BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Aplikasi 2.1.1 Definisi Aplikasi Beberapa aplikasi yang digabung bersama menjadi suatu paket kadang disebut sebagai suatu paket atau suite aplikasi (application suite). Contohnya adalah Microsoft Office dan OpenOffice.org, yang menggabungkan suatu aplikasi pengolah kata, lembar kerja, serta beberapa aplikasi lainnya. Aplikasi-aplikasi dalam suatu paket biasanya memiliki antarmuka pengguna yang memiliki kesamaan sehingga
memudahkan
menggunakan
tiap
pengguna
aplikasi.
Sering
untuk kali,
mempelajari mereka
dan
memiliki
kemampuan untuk saling berinteraksi satu sama lain sehingga menguntungkan pengguna.. 2.1.2 Klasifikasi Aplikasi Aplikasi dapat digolongkan menjadi beberapa kelas, antara lain: 1. Perangkat lunak perusahaan (enterprise). 2. Perangkat lunak infrastruktur perusahaan. 3. Perangkat lunak informasi kerja. 4. Perangkat lunak media dan hiburan. 5. Perangkat lunak pendidikan. 9
10
6. Perangkat lunak pengembangan media. 7. Perangkat lunak rekayasa produk. Pada pengertian umumnya, aplikasi adalah alat terapan yang difungsikan secara khusus dan terpadu sesuai kemampuan yang dimilikinya.
2.2 Konsep Dasar Data / Pengolahan Data Data dapat didefinisikan sebagai deskripsi dari suatu dan kejadian yang hadapi. Data dapat berupa catatan-catatan dalam kertas,buku, atau tersimpan sebagai file dalam database. Data akan menjadi suatu bahan dalam suatu proses pengolahan data. Oleh karena itu, suatu data belum dapat berbicara sebelum diolah lebih lanjut. Proses pengolahan data terbagi menjadi 3 tahapan, yang disebut siklus pengolahan data (Data Processing Cycle) yaitu: 1. Pada tahapan input Proses pemasukan data ke dalam komputer lewat media input (input device). 2. Pada tahapan processing Proses pengolahan data yang sudah dimasukkan, yang dilakukan oleh alat pemroses (process device) yang dapat berupa proses perhitungan, pengendalian, perbandingan, atau pencarian distorage. 3. Pada Tahapan Output
11
Proses menghasilkan output dari hasil pengolahan data ke alat output (output device) yaitu berupa informasi.
2.3 Konsep Dasar Informasi 2.3.1 Pengertian Informasi Informasi merupakan hasil olahan data, dimana kita tersebut sudah diproses dan diinterprestasikan menjadi sesuatu yang bermakna untuk pengambilan keputusan. Informasi juga diartikan sebagai himpunan dari data yang relevan dengan satu atau beberapa orang dalam suatu waktu. Informasi sangat mungkin akan menjadi data dalam proses yang akan menghasilkan informasi yang lain. Maksud dari pemrosesan data menjadi informasi adalah manipulasi atau transformasi simbol-simbol, seperti angka dan abjad dengan tujuan meningkatkan kegunaanya. Suatu sistem yang mentransfer data menjadi sebuah informasi adalah sistem informasi1. 2.3.2 Karakteristik Informasi Agar dapat menyediakan keluaran yang berguna untuk membantu mengambil keputusan, sebuah informasi harus mampu mengumpulkan data dan mentransformasikan data tersebut ke dalam
1
Kusrini(2007). Konsep Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi hal 4
12
informasi yang memiliki kualiatas- kualitas tertentu. Berikut adalah karakteristik dari informasi yang berkualitas2 : 1. Relevan yaitu informasi yang disajikan sebaiknya terkait dengan keputusan yang akan diambil oleh pengguna informasi tersebut. 2. Akurat yaitu kecocokan antara informasi dengan kejadiankejadian atau objek-objek yang diwakilinya. 3. Lengkap yaitu merupakan derajat sampai seberapa jauh informasi menyertakan
kejadian-kejadian
atau
objek-objek
yang
berhubungan. 4. Tepat waktu adalah informasi yang tidak tepat waktu akan menjadi informasi yang tidak berguna atau tidak dapat digunakan untuk membantu mengambil keputusan. 5. Dapat dipahami maksudnya adalah hal tersebut terkait dengan bahasa dan cara penyajian informasi agar pengguna lebih mudah mengambil keputusan. 6. Dapat dibandingkan adalah dimana sebuah informasi yang memungkinkan
seorang
pemakai
untuk
mengidentifikasi
persamaan dan perbedaan antara dua objek atau kejadian yang mirip.
