BAB II LANDASAN TEORI
2.1.
Komunikasi Massa
2.1.1. Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi dengan menggunakan media massa. Massa di sini adalah kumpulan orang-orang yang hubungan antar sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur tertentu. Menurut Gerbner (1967), seorang ahli komunkasi, “Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies” (Jalaluddin, 2003: 188) Gerbner berpendapat bahwa komunikasi massa adalah suatu produksi dan distribusi pesan yang terus menerus dalam masyarakat industri yang berlandaskan teknologi dan lembaga. Joseph Devito seperti dikutip oleh Nurudin, memberikan definisi yang lebih detail tentang komunikasi massa. ”First, mass communication is communication addressed to masses, to an extremely large society. This does not mean that the audience include all people or everyone who reads or everyone who watches television; rather it means an audience that is large and generally rather poorly defined. Second, mass communication is communication mediated by audio and or visual transmitter. Mass communivation is perhaps most easily and most logically defined by its; television, radio, newspaper, magazines, films, books, tapes” (Nurudin., 2007: 11-12)
9 9
10 Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa komunikasi massa merupakan komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang sangat banyak, atau biasa disebut massa. Tapi ini tidak berarti bahwa massa yang dimaksud adalah orang-orang yang menonton televisi atau membaca koran, melainkan berarti masyarakat yang besar dan umumnya agak kurang jelas. Lalu disebutkan juga bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio dan visual. Komunikasi mungkin akan lebih mudah dimengerti apabila didefinisikan dengan media penunjangnya, seperti televisi, radio, koran, majalah, buku, dan film. Dari kedua pendapat ahli komunikasi tentang komunikasi massa tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah bentuk komunikasi yang disampaikan melalui media massa sebagai media penunjang, dan disampaikan secara terbuka kepada masyarakat luas di berbagai wilayah.
2.1.2. Karakteristik Komunikasi Massa Pada prinsipnya definisi komunikasi massa yang diungkapkan oleh ahli-ahli komunikasi mengandung makna yang saling melengkapi antara satu dan lainnya. Melalui definisi-definisi tersebut maka dapat kita ketahui bahwa karakteristik komunikasi massa sebagai berikut : (Elvinaro, 2000: 17)
a.
Komunikator Terlembagakan Komunikasi massa melibatkan suatu lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks, sehingga komunikasi massa merupakan komunikator terlembagakan.
11 b.
Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka artinya komunikasi massa ditujukan untuk semua orang bukan hanya pada satu pihak. Oleh karena itu, pesan dalam komunikasi massa bersifat umum.
c.
Komunikannya Anonim dan Heterogen Bersifat anonim karena komunikator dan komunikan tidak saling mengenal dan heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya.
d.
Media Massa Menimbulkan Keserempakan Maksudnya adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk satu sama lain berada dalam keadaan terpisah.
e.
Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan harus disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.
f.
Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat berhubungan secara langsung. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah.
g.
Stimulasi Alat Indra Terbatas Pada surat kabar dan majalah kita hanya bisa melihat dan pada radio siaran kita hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.
12 h.
Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect) Umpan balik bersifat tidak langsung (indirect) dan tertunda (delayed). Artinya komunikator tidak dapat segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya.
2.1.3. Fungsi Komunikasi Massa Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta, dan ide maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut: (Onong Uchjana., 2005: 27 ) 1. Informasi Dengan komunikasi massa kita dapat mengetahui berbagai informasi yang terjadi baik di dalam maupun luar negeri. 2. Sosialisasi (pemasyarakatan) Komunikasi massa membuat kita aktif bersosialisasi di dalam masyarakat. 3. Motivasi Memotivasi masyarakat melakukan kegiatan individu maupun kelompok. 4. Perdebatan dan Diskusi. Memungkinkan terjadinya diskusi atau perdebatan mengenai suatu hal. 5. Pendidikan Komunikasi massa dapat membentuk watak, pendidikan keterampilan, serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. 6. Memajukan kebudayaan Dengan komunikasi massa maka kita dapat memajukan suatu kebudayaan.
13 7. Hiburan Pesan yang disampaikan dapat menjadi hiburan individu atau kelompok. 8. Integrasi Memberi kesempatan kepada masyarakat agar saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain.
Lasswell menyebutkan fungsi komunikasi massa sebagai berikut : a. Komunikasi massa dapat digunakan untuk mengamati lingkungan serta hal-hal yang terjadi dalam lingkungan tersebut. b. Komunikasi massa juga dapat menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan apa yang diinginkan oleh lingkungan. Maksudnya bahwa komunikasi massa mampu menjembatani komunikasi antara semua lapisan masyarakat. c. Komunikasi massa dapat meneruskan atau mewariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Atau komunikasi massa terus berlangsung antar generasi.
Fungsi hiburan (entertainment) diperkenalkan oleh Charles Wright yang mengembangkan model Laswell dengan memperkenalkan model dua belas kategori dan daftar fungsi. Dalam hal ini komunikasi massa bertujuan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek tertentu. Wright juga membedakan antara fungsi positif (fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi).(Wiryanto, 2000: 11-12) Media massa merupakan salah satu sarana untuk pengembangan kebudayaan, bukan hanya budaya dalam pengertian seni dan simbol tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata-cara, mode, gaya hidup dan norma-norma. (Dennis McQuil,
14 1987:1). Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola tingkah laku dari suatu masyarakat, oleh karena itu kedudukan media massa dalam masyarakat sangatlah penting. Dengan adanya media massa, masyarakat yang tadinya dapat dikatakan tidak beradab dapat menjadi masyarakat yang beradab. Hal itu disebabkan, oleh karena media massa mempunyai jaringan yang luas dan bersifat massal sehingga masyarakat yang membaca tidak hanya orang-perorang tapi sudah mencakup jumlah puluhan, ratusan, bahkan ribuan pembaca, sehingga pengaruh media massa akan sangat terlihat di permukaan masyarakat. (Wiryanto, 2000: 11-12)
2.2.
