BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Teori Umum 2.1.1
Perencanaan Menurut Ward dan Peppard (2002, p69), perencanaan merupakan sebuah analisis yang menyeluruh dan sistematis dalam mengembangkan sebuah rencana kegiatan. Perencanaan adalah 'strategic planning' bukan 'strategic thinking'. Menurut William (2008, p160) planning adalah memilih goal dan mengembangkan metode atau strategi untuk mencapai goal. Berdasarkan beberapa contoh di atas, dapat disimpulkan perencanaan adalah sebuah analisi yang memilih goal berupa 'strategic plannng' untuk mencapai goal.
2.1.2
Strategi Menurut Ward dan Peppard (2002, p69), strategi adalah kumpulan
tindakan
yang
tergabung
yang
ditujukan
untuk
meningkatkan kekuatan jangka panjang dari perusahaan yang terkait dengan para pesaingnya. Menurut Rangkuti (2006, p3), strategi adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya.
6
7
Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan, bahwa strategi adalah kumpulan tindakan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitan dengan tujuan jangka panjang. 2.1.3
Perencanaan Strategi Menurut William (2008, p170) perencanaan strategi adalah keseluruhan
perencanaan
perusahaan
bagaimana
perusahaan
akan
yang
melayani
mengklarifikasi customer
dan
memposisikannya untuk bersaing dengan kompetitor untuk 2 sampai 5 tahun ke depan. Menurut Summer (2009) perencanaan strategis adalah proses yang melibatkan semua orang dalam pencocokan visi, misi dan nilainilai inti dari sebuah organisasi dengan situasi saat ini untuk memfokuskan kegiatan taktis sekarang dan dimasa depan. Rencana strategis menetapkan arah dan langkah untuk seluruh organisasi. Berdasarkan pengertian di atas perencanaan strategi adalah keseluruhan perencanaan perusahaan dalam pencocokan visi, misi dan nilai-nilai inti dari sebuah organisasi dengan situasi saat ini untuk memfokuskan kegiatan taktis sekarang dan dimasa depan. 2.1.4
Teknologi Informasi Menurut Ward dan Preppard (2002, p3), teknologi informasi merujuk pada spesifikasi mengenai teknologi khususnya hardware, software, dan jaringan komunikasi. Menurut Sawyer (2005, p3) teknologi informasi adalah istilah yang umum membantu
untuk mendeskripsikan teknologi yang
menghasilkan,
memanipulasi,
mengkomunikasikan atau menyebarkan informasi.
menyimpan,
8
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah merujuk pada spesifikasi mengenai teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi,menyimpan, mengkomunikasikan dan atau menyebarkan informasi. 2.1.5
Sistem Menurut O Brien (2004,p8), sistem adalah sebuah grup yang direlasikan dengan elemen yang berinteraksi membentuk unified whole. Menurut Satzinger, (2008, p6), sistem adalah kumpulan dari beberapa komponen yang saling berhubungan dan bekerja bersamaan untuk mencapai suatu hasil. Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa Sistem adalah sebuah grup yang terdiri dari komponen saling berhubungan dan berinteraksi membentuk suatu hasil.
2.1.6
Informasi Menurut O'Brien (2005,p13) informasi
adalah data telah
diproses sehingga lebih berarti dan lebih bermanfaat bagi pemakai tertentu yang biasanya mengarah pada proses penambahan nilai. Menurut Whitten et al, (2004, p23) informasi adalah data yang telah diproses atau diorganisasi ulang menjadi bentuk berarti. Informasi dibentuk dari kombinasi data yang diharapkan dan memiliki arti bagi penerima. Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan Informasi adalah data yang telah diproses untuk menjadi berarti dan mengarah pada proses penambahan nilai.
9
2.1.7
Sistem Informasi Menurut Ward dan Peppard (2002, p3) menyatakan bahwa sistem informasi didefinisikan sebagai cara dari orang-orang dan organisasi-organisasi memproses,
memanfaatkan
menyimpan,
teknologi,
menggunakan,
dan
mendapatkan, menyebarkan
informasi. Menurut O’Brien (2003, p7), sistem informasi adalah gabungan yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data dalam mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam organisasi. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi adalah cara dari orang-orang dalam memanfaatkan teknologi yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi. 2.1.8
Strategi Sistem Informasi Menurut Ward dan Peppard (2002, p44), strategi sistem informasi adalah strategi yang mendefinisikan kebutuhan organisasi atau perusahaan terhadap informasi dan sistem yang mendukung keseluruhan strategi bisnis yang dimiliki organisasi tersebut.
