BAB II LANDASAN TEORI
A. Minat 1. Pengertian Minat Menurut Slameto (2010: 180), “minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri”. Wina Sanjaya (2005: 7), mengemukakan “minat (interest) yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari dan memperdalam materi pelajaran”. Sedangkan menurut Crow and Crow (1989) yang dikutip dari Djaali (2007: 121), “minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri”. Berdasarkan teori minat yang diuraikan di atas dapat dijelaskan bahwa timbulnya minat seseorang terhadap suatu objek dapat dilihat dari timbulnya keinginan untuk terlibat secara langsung serta merasa tertarik atau senang terhadap satu objek. Jadi, minat dapat dinyatakan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih cenderung menyukai terhadap suatu hal daripada hal yang lainnya disertai perasaan senang, adanya perhatian dan fokus melakukan kegiatannya suatu hal yang menjadi sasaran dengan tujuan untuk mencapai suatu hal yang yang dicita-citakan. Hal ini menggambarkan bahwa
9
seseorang tidak akan mencapai tujuan yang di cita-citakan apabila di dalam diri orang tersebut tidak terdapat minat atau keinginan untuk mencapai tujuan yang dicita-citakannya itu. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian (Djaali, 2007:121). Menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 (2005: 2): “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 330), Guru diartikan sebagai “Orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar”. Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Luasnya
ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu yang
tersedia membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi
yang ada disekitar peserta
didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik. (www.rinofeunp. wordpress.com) Minat Menjadi Guru Ekonomi adalah pemusatan pikiran, perasaan, kemauan atau perhatian yang lebih seseorang terhadap profesi Guru Ekonomi. Demikian pula Minat Menjadi Guru Ekonomi dapat timbul berdasarkan respon
10
positif diri, pengalaman dan keberadaan profesi Guru dipandang dari sudut pribadi seseorang. Elemen Minat Menjadi Guru bisa dimulai dari pengetahuan dan informasi mengenai profesi guru, perasaan senang dan ketertarikan terhadap profesi guru, perhatian yang lebih besar terhadap profesi guru serta kemauan dan hasrat untuk menjadi guru. 2. Indikator Minat Adanya minat yang tinggi terhadap suatu objek akan melahirkan perhatian dengan spontan sehingga memungkinkan terciptanya konsentrasi untuk waktu yang lama. Di samping itu, minat di mulai dari kesadaran sampai pada pilihan nilai. Jika minat dikaitkan dengan bidang kerja, minat adalah kecenderungan keinginan atau hasrat yang tinggi terhadap suatu hal. Sehingga minat memiliki unsur perhatian, kesaadaran sampai pilihan nilai, perasaan, seleksi dan hasrat. Minat terbagi menjadi 3 aspek menurut Hurlock (2010: 117), yaitu: a) Aspek Kognitif Minat didasarkan atas pengalaman pribadi dan hal yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta berbagai jenis media massa. b) Aspek Afektif Aspek afektif merupakan konsep yang membangun aspek kognitif. Minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan dan berkembang berdasarkan pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru, dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.