Media Massa
2.2.1 Pengertian Media Massa
Media massa adalah alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja di masyarakat, dengan skala yang sangat luas. Istilah media massa mengacu kepada kepada sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan tetap dipergunakan hingga saat ini, seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi, internet, dan lain-lain. (Wiryanto, 2000: 11-12)
Pengertian media massa mulai menunjukkan batasan yang tidak jelas atau dianggap tidak jelas oleh sebagian orang, dengan munculnya sejumlah media baru yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan media massa yang sudah ada sebelumnya. Media massa baru atau lebih sering disebut dengan ‘media baru’ (new media) ini bersifat lebih individual, lebih beragam (diversified) dan lebih interaktif. Salah satu contoh penting media massa baru saat ini adalah internet. Walaupun media baru menunjukkan pertumbuhan yang cepat, namun belu terlihat tada-tanda
15 bahwa media massa lama aka berkurang peranannya disbanding sebelumnya. Peranannya tetap bertahan dengan cara terus menerus menambah kemampuannya dalam upaya menghadapi tantangan yang dimunculkan media baru. (Morissan, 2010: 1)
Menurut Denis McQuail (2000), media massa adalah media yang mampu menjangkau massa dalam julah besar dan luas (university of reach), bersifat public dan mampu memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di media massa. Karakteristik media tersebut memberikan konsekuensi bagi kehidupan politik dan budaya masyarakat kontemporer dewasa ini (Denis, 2000: 4)
Dari perspektif budaya, media massa telah menjadi acuan utama untuk menentukan definisi-definisi terhadap suatu perkara dan media massa memberikan gambaran atas realitas social. Media massa juga menjadi perhatian utama masyarakat untuk mendapatkan hiburan dan menyediakan lingkungan budaya bersama bagi semua orang. Peran media massa dalam ekonomi juga terus meningkat bersamaan dengan meningkatnya pertumbuhan industry media, diversifikasi media massa, dan konsolidasi kekuatan media massa di Indonesia. (Morissan, 2010: 1)
2.2.2. Jenis-Jenis Media Massa
Media massa, sebagai media yang menunjang komunikasi massa terbagi atas 2 jenis, yaitu media cetak dan media elektronik.
1.
Media Cetak
16 Media cetak adalah suatu media statis yang mengutamakan fungsinya sebagai media penyapaian informasi. Maka media cetak terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau oto dalam tata warna dan halaman putih, dengan fungsi utama untuk memberikan informasi atau menghibur. Media cetak juga adalah suatu dokumen atas segala hal yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang ditangkap oleh jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, dan sebagainya.( Ardianto , et al 2009: 99).
2. Media Elektronik
Media elektronik merupakan media komunikasi atau media massa yang menggunakan alat-alat elektronik (mekanis), media elektronik kini terdiri dari : (Deddy Iskandar, 2005: 4)
1.
Radio
Radio adalah media massa elektronik tertua dan paling fleksibel. Keunggulan radio siaran ini adalah berada dimana saja, apabila surat kabar memperoleh julukan sebagai kekuatan keempat, maka radio siaran mendapat julukan kekuatan kelima atau the fifth estate. Hal ini disebabkan karena radio siaran juga dapat melakukan fungsi control sosial seperti surat kabar, di sampng empat fungsi lainnya, yaitu memberi informasi, menghibur, mendidik, dan melakukan persuasi.
2.
Film
Motion pictures atau film adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop,
17 film televisi, dan film video laser setiap minggunya. (Warren K. Agee., Phillip H Ault & Edwin Emery, 2001: 364)
3.
Televisi
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar.Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang memiliki arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision).Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh.Pada dasarnya media televisi lahir karena perkembangan teknologi. Peletak dasar utama teknologi pertelevisian adalah Paul Nipkow dari Jerman yang dilakukannya pada tahun 1884. Ia kemudian menemukan sebuah alat yang kemudian disebut sebagai Jantra Nipkow atau Nipkow Sheibe. Penemuannya tersebut melahirkan electrische teleskop atau televisi elektris.
4.
Internet
Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol).Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya berpandukan mesin pencari seperti “Google”, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-macam informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, Internet melambangkan penyebaran (decentralization) informasi dan data secara ekstrim.(http://id.wikipedia.org/wiki/Internet, Rabu.12.04.11, pukul 16:00 WIB)
18
2.2.3. Efek Media Massa
“The medium is the message”, pendapat McLuhan tersebut menjelaskan bahwa bentuk media saja sudah mempengaruhi kita. Dia berpendapat bahwa media adalah perluasan dari alat indra manusia; telepon adalah perpanjangan telinga dan televisi adalah perpanjangan mata. Ada beberapa efek dari kehadiran media massa di masyarakat, seperti efek sosial berupa kehadiran televisi meningkatkan status sosial pemiliknya. Lalu kehadiran media massa juga menimbulkan penjadwalan kembali kegiatan sehari-hari,, Scramm, Lyle, dan Parker (1961) menunjukkan dengan cermat bagaimana kehadiran televise telah mengurangi waktu bermain, tidur, membaca, dan menonton film pada sebuah kota di Amerika. Efek lainnya adalah hilangnya perasaan tidak enak dan tumbuhnya perasaan tertentu pada media massa. Orang seringkali menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan psikologis. Sering terjadi juga orang menggunakan media massa untuk mengatasi perasaan tidak enak, misalnya kesepian, marah, kecewa, dan sebagainya. Tidak hanya menghilangkan perasaan, ia pun menumbuhkan perasaan tertentu. Kita memiliki perasaan positif atau negatif pada media tertentu.