2.1.9
Strategi Bisnis Menurut Ward dan Peppard (2002, p69), strategi bisnis adalah sekumpulan tindakan terintegrasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan jangka panjang dan kekuatan perusahaan untuk menghadapi pesaing.
10
Menurut Rangkuti (2006, p7) strategi bisnis adalah strategi fungsional
yang
berorientasi
pada
fungsi-fungsi
kegiatan
manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produk atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategistrategi yang berhubungan dengan keuangan suatu bisnis. Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan strategi bisnis adalah sekumpulan tindakan terintegrasi yang berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan managemen. 2.2
Teori Khusus 2.2.1
EA (Enterprise Architecture) Menurut Bernard (2005, p33) sebagai ide, EA dapat diartikan bagaimana cara membantu orang-orang pada enterprise untuk membuat perencanaan dan keputusan yang lebih baik. Sebagai praktisi, EA adalah management program dan metode dokumentasi yang bersama-sama menyediakan actionable, pandangan koordinasi enterprise arah strategi, servis bisnis, alur informasi, dan resource utilization. Berdasarkan kesimpulan di atas, EA dapat membantu seorang enterprise untuk membuat keputusan, koordinasi, dan servis bisnis.
2.2.2
Enterprise Architecture sebagai Program Management dan metode dokumentasi -Enterprise Architecture sebagai Program Management Menurut Bernard (2005, p34) EA sebagai program management
menyediakan strategi,
resource planning.
pandangan integrasi
dan
11
-Enterprise Architecture sebagai metode dokumentasi Menurut Bernard (2005, p37) dokumentasi EA dapat dicapai melalui 6 basic element: 1. EA documentation framework 2. Impelementasi metodologi yang mensupport kreasi dari 3.Kejadian dan 4. Pandangan masa depan mengenai arsitektur, juga pengembangan dari 5. EA management plan untuk memanage enterprise transisi dari sekarang menuju arsitektur masa depan. 6. Juga terdapat beberapa area yang dapat disebut sebagai "ancaman"
Gambar 2.1 Elemen EA documentation Sumber : Bernard (2005)
12
Elemen Dokumentasi EA #1 : Framework Dokumentasi EA Framework mengidentifikasi ruang lingkup arsitektur yang didokumentasi dan dibangun relationship antara arsitektur area.
Gambar 2.2 Elemen EA documentation #1 :Framework Sumber : Scott Bernard (2005) Framework Dimension 1: Levels - Sub-arsitektur, distinct functional areas dan hubungannya. Framework Dimension 2: Segments - Vertikal sub-area enterprise dengan aktivitas bisnis dan resource. Framework Dimension 3: Artifacts - Dokumentasi komponen setiap level arsitektur tahap implementasi EA Framework dibagi berdasarkan segment distinct activity, yang disebut sebagai LOB (Lines of Business)
13
Elemen Dokumentasi EA #2 : Komponen EA Komponen EA yang terdiri dari 2 komponen, yaitu vertical component dan crosscutting components. Vertical Component adalah goal, process, program atau resource yang dapat diganti yang menyajikan satu LOB (Line of Business). Horizontal (Crosscutting) Component adalah goal, process, program atau resource yang dapat diganti yang menyajikan beberapa LOB (Line of Business).
Gambar 2.3 Elemen EA documentation #2 : EA Component Sumber : Scott Bernard (2005) Elemen Dokumentasi EA #3 : Current Architecture Current architecture berisi EA Component yang ada dengan enterprise di setiap level framework. Hal ini disebut pandangan "asis". Current View membuat baseline current resource dan aktivitas yang didokumentasi dengan future view sehingga analyst dapat melihat performance gap antara future plans dan current capabilities.
14
Elemen Dokumentasi EA #4 : Future Architecture Future architecture digerakkan dari kedua strategic dan tacitcal level di 3 jalan : "new direction and goal; changing business priorites; dan emerging technologies".
Gambar 2.4 Drivers of Change Sumber : Scott Bernard (2005) Future architecture harus mencover planned changes untuk EA component dalam jangka dekat (1-3 tahun). Hal ini menjelaskan internal dan external driver yang dapat membantu kebutuhan perubahan identifikasi proses, resource, atau teknologi. Elemen Dokumentasi EA #5 : EA Management Plan EA Management Plan mengartikulasi EA Program dan pandangan dokumentasi. EA Management Plan juga menyediakan deskripsi antara current dan future views of architecutre, dan sequencing plan untuk managing transisi future business/technology operating environment. EA Management Plan adalah living document yang essensial untuk mengetahui keuntungan EA sebagai management program. Elemen Dokumentasi EA #6 : Planning Threads IT Security. IT Security program memiliki informasi, personnel, operations, dan fasilitas. Security harus bekerja diseluruh level EA Framework dan EA Components.
