BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Strategi Strategi adalah serangkaian tindakan terpadu ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan jangka panjang dan kekuatan perusahaan dengan pesaingnya (Ward & Peppard, 2002, p. 69). Strategi berarti memperjelas tentang arah perusahaan anda secara dinamis, sehingga dapat merespon secara aktif terhadap perubahan lingkungan (Olsen, 2007, p. 10). Strategi adalah aset yang paling berharga yang dimiliki oleh bisnis apapun jenisnya bisnis tersebut, strategi merupakan pencarian keuntungan yang tidak pernah berakhir, strategi adalah mendefinisikan suatu kegiatan yang dapat menciptakan keuntungan bisnis (Bernard, 2001, p. 4). Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi adalah suatu rangkaian kegiatan yang dapat menentukan arah bisnis perusahaan untuk menciptakan keuntungan.
2.1.2. Visi dan Misi Menurut (Kuncoro, 2005) visi adalah suatu pernyataan komprehensif tentang apa yang diinginkan oleh pemimpin organisasi, mengapa organisasi berdiri dan apa yang diyakininnya, atau gambaran masa depan organisasi. Ada empat komponen utama yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun visi: -
Visi dibangun berdasarkan nilai inti. Nilai inti menjawab apa yang penting bagi suatu organisasi: apakah menjalankan bisnis secara etis dan
9
10
bertanggung jawab, memuaskan konsumen, menekankan pada kualitas, atau menjadi “pemimpin pasar”. -
Visi perlu mengelaborasi tujuan organisasi.
-
Visi perlu memasukan gambaran singkat tentang apa yang dilakukan oleh organisasi tersebut untuk mencapai tujuannya.
-
Visi perlu merumuskan sasaran umum, sasaran adalah target dimana semua anggota organisasi bekerja sama untuk mewujudkannya.
Misi menurut (Olsen, 2007) adalah tujuan dan peta jalan dalam rencana strategis untuk memberdayakan karyawan anda untuk menjadi lebih efektif.
2.1.3. Teknologi Informasi Teknologi
adalah
suatu
penemuan
secara
revolusioner
yang
mengakibatkan perkembangan sehingga membantu manusia dalam menjalankan kegiatan sehari–hari. Teknologi informasi digunakan untuk semua bentuk teknologi yang dipakai untuk pemrosesan, penyimpanan, dan pengiriman informasi dalam bentuk elektronik (Pudjadi, 2007). Teknologi Informasi menurut (Hendarti, 2011) adalah sebuah kombinasi teknologi komputer dengan teknologi komunikasi yang memfasilitasi perolehan, pemrosesan, penyimpanan, pengiriman dan pembagian informasi dan isi digital lainnya. Sedangkan menurut O’Brien (2003) “Teknologi informasi adalah hardware, software, telekomunikasi, manajemen database dan teknologi pemrosesan informasi lainnya yang digunakan dalam sistem informasi berbasis komputer. (Peppard & Ward, 2007) Denggan menginfestasikan TI maka suatu organisasi dapat meningkatkan kinerja dalam hal :
11
-
Mengatasi kelemahan yang ada agar dapat bersaing.
-
Mencegah kinerja yang buruk dimasa depan yang dapat mengakibatkan kerugian.
-
Dapat mencapai target bisnis yang diinginkan.
-
Menghapus hambatan dan mengambil peluang.
2.1.4. Sub Divisi Satelit PT Telekomunikasi Indonesia PT Telekomunikasi Indonesia (TELKOM) merupakan Badan Usaha Milik Negara dan penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan layanan InfoComm, telepon kabel tidak bergerak (fixed wireline) dan telepon nirkabel tidak bergerak (fixed wireless), layanan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan. SubDivSat Stasiun Pengendali Satelit merupakan organisasi dibawah Divisi Infrastruktur PT Telekomunikasi Indonesia yang bertanggung jawab untuk mengoperasikan sistem komunikasi satelit dan mengolah bisnis satelit. Salah satu sub sistem ruas bumi yang berperan penting dalam sejarah sistem satelit telekomunikasi di Indonesia adalah SPU (Stasiun Pengendali Utama) Cibinong yang keberadaannya sama tuanya dengan operasional satelit telekomunikasi di Indonesia. SPU Cibinong mulai di bangun bersamaan dengan persiapan fisik pembuatan satelit pertama di Indonesia (palapaA). Berikut gambaran perjalanan SPU Cibinong dari masa ke masa: •
Periode 1976 sampai dengan 1980 SPU dibangun dalam rangka program peluncuran satelit Palapa A. Kontrak pembuatan satelit dan master kontrolnya (pengendali utama)
12
dimenangkan oleh hughes, kontrak untuk pembangunan gedung SPU Cibinong dilaksanakan oleh PT. Graha Gapura Engineering dan CV Modern. Total anggaran untuk pembangunan Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) mencapai USD 161,8 juta, belum termasuk dana rupiah. SPU Cibinong yang di bangun di atas lahan seluas 11 hektar, diresmikan tahun 1976. Saat peluncuran satelit Palapa A-1 pada tanggal 9 Juli 1976 pukul 06.31 WIB yang diluncurkan dari Cape Caneveral, Florida Amerika Serikat danditempatkan pada slot orbit 83 derajat Bujur Timur, SPU Cibinong berfungsi sebagai pengendali utama di belahan bumi bagian Timur. Peran yang sama juga dilakukan SPU Cibinong pada peluncuran SatelitPalapa A-2 pada 11 Maret 1977 dari tempat yang sama, yang ditempatkan di slot orbit 77 derajat bujur timur. Sejak itu SPU Cibinong mengendalikan dua satelit,yaitu Satelit palapa A-1 (12transponder) dan Satelit Palapa A-2 (12transponder). Sebagai subsistem pengendali utama satelit, SPU Cibinong dilengkapi dengan fasilitas perangkat pengendali satelit Palapa A yang antara lain terdiri dari: -
Full Motion Antenna (FMA) 9,8 meter buatan SA (Scientific Atlanta Inc)
-
Spaceraft control Equipment (SCE) dengan komputer pengendali bermerek HP-5Mx ( Hewlett packard ).
