BAB II
LANDASAN TEORI 2.1
Manajemen Operasional 2.1.1 Definisi Manajemen Operasi Menurut Ishak (2010), didalam suatu unit usaha dikenal adanya bebagai macam .fungsi yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya, diantaranya terdapat tiga fungsi pokok yang selalu dijumpai, yaitu: 1. Pemasaran (Marketing) yang merupakan ujung tombak dari unit usaha, sebab bagian ini langsung berkaitan dengan konsumen. Keterkaitan ini dimulai dari identifikasi kubutuhan konsumen (jenis dan jumlah) maupun pelayanan dan pengantaran produk ke tangan konsumen. 2. Keuangan (finance) yang bertanggung jawab atas perolehan dana guna pembiayaan aktivitas unit usaha serta pengelolaan dana secara ekonomis sehingga kelangsungan yang dan perkemnbangan unit usaha dapat di pertahankan. 3. Produksi (operasi) yang merupakan penghasil dari produk atau jasa yang dipasarkan kepada konsumen. Dalam pengertian yang paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Setiap hari kita menjumpai barang atau jasa yang melimpah, dimana semuanya
31 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
dihasilkan di bawah pengawasan manajemer operasi. Majaner operasitidak hanya bekerja pada industri manufaktur tetapi ada juga yang bekerja pasa industri jasa. Sebagai contoh disektor pemerintahan, kantor pos, jasa tranportasi kereta dan penerbangan, rumah sakit, hotel, restoran, dan perbankan. Manajer operasi bertanggung jawab untuk menghasilkan barang atau jasa dalam organisasi. Manajer operasi mengambil keputusan yang berkenaan dengan suatu fungsi operasi dan sistem transformasi yang digunakan. Manajemen operasi adalah kajian pengambilan keputusan dari suatu fungsi operasi. Menurut pendapat Heizer dan Render (2011) yang mengatakan bahwa definisi manajemen Operasi (Operations Management) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Maka dari itulah, mengapa rata-rata perusahaan besar yang ada di seluruh dunia ini banyak menerapkan teknik MO (Manajemen Operasional) dikarenakan kesadaran akan pentingnya perhatian dalam proses produksi guna meningkatkan nilai produksi dan mendapatkan laba. Menurut Herjanto (2007), manajemen operasional adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa dan kombinasinya, melalui proses transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan.
32 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Sunyoto dan Wahyudi (2011) Manajemen operasi pada mulanya selalu identik dengan proses manufaktur, tetapi setelah kegiatan bisnis makin berkembang, meluas ke berbagai sektor non manufaktur, maka dalam perkembangannya, manajemen operasi mempunyai arti yang lebih luas 2.1.2 Operasi Sebagai Sistem Yang Produktif Menurut
Ishak
(2010),
manajemen
operasi
sebagai
pengelola sistem transformasi yang mengubah masukan menjadi barang dan jasa. Yang menjadi masukan sistem tersebut adalah energi, material, tenaga kerja, modal, dan informasi. Sedangkan output produksi merupakan produkyang dihasilkan berikut hasil sampingannya, seperti limbah, informasi, dan sebagainya. Adapun transformasi input-output sistem Produksi dapat dilihat pada Gambar berikut:
Gambar 5: Sistem Produksi
Sumber: Buku Manajemen Operasi 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
2.1.3 Keputusan dalam Operasi-Suatu Kerangka Telah dijelaskan bahwa manajemen operasi bertanggung jawab
atas
keputusan-keputusan
yang
menyangkut
sistem
transformasi dan keputusan-keputusan yang menyangkut sistem transformasi dan fungsi-fungsi operasi, sehingga diperlukan suatu kerangka yang definisikan secara jelas mengenai keputusankeputusan operasi yang di butuhkan. Kerangka keputusan ini diperhatikan
hubungan
yang
erat
antara
tanggung
jawab
manajemen dalam organisasi operasi.dalam kerangka ini ada 4 kelompok tanggung jawab, yaitu: 1. Proses (Procees) Keputusan mengenai proses ini, mengenai proses fisik atau fasilitas yang di pakai untuk menproduksi barang atau jasa. Keputusan ini termasuk, tipe peralatan dan teknologi, aliran proses, penyusunan fasilitas dan aspek-aspek lain yang menyangkut peralatan secara fisik atau fasilitas jasa. 2. Kapasitas (Capacity) Keputusan untuk menghasilkan jumlah produk yang tepat, ditempat yang tepat dan waktu yang tepat. Kapasitas untuk jangka panjang ditentukan dari ukuran fasilitas fisik dan di pakai. Sedangkan untuk jangka pendek kapasitas dapat di perbanyak melalui subkontrak, tambahan gilir kerja atau menyewa tempat.