11
c) Aspek Psikomotor Pada aspek psikomotorik, minat berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi dan dengan urutan yang tepat. Suhartini (2001: 23) menganalisa beberapa hal yang menjadi indikator dari minat : a. Keinginan untuk mengetahui/memiliki sesuatu b. Objek-objek atau kegiatan yang di senangi c. Jenis kegiatan untuk mencapai hal yang disenangi d. Usaha untuk merealisasikan keinginan atau rasa senang terhadap sesuatu Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Slameto dalam (Djamarah, 2002:157) bahwa: ”Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanipestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberi perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut”. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Minat Menjadi Guru Ekonomi dapat timbul karena adanya pengetahuan dan informasi mengenai profesi guru yang diikuti dengan perasaan senang dan ketertarikan terhadap profesi guru sehingga timbul keinginan dan kemaun untuk melakukan suatu kegiatan, dalam hal ini adalah keinginan dan kemauan untuk menjadi Guru Ekonomi. Maka Minat Menjadi Guru Ekonomi dapat
12
diukur melalui komponen-komponen antara lain adanya pengetahuan dan informasi yang memadai, adanya perasaan senang dan ketertarikan, adanya perhatian yang lebih besar, serta adanya keinginan dan kemauan menjadi Guru Ekonomi. 3. Macam-macam Minat Menurut Moch. Surya (2004 :122) bahwa macam-macam minat adalah sebagai berikut: a. Minat Volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa tanpa adanya pengaruh dari luar. b. Minat Involunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa dengan adanya pengaruh situasi yang diciptakan oleh guru. c. Minat Nonvolunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa secara paksa atau dihapuskan. Krapp, et. Al (dalam Tri Setia, 2003:18) mengkategorikan minat menjadi 3 yaitu: a. Minat Personal, yaitu minat yang permanen dan stabil yang mengarah pada minat khusus mata pelajaran tertentu. Suatu bentuk rasa senang ataupun tidak senang, tertarik dan tidak tertarik terhadap mata pelajaran tertentu. b. Minat Situasional, yaitu minat yang tidak permanen dan relatif berganti ganti, tergantung rangsangan eksternal. Misalnya cara mengajar guru, suasana kelas, dorongan keluarga. Jika berkelanjutan secara jangka panjang, minat situasional akan berubah menjadi minat personal atau
13
minat psikologis siswa, tergantung pada dorongan atau rangsangan yang ada. c. Minat Psikologikal, minat yang erat kaitannya dengan adanya interaksi antara minat personal dengan minat situasional yang terus menerus dan berkesinambungan. Jika siswa memiliki pengetahuan yang cukup tentang suatu mata pelajaran, dan dia memiliki peluang untuk mendalaminya dalam aktivitas yang terstruktur dikelas atau pribadi (di luar kelas) serta mempunyai penilaian yang tinggi atas mata pelajaran tersebut maka dapat dinyatakan bahwa siswa memiliki minat psikologikal. Menurut Super dan Krites (dalam Ari, 2008 :25) mengklasifikasikan minat menjadi 4 jenis: a. Expressed interest, minat yang diekspresikan melalui verbal yang menunjukkan apakah seseorang itu menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau aktivitas. b. Manifest interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individu pada suatu kegiatan tertentu. c. Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau keterampilan dalam suatu kegiatan. d. Inventoried interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat atau daftar aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan. Dari pernyataan diatas dapat disimpukan minat permanen yang muncul dari seseorang dalam satu objek tertentu maka akan menunjukkan yang mengarah pada minat objek khusus. Suatu bentuk rasa senang dan tertarik pada
14