2.3. Televisi
2.3.1. Karakteristik Televisi
Karakteristik televisi antara lain: (Elvinaro dan Erdinaya, 2004: 127) 1. Audiovisual
19 Televisi memiliki kelebihan dibandingkan media penyiaran lainnya yaitu dapat didengar sekaligus dilihat, disebut juga audiovisual. 2. Berpikir dalam gambar Kita dapat menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. dan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi jauh lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.
Frank Jefkins juga memaparkan beberapa karakteristik televisi, yaitu: (Frank,1992: 92-93)
1. Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi dan warna. 2. Fungsi televisi adalah sebagai media hiburan, namun dibeberapa negara berkembang televisi merupakan simbol status sosial seseorang. 3. Pembuatan program televisi lebih lama dan mahal, apabila dibandingkan dengan program radio. 4. Karena mengandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu sesuatu yang nampak harus dibuat semenarik mungkin. 5. Dibandingkan dengan media lainnya, televisi memang jauh lebih mahal. 6. Mengutamakan unsur-unsur isi daripada hubungan.
20 7. Komunikasinya bersifat satu arah. 8. Umpan baliknya tertunda (delayed).
2.3.2. Keunggulan dan Kelemahan Televisi Beberapa keunggulan televisi dilihat dari sisi pragmatis yaitu: (Fahmi, 1997: 30) 1. Menyangkut isi dan bentuk, media televisi walaupun direkayasa mampu membedakan fakta dan isi, realistis, dan tidak terbatas. 2. Menyangkut hubungan dengan khalayaknya, media televisi mempunyai khalayak
yang
tetap,
memerlukan
keterlibatan
tanpa
perhatian
sepenuhnya dan intim. 3. Media televisi memiliki tokoh berwatak (baik riil maupun yang direkayasa), sementara media lain (khususnya film) hanya memiliki bintang yang direkayasa.
Selain dari sisi pragmatis, dari aspek teknologi pun media televisi juga memiliki beberapa keunggulan, yaitu: (Fahmi, 1997: 30-31) 1. Mampu menjangkau wilayah yang sangat luas dalam waktu bersamaan, sehingga dapat mengantarkan secara langsung suatu peristiwa di suatu tempat ke berbagai tempat lain yang berjarak sangat jauh. 2. Mampu menciptakan suasana yang bersamaan di berbagai wilayah jangkauannya dan mendorong khalayaknya memperoleh informasi dan melakukan interaksi secara langsung.
21 Berikut ini beberapa kelemahan dari media televisi: (Fahmi, 1997: 32) 1.
Kecenderungan televisi untuk menempatkan khalayaknya sebagai objek yang pasif, sebagai penerima pesan.
2. Media televisi juga mendorong proses alih nilai dan pengetahuan yang cepat tanpa mempertimbangkan perbedaan tingkat perkembangan budaya dan peradaban yang ada di berbagai wilayah jangkauanny 3. Media televisi bersifat sangat terbuka dan sulit dikontrol dampak negatifnya. Karena kekuatan media ini, mampu menyita waktu dan perhatian khalayaknya untuk meninggalkan aktivitasnya yang lain pada waktu bersamaan 4. Cepatnya perkembangan teknologi penyiaran televisi bergerak mendahului perkembangan masyarakat dan budaya khalayaknya di berbagai wilayah yang berbeda. Ini pada gilirannya yang melahirkan pro-kontra tentang implikasi kultural dari televisi seperti isu-isu imperialisme cultural dari negara-negara asing yang dengan bebas menayangkan acara-acara yang dianggap bertentangan dengan budaya lokal dari suatu masyarakat.
2.3.3. Fungsi Televisi sebagai Media Massa
Sulit dibayangkan masyarakat modern tanpa media massa seperti surat kabar, majalah, buku, radio, TV, dan fim. Media massa memiliki arti yang bermacammacam bagi masyarakat dan memiliki banyak fungsi, tergantung pada jenis sistem politik dan ekonomi dimana media itu berfungsi, tingkat perkembangan masyarakat, dan minat serta kebutuhan individu tertentu. Namun selain memiliki fungsi, media juga mempunyai banyak disfungsi, yakni konsekuensi yang tidak diinginkan
22 masyarakat atau anggota masyarakat. Adapun fungsi-fungsi media massa adalah sebagai berikut : (Werner J Severin and James W. Tankard, op.cit., hal 386) http://asiaaudiovisualexc09adibganteng.wordpress.com/televisi-sebagai-saluranmedia-massa/ 16.04.2011 23.30 WIB)
1. Pengawasan
Fungsi ini memberi informasi dan menyediakan berita untuk memperingatkan kita akan bahaya yang mungkin terjadi. Misalnya saja seperti kondisi cuaca yang ekstrem atau berbahaya atau ancaman militer.
