11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Manajemen Kesiswaan 1. Pengertian Manajemen Kesiswaan. Pengertian Manajemen menurut G.R. Terry adalah sebagai suatu pencapaian tujuanya yang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha orang lain yang mencakup planning, organizing, actuating and controlling. Menurut The Liang Gie manajemen adalah segenap perbuatan menggerakan sekelompok orang atau mengarahkan segala fasilitas dalam suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai. Menurut H. Malayu S. P. Hasibuan, manajemen adalah ilmu atau dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif dan efisien. Jadi manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat berjalan dengan baik yang memerlukan sebuah
perencanaan,
pemikiran,
pengarahan,
pengaturan
serta
mempergunakan semua potensi yang ada baik personal maupun material. Setelah mengetahui pengertian manajemen secara umum dalam pengertian manajemen kesiswaan menurut Knezevich adalah pelayanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan individual seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat dan bakat, kebutuhan sampai siswa matang di sekolah. Menurut Hendayat Soetopo dan Wasty 11
12
Soemanto manajemen kesiswaan adalah merupakan suatu penataan atau pengaturan segala aktifitas yang berkaitan dengan siswa, yaitu dari masuknya siswa sampai dengan keluarnya siswa tersebut dari suatu lembaga sekolah.12 Sedangkan menurut tokoh Ary Gunawan mendefinisikan manajemen kesiswaan sebagai seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja atau serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik ( dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar secara efektif dan efesien.13 Dari penjelasan definisi manajemen kesiswaan terlihat bahwa manajemen kesiswaan adalah suatu usaha untuk melakukan pengelolaan siswa mulai dari siswa masuk sampai dengan keluar, bahkan pelayanan siswa demi kelangsungan dan peningkatan mutu lembaga pendidikan tersebut bisa berjalan dengan teratur, terarah, dan terkontrol dengan baik. Tanpa adanya usaha perbaikan dan pengelolaan dari lembaga pendidikan, sulit kiranya dapat menghasilkan sumber daya yang mempunyai potensi yang tinggi dan berdaya guna, yaitu peserta didik ( siswa ). Hal yang paling urgen pada Manajemen Kesiswaan adalah tujuan yang hendak dicapai dengan kegiatan- kegaiatan kesiswaan di sekolah seperti halnya pembinaan siswa dalam pemberian layanan kepada siswa di sekolah baik pada jam pelajaran sekolah ataupun di luar jam pelajaran. Pembinaan
12 13
Eka Prihatin. Manajemen Peserta didik. (Bandung: Alfabeta,2011), hal 4. Sri Minarti. Manajemen Sekolah.(Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2011) hal 158.
13
yang dilakukan kepada siswa adalah agar siswa menyadari posisi dirinya sebagai pelajar dan dapat menyadari tugasnya secara baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembinaan kepada siswa yaitu memberikan orientasi kepada siswa baru, mencatat kehadiran siswa, mencatat prestasi dan kegiatan siswa dan membina disiplin siswa.14 Manajemen Kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, teratur, serta dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah. Untuk mewujudkan tujuan sekolah tersebut, Manajemen Kesiswaan meliputi empat kegiatan yaitu penerimaan siswa baru, kegiatan kemajuan belajar, bimbingan, dan pembinaan disiplin serta monitoring. Dalam konteks ini, para tenaga pendidikan sekolah seperti Kepala Sekolah dan guru masing- masing ikut terlibat dalam kegiatan manajemen kesiswaan pada lembaga mereka mengabdi. Keterlibatan mereka berbedabeda sesuai dengan peran dan tugasnya serta tingkat ketrampilan yang mereka miliki. Strategi pembangunan pendidikan harus didukung oleh Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang andal dan professional guna memenuhi persyaratan kualitas serta pendidikan berperan penting dalam meningkatkan keterampilan dan kemampuan peserta didik.15 Dalam pengelolaan peserta didik manajemen kesiswaan mempunyai prinsip- prinsip sebagai berikut:
14 15
Rohiat. Manajemen Sekolah. (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), hal 26. Sri Minarti. Manajemen Sekolah.(Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2011) hal 160.
14
a. Manajemen Kesiswaan sebagai bagian dari keseluruhan Manajemen Sekolah, sehingga harus mempunyai kesamaan visi, misi dan tujuan Manajemen Sekolah secara keseluruhan. b. Segala bentuk kegiatan Manajemen Kesiswaan harus mengemban visi pendidikan dan dalam rangka mendidik siswa. c. Kegiatan Manajemen Kesiswaan harus diupayakan untuk mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka latar belakang dan punya bakat yang berbeda. d. Kegiatan Manajemen Kesiswaan harus dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap segala aktifitas yang berkaitan dengan siswa. e. Kegiatan Manajemen
Kesiswaan harus mendorong dan memacu
kemandirian siswa.16 2. Tujuan Manajemen Kesiswaan Tujuan umum manajemen peserta didik ( kesiswaan) adalah mengatur kegiatan- kegiatan peserta didik agar kegiatan- kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah, lebih lanjut proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan konstribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
16
Eka Prihatin. Manajemen Peserta didik. (Bandung: Alfabeta,2011), hal 11
15
Disamping tujuan dari manajemen di atas, terdapat tujuan-tujuan khusus manajemen kesiswaan diantaranya: a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik. b. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum ( kecerdasan), bakat dan minat peserta didik. c. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik. d. Dengan terpenuhinya hal tersebut diharapkan peserta didik dapat mencapai kebahagian dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai cita- citanya. 3. Fungsi Manajemen Kesiswaan Proses Manajemen terlibat fungsi- fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer atau pimpinan, yaitu: a.
