5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh beberapa penulis. Menurut Foster et al. (2006:31) “ Biaya (cost) sebagai sumber daya yang dikorbankan (sacrificed) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu”. Pendapat lain diungkapkan oleh Armanto (2006:10) yang menjelaskan “beban (expense) adalah arus keluar aktiva (asset) terhadap penghasilan karena perusahaan menggunakan sumber ekonomi yang ada” Sedangkan menurut Mulyadi (2009:8) “ Biaya (cost) adalah Pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi, untuk tujuan tertentu ”. 2. Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Bastian Bustami (2009 : 2) mendefinisikan akuntansi biaya adalah bidang ilmu akuntansi yang mempelajari bagamana cara mencatat,
mengukur
dan
pelaporan
informasi
biaya
yang
digunakan.Disamping itu akuntansi biaya juga mambahas tentang 5
6
penentuan harga pokok dari “suatu produk” yang diproduksi dan dijual kepada pemesan maupun untuk pasar, serta untuk persediaan produk yang akan dijual. Sedangkan menurut Mulyadi (2005 : 16) biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Jadi ada tiga unsur biaya pada perusahaan manufaktur untuk mengelola bahan baku menjadi barang jadi, yaitu : a. Bahan baku langsung (Direct Material) adalah sifat dari bahan baku langsung adalah membentuk barang jadi sehingga bahan baku tersebut dapat diidentifikasikan dalam barang jadi (finished goods) dan merupakan bagian yang intergral atau tidak dapat dipisahkan dari barang jadi tersebut. b. Tenaga kerja langsung (Direct Labor) Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung ikut serta dalam proses produksi bahan baku. Biasanya tenaga kerja langsung adalah upah yang dibayarkan pada tenaga kerja meliputi tenaga kerja ahli dan tenaga kerja biasa. c. Biaya produksi tidak langsung (Factory Overhead) Biaya produksi tidak langsung adalah jumlah biaya lain yang dikeluarkan selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung berkenaan dengan proses pengolahan barang jadi.
7
Biaya produksi tidak langsung dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan karakteristik dalam hubungannya dengan produksi : 1) Biaya overhead variabel Total biaya variable selalu berubah-ubah sebanding dengan unit yang diproduksi. 2) Biaya overhead tetap Total biaya overhead tetap adalah konstan dengan tingkat hasil tertentu, tanpa dipengaruhi oleh adanya perubahan tingkat produksi sampai suatu tingkat hasil tertentu. 3) Biaya overhead pabrik semivariabel Biaya overhead pabrik semivariabel adalah biaya yang sifatnya tidak semua biaya tetap dan tidak semuanya variable, tetapi mempunyai karakteristik keduanya.
Tujuan akuntansi biaya adalah menyediakan suatu informasi yang diperlukan manajemen dalam mengelola perusahaan yaitu informasi biaya yang bermanfaat untuk : 1) Perencanaan dan pengandalian biaya 2) Penentuan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. 3) Pengambilan keputusan oleh manajemen
8
B. Harga pokok Produksi 1. Pengertian harga pokok produksi Menurut Mulyadi (2009:11), mendifinisikan harga pokok tersebut sebagai berikut : “ Harga pokok adalah biaya yang dapat diukur atau merupakan harga pertukaran dari sumber ekonomi yang dikorbankan atau diserahkan untuk mendapatkan suatu barang jasa atau aktiva atau barang.” Sedangkan menurut supriyono (2008:47) Harga Pokok adalah salah satu system harga pokok yang ditentukan dimuka untuk mengolah produk atau jasa tertentu debgan jalan menentukan besarnya taksiran biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik yang diperlukan untuk mengolah produk atau jasa tersebut di waktu yang akan datang.
2. Unsur-unsur harga pokok produksi Menurut Mowen (2006 : 162) unsur biaya produksi dibagi menjadi tiga golongan yaitu : a. Biaya Bahan Baku Adalah semua bahan yang membentuk keseluruhan dari barang jadi dan yang dapat dimasukkan langsung kedalam perhitungan harga pokok produk, atau dengan kata lain bahan yang menjadi bagian menyeluruh dari produk jadi. Dalam proses pengubahan dari bahan baku sampai menjadi produk penggunaanya mudah diidentifikasikan. Contohnya : kayu untuk membuat mebel.
9
b.