2
Kusrini(2007). Konsep Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi hal 5
13
2.4 Komponen Sistem Informasi Informasi yang akurat dapat dicapai dengan komponen kontrol. Komponen control atau pengendalian akan menjaga sistem informasi dari kesalahan-kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja. Komponen kontrol membuat sistem informasi menghasilkan infomasi yang akurat. Dengan demikian sistem informasi mempunyai 6 komponen, yaitu : 1. Komponen Input Input merupakan data yang masuk ke dalam sistem informasi. Komponen ini perlu ada karena merupakan bahan dasar dalam pengolahan informasi. Sistem informasi tidak akan dapat menghasilkan sistem informasi jika tidak mempunyai komponen input. Jika sistem informasi tidak pernah mempunyai komponen input, tetapi dapat menghasilkan output, ini merupakan hal yang ajaib. Input yang masuk ke dalam sistem informasi dapat langsung diolah menjadi informasi atau jika belum dibutuhkan saat ini dapat disimpan terlebih dahulu di storage dalam berbentuk database. 2. Komponen Output Produk dari sistem informasi adalah output berupa informasi yang berguna bagi para pemakainya. Output merupakan komponen yang harus ada di sistem infomasi. Sistem informasi tidak akan pernah menghasilkan output, tetapi selalu menerima input dikatakan bahwa input yang diterima masuk ke dalam lobang yang dalam (deep hole).
14
Output dari sistem informasi dibuat dengan menggunakan data yang ada di basis data dan diproses menggunakan model tertentu. 3. Komponen Basis Data Basis data (data base) adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. 4. Komponen Model Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi berasal dari data yang diambil dari basi data yang diolah melalui suatu model-model tertentu. Model-model yang digunakan dalam sistem informasi dapat berupa model logika yang menunjukkan suatu proses perbandingan logika atau model matematik yang menunjukkan proses perhitungan matematika. 5. Komponen Teknologi Teknologi merupakan komponen yang penting di sistem infomasi. Tanpa adanya teknologi yang mendukung, maka sistem informasi tidak akan dapat menghasilkan informasi yang tepat waktunya. Komponen teknologi mempercepat sistem informasi dalam pengolahan datanya. 6. Komponen Kontrol Komponen kontrol juga merupakan komponen yang penting dan harus ada di sistem informasi. Komponen control ini digunakan untuk menjamin bahwa informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi merupakan informasi yang akurat.
15
2.5 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, permodelan dan pemanipulasian data 3. Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem informasi berbasis komputer yang menyediakan dukungan informasi interaktif bagi manager dan praktisi bisnis selama proses pengambilan keputusan. Komponen SPK pada dasarnya adalah sebagai berikut : 1. Basis data yang berasal dari sumber internal dan dari sumber eksternal. 2. Model dan pengetahuan mengenai masalah dan keputusan yang harus diambil. 3. Berbagai perangkat analisis yang digunakan untuk mencari jalan keluar terbaik : a. What-if analysis. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apa yang terjadi apabila satu atau beberapa variable berubah. b. Sensitivity analysis. Analisi ini digunakan untuk mengetahui pengaruh perubahan suatu variable terhadap variable yang lain. Analisis ini akan melakukan perubahan secara berkali-kali terhadap suatu variable, sehingga dapat diketahui apakah pengaruhnya konsisten atau tidak. c. Goal-seeking analysis. Analisis ini digunakan untuk mencari solusi terbaik dari suatu masalah.