Tahun 1980, organisasi SPU Cibinong berubah menjadi Dinas OperasiSatelit (DINOPSAT) di bawah pimpinan Direktur Operasi dan
13
Teknik Telekomunikasi. Kepala Dinopsat waktu itu adalah Ir. Remedy Paranginangin,terakhir sebagai dirut PT. Ratelindo. •
Periode 1980 – 1990 Pada sub sistem pengendalian satelit, perangkat pengendali pada tahun 1981 di upgrade dengan perangkat baru yang di dukung oleh komputer pengendali PDP 11/70. Pada tanggal 18 Juni 1983 SPU Cibinong kembali memegang peran pengendalian belahan bumi Timur untuk peluncuran Palapa B-1. Selanjutnya pada tanggal 21 Maret 1987 SPU Cibinong mengendalikan peluncuran Palapa B2P. Demikian pula pada tanggal 14 april 1990 peranan yangsama dilakukan dengan baik oleh SPU Cibinong, ketika peluncuran Palapa B2R.Tahun 1983 sebagai KAOPSAT adalah Ir Sahala Silalahi. Tak lama kemudian struktur organisasi SPU Cibinong berganti lagi, kali ini berada di bawah wewenang Wilayah Operasi (Wilop) SKSD membawahi 10 zona. SebagaiKAWILOP SKSD Ir. Benny Syahrial Nasution, yang kemudian di gantikan Ir.Sahala Silalahi pada tahun 1987
•
Periode 1990 sampai dengan sekarang Periode 1990 sampai dengan sekarangPada periode 1990-an, Telkom membangun stasiun pengendali satelit baru di kawasan jalan Daan Mogot, Jakarta Barat. Satelit ini selain untuk mengoperasikan satelit yang ada juga untuk mengendalikan satelit Palapa generasiC. Gedung dan perangkat ini kemudian di kelola PT. Satelindo untuk pengoperasian satelit Palapa C.Pada saat ini SPU Cibinong mengendalikan 3 buah satelit secarabersamaan. Di tahun yang sama pula, SPU Cibinong mendapat
14
tugas tambahanuntuk mengendalikan Palapa B1 dalam inclined orbit operation untuk kepentingan PT. Pasifik Satelin Nusantara (PSN) sebagai Perusahaan afiliasiTELKOM. Hal yang sama juga di lakukan SPU Cibinong dalam mendukung pengoperasian satelit Palapa B2P setelah di alihkan kepada PT PSN pada 1996.Seiring dengan beroperasinya satelit Telkom-1 yang di luncurkan sebagaipengganti satelit Palapa B2R, SPU Cibinong mulai disibukkan dengan programkerja baru, yaitu persiapan peralihan pengoperasian posisi orbit baru untuk Palapa B2R yang akan di alihkan pemakaiannya kepada suatu perusahaan asing. Tugasspesifik dari SPU Cibinong selain menggeser satelit dari ke lukasi baru, jugamerubah posisi satelit sehingga berbalik 180 derajat, sesuai permintaan calon pelanggan. •
Aspek Teknis Satelit milik Telkom Palapa A adalah satelit pertama yang di miliki Indonesia adalah Palapa A-1 yang diluncurkan dengan roket peluncur Delta 2914 di Kennedy Space Center Cape Canaveral Florida AS pada 9 Juli 1976. Palapa A-1 di tempatkan pada posisi 83derajat Bujur Timur pada orbit GEO dengan ketinggian 36.000 Km di atasKhatulistiwa.Penggunaan satelit Palapa A-1 adalah untuk merelai percakapan telepon serta hubungan telegram dan teleks yang ditangani oleh Perumtel dalam lingkungan Departemen
Perhubungan
yang
saat
itu
merencanakan
415.000sambungan telepon pada akhir pelita II. Dalam satelit ini terpasang 12 transponderyang masing-masing dapat melayani 400 sirkuit atau 800 saluran sambungantelepon atau 1 saluran televisi berwarna.
15
Dengan berakhirnya pula satelit generasipertama, maka diluncurkan satelit generasi kedua, yakni Palapa B. Palapa B seluruh satelit generasi kedua (Palapa B) memiliki kapasitas 24 transponder, transponder merupakan perangkat elektronik yang berfungsi sebagai penguat sinyal bila menerima getaran sinyal dari stasiun bumi. Setiap transponder aktif dapat melayani sebanyak 1000 jalur suara satu arah atau transmisi televisi berwarna. Selain itu satelit generasi kedua ini membawa enamtransponder tak aktif yang memenuhi fungsi 5 untuk 4 redudansi. Artinya, dari setiap limatransponder hanya empat yang aktif dan sisanya satu berfungsi sebagai cadanganyang akan terpakai jika satu dari lima transponder dalam kelompok ini tak berfungsi. Telkom-1 Basis satelit Gtelkom-1 adalah model A2100A berbentuk kubus dengan jenis three axis stabilized . Tipe ini berbeda dengan satelit-satelit sebelumnya,yakni Palapa A dan B yang berjenis spiner satellite . Bobot total satelit Telkom-1adalah 2.784 Kg. Dengan kemampuan penggunaan daya yang efisien sehinggadapat beroperasi mencapai 20 tahun. Total kapasitas payload 36 transponder. Dengan daya yang lebih tinggi maka para pengguna Telkom-1 akanmendapatkan kualitas sinyal yang lebih baik serta memungkinkan penggunaan antena dengan ukuran lebih kecil, sehingga diharapkan harga terminal lebih ekonomis.
16
2.1.5. Pengembangan
Perekonomian
Penggunanaan Layanan
Komunikasi
Melalui Berbasis
Satelit Menurut (Atayero, 2011) Komunikasi satelit menawarkan platform yang baik untuk menyediakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) platform untuk mendorong pembangunan ekonomi, dengan menyediakan solusi yang efektif biaya dan akses terjangkau untuk memenuhi telekomunikasi, siaran, maritim, pertahanan, keamanan dan pendapatan diversifikasi kebutuhan ekonomi tersebut. Satelit komunikasi bermanfaat bagi Negara yang memiliki wilayah yang medannya sulit, wilayah dibatasi oleh perairan yang luas, sehingga membuat komunikasi konvensional menjadi mustahil. Sejumlah Negara berkembang seperti India, Indonesia, Brazil dan Meksiko telah meluncurkan satelitnya sendiri dengan pertimbangan untuk peningkatan ekonomi. Satelit yang digunakan untuk membawa sinyal jaringan dari pusat ke beberapa studio penerima stasiun bumi, masing-masing terhubung ke pemancar TV lokal . Ketika dilengkapi dengan peralatan forward-link, remote Stasiun Bumi dapat mengirimkan sinyal kembali ke studio central dimana stasiun berasal sehingga memungkinkan untuk menayangkan pemrograman untuk seluruh jaringan. Seperti fitur point-to-point yang dapat digunakan untuk peningkatan layanan seperti laporan berita on-location. Selain itu, jaringan satelit yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan komunikasi bisnis, instansi pemerintah dan organisasi non-pemerintah, selanutnya fitur point-to-multipoint membuat Geosynchronous Earth Orbit (GEO) unggul untuk distribusi berbasis IP multimedia konten seperti halaman web, film dan VOIP.
17
Perusahaan swasta juga menggunakan Link point-to-point sebagai bagian dari Wide Area Network (WAN) untuk mencegah dari ganguan jaringan publik dan memberikan tingkat pelayanan data seperti video teleconferencing.
Gambar. 1: Satelit Komunikasi Penyebaran Skenario Untuk Akses Internet (Atayero, 2011) (Panagopoulos, 2012) Satelit Komunikasi (SatCom) akan memiliki peran penting dalam Next Generation Networks
(NGN) dan dalam membentuk
Internet Masa Depan. Jaringan seperti cakupan global, efektivitas biaya untuk penyiaran dan multicasting. Konektivitas serta kemampuan untuk menyediakan layanan interaktif broadband di daerah terpencil dan layanan darurat. Jaringan SatCom menyediakan fondasi di seluruh Eropa dan dunia. Informasi digital jaringan, sudah memainkan peran penting dalam Internet saat ini, seperti: a. menyediakan layanan broadband untuk warga di daerah pedesaan, untuk penumpang dari kapal, kereta api, atau pesawat b. pengiriman konten ke kepala jaringan
18
c. mendistribusikan data ke perbankan, bisnis, kesehatan, sektor pemerintah d. menyediakan konektivitas di Internet backbone e. backhauling teknologi akses lainnya f. menyediakan akses internet cepat dalam skenario darurat
2.1.6. TIME (Telecommunication, Information, Media and Edutaiment) Dalam kaitan portofolio bisnis TIME, Telkom telah mengembangkan empat area pertumbuhan layanan TIME, yakni Cloud Computing, Home Digital Environment, Mobile Broadband dan Machine to Machine.
1. Mobile Broadband, Layanan Mobile Broadband yang dapat dinikmati masyarakat dalam waktu dekat, antara lain adalah Indonesia Wifi, yaitu layanan hotspot untuk mempermudah publik mengakses internet di berbagai tempat. Masih di dalam area pertumbuhan mobile broadband, Telkom melalui anak perusahaan Metranet, bekerja sama dengan Microsoft untuk meluncurkan layanan
PlasaMSN.
PlasaMSN
merupakan
layanan
yang
memanfaatkan teknologi portal Microsoft untuk menggabungkan berbagai jenis informasi dari berbagai sumber ke dalam satu super portal secara up-to-date. Untuk dapat meningkatkan pemanfaatan layanan broadband, Telkom melalui anak perusahaan Metranet meluncurkan layanan PlasaTicket yang dapat dimanfaatkan oleh penyelenggara event sebagai kanal penjualan tiket melalui situs web.
19
2. Home Digital Environment, mulai dimanfaatkan di Indonesia dengan layanan antara lain Groovia TV yaitu televisi berbasis Internet protocol television (IPTV) yang berisi program-program premium yang disalurkan melalui pita broadband. Layanan ini mempunyai beberapa fitur interaktif yang tidak dimiliki oleh TV kabel biasa seperti fast, forward, rewind, store dan lain-lain sehingga penonton dapat menentukan waktu yang diinginkan untuk menikmati tayangan yang disukainya.
Agar pelanggan bergerak dapat menikmati program premium serupa melalui layar personal device (smartphone, tablet, dan perangkat pintar lainnya) yang dimilikinya, Telkom akan meluncurkan Groovia Lite. Dengan layanan Groovia Lite, program-program premium akan disesuaikan formatnya untuk dapat disalurkan melalui layanan internet biasa secara live maupun on-demand, ke personal device pelanggan.
3. Layanan berbasis Machine to Machine diproyeksikan akan menjadi lifestyle masyarakat dari berbagai kalangan yang akan memberikan kemudahan hidup. Beberapa produk yang sudah disiapkan, antara lain adalah Delima, yaitu layanan pengiriman uang (remittance) tanpa harus memiliki akun atau rekening di bank. Pelanggan dapat melakukan pengiriman uang dari agen ke agen maupun dari handphone ke handphone Delima juga dapat
20
dipergunakan untuk melakukan transaksi pembelian, bayar tagihan ataupun donasi.
Produk selanjutnya adalah e-Health, yaitu layanan IT Services yang dapat mempermudah pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit,
tempat
praktek
dokter,
asuransi,
apotek
maupun
laboratorium. Dua layanan e-Health terbaru Telkom adalah layanan Infokes yang digunakan dalam pengelolaan puskesmas dan layanan e-Referal yang digunakan untuk menghubungkan para penyedia layanan kesehatan melalui proses referensi.
Selanjutnya layanan e-Trade Logistik, yaitu layanan IT Services yang diperlukan untuk membantu transaksi aliran barang dan ekspor-impor komoditas dengan menyediakan sistem informasi yang melibatkan sebagian atau keseluruhan value chain yang terlibat dalam perdagangan nasional dan internasional sedangkan LINK merupakan layanan yang disediakan Telkom untuk memfasilitasi transaksi ATM antar bank anggota Himpunan Bank Negara (HIMBARA). Untuk memberikan solusi pembayaran melalui
saluran
perbankan
tradisional
maupun
dengan
menggunakan electronic money, Telkom Group melalui anak perusahaannya telah meluncurkan layanan FinPay. Layanan FinPay
ini
memungkinkan
pemilik
produk
/
layanan
memanfaatkan kanal-kanal perbankan dan electronic money yang
21
sudah terhubung ke jaringan FinPay sebagai loket pembayaran fisik dan virtual bagi produk / layanan mereka.
4. Cloud
Computing,
terbagi
ke
dalam
kelompok
layanan
Infrastructure as a Services (IaaS) dan Software as a Services (SaaS), dua-duanya membantu dalam peningkatan efisiensi dan efektivitas.
Kelompok
layanan
IaaS
merupakan
layanan
infrastruktur komputasi on-demand untuk segmen korporasi dan usaha kecil dan menengah (UKM). Kelompok layanan SaaS antara lain e-Office, yaitu layanan aplikasi perkantoran dengan target pasar segmen korporasi dan UKM.
Guna mendukung pemberdayaan masyarakat dan peningkatan ekonomi kerakyatan, Telkom juga sudah mempersiapkan produk e-Koperasi sedangkan untuk mengakomodasi kebutuhan segmen apotik diluncurkan produk e-Apotik. Layanan ini merupakan aplikasi apotik, baik untuk apotik yang berdiri sendiri maupun apotik yang tergabung dalam jaringan apotik tertentu. Guna membantu
proses
manajemen,
operasional
serta
bisnis
perbengkelan, diluncurkan produk e-Bengkel.
Untuk
keperluan
koordinasi/rapat
jarak
jauh
disiapkan
telepresence, yaitu layanan video conferencing dengan kualitas sangat tinggi yang memungkinkan pelanggan seolah-olah bertatap muka dalam satu ruangan meskipun dilakukan dari jarak jauh (worldwide). Layanan Cloud Computing ini dijalankan di atas
22
infrastruktur Cloud Computing dan Data Center yang dikelola oleh TelkomSigma sebagai anak perusahaan Telkom Group yang memiliki kompetensi teknis & bisnis yang diperlukan untuk pengelolaan layanan Data Center dan managed IT lainnya.
Berbagai layanan telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, salah satunya adalah konten/aplikasi edutainment misalnya konten bola Barclays Premier League (BPL) yang menyediakan informasi terbaru mengenai Liga Inggris. TelkomGroup memiliki rencana untuk memberikan berbagai konten musik secara gratis kepada pelanggan mengingat konten musik merupakan konten yang sangat diminati dan memiliki kaitan emosional sangat kuat dengan pelanggan. Diharapkan dengan tingkat engagement yang tinggi, TelkomGroup memiliki peluang untuk mengembangkan binis over the top (OTT) business to business to consumer (B2B2C) untuk mendukung layanan mobile advertising.
Melalui layanan berbasis TIME yang sangat lengkap tersebut, Telkom siap untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat, pelaku bisnis, pendidikan, kesehatan, pemerintah sehingga pada saat yang sama dapat memanfaatkan berbagai peluang untuk menuju ke pentas global.
Secara umum mayoritas anak perusahaan Telkom di bidang IME mengalami pertumbuhan yang bagus (tahun 2010-2011) yaitu anak perusahaan yang bergerak di sektor MediaPay TV (TelkomVision, YoY 78%), di bidang EHealth Service (Admedika YoY 25%), di bidang E-payment (Finnet YoY 22%), di bidang portal & E Commerce, Digital Advertising dan Super Portal & Content
23
(Metranet YoY 112%), di bidang Data Center & Managed IT (Sigma YoY 30%), maupun di bidang advertising, Business Process Outsourcing (BPO) dan Directory & Digital Media Rich Content (Infomedia, YoY 23%). Hal ini mencerminkan
transformasi
portfolio
bisnis
TIME
yang
dilaksanakan
TelkomGroup mulai menampakkan hasil walaupun kontribusinya masih kecil dibandingkan portofolio Telecommunication.
2.1.7.
Studi Kasus Menurut (Sarwono, 2006) studi kasus atau case study, adalah penelitian
tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakterkarakter yang khas dari kasus, ataupun status dan individu, yang kemudian dari sifat khas diatas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Studi kasus mempunyai keunggulan sebagai suatu studi untuk mendukung studi-studi besar dikemudian hari. Studi kasus dapat memberikan hipotesa-hipotesa untuk penelitian lanjutan. Dari segi edukatif, maka studi kasus dapat digunakan sebagai contoh ilustrasi baik dalam perumusan masalah, penggunaan statistik dalam menganalisa data serta cara-cara perumusan generalisasi dan kesimpulan. Menurut (Sarwono, 2006) rumusan langkah-langkah pokok dalam meneliti kasus adalah sebagai berikut : -
Rumuskan tujuan penelitian
-
Tentukan unit-unit studi, sifat mana yang akan diteliti dan hubungan apa yang akan dikaji serta proses-proses apa yang akan menuntun penelitian.
24
-
Tentukan rancangan serta pendekatan dalam memilih unit-unit dan teknik pengumpulan data mana yang akan digunakan. Sumber-sumber data apa yang tersedia.
-
Kumpulkan data
-
Organisasi informasi serta data yang terkumpul dan analisa untuk membuat interpertasi serta generalisasi.
-
Susun laporan dengan memberikan kesimpulan serta impliksi dari hasil penelitian.
(Plazaola, 2008) menggambarkan fase studi kasus sebagai berikut :
Gambar 2. Fase Studi Kasus -
Case study setting, pada tahap ini kita memilih perusahaan sebagai objek yang akan diteliti, selanjutnya kita melakukan koordinasi dan survei kontekstual. Koordinasi dengan manajemen perusahaan diperlukan untuk mendefinisikan dan mengotorisasi kejelasan akses data dokumentasi dan narasumber yang terlibat dalam tahap pengumpulan data. Wawancara, dan rapat koordinasi harus dijadwalkan dengan manajer perusahaan tersebut.
-
Data
collection,
tahap
ini
dirancang
untuk
digunakan
saat
mengumpulkan data dari sumber dokumen, lokakarya dan wawancara
25
setiap orang. Pada saat melakukan wawancara harus dilakukan dengan fasilitator yang bisa menjelaskan setiap detail yang dibutuhkan pada saat mengajukan pertanyaan atau jawaban yang disediakan dan dapat dipilih. Wawancara dilakukan sebagai penjelasan aplikasi secara mendalam dari survei serta untuk pengecekan validasi dari data yang dikumpulkan pada saat penelitian. -
Data processing, database yang dihasilkan dari data yang telah dikumpulkan meliputi pertanyaan, jawaban, yang Melibatkan narasumber dalam wawancara, dan nama dokumen pendukung jawabannya. Database ini digunakan untuk menganalisa frekuensi jawaban dan memeriksa sumber data, serta memastikan kualitas pengumpulan data yang baik seperti yang disarankan oleh Yin. Database digunakan dalam penyaringan data, berdasarkan pada frekuensi jawaban dan keakuratan jawaban sumber. Kriteria dalam melakukan penyaringan data hasil wawancara atau kuisioner, apabila 70% dari total frekuensi jawaban yang dikumpulkan menjawab YA untuk setiap pilihan maka dengan demikian dari data yang valid tersebut dapat kita lakukan analisis lebih lanjut.
-
Modeling – Instalation of the metamodel, melalui jawaban atas pertanyaan yang disajikan, selanjutnya kita melakukan instansiasi metamodel, yaitu melakukan keselarasan yang dibangun berdasarkan data dikumpulkan dari perusahaan. Model ini harus disajikan kepada narasumber yang terlibat dalam studi kasus sebagai tahap validasi terakhir dan melakukan koreksi jika diperlukan.
26
-
Alignment assessment – Analysis of the model, dengan menggunakan model keselarasan dan aturan inferensi, kita memperoleh tingkat keselarasan perusahaan, tingkat keselarasan tersebut akan disajikan dalam bentuk histogram per komponen bagian.
-
Alignment assessment – Planning anhancements, penyesuaian tingkat keselarasan model perusahaan
per komponen view diwakili dalam
histogram, yang merupakan dasar untuk mengenali apa status terkini dari sisi perspektif studi kasus yang diteliti. Dengan dasar ini, bisnis dan eksekutif TI memungkinkan untuk membuat keputusan berdasarkan atas tampilan dan komponen yang disajikan. Menurut (Baxter, 2008) ada beberapa tipe dari studi kasus, diantaranya sebagai berikut : -
Explanatory, jenis studi kasus ini akan digunakan apabila anda berusaha menjawab pertanyaan. Studi kasus ini berusaha untuk menjelaskan intervensi permasalahan dikehidupan nyata yang terlalu kompleks, hasilnya berupa evaluasi penjelasan yang akan menghubungkan pelaksanaan penelitian dan hasil yang didapat. Contoh kasus: Joia (2002). Analysing a web based e-commerce learning community: A case study in Brazil.
-
Exploratory, studi kasus ini digunakan untuk melakukan penelitian atas terjadinya situasi intervensi yang belum jelas dan akan dievaluasi berupa satu pokok permasalahan. Contoh : Lotzkar & Bottorff (2001). An Observational study of the development of a nurse-patient relationship.
27
-
Descriptive, tipe studi kasus ini digunakan untuk menggambarkan suatu intervensi atau fenomena yang terjadi di kehidupan nyata yang terjadi. Contoh : Tolson, Fleming, & Schartau (2002). Coping with menstruation: Understanding the needs of women with Parkinson’s disease.
-
Multiple-case studies, pada multiple studi kasus, memungkinkan peneliti untuk melakukan eksplorasi perbedaan pada dan antara kasus, tujuannya adalah untuk mereplikasi temuan pada kasus. Karena akan ditarik suatu perbandingan, peneliti harus cermat terhadap metode ini sihingga dapat memprediksi hasil yang akurat. Contoh : Campbell & Ahrens (1998). Innovative community services for rape victims : An application of multiple case study methodology.
-
Intrinsic, menggunakan istilah intrinsik dan peneliti dalam melakukan penelitian harus melakukan pendekatan agar memahami kasus dengan baik , namun hal ini bukan yang utama dilakukan, karena kasus tersebut merupakan kasus yang menggambarkan sifat tertentu, kasus tersebut berupa kepentingan dan hasilnya bukan untuk membangun teori. Contoh : Hellstorm, Nolan, & Lundh (2005). “We do things together” A case study of “couplehood” in dementia.
-
Instrumental,
digunakan untuk mencapai pemahaman pada situasi
tertentu, hal ini memberikan wawasan menjadi masalah atau membantu dalam menyempurnakan suatu teori, kasus ini meneliti secara mendalam dan rinci. Kasus ini tidak dapat dilihat sebagai sesauatu yang khas. Contoh : Luck, Jackson,
& Usher (2007). STAMP: Components of
28
observable behaviour that indicate potential for patient violence in emergency departments. -
Collective, merupakan deskripsi dari beberapa kasus penelitian. Contoh : Scheib (2003). Role stress in the professional life of the school music teacher : A collective case study.
2.1.8.
Pendekatan Kualitatif Pendekatan kualitatif akan menggunakan teknik observasi terstruktur,
survei dengan menggunakan kuisioner. Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan sehingga menghasilkan pengertian, konsepkonsep dan pembangunan teori baru. W.Lawrence Neuman melakukan empat identifikasi faktor yang terkait dengan orientasi dalam penelitian yang menggunakan metode kualitatif, diantaranya : -
Orientasi pertama, metode kualitatif memperlakukan data sebagai sesuatu yang bermakna secara intrinsik. Dengan demikian, data yang ada dalam penelitian kualitatif bersifat “lunak”, tidak sempurna, imaterial, kadangkala kabur dan seorang peneliti kualitatif tidak akan pernah mampu mengungkapkan semuanya secara sempurna. Namun demikian, data yang ada dalam penelitian kualitatif bersifat empiris, terdiri dari dokumentasi ragam peristiwa, rekaman setiap ucapan, kata dan gestures dari objek kajian, tingkah laku yang spesifik, dokumen-dokumen tertulis, serta berbagai imaji visual yang ada dalam sebuah fenomena sosial.
-
Orientasi
kedua,
penelitian
kualitatif
secara
luas
menggunakan
pendekatan interpretatif dan kritis pada masalah-masalah sosial. Peneliti kualitatif memfokuskan dirinya pada makna subjektif, pendefinisian,
29
metafora, dan deskripsi pada kasus-kasus yang spesifik. Dengan demikian, penelitian kualitatif lebih bersifat transendental, termasuk di dalamnya memiliki tujuan menghilangkan keyakinan palsu yang terbentuk pada sebuah objek kajian. -
Orientasi ketiga, metode kuantitatif mengikuti logika yang direkonstruksi dimana metode diorganisir, diformalkan dan disistematisir secara ketat. Sementara pada metode kualitatif, penelitian secara aktual dijalankan secara tidak teratur, lebih ambigu, dan terikat pada kasus-kasus spesifik.
-
Orientasi keempat dari metode kualitatif adalah ditempuhnya langkahlangkah penelitian yang bersifat non-linear. Dalam metode kuantitatif, seorang peneliti biasanya dihadapkan pada langkah-langkah penelitian yang bersifat pasti dan tetap dengan panduan yang jelas sehingga disebut sebagai langkah yang linear. Sementara itu, metode penelitian kualitatif lebih memberikan ruang bagi penelitinya untuk menempuh langkah nonlinear dan siklikal, kadangkala melakukan upaya “kembali” pada langkahlangkah penelitian yang sudah ditempuhnya dalam menjalani proses penelitian. Hal ini tidak berarti kualitas riset menjadi rendah, namun lebih pada cara untuk dapat menjalankan orientasi dalam mengkonstruksikan makna.
2.1.9. Analisis Gap (Remenyi, 2007) Analisis gap merupakan suatu pengukuran evaluasi yang berdasarkan pada sistem informasi yang diimplementasikan oleh perusahaan melalui sudut pandang espektasi (kepentingan) dan
30
performa. Dalam melakukan pengukuran, bertindak sebagai responden adalah staff sistem informasi dan pengguna sistem “user”.
2.1.10.
Analisis SWOT
Penulis melakukan identifikasi kekuatan dan kelemahan lingkungan internal bisnis dengan SWOT. Penggunaan analisis SWOT pada penelitian ini diharapkan mampu memperoleh akar permasalahan yang terjadi pada Sub Divisi Satelit dalam upaya penerapan teknologi informasi sebagaimana rumusan masalah kedua penelitian ini. (Nurhayati, 2009) Secara konsep manajemen strategi dimulai dengan penyesuaian perusahaanya dengan lingkungan kepada kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dari perusahaan tersebut, atau dikenal dengan analisis SWOT. Beberapa pendapat para ahli mengenai analisis SWOT diantaranya : -
George S Ordione berpendapat bahwa agar perusahaan berfungsi efektif manajemen
memerlukan
tiga
langkah
esensial
yang
harus
dipertimbangkan antara lain, sasaran strategi hendaknya dinyatakan mendahului
keputusan
anggaran,
sasaran
strategi
hendaknya
mendefinisikan kekuatan, kelemahan masalah, ancaman resiko dan kesempatan, dan sasaran strategi henaknya memperhatikan trend, misi dan mendefinisikan pilihan strategi yang mencakup akibat pilihan. -
We Chou Hou dan Khai Lee Sheang berpendapat bahwa “Analisis SWOT merupakan analisis perbandingan yang dilakukan perusahaan sebelum merancang strategi perusahaan”.
31
(Bernard, 2001) Analisis SWOT adalah analisis keadaan bisnis dari dimensi berikut ini : •
Strength, sebuah kompetensi yang dimiliki oleh organisasi seperti asset atau kemampuan pada suatu organisasi pada tingkat pencapaian tertinggi
•
Weakness, sebuah kompetensi yang dimiliki oleh organisasi seperti asset atau kemampuan kompetitif rendah pada suatu organisasi sehingga rentan dalam proses persaingan dengan organisasi lain.
•
Opportunity, sebuah trend atau peristiwa yang dapat memberikan perubahan positif apabila diberikan respon yang strategis.
•
Threat, sebuah trend atau peristiwa yang dapat menyebabkan perubahan negative pada posisi jika tidak ditangani dengan respon yang strategis.
2.1.10.1.
Matriks SWOT
Cara membuat matrik SWOT adalah dengan menggunakan faktor-faktor strategi eksternal maupun internal, yaitu dengan mentransfer peluang dan ancaman dari table EFAS serta mentransfer kekuatan dan kelemahan dari table IFAS ke dalam sel yang sesuai dalam matriks SWOT. Kemudian dengan membandingkan
faktor-faktor
strategis
tersebut
lalu
dibuatkan
kemungkinan alternative strategi (SO, ST, WO, WT) (Rangkuti, 2000).
4
set
32
Berikut ini gambar matriks SWOT menurut (Kuncoro, 2005) yaitu : STRENGTH (S) Daftar
semua
WEAKNESS (w) kekuatan
Daftar
semua
yang dimiliki
yang dimiliki
OPPORTUNITIES(O)
Strategi SO
Strategi WO
Daftar semua peluang yang
Gunakan semua kekuatan
Atasi
dapat diidentifikasi
yang
dengan
dimiliki
untuk
memanfaatka peluang yang
semua
kelemahan
kelemahan
memanfaatkan
semua peluang yang ada
ada THREATS(T)
Strategi ST
Strategi WT
Daftar semua ancaman yang
Gunakan semua kekuatan
Tekan semua kelemahan dan
dapat diidentifikasi
untuk
cegah semua ancaman
menghindar
dari
semua ancaman
Gambar 3. Matriks SWOT
2.1.10.2.
Diagram Analisis SWOT
Diagram SWOT seperti digambarkan oleh (Rangkuti, 2000) terlihat pada gambar berikut :
Gambar 4. Diagram Analisis SWOT
33
-
Kuadran 1 : Daerah ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan bagi perusahaan karena perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang perlu dibangun dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif .
-
Kuadran 2 : Pada daerah ini perusahaan menghadapi berbagai ancaman, tetapi perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan peluang jangka panjang dengan cara diversifikasi produk.
-
Kuadran 3 : Pada daerah ini perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar namun memiliki kendala internal. Sebaiknya perusahaan ini focus
untuk
meminimalisir
masalah-masalah
internal
perusahaan
sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. -
Kuadran 4 : Situasi pada daerah ini sangat tidak menguntungkan perusahaan, karena menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
2.1.11.
Balanced Scorecard
Menurut (Yuwono, 2006) BSC dikembangkan sebagai pengukuran kinerja yang memungkinkan para eksekutif memandang perusahaan dari berbagai perspektif secara simultan. Menurut (Afrianto, 2008) Balanced Scorecard (BSC) adalah metodologi untuk melakukan manajemen strategi sekaligus manajemen pelaksanaan strategi. Penerapan BSC dapat menghasilkan dua laporan utama yaitu peta strategi (strategic map) dan kartu skor (scorecard). BSC terdiri dari 4
34
perspektif yaitu financial perspective, customer perspective, internal process perspective dan leraning growth perspective.
2.1.11.1.
Balanced Scorecard dalam Sistem Manajemen
Strategis Menurtu (Yuwono, 2006) tujuan utama dari manajemen strategis adalah untuk mengidentifikasi mengapa dalam persaingan, beberapa perusahaan bisa sukses sementara sebagian lainnya mengalami kegagalan. Komponen utama proses manajemen strategis meliputi : -
Misi dan tujuan utama organisasi
-
Analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi
-
Pilihan strategi yang selaras dan sesuai antara kekuatan dan kelemahan perusahaan dengan peluang dan ancaman lingkungan eksternal.
-
Pengadopsian struktur organisasi dan sistem pengendalian untuk mengimplementasikan strategi organisasi yang dipilih.
2.1.11.2.
Hambatan Implementasi Strategi
(Yuwono, 2006) Menurut Kaplan dan Norton dari pengalaman di lapangan ditemui penyebab eksistensi gap tersebut, yang diuraikan kedalam empat klasifikasi, yaitu : -
Visi dan strategi tidak dapat dijalankan (no actionable). Hambatan utamanya adalah berupa kesulitan untuk mendapatkan konsensus tentang makna visi dan strategi itu sendiri, apabila consensus telah
35
diperoleh,
adapun
ketentuan
berikutnya
adalah
bagaimana
menjabarkan strategi tersebut ke dalam langkah nyata untuk segenap elemen organisasi hingga ke level individu. -
Strategi tidak terhubung dengan sasaran-sasaran (goals) departemen, tim, dan individu. Hal fatal yang kerap terjadi adalah ketika organisasi makin membesar tetapi tidak dilakukannya perencanaan strategi SDM agar tercipta keselarasan antara tujuan, visi dan kompetensi individu dengan organisasi di setiap tingkatan. Dengan sistem pengendalian yang tidak fokus pada strategi, maka kompetisi antarkomponen yang terjadi dalam organisasi tidak akan saling mendukung dalam pencapaian strategi organisasi.
-
Strategi tidak terhubung dengan alokasi sumber daya. Dimana situasi strategi tidak terhubung dengan baik ke anggaran maka pencapaian individu dan organisasi menjadi tidak selaras dengan sasaran-sasaran strategis. Alokasi sumber daya lebih mengacu pada keuntungankeuntungan jangka pendek yaitu mengacu pada anggaran, dan terpisah dengan prioritas strategi jangka panjang.
-
Umpan balik yang diperoleh bersifat taktis bukan strategis. Penyebab utamanya adalah organisasi tersebut tidak memiliki sistem atau sarana formal untuk mengkomunikasikan strategi ke segenap jajaran manajemen, apalagi ke seluruh bagian atau pegawai perusahaan.
2.1.11.3.
Empat Komponen Sistem Manajemen Strategis
(Yuwono, 2006) masing-masing hambatan eksekusi strategi tersebut dapat ditanggulangi
dengan
mengintegrasikan
BSC
dalam
sebuah
strategic
36
management system yang baru. Untuk itu, Kaplan dan Norton memberikan jawaban atas masalah tersebut berupa empat tahap yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk menggunakan BSC yang mereka sebut sebagai empat komponen sistem manajemen strategis yaitu: -
Memformulasikan
dan
mentransformasikan
visi
dan
strategi
perusahaan. a. Strategi adalah titik tolak atau referensi bagi keseluruhan proses manajemen. b. Shared vision adalah adalah fondasi bagi pembelajaran strategis. -
Mengkomunikasikan dan menghubungkan tujuan-tujuan dan tolak ukur strategi. a. Seluruh sasaran perusahaan harus selaras dari manajemen tingkat atas sampai individu paling bawah. b. Pendidikan dan komunikasi yang terbuka tentang strategi adalah basis bagi pemberdayaan pegawai. c. Sisitem kompensasi harus terhubung dengan strategi.
-
Merencanakan, menyusun target-target, dan menyelaraskan inisiatifinisiatif strategis. a. Stretch targets dibuat dan disetujui. b. Inisiatif strategis secara jelas diidentifikasi. c. Investasi ditentukan oleh strategi. d. Anggaran tahunan dihubungkan ke perencanaan jangka panjang
-
Mempertinggi umpan balik dan pembelajaran strategis
37
a. Feedback system digunakan untuk menguji hipotesis di mana strategi didasarkan. b. Dibentuk tim problem solving c. Pengembangan strategi dilakukan secara berkesinambungan.
2.1.11.4.
Analisa IT Balanced Scorecard
Penulis melakukan analisaIT Balanced Scorecard yang akan dari 4 (empat) perspektif diantaranya: kontribusi perusahaan, orientasi pengguna, penyempurnaan operasional dan orientasi masa depan. Hasil dari analisa ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem teknologi informasi yang digunakan telah mendukung visi, misi, dan tujuan perusahaan. (Sunarto & Hasibuan, 2007) Balanced Scorecard pertama kali dipublikasikan oleh Kaplan dan Norton balanced scorecard pada awal diperkenalkan
adalah
sebuah
suatu
sistem
manajemen
penilaian
dan
pengendalian yang secara cepat, tepat dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manager tentang performance bisnis.
Gambar 5. Perubahan perspektif BSC menjadi IT BSC Menurut (Grembergen, 2001) Balanced scorecard dapat diterapkan pada fungsi teknologi informasi, IT Balanced Scorecard (IT BSC) memiliki empat perspektif diantaranya sebagai berikut :
38
-
User Orientation, merupakan evaluasi pengguna user terhadap IT.
-
Operational Excellence, merupakan proses IT yang digunakan untuk mengembangkan dan mendukung aplikasi.
-
Future Orientation, perspektif sumberdaya manusia dan teknologi yang dibutuhkan oleh IT untuk memberikan layanannya.
-
Business Contribution, merupakan nilai bisnis yang diciptakan dari investasi IT.
USER ORIENTATION Pertanyaan perspektif Bagaimana pengguna departemen IT?
BUSINESS CONTRIBUTION Pertanyaan perspektif melihat Bagaimana manajemen melihat departemen IT?
Misi Misi Menjadi pemasok sistem informasi yang Memperoleh kontribusi bisnis yang layak dari lebih disukai. investasi IT. Tujuan Tujuan • Pemasok pilihan untuk aplikasi • Pengendalian biaya IT • Pemasok pilihan untuk operasi • Nilai bisnis proyek IT • Pemberi usul solusi yang terbaik • Penyediaan kemampuan • Kerjasama dengan user bisnis baru • Kepuasan user OPERATIONAL EXCELLENCE Pertanyaan perspektif Seberapa efektif dan efisien kah proses
FUTURE ORIENTATION Pertanyaan perspektif Seberapa baikkah posisi IT untuk IT? memenuhi kebutuhan di masa depan?
Misi Memberikan layanan dan sistem IT Misi Membangun kesempatan untuk dengan efektif dan efisien. menjawab tantangan di masa depan. Tujuan Tujuan • Pengembangan yang efisien dan • Pelatihan dan pendidikan efektif staf IT • Operasi yang efisien dan efektif • Keahlian staf IT • Penelitian terhadap teknologi • Usia portofolio aplikasi Gambar 6. Standar IT Balanced Scorecard
39
2.1.12.
Knowledge Management
(Shi. X., 2011) Manajemen pengetahuan adalah ilmu penelitian yang komprehensif yang menekankan pertukaran informasi antar orang tetapi tidak menghilangkan pengetahuan yang telah ada. Manajemen pengetahuan adalah proses manajemen
berkesinambungan dengan berbagai jenis pengetahuan.
Manajemen pengetahuan juga merupakan semacam kemampuan yang membuat penggunaan bakat kelompok kerja untuk meningkatkan inovasi. Sistem Pengetahuan adalah sistem yang rumit, berisi proses berkelanjutan termasuk
pengetahuan,
penemuan,
pengetahuan
penyortiran,
transfer
pengetahuan dan pembaruan pengetahuan. Oleh karena itu, dalam merancang sistem pengetahuan harus memikirkan beberapa faktor penting, diantaranya : -
Mendistribusikan data jenis file teks yang mudah dalam pengelolaan pencarian.
-
Mekanisme yang fleksibel dalam memberikan keamanan data.
-
Memiliki mekanisme yang sesuai dalam berbagi pengetahuan.
-
Perangkat lunak yang mudah untuk dikembangkan. Menurut
(Sijing,
2005)Manajemen
Pengetahuan
adalah
proses
menangkap dan menggunakan pengetahuan dan teknik (Dalam bentuk database, kertas dan gagasan dalam pikiran) pada organisasi. Aplikasi ini akan sangat penting untuk mengembangkan ekonomi pengetahuan dan membangun pengetahuan industri dan jasa. Tujuan implementasi KMS adalah untuk mengidentifikasi, memperoleh, mengembangkan, menganalisis, menyimpan, dan menyebarkan pengetahuan, dan membuat staf masing-masing menyumbangkan
40
pengetahuan mereka kepada orang lain, sementara mereka juga dapat berbagi pengetahuan dengan yang lainnya. Tujuh komponen struktur sistem manajemen pengetahuan, diantaranya : -
Infrastruktur manajemen pengetahuan. Bagian dukungan manajemen pengetahuan, termasuk database relasional, kolam pengetahuan, multidatabase terkoordinasi sistem, jaringan informasi, dan sebagainya.
-
Rekonstruksi aliran pengetahuan. Tujuannya adalah untuk membuat sumber daya pengetahuan, dimana organisasi telah diadakan, untuk membentuk aliran pengetahuan kita halus melalui rantai pengetahuan, sehingga staf dapat mengakses ke pengetahuan yang terkait dengan bisnis mereka sementara mereka menyumbangkan pengetahuan mereka sendiri dan keterampilan kepada orang lain.
-
Metode
manajemen
pengetahuan.
Termasuk
manajemen
konten,
manajemen dokumen catatan manajemen, manajemen komunikasi, manajemen di dalam dan luar pengetahuan komunikasi, dan pengelolaan sistem keseluruhan. -
Pengetahuan akses dan pencarian. Termasuk manajemen terpadu dan terkoordinasi ke berbagai alat aplikasi perangkat lunak, seperti pencarian cerdas, multi-strategi akses, multi-model akses dan pencarian, multimetode dan multi-layer akses dan pencarian, alat-alat jaringan pencarian, dan akses seluruh sistem dan pencarian.
-
Penyebaran
Pengetahuan.
Mengatur
pengetahuan
peta
distribusi,
dokumen elektronik, serta transmisi, pencetakan dan informasi delivery channel lainnya di web.
41
-
Individuasi pergaulan pengetahuan. Membuka cara berkomunikasi antar staf.
-
Berbagi pengetahuan dan evaluasi, dengan mendorong staf untuk berpartisipasi berbagi pengetahuan, mengatur Chief Knowledge Officer (CKO) dan mempromosikan konversi pengetahuan serta merumuskan peraturan evaluasi terhadap manfaat pengetahuan.
2.1.13.
SOA (Services Oriented Architecture)
Menurut (Rosen, 2008) SOA (Services Oriented Architecture) adalah model arsitektur untuk membangun solusi perusahaan berdasarkan (services). SOA dapat mengintegrasikan proses bisnis dan mendukung infrastruktur IT yang aman, berkomponen terstandarisasi (services) yang dapat digunakan kembali dan disertakan dalam prioritas bisnis yang dinamis. Menurut (Valipour. H. M., 2009) manfaat SOA (Services Oriented Architecture) adalah : -
Mendukung Visi saat ini dan masa depan bisnis
-
Berinvestasi dalam kualitas pengambilan keputusan
-
Penggunaan software dengan cara yang efektif dengan biaya yang selaras dengan bisnis operasi
-
Mengurangi redundansi
-
(Reuse) informasi dan komponen perangkat lunak
-
Merupakan solusi teknologi yang baru
-
Berbagi sistem dan data
-
Integrasi ke seluruh perusahaan
42
-
Standar umum
-
Mengurangi jumlah interface aplikasi
-
Sebagai identifikasi dan perencanaan untuk data yang hilang
Menurut (Wang, 2009) alasan untuk menggunakan SOA diantaranya sebagai berikut: -
Biaya Integrasi terus meningkat, dan tidak berkurang meskipun ada peluang untuk menghasilkan investasi pengembalian.
-
Merger dan akuisisi merupakan bisnis inti untuk memperluas pangsa pasar dan peluang pengembangan.
-
Solusi bisnis terintegrasi pada sistem dan model pemrograman yang heterogen.
-
Business survival bergantung pada kemampuan penyesuaian yang cepat pada perubahan pasar.
-
Efek ekonomi global meminta perusahaan untuk mengembangkan bisnis secara efisien.
-
Perusahaan terdiri dari berbagai tipe bisnis.
-
Perusahaan mulai mengembangkan aplikasi baru