Biaya Tenaga Kerja Langsung Adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja dalam rangka mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Sama seperti bahan baku, biaya tenaga kerja langsung juga mudah diidentifikasikan. Tenaga kerja dibagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Untuk tenaga kerja tidak langsung biaya tenaga kerja dihitung berdasarkan tarif per jam kerja dan merupakan komponen biaya overhead pabrik. Sedangkan untuk tenaga kerja langsung penghitungan biaya tenaga kerja dapat dilakukan dengan berdasarkan jam kerja maupun berdasarkan unit hasil produksi dengan rumus: BTKL = Jam kerja x Tarif upah per jam kerja atau BTKL = Unit hasil produksi x Tarif upah per unit produksi
c.
Biaya Overhead Pabrik Adalah semua biaya produk selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik, yaitu : 1) Biaya bahan penolong Adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relative kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut. 2) Biaya reparasi dan Pemeliharaan
10
Berupa biaya suku cadang, biaya bahan habis pakai dan harga perolehan jasa dari pihak luar untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan. 3) Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang menyumbangkan
jasanya dalam
pengolahan bahan baku menjadi barang jadi tetapi tidak langsung menangani pembuatannya. Tenaga kerja tidak langsung terdiri dari : a. Karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu, missal : departemen gudang dan departemen tenaga listrik. b. Karyawan tertentu yang bekerja pada departemen produksi mandor. c. Biaya timbul akibat penilaian terhadap aktiva tetap Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain : biaya penyusutan mesin pabrik, peralatan dan aktiva lain yang digunakan di pabrik. 4) Biaya-biaya yang timbul akibat berlalunya waktu Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain : biaya asuransi, mesin, dan biaya asuransi kecelakaan karyawan. 5) Biaya overhead pabrik yang secara langsung memerlukan pengeluaran tunai. Contoh : biaya rekening listrik
11
Menurut Supriyono (2008), penentuan tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka dapat memberikan manfaat bagi perusahaan sebagai berikut : 1) Dapat dipakai sebagai alat untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk secara teliti, adil dan cepat dalam rangka menghitung hargan pokok produksi. 2) Dapat dipakai sebagai alat untuk mengadakan pengendalian dan perencanaan terhadap biaya overhead pabrik. 3) Dapat dipakai sebagai alat untuk pengambilan keputusan terutama dalam rangka menyajikan informasi yang relevan. 4) Dapat dipakai sebagai alat pengendalian biaya overhead pabrik
Menurut Mulyadi (2009 : 200) ada lima dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk yaitu sebagai berikut ini : 1) Satuan produksi Metode ini paling sederhana, tarif biaya overhead pabrik didasarkan pada satuan produksi dihitung dengan rumus: Taksiran BOP Tarif = Taksiran jumlah produk yang dihasilkan 2) Biaya bahan baku Tarif biaya overhead pabrik yang menggunakan dasar biaya bahan baku dihitung berdasarkan prosentase tertentu dari biaya bahan baku, rumus penghitungannya sebagai berikut:
12
Taksiran BOP Tarif =
x 100% Taksiran Biaya Bahan Baku yang dipakai
3) Dasar biaya tenaga kerja langsung Tarif biaya overhead pabrik yang menggunakan biaya tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan prosentase tertentu dari biaya tenaga kerja langsung dengan rumus : Taksiran BOP Tarif =
x 100% Taksiran BTKL
4) Jam Tenaga kerja langsung BOP mempunyai hubungan yang erat dengan waktu untuk membuat produk, maka dasar yang digunakan untuk membebankan adalah jam tenaga kerja langsung. Tarif BOP yang dihitung dengan rumus :
Taksiran BOP Tarif = Taksiran Jam Tenaga Kerja Langsung
5) Dasar jam mesin Apabila BOP bervariasi dengan waktu penggunaan mesin (misalnya bahan bakar atau listrik yang dipakai untuk menjalankan mesin). Tarif BOP tersebut adalah sebagai berikut:
Taksiran BOP T = Taksiran Jam Kerja Mesin
13
3. Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2009:17) perhitungan harga pokok produksi dibagi menjadi dua metode yaitu : a. Metode Full Costing Adalah metode penentuan biaya produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Unsur-unsur biaya dengan metode Full Costing adalah sebagai berikut : Biaya bahan baku
xx
Biaya tenaga kerja langsung
xx
Biaya overhead pabrik variabel
xx
Biaya overhead pabrik tetap
xx
Total biaya produksi
xx
b. Metode Variabel Costing Adalah
metode
penentuan
biaya
produksi
yang
hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel kedalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Unsur-unsur biaya dengan metode variabel costing adalah sebagai berikut :
14
Biaya bahan baku
xx
Biaya tenaga kerja langsung
xx
Biaya overhead pabrik variabel
xx
Total biaya produksi
xx
4. Metode Pengumpulan Biaya produksi Pada dasarnya metode pengumpulan biaya produksi dapat dibagi dalam dua metode tergantung sifat atau karakteristik pengolahan bahan menjadi produk selesai. Menurut Ahmad Riahi (2006 : 49) metode tersebut dibagi dalam dua metode sebagai berikut : a. Metode harga pokok pesanan (job order cost method) Adalah suatu metode yang digunakan dalam pengumpulan harga pokok suatu produk dimana dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan sesuai identitasnya. Metode ini dapat diterapkan pada perusahaan yang menggunakan proses produksi secara terputus. b. Metode harga pokok proses (process cost method) Adalah suatu metode yang digunakan dalam pengumpulan harga pokok suatu produk dengan mengumpulkan biaya untuk setiap satuan waktu tertentu. Metode ini dapat diterapkan pada perusahaan yang menggunakan proses produksi terus menerus.
Perbedaan metode harga pokok proses dengan metode harga pokok pesanan dalam pengumpulan biaya produksi tersebut yaitu :
15
a. Pengumpulan biaya produksi Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan, sedangkan metode harga pokok proses mengumpulkan biaya per departemen produksi per periode akuntansi. b. Perhitungan harga pokok produksi per satuan Metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Metode harga pokok proses menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan. c. Penggolongan biaya produksi Didalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Didalam metode harga pokok proses, pembedaan biaya produksi langsung dan tidak langsung seringkali tidak diperlukan, terutama jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk. d. Unsur biaya yang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik Didalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas tarif yang ditentukan di muka. Didalam metode harga pokok proses, biaya overhead pabrik dibebankan kepada
16
produk sebesar biaya yang sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi tertentu.
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok produksi per pesanan bermanfaat bagi namajemen untuk halhal berikut ini. a) Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan. b) Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan. c) Memantau realisasi biaya produksi. d) Menghitung laba atau rugi tiap pesanan. e) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. Perusahaan
yang
memproduksi
berdasarkan
pesanan
memproses
produknya berdasarkan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Dengan demikian biaya produksi pesanan yang satu berbeda dengan produksi pesanan yang lain, tergantung pada spesifikasi yang dikehendaki oleh pemesan. Oleh karena itu, harga jual yang dibebankan oleh pemesan sangat ditetukan oleh biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu. Sehingga harga pokok produksi untuk tiap pesanan harus dihitung secara tepat. 5. Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing) Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok produk yang biasanya dikumpulkan untuk setiap pesanan dapat
17
dipisahkan identitasnya. Perhitungan harga pokok produksi untuk suatu pesanan tertentu dilakukan secara keseluruhan setelah pesanan tersebut selesai diproduksi. Karakteristik usaha perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan berpengaruh terhadap pengumpulan biaya produksinya. Metode pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan yang digunakan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan menurut Mulyadi (2009:37) memiliki karakteristik sebagai berikut : 1)
Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual.
2)
Biaya produksinya harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk menjadi dua kelompok berikut ini : biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.
3)
Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik.
4)
Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
18
5)
Harga pokok produksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.
Untuk mengumpulkan biaya produksi setiap pesanan digunakan kartu harga pokok (job order cost sheet) yang berfungsi sebagai rekening pembantu. Untuk mengerjakan pesanan di catat kedalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan secara langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung di catat dalam kartu harga pokok berdasarkan suatu tarif tertentu.