3
Kusrini, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Yogyakarta, Andi
Offset, 2007 hal. 15
16
d. Optimization analysis. Analisis ini digunakan untuk mencari solusi yang paling menguntungkan bagi perusahaan dan mirip dengan goalseeking analysis.
Tahapan dalam pembuatan keputusan : 1. Tahap intelligence adalah tahap pengakuan adanya masalah. Masalah dapat merupakan persoalan maupun kesulitan yang muncul dalam kehidupan organisasi, atau dapat juga merupakan persoalan yang ditimbulkan sendiri oleh pembuat keputusan. 2. Tahap design adalah tahap perancangan berbagai alternatif yang akan dipilih. 3. Tahap choice adalah tahap memilih salah satu diantara berbagai alternatif yang sudah disiapkan dalam tahap design. Dalam tahap ini, pembuat keputusan akan menggunakan model pemilihan alternatif. 4. Tahap implementation adalah tahap setelah memutuskan untuk memilih salah satu alternatif.
2.6 Metode Simple Addittive Weighting (SAW) Metode SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif dari semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang
17
dapat diperbandingkan dengan semua rating alternative yang ada. Diberikan persamaan sebagai berikut:
Dimana : rij
= Nilai matriks R ke i,j
Xi
= Nilai matriks X ke i
maxXij = Nilai Maksimum dari Atribut pada Matriks ke i,j minXij
= Nilai Minimum dari Atribut pada Matriks ke i,j Nilai preferensi untuk setiap alternative (Vi) diberikan rumus sebagai
berikut:
Dimana : Vi
= Nilai total untuk alternative ke i
n
= jumlah kriteria
wj
= Bobot untuk kriteria ke j
rij
= Nilai matriks R ke i,j
Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.
18
2.7 Konsep Dasar Basis Data Terdapat beberapa kekangan yang harus dipatuhi pada file basis data agar dapat memenuhi kriteria sebagai suatu basis data. Beberapa kekangan itu berhubungan dengan masalah kerangkapan data, inkonsistensi data, data terisolasi, keamanan data, dan integritas data. 1. Data Redudancy, yaitu munculnya data-data yang sama secara berulangulang pada file basis data yang semestinya tidak diperlukan. 2. Data Inconsistency, yaitu munculnya data yang tidak konsisten pada medan yang sama untuk beberapa file dengan kunci yang sama. Ketidakkonsistenan data biasanya terjadi akibat kesalahan dalam pemasukan data (data entry) atau update anomaly, yaitu suatu proses untuk update data, tetapi mengakibatkan munculnya data yang tidak konsisten atau kehilangan informasi tentang objek yang ditinjau. 3. Data Terisolasi, disebabkan oleh pemakaian beberapa file basis data. 4. Security Problem, berhubungan dengan masalah keamanan data dalam sistem basis data. Pada prinsipnya file basis data hanya boleh digunakan oleh pemakai tertentu yang mempunyai wewenang untuk mengaksesnya. 5. Integrity Problem, berhubungan dengan unjuk kerja sistem agar dapat melakukan Kendali / kontrol pada semua bagian sistem sehingga sistem selalu beroperasi dalam pengendalian yang penuh.
2.8 Konsep Permodelan Sistem 2.8.1 Data Flow Diagram
19
Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi.4 Ada 4 elemen yang menyusun suatu data flow diagram : 1. Proses Digunakan untuk proses pengolahan atau transformasi data. Yang biasanya aktivitas yang dilakukan untuk bisnis spesifik berupa manual maupun terkomputerisasi. 2. Data flow Menggambarkan aliran data yang berjalan. Satu data tunggal atau kumpulan logis suatu data, selalu diawali atau berakhir pada suatu proses. 3. Data store Kumpulan data yang disimpan dengan cara tertentu. Data yang mengalir disimpan dalam data store. Aliran data di update atau ditambahkan ke data store dan diarsipkan. 4. External entity
4
Hanif AlFatta “Data Flow Diagram “, Analisis & perancangan Sistem informasi Ed 1,
hal 106, 2007, Andi, yogyakarta.