Perencanaan ( planning) yang meliputi penentuan tujuan- tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan- tujuan itu.
b.
Pengorganisasian (organizing) yang meliputi pengelompokan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.
c.
Staffing yang meliputi penentuan keperluan- keperluan sumber daya manusia, pengerahan,penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga kerja.
16
d.
Pengarahan (actuating) yaitu mengarahkan atau menyalurkan prilaku manusia kearah tujuan- tujuan atau bisa disebut juga dengan motivasi.
e.
Pengawasan (controlling) yaitu mengukur pelaksanaan dengan tujuan – tujuan, menentukan sebab- sebab penyimpangan-penyimpangan dan mengambil tindakan- tindakan korektif . 17 Oleh karena itu, manajemen diartikan sebagai proses merencanakan,
mengorganisasi, penentuan kebutuhan, pengarahan dan pengawasan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efesien. Fungsi perencanaan antara lain menetukan tujuan atau kerangka tindakan yang yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Ini dilakukan dengan
mengkaji
kekuatan
dan
kelemahan
organisasi,
menentukan
kesempatan dan ancaman, menentukan strategi, kebijakan dan program. Fungsi pengorganisasian meliputi penentuan fungsi, hubungan dan struktur. Hubungan terdiri dari atas tanggung jawab dan wewenang dan memperlancar alokasi sumber daya dengan kombinasi yang tepat untuk mengimplementasikan rencana. Fungsi pengawasan meliputi penentuan standar, supervise, dan mengukur penampilan atau pelaksanaan terhadap standar dari tujuan
17
George R. Terry. Dasar- Dasar Manajemen. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), hal 9.
17
organisasi. Pengawasan sangat erat kaitanya dengan perencaan, karena melalui pengawasan efektivitas manajemen dapat diukur.18 Pada dunia manajemen terdapat banyak pendapat mengenai fungsifungsi manajemen. Fungsi manajemen secara umum menurut para tokoh adalah: a. Louis A. Allen: leading, planning, organizing, controlling. b. Prajudi
Atmosudirjo:
planning,
organizing,
directing
actuating,
controlling. c. Jhon Robert Beishlien: planning, organizing, comanditing, controlling. d. Henry
Fayol:
planning,
organizing,
comanditing,
coordinating,
controlling. e. Luther Gilluch: planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting budgeting. f. Koontz dan Donel: organizing, staffing, directing, planning, controlling. g. Willan H. Newman: planning, organizing, assembling, resources, directing controlling. h. Dr. Sp Siagan: Planning, organizing, motivating, controlling. i. Willem Sprigel: planning, organizing, controlling. j. G.R. Terry : planning, organizing, actuating, controlling.
18
1996), hal 2.
Nanang Fattah. Landasan Manajemen Pendidikan.(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
18
k. Hyudal. F. Urwich: forescasting, planning, organizing, comanditing, controlling. l. Dr. Winardi SE: planning, organizing, coordinating, actuating, leading, communication, controlling, m. The Liang Gie: planning, decisioan, making, directing, coordinating, controlling, improving.19 Fungsi manajemen dilakukan untuk mencapai sasaran- sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia. Sedangkan fungsi manajemen kesiswaan secara umum adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi- segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi- segi potensi peserta didik lainnya.20 Adapun fungsi-fungsi umum diatas, terdapat fungsi manajemen kesiswaan secara khusus diantaranya adalah: a. Pengembangan individualitas peserta didik meliputi pengembangan potensi yang berupa kemampuan umum, kemampuan khusus dan kemampuan lainnya. b. Pengembangan fungsi sosial peserta didik yang meliputi sosialisasi dengan teman sebayanya, dengan orang tua, keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan sosial masyarakat. 19
M. Manunllang. Dasar- dasar Manajemen. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), hal 17 Sadili Samsudin. Manajemen Sumber Daya Manusia.( Bandung: CV. Pustaka Setia, 2009), hal 17. 20
19
c. Penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik agar peserta didik tersalurkan bakatnya, kesenangannya dan minatnya karena hal itu dapat menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik secara keseluruhan. d. Fungsi yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik Adapun kegiatan yang terdapat di dalam fungsi- fungsi manajemen kesiswaan adalah: a. Menangani penerimaan murid baru, meliputi: pembentukan panitia, menentukan syarat pendaftaran, menyediakan formulir pendaftaran, dll). b. Pencatatan murid dalam buku induk. c. Pembuatan tata tertib siswa d. Pembuatan daftar presensi.21 4. Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan Seperti telah dikemukakan bahwa manajemen kesiswaan adalah suatu pengaturan terhadap peserta didik dari mulai masuk sampai dengan lulus sekolah, baik yang berkenaan langsung dengan peserta didik maupun tidak langsung. Ruang lingkupnya meliputi: a. Perencanaan peserta didik, meliputi: Sensus Sekolah, Penentuan jumlah peserta didik yang diterima.
