BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sabagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan
ekonomi.
Laporan
keuangan
juga
menujukkan
hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan keuangan informasi mengenai entitas yang meliputi : a. Aset b. Liabilitis c. Ekuitas d. Pendapatan dan beban termasuk keutungan dan kerugian e. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; dan f. Arus kas
7
8
Informasi tersebut, beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya arus kas dan setara kas. Laporan keuangan lengkap terdiri dari komponen – komponen berikut ini : a. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode b. Laporan laba rugi komprehensif selama periode c. Laporan perubahan ekuitas selama periode d. Laporan arus kas selama periode e. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkisan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijikan akuntansi secara retrosproktif atau membuat penyajian kembali pos-pos dalam laporan keuangannya. (PSAK No1, 2012 : 1,4)
2. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan menurut Kasmir (2012 : 11) pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu : 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini;
9
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan saat ini; 3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu; 4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu; 5. Memberikan informasi tentang perubahan – perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dam modal perusahaan; 6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam satu periode; 7. Memberikan informasi tentang catatan – catatan laporan keuangan; 8. Informasi keuangan lainnya. 3. Jenis-jenis Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2012 ; 28-30), dalam prakteiknya secara umum ada lima macam jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu: 1. Neraca Merupakan laporan yang menunjukan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan
10
2. Laporan Laba Rugi Merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. 3. Laporan perubahan Modal Merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan. 4. Laporan Arus Kas Merupakan laporan yang menunjukan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. 5. Laporan Catatan atas Laporan keuangan Merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu. Artinya terkadang ada komponen atau nilai dalam laporan keuangan yang perlu diberi penjelasan terlebih dulu sehingga jelas. 4. Keterbatasan laporan keuangan Pada dasarnya laporan keuangan itu memiliki keterbatasan, menurut Jumingan laporan keuangan memiliki empat keterbatasan yaitu: (Jumingan, 2008 : 10-11) 1. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan laporan antara (interim report), bukan merupakan laporan final, karena laba-rugi riil (laba-rugi final) hanya dapat ditentukan bila perusahaan dijual atau dilikuidasi.
11
Karena alasan tersebut laporan keuangan perlu disusun untuk periode waktu tertentu. Waktu satu tahun (dua belas bulan) umumnya dianggap sebagai periode akuntansi baku. 2. Laporan keuangan ditunjukan dalam jumlah rupiah yang tampaknya pasti. Sebenarnya jumlah rupiah ini dapat saja berbeda bila dipergunakan standar lain (karena adanya lebih dari satu standar yang dipergunakan). Apalagi bila dibandingkan dengan laporan keuangan yang seandainya perusahaan itu dilikuidasai, jumlah rupiahnya dapat sangat berbeda. 3. Neraca dan laporan laba-rugi mencerminkan transaksi-transaksi keuangan dari waktu ke waktu. Selama jangka waktu itu mungkin nilai rupiah sudah menurun (daya beli rupiah menurun karena kenaikan tingkat harga-harga). 4. Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai keadaan perusahaan. Laporan keuangan tidak mencerminkan semua faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan dan dan hasil usaha karena tidak semua faktor dapat diukur dalam satuan uang. 5. Pihak Pemakai Laporan Keuangan Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan adalah (Kasmir, 2012 : 19-23) 1. Pemilik Pemilik pada saat ini adalah mereka yang memiliki usaha tersebut. Hal ini tercermin dari kepemilikan saham yang dimilikinya.
12
2. Kepentingan pihak manajemen perusahaan terhadap laporan keuangan perusahaan yang mereka juga buat juga memiliki arti tertentu. Bagi pihak manajemen laporan keuangan yang dibuat merupakan cermin kinerja mereka dalam satu periode tertentu. 3. Kreditor Kreditor adalah pihak penyandang dana kepada perusahaan. Artinya pihak pemberi dana seperti bank atau lembaga keuangan lainnya. Kepentingan pihak kreditor terhadap laporan keuangan perusahaann adalah dalam hal memberi pinjaman atau pinjaman yang telah berjalan sebelumnya. 4. Pemerintah Pemerintah juga memiliki nilai penting atas laporan keuangan yang dibuat perusahaan.
Bahkan
pemerintah
melalui
Departemen
Keuangan
mewajibkan kepada setiap perusahaan untuk menyusun dan melaporkan keuangan perusahaan secara periodik. 5. Investor Investor adalah pihak yang hendak menanamkan dana di suatu perusahaan.
B. Analisis Laporan Keuangan 1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisa Laporan keuangan menurut Dwi dan Rifka (2008 : 22) dalam Novita (2009) adalah merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
13
pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Sedangkan menurut Sofyan Syafri Harahap (2008 : 190) dalam Tan (2009) adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
2. Tujuan dan Manfaat Analisa Laporan Keuangan Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisa laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah : (Kasmir, 2012 ; 68) 1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode. 2. Untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan
apa
kekurangan perusahaan 3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
saja
yang
menjadi
14
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakaukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. 5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang yang mereka capai.