34 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
3. Persediaan (Inventory) Keputusan persediaan menyangkut apa yang di pesan, berapa banyak dan kapan memesan. Sistem pengendalian persediaan di pakai untuk mengatur bahan baku mulai dari pembaliaannya sebagai bahan baku, proses pembuatan sampai menjadi barang jadi. Manajer persediaan memutusskan beberapa banya barang yang
akan
disimpan
sebagai
persediaan,
dimana
penyimpanannya dan hal-hal yang lain berhubungan dengan persediaan. 4. Kualitas (Quality) Keputusan dalam kualitas harus memastikan bahwa kualita terkait langsung dalam setiap operasi: penepatan standar, desain peralatan, orang-orang terlatih dan pengawasan produk atau jasa yang dihasilkan. 2.1.4 Strategi Operasi Menurut Ishak (2010), Strategi Operasi adalah suatu visi fungsi operasi yang menetapkan keseluruhan arah atau daya dorong untuk pengambilan keputusan. Visi ini harus diintegrasikan dengan
strategi
bisnis
dan
seringkali
direfleksikan
pada
perencanaan formal. Strategi operasi seharusnya menghasilkan suatu pola pengembalian keputusan operasi yang konsisten dan suatu keunggulan bersaing bagi perusahaan.
35 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Menurut David (2011) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi georafis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau joint venture. Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar. Jadi strategi adalah sebuah tindakan aksi atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan untuk mencapai sasaran atau tujuan yang telah di tetapkan. Menurut Rangkuti (2013) berpendapat bahwa strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah di tetapkan berdasarkan misi yang telah di tetapkan sebelumnya. 2.2
Manajemen Transportasi Kereta Api 2.2.1 Pengertian Transportasi Menurut Gunawan (2014), Transportasi berasal dari kata Latin “transportare”, trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi, transportasi berarti mengangkut atau membawa (sesuatu) ke sebelah lain atau suatu tempat ke tempat lainnya. Menurut
Ardiansyah
(2015),
Transportasi
adalah
pemindahan manusia atau barang dengan menggunakan wahana
36 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia untuk melakukan aktivitas seharihari. Banyak ahli telah merumuskan dan mengemukakan pengertian transportasi. Para ahli memiliki pandangannya masingmasing yang mempunyai perbedaan dan persamaan antara yang satu dengan lainnya. Menurut Miro (2005) transportasi dapat diartikan usaha memindahkan, mengerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, di mana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuantujuan tertentu. Menurut Nasution (2008) adalah sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Jadi pengertian tranportasi berarti sebuah proses, yakni proses pemindahan,
proses
pergerakan,
proses
mengangkut,
dan
mengalihkan di mana proses ini tidak bisa dilepaskan dari keperluan akan alat pendukung untuk menjamin lancarnya proses perpindahan sesuai dengan waktu yang diinginkan. Menurut
Chopra
(2010),
Transportasi
merupakan
pergerakan suatu produk dari suatu lokasi ke lokasi lain yang merepresentasikan awal dari suatu rangkaian supply chain sampai kepada konsumen. Transportasi sangat penting karena suatu produk jarang diproduksi dan digunakan dalam lokasi yang sama.
