BAB II LANDASAN TEORI
Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teori-teori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah 2.1 Definisi Produktivitas. Pendekatan dalam studi produktivitas sering kali hanya menekankan pada aspek ekonomi tertentu saja. Pada kenyataannya studi produktivitas mencakup aspek – aspek nonekonomi, yang kadang lebih besar peranannya dalam meningkatkan produktivitas. Aspek – aspek nonekonomi seperti manajemen dan organisasi, kualitas kerja, perlindungan dan keselamatan kerja, motivasi dan lain sebagainya sangat berperan dalam menggerakkan dan, mengkoordinasikan dan mendorong individu atau kelompok yang terlibata dala kegiatan produksi dapat bekerja efisien
2.1.1 Konsep dan definsi produktivitas Produktivitas sering diartikan sebagaiukuran sampai sejauh mana sumber – sumber daya yang ada sebagai masukkan system produksi dikelola sedelikian rupa untuk mencapai hasil atau keluaran pada tingkat kuantitas tertentu atau keluaran pada tingkat kuantitas tertentu
7
8
Menurut K.C Chen mendefinisikan produktivitas sebagai rasio antara output yang dihasilkan per unit dari sumber daya yang dikonsumsi dalam suatu proses produksi. Dapat diartikan pula produktivitas adalah rasio atau perbandingan antara sejumlah output ( keluaran ) dengan sejumlah input
2.1.2 Faktor – factor yang mempengaruhi produktivitas. Secara garis besar produktivitas kerja banyak dipengaruhi oleh dua factor utama, yaitu factor teknis dan factor sumber daya manusia ( tenaga kerja ) 1. Factor teknis Yang dimaksud disini adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya ( selain sumber daya manusia ) dalam suatu proses produksi yang bertujuan untuk mencapai tingkat produksi yang lebih baik. 2. Faktor manusia Factor manusia sebagai unsur utama dan penentu justru lebih besar perannanya dalam system produksi maka usaha perbaikan produktivitas akan lebih ditekankan pada factor manusia
2.1.3 Produktivitas dalam Perusahaan. Pada pemahaman posisi produktiviitas dalm ruang lingkup perusahaan , ada beberapa segmen pemahaman tentang produktivitas diterapkan yang antara lain adalah :
9
1. Mengandung pengertian sikap mental yang selalumempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baikdari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. 2. Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam proses peningkatan prodiktivitas, karena alat produksi dan teknologi pada hakekatnya merupakan hasil karya manusia. 3. Produktivitas tenaga kerja mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu. 4. Peningkatan
produktivitas
tenaga
kerja
merupakan
pembaharuan
pandangan hidup dan cultural dengan sikap mental memuliakan kerja serta perluasan upaya untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat. 5. Orientasi produktivitas adalah pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan, pelatihan dan motivasi.
2.1.4 Pengukuran Produktivitas Pengukuran produktivitas selama ini cenderung lebih banyak mengacu pada suatu proses produksi yang bersifat fisik , yaitu dengan melakuka konversi terhadap sumber daya ke dalam bentuk mata uang. Ada 3 pengukuran produktivitas, yaitu 1. Partial productivity ( produktivitas parsial ), adalah rasio antara keluaran dengan salah satu masukan saja. 2. Multifactor productivity ( produktivitas multifaktor ), adalah rasio antara keluaran dengan lebih dari satu macam sumber daya.
10
3. Produktivitas total adalah rasio antara keluaran dengan semua masukan.
Penghitungan produktivitas. Sampai sekarang ada beberapa metode yang dipakai,untuk perhitungan kali ini antara lain: 1. Produktivitas dilihat dari sisi tenaga kerja saja Produktivitas :
2. Produktivitas dilihat dari jumlah jam kerja yang digunakan Produkstivitas :
3. Indeks produktivitas dinamis ( factor parsial ) produktivitas dinamis :
2.2
Perhitungan waktu kerja Pengertian umum pengukuran waktu kerja adalah suatu aktivitas untuk
menentukan waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator ( yang memiliki skill rata –rata dan terlatih )dalam melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang normal. Waktu kerja standar dapat digunakan sebagai dasar untuk analisis lainnya, seperti
11
1. Penentuan jadwal dan perencanaan kerja 2. Penentuan biaya standard an sebagai alat bantu dalam rangka persiapan anggaran 3. Estimasi biaya produk sebelum memproses produk 4. Penentuan efektivitas mesin 5. Penentuan waktu standar yang digunakan sebagai dasar untuk upah intensif tenaga kerja langsung 6. Penentuan waktu standar yang digunakan sebagai dasar untuk upah intensif tenaga kerja tidak langsung 7. Penentuan waktu standar yang digunakan sebagai dasar untuk pengawasan biaya tenaga kerja. Proses pengukuran dapat dibagi dua kelompok besar yaitu , pengukuran waktu secara langsung dan pengukuran waktu secara tidak langsung. Disebut langsung karena pengamat berada di tempat dimana objek sedang diamati, ada dua cara yaitu pengukuran dengan stop watch dan sampling kerja. Pengukuran waktu tidak langsung adalah pengamat tidak berada secara langsung di objek pengukuran
2.2.1 Pengukuran waktu kerja dengan stopwatch Didalam pengukuran waktu dengan stopwatch dilakukan pemecahan pekerjaan menjadi elemen – elemen kegiatan. Langkah – langkah yang diperlukan dalam melakukan pengukuran adalah sebagai berikut :
12
1. Menetapkan tujuan pengukuran. Sebagaiman halnya dengan berbagai kegiatan lain, tujuan melakukan kegiatan harus ditetapkan lebih dulu. Dalam pengukuran waktu hal – hal yang penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa hasil pengukuran digunakan , berapa tingkat ketelitian yang dan keyakinan yang diinginkan dari hasil pengukuran tersebut.