satu objek tanpa adanya pengaruh dari orang lain, minat yang timbul tanpa ada paksaan. 4. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat Minat atau pemusatan perhatian terhadap suatu objek dalam hal menjadi Guru Ekonomi sangat penting. Baik yang berasal dari dalam diri Mahasiswa (faktor intern) maupun yang berasal dari luar Mahasiswa (faktor ekstern). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat, menurut Slameto (2010:54) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi minat seseorang diantaranya: 1. Faktor intern a. Faktor jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh b.Faktor psikologi, seperti intelegensi perhatian, bakat, kematangan, motif, dan kesiapan. 2. Faktor ekstern a. Faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. b. Faktor sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar penilaian di atas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar dan tugas rumah. Berkaitan dengan pengertian dapat diuraikan bahwa minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan suatu obyek atau mengulang
15
beberapa aktivitas yang dianggap menarik bagi seseorang, diperhatikan terus – menerus dan melibatkan pengalaman, emosi serta perasaan dan dari situ diperoleh kepuasan. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi minat tersebut seperti yang disampaikan oleh Crow & Crow dalam bangsaku (2008) adalah : a. Dorongan dari dalam diri individu, misalnya dorongan umtuk makan, keingintahuan, pengalaman dan lain sebagainya b. Motif sosial, motif ini menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu karena ingin mendapatkan perhatian atau penghargaan dari orang lain atau masyarakat c. Faktor emosional. Minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila
seseorang
mendapatkan
kesuksesan
pada
aktivitas
akan
menimbulkan persaan senang dan hal tersebut akan memperkuat minat pada aktivitas yang akan dilakukan, sebaliknya suatu kegagaln akan menghilangkan minat terhadap aktivitas yang dilakukan. Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa perkembangan minat seseorang pada dasarnya akan berubah secara konstan dan perubahan itu dipengaruhi oleh sifat, jenis minatnya dan berbagai macam faktor yang diantaranya adalah individu, motif sosial dan emosional. Sedangkan faktor penyebab munculnya minat ada dua faktor yaitu faktor individu dan faktor sosial seperti yang dikemukakan oleh Dewa Ketut Sukardi dalam Krisnadi (2006:7) yaitu :
16
a. Faktor pembawaan. Merupakan pengaruh yang muncul dalam diri siswa secara alami, misalnya diakibatkan karena kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan sifat pribadi. b. Faktor sosial Merupakan
pengaruh
yang
muncul
diluar
individu,
misalnya
diakibatkan karena kondisi keluarga, lingkungan, pendidikan, kondisi sosialdan ekonomi. 5. Fungsi Minat Hendra Surya (2003: 6) mengemukakan mengenai fungsi minat, sebagai berikut: a. Sebagai sebab, yaitu tenaga pendorong yang merangsangseseorang memperhatikan objek tertentu lebih dari objek-objek lainnya. b. Sebagai akibat, yaitu berupa pengalaman perasaan yang menyenangkan yang timbul sebagai akibat dari kehadiran seseorang atau objek tertentu atau sebagai hasil dari partisipasi seseorang di dalam suatu bentuk kegiatan. Fungsi minat yang dinyatakan Whitherington, (1999:136) adalah sebagai berikut: “Minat sangat berfungsi bagi manusia karena dapat mengarahkan seseorang untuk mencapai tujuan hidupnya, sehingga dapat membawa manusia pada hal-hal yang dianggap tidak perlu menjadi sesuatu yang bermanfaat dalam dirinya karena timbulnya kesadaran untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
17
tanpa membebani orang lain. Selain itu minat juga dapat memberikan pandangan hidup seseorang atau seluruh perbendaharaan seseorang”. Berkaitan dengan pengertian dapat disimpulkan bahwa minat dapat berfungsi bagi manusia karena dapat mengarahkan tujuan hidup seseorang. Tanpa memiliki tujuan dalam hidupnya tidak dapat dikatakan sebagai manusia normal. Fungsi Minat Menjadi Guru Ekonomi pada mahasiswa adalah ia akan memberikan perhatian yang lebih besar untuk memahami dan mempelajari mengenai profesi keguruan, yaitu pekerjaan dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Selanjutnya mahasiswa tersebut akan melakukan kegiatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dasar mengajar menuju kompetensi guru yang diharapkan sesuai dengan misi pendidikan.
B. Lingkungan Keluarga 1. Pengertian Lingkungan Keluarga Pengertian lingkungan keluarga berasal dari kata lingkungan dan keluarga. Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulus yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran sampai matinya. Stimulasi itu dapat berupa sifat, interaksi, selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi, dan kapasitas intelektual yang dikemukakan oleh Dalyono (2005: 129). Lingkungan selalu mengitari manusia dari waktu dilahirkan sampai meninggalnya, sehingga antara lingkungan dan manusia terdapat hubungan timbal balik dalam artian lingkungan mempengaruhi manusia dan manusia mempengaruhi lingkungan. Menurut Sartain dalam
18
Dalyono (2005: 132) bahwa apa yang dimaksud dengan lingkungan (environment) ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia yang dalam cara-cara
tertentu
mempengaruhi
tingkah
laku
kita,
pertumbuhan,
perkembangan atau life process kita kecuali gen-gen, dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan bagi gen yang lain. Sartain membagi lingkungan menjadi 3 bagian (Dalyono, 2005:133): a. Lingkungan alam/luar, ialah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti rumah, tumbuhan, air, iklim, hewan, dan sebagainya. b. Lingkungan dalam, yaitu segala sesuatu yang termasuk lingkungan di luar alam. c. Lingkungan sosial/masyarakat, adalah semua orang/manusia lain yang mempengaruhi kita. Ki Hajar Dewantara dalam Dwi Siswoyo, dkk (2008: 139) membedakan lingkungan pendidikan berdasar pada kelembagaannya, yaitu: a. Lingkungan keluarga b. Lingkungan perguruan/sekolah, dan c. Lingkungan pergerakan/organisasi pemuda. Lingkungan tersebut dikenal dengan istilah Tri Pusat Pendidikan Seorang anak mengalami proses sosialisasi untuk pertama kalinya didalam keluarga, di mana dalam proses ini anak dikenalkan dan diajarkan berbagai nilai kehidupan yang sangat berguna dan menentukan bagi perkembangan anak di masa depan. Menurut ahli psikologi, lingkungan yang sangat berpengaruh
19
dalam perkembangan kepribadian seorang anak adalah lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan primer yang kuat pengaruhnya kepada individu dibanding lingkungan sekunder. Adapun arti dari keluarga yaitu satu kesatuan masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah,ibu dan anakanaknya. Hal ini sesuai dengan Abu Ahmadi (2007:108), mengemukakan : Keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu atau grup, dan merupakan kelompok sosial pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya. Keluargalah pertama menjadi tempat untuk mengadakan sosialisasi kehidupan anak-anak. Ibu, ayah, dan saudara-saudara serta keluarga yang lain adalah orang yang pertama di mana anak-anak mengadakan kontak dan yang pertama pula untuk mengajar anak-anak itu sebagaimana dia hidup dengan orang lain. Sampai anak-anak memasuki sekolah, mereka itu menghabiskan seluruh waktunya di dalam unit keluarga. Hingga sampai ditaksir menghabiskan ½ waktunya dalam keluarga. Dimaksud dalam pernyataan bahwa keluarga merupakan kelompok sosial pertama dimana anak-anak berinteraksi dan menjadi anggotanya yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Keluarga inilah yang dikenal oleh anak sebagai kesatuan hidup bersama yang dikenal oleh anak. Menurut Hasbullah (2005: 38) berpendapat bahwa lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan bagi anak yang pertama karena di dalam keluarga inilah anak pertama kalinya mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Menurut Abu Ahmadi (2007: 167) dapat dirumuskan pengertian keluarga berdasarkan beberapa definisi, yaitu:
20
a. Keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu, dan anak. b. Hubungan antar anggota keluarga dijiwai oleh suasana afeksi dan rasa tanggung jawab. c.
Hubungan sosial di antara anggota keluarga relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi.
d. Fungsi keluarga ialah memelihara, merawat, dan melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial. Berdasarkan beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga adalah kelompok sosial kecil yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang mempunyai hubungan sosial relatif tetap karena adanya ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi dengan semua kondisi yang ada di dalam ruang yang ditempati. 2. Fungsi dan Peranan Keluarga Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan perilaku seseorang dan juga berpengaruh terhadap mahahasiswa sendiri. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilainilai kehidupan baik agama maupun social budaya yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anggota masyarakat yang sehat. Menurut Syamsu Yusuf (2008:37) mengatakan “Peran keluarga sebagai institusi (lembaga) yang dapat memenuhi kebutuhan insani
21
(manusiawi), terutama kebutuhan bagi pengembangan kepribadiannya dan pengembangan rasa manusia.” Fungsi keluarga sebagai tempat perlindungan bagi anak dan juga sebagai tempat pemenuhan kebutuhan dasar. Fungsi dasar keluarga adalah memberikan rasa aman, rasa memiliki, kasih sayang dan mengembangkan hubungan yang baik diantara anggota keluarga. Menurut Ngalim Purwanto (2010:170) mengemukakan fungsi keluarga sebagai berikut : a. Fungsi edukasi Keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak, melalui keluarga anak akan mengenal nilai dan norma yang berlaku dilingkungan keluarga dan masyarakat. b. Fungsi sosialisasi Keluarga mempunyai tugas sebagai penghubung anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial yang meliputi penerapan,penyaringan dan penafsiran ke dalam bahasa yang dimengerti oleh anak. c. Fungsi proteksi atau perlindungan Dalam pelaksanaannya orangtua bertindak sebagai pemberi pelayanan atau bantuan kepada anak, sedangkan dari pihak anak diperlukan kesediaan untuk menerimanya. d. Fungsi afeksi Fungsi ini memberikan peranan penting terutama ketika anak masih kecilimana pada waktu itu fungsi afeksinya memengang peranan dalam berkomunikasi dengan orangtuanya.