15
IT Standard. Fungsi EA harus berbasiskan technology-related di setiap level EA Framework. IT Workforce. Workforce penting untuk menjamin IT-related staffing, skill, dan training requirements diidentifikasi oleh LOB dan support service activities di setiap level EA Framework. 2.2.3
Strategic Plan Menurut Bernard (2005, p292) Strategic Plan adalah kebijakan tinggi dan dokumentasi perencanaan perusahaan yang digunakan untuk menentukan kemana arahnya, strategi bersaing, tujuan yang penting, dan program – program serta proyek – proyek yang memungkinkan (Strategy Initiatives).
2.2.4
SWOT Analysis Menurut Bernard (2005, p293) SWOT Analysis adalah identifikasi internal dan eksternal dengan melihat dari segi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang menjadi faktor strategis bagi perusahaan. Menurut Rangkuti (2006, p18) Analisis
SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun
secara
bersamaan
dapat
meminimalkan
kelemahan
(Weaknesses) dan ancaman (Threats) . Strength - Merupakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dalam hal mengelola kegiatan baik internal maupun eksternal. Pengelolaan baik
16
dalam hal input sampai dengan output, begitu juga kekuatan untuk daya saing terhadap sesama pesaing. Weakness - Merupakan kelemahan - kelemahan yang ada di dalam perusahaan. Perusahaan harus mampu menangani kelemahan - kelemahan dengan membuat solusi dan strategi untuk dapat bersaing dan menembus pangsa pasar. Opportunity - Merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai satu daya saing dengan menciptakan inovasi - inovasi baru dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan. Threat - Merupakan ancaman - ancaman yang timbul baik dari dalam maupun dari luar lingkup perusahaan. Hal ini dapat menimbulkan suatu hal yang membuat perusahaan mengalami kerugian dalam hal daya saing terhadap pesaing yang lain. Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan, Analisis SWOT adalah identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk merumuskan strategi perusahaan.
Gambar 2.5 Analisis SWOT Sumber : Rangkuti (2006)
17
2.2.5
SWOT Matrix Menurut Rangkuti (2006,p31) Matriks Strength – Weakness – Opportunity – Threat (SWOT) merupakan alat pencocokan yang membantu manajer mengembangkan empat tipe
strategi dalam
mengambil keputusan yaitu : strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT. • Strategi SO. Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkaan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. • Strategi ST. Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. • Strategi WO. Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. • Strategi WT. Strategi
ini didasarkan
pada
kegiatan
yang
bersifat
defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada.
18
Tabel 2.1 Matrix Strength Weakness Opportunities Threats (SWOT) Sumber : Rangkuti (2006)
Peluang (O) Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal Ancaman (T) Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal
2.2.6
Kekuatan (S) Tentukan 5-10 faktor faktor kekuatan internal Strategi SO Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Kelemahan (W) Tentukan 5-10 faktorfaktor kelemahan internal Strategi WO Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang. Strategi WT Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
CONOPS(Concept of OperationsScenario) Menurut Bernard (2005, p294) CONOPS adalah dokumentasi narasi yang menjelaskan bagaimana kegiatan operasional perusahaan berjalan melalui faktor internal dan eksternal tertentu yang di identifikasi dengan analisis SWOT.
2.2.7
CONOD (Concept of Operations Diagram) Menurut Bernard (2005, p295) CONOD adalah grafik tingkat tinggi yang menggambarkan bagaimana fungsi perusahaan, baik keseluruhan atau di dalam area yang ditentukan.
2.2.8
Business Plan Menurut Bernard (2005, p297) Business Plan menyediakan deskripsi tingkat tinggi dari kunci alur fungsi bisnis dan strategi keuangan yang menyempurnakan tujuan strategi dan inisiatif.
2.2.9
Swim Lane Process Diagram Menurut Bernard (2005, p299) Swim Lane Diagram adalah Penggambaran garis dari proses bisnis dan tempat interaksinya. Diagram ini digunakan untuk mengatur Stakeholder dengan baris
19
dan kerangka waktu dengan kolom, lalu membuat aktivitas dengan symbol flowchart. 2.2.10 Business Process Diagram Menurut Bernard (2005, p300) Business Process Diagram memperlihatkan aktivitas yang detil, termasuk bagaimana setiap langkah di dalam aktivitas berhubungan dengan aktivitas yang lain. 2.2.11 Activity/Product Matrix Menurut Bernard (2005, p301) Activity/Product Matrix mengelompokkan siklus dari pendapatan memproduksi product ke banyaknya alur proses bisnis di seluruh perusahaan. 2.2.12 Activity/Entity Matrix Menurut Bernard (2005, p310) Activity/Entity Matrix adalah pengembangan dari pengelompokkan entitas data yang terpengaruh dari aktivitas alur bisnis 2.2.13 Data Dictionary Menurut Bernard (2005, p311) Data Dictionary mendukung kelengkapan dari entitas data yang dikumpulkan dan dijaga oleh perusahaan, termasuk standar untuk atribut, kunci, dan hubungan 2.2.14 Security Plan Menurut Bernard (2005, p328) Security Plan mendukung kedua tingkatan dan deskripsi detil dari program keamanan yang mempengaruhi keseluruhan perusahaan. Ini termasuk aset fisik, data, personil, dan element serta prosedur keamanan operasional.
20
2.2.15 Disaster Recovery Plan Menurut Bernard (2005, p332) Perencanaan pemulihan dari bencana adalah penafsiran dan sekumpulan set dari prosedur untuk menangani berbagai jenis kegiatan operasional bisnis serta kemampuan teknologi dari keadaan darurat yang bisa disebabkan oleh human error atau bencana alam. 2.2.16 Technology Forecast Menurut Bernard (2005, p334) Technology Forecast adalah penafsiran teknologi kedepannya yang dapat menyesuaikan dengan perubahan yang akan terjadi di masa depan. 2.2.17 Workforce Plan Menurut Bernard (2005, p335) Workforce Plan mendukung deskripsi dari bagaimana modal untuk pengembangan sumber daya manusia yang ada di dalam perusahaan. Workforce Plan meliputi strategi untuk mempekerjakan, daya ingatan, dan pengembangan professional di tingkat eksekutif management dan tingkat staff. 2.2.18 EFAS (External Factor Analysis Strategy) Menurut Rangkuti (2006, p22-23), sebelum membuat faktor strategi eksternal, perlu diketahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal (EFAS). Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS): - Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman). - Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1, 0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor
21
tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis. - Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya.Misalnya,
jika
nilai
ancamannya
sangat
besar,
ratingnya adalah 1.Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4. - Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi berdasarkan hasil penghitungan. - Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana nilai pembobotannya dihitung. - Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total nilai pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Nilai total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama. 2.2.19
IFAS (External Factor Analysis Strategy) Menurut Rangkuti (2006, p22-23), setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factor Analaysis) disusun untuk merumuskan
22
faktor-faktor strategis internal dalam kerangka Strenght dan Weakness perusahaan, tahapannya adalah: - Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1. - Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1, 0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktorfaktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (Semua bobot tersebut tidak boleh jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00). - Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan ratarata industri atau dengan pesaing utama, sedangkan variabel yang bersifat negative kebalikannya. Contonya jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1.Sedangkan jika kelemahan perusahaan di bawah rata-rata industri, nilainya adalah 4. - Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi berdasarkan hasil penghitungan. - Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat
23
digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama. 2.2.20
Balance Scorecard Menurut Kaplan dan Norton (2000, p8), balanced scorecard adalah suatu sistem manajemen penilaian dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang kinerja bisnis. Menurut ward dan Peppard (2002), analisis balanced scorecard untuk mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan untuk mengukur kinerja terhadap tujuan bisnis dibagi menjadi 4 perspektif 1. Finansial 2. Pelanggan 3. Internal Bisnis 4. Pembelajaran dan Pertumbuhan Berdasarkan pengertian di atas, balance scorecard adalah sistem manajemen yang memberi penilaian secara cerdas yang bertujuan untuk mengelola strategi jangka panjang.
24
Finansial Untuk berhasil secara finansial apa yang harus diperlihatkan pada pemegang saham Pelanggan
Bisnis Internal VISI & STRATEGI
Untuk mewujudkan visi,apa yang harus diperlihatkan kepada pelanggan
Untuk memuaskan pemegang saham dan pelanggan proses bisnis apa yang harus dikuasai
Pembelajaran dan Pertumbuhan Untuk mewujudkan visi, bagaimana kita memelihara kemampuan untuk berubah dan meningkatkan diri Gambar 2.6 Balance Scorecard 2.2.21
Teori Porter Menurut Hanke et al (2005, p.242) pengertian daya porter adalah sebuah model yang membantu orang-orang dalam dunia bisnis untuk saling mengerti hubungan yang atraktif dalam dunia industry.