2. Korelasi Korelasi adalah fungsi seleksi dan interpretasi informasi tentang lingkungan.Media kerap memasukkan kritik dan cara bagaimana seseorang harus bereaksi terhadap kejadian tertentu.Karena itu korelasi merupakan bagian media yang berisi editorial dan propaganda. Fungsi ini bertujuan untuk menjalankan norma sosial dan menjaga konsensus dengan mengekspose penyimpangan, memberikan status dengan cara menyoroti individu terpilih dan dapat berfungsi untuk mengawasi pemerintah.
3. Penyampaian Warisan Sosial Ini merupakan fungsi dimana media menyampaikan informasi, nilai dan norma dari satu generasi ke generasi berikutnya atau dari anggota masyarakat ke kaum pendatang. Cara ini, bertujuan meningkatkan kesatuan masyarakat dengan memperluas dasar pengalaman umum mereka. Media massa dapat mengurangi perasaan terasing individu.
23
4. Hiburan (Entertainment) Sebagian besar isi media adalah hiburan. Maksudnya adalah memberi waktu istirahat dari masalah yang dihadapi tiap hari dan mengisi waktu luang.
2.4.
Jenis Program Acara Televisi merupakan suatau media massa yang banyak kelebihan dari segi
audiovisual. Untuk itu diperlukan program acara yang menarik dalam penyajiannya. Menurut Morissan(2008: 207-218) dalam dunia televisi program acara tersebut terdiri dari: 1. Program Informasi Segala jenis siaran yang tujuannya menambah pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Terbagi menjadi dua bagian yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news) : a. Berita keras (hard news) sebuah berita yang sajiannya berisi segala informasi penting dan menarik yang harus disiarkan oleh media penyiara kerena sifatnya
yang segera untuk diketahui khalayak
dan disebut dengan straight news. Contoh infotaiment yeng merupakan salah satu bentuk program berita dan fungsinya lebih besar sebagai hiburan bagi audiens.
24 b. Berita lunak (soft news) adalah sebuah program berita yang menyajikan informasi penting dan menrik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan (misalnya: news magazine, currenaffair, talk show dan lain-lain. 2.
Program Hiburan Segala bentuk siaran yang dibentuk untuk menghibur audies dalam
bentuk musik, lagu, cerita dan permainan yang termasuk dalam ketegori hiburan adalah drama, musik, dan permainan (game).Berikut yang termasuk dalam kategori hiburan tersebut.
a. Drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi.Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sintron dan film. b.
Sinetron disebut juga dengan opera sabun (soap opera atau daytime serial) merupakan drama yang mnyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan, masing-masing tokoh memilki alur cerita mereka sendiri-sendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulkan.
3.
Permainan atau Game Show Bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu
ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu, menjawab pertanyaan dan memenangkan permainan. Dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
25 a.
Quis Show: Pemainan ini melibatkan pesrta dari kalangan biasa atau anggota masyarakat, namun terkadang khusus melibatkan orang-orang terkenal (selebritis).
b.
Ketangkasan: Peserta dalam permainan ini harus menunjukan kemampuan fisiknya untuk melewati sesuatu rintangan.
c.
Reality Show: Program ini mencoba menyajikan satu keadaan yang nyata (ril) dengan cara yang sealamiah mungkin tanpa rekayasa, namun pada dasarnya reality showmerupakan permainan (game).
Soenarto (2007: 62-63) juga membagi program menjadi dua jenis, yaitu Drama dan non-drama, yang pembagiannya sebagai berikut : a.
Program Drama Program siaran drama berisi cerita fiksi. Istilah ini juga disebut sinetron
cerita. Untuk membedakannya dengan sinetron noncerita adalah: format sinetron yang terdiri dari beberapa jenis, yaitu: sinetron drama modern, sinetron drama legenda, sinetron drama komedi, sinetron drama saduran dan sinetron yang yang dikembangkan dari cerita atau buku novel, cerita pendek dan sejarah (Soenarto, 2007: 62-63). b.
Program non Drama
26 Program non-drama merupakan bentuk acara yang tidak disertai bumbu cerita. Acara non-drama diolah seperti apa adanya. Program jenis dokumenter termasuk program nondramatik ini bisa didapatkan dari keadaan senyatanya, bisa mengenai alam, budaya manusia, ilmu pengetahuan dan kesenian (Soenarto, 2007: 62-63). Program non-drama di televisi menurut Sony Set adalah acara terbanyak yang kita tonton selama hidup kita. Dari tayangan reality show, talkshow, kuis, games, features, star talentsearch, audisi para bintang, kombinasi program televisi dan sebagainya menghiasi hari-hari kita dengan wacana (Set, 2008: 20). Kombinasi berbagai macam program televisi seperti berita, talkshow, live band performance, live cooking dan sebagainya, yang digabung dalam sebuah program, biasa disebut sebagai Variety Show.
2.5.
Program Variety Show
2.5.1. Pengertian
Program Variety Show merupakan program acara televisi yang memadukan antara berbagai macam acara jenis hiburan, panggung televisi seperti lawak, lagu, dan drama. Variety show adalah format acara televisi yang mengkombinasikan berbagai format lainnya, seperti talkshow, magazine show, quiz, games show, musik concert, drama dan sitcom (komedi situasi). Variasi acara tersebut dipadukan dalam sebuah pertunjukan dalam bentuk siaran langsung maupun siaran rekanaman (Naratama, 2006: 109)
Apabila dilihat dari karakter program tersebut, maka acara “8 Eleven Show” yang ditayangkan setiap Senin-Jumat Pk.08.00-11.00 WIB ini merupakan salah satu
27 bentuk variety show atau program kombinasi televisi yang mampu menyedot perhatian khalayak mulai dari golongan A B, “8 Eleven Show” tayang perdana pada tanggal 25 November 2011.
2.5.2. Program Variety Show “8 Eleven Show”
Tidak ada yang lebih penting dari acara atau program sebagai faktor yang paling penting dan membutuhkan dalam mendukung keberhasilan penyiar radio atau televisi. Jika stasiun televisi memperoleh jumlah audein yang besar, dan jika audiens itu memiliki karakteristik yang dicari oleh pemasang iklan, maka stasiun bersangkutan akan sangat menarik bagi pemasang iklan. Dengan demikian segmentasi penonton “8 Eleven Show” yang dominan adalah usia 20-35 tahun ke atas, dari kelas social ekonomi A dan B.
Program “8 Eleven Show” merupakan variety show yang menggabungkan informasi jurnalistik dan hiburan dengan memiliki 15 segmen, yakni; Bulletin, Ekonomi, Cooking, Live band Performance, Dialog live, NTMC, update twitter.
2.6.
Landasan Konseptual
2.6.1. Pengertian Strategi
Strategi adalah program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya (Tjiptono, 1997: 3). Tujuan pokok strategi adalah mencari suatu segmen yang diabaikan saat ini atau kurang terlayani,
28 kemudian berusaha memenuhi kebutuhan pada segmen tersebut, hasil yang diharapkan dapat tercapai adalah biaya yang rendah dan laba yang lebih tinggi. Bila dilaksanakan dengan baik, maka perusahaan yang menjalankannya akan memperoleh reputasi tersendiri dulu segmen pasar yang dituju. (Tjiptono, 1997: 81)
Strategi Program sebagaimana yang dikemukakan Pringle Star dan rekannya mengenai perencanaan program bahwa: Program planning involves the development of short-, medium-, and long-range plans to permit the station to attain its programming and financial objectivities. Ini berarti bahwa perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya. Pada stasiun televisi, perencanaan program diarahkan pada produksi program apa yang akan diproduksi , pemilihan program yang akan dibeli (akuisisi), dan penjadwalan program untuk menarik sebanyak mungkin audien yang tersedia pada waktu tertentu. (Morissan, 2009: 232 )
2.6.2. Konsep Strategi Produksi Program Televisi
Suatu program dihasilkan melalui proses produksi yang memerlukan banyak peralatan, dana, dan tenaga dari berbagai profesi kreatif. Proses produksi itu sendiri terdiri atas tiga bagian utama; yaitu: (Morissan, 2009: 270-271)
1.
Tahap Pra Produksi atau Perencanaan
Kegiatan mulai dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan pelaksanaan pengambilan gambar (shooting). Dalam perencanaan ini
29 terjadi proses interaksi antara kreativitas manusia dengan peralatan pendukung yang tersedia. Baik buruknya proses produksi akan sangat ditentukan oleh perencanaan di atas kertas. Perencanaan di atas kertas merupakan imajinasi yang dituangkan di atas kertas yang nantinya akan diproduksi di lapangan. Apa yang direncanakan di atas kertas itulah yang akan dibuatkan audiovisualnya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
2.
Tahap Produksi
Hal-hal yang termasuk dalam kegiatan pra produksi antara lain penuangan ide (gagasan) ke dalam outline, penulisan skrip/scenario, storyboard, program meeting, peninjauan lokasi pengambilan gambar, production meeting, technical meeting, pembuatan dekor dan perencanaan lain yang mendukung proses produksi dan pasca
produksi. Namun demikian harus diingat, apa yang direncanakan di
atas kertas dalam pelaksanaannya di lapangan sering menyimpang karena berbagai alasan, misalnya pengambilan gambar tertunda
karena hujan atau alasan teknis lainnya. Maka dalam perencanaan
pembiayaan
perlu ditambahkan dana untuk biaya tak terduga,
pemain cadangan dan sebagainya. Kegiatan pengambilan gambar (shooting) baik di studio maupun di luar studio. Proses pengambilan gambar (shooting) bisa dilakukan secara langsung pada saat program
30 televisi disiarkan (live), namun pengambilan gambar juga bisa dilakukan dengan taping. Perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah
kegiatan pengambilan gambar selesai dilakukan. Jika terdapat kesalahan maka pengambilan gambar dapat diulang kembali.
3.
Tahap Pasca Produksi
Kegiatan setelah pengambilan gambar sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali.Kegiatan yang termasuk dalam tahap pasca produksi adalah penyuntingan (editing), memberi ilustrasi, musik, efek, evaluasi dan lain-lain.
2.6.3. Konsep Manajemen Strategic
Departemen program dan manajer program stasiun penyiaran memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam menunjang keberhasilan stasiun penyiaran. Strategi program yang ditinjau dari aspek manajemen atau sering juga disebut dengan manajemen strategis (management strategic) program siaran yang terdiri dari: (Morissan, 2009: 231)
1.
Perencanaan Program
Pengelolaan program siaran yang baik juga harus mengetahui apa yang menarik untuk kelompok-kelompok yang berbeda di kalangan masyarakat. Bagian program stasiun televisi harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam merencanakan program yang disiarkannya. Terdapat beberapa hal yang harus
31 dipertimbangkan sebelum memproduksi, melakukan akuisisi dan kemudian scheduling terhadap suatu program yaitu: persaingan, ketersediaan audien.