20
Orang, organisasi atau sistem yang berada di luar sistem tetapi berinteraksi dengan sistem.
Terdapat 3 tingkatan diagram alur data yaitu diagram konteks, diagram nol dan diagram detail. Berikut keterangannya : 1. Diagram Konteks Diagram Konteks adalah sebuah diagram sederhana yang menggambarkan hubungan antara entity luar, masukan dan keluaran dari sistem. 2. Diagram Nol Diagram Nol adalah diagram ini dibuat untuk menggambarkan tahapan proses yang ada di dalam diagram konteks, yang penjabarannya lebih terperinci. 3. Diagram Detail Diagram Detail adalah diagram ini dibuat untuk menggambarkan arus data secara lebih mendetail lagi dari tahapan proses yang ada di dalam diagram nol.
2.8.2 Entity Relationship Diagram Pembahasan dibawah ini mengenai Pengertian Entity Relation
Diagram (ERD), Notasi ERD, Kardinalitas. 1. Pengertian Entity Relation Diagram (ERD)
21
Merupakan abstrak dan konseptual representasi data. Entity-Relationship adalah salah satu metode pemodelan basis data yang digunakan untuk menghasilkan skema konseptual untuk jenis/model data semantik sistem. Dimana sistem seringkali memiliki basis data relasional, dan ketentuannya bersifat top-down. Diagram untuk menggambarkan model Entitiy-Relationship ini disebut Entitiy-Relationship diagram, ER diagram, atau ERD. 2. Notasi Entity Relationship Diagram (ERD) Ada sejumlah konvensi mengenai Notasi ERD. Notasi klasik sering digunakan untuk model konseptual. Berbagai notasi lain juga digunakan untuk menggambarkan secara logis dan fisik dari suatu basis data. Notasi-notasi simbolik yang digunakan dalam Entity Relationship Diagram adalah sebagai berikut : a. Entitas, Adalah segala sesuatu yang dapat digambarkan oleh data. Entitas juga dapat diartikan sebagai individu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Ada dua macam entitas yaitu entitas kuat dan entitas lemah. Entitas kuat merupakan entitas yang tidak memiliki ketergantungan dengan entitas lainnya. Sedangkan entitas lemah merupakan entitas yang
22
kemunculannya tergantung pada keberadaaan entitas lain dalam suatu relasi. b. Atribut, Atribut merupakan pendeskripsian karakteristik dari entitas. Atribut digambarkan dalam bentuk lingkaran atau elips. Atribut yang menjadi kunci entitas atau key diberi garis bawah. c. Relasi atau Hubungan, Relasi menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. d. Penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entitas dan himpunan entitas dengan atribut dinyatakan dalam bentuk garis. 3. Kardinalitas Menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Macammacam kardinalitas adalah: a. One to One relationship Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu berbanding satu. Kejadian jenis ini terjadi jika kejadian atau transaksi diantara dua entitas yang berhubungan hanya memungkinkan terjadi sebuah kejadian atau transaksi pada kedua entitas. b. One to Many relationship
23
Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu berbanding banyak. Kerelasian jenis ini terjadi jika kejadian atau transaksi diantara dua entitas yang berhubungan hanya memungkinkan terjadi satu kali dalam entitas pertama dan dapat terjadi lebih dari satu kali kejadian atau transaksi pada entitas kedua. c. Many to many relationship Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah banyak berbanding banyak. Kerelasian jenis ini terjadi jika kejadian atau transaksi diantara dua entitas yang berhubungan memungkinkan terjadi lebih dari satu kali dalam entitas pertama dan entitas kedua.