25
Pendatang Baru Ancaman pendatang baru
Pesaing Industri
Pemasok Kekuatan Penawaran Pemasok
Pesaing diantara perusahaan yang ada
Pembeli Kekuatan Penawaran Pembeli
Produk Pengganti Ancaman produk jasa pengganti Gambar 2.7 Teori Porter 1. Pesaing Sejenis Dalam hal ini, persaingan itu terjadi dari tingkatan teratas hingga tingkatan yang terbawah (Industri besar atau kecil) dengan adanya hal ini, keuntungan yang diperoleh kemungkinan akan menjadi rendah dan sebaliknya. Menurut Porter sendiri, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti : jumlah pesaing (competitor), tingkat pertumbuhan dari suatu industri, jenis produk, biaya produksi yang dikeluarkan 2. Adanya Pendatang Baru Dengan adanya pendatang baru dalam dunia industri yang sama, maka ini akan menimbulkan beberapa dampak bagi
26
perusahaan yang telah ada terlebih dahulu, misalnya kapasitas menjadi bertambah yang mengakibatkan perebutan pangsa pasar semakin banyak. Tidak hanya itu, sumber daya yang diperlukan pun menjadi sedikit karena jumlah yang terbatas, sedangkan industri
terus
bertambah.Kondisi
menimbulkan ancaman
bagi
seperti
perusahaan.
penghambat bagi pendatang baru
Faktor
ini
yang
-
faktor
yang ingin memasuki ke dalam
industri ini antara lain : skala ekonomi, persaingan harga, diferensiasi produk, modal yang cukup,
akses
distribusi,
dan
peraturan pemerintah. 3. Produk atau Jasa pengganti (subtitute product) Untuk
meningkatkan
keuntungan,
perusahaan
pasti
meningkatkan harga pasaran dari produk yang dikeluarkan, hal ini pastinya membuat para pelanggan memikir dua kali untuk membeli
produk kita, jika mereka menemukan produk lain /
produk
pengganti yang harganya terjangkau, pasti mereka
akan beralih ke produk tersebut. Di sini perusahaan harus memperhatikan
bagaimana
cara
untuk
mempertahankan
pelanggan dengan produk yang kita miliki. 4. Pembeli Para pembeli memiliki kekuatan khusus, yaitu tawar menawar, yang menjadi jurus ampuh dalam melakukan proses transaksi. Hal ini dapat mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produknya dan meningkatkan mutu, dan pelayanan.
27
5. Pemasok Faktor pemasok dengan pembeli hampir sama, dimana pemasok dapat menaikan harga produk yang dibutuhkan oleh perusahaan, dimana mereka juga dapat menurunkan kualitas dari produk atau jasa yang diberikan atau ditawarkan kepada perusahaan. 2.2.22 Use Case Diagram Menurut Mathiassen (2000, p119), use case Diagram menggambarkan pola interaksi diantara system dan actor dalam aplikasi. Menurut Satzinger (2008, p160), use case adalah diagram yang menunjukan kegiatan atau aktivitas didalam system. Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan Use
Case
Diagram
adalah
menunjukkan/menggambarkan
sebuah
kegiatan
diagram
interaksi
antara
yang actor
dengan system. Notasi dalam Use Case Diagram : 1. System Boundary : merupakan lingkup system dimana actor berinteraksi dengan use case.
Gambar 2.8 System Boundary
28
2. Use Case : merupakan representasi dari kegiatan yang dilakukan di dalam system.
Gambar 2.9 Kegiatan system usecase 3. Actor : merupakan user yang menggunakan system.
Gambar 2.10 Actor usecase 2.2.23 StateChart Diagram Menurut Mathiassen, (2000, p341), state chart diagram menggambarkan behavior utama dari seluruh objek dalam class dan terdiri dari transisi dan keadaan mereka. Menurut Scott A.Bernard (2005, p306) state chart diagram digunakan notasi dari UML Diagram untuk menunjukkan siklus dari data objek. Berdasarkan pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan state
chart
diagram
adalah
Notasi
UML
Diagram
yang
menggambarkan siklus dari Behaviour utama dari sebuah objek Class yang terdiri dari transisi dan keadaan objek tersebut. Notasi StateChart Diagram :
29
1. Initial State : menggambarkan titik awal dari suatu state. 2. Final State : menggambarkan titik akhir dari suatu state. 3. State : menggambarkan keadaan dari suatu state. 4. Transition : menggambarkan alur dari suatu state, disertai dengan kondisi yang ditulis diatas garis tersebut.
Gambar 2.11 Notasi statechart diagram 2.2.24 Class Diagram Menurut menggambarkan
Mathiassen(2000, sekumpulan
class
p336) -
class
diagram
dan
hubungan
class
strukturalnya di dalam sistem. Menurut Satzinger(2008, p60) class diagram adalah sebuah model yang digunakan dalam pendekatan berbasis objek untuk memperlihatkan class sebagai objek di dalam sistem. Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan Class Diagram adalah sebuah kumpulan dari class - class yang digunakan dalam pendekatan berbasis objek (Object Oriented) untuk memperlihatkan hubungan class - class secara terstruktur sebagai objek di dalam sistem.
30
Notasi Class Diagram : 1. Class : merupakan kumpulan objek dengan struktur, atribut dan behaviour yang sama.
Class
Gambar 2.12 class, notasi class diagram 2. Generalization : mengacu pada hubungan dua class yang menggambarkan
class
1
menjadi
super
class
dan class 2 menjadi sub class.
Gambar 2.13 Generalization, notasi class diagram 3.
Agregation
Structure
:
merupakan
suatu
bentuk
yang
menggambarkan hubungan antara satu class dengan class yang lain, menjelaskan bahwa kepemilikan suatu class.
1
1
*
*
Gambar 2.14 Agregation Structure, notasi class diagram
31
4. Association Structure : merupakan hubungan antar dua object atau lebih dengan dihubungkan oleh garis lurus. 1
1
*
*
Gambar 2.15 Association Structure, notasi class diagram 2.2.25 DFD (Data Flow Diagram) Menurut Whitten et al, (2004, p326), DFD adalah sebuah model proses yang digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sebuah system dan tugas atau pengolahan yang dilakukan oleh system. Menurut Satzinger (2008, p56) DFD adalah sebuah model analisis terstruktur yang menampilkan input, proses, penyimpanan, dan output dari sebuah system. Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan DFD adalah model proses analisis yang dilakukan sistem yang menampilkan input, process, dan output. Notasi DFD : 1. Aliran Data : menggambarkan aliran data dalam gambaran DFD.
Gambar 2.16 Aliran Data, notasi DFD
32
2. Proses : menggambarkan suatu proses di dalam DFD.
Gambar 2.17 Proses dalam notasi DFD 3. Entitas : menggambarkan Entitas di dalam DFD.
Gambar 2.18 Entitas dalam notasi DFD 4. Data Store : menggambarkan tujuan dari alur proses dalam DFD.
Gambar 2.19 Data Store dalam notasi DFD 2.3 Journal Menurut Base et al, (2003) di dalam jurnal Measurement of enterprise architecture readiness within organizations, di dalam Enterprise Architecture kita akan menghadapi re-engineering dari keseluruhan organisasi, dari system data untuk meningkatkan proses kinerja di dalam organisasi melalui Teknologi Informasi. Menurut Ward et. al, (2002) di dalam jurnal Information Systems Strategic Planning to Increase Competitive Advantage of Higher Education Using be Vissta Planning Methodology, Strategic Planning adalah proses dari identifikasi portofolio aplikasi berbasis computer yang mendukung pengimplementasian dari business plan suatu organisasi dan mengetahui tujuan dari kegiatan bisnis tersebut.
33
Menurut McGraw-Hill (2007) di dalam jurnal Chapter 01 - Introduction What Is a Business Plan? Why Do I Need a Business Plan?, Business Plan adalah suatu cara untuk mengkomunikasikan bagaimana strategi yang telah dibuat dapat meningkatkan peluang sukses dalam usaha atau performa dari kegiatan bisnis yang telah ada. Menurut pendapat Hall (2001, p.07) di dalam jurnal Evaluasi dan Rencana Pengembangan Penerapan Aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP): Studi Kasus Pada PT ASTRA GRAPHIA, sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, dikelolah menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pemakai. Menurut Turban, (2003: 462) di dalam jurnal Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi Pada PT. MICROSIS, Perencanaan strategi sistem informasi merupakan sekumpulan tujuan jangka panjang yang menggambarkan kebutuhan sistem dan arsitektur teknologi informasi untuk mencapai tujuan perusahaan.