dua tipe yang didiskusikan tersebut. Konsekuensinya adalah bahwa setiap orang adalah ekstrovert dan introvert, dengan mayoritas orang lebih dekat ke pusat kontinum, daripada ke kedua ekstrim (Eysenck, 1980). 6. Definisi Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert Jung mengatakan (Hall, 1978) bahwa ekstrovert adalah kepribadian yang lebih dipengaruhi oleh dunia objektif, orientasinya terutama tertuju ke luar. Pikiran, perasaan, serta tindakannya lebih banyak ditentukan oleh lingkungan. Sedangkan introvert adalah kepribadian yang lebih dipengaruhi oleh dunia subjektif, orientasinya tertuju ke dalam. Menurut Eysenck, introvert adalah satu ujung dari dimensi kepribadian introversi - ekstroversi dengan karakteristik watak yang tenang, pendiam, suka menyendiri, suka termenung, dan menghindari resiko (Pervin, 1993). Eysenck juga mengatakan dalam teorinya, bahwa ekstrovert adalah satu ujung dari dimensi kepribadian introversi - ekstroversi dengan karakteristik watak peramah, suka bergaul, ramah, suka menurutkan kata hati, dan suka mengambil resiko (Pervin, 1993)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Peneliti menyimpulkan bahwa ekstrovert adalah suatu tipe kepribadian berdasar skap jiwa terhadap dunianya, yang mempakan satu ujung dari dimensi kepribadian introversi - ekstroversi, yang dipengaruhi oleh dunia objektif, orientasinya terutama tertuju ke luar.Pikiran, perasaan, dan tindaknnya ebih banyak ditentukan oleh lingkungan. Sedangkan introvert adalah suatu tipe kepribadian berdasar sikap jiwa terhadap dunianya, yang merupakan satu ujung dari dimensi kepribadian introversi - ekstroversi, yang dipengaruhi oleh dunia subjektif, orientasinya terutama tertuju ke dalam. 7. Ciri-Ciri Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert Ekstrovert dan introvert digambarkan oleh Eysenck (Aiken, 1993) adalah sebagai berikut : yang khas dari ekstrovert adalah mudah bergaul, suka pesta, mempunyai banyak teman, membutuhkan teman untuk bicara, dan tidak suka membaca atau belajar sendirian, sangat membutuhkan kegembiraan, mengambil tantangan, sering menentang bahaya, berperilaku tanpa berpikir terlebih dahulu, dan biasanya suka menurutkan kata hatinya, gemar akan gurau-gurauan, selalu siap menjawab, dan biasanya suka akan perubahan, riang, tidak banyak pertimbangan (easy going), optimis, serta suka tertawa dan gembira, lebih suka untuk tetap bergerak dalam melakukan aktivitas, cenderung menjadi agresif dan cepat hilang kemarahannya, semua perasaannya tidak disimpan dibawah kontrol, dan tidak selalu dapat dipercaya (Aiken, 1993). Sedangkan yang khas dari introvert adalah pendiam, pemalu, mawas diri, gemar membaca, suka menyendiri dan menjaga jarak kecuali dengan teman yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
sudah akrab, cenderung merencanakan lebih dahulu - melihat dahulu - sebelum melangkah, dan curiga, tidak suka kegembiraan, menjalani kehidupan sehari-hari dengan keseriusan, dan menyukai gaya hidup yang teratur dengan baik, menjaga perasaannya secara tertutup, jarang berperilaku agresif, tidak menghilangkan kemarahannya, dapat dipercaya, dalam beberapa hal pesimis, dan mempunyai nilai standar etika yang tinggi (Aiken, 1993). 8. Karakteristik Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert Menurut Jung (Lefrancus, 1979) terdapat dua dimensi utama kepribadian, yaitu ekstrovert dan introvert. Ekstrovert ditandai dengan mudah bergaul, terbuka, dan mudah mengadakan hubungan dengan orang lain. Sedangkan introvert ditandai dengan sukar bergaul, tertutup, dan sukar mengadakan hubungan dengan orang lain. Dikemukakan oleh Eysenck (Fransella, 1981) karakteristik ekstroversi ditandai oleh sosiabilitas, bersahabat, aktif berbicara, impulsif, menyenangkan, aktif dan spontan, sedangkan introversi ditandai dengan hal-hal kebalikannya. Lebih jelasnya lagi Eysenck (1980) menjabarkan komponen ekstrovert adalah kurangnya tanggung jawab, kurangnya refleksi, pemyataan perasaan, penurutan kata hati, pengambilan resiko. B. Pola Asuh 1.Definisi Pola Asuh Pola asuh orang tua merupakan cara orangtua dalam mengasuh, mendidik, dan melatih kebiasaan anak untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Menurut Hurlock (1999) pola asuh orangtua adalah cara orangtua dalam mendidik anak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Tabel 2.1 Tipologi Kepribadian Jung
sncAP EKSTRAVERSI
FUNGSI Pikiran Perasaan Pengindraan Intuisi
INTROVERSI
Fikiran Perasaan
TIPE Ekstraversi-fikiran
CIRl KEPRIBADIAN Manusia ilmiah, aktivitas
intelektual berdasar daya Ekstraversi-perasaan Manusia dramatik, menyat obyektif akan emosinya secara Ekstraversi -pengingdraan Pemburu kenikmatan, me terbuka dan cepat berubah. mandang dan menyenangi Ekstraversi -intui si Pengusaha, bosan dengan dunia apa adanya rutinitas, terus menerus Introversi-fikiran Manusia filsuf, penelitian menginginkan dunia baru intelektual secaramenyembu internal Inroversi-perasaan Penulis kreatif. nyikan perasaan, sering
Pengindraan
Introversi-pengindraan
mengalami badai emosion Seniman,mengalami dunia al. dengan cara pribadi dan
Intuisi
Introversi-intuisi
berusana peramal, Manusia mengekspresikan sukar secara pribadi pula mengkomunikasikan
intuisinya. Menurut Gunarso (2000) pola asuh orang tua merupakan perlakuan orang tua dalam interaksi yang meliputi orang tua menunjukkan kekuasaan dan cara orang tua memperhatikan keinginan anak. Kekuasaan atau cara yang digunakan orang tua cenderung mengarah pada pola asuh yang diterapkan Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pola asuh orang tua adalah cara mengasuh dan membimbing dalam berhubungan dengan anaknya dengan tujuan membentuk watak, kepribadian, dan memberikan nilai-nilai bagi anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Pola asuh orang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
tua memegang pemanan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, karena dengan semangat kasih sayang dalam suasana keterbukaan
akan
sangat
mempengaruhi
bagaimana
anak
memenuhi
kebutuhannya sesuai dengan usia perkembangannya. Setiap tindakan atau cara yang bisa digunakan oleh orangtua membesarkan, mendidik dan merawat anakanaknya dapat diartikan sebagi pola asuh orangtua. Gaya pengasuhan orangtua dapat mempengaruhi pembentukan karakter anak. Dalam membentuk karakter anak diperlukan syarat-syarat mendasar bagi terbentuknya kepribadian yang baik. Menurut Erickson (Hurlock, 1999) dasar kepercayaan yang ditumbuhkan melalui hubungan ibu dan anak pada tahun-tahun pertama kehidupan anak-anak memberikan bekal bagi kesuksesan anak dalam kehidupan sosialnya ketika ia dewasa. Salah satu aspek penting dalam hubungan orangtua dan anak adalah gaya pengasuhan yang diterapkan oleh orangtua. Menurut Baumrid (Sugito, 2008), terdapat tiga macam pola asuh, yaitu pola asuh otoritarian
{authoritarian
parenting),
pola
asuj
otoritatif
{authoritative
parenting), dan pola asuh permisif (permissive parenting). Pola asuh otoritarian (authoritarian parenting) adalah pola asuh yang mana orangtua membatasi, menghukum dan mendesak remaja untuk mengikuti arahan-arahan dan menghormati usaha dan keija keras. Orangtua yang otoritarian memberikan batasan dan kontrol yang tegas pada remaja serta mengambil jarak dan kurang hangat dibandingkan dengan orantua lain. Pola asuh otoritatif (authoritative parenting) merupakan pola asuh yang mana orangtua menghargai individualitas remaja tetapi juga menekankan batasan-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
batasan sosial.Orangtua mendorong remaja untuk menjadi mandiri tetapi masih memberikan batasan-batasan dan kontrol pada aktivitas-aktivitas mereka. Pola asuh permisif (permissive parenting) merupaka pola asuh yang mana orangtua memberikan kebebasan pada anak dalam mengambil keputusan tanpa adanya kontrol dan perhatian orang tua, atau cenderung sangat pasif ketika menanggapi ketidakpatuhan.Orangtua permisif tidak begitu menuntut, juga tidak menetapkan sasaran yang jelas bagi anaknya, karena yakin bahwa anak-anaknya seharusnya berkembang sesuai dengan kecenderungan alamiahnya.
2. Dampak Pola Asuh Terhadap Anak Dampak pola asuh terhadap anak, seperti yang dikemukakan oleh Baumrid (Sugito, 2008), adalah : a. Pola Asuh Otori tari an (authoritarian parenting) Pola asuh otoritarian berhubungan dengan perilaku remaja yang tidak kompeten secara sosial. Remaja dengan pola asuh otoritarian sering merasa cemas, mengenai perbandingan sosial, gagal untuk memulai aktivitas, dan memiliki kemampuan berkomunikasi yang buruk. b. Pola Asuh Otoritatif (authoritative parenting) Pola asuh otoritatif berhubungan dengan perilaku remaja yang kompeten secara sosial. Remaja dengan pola asuh otoritatif akan mandiri dan bertanggung jawab secara sosial.
c. Pola Asuh Permisif (permissive parenting) Pola asuh permisif berhubungan dengan perilaku remaja yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
implusif,agresif, tidak patuh, manja , kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang matang secara sosial dan kurang percaya diri. 3. Aspek-aspek Pola Asuh Terdapat empat aspek dalam pola asuh menurut Baumrid(Bee dkk, 2007), yaitu : a. Kehangatan atau pengasuhan (Warmth or Nurturance) Ungkapan orangtua dalam mengasuh anak dengan menunjukan kasih sayang, kehangatan, perhatian serta memberikan dorongan pada anak. b. Tingkat Harapan (Level of Expectations) Baumrid juga menyebut sebagai tuntutan kedewasaan, merupakan sikap orangtua dalam memberikan tuntutan dan dorongan kepada anak untuk mandiri, memiliki tantangan emosional dan tanggung jawab pada tindakan.Kedewasaan pada anak merupakan sikap untuk menghadapi lingkungan sekitar. c. Kontrol (control) Merupakan wujud sikap orangtua dalam menghadapi tingkah laku anak yang terkadang dianggap tidak sesuai dengan tuntutan orangtua. d. Komunikasi antara Orangtua dan Anak( Communication between parent and child) Merupakan usaha orang tua dalama menciptakan komunikasi yang baik dengan anak melalui hubungan timbal balik antara kedua belah pihak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
C. Kembar 1.
Pengertian Anak Kembar Anak kembar (twins) adalah bentuk dari full siblings karena saudara
kandung yang kembar mempunyai hubungan biologis. Anak kembar adalah dua orang anak atau lebih yang dilahirkan bersama-sama dalam suatu persalinan (Kerola, 2005). Kembar di karakteristikkan dengan kesamaan genetik dan familiarity yang tinggi (Neyer, 2002). Twins adalah satu-satunya individu yang telah mempunyai pengalaman dengan saudaranya sebelum kelahiran (dalam kandungan) dan yang saling mengerti satu sama lain dibandingkan dua orang manapun (Chow, 2009). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa saudara kembar adalah duaorang yang mempunyai hubungan biologis dan kesamaan genetik dimanamereka telah mempunyai pengalaman dengan saudaranya sebelum kelahiran dikarenakan telah bersama dalam kandungan dan dilahirkan bersamasama dalam suatu persalinan.
2. Tipe - Tipe Kembar Ada dua tipe kembar, yaitu kembar identik atau dan kembar tidak identik atau fraternal (Cunningham, 2005). a. Kembar Identik Anak kembar identik teijadi apabila satu sel telur matang (ovum) dibuahi dua atau lebih sperma. Sel telur akan membelah dua yang masing-masing akan berkembang menjadi zigot tersendiri dan seterusnya menjadi bakal janin dua anak kembar. Untuk kembar identik yang beijumlah empat, masing-masing
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
dari sel telur yang telah membelah akan membelah lagi menjadi dua bakal janin. Jenis kelamin yang sama akan ditemui pada kembar identik karena individu berasal dari gen yang sama. Pada kembar identik akan dijumpai ciriciri jasmaniah yang mirip satu sama lain, seperti mata, hidung, mulut, rambut, bentuk wajah, dan sebagainya. Bukan berarti kembar identik tidak dapat dibedakan sama sekali karena pada kembar identik tetap dijumpai adanya perbedaan yang lebih dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti gizi, aktivitas yang dilakukan, dan sebagainya. Kembar identik umumnya mempunyai hubungan
emosional
yang
lebih
dekat
dengan
saudara
kembamya,
dibandingkan dengan kembar tidak identik. b. Kembar Fraternal atau Tidak Identik Anak kembar tidak identik teijadi karena adanya dua atau lebih sel telur (ovum) yang matang bersamaan dan masing-masing dibuahi olehsatu sperma. Masing-masing pasangan (ovum dan sperma) akanbersenyawa membentuk zigot yang berbeda satu sama lain danberkembang sendiri- sendiri. Pada anak kembar tidak identik tidak terdapat kesamaan-kesamaan ekstrem, individu yang kembar tidak identik seperti halnya dua orang kakak beradik biasa saja. Kembar tidak identik dapat sangat berbeda secara fisik maupun dalam hal sifat perilakunya. Apabila dijumpai dua atau lebih anak kembar yang sama sekali tidak mirip dan bahkan memiliki sifat-sifat yang kontras, maka individu tersebut kembar tidak identik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
3. Kembar dilihat dari Sisi Psikologis Kembar adalah dua orang anak atau lebih yang lahir dari satu masa kehamilan yang sama. Kembar adalah dua orang individu yang sejak kecil tumbuh dan kembang secara bersama, yang kemudian mempunyai pengalaman tersendiri.Kembar mempunyai kesamaan yang secara fisik mirip, dan cenderung mempunyai kesamaan dalam karakter. Hal ini dapat dilihat dari berbagai penelitian genetik yang banyak dilakukan oleh para ahli genetik, yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa kembar mempunyai kecenderungan lebih mirip satu sama lain bila dibandingkan dengan saudara kandung biasa (Santrock, 2009). Kembar lebih mempunyai hubungan emosional yang lebih kuat dibandingkan dengan saudara kandung biasa. Hubungan emosional ini bisa teijadi karena kembar terbiasa diperlakukan sama oleh lingkungannya, selain karena adanya faktor genetik yang turut serta mempengaruhi kesamaan tersebut. Adanya perlakuan sama yang diperlakukan pada kembar membuat para kembar ini akhimya merasa lebih dekat satu sama lain bila dibandingkan dengan saudara kandung biasa (Santrock, 2009).
D. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Kepribadian Keluarga adalah kelompok sosial pertama dan utama bagi kehidupan anak, lebih banyak menghabiskan waktunya dengan kelompok keluarga daripada dengan kelompok sosial lainnya. Anggota keluarga merupakan orang yang paling berarti dalam kehidupan anak selama proses pembentukan kepribadian anak, dan pengaruh keluarga jauh lebih luas dibandingkan pengaruh lainnya. Orang tua
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
mempunyai berbagai macam fungsi yang salah satu diantaranya ialah mengasuh anaknya. Dalam mengasuh anaknya orang tua dipengaruhi oleh budaya yang ada di lingkungannya. Di samping itu, orang tua juga diwamai oleh sikap-sikap tertentu dalam memelihara, membimbing, dan mengarahkan putra putrinya. Sikap tersebut tercermin dalam pola pengasuhan kepada anaknya yang berbedabeda karena masing- masing orang tua mempunyai pola pengasuhan tertentu. Berapa besar pengaruh keluarga pada perkembangan kepribadian anak yang berdampak sebagai berikut: a. Bila dia hidup dalam permusuhan, dia belajar berkelahi b. Bila dia hidup dalam ketakutan, dia belajar menjadi penakut c. Bila dia hidup dikasihani, dia belajar mengasihani dirinya d. Bila dia hidup dalam tolerasi, dia belajar bersabar e. Bila dia hidup diejek, dia belajar menjadi malu Sikap dan pola peilaku yang dibentuk di tahun-tahun pertama anak hidup di dunia, anak mulai tumbuh dan berkembang sangat menentukan seberapa mampu seorang individu itu dapat menyesuaikan diri di kehidupan ketika bertamah usia dan bertambah dewasa. Hal tersebut akan membentuk kepribadian introvert dan ekstrovert pada anak dikemudian hari. Dasar- dasar yang diberikan oleh orang tua pada masa anak-anak sangat berpengaruh terhadap terhadap keprbadian yang akan dibentuk oleh anak- anak dan akan terns melekat sampai tua. Jadi orang tua harus lah mampu memberikan pendidikan dasar yang baik terhadap anak. Namun pada kenyataannya di jaman sekarang ini orang tua keduaduanya sibuk di luar rumah dengan kegiatan dan aktivitas keijanya. Seorang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
ibu pun bekeija. jika kita lihat dan amati ibu yang bekeija di luar rumah akan sering meninggalkan anaknya, akan jarang bertemu dan tatap muka dengan anaknya, akan kurang tahu tentang apa saja kejadian- kejadian yang dialami oleh anaknya di sekolah, ibu kurang tahu mengenai masalah apa saja yang sedang dihadapi oleh sang anak. Anak pun akan merasa kurang diperhatikan oleh orang tuanya. Ketika anak merasa tidak diperhatikan oleh orang tuanya ini anak mulai mencari hiburan lain, mungkin saja bergaul dengan teman-temannya yang kurang baik kemudian ia mencoba hal-hal baru, seperti pergaulan bebas, menjadi pemakai narkoba dan perilaku menyimpang lainnya. Atau anak yang kurang perhatian ini biasanya cenderung untuk mencari masalah baik itu di sekolah atau dengan teman sebaya/bermainnya. Dengan tujuan tidak lain dan tidak bukan yaitu untuk mendapat perhatian dari orang lain. Anak akan memiliki perilaku ekstrovert. Pola asuh yang sering diterapkan oleh orang tua yang keduanya bekeija di luar rumah. mereka (orang tua) terlalu memanjakan anaknya. Karena orang tua merasa bersalah selalu meninggalkan anaknya. tanpa orang tua itu memilah apakah permintaan yang diinginkan oleh anaknya itu baik atau buruk untuknya. Berbeda halnya dengan orang tua yang salah satunya tidak bekeija. Seorang ibu yang menjadi ibu rumah tangga biasa yang hidup dan bekeija di dalam rumah. Ibu akan lebih fokus terhadap pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Sang anak mendapat perhatian dan kasih sayang yang cukup. Tapi tidak menutup kemungkinan juga anak akan menjadi manja dan tidak mendiri dengan perlakuan yang seperti itu dan tidak menutup kemungkinan anak menjadi introvert, karena apa yang anak inginkan selalu dengan pilihan orang tua sehingga
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
anak kurang berani mengutarakan pendapat. Anak akan selalu bergantung kepada orang tuanya. Sehingga, orang tua yang tidak bekeija pun tidak boleh terlalu berlebihan memberikan perhatian dan memanjakan anaknya. orang tua juga tidak boleh over protective terhadap anak, agar anak mampu untuk bersikap mandiri, dalam menghadapi tantangan yang siap menghadang di hadapannya.
E. Rerangka Pemikiran Dari variabel-variabel yang telah dijelaskan, peneliti mengasumsikan ada pengaruh antara pola asuh dan pembentukan kepribadian anak kembar. POLA ASUH
Kepribadian
(x)
(y)
Baumrid (dalam
(Eysenck, 1980 : 10).
Santrock, 2002)
-------------►
Pola Asuh
Introvert Ekstrovert
Otoritarian Pola Asuh Permissif Pola Asuh
F. Hipotesis Hipotesis dari kesimpulan diatas yaitu adanya hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dan pembentukan kepribadian anak kembar di Yayasan Nakula Sadewa.
http://digilib.mercubuana.ac.id/