37 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Transportasi dapat di definisikan sebagai suatu usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang dan/atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dalam sistem transportasi ada lima unsur pokok, yaitu: 1. Orang/Barang yang membutuhkan; 2. Kendaraan sebagai alat angkut; 3. Jalan sebagai prasarana angkutan; 4. Terminal 5. Organisasi sebagai pengolalaan angkutan. Pengangkutan atau pemindahan penumpang/barang dengan tramsportasi
adalah
dapat
mencapai
tempat
tujuan
dan
menciptakan atau menaikkan utilitas atau kegunaan dari barang yang diangkut. Utilitas yang dapat diciptakan oleh transportasi atau pengangkutan tersebut, khususnya untuk barang yang diangkut ada dua macam: 1. Utilitas Tempat (Place Utility) Adalah kenaikkan/tambahan nilai ekonomi atau nilai kegunaan dari suatu komoditi yang diciptakan dengan mengangkutnya dari suatu tempat/daerah, dimana barang tersebut mempunya kegunaan yang lebih besar. Dalam hal ini, place utility yang diciptakan biasanya diukur dengan uang (in term of money) yang pada dasarnya merupakan perbedaan dari harga barang
38 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
tersebut pada tempat di mana barang tersebut dihasilkan atau di mana utilitasnya rendah untuk dipindahkan ke suatu tempat di mana barang tersebut di perlukan atau mempunyai utilitas yang lebih tinggi dalam memenuhi kebutuhan manusia. 2. Utilitas Waktu (Time Utility) Transportasi akan menyebabkan terciptanya kesanggupan dari barang
untuk
memenuhi
kebutuhan
manusia
dengan
menyediakan barang yang bersangkutan tidak hanya di mana mereka dibutuhkan, tetapi juga pada waktu yang tepat bilamana di perlukan. Hal ini adalah sehubungan dengan terciptanya utilitas yang dsebut sebagai time utility atau utilitas waktu. Time utility bearti diusahakan agar barang-barang dapat dipindahkan atau disampaikan ke tempat tujuan (konsumen) tepat pada waktunya. 2.2.2 Organisasi dan Sistem Manejemen Perkeretaapian 1. Organisasi Perusahaan kereta api Lingkup kegiatan perusahaan kereta api sangat luas. Wilayah operasinya sampai ribuan kilometer, sarana dan prasarana yang dimiliki dan dioperasikan sangat banyak, muatan yang diangkut dalam satu tahun mencapai puluhan juta ton dan jutaan penumpang. Oleh karena itu, perusahaankereta api ditandai oleh organisasinya yang luas dan kompleks, tetapi dihadapkan dengan hal-hal kecil yang harus ditangani yang berhubungan dengan
39 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
masalah pemeliharaan, pengawasan, dan perbaikan peralatan dalam pelaksanaan kegiatan operasinya. Bentuk organisasinya meluas secara horizontal dan vertikal. Meluas secara horizontal, dalam bentuk luasnya lingkup pelayanannya kepada masyarakat dan luasnya wilayah operasi. Meluas secara vertikal, berarti perusahaan memiliki
unit-unit,
pelaksanaannya
harus
melakukan
pengoperasian, pemeliharaan, pengawasan peralatan yang demikian banyak ragam dan jenisnya, sehingga memenuhi persyaratan beroperasi dengan lancar, aman, dan efisien. Untuk itu, diperlukan tenaga kerja yang ahli dan terlatih di bidang jalan kereta api, jembatan, bengkel, telekomunikasi, sinyal, administrasi, dan sebagainya. Tenaga kerja yang diperlukan mulai dari tenaga manajer yang berpengetahuan dan mempunyai kemampuan organisasi yang luas sampai kepada tenaga bengkel yang terlatih untuk memperbaiki segala macam peralatan. Organisasi perusahaan PT. Kereta Api Indonesia di tingkat pusat dipimpin oleh seorang Direktur Utama, yang bertanggung jawab
kepada
Menteri
Perhubungan
atas
penguasaan
dan
pengurusan perusahaan secara keseluruhan. Direktur Utama membawahi: a. Direktur Keuangan b. Direktur teknik c. Direktur operasi dan pemasaran
40 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
d. Direktur umum dan personalia e. Kepala wilayah usaha KA jawa f. Kepala eksploitasi KA sumatera g. Kepala bagian logistik h. Kepala pengawasan satuan intern i. Kepala pusat perncanaan dan pengembangan j. Kepala pusat pendidikan dan pelatihan.