22
e. Fungsi religius Keluarga berkewajiban memperkenalkan nilai-nilai agama kepada anak anak dan anggota keluarga terutama kepada remaja, karena masa remaja merupakan masa dimana mulai timbul keraguan terhadap kaidah akhlak dan ketentuan agama f. Fungsi ekonomi Membina rumah tangga membutuhkan pembiyaan. Hal ini berhubungan dengan bagaimana mencari nafkah, merencanakan dan membelajaran sesuatu sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Berdasarkan pernyataan dapat disimpulkan bahwa fungsi edukasi, sosialisasi, perlindungan, afeksi, religius dan ekonomi memiliki arti tersendiri. Yang intinya keluarga pemberi rasa aman bagi anak, sumber pemenuh kebutuhan, sumber kasih sayang, dan pembentukan perilaku anak. Menurut Hasbullah (2005: 39-43) fungsi dan peranan keluarga adalah: a. Pengalaman pertama masa kanak-kanak b. Menjamin kehidupan emosional anak c. Menanamkan dasar pendidikan moral d. Memberikan dasar pendidikan moral e. Memberikan dasar pendidikan sosial f. Peletakan dasar-dasar keagamaan Menurut Slameto (2010: 60-64) pengaruh keluarga terhadap anak berupa: a. Cara orang tua mendidik b. Relasi antara anggota keluarga
23
c. Suasana rumah tangga d. Keadaan ekonomi keluarga e. Pengertian orang tua f. Latar belakang kebudayaan
C. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar dapat diartikan sebagai penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai test atau angka yang diberikan guru atau dosen. Kata prestasi belajar mengandung dua kata yakni kata “prestasi” dan kata “belajar” yang mempunyai arti yang berbeda. Prestasi merupakan perkembangan atau kemajuan setelah mengalami suatu kegiatan, sedangkan belajar proses perubahan tingkah laku. Prestasi belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Menurut Ngalim Purwanto (2002: 5), “Prestasi belajar adalah hasil yang menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajar”. Sumadi Suryabrata (2002: 297), mengemukakan bahwa: “Prestasi belajar itu dapat dikelompokkan ke dalam prestasi seluruh bidang studi dan bidang tertentu. Prestasi belajar siswa dapat ditentukan dengan pengukuran yang kemudian sebagai hasil akhirnya dilaporkan dalam bentuk rapor, dimana rapor merupakan perumusan
24
tes akhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau prestasi belajar siswa selama masa tertentu (4 atau 6 bulan)”. Berdasar pendapat di atas, prestasi belajar dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan aktual siswa yang diukur berupa penguasaan pengetahuan, kemampuan, kebiasaan dan keterampilan, sikap sebagai hasil dari proses belajar yang dibuktikan melalui tes yang dilaporkan dalam bentuk raport, NEM, maupun dalam IPK. Prestasi sangat dibutuhkan seseorang untuk mengetahui kemampuannya setelah seseorang tersebut melakukan suatu kegiatan yang disebut belajar. Proses belajar yang dilaksanakan di sekolah maupun perguruan tinggi didasarkan pada kurikulum yang sudah ditetapkan. Struktur kurikulum Program Studi Pendidikan Ekonomi yang diatur berdasarkan peraturan akademik Universitas Kristen Satya Wacana adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Struktur kurikulum Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Jml MK Jml SKS 5 15
Fakultas Jml MK Jml SKS 35 105
Program Studi Jml MK Jml SKS 8 24
Jml SKS 144
Sumber : Data dokumentasi katalog Program Studi Pendidikan Ekonomi
2. Indikator Prestasi Belajar Mengetahui tingkat kecakapan mahasiswa dalam belajar dapat dilihat dari hasil belajar atau prestasi belajarnya. Prestasi belajar yang diperoleh melalui tes atau evaluasi memberikan gambaran yang lebih umum tentang kemajuan kegiatan di suatu sekolah. Prestasi dapat digunakan untuk mengetahui kesulitan
25