Hal pertama yang perlu diketahui adalah kekuatan dan kelemahan stasiun saingan. Ketika bagian program merencanakan merencanakan untuk menayangkan suatu program baru, pada Pk.08.00-11.00 WIB setiap hari Senin, maka pengelola program harus melihat apa yang ditangkan televisi saingan pada jam tersebut. Jika program ini tidak cukup kuat bersaing, maka sebaliknya dicarikan jam tayang yang lain. Pengelola program televsi juga harus mengetahui siapa audien yang menonton televisi pada waktu-waktu tertentu. Pada dasarnya setiap jam memiliki komposisi audien yang berbeda. Mengetahui siapa audien televisi pada waktu tertentu sangatlah penting dalam menentukan program yang akan ditayangkan. Hal ini juga penting bagi pemasang iklan. (Morissan, 2009: 234-235)
Dalam perencanaan pembuatan sebuah program siaran televisi, ada hal yang perlu diperhatikan selain ide atau gagasan, yakni perencanaan penayangan program. Strategi penayangan program yang baik sangat ditentukan oleh bagaimana menata atau menyusun berbagai program yang akan ditayangkan. Menata program adalah kegiatan meletakkan atau menyusun berbagai program pada suatu periode yang sudah ditentukan. Dalam hal ini, pengelola program harus cerdas menata program dengan melakukan teknik penempatan acara yang yang sebaik-baiknya untuk mendapatkan hasil yang paling optimal. Penempatan acara yang kurang baik membuat program itu menjadi sia-sia.Pengelola program juga harus memerhatikan berbagai ketentuan yang berlaku ketika menata programnya. (Morissan, 2008: 305306).
32
Selain ide atau gagasan, keberhasilan sebuah tayangan siaran program acara juga ditentukan perencanaan penempatan program , terbagi menjadi dua jenis, yakni:
a.
Penempatan program berdasarkan Kebiasaan khalayak
Penempatan program berhubungan dengan kebiasaan khalayak mengonsumsi media.Di dalam penempatan program untuk televisi, Pringles membagi satu hari menjadi beberapa bagian hari (dayparts), sesuai dengan kebiasaan dan jenis khalayak menonton televisi. Pembagiaannya adalah sebagai berikut:
Bagian Hari
Audiens
Pagi hari (06.00 – 09.00)
Anak-anak, ibu rumah tangga, pria dan wanita dewasa yang bekerja di luar rumah, pensiunan, pelajar dan karyawan yang akan berangkat ke kantor.
Jelang siang (09.00 – 12.00)
Anak-anak pra sekolah, ibu rumah tangga, pensiuan, dan karyawan yang bertugas secara giliran (shift)
Siang hari (12.00 – 16.00)
Karyawan yang makan siang di rumah, pelajar yang pulang dari sekolah.
Sore hari (early fringe) (16.00 – 18.00)
Karyawan yang pulang dari tempat kerja, anak-anak dan remaja.
Jelang malam (prime time access) (18.00 – 19.00)
Sebagian besar segmen audiens tersedia pada waktu ini namun belum seluruhnya.
Malam hari (prime time) (20.00 – 23.00)
Seluruh audiens tersedia pada waktu ini, utamanya antara pukul 20.00 – 21.00. namun setelah itu audiens mulai berkurang terutama audien anak-anak,
33 para pensiunan, dan mereka yang harus bangun pagi-pagi. Tengah malam (late night) (23.30 – 02.00)
Orang dewasa, termasuk karyawan yang bertugas secara giliran (shift)
Dini hari (overnight) (02.00 – 06.00)
Karyawan yang bertugas secara giliran (shift) di rumah sakit, pabrik, keamanan, dll.
(Sumber: Peter K. Pringle, Michael F. Starr, William E. McCavitt; Electronic Media Management, second edition, Focal Press, Boston-London, 1991: 133-139) Apabila dilihat dari tabel penempatan program untuk televisisesuai dengan kebiasaan dan jenis khalayak menonton televisi di atas, target audiens dari program variety show “8 Eleven Show” termasuk ke dalam golongan pagi dan siang, dimana audiensnya ialah Anak-anak, ibu rumah tangga, pria dan wanita dewasa yang bekerja di luar rumah, pensiunan, pelajar dan karyawan yang akan berangkat ke kantor dan karyawan yang bertugas secara giliran (shift).
.Dalam menyusun jadwal acara, programmer harus mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kebiasaan menonton audien seperti mobilitas audien, jenis pekerjaan, kebutuhan dan ketertarikan audien kepada hal-hal tertentu berdasarkan siklus harian, mingguan, bulanan dan seterusnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah persaingan ataukompetisi dari stasiun lainnya, yaitu denganmelakukan perubahan jadwal acara, jika perlu sebagai salah satu strategi dalam penataan acara. (Morissan, 2008: 302-304)
b.
Penempatan program berdasarkan Strategi Penayangan
Head-Sterling (1982), menyatakan bahwa stasiun televisi memiliki sejumlah strategi dalam upaya menarik audien masuk ke stasiun semdiri
34 (inflow) dan menahan audien yang sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah tidak terjadi aliran audien keluar (outflow), yaitu : Morissan, 2008: 306-308)
1.
Head to Head
Suatu program yang menarik audien yang sama sebagaimana audien yang dimiliki satu atau beberapa stasiun televisi saingan. Dalam hal ini, stasiun televisi mencoba menarik audien yang tengah menonton program televisi saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan menyajikan program yang sama dengan televisi saingan itu.
2.