C. Jenis-jenis Rasio Keuangan Jenis analisis rasio yang biasanya digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio penilaian pasar. Kelima rasio diatas sangatlah berguna untuk memberikan sebuah informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan sebagai dasar dalam pengambilan sebuah keputusan. 1. Rasio Likuiditas Fred Weston menyebutkan bahwa rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek (Kasmir, 2012 ; 129). Rasio-rasio yang digunakan dalam rasio ini ada 3 yaitu; a. Rasio Lancar (Current Ratio) Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo
15
pada saat ditagih secara keseluruhan. Rumus untuk mencari rasio lancar yang digunakan sebagi berikut: Current ratio =
( (
) )
= (X) kali
b. Rasio Cepat (Quick Ratio) Merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa tanpa memperhitungkan nilai persediaan (inventori). Rumus untuk mencari quick ratio dapat digunakan sebagai berikut: = (X) kali
Quick Ratio =
c. Rasio Kas (Cash Ratio) Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat). Rumus untuk mencari rasio kas dapat digunakan sebagai berikut: Cash Ratio =
= (%)
16
2. Rasio Solvabilitas (Leverage) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung peruahaan dibandingkan dengan aktivanya (kasmir, 2012 ; 151). Rasio-rasio yang digunakan dalam rasio ini adalah: a. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio) Merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain seberapa aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rumus untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai berikut: (
Debt Ratio =
(
) )
=( %)
b. Debt to Equity Ratio (DER) Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Rumus untuk mencari DER dapat digunakan sebagai berikut: DER =
( (
) )
= (%)
17
3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektifitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan (Kasmir, 2012 : 172). Rasio yang digunakan dalam rasio aktivitas ini adalah: a. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode. Rumus untuk mencari inventory turn over dapat digunakan sebagai berikut: Inventory Turn Over =
= X (kali)
b. Rasio Perputaran Aktiva Tetap ( Fix Asset Turn Over) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Atau dengan kata lain, untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belom. Rumus untuk mencari fix assets turn over dapat digunakan sebagai berikut:
18
(
Fix Asset Turn Over =
)
(
)
= X (kali)
c. Total Asset Turn Over Rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Rumus untuk mencari total asset turn over dapat digunakan sebagai berikut: (
Total Asset Turn Over =
)
(
)
= X (kali)
4. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Agus. 2012 : 122). a.
Net Profit Margin margin
laba
bersih
merupakan
ukuran
keuntungan
dengan
membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan
penjualan.
Rasio
ini
menunjukan
pendapatan
bersih
19
perusahaan atas penjualan. Rumus untuk mencari net profit margin dapat digunakan sebagai berikut: Net Profit Margin = b.
= (%)
Hasil Pengembalian Investasi (Return On Investment / ROI) Merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Rumus untuk mencari ROI dapat digunakan sebagai berikut: Return On Investment =
c.
=( %)
Hasil Pengembalian Ekuitas (Return On Equity / ROE) Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukan efesiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.
Rumus untuk mencari ROE dapat digunakan sebagai
berikut: Return On Equit =
=( %)
20
5. Rasio Penilaian Pasar Rasio penilaian (Valuation Ratio) adalah ukuran yang paling komperhensif untuk menilai hasil kerja perusahaan, karena rasio tersebut mencerminkan kombinasi pengaruh rasio risiko dan rasio hasil pengembalian(Agnes, 2005 : 20-21). Rasio penilaian yang umum digunakan adalah :
a.