19
6. Kartu Harga Pokok Pesanan Kartu harga pokok pesanan digunakan sebagai pengumpulan biaya produksi tiap pesanan. Kartu ini dibuat berdasarkan dokumen-dokumen pendukung dari kegiatan produksi. Menurut Mulyadi (2009 : 47). Berikut ini adalah contoh kartu harga pokok pesanan PT XXX KARTU BIAYA PESANAN No Pesanan Jenis Produk Tgl pesan Tgl selesai
: : : :
Pemesan Sifat Pesanan Jumlah Harga Jual
Biaya Bahan Baku Tgl
No BPBG
Ket
Biaya Tenaga Kerja Jml
Total biaya produk Biaya bahan baku langsung Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik Jumlah hasil produksi Hasil Produksi
Tgl
= = = =
No Kartu Jam Kerja
xxx xxx xxx xxx x
Jml
Biaya Overhead Pabrik Tgl
Jam Mesin
potong
Harga pokok produk per unit xxx =
: : : :
xxx
xxx / unit
Gambar 2. 1 Kartu Harga Pokok Pesanan
Tarif
Jml
20
7. Akuntansi Biaya Overhead Pabrik Menurut Carter dan usry (2004:197) proses pencatatan akuntansi biaya overhead pabrik secara garis besar berlangsung dalam tiga tahap yaitu : a. Pencatatan dan pembebanan biaya bahan baku Pencatatan kedua transaksi tersebut adalah sebagai berikut ini. 1) Jurnal saat transaksi pembelian bahan baku Persediaan bahan baku
xxx
Hutang dagang
xxx
2) Jurnal saat transaksi pembelian bahan tersebut dilunasi Hutang dagang
xxx
Kas
xxx
3) Jurnal saat pemakaian bahan baku Persediaan barang dalam proses
xxx
Persediaan bahan baku
xxx
b. Pencatatan dan pembebanan biaya tenaga kerja Pencatatan biaya tenaga kerja melalui tiga tahap berikut ini 1) Pencatatan biaya tenaga kerja langsung terutang oleh perusahaan. Gaji dan upah
xxx
Utang gaji dan upah
xxx
2) Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja Persediaan barang dalam proses
xxx
Biaya overhead pabrik
xxx
Gaji dan upah
xxx
21
3) Pencatatan biaya gaji dan upah Utang gaji dan upah
xxx
Kas
xxx
c. Pencatatan dan pengakuan biaya overhead pabrik Pencatatan biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut ini. 1) Mencatat pembebanan biaya overhead pabrik Barang dalam proses
xxx
Biaya overhead pabrik dibebankan dimuka
xxx
2) Mencatat biaya overhead pabrik sesungguhnya Biaya overhead pabrik sesungguhnya
xxx
Akumulasi penyusutan
xxx
Kas
xxx
3) Menutup biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik dibebankan dimuka Biaya overhead pabrik
xxx xxx
4) Mencatat selisih biaya overhead pabrik a) Apabila selisih lebih dibebankan Biaya overhead pabrik
xxx
Kelebihan dan kekurangan biaya overhead pabrik b) Apabila selisih kurang dibebankan Kelebihan dan kekurangan
xxx
22
biaya overhead pabrik
xxx
Biaya overhead pabrik
xxx
Menurut Bastian Bustami (2009 : 232) “ Biaya Overhead Aktual adalah biaya tidak langsung yang terjadi selama periode tersebut.” Pembebanan Overhead pabrik kepada produk dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Penggunaan overhead pabrik berdasarkan yang sesungguhnya. Penggunaan overhead pabrik sesungguhnya dapat dilakukan apabila overhead pabrik dibebankan ke semua pekerja produk selama biayabiaya dapat dikendalikan dalam jangka pendek. Semua overhead pabrik yang terjadi selama periode akuntansi akan dikumpulkan dalam sebuah rekening pengendali yang disebut dengan rekening BOP pengendali atau FOH Controll. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik aktual adalah : Pengendali Biaya Overhead Pabrik
xxx
Utang usaha
xxx
Beban dibayar dimuka
xxx
Akumulasi penyusutan
xxx
(Jurnal untuk mencatat BOP selain biaya bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung)
2) Penggunaan overhead pabrik berdasarkan tarif ditentukan dimuka. Tarif overhead ditentukan dimuka adalah tarif overhead pabrik ditentukan terlebih dahulu dengan membagi anggaran biaya overhead
23
yang diharapkan akan terjadi di masa akan dating dengan total dasar alokasi biaya overhead pabrik yang dianggarkan. Rumus : Tarif Ditentukan Dimuka
=
Anggaran BOP Total Dasar Alokasi
Apabila biaya tidak dapat dikendalikan dalam jangka pendek, misalnya terjadi perubahan biaya bulan ke bulan atau dari musim kemusim sehingga pekerjaan yang diselesaikan selama perubahan tersebut juga menyebabkan pembebanan biaya yang berbeda secara signifikan, maka penggunaan overhead pabrik yang sesungguhnya tidak logis untuk dipergunakan.Untuk memungkinkan adanya alokasi yang adil dan logis dalam mengaokasikan biaya tersebut maka dapat digunakan tarif overhead pabrik yang ditentukan dimuka.
Sedangkan Overhead pabrik yang dibebankan atau FOH Applied adalah pembebanan biaya overhead pabrik ke objek biaya dengan menggunakan tarif yang ditentukan dimuka. Rumus : BOP dibebankan
= Tarif ditentukan dimuka
x Aktivitas Aktual
Jurnal untuk mencatat overhead pabrik dibebankan : Produk Dalam Proses Biaya Overhead Pabrik Dibebankan
xxx xxx
24
8. Penentuan dan Perlakuan Selisih Biaya Overhead Pabrik Setelah pesanan produk selesai dan jumlah biaya overhead pabrik sesungguhnya dapat ditentukan maka jumlah biaya overhead pabrik dibebankan dibandingkan dengan biaya overhead pabrik (Mulyadi 2009 : 208). Untuk menentukan jumlah selisih biaya overhead pabrik yang dibebankan pada produk dengan menggunakan pernghitungan seperti berikut ini: Biaya overhead pabrik dibebankan
xxx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
xxx
Selisih biaya overhead pabrik
xxx
Untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik yang dibebankan pada produk maka perlu dibuat jurnal seperti berikut ini. a. Untuk menutup rekening biaya overhead pabrik dibebankan ke rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya. Biaya overhead pabrik dibebankan
xxx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
xxx
b. Untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik yang dibebankan 1) Apabila selisih kurang dibebankan. Selisih biaya overhead pabrik
xxx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
xxx
2) Apabila selisih lebih dibebankan. Biaya overhead pabrik sesungguhnya xxx Selisih biaya overhead pabrik
xxx
25
C. Harga Jual 1. Pengertian harga jual Pada umumnya, harga tidak menentukan harga jual produk atau jasa, harga jual suatu produk terbentuk dipasar sebagai suatu interaksi antara jumlah permintaan dan penawaran di pasar. Namum manajemen puncak memerlukan informasi biaya penuh untuk memperhitungkan konsekuensi laba dari setiap alternative harga jual yang terbentuk di pasar, oleh karena itu manajemen puncak harus memperoleh jaminan bahwa harga jual produk dan jasa dapat menutup biaya penuh untuk menghasilkan produk tersebut dan dapat menghasilkan laba wajar ditentukan sebesar tarif reinventasi yang diharapkan, yang dihitung sebesar persentase tertentu dari aktiva penuh. Menurut Mulyadi Harga Jual adalah “ Umumnya harga jual produk dan jasa standar ditentukan olah pertimbangan permintaan dan penawaran di pasar sehingga biaya bukan merupakan penentu harga jual.” Satu-satunya factor yang memiliki kepastian yang relative tinggi yang berpengaruh pada harga jual adalah biaya, karena biaya memberikan informasi batas bawah suatu harga jual yang ditentukan, dan apabila suatu perusahaan menetapkan harga jual di bawah harga pokok, maka mengalami kerugian akan menyebabkan kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin.
26
Salah satu cara untuk menetapkan harga yang berdasarkan harga pokok adalah dengan jalan menambah harga pokok (biaya total) dengan persentase tertentu yang merupakan keuntungan perusahaan, seperti ilustrasi yang penulis berikan di bawah ini : Diketahui besarnya biaya yang akan dikeluarkan untuk memproduksi barang A sebagai berikut : Bahan baku 5 piece
@ Rp 60.000
Tenaga Kerja 5 jam
@ Rp 10.000
Biaya overhead pabrik
Rp 20.000
Jika suatu perusahaan mengharapkan besarnya laba yang diperoleh adalah sebesar 10% dari harga pokok barang, maka perhitungan harga jual barang A adalah sebagi berikut : Harga jual barang A : Bahan baku
Rp 300.000
Tenaga kerja
Rp 50.000
Biaya Overhead Pabrik
Rp 20.000
Jumlah
Rp 370.000
Laba usaha (10% dari Harga Pokok) Rp 37.000 Harga jual
Rp 407.000
Dengan demikian harga jual barang A per piece berdasarkan perhitungan harga pokok produksi adalah : Rp 407.000 : 15 piece = Rp 81.400 per piece
27
2. Metode penentuan harga jual Menurut Slamet Sugiri (2004 : 112) terdapat tiga metode penentuan harga jual yaitu : a. Penentuan Harga Jual Normal (Cost-plus pricing) Metode penentuan harga jual normal seringkali disebut dengan istilah cost plus pricing, karena harga jual ditentukan dengan menambah biaya masa yang akan dating dengan suatu presentase mark-up (tambahan diatas jumlah biaya) yang dihitung dengan formula tertentu. Harga jual produk atau jasa dalam keadaan normal ditentukan dengan formula sebagai berikut : Harga jual : Taksiran biaya penuh + laba yang diharapkan
Taksiran biaya penuh dapat dihitung dengan dua pendekatan : full costing dan variable costing. Dalam pendekatan full costing, taksiran biaya penuh yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut : Bahan baku langsung
Rp xxx
Biaya tenaga kerja langsung
Rp xxx
Biaya overhead pabrik (variabel + tetap)
Rp xxx +
Taksiran total biaya produksi
xxx
Biaya administrasi dan umum
xxx
Biaya pemasaran
xxx +
28
Taksiran total biaya komersial
xxx +
Taksiran biaya penuh
Rp xxx
Sementara taksiran biaya penuh dengan pendekatan variable costing yang dipakai dasar penentuan harga jual terdiri dari unsurunsur sebagai berikut : Biaya variabel : Biaya bahan baku
Rp xxx
Biaya tenaga kerja langsung
xxx
Biaya overhead pabrik variabel
xxx
Taksiran total biaya produksi variabel Biaya administrasi dan umum variabel Biaya pemasaran variabel
Rp xxx Rp xxx xxx
Taksiran total biaya variabel
Rp xxx
Biaya tetap : Biaya overhead pabrik tetap
Rp xxx
Biaya administrasi dan umum tetap
Rp xxx
Biaya pemasaran tetap
Rp xxx
Taksiran total biaya tetap
Rp xxx
Taksiran biaya penuh
Rp xxx
Jika biaya yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual, baik dalam pendekatan full costing maupun variable costing, biaya yang
29
akan dating dibagi menjdi dua : biaya yang dipengaruhi secara langsung oleh volume produk dan biaya penuh yang tidak dipengaruhi oleh volume produk. Dalam penentuan harga jual, biaya penuh yang secara langsung berhubungan dengan volume produk dipakai sebagai dasar penentuan harga jual, sedangkan taksiran biaya penuh yang tidak dipengaruhi oleh volume produk ditambahkan kepada laba yang diharapkan untuk kepentingan perhitungan mark-up. Untuk mengetahui penentuan perhitungan harga jual per unit atas dasar biaya secara umum dapat dinyatakan dalam rumus atau persamaan sebagai berikut : Biaya yang berhubungan Harga Jual per unit
=
Langsung dengan Volume (per unit)
+
presentase Mark - up
Presentase perhitungan Mark – up dihitung dengan rumus :
Presentase Mark-up
=
Biaya yang tidak dipengaruhi Laba yang diharapkan + langsung oleh volume produk Biaya yang dipengaruhi langsung oleh produk
b. Penentuan Harga Jual Cost-Type Contract (Cost-Type Contract Pricing) Cost-type contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa yang pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan
30
produsen dengan laba yang dihitung sebesar presentase tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut. Untuk mengetahui perhitungan harga jual cost-type contract maka dapat dilihat dalam rumus sebagai berikut : Biaya langsung proyek
Rp 450
Biaya tidak langsung proyek
125
Total biaya penuh proyek
Rp 575
Harga jual yang dibebankan kepada pemilik proyek dalam cost-type contract dihitung sebagai berikut : Total biaya penuh proyek Laba (presentase laba) x total biaya penuh proyek
Rp 575 57,5
(Rp 57,5 + laba 10% x575) Harga jual yang dibebankan kepada pemilik proyek
Rp 632,5
c. Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus (special Order) Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahaan diluar pesanan regular, biasanya pemesan yang melakukan pesnan ini meminta harga dibawah harga jual normal, bahkan seringkali harga yang diminta pemesan berada dibawah biaya penuh, karena biasanya pemesan pesanan khusus mencakup jumlah yang besar. Pesanan regular adalah pesanan yang dibebani tugas untuk menutup seluruh biaya tetap yang akan terjadi dalam tahun anggaran.