belajar dan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. Menurut Muhibbin Syah (2008 : 141) “Evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah progam”. Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana perubahan yang telah terjadi melalui kegiatan belajar mengajar. Pengajaran harus mengetahui sejauh mana mahasiswa akan mengerti bahan yang akan diajarkan. Penilaian member informasi tentang hasil pengajaran yang telah disajikan. Pengukuran prestasi belajar tersebut dapat menggunakan suatu alat untuk mengevaluasi yaitu test. Test dipakai untuk menulai hasil belajar siswa dan hasil belajar mengajar dari pendidik. Menurut Muhibbin Syah (2008 : 142) : Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan cara member penilaian atau evaluasi yaitu untuk memeriksa kesesuian antara apa yang diharapkan dan apa yang tercapai, hasil penelitian tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki dan mendekatkan tujuan yang diinginkan Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengukuran prestasi belajar dapat dilakukan dengan cara memberi penilaian atau evaluasi. Penilaian atau evaluasi yang dilakukan dapat diketahui dengan menggunakan suatu test tertulis atau test lisan yang mencakup semua materi yang diajarkan dalam jangka waktu tertentu. Penelitian ini, penulis menggunakan data dokumentasi berupa nilai raport pada mata kuliah yang dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh dari proses belajar selama satu semester.
26
Hasil belajar mahasiswa dalam penelitian ini terutama dinilai dengan menggunakan Pedoman Acuan Patokan (PAP). PAP adalah penilaian dengan cara membandingkan skor yang diperoleh mahasiswa dengan suatu standar mutlak. Penilain hasil belajar mahasiswa dapat dilihat dari arti nilai sebagai berikut: Tabel 2.2 Arti Nilai Rentang Angka > 85 – 100 > 80 – 85 > 70 – 80 > 65 – 70 > 60 – 65 > 55 – 60 > 50 – 55 < 50
Nilai Huruf
Arti Nilai
A AB B BC C CD D E
Baik sekali Lebih dari baik Baik Lebih dari cukup Cukup Kurang dari cukup Kurang Gagal (tidak lulus)
Sumber : Data dokumentasi katalog Program Studi Pendidikan Ekonomi
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar, yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya. Menurut Slameto (2010: 54) terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Kedua faktor tersebut terdiri dari: a. Faktor intern, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi faktor jasmani (kesehatan dan cacat tubuh), factor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesepian), dan faktor
27
kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani atau yang bersifat psikis). b. Faktor ekstern, yaitu faktor yang ada di luar individu meliputi faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah), dan faktor masyarakat. Menurut Muhibbin Syah (2006: 144) bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh setidaknya tiga faktor yakni a. Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor intern terdiri dari: 1. Faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh 2. Faktor psikologis yang meliputi tingkat inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan 3. Faktor kelelahan. b. Faktor eksternal yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari: 1. Faktor keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan 2. Faktor dari lingkungan sekolah yaitu metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
28
pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah 3. Faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
D. Kerangka Berfikir Kerangka berfikir menurut Purwanto (2007:81) adalah argumentasi dalam merumuskan hipotesis yang merupakan jawaban yang bersifat sementara dengan masalah yang diajukan. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Kerangka befikir merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan. Keluarga memegang peranan penting dalam memberikan pandangan mengenai nilai-nilai dalam memilih pekerjaan. Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati. Orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Nilai-nilai yang telah diterima dari keluarga akan memunculkan minat dan pandangan seseorang terhadap profesi. Maka dapat