21
74.
B. Suryosubroto. Manajemen Pendidikan di Sekolah.(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), hal
20
b. Penerimaan peserta didik, meliputi: Kebijakan dalam penerimaan peserta didik, System penerimaan peserta didik yang baru, Orientasi. c. Pengelompokan peserta didik, meliputi: kelas, bidang studi, spesialisasi, sistem kredit, kemampuan, bakat dan minat. d. Kehadiran peserta didik, meliputi: rekap kehadiran, faktor- faktor penyebab kehadiran, sumber- sumber penyebab ketidakhadiran. e. Pembinaan disiplin peserta didik, meliputi: pengertian disiplin, beberapa konsepsi tentang disiplin kelas, dan teknik pembinan displin kelas. f. Kenaikan kelas dan penjurusan, meliputi: pendataan nilai siswa lengkap dan objektif, pendayagunaan fungsi dan peranan bimbingan dan penyuluhan. g. Perpindahan peserta didik, meliputi: perpindahan peserta didik dari suatu sekolah ke sekolahan lain yang sejenis, perpindahan peserta didik dari suatu jenis program ke program yang lain. h. Kelulusan dan alumni, meliputi: lulusan dan alumni. i. Kegiatan ekstra kelas, meliputi: kegiatan ekstrakurikuler dan non kurikuler. j. Mengatur layanan peserta didik, meliputi: layanan bimbingan akademik dan administrative, layanan bimbingan dan konseling, layanan kesehatan,
21
layanan koperasi, layanan kantin, layanan perpustakaan, layanan laboratorium, layanan asrama, layanan transportasi. 22 B. Tinjauan Tentang Pengembangan Bakat Siswa di Bidang Karya Ilmiah Remaja. 1. Pengertian Bakat Bakat menurut William B. Michael adalah bakat yang dilihat dari segi kemampuan individu untuk melakukan sebuah tugas dan perlu adanya suatu pelatihan untuk pengembangan bakat tersebut. Menurut
Bingham bakat
adalah sesuatu yang telah didapat setelah mendapatkan sebuah pelatihan. Menurut Guilford bakat mencakup tiga dimensi psikologis yaitu dimensi perseptual (meliputi: kepekaan indra, perhatian, orientasi ruang dan waktu), dimensi psikomotor (meliputi: kekuatan, ketepatan, keluwesan) dan dimensi intelektual (meliputi: ingatan, penegenalan, evaluasi, berfikir).23Bakat menurut Soegarda Poerbakawatja adalah suatu benih dari suatu sifat yang baru akan tampak nyata jika bakat tersebut mendapat kesempatan atau kemungkinan untuk berkembang.24 Bakat secara umum mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut.25 Karena sifatnya yang masih bersifat potensial atau laten, bakat merupakan 22 23
160.
24 25
Eka Prihatin. Manajemen Peserta Didik. (Bandung: Alfabeta, 2011), hal 14. Sumadi Suryabrata. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hal Soegarda Poerbakawatja. Ensiklopedi Pendidikan. (Jakarta: Rajawali, 1989), hal 38. Thusan Hakim. Belajar Secara Efektif.(Jakarta: Puspawara, 2000), hal 94.
22
potensi yang masih memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan secara serius dan sistematis agar dapat terwujud. Bakat berbeda dengan kemampuan yang mengandung makna sebagai daya untuk melakukan sesuatu, sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Bakat juga berbeda dengan kapasitas yaitu kemampuan yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang apabila latihan dilakukan secara optimal. Dengan demikian, dapat disarikan bahwa bakat merupakan suatu potensi yang akan muncul setelah memperoleh pengembangan dan latihan. Adapun manfaat dalam mengenal bakat yaitu: a. Untuk mengetahui potensi diri, dengan mengetahui bakat yang dimiliki, kita bisa tahu dan mengembangkannya. b. Untuk merencanakan masa depan, dengan mengetahui bakat yang dimiliki,
kita
bisa
merencanakan
mengembangkannya
untuk
merencanakan masa depan. c. Untuk menentukan tugas atau kegiatan, dengan mengetahui bakat yang dimilki, dapat memilih kegiatan apa saja yang akan kita lakukan sesuai bakat kita.26 Program pendidikan untuk anak berbakat menurut Virget S. Ward menjelaskan bahwa pendidikan bagi anak- anak yang berbakat perlu perhatian yang saksama. Dia mengajukan argumentasi sebagai berikut:
26
Zakiah Darajat. Mencari Bakat Anak- Anak.( Jakarta:Bulan Bintang, 1982), hal 31.