31
Pesanan khusus yang dimaksud disini adalah bahwa perusahaan tidak hanya akan mengeluarkan biaya variabel saja, namun memerlukan biaya tetap karena harus beroperasi diatas biaya variabel + kenaikan biaya tetap karena pesanan khusus tersebut. Sebagai contoh untuk mengilustrasikan cara perhitungan harga pokok pesanan k/kghusus sebagai tindakan pengambilan keputusan sebagi berikut : Harga jual produk ditentukan sebesar Rp 4.500/kg, dan biaya penuh per kg Rp 3.500, biaya tetap sebesar Rp 1.400.000 diperkirakan akan dapat diserap oleh volume produk, sebanyak 100.000 kg yang berasal dari pesanan regular pelanggan. Jika misalnya Rp 3.400/kg dengan jumlah pesanan sebayak 200 kg, maka berdasarkan dari data tersebut, apakah pesanan tersebut akan diterima atau ditolak oleh perusahaan. Dalam
mempertimbangkan
permintaan
penawaran
tersebut,
manajer pemasaran harus memperlakukan pesanan tersebut sebagai pesanan khusus, oleh karena itu pesanan tersebut tidak dibebani tanggung jawab untuk menutup biaya tetap, karena biaya tetap akan ditutupi dari pesanan regular sebanyak 100.000 kg tersebut, harga yang diminta oleh pembeli dengan biaya variabel Rp 2.100 untuk menghasilkan produk tersebut, masih menghasilkan laba konstribusi sebesar Rp 260.000 seperti terlibat dalam perhitungan sebagai berikut :
Total harga jual pesanan khusus 200 Kg @Rp 3.400 Total biaya variabel untuk menghasilkan pesanan
Rp 680.000
32
Khusus 200 kg @Rp 2.100
Rp 420.000
Laba kontribusi
Rp 260.000
Karena biaya tetap dibebankan ke dalam biaya pesanan regular maka diharapkan pesanan khusus ini akan menambah laba bersih Rp 260.000. Dengan demikian meskipun yang diterima oleh pelanggan di bawah harga jual normal, dan bahkan dibawah harga penuh per satuan, pesanan khusus tersebut dapat diterima, karena akan menambah laba bersih.
Tentu
saja
penerimaan
pesanan
khusus
ini
harus
mempertimbangkan dampak diperlakukannya diskriminasi harga jual pembeli produk perusahaan. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual Menurut Charles T. Horngren (2005 : 494) factor-faktor yang mempengaruhi harga jual terdiri dari tiga hal yaitu : a. Pelanggan mempengaruhi harga melalui pengaruh mereka pada permintaan atas suatu produk atau jasa. Perusahaan harus selalu menguji keputusan penentuan harga melalui para pelanggan mereka. Harga yang terlalu tinggi dapat meyebabkan pelanggan menolak produk sutau perusahaan dan memilih produk pengganti atau yang bersaing. b. Pesaing Perusahaan harus menyadari tindakan dari para pesaingnya. Pada satu sisi, produk alternative atau produk pengganti dari kompetitior dapat
33
mempengaruhi permintaan dan memaksa sebuah perusahaan untuk menurnkan harganya. Di sisi lainnya, sebuah perusahaan yang tidak memiliki pesaing dapat menetapkan harga yang lebih tinggi. Saat terdapat pesaing, pengetahuan tentang teknologi si pesaing, kapasitas pabrik, dan kebijakan operasi membuat sebuah perusahaan mampu memperkirakan biaya pesaingnya informasi yang berharga dalam menetapkan harga. c. Biaya Biaya mempengaruhi harga karena biaya mempengaruhi penawaran. Makin rendah biaya produksi sebuah relative terhadap harga yang dibayarkan pelanggan, makin besar kuantitas produk yang bersedia ditawarkan oleh perusahaan. Para manajer yang memahami biaya produksi suatu produk perusahaan mereka menetapkan harga produk itu menarik bagi pelanggan yang dapat memaksimalkan penghasilan operasi perusahaan mereka. Informasi biaya hanya membantu perusahaan
memutuskan
penghasilan operasi.
level
output
yang
memaksimalkan