2. Sistem Manajemen Perkeretaapian Perkiraan kebutuhan Kereta Api agar dapat dicapai sesuai sasaran dalam kurun waktu tertentu perlu menerapkan fungsifungsi manajemen utama, yaitu perencanaan, pengoperasian, pelaksanaan, dan pengawasan atau pengendalian. Dukungan terhadap fungsi-fungsi tersebut, melibatkan sistem informasi manajemen, agar mampu diketahui di seluruh tingkat manajemen, seperti terlihat pada gambar
fungsi utama
pada fungsi
manajemen tersebut meliputi alokasi sumber (finansial, tenaga kerja, peralatan, dan energi), inventori dn pembagian sumber angkutan (peralatan operasi, peralatan bantu operasi, tenaga kerja), pelaksanaan operasi (pengendalian Lintas), dan pengawasan atau evaluasi angkutan (pengawasan rute, evaluasi). Rincian dari masing-masing hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
41 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Gambar 6: Fungsi Manajemen dan Informasi Kereta Api Sumber: Buku Pengantar Transportasi dan Logistik 2.2.3 Perencanaan Operasi Menurut Gunawan (2014), Dalam memenuhi permintaan pasar, maka angkutan perkeretaapian dihadapkan pada beberapa tantangan jasa angkutan yang lain. Tantangan ini kiranya perlu di jawab dengan pendekatan integratif, yang melihat pasar sebagai titik sentral untuk dapat di pecahkan. Bagi suatu perusahaan yang sudah berjalan (seperti PT.KAI), maka pasar angkutan dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu pasar yang sudah ada (aktual), pasar karena tugas pemerintah (Jabodetabek), dan pengembangan pasar baru (angkutan baja, amgkutan batu bara, angkutan klinker). Secara
42 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
skematis, gambaran perkiraan angkutan barang tersebut perlu di tinjau, baik dalam pendekatan pasardan lalu lintasnya maupun dari segi teknis operasional. Dari segi lalu lintas, jumlah barang dan jumah penumpang yang akan diangkut perlu ditentukan (jumlah dalam ton atau penumpang, atau jumlah jarak dalam km dalam satuan waktu satu tahun) dan perlu ditata dalam satuan waktu yang lebih pendek, yaitu tiap bulan atau tiap hari. Jumlah-jumlah satuan unit transportasi dalam km ton/hari atau km pnp/hari, masih perlu di jabarkan dari asal (A) ke tujuan (T) dimana pada saat yang tepat dalam suatu waktu yang lebih terinci lagi. Banyaknya km satuan ini menentukan jumlah kereta atau gerbong yang di perlukan sesuai daya muatnya, sehingga jumlah perkiraan kereta dan gerbongnya dapat dihitung. Dalam kaitan ini, beberapa faktor perlu di perhatikan yaitu pasar yang dilayani, sarana, prasarana kereta api, dan sarana serta prasarana bantu operasional. 2.2.4 Kualitas pelayanan Dengan semakin meningkatnya pendapatan masyarakat dan tersedianya
berbagai
jenis
moda
transportasi,
diperlukan
peningkatan kualitas pelayanan yang meliputi keselamatan, ketepatan waktu, kemudahan pelayanan, kenyamanan, kecepatan, energi, dan produktivitas.
43 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
1. Keselamatan Pelayanan dan Keandalan Keselamatan perjalanan, yaitu semakin di perkecilnya gangguan bagi angkutan penumpangan dan barang dimulai sejak awal perjalanan sampai dengan tibanya di tempat tujuan. Dalam istilah perkeretaapian dikenal adanya \PLH (peristiwa luar biasa hebat), yaitu suatu gangguan perjalanan yang mungkin disebabkan oleh anjlognya KA (derailment), kecelakaan pada pintu perlintasan sebidanag (antara KA dengan jalan raya), telah tabrakan antar KA, ataupun kecelakaan yang diakibatkan oleh hal-hal lain. Pada dasarnya,
sejsk
di
perkenalkannya
jemis
angkutan
ini,
perkeretaapian membuktikan bahwa angkutan melalui kereta api merupakan jenis yang aman dan tidak polutif, yaitu sebagai hasil perpaduan pengalaman-pengalaman teknis yang ccukup lama. Disamping kontrol mutu dan keandalan kualitas operasi, ada kegiatan yang lebih penting, yaitu sistem pengawasan operasi dan keandalannya.
Keandalan
(reability)
banyak
di
dasariatas
dukungan sistem pemeliharaan dan tingkat teknologi, erta personil kereta api dallam menanganinya. 2. Ketepatan Waktu (Punctuality of Schedule) Ketepatan waktu adalah persyaratan masyarakat pengguna jasa yang memungkinkan mereka mampu merencanakan kegiata yang berkaitan denganyang berada lokasi. Pengaturan yang terencanasangat dibutuhkan masyarakat. Hal ini dimulai dengan
44 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
sadar waktu (time consciousness), sebagai salah satu ciri masyarakat maju. 3. Kemudahan Pelayanan Kemudahan pelayanan dimaksudkan suatu kepastian pelayanan yang memungkinkan seseorang untuk dapat dilayani, baik dari segi penumpanng maupun barang. Bagi penumpang, kepastian dalam mendapatkan pelayanan di tingkat mana pun yang dipilihnya atau dalam memperoleh suatu karcis perjalanan terusan atau balik, sangat didambakannya.
Demikian dengan hal
kemudahan untuk mendappatkan ruang kendaraan angkut untuk mengirimkan suatu barang, sebagai pencerminan memperoleh kemudahan pelayanan. 4. Kenyamanan Dengan berubahnya tingkat kulitas hidup masyarakat indonesia, maka dituntut pada suatu pelayanan yang lebih baik daripada keadaan sekarang. Tingkat kebersihaan, kebisingan, geronjolan, goyangan (vertikal atau horizontal) adalah beberapa peryaratanyang umum perlu diperhatikan. Beberapa elemen yang mendukung kenyamanan adalah sebagai berikut: a. Kapasitas penumpang ditiap kereta, b. Akomodasi dan ergonomi tempat duduk, c. Temperatur dan eliminasi,
45 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
d. Kenyamanan perjalanan (riding confort), vibrasi kereta e. Penampilan (appearance) , dan f. Kebersihan (terhadap kotoran, debu, sampah, dan lain sebagainya). 5. Kecepatan Sejalan dengan perubahan tata nilai dan mobilitas masysarakat , tingkat kecepatan perkeretaapian untuk kurun waktu 15 tahun mendatang harus dapat dicapai 150 Km/jam. Hal ini sesuai dengan tingkat pendapatan masyarakat pada saat itu disesuaikan dengan kekuatan ekonominya. Jenis angkutan untuk meningkatkan kecepatan sangat terkait dengan energi, keselamatan perjalanan, biaya perawatan, dan pendatan masyarakat. 6. Energi Energi merupakan suatu sarana untuk mengembangkan kesejahteraan dan kemajuan bagi kemanusiaan. Perkembangan teknologi telah membuktikan bahwa tidak adasuatu kemajuan tanpa keterlibatan energi sebagai sarana penggerak setiap aktivitas usaha. Jadi, penggunanya harus seefisien mungkin. Walaupun dalam beberapa hal perkertaapian sangat hemat energi, tetapi penelaahan
lebih
membuktikan
mendalam
usaha
dalam
penghematan
bidang
operasi,
telah
energi
masih
dapat
dilaksanakan.