29
disimpulkan bahwa Lingkungan Keluarga mempengaruhi Minat Menjadi Guru Ekonomi. Salah satu faktor yang mempengaruhi minat adalah faktor emosional. Faktor emosional dinyatakan bahwa apabila suatu aktivitas yang dilaksanakan individu
mengalami
keberhasilan
maka
keberhasilan
tersebut
akan
meningkatkan minat seseorang pada bidang tersebut atau hal-hal yang berkaitan. Keberhasilan belajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang telah dicapai mahasiswa. Indeks Prestasi (IP) adalah nilai rerata hasil belajar yang menggambarkan kadar daya serap belajar untuk semester tertentu. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) menunjukkan penguasaan teori atau pengetahuan materi kuliah dan IPK inilah yang digunakan untuk menilai keberhasilan belajar. Apabila terjadi keberhasilan belajar yang ditunjukkan dengan IPK mahasiswa yang tinggi, maka akan meningkatkan minat mahasiswa pada profesi guru. Begitupun juga sebaliknya, jika terjadi kegagalan dalam belajar atau dinyatakan dalam IPK yang rendah, maka akan mengurangi atau menghilangkan minat pada bidang tersebut. Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa Prestasi Belajar mempengaruhi Minat Menjadi Guru Ekonomi. Masalah pekerjaan, minat seseorang terhadap suatu pekerjaan dapat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga yang merupakan tempat pertama dan utama seseorang memperoleh pendidikan dan pengaruh yang besar. Selain itu minat juga dipengaruhi oleh keberhasilan seseorang dalam menekuni bidangnya yang ditunjukkan dengan prestasi belajar. Jadi minat mahasiswa
30
terhadap profesi guru juga dipengaruhi oleh prestasi belajar yang ditunjukkan dengan IPK. Sehingga dengan demikian, dapat dikatakan bahwa minat mahasiswa terhadap profesi guru ekonomi dipengaruhi oleh Lingkungan Keluarga dan Prestasi Belajar.
X1
Y
X2 Gambar 2.1 Paradigma Penelitian Keterangan : X1 : Lingkungan Keluarga X2 : Prestasi Belajar Y : Minat Menjadi Guru Ekonomi : Garis Regresi Ganda Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Lingkungan Keluarga (X1) Lingkungan Keluarga adalah lembaga pendidikan tertua, bersifat
informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati serta memberikan, perhatian, pengarahan, dan dukungan yang tinggi untuk menjadi profesi guru ekonomi. Lingkungan keluarga terhadap minat menjadi Guru Ekonomi dikategorikan menjadi 3 yaitu :
31
dapat
Baik
: Bila orang tua selalu memberikan perhatian, pengarahan, dan dukungan yang baik kepada mahasiswa untuk menjadi guru ekonomi maka diberi skor 3.
Cukup Baik
: Bila orang tua kadang - kadang memberikan perhatian, pengarahan, dan dukungan kepada mahasiswa untuk menjadi guru ekonomi maka diberi skor 2.
Tidak Baik
: Bila orang tua tidak baik memberikan perhatian, pengarahan, dan dukungan kepada mahasiswa untuk menjadi guru ekonomi maka diberi skor 1.
2.
Prestasi Belajar (X2) Prestasi Belajar adalah hasil pengukuran tingkat kemampuan aktual mahasiswa yang diukur berupa penguasaan pengetahuan, kemampuan, kebiasaan dan keterampilan, sikap sebagai hasil dari proses belajar yang dibuktikan melalui tes yang dilaporkan dalam bentuk Indeks Prestasi (IP). Sehingga prestasi belajar dapat dikatakan tinggi, sedang atau rendah dengan menggunakan pengukuran sebagai berikut: Prestasi belajar tinggi jika minat menjadi guru ekonomi tinggi dan memperoleh Indeks Prestasi ( > 2,75) Prestasi belajar sedang jika minat menjadi guru ekonomi tinggi dan memperoleh Indeks Prestasi ( = 2,75) Prestasi belajar rendah jika minat menjadi guru ekonomi tinggi dan memperoleh Indeks Prestasi ( < 2,75)
32
3.