23
a. Persepsi demokrasi menghendaki pemberian kesempatan yang luas bagi anak dan pemuda berbakat dengan potensi yang melebihi anak- anak normal agar dia dapat berkembang lebih baik. b. Keberhasilan pendidikan bagi anak- anak dan pemuda yang berbakat memberikan peluang yang lebih besar kepada mereka untuk memberikan dukungan dan sumbangan terhadap masyarakat. Selanjutnya Virget juga menyatakan bahwa hal- hal yang berkenaan dengan program anak berbakat adalah: a. Diperlukan program khusus untuk anak yang berbakat. b. Dibutuhkan teori tentang pengalaman pendidikan, mana praktik pendidikan yang berhasil dan mana praktik pendidikan yang gagal untuk anak- anak berbakat.27 Menurut Renzulli langkah- langkah yang perlu diperhatikan dalam membina anak berbakat dalam belajar mandiri adalah: a. Mengases minat siswa. b. Memperkenalkan kepada siswa berbagai bidang minat. c. Melakukan wawancara pribadi terhadap siswa. d. Mengembangkan rencana tertulis. e. Menentukan arah dan waktu dengan siswa berbakat.
27
hal 18.
Oemar Hamalik. Psikologi belajar& mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009),
24
Anak berbakat menurut Utami Munandar bahwa anak berbakat mempunyai suatu kebutuhan dan pantas untuk mendapatkan suatu pembinaan yang tepat untuk mengembangkan bakat kemampuannya secara optimal. Dan anak berbakat adalah merupakan sumber daya manusia yang berkualitas yang meliputi kemampuan umum, kretivitas serta motivasi internal yang tinggi.28 Ada beberapa indikatot sebagai tanda positif anak berbakat. Tanda- tanda tersebut adalah: a. Kemampuan motorik yang lebih awal seperti kemampuan berjalan, memanjat, memakai baju dan sepatu ataupun menyuapi dirinya sendiri. b. Anak mampu berbicara dengan kalimat yang lengkap, kosa kata yang banyak, daya ingat yang baik, dan menunjukan keinginan yang kuat untuk belajar dan hasrat yang besar terhadap buku ataupun gambar- gambar. Dengan adanya dua indikator- indikator di atas, seorang anak kemungkinan besar memiliki potensi menjadi anak berbakat. c. Dibandingkan dengan anak lainnya, pada anak berbakat terlihat adanya kecenderungan untuk menyukai permainan yang merangsang daya khayalnya.
28
Utami Munandar. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat,(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), hal 71.
25
d. Adanya daya ingat yang baik, kemampuan coba salah dan mampu menyenangi dirinya sendiri ( bersibuk diri) dalam waktu yang cukup lama.29 Mengenai Pendidikan untuk anak berbakat termaktub dalam Undangundang Republik Indonesia No. 2 Th. 1989, menyebutkan tentang sistem pendidikan nasional yang terdapat pada pasal 8 ayat 2 bahwa warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus, ditegaskan pasal 24 setiap peserta didik mempunyai hak yaitu mendapatkan perlakuan sesuai bakat, minat dan kemampuan peserta didik.30 Jadi, yang disebut bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun khusus. Bakat umum apabila kemampuan yang berupa potensi bersifat umum. Misalnya bakat intelektual secara umum, sedangkan bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat khusus misalnya bakat akademik dan sosial. Bakat khusus ini biasanya disebut dengan talent, sedangkan bakat umum disebut dengan istilah gifted. Dengan bakat, memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu. Tetapi untuk mewujudkan bakat ke dalam suatu prestasi diperlukan latihan,
29
Reni Akbar Hawadi. Psikologi Perkembangan Anak Mengenal Sifat, Bakat, dan Kemampuan Anak.( Jakarta: PT. Grasindo, 2003), hal 133. 30 Undang- undang Republik Indonesia No. 2 Th. 1989. Sistem Pendidikan Nasional. (Semarang: Aneka Ilmu, 1992), hal 11.
26
pengetahuan, pengalaman, pendidikan dan motivasi. Seorang yang memiliki potensi bakat
di bidang musik tetapi tidak memperoleh kesempatan
mengembangkannya, bakat musiknya tidak dapat berkembang dan terwujud dengan baik. Sebaliknya, seseorang yang memperoleh fasilitas dan pendidikan musik secara baik, tetapi tidak memiliki bakat musik, tidak akan dapat mengembangkan keterampilan music secara maksimal. Lain halnya seorang anak yang pada dasarnya memiliki bakat musik dan orang tuanya mendukung. Ia akan mengusahakan agar anaknya memperoleh pengalaman untuk mengembangkan bakatnya dan dengan motivasi yang tinggi dapat berlatih sehingga bakatnya berkembang maksimal dan memperoleh prestasi.31 2. Bakat pada bidang Karya Ilmiah Remaja (KIR) Bakat merupakan sebuah kemampuan bawaan yang masih perlu dilatih dan dikembangkan seperti halnya bakat pada bidang sains atau ilmu pengetahuan alam (IPA) dan kegiatannya bisa disebut dengan Karya Ilmiah Remaja pada lembaga pendidikan dan KIR merupakan tulisan berisi ide kreatif siswa yang disusun secara komprehensif berdasarkan data, dianalisis dan diakhiri dengan kesimpulan yang relevan. Karya Ilmiah Remaja yang dimaksudkan agar siswa mampu dalam bakat serta keterampilan proses dalam IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam) seperti halnya bakat dalam bidang Karya Ilmiah Remaja (KIR) dapat membantu siswa dalam mengembangkan aktifitas
31
Mohammad Ali, dkk. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), hal 79.