46 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
7. Peningkatan Produktivitas Pengembangan peningkatan
usaha
produktivitas
selalu
sejalan
membuktikan dengan
usaha
suatu dalam
meningkatkan kapasitas sesuai peluang/potensi pasar yang dihadapi. Produktivitas merupakan rasio untuk output dan input, di mana output menunjukkan efektivitas yang dicapai, dan input menggambarkan tingkat efisiensi dari faktor input yang digunakan. Peningkatan
produktivitas
berarti,
sebagai
upaya
dalam
memperbaiki efisiensi dan efektivitas usaha, sejalan dengan penanganan efisiensi harus mampu menymbang pangsa yang di pikulnya. 2.3
Penjadwalan Jangka Pendek 2.3.1 Kepentingan Strategi Penjadwalan Jangka Pendek Menurut Heizer dan Render (2008), Pabrik LockheedMartin di Dallas di jadwalkan mesin, perkakas, dan karyawan untuk membuat komponen pesawat terbang. Komputer mainframe ockheed mengunduh jadwal produksi komponen kedalam sistem permesinan fleksibel (flexible machinig system-FMS). FMS dapat mengerjakan beragam ukuran dan bentuk komponen yang akan dibuat dalam berbagai urutan. Kecanggihan penjadwalan ini menghasilakan komponen yang diproduksi berdasarkan prinsip just in time dengan waaktu penyetelan rendah, barang setengah jadi yang hanya sedikit, dan utilisasi mesin yang tinggi. Penjadwalan
47 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
yang efisien adalah bagaimana perusahaan seperti LockheedMartindapat memenuhi batas waktu yang dijanjikan kepada pelanggan dan meghadapi persaingan berbasis waktu. 2.3.2 Isu-Isu Penjadwalan Keputusan penjadwalan dimulai dengan perencanaan kapasitas yang mencakup ketersediaan keseluruhan sumber daya fasilitas daqn peralatan. Perencanaan kapasitas biasanya dibuat setiap tahun atau setiap tiga bulan ketika peralatan dan fasilitas baru dibeli atau dibuang. Kemudian, jadwal jangka pendek menerjemahkan keputusan kapasitas, perencanaan agregat (jangka menengah), serta jadwal induk kedalam urutan pekerjaan dan penugasan tertentu atas karyawan, material, dan permesinan. Tujuan penjadwalan adalah mengalokasikan dan memprioritaskan permintaan (yang dihasilkan oleh perkiraan atau pesanan pelanggan) pada fasilitas yang ada. 2.3.3 Penjadwalan Maju dan Mundur Penjadwalan maju (forward scheduling) memulai jadwal setelah persyaratan suatu pekerjaan diketahui. Penjadwalan maju digunakan dalam berbagai organisasi, seperti rumah sakit, klinik, rumah makan mewah, dan produsen peralatan mesin. Dalam fasilitas seperti ini, pekerjaan dilakukan sesuai dengan pesanan pelanggan, dan biasanya minta dikirim sesegera mungkin. Penjadwalan umumnya dirancang untuk menghasilkan sebuah 48 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
jadwal yang dapat dipenuhi. Dalam banyak kejadian, penjadwalan maju mngakibatkan menumpuknya barang setengah jadi. Penjadwalan mundur (backward scheduling) dimulai dari batas waktu, dan menjadwalkan operasi yang terakhir terlebih dahulu.kemudian, urutan pekerjaan dijadwalkan satu demi satu dalam susunan terbalik. Dengan mengurangi waktu tunggu (lead time) untuk setiap barang, diperoleh waktu mulai. Bagaimanapun juga, sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi jadwal mungkin tidak ada. Penjadwalan mundur digunakan dalam banyak manufaktur, seperti
halnya dalam
menyajikan
perjamuan
sebuah
lingkunagan jasa
atau
penjadwalan
yang operasi
pembedaha. Dalam praktiknya, suatu kombinasi dari penjadwalan maju dan mundur sering digunakan untuk menemukan titik temu antara yang dapat dipenuhi dan batas waktu pelanggan. Gangguan mesin, ketidakhadiran, permasalahan kualitas, kekurangan dan faktor lain menjadikan penjadwalan semakin rumit. Sebagai konsekuensinya, penugasan sebuah pekerjaan pada suatu tertentu tidak memastikan pekerjaan tersebut akan dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditentukan
49 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
2.3.4 Kriteria Penjadwalan Teknik penjadwalan yang benar bergantung pada volume pesanan, sifat alami operasi, dan kompleksitas pekerjaan secara keseluruhan, serta kepentiingan dari keempat kriteria berikut ini: 1. Meminimalkan waktu penyelesaian. 2. Memaksimalkan utilisasi. 3. Meminimalkan persediaan barang setengah jadi. 4. Meminimalkan waktu tunggu pelanggan. 2.3.5 Pembebanan Pekerjaan Pembebanan berarti penugasan pekerjaan pada pusat kerja atau pusat pemrosesan. Para manajer operasi menugaskan pekerjaan pada pusat kerja sedemikian hingga biaya, waktu luang, atau waktu penyelesaian dijaga tetap minimal. Pusat kerja terdiri dua bentuk, pertama, berorientasi pada kapasitas; kedua, berkaitan dengan penugasan pekerjaan tertentu bagi pusat-pusat kerja. Pembebanan akan diuji dari segi kapasitas melalui sebuah teknik yang dikenal sebagai pengendalian input-output. Pengendalian input-output adalah sebuah teknik yang membuat karyawan operasi dapat mengelola aliran fasilitas kerja. Jika pekerjaan tiba lebih cepat daripada yan sedang diproses, maka fasilitas tersebut dibebanin secara berlebihan dan terjadi backlog. Pembebanan yang berlebihan menyebabkan kepadatan dalam fasilitas yang mengakibatkan timbulnya masalah inefisiensi dan
50 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
kualitas. Jika pekerjaan tiba lebih lambat dari pekerjaan yang sedang diproses, maka fasilitas yangkurang terbebani dan pusat kerja bisa kekurangan pekerjaan. Pengendalian input-output menjadikan karyawan operasi dapat mengelola aliran fasilitas kerja dengan menambahkan pekerjaanpada sebuah pusat kerja. 2.3.6 Diagram Gantt Menurut Heizer dan Render (2011) Diagram Gantt adalah jenis diagram batang yang dirancang oleh Henry Gantt pada tahun 1910-an. Diagram Gantt menggambarkan tanggal awal dan akhir elemen terminal dan elemen ringkasan sebuah proyek. Diagram ini secara visual menggambarkan pembebanan dan penjadwalan. Pada saat pembebanan, diagram ini menunjukkan pembebanan pada waktu luang pada beberapa depertemen, mesin, atau fasilitas. Diagram ini berfungsi agar tidak ada bagian dari sistem kerja yang mendapat kelebihan pekerjaan sementara bagian lain mengalami kekurangan pekerjaan dalam satu waktu.
Gambar 7: Diagram Grant Pola Stabiling Stasiun Manggarai Sumber: PT.Kereta Api Indonesia Kantor DAOP 1 Jakarta 51 http://digilib.mercubuana.ac.id/z