Program Tandingan
Strategi
penayangan
program
tandingan
(counterprogramming) adalah strategi untuk merebut audien yang berada di stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik audien yang belum terpenuhi kebutuhannya.
3.
Bloking Program
Strategi bloking program (block programming) adalah sama dengan konsep flow through Nielsen dimana audien dipertahankan
35 untuk tidak pindah saluran dengan menyajikan acara yang sejenis selama waktu siaran tertentu.
4.
Pendahuluan Kuat
Strategi penayangan yang dinamakan dengan “pendahuluan kuat” (strong lead-in) adalah strategi untuk mendapatkan sebanyak mungkin audien dengan menyajikan program yang kuat pada permulaan segmen waktu siaran, misalnya menyajikan program berita local atau kriminalitas yang kuat pada awal waktu siaran day time (sekitar jam 10.00 atau 11.00) sebagai pengantar menuju program berita nasional.
5.
Strategi Buaian
Disebut Strategi membuat buaian (creating hammock) karena hammock berarti buaian yang diikat pada dua batang pohon .Ini merupakan strategi untuk membangun audien atas suatu program yang mulai mengalami penurunan popularitas.
6.
Penghalang (Stunting)
Strategi untuk merebut perhatian audien dengan cara melakukan
perubahan jadwal program secara cepat,. Misalnya,
menyajikan suatu seri film baru yang memiliki durasi waktu yang
36 panjang. Cara lain adalah menginterupsi suatu program yang kuat dengan cara lain yang lemah atau sebaliknya menginterupsi program reguler dengan acara khusus yang kuat.
7.
Strategi Lainnya
Beberapa
strategi
lainnya
adalaah
dengan
tetap
mempertahankan program-program yang berhasil pada posisinya yang sekarang.Audien umumnya sudah terbiasa dengan jadwal program yang menjadi kegemarannya. Perubahan jadwal akan membingungkan
audien
dan
bahkan
program
itu
dapat
kehilangan audiennya.
2.
Produksi dan Pembelian Program
Kata kunci untuk memproduksi atau membuat program adalah ide atau gagasan. Dengan demikian, setiap program selalu dimulai dari ide atau gagasan. Ide atau gagasan inilah yang kemudian diwujudkan melalui produksi.Program bisa diperoleh dengan cara membeli atau memproduksinya sendiri.Suatu program yang dibuat sendiri oleh mediapenyiaran disebut dengan istilah in-house production atau produksi sendiri. Jika program dibuat pihak lain berarti stasiun penyiaran membeli program itu. Dengan demikian, diihat dari siapa yang memproduksi program, maka
37 terdapat dua tipe program, yaitu program yang diproduksi sendiri dan program yang diproduksi pihak lain.(Morissan, 2008: 266-267)
Dewasa ini, stasiun penyiaran telah memproduksi sendiri sebagian besar programnya namun pada umumnya, stasiun televisi masih membutuhkan banyak pasokan program dari pihak luar untuk memenuhi kebutuhan programnya. Ada kalanya stasiun televisi
yang baru berdiri harus membeli hampir semua
programnya. Tugas bagian program adalah meneliti materi-materi acara yang tersedia, siapa distributornya, lalu membuat pilihan dan merundingkan harganya. Pada siaran televisi, acara dan film yang bagus bisa sangat mahal harganya. Untuk itu bagian program harus memastikan bahwa anggaran yang tersedia cukup realistis untuk membeli program. (Morissan, 2008: 291)
Pembelian suatu mata acara dapat dilakukan melaui berbagai bentuk kesepakatan, selain melalui tender tadi. Staf program dapat merundingkan harga program yanga kan dibelinya berdasarkan kesepakatan yang dibuat. Dalam hal ini dapat dibuat kesepakatan, misalnya jika program acara itu sukses dan diterima pasar maka stasiun televisi akan membayar lebih tinggi dan sebaliknya, jika tidak sukses maka nilai pembayaran akan lebih kecil. Kesepakatan ini biasanya berlaku untuk paket-paket program baru yang belum dikenal.Jadi, pembelian dilakukan berdasarkan tingkat keberhasilannya. (Morissan, 2008: 292)
Secara umum pembelian atau produksi program untuk televisi terbagi atas dua jenis berdasarkan penempatan waktu siarannya, yaitu: program untuk waktu siaran utama (prime time series). Waktu siaran utama atau prime time berlangsung antara pukul 19.30 hingga 23.00. Program yang ditanyangkan pada waktu siaran ini menghadapi tingkat persaingan yang sangat tinggi.Hal ini disebabkan pada
38 umumnya stasiun televisi berupaya untuk menyajikan program yang terbaik. Namun apa yang terbaik bagi stasiun televisi selalu bersandar kepada apa yang disukai audien dan ternyata apa yang disukai oleh audien itu tidak banyak jenisnya. ((Morissan, 2008: 293)
3.
Eksekusi Program
Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan.Manajer program melakukan koordinasi dengan bagian traffic dalam menentukan jadwal penayangan dan berkonsultasi dengan manajer promosi dalam mempersiapkan promo bagi program bersangkutan. Manajer program juga perlu berkoordinasi dengan bagian redaksi berita (news) dalam hal program itu memerlukan liputan wartawan seperti peristiwa khusus atau berita penting (breaking news).
Menurut Morissan (2008: 305-306), bagian program suatu media penyiaran harus menyadari suatu prinsip dasar dalam mengelola program siarannya bahwa setiap menit dalam setiap waktu siaran memiliki perhitungan sendiri . Ada audien untuk setiap waktu siaran selama 24 jam sehari dan ada persaingan untuk merebut audien itu dalam setiap menitnya.
Salah satu strategi agar audien tidak pindah saluran adalah dengan menampilkan cuplikan atau bagian dari suatu acara yang bersifat paling dramatis, mengandung ketegangan, menggoda dan memancing rasa penasaran yang hanya bisa terjawab atau terpecahkan jika tetap mengikuti saluran itu. Dengan strategi ini,
39 audien dapat diharapkan tidak akan pindah saluran jika ia tidak ingin beresiko kehilangan momen atau gambar yang menimbulkan rasa penasarannya itu.
4.
Pengawasan dan Evaluasi program.
Melaui perencanaan, stasiun penyiaran mentapkan rencana dan tujuan yang ingin dicapai. Proses pengawasan dan evaluasi menetukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah data dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen, dankaryawan. Kegiatan evaluasi secara periodic terhadap masingmasing individu dan departemen memungkinkan manajer umum membandingkan kinerja sebenarnya dengan kinerja yang direncanakan. Jika kedua kinerja tersebut tidak sama, maka diperlukan langkah-langkah perbaikan.
Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja yang dapat diukur agar fungsi pengawasan dapat berjalan secara efektif.Misalnya, jumlah dua komposisi
audien
yang
menonton
atau
mendengarkan
stasiun penyiaran
bersangkutan dapat diukur dandiketahui melalui laporan riset rating.Jika jumlah audien yang tertarik danmengikuti program stasiun penyiaran lebih rendah dari yang ditargetkan, maka prosess pengawasan mencakup kegiatan pengenalan terhadap masalah dan memberikan pengarahan untuk dilakukan diskusi agar mendapatkan solusi. Hasil diskusi dapat berupa perubahan rencana misalnya revisi yang lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya atau tindakan lain yangakan dilakukan untuk dapat mencari target semula. (Morissan, 2008: 314-315)
2.6.4. Konsep Analisis SWOT
40 Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan
(strengths),
kelemahan
(weaknesses),
peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. (http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT 22.50 WIB)
Berikut adalah cara sederhana yang dapat dilakukan dalam menerapkan analisis SWOT adalah:(Suharyadi etal, 2007: 115) 1.
Melihat kekuatan (Strengths) sesuatu yang dimiliki pada stasiun televisi dalam hal ini program acara tesebut.
2.
Melihat kelemahan ((Weaknesses) segala sesuatu yang dimiliki agar stasiun beserta tim produksi tidak memaksakan diri melakukan usaha yang sebernarnya tidak dapat dilakukan kerena kita memiliki kekurangan yang tertentu.
3.
Melihat peluang (Opportunities) Adanya kesempatan yang dapat dimanfaatkan dam memberikan keuntungan.
4.
Melihat ancaman (Threats) terhadap usaha-usaha yang beresiko tinggi melihat siklus yang pendek dan tidak teratur. Terlebih pesaing-pesaing kita yang miliki kemampuan lebih dari kita.
41
2.7.
Struktur Organisasi Program Informasi Televisi
Menurut Morissan (2008 : 282 - 286) Struktur organisasi bagian pemberitaan stasiun televisi, biasanya terdiri sejumlah jabatan mulai dari: reporter, juru kamera, koordinator liputan (korlip), produser, eksekutif produser dan direktur pemberitaan (news director)
1.
Direktur Pemberitaan
Direktur Pemberitaan terbaik adalah seseorang yang independent, bahkan iaharus independent dari pemilik stasiun TV itu sendiri (Peter Herford, 2000). Karena untuk melaporkan berita secara akurat dan adil, staf pemberitaan dan direktur harus bebas dari tekanan politik dan ekonomi.
2.
Reporter
Reporter harus dapat melaporkan apa yang mereka dapatkan tanpa kuatir terhadap akibat yang ditimbulkan oleh laporan mereka.
3.
Produser Eksekutif (Executive Producer)
Pada produksi program informasi, produser eksekutif (Executive Producer) bertanggung jawab terhadap penampilan jangka panjang suatu program secara keseluruhan. Ia bertugas memikirkan setting, dekor, latar belakang,
42 atau tampilan suatu program informasi yang akan menjadi cirri khas program itu.
4.
Produser (Producer)
Pada produksi program informasi, khususnya program berita, produser bertanggung jawab terhadap suatu program berita. Produserkan akan memutuskan berita-berita apa saja yang akan disiarkan dalam program beritanya, berapa lama durasi dari suatu berita dapat disiarkan, formatberita apa yang akan digunakan; apakah Voice Over (VO), paket, reader dan lainlain. Berapa VO dan berapa paket yang harus dibuat. Produser harus menyusun bagaimana urutan beritanya, apa yang akan ditampilkan pertama dan apa yang akan dikeluarkan terakhir.
Singkatnya, produser bertugas
membentuk program beritanya.
5.
Asisten Produser (Production Assistance)
Tugas asisten produser antara lain membantu reporter mempersiapkan paket berita jika reporter berada dalam keadaan waktu yang mendesak atau jika
reporter tidak sempat menyelesaikan paket beritanya karena ia
harusberangkat lagi untuk melaksanakana tugas berikutnya.
6.
Presenter (Host)
43 Pembawa acara (hos dari suatu stasiun televisi. Banyak orang yang lebih suka memilih program informasi pada stasiun televisi tertentu karena alasan pembawa acaranya. Suatu hasil survei yang penah penulis terima, menunjukkan alasan penonton memilih suatu program berita karena presenternya memiliki penampilan menarik.