27
dalam bereksperimen dan siswa akan memperoleh keterampilan dalam mengamati, mengelola hasil temuan, meramalkan suatu gejala serta menilai proses tersebut.32 Siswa berbakat kebanyakan menyukai sains (IPA) karena sains merupakan tantangan yang paling sulit dan menantang bagi siswa. Siswa berbakat biasanya tertarik terhadap peralatan laboratorium dan pembelajaran sains, senang terlibat dalam diskusi ilmiah karena melalui diskusi siswa berbakat memahami dan menghargai bagaimana kehidupan sehari- hari dipengaruhi oleh perkembangan dan penemuan ilmiah. Guru sebagai fasilitator dalam sains memiliki empat peran khusus dari guru yang mengajar sains kepada siswa berbakat : a. Sebagai
model:
guru
menunjukan
keterampilanya
dalam
menganilisa sebuah temuan ilmiah. b. Pendidik nilai: guru mendorong siswa berbakat untuk menjajaki isu- isu yang penting dalam sains, dalam upaya mencari kebenaran. c. Pembangkit minat: guru merangsang potensi dan minat siswa pada sains untuk mengembangkanny. d. Penilai fungsional: guru mencatat kecepatan dan kesempurnaan dari pemahaman siswa, gaya belajar mereka, dan cara belajar yang di sukai dalam sains.
32
Enung Fatimah. Psikologi Perkembangan, ( Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), hal 85.
28
Salah satu peran esensial dari guru sebagai fasilitator dalam sains adalah membina belajar mandiri. Langkah- langkah yamg perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: a. Mengakses minat siswa. b. Memperkenalkan kepada siswa berbagai bidang minat. c. Melakukan wawancara pribadi terhadap siswa. d. Mengembangkan rencana tertulis. e. Menentukan arah dan waktu dengan siswa berbakat. f. Membantu siswa dalam mencari macam- macam sumber. g. Melakukan sumbang saran terhadap produk akhir. h. Member bantuan dalam metodologi yang perlu. i. Membantu siswa berbakat dalam menemukan pendengar untuk presentasi siswa. j. Menilai
hasil
studi
bersama
siswa
berbakat
dan
mempertimbangkan bidang baru untuk diteliti. Dalam suatu lokakarya mengenai pendidikan siswa berbakat, guruguru mengidentifikasi keterampilan dan kegiatan yang perlu dilakukan oleh siswa berbakat dalam sains: a. Melalui membaca dan menaksir tulisan ilmiah membangun latar belakang informasi ilmiah. b. Menemukan sumber untuk memperoleh informasi ilmiah. c. Melakukan eksperimen untuk menguji gagasan dan hipotesis.
29
d. Menguasai dan menggunakan teknik dan alat ilmiah. e. Menyeleksi data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. f. Menarik kesimpulan dan prediksi yang abash dari data. g. Mengenal dan menilai asumsi yang melandasi teknik dan proses yang digunakan dalam memecahkan masalah. h. Mengungkapkan gagasan kuantitatif dan kualitatif. i. Menggunakan dan menerapkan ilmu untuk perubahan sosial. j.
Merumuskan hubungan dan gagasan baru dari fakta dan konsep yang diketahui.
Sains sangat penting dalam pendidikan siswa saat ini dan memerlukan pengembangan terus- menerus. Patut dipertimbangkan bahwa keterbakatan intelektual tidak sama dengan bakat akademik khusus dalam sains, menemukan dan memenuhi kebutuhan siswa berbakat dalam sains penting untuk kesejahteraan masyarakat dan individu. Salah satu yang perlu diperhatikan orang tua dan guru bagi siswa yang berbakat dalam sains ialah bagaimana mendorong mereka untuk perlu menekankan kepercayaan diri, kemandirian, pengambilan keputusan dan memotivasi mereka untuk mempelajari sains dalam bidang IPA yang lebih maju dalam dunia IPTEK.33
33
Utami Munandar. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), hal 148.
30
3. Jenis- Jenis Bakat Setiap individu memiliki bakat khusus yang berbeda- beda. Usaha pengenalan bakat ini mula- mula pada bidang pekerjaan, tetapi kemudian dalam bidang pendidikan. Pemberian nama terhadap jenis- jenis bakat biasanya berdasarkan bidang apa bakat tersebut berfungsi, seperti bakat matematika, bakat menganalisis ( KIR), olah raga, seni, musik, bahasa, teknik dan sebagainya.34 Conny Semiawan dan Utami Munandar (1987) mengklasifikasikan jenis- jenis bakat khusus, baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima bidang, yaitu: a. Bakat akademik khusus. b. Bakat kreatif- produktif. c. Bakat seni. d. Bakat psikomotor. e. Bakat sosial 4. Hubungan antara Bakat dan Prestasi Perwujudan nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi karena bakat dan kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang. Orang yang memiliki bakat matematika diprediksikan mampu mencapai prestasi yang menonjol dalam bidang matematika. Prestasi yang menonjol dalam bidang
34
Enung Fatimah. Psikologi Perkembangan. (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010) hal 72.
31
matematika merupakan cerminan dari bakat khusus yang dimiliki dalam bidang tersebut. Perlu ditekankan bahwa karena bakat masih bersifat potensial, seseorang yang berbakat belum tentu mampu mencapai prestasi yang tinggi dalam bidangnya jika tidak mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan bakatnya secara maksimal. Bakat khusus yang memperoleh kesempatan maksimal dan dikembangkan sejak dini serta didukung oleh fasilitas dan motivasi yang tinggi, akan dapat terealisasikan dalam bentuk prestasi unggul. 5. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat Perkembangan adalah suatu proses, perbuatan dan cara bagaimana mengembangkan bakat tersebut atau bisa disebut sebagai suatu usaha dari kegiatan bakat tersebut.35 Menurut teori Konvergensi berpendapat bahwa manusia dalam perkembangan hidupnya dipengaruhi oleh bakat atau pembawaan dan lingkungan, atau oleh dasar dan ajar atau dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Manusia lahir telah membawa benih- benih tertentu, benih- benih baru bisa tumbuh berkembang karena pengaruh lingkungan. Dengan demikian perkembangan benih itu tergantung lingkungan. Usaha pendidikan yang harus dilakukan ialah mengusahakan agar benih- benih yang baik dapat berkembang sampai batas maksimum dan perkembangan benih-
35
Desy Anwar. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. (Surabaya: Amelia, 2007), hal 530.
32
benih yang jelek dapat direm dan ditekan sekuat mungkin sehingga benih yang jelek itu tidak dapat tumbuh.36 Kita tahu bahwa bakat merupakan faktor warisan yang dimiliki oleh setiap individu yang diperoleh seseorang dari kedua orang tuanya, selain itu adanya perbedaan antara anak berbakat yang sudah berhasil mewujudkan potensinya dalam prestasi yang unggul, misalnya prestasi dalam Karya Ilmiah Remaja dimana siswa mampu menemukan suatu temuan yang dapat bermanfaat bagi orang lain dan siswa bisa mengetahui bagaimana bisa menganalisa suatu temuan atau bakat lainnya dan mereka yang berpotensi berbakat tapi karena sebab tertentu belum berhasil mewujudkan potensi mereka yang unggul. Adapun faktor- faktor
yang mempengaruhi pengembangan bakat
seseorang , yang tidak dapat diwujudkan bakat- bakatnya secara optimal dengan kata lain prestasinya di bawah potensial tetentu yaitu: a. Anak itu sendiri: misalnya anak itu tidak dapat atau kurang minat untuk mengembangkan bakat- bakat yang dia miliki atau kurang termotivasi untuk mencapai prestasi yang tinggi atau mungkin pula yang mempunyai kesulitan atau juga masalah pribadi sehingga ia mengalami hambatan dalam pengembangan bakat diri dan berprestasi sesuai bakatnya.
36
Mustaqim,dkk. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), hal 36.
33
b. Lingkungan anak: misalnya orang tuanya kurang mampu untuk menyediakan kesempatan dan sarana pendidikan yang ia butuhkan atau ekonominya cukup tinggi tetapi kurang perhatian terhadap anaknya.37 Adapun faktor- faktor lain yang mempengaruhi perkembangan bakat siswa adalah: a. Faktor Internal, faktor ini merupakan dorongan perkembangan bakat dari diri seorang siswa sendiri atau motivasi dari dalam untuk mengembangkan bakatnya untuk mencapai sebuah prestasi yang unggul, selain itu faktor keluarga ataupun orang tua yang mempengaruhi seorang anak untuk mengembangkan bakatnya meliputi: minat, motif berprestasi, keberanian mengambil resiko, keuletan dalam menghadapi tantangan dan kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul. Apabila faktor diatas mendukung perkembangan bakat maka bakat anak itu bisa teraktualisasikan dengan baik dan meningkat
karena keluarga adalah
lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak dan cara orang tua mendidik anaknya akan sangat berpengaruh terhadap prestasi maupun bakat anak. b. Faktor Eksternal, faktor ini merupakan faktor yang berasal dari lingkungan siswa seperti halnya lingkungan sekolah karena melalui sekolah, siswa dapat meningkat penguasaan pengetahuan, kemampuan,
37
Sadirman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), hal 73.