2. Melakukan penelitian pendahuluan Yang dicari dari pengukuran waktu kerja adalah waktu yang pantas diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan. Tentu dari suatu kondisi kerja yang ada dapat dicari waktu yang pantas tersebut; artinya akan didapat kan hasil yang pantas untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kondisi yang bersangkutan. Satu hal lain yang masih harus dilakukan dalam rangka ini yaitu membakukan secara tertulis sistem kerja yang baik. Pembakuan sisitem yang kerja yang dipilih adalah suatu hal yang penting baik dilihat unutk kepentingan sebelum, pada saat ini maupun sesudah pengukuran dilakukan dan waktu baku didapatkan.
3. Memilih operator. Operator yang akan melakukan pekerjaan yang diukur bukanlah orang yang begitu saja diambil dari pabrik. Orang itu harus memenuhi
13
beberapa persyaratan tertentu agar hasil pengukuran bisa berjalan baik dan dapat diandalkan hasilnya. Syarat – syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat diajak bekerjasama. Kembali ke tujuan pengukuran waktu waktu yaitu untuk mendapatkan waktu penyelesaian, maka dengan melihat kemampuan pekerja seperti ditunjukkan tadi jelaslah bahwa yang dicari bukanlah orang yang berkemampuan tinggi ataupun rendah, karena orang orang demikian hanya meliputi sebagian kecil dari seluruh pekerja yang ada.
4. Melatih operator Walaupun operator yang dipilih telah didapat, kadang masih diperlukan adanya latihan bagi operator tersebut terutama bila kondisi dan cara kerja yang dipakai tidak sama dengan yang biasa dijalankan operator. Harap diingat bahwa yang dicari adalah waktu penyelesaian pekerjaan pekerja yang didapat dari suatu penyelesaian wajar dan bukan penyelesaian dari orang yang bekerja kaku dengan berbagai kesalahan.
5. Menguraikan pekerjaan atas elemen kerja Disini pekerjaan dipecah menjadi elemen – elemen pekerjaan yang merupakan gerakan bagian yang yang bersangkutan. Elemen – elemen inilah yang diukur waktunya. Waktu siklus adalah jumlah dari setiap elemen ini. Waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu satuan produk sejak bahan baku
14
mulai diproses ditempatkan kerja yang bersangkutan. Ada beberapa alasan mengapa penguraian pekerjaan menjadi penting yaitu ; 1. Memperjelas catatan tentang cara kerja yang dibakukan. 2. Memungkinkan melakukan penyesuaian bagi setiap elemen karena keterampilan bekerjanya operator belum tentu sama untuk semua bagian dari gerakan – gerakan kerjanya. 3. Memudahkan mengamati terjadinya elemen yang tidak baku yang mungkin saja dilakukan pekerja. 4. Memungkinkannya dikembangkannya data waktu standar pabrik atau tempat kerja yang bersangkutan. Ada beberapa pedoman penguraian pekerjaan atas elemenelemennya, yaitu 1. Sesuai dengan ketelitian yang diinginkan. Uraian pekerjaan menjadi elemn seterinci mungkin, tetapi masih dapat diamati oleh indera pengukur dan dapat direkam oleh jam henti yang digunakan 2. Untuk memudahkan Elemen pekerjaan hendaknya berupa satu atau beberapa elemen gerakan 3. Jangan sampai ada elemen yang tertinggal Jmlah dari semua elemen baru tempat sama dengan satu siklus pekerjaan yang bersangkutan 4. Pemisahan antara elemen yang satu dengan yang lain secara jelas
15
Batas-batas diantara elemen kerja harus dapat diamati agar tidak terjadi keraguan dalam menentukan bilamana suatu elemen berakhir dan bila mana elemen selanjutnya bermula
Secara garis besar pengukuran waktu kerja dapat digambarkan sebagai berikut :
Gbr 2.1 Diagram alir langkah pengukuran waktu kerja
16
2.2.2 Perhitungan waktu kerja Secara garis besar urutan langkah - langkah pengukuran waktu kerja adalah sebagai berikut : 1. Pengumpulan data waktu kerja. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data waktu kerja. Dimana data ini diperoleh melalui observasi yang dilakukan di lapangan terhadap operator yang terlatih dan sudah terpilih untuk dijadikan objek. Pengukuran data waktu ini dilakukan dengan menggunakan stop watch, tanpa sepengetahuan operator yang dipilih tersebut, pada waktu kerja tertentu dan pada kondisi kerja normal.