Minat Menjadi Guru Ekonomi (Y) Minat Menjadi Guru Ekonomi adalah suatu kondisi yang terjadi dimana ketertarikan, perhatian yang lebih mahasiswa terhadap profesi guru ekonomi yang ditunjukkan dengan adanya pemusatan pikiran, perasaan senang. Minat menjadi guru ekonomi pada mahasiwa tidak akan tercipta tanpa adanya dari faktor lingkungan keluarga dan prestasi belajar. Sehingga minat menjadi guru ekonomi dapat dikatakan tinggi, sedang atau rendah dengan menggunakan pengukuran sebagai berikut: Tinggi
: Jika Lingkungan Keluarga Baik dan Prestasi Belajar mahasiswa Tinggi, dengan persentase sebesar 100%.
Sedang : Jika Lingkungan Keluarga Cukup Baik dan Prestasi Belajar mahasiswa Sedang, dengan persentase sebesar 66,66%. Rendah : Jika Lingkungan Keluarga Tidak Baik dan Prestasi Belajar mahasiswa Rendah, dengan persentase sebesar 33,33%. Dengan perhitungan sebagai berikut: -
Tinggi
:
-
Sedang
:
-
Rendah
:
Berdasarkan model hipotesis tersebut pengaruh variabel independen yang diberi notasi (X) dan variabel dependen yang diberi notasi (Y) menggunakan model regresi berganda. Menurut W.Gulö (2010:66) model ini terdapat
33
diantara dua variabel yang sama-sama ordinal, atau sama-sama interval, atau sama-sama ratio, atau salah satu adalah ordinal dan interval. Tabel 2.3 Tabel Skala pengukuran No.
Variabel
Skala Pengukuran Nominal
Ordinal
2.
Minat menjadi guru ekonomi Lingkungan keluarga
3.
Prestasi belajar
1.
Interval
Rasio
E. Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2010 : 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis tersebut akan diuji menggunakan pendekatan kuantitatif sehingga akan diketahui kebenarannya secara empiris. Dengan mengacu pada rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah dibuat, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut : 1. Minat Menjadi Guru Ekonomi a. Hipotesis kerja 1 Minat menjadi guru ekonomi mahasiswa program studi pendidikan ekonomi angkatan 2009- 2012 FKIP-UKSW Salatiga adalah sedang sebesar 66,66%. Artinya minat menjadi guru ekonomi adalah sedang pada mahasiswa program studi pendidikan ekonomi angkatan 2009- 2012 FKIP-
34
UKSW Salatiga, sehingga lingkungan keluarga dan prestasi belajar juga sedang. b. Hipotesis Statistik H0 = 0,66 H1
0,66
2. Lingkungan Keluarga a. Hipotesis kerja 2 Terdapat pengaruh positif antara lingkungan keluarga terhadap minat menjadi guru ekonomi pada mahasiswa program studi pendidikan ekonomi angkatan 2009-2012 FKIP-UKSW Salatiga, artinya makin baik lingkungan keluarga makin tinggi minat menjadi guru ekonomi. b. Hipotesis Statistik H0 : ρx.1.y = 0 H1 : ρx.1.y > 0 3. Prestasi Belajar a. Hipotesis kerja 3 : Terdapat pengaruh positif antara prestasi belajar terhadap minat menjadi guru ekonomi pada mahasiswa program studi pendidikan ekonomi angkatan 2009- 2012 FKIP-UKSW Salatiga, artinya makin tinggi prestasi belajar makin tinggi minat menjadi guru ekonomi. b. Hipotesis Statistik H0 : ρx.2.y = 0 H1 : ρx.2.y > 0
35