34
keterampilan, pengembangan sikap, pengembangan bakat, dan nilai- nilai dalam rangka pembentuk dan pengembangan dirinya serta keberadaan lingkungan sekolah sangat berpengaruh sekali terhadap perkembangan bakat siswa dan di lingkungan sekolah sudah tersedianya sarana prasara dan guru sebagai fasilitator yang mendukung. Di sekolah yang mempunyai peran besar adalah guru dalam upaya menembangkan bakat siswa sebab guru disebut sebagai fasilitator. Semua siswa di sekolah memerlukan dukungan dari guru untuk prestasinya, tidak hanya siswa yang berbakat saja karena guru juga menentukan tujuan dan sasaran belajar , menentukan metode belajar dan yang paling utama adalah menjadi model prilaku bagi siswa atau sebagai contoh yang baik. Guru mempunyai dampak besar yang tidak hanya pada prestasi siswa tetapi pada pengenalan perkembangan bakat siswa agar diterapkannya usaha seoptimalkan mungkin yang meliputi: kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri, pemberian motivasi secara penuh dari para guru, sarana dan prasarana yang lengkap, serta dukungan dan dorongan dari teman.38 Dengan demikian bakat pada hakikatnya tumbuh dan berkembang atas kemampuan sendiri di samping itu dengan bantuan bimbingan orang tua dan rangsangan dari lingkungan sekitar.
38
Mohammad Ali, dkk. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), hal 81
35
C. Optimalisasi Manajemen Kesiswaan dalam Mengembangkan Bakat Siswa di Bidang Karya Ilmiah Remaja Seiring dari sekian banyak peserta didik dalam mewujudkan bakat khususnya secara optimal, mereka memerlukan program pendidikan khusus sesuai dengan bakatnya baik melalui program perencanaan, pengawasan, pengorganisasian serta pengarahan dari program- program manajemen kesiswaan yang berada di lembaga pendidikan. Program pendidikan untuk mengembangkan individu berbakat khusus agar dapat mencapai prestasi unggul dan individu yang memiliki bakat khusus juga sangat memerlukan dukungan maksimal dari lingkungannya baik lingkungan internal maupun eksternal, dengan cara memberikan kesempatan seluas- luasnya bagi individu untuk mengembangkan bakatnya. Dukungan psikologis dari lingkungan internal seperti motivasi diri, dukungan moral dari orang tua, pola asuh orang tua yang memberikan perasaan bebas untuk berekspresi dan dari lingkungan eksternal yaitu pendidikan sekolah yang menyediakan sarana prasarana untuk mengembangkan
bakat
siswanya
sangat
besar pengaruhya
terhadap
perkembangan bakat khusus individu serta peran manajemen kesiswaan untuk membantu siswanya untuk mencapai usaha seoptimal mungkin dalam bakat siswa di bidang KIR agar siswa diberikan suatu pembinaan yang bermakna dan menghasilkan prestasi yang diharapkan di lembaga pendidikan serta
36
merencanakan bagaimana strategi yang tepat agar bakat siswa bisa lebih berkembang secara terus menerus dan bisa bersaing dengan dunia luar .39 Lingkungan dan pengalaman yang didapat siswa jelas juga mempengaruhi perkembangan bakat seseorang. Misalnya seperti halnya lembaga pendidikan yang dibahas di atas tersedianya sarana prasana yang lengkap di bidang karya ilmiah remaja ( KIR) mendorong siswa untuk lebih ingin mengetahui penemuan- penemuan baru di dunia ilmu pengetahuan maka bakat di bidang ( KIR) dalam menganalisis sebuah temuan dapat berkembang. Jadi , lingkungan yang baik dan pendidikan yang baik akan menunjang perkembangan bakat- bakat yang ada di individu- individu yang bersangkutan. Karena manusia hidup pada lingkungan tertentu, maka kematangan dan lingkungan keduanya akan berperan penting dalam perkembangan bakat manusia.40 Menurut F.J. Monks bahwa perkembangan sebagai proses yang kekal dan tetap menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar.41 Pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengembangkan bakat siswa bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik
39
Ibid, hal 82. Ki Fudyartanta. Tes Bakat dan Perskalaan Kecerdasan.( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hal 10. 41 Desmita. Psikologi Perkembangan.( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal 4. 40
37
sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan dalam bakat siswa difasilitasi oleh bagian manajemen kesiswaan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang di dalamnya terdapat beberapa pilihan kegiatan yang sesuai dengan bakat dan minat siswa- siswanya dan manajemen kesiswaan sendiri termasuk salah satu substansi manajemen pendidikan yang dimana fungsinya adalah mengatur, membina serta mengarahkan siswa- siswa untuk membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah. Apabila siswa- siswa telah sampai kepada tahap terakhir sekolah, bakat mereka tetap berfungsi sebagai kekuatan penggerak dalam pengajarannya. Dan bakat itu, tetap menjadi pendorong yang kuat dan bakat adalah asas terpenting, yang harus dijadikan sandaran bagi individu dalam memilih bidang- bidang studi dan hobinya.42 Tujuan kegiatan dari peserta didik menurut McKnow seperti yang dikutip oleh Richard Gorton, adalah sebagai berikut: a. Membantu semua peserta didik untuk belajar bagaimana menggunakan waktu luang mereka secara lebih bijaksana. b. Membantu semua peserta didik meningkatkan dan memanfaatkan secara konstruktif bakat- bakat dan ketrampilan unik yang mereka miliki. c. Membantu semua peserta didik mengembangkan minat dan bakat dan keterampilan rekreatif baru.
42
G. Frederic Kuder, dkk. Mencari Bakat Anak- Anak, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), hal 49.
38
d. Membantu semua peserta didik mengembangkan sikap yang lebih positif terhadap nilai kegiatan rekreatif.43 Talenta atau bakat merupakan komponen fitrah yang cara kerjanya mengaju pada perkembangan akademis ( ilmiah) dan keahlian dalam berbagai kehidupan. Terbatasnya bakat berpangkal pada kemampuan kognisi ( daya cipta), konasi ( kehendak), dan emosi ( rasa) yang disebut dalam psikologi filosofis dengan tri chotomie ( tiga kekuatan rohaniah) manusia.44 Kegiatan Pengembangan bagi bakat siswa harus memperhatikan prinsip keragaman individu. Secara psikologis, setiap siswa memiliki kebutuhan, bakat dan minat serta karakteristiknya yang beragam.45 Dalam bakat serta keterampilan proses dalam IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam) seperti halnya bakat dalam bidang Karya Ilmiah Remaja (KIR) dapat membantu siswa dalam mengembangkan aktifitas dalam bereksperimen dan siswa akan memperoleh keterampilan dalam mengamati, mengelola hasil temuan, meramalkan suatu gejala serta menilai proses tersebut.46 Dari kegiatan Karya Ilmiah tersebut maka peran dari manajemen kesiswaan agar bakat peserta didiknya dapat teraktualisasikan dengan baik maka usaha yang bisa dilakukan adalah dengan mengikutkan peserta didiknya dalam berbagai lomba Karya Ilmiah atau seminar para ahli di
43
Sri Minarti. Manajemen Sekolah.(Jogjakarta: AR- RUZZ MEDIA, 2011) hal 203. H.M. Arifin. Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Interdisipliner. ( Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hal 100. 45 Eka Prihatin. Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal 170. 46 Enung Fatimah. Psikologi Perkembangan, ( Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), hal 85. 44
39
bidang IPA. Adapun langkah- langkah yang perlu dilakukan untuk mengembangkan bakat khusus individu oleh manajemen kesiswaan adalah: a. Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi peserta didiknya untuk mengembangkan bakat khususnya
dengan
mengusahakan dukungan baik psikologis maupun fisik. b. Berupaya menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi tinggi di kalangan peserta didik, baik di dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. c. Meningkatkan kegigihan dan daya juang pada diri anak dan remaja dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan. d. Mengembangkan program pendidikan berdiferensi di sekolah dengan kurikulum berdiferensiasi pula guna memberikan pelayanan secara lebih efektif kepada peserta didik yang memiliki bakat khusus.47 Sasaran dari pengembangan kegiatan kesiswaan adalah terwujudnya berbagai kegiatan kesiswaan dalam berbagai bidang sehingga programprogram yang dapat dikembangkan antara lain: a. penyosialisasian kegiatan kesiswaan. b. peningkatan perencanaan program kegiatan kesiswaan (kegiatan IMTAQ, kreativitas, olah raga, kesenian, keterampilan, lomba karya ilmiah remaja (LKIR), lomba penelitian ilmiah remaja (LPIR)). 47
Mohammad Ali, dkk. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), hal 83.
40
c. Peningkatan implementasi kegiatan kesiswaan. d. Peningkatan supervise, monitoring, dan evaluasi dalam program kegiatan kesiswaan. e. Peningkatan
manajemen
program
kegiatan
manajemen
kegiatan
kesiswaan. Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran dalam pengembangan kegiatan kesiswaan tersebut antara lain: a. Melaksanakan workshop/ pelatihan secara internal di sekolah. b. Melakukan kerjasama dengan komite sekolah. c. Melakukan kerjasama dengan masyarakat. d. Melakukan kerjasama dengan instasi yang relevan. e. Melakukan kerjasama dengan dunia usaha dan, f. Melaksanakan lomba- lomba.48 Uraian di atas menjelaskan bahwa manajemen kesiawaan merupakan kegiatan- kegiatan yang bersangkutan dengan masalah kesiswaan di sekolah. Tujuan manajemen kesiswaan adalah menata proses kesiswaan mulai dari perekrutan, mengikuti pembelajaran sampai dengan lulus sesuai dengan tujuan institusional agar dapat berlangsung secara efektif dan efesien. Kegiatan manajemen kesiswaan meliputi: perencanaan penerimaan murid baru, pembinaan siswa dan kelulusan. Pada faktor intern dari siswa yang meliputi motivasi yang kuat untuk mendorong perkembangan bakat serta dukungan 48
Rohiat. Manajemen Sekolah. (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), hal 95.
41
dari orang tua untuk mempengaruhi keberhasilan prestasi dalam bakat anaknya dan sekolah yang merupakan faktor ekstern merupakan wadah pembelajaran yang diharapkan dapat mengembangkan potensi, bakat dan prestasi siswa.