2. Pengujian data Dalam proses pengukuran data diperlukan kegiatan pengujian terhadap data yang dikunpulkan. Kegiatan pengujian tersebut dimulai dari analisis atas jumlah yang harus dikumpulkan
a. Kecukupan data Uji kecukupan data diperlukan untuk memastikan bahwa data yang telah dikumpulkan adalah secara cukup objektif. Idealnya pengukuran harus dilakukan dalam jumlah yang banyak, bahkan sampai jumlah tak terhingga agar data pengukuran layak digunakan. Namun pengukuran yang sebanyak-banyaknya cukup sulit dilakukan karena banyaknya keterbatasan – keterbatasan. Tapi data yang sekadarnya
17
juga kurang baik karena tidak mewakili keadaan yang sebenaranya. Maka pengujian kecukupan data berpegang pada konsep statistik, yaitu tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan. Tingkat ketelitian dan keyakinan adalah pencerminan tingka kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran dalam jumlah banyak. Tingkat ketelitian adalah menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. Sedang tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur akan tingkat ketelitian data waktu yang telah diamati dan dikumpulkan. Pengaruh tingkat ketelitian dan keyakinan adalah bahwa semakin tinggi ketelitian dan semakin besar tingkat keyakinan, semakin banyak pengukuran yang diperlukan. Test kecukupan data dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
N’ :
Dengan : k : tingkat keyakinan, 99 % = 3 95 5 = 2 s : Derajat ketelitian N : Jumlah penelitian N’: Jumlah data teoritis Jika N
N , data dianggap cukup , jika N’ > data tidak cukup dan perlu
dilakukan penambahan data.
18
b. Keseragaman data. Untuk memastikan data yang terkumpul berasal dari sistem yang sama, maka dilakukan pengujian terhadap keseragaman data, untuk memisahkan data yang memiliki karakteristik yang berbeda Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : BKA =
+k
BKB =
-k
Dengan : BKA = Batas kontrol atas BKB = Batas kontrol bawah = Nilai rata – rata = Standar deviasi k
= Tingkat keyakinan
3. Penyesuaian dan kelonggaran. Pengukuran waktu standar tidak hanya dengan menghitung nilai waktu rata – rata, melainkan banyak aspek yang masih diperhitungkan. Selama pengukuran pengukur harus mengamati kewajaran kerja dari operator. Ketidakwajaran
akan
mempengaruhi
kecepatan
operator.
Pemberian
penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata – rata dengan faktor penyesuaian ( p ). Dibagi 3 yaitu dalam kondisi normal ( p = 1 ), kondisi di atas normal ( p < 1 ) dan dibawah normal (p >1 ). Selain penyesuaian,satu hal yang sering dilupakan adalah menambahkan kelonggaran atas waktu normal yang diperoleh. Kelonggaran pada dasarnya adalah suatu faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu kerja operator,
19
karena dalam pekerjaannya operator sering diganggu oleh hal –hal yang tidak diinginkan namun bersifat alamiah. Adanya gangguan tersebut menjadikan penyelesaian pekerjaan manjadi panjang. Umumnya kelonggaran dibagi 3 yaitu kelonggaran untuk kepentingan pribadi, kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan dan hambatan yang tidak bisa dihindarkan. Kelonggaran juga diberikan untuk kepentingan pribadi antara lain sebagai contoh adalah kebutuhan yang bersifat alamiah dan manusiawi seperti minum, ke kamar kecil,bercakap- cakap. Kelonggaran juga diberikan untuk menghilangkan kelelahan.kelelahan yang berlangsung terus – menerus tanpa diimbangi dengan istirahat yang cukup akan mengakibatkan penurunan produksi baik jumlah maupun kualitas. Kelonggaran yang ke tiga diberikan jika terjadi hambatan yang tidak bisa dihindarkan, seperti listrik padam, peralatan rusak dan sebagainya. Besarnya hambatan tersebut bervariasi dari stu pekerjaan ke pekerjaan lainnya sehingga besarnya nilai kelonggaran pun berbeda – beda.
4. Menghitung waktu siklus rata – rata Untuk menghitung waktu siklus rata – rata digunakan rumus Ws = Dimana : N = jumlah pengamatan pendahuluan yang telah dilakukan Xj = waktu penyelesaian yang teramati selama pengukuran pendahuluan yang dilakukan
20
5. Menghitung waktu normal Untuk menghitung waktu normal dilakukan dengan rumus Wn = Ws x p
dimana p adalah faktor penyesuaian.
6. Menghitung waktu baku Untuk menghitung waktu baku dapat dilakukan dengan rumus Wb = Wn + ( Wn x I ) = Wn x ( 1 + i ) Dimana i adalah faktor kelonggaran yang diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan disamping waktu normal.