Rasio Harga terhadap Laba atau PER (Price to Earnings Ratio) Investor biasanya menghubungkan laba dengan tahun berjalan terhadap current price dengan menggunakan hubungan rasio harga terhadap laba (Price to Earnings Ratio). PER sesungguhnya merupakan evaluasi hubungan antara capital suatu perusahaan terhadap laba. Dan ini berlaku bagi perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa, sehingga untuk primary issue penggunaan PER sering mendapat kritikan dalam penentuan harga, dan kalaupun digunakan biasanya harus dihubungkan dengan PER dari perusahaan yang menjalankan bisnis serupa, PER dari perusahaan sejenis (Industri), dan penaksiran prospek pertumbuhan laba perusahaan. Dengan hal ini PER dapat dihitung dengan rumus:
PER =
21
b. Rasio Harga Pasar terhadap Nilai Buku (Market to Book Ratio) Rasio ini menggambarkan penilaian pasar keuangan terhadap manajemen dan organisasi dari perusahaan yang sedang berjalan. Nilai buku menggambarkan biaya pendirian historis dan aktiva fisik perusahaan. Suatu perusahaan yang berjalan baik dengan staf manajemen yang kuat dan organisasi yang berfungsi secara efisien akan mempunyai nilai pasar yang lebih besar atau sekurang – kurangnya sama dengan nilai buku aktiva fisiknya. Rumus untuk menghitung Market to Book Ratio adalah : Market to Book Ratio =
D. Analisis Trend Analisis trend atau tendensi merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu (Kasmir, 2012 : 82). Dalam analisi trend perbandingan analisis dapat dilakukan dengan analisis horisontal atau dinamis. Data yang digunakan adalah data tahunan atau periode yang digunakan biasanya hanya dua atau tiga periode saja. Jika data yang digunakan lebih dari dua atau tiga periode, metode yang digunakan adalah angka indeks. Dengan menggunakan angka indeks akan dapat diketahui kecenderungan atau trend atau arah dari posisi
22
keuangan, apakah meningkat, menurun, atau tetap. Hasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. E. Analisis Common Size Dengan menggunakan neraca dan laporan laba rugi selama beberapa periode maka diketahui kecenderungan yang terjadi untuk melihat prospeknya dimasa datang. Analisis common size menyajikan presentase setiap elemen terhadap total aktiva, dan untuk laporan laba rugi persentase setiap elemen terhadap penjualan. (Agus, 2012 ; 128) F. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
Tahun 2012
Nama Peneliti Nurul Fauziah
Judul
Hasil Penelitian
Analisa Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Industri Telekomunikasi Tbk Periode 2007-2010
Hasil penelitian kinerja PT Telkom Tbk, dengan menggunakan rasio Likuidasi yang meliputi rasio lancar dan rasio cepat, Solvabilitas meliputi rasio debt to aset ratio (DAR) dan debt to equity ratio (DER), Profitabilitas meliputi rasio net profit margin, return on equity (ROE), dan Return on investment (ROI), Aktivitas meliputi rasio perputaran piutang (RTO) dan Rasio Perputaran aktiva (TATO), dan Pertumbuhan meliputi rasio
23
kenaikan penjualan dan rasio kenaikan laba bersih. 2013
Marsel Pongoh
Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT. BUMI RESOURCES TBK.
Berdasarkan rasio likuiditas secara keseluruhan keadaan perusahaan berada dalam keadaan baik, meski selama kurun waktu dari tahun 20092011 berfluktuasi. Berdasarkan rasio sovabilitas keadaan perusahaan pada posisi solvable, karena modal perusahaan dalam keadaan cukup untuk menjamin hutang yang diberikan oleh kreditor. Berdasarkan rasio profitabilitas secara keseluruhan perusahaan berada dalam posisi yang baik.
2013
Hendry Andres Maith
Analisis Laporan Keuangan Dalam mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.
Berdasarkan rasio likuiditas setiap tahunnya mengalami peningkatan sehingga keadaan perusahaan dikategorikan dalam keadaan baik (liquid). Dari rasio solvabilitas menunjukkan bahwa modal perusahaan tidak lagi mencukupi untuk menjamin hutang yang diberikan oleh kreditor sehingga keadaan perusahaan dikatakan dalam keadaan tidak baik (insolvable). Ditinjau dengan rasio aktivitas menujukkan peningkatan di setiap tahunnya sehingga keadaan perusahaan dikatakan dalam keadaan baik. Berdasarkan rasio profitabilitas menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun sehingga dapat dikatakan keadaan perusahaan berada pada posisi yang baik.
24
2012
Ratih Analisa Llaporan Puspitasari Keuangan Guna Mengukur Kinerja Keuangan PT. Astra Internasional Tbk.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Likuiditas perusahaan tahun 2007 dan 2008 cukup baik namun pada tahun 2006 terjadi beda penyajian laporan keuangan yang mengakibatkan analisa rasio likuiditas perusahaan terlihat tidak baik. Solvabilitas perusahaan terlihat cukup baik, dimana perusahaan dapat memenuhi seluruh total kewajiban-kewajibanya apabila perusahaan mengalami likuidasi.
2013
Nana Rubianti
Dari hasil analisa terhadap datadata dalam laporan keuangan PT. Admiral Lines Cabang Tanjungpinang, rasio likuiditas perusahaan diatas 200%. Sedangkan pada rasio aktivitas, kinerja perusahaan kurang baik karena menurun setiap tahunnya. Kinerja perusahaan dalam hal penagihan piutang masih kurang baik, dilihat dari hasil analisa menurun dari tahun 2009 sampai 2011. Rasio profitabilitas tetap setiap tahunnya, kinerja perusahaan tetap harus ditingkatkan apabila perusahaan ingin terus bertahan dan meningkatkan keuntungan usaha perusahaan.
Sumber: Data diolah
Analisa Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada PT. Admiral Lines Cabang Tanjungpinang