2.9 Perangkat Lunak yang digunakan 2.9.1 Borland Delphi 7 1. Pengenalan Borland Delphi Delphi adalah sebuah bahasa pemrogaman dan lingkungan pengembangan perangkat lunak. Produk ini dikembangkan oleh Borland (sebelumnya dikenal sebagai Inprise). Bahasa Delphi, yang sebelumnya dikenal sebagai object pascal (pascal dengan ekstensi pemrogaman berorientasi objek (PBO/OOP) pada mulanya ditujukan hanya untuk Microsoft Windows, namun saat ini telah mampu digunakan untuk mengembangkan aplikasi
24
untuk Linux dan Microsoft .NET framework (lihat di bawah). Dengan menggunakan Free Pascal yang merupakan proyek Opensource, bahasa ini dapat pula digunakan untuk membuat program yang berjalan di sistem operasi Mac OS X dan Windows CE. Khusus untuk pemrogaman database, Borland Delphi menyediakan fasilitas obyek yang kuat dan lengkap yang memudahkan programmer membuat program untuk aplikasi database. Format database yang dimiliki Delphi yaitu format database Paradox, dBase, MS Access, ODBC, SyBASE, Oracle dan lain-lain. 2. Pengembangan Delphi Umumnya delphi lebih banyak digunakan untuk pengembangan aplikasi desktop dan enterprise berbasis database, tapi sebagai perangkat pengembangan yang bersifat general-purpose ia juga mampu
dan
digunakan
dalam
berbagai
jenis
proyek
pengembangan software. Ia juga yang dikenal sebagai salah satu yang membawa istilah RAD tool, kepanjangan dari Rapid Application Development, saat dirilis tahun 1995 untuk windows 16-bit. Delphi 2, dirilis setahun kemudian, mendukung lingkungan windows 32-bit, dan versi c++, C++Builder, dirilis beberapa tahun kemudian. Pada tahun 2001 sebuah versi linux yang dikenal sebagai Kylix tersedia. Dengan satu rilis baru setiap tahunnya, pada tahun 2002 dukungan untuk Linux (melalui Kylix
25
dan CLX component library) ditambahkan dan tahun 2003 .NET mulai didukung dengan munculnya Delphi.Net (Delphi 8). Kini sudah keluar juga untuk versi .NET terbaru yaitu RAD Studio 2007 dan Turbo Delphi .NET dengan versi desktopnya yaitu Delphi 2007 for win 32 dan Turbo Delphi. Delphi 2005 (nama lain dari Delphi 9) mendukung code generation baik untuk win32 maupun .NET, dan seperti yang telah dikenal, fitur-fitur manipulasi data secara live dari database secara design-time. Ia juga membawa banyak pembaruan pada IDE secara signifikan. Para penganjur delphi mengklaim dengan bahasa pemrograman Delphi, dan component library (VCL / CLX) yang disediakan oleh vendor tunggal memungkinkan satu paket yang lebih konsisten dan mudah dikenali. Produk delphi ini didistribusikan dalam beberapa rancangan: Personal, Professional, Enterprise (sebelumnya Client/Server) dan Architect. 3. Hal Umum Tentang Delphi Perbedaan fitur yang utama antara Delphi, Kylix dengan IDEIDE
yang
lain
adalah
keberadaan
bahasanya
(Bahasa
pemrograman delphi), VCL/CLX (Visual Component Library), penekanan konektivitas database yang sangat baik, dan banyaknya
komponen-komponen
pihak
ketiga
yang
26
mendukungnya. Aspek penting yang perlu dicatat tentang Bahasa pemrograman Delphi termasuk: a. Penanganan object sebagai reference / pointer secara transparan b. Properti sebagai bagian dari bahasa tersebut; benar, sebagai getter dan setter (atau accessor and mutator), yang secara transparan mengenkapsulasi akses pada field-field anggota dalam kelas tersebut. c. Property index dan default yang menyediakan akses pada data kolektif. d. Pendelegasian (type safe method pointer) yang digunakan untuk memproses event yang dipicu oleh component. e. Pendelegasian implementasi interface pada field ataupun property dari class. f. Implementasi penanganan windows message dengan cara membuat method dalam class dengan nomor/nama dari windows message yang akan dihandle. g. Bersifat
sebagai
interface
yang
independen
dengan
implementasi class sebagai reference counted. h. Kompilasi yang dapat menghasilkan kode yang berjalan secara native x86 ataupun managed code pada arsitektur framework .NET.
27
Lingkungan
pengembangan
terpadu
atau
Integrated
Development Environment (IDE) dalam program Delphi terbagi dalam 6 bagian utama, yaitu Main Window, Toolbar, Component Palette, Form Designer, Code Editor dan Object Inspector. Namun dalam pengembangan Delphi, terdapat 1 bagian IDE lagi yaitu Object Tree View.
Gambar 2.1 Borland Delphi 7
2.9.2 Microsoft Access Microsoft Access adalah sebuah program aplikasi basis data komputer relasional yang ditujukan untuk kalangan rumahan, perusahaan
kecil
dan
perusahaan
menengah.
Aplikasi
ini
menggunakan mesin basis data Microsoft Jet Database Engine dan
28
juga
menggunakan
tampilan
grafis
yang
intuitif
sehingga
memudahkan pengguna. Beberapa kelebihan dari Microsoft Access adalah sebagai berikut: 1. Aplikasi ini mudah dikembangkan baik untuk kalangan pemula maupun untuk kalangan professional. 2. Microsoft Access memungkinkan pengembangan yang relatif cepat karena semua table database, query, form dan report disimpan dalam berkas basis datanya sendiri. 3. Microsoft Access memiliki kompatibilitas dengan bahasa pemrograman SQL.
Gambar 2.2 Microsoft Access
2.10 Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia ) yang dibentuk 19 April 1930 di Yogyakarta. Sebagai organisasi olahraga yang dilahirkan di zaman
29
penjajahan Belanda, kelahiran PSSI betapapun terkait dengan kegiatan politik menentang penjajahan. Jika meneliti dan menganalisa saat-saat sebelum, selama dan sesudah kelahirannya, sampai 5 tahun pasca Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, jelas sekali bahwa PSSI lahir karena dibidani politisi bangsa yang baik secara langsung maupun tidak, menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih - benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia. 2.10.1 Awal Mula Berdirinya PSSI PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Beliau menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali ke tanah air Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda "Sizten en Lausada" yang berpusat di Yogyakarta. Disana ia merupakan satu-satunya orang Indonesia yang duduk dalam jajaran petinggi perusahaan konstruksi yang besar itu. Akan tetapi, didorong oleh jiwa nasionalis yang tinggi Soeratin mundur dari perusahaan tersebut. Setelah berhenti dari "Sizten en Lausada" ia lebih banyak aktif di bidang pergerakan, dan sebagai seorang pemuda yang gemar bermain
sepakbola,
Soeratin
menyadari
sepenuhnya
untuk
mengimplementasikan apa yang sudah diputuskan dalam pertemuan para pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda), Soeratin
30
melihat sepakbola sebagai wahana terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda, sebagai tindakan menentang Belanda. Untuk melaksanakan cita-citanya itu, Soeratin mengadakan pertemuan demi pertemuan dengan tokoh-tokoh sepakbola di Solo, Yogyakarta dan Bandung. Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi menghindari sergapan Polisi Belanda (PID). Kemudian ketika diadakannya pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta dengan Soeri - Ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische
Jakarta)
bersama
dengan
pengurus
lainnya,
dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi persepakbolaan kebangsaan, yang selanjutnya di lakukan juga pematangan gagasan tersebut di kota Bandung, Yogya dan Solo yang dilakukan dengan tokoh pergerakan nasional seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A Hamid, Soekarno (bukan Bung Karno), dan lain-lain. Sementara dengan kota lainnya dilakukan kontak pribadi atau kurir seperti dengan Soediro di Magelang (Ketua Asosiasi Muda). Kemudian pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah wakil wakil dari VIJ (Sjamsoedin - mahasiswa RHS); wakil Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB) Gatot; Persatuan Sepakbola Mataram (PSM) Yogyakarta, Daslam Hadiwasito, A.Hamid, M.
31
Amir Notopratomo; Vortenlandsche Voetbal Bond (VVB) Solo Soekarno; Madioensche Voetbal Bond (MVB), Kartodarmoedjo; Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM) E.A Mangindaan (saat itu masih menjadi siswa HKS/Sekolah Guru, juga Kapten Kes.IVBM) Soerabajashe Indonesische Voetbal Bond (SIVB) diwakili Pamoedji. Dari pertemuan tersebut maka, lahirlah PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia) nama PSSI ini diubah dalam kongres PSSI di Solo 1950 menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia yang juga menetapkan Ir. Soeratin sebagai Ketua Umum PSSI. Begitu PSSI terbentuk, Soeratin dkk segera menyusun program yang pada dasarnya "menentang" berbagai kebijakan yang diambil pemerintah Belanda melalui NIVB. PSSI melahirkan "stridij program" yakni program perjuangan seperti yang dilakukan oleh partai dan organisasi massa yang telah ada. Kepada setiap bonden/perserikatan diwajibkan melakukan kompetisi internal untuk strata I dan II, selanjutnya di tingkatkan ke kejuaraan antar perserikatan yang disebut "Steden Tournooi" dimulai pada tahun 1931 di Surakarta . Kegiatan sepakbola kebangsaan yang digerakkan PSSI , kemudian menggugah Susuhunan Paku Buwono X, setelah kenyataan semakin banyaknya rakyat pesepakbola di jalan-jalan atau
32
tempat-tempat dan di alun-alun, di mana Kompetisi I perserikatan diadakan. Paku Buwono X kemudian mendirikan stadion Sriwedari lengkap dengan lampu, sebagai apresiasi terhadap kebangkitan "Sepakbola Kebangsaan" yang digerakkan PSSI. Stadion itu diresmikan Oktober 1933. Dengan adanya stadion Sriwedari ini kegiatan persepakbolaan semakin gencar. Lebih jauh Soeratin mendorong pula pembentukan badan olahraga nasional, agar kekuatan olahraga pribumi semakin kokoh melawan dominasi Belanda. Tahun 1938 berdirilah ISI (Ikatan Sport Indonesia), yang kemudian menyelenggarakan Pekan Olahraga (1522 Oktober 1938) di Solo. Karena kekuatan dan kesatuan PSSI yang kian lama kian bertambah akhirnya NIVB pada tahun 1936 berubah menjadi NIVU (Nederlandsh Indische Voetbal Unie) dan mulailah dirintis kerjasama dengan PSSI. Sebagai tahap awal NIVU mendatangkan tim dari Austria "Winner Sport Club " pada tahun 1936. Pada tahun 1938 atas nama Dutch East Indies, NIVU mengirimkan timnya ke Piala Dunia 1938, namun para pemainnya bukanlah berasal dari PSSI melainkan dari NIVU walaupun terdapat 9 orang pemain pribumi / Tionghoa. Hal tersebut sebagai aksi protes Soeratin, karena beliau menginginkan adanya pertandingan antara tim NIVU dan PSSI terlebih dahulu sesuai dengan perjanjian
33
kerjasama antara mereka, yakni perjanjian kerjasama yang disebut "Gentelemen's Agreement" yang ditandatangani oleh Soeratin (PSSI) dan Masterbroek (NIVU) pada 5 Januari 1937 di Jogyakarta. Selain itu, Soeratin juga tidak menghendaki bendera yang dipakai adalah bendera NIVU (Belanda). Dalam kongres PSSI 1938 di Solo, Soeratin membatalkan secara sepihak Perjanjian dengan NIVU tersebut. Soeratin mengakhiri tugasnya di PSSI sejak tahun 1942, setelah sempat menjadi ketua kehormatan antara tahun 1940 - 1941, dan terpilih kembali di tahun 1942. Masuknya balatentara Jepang ke Indonesia menyebabkan PSSI pasif dalam berkompetisi, karena Jepang memasukkan PSSI sebagai bagian dari Tai Iku Kai, yakni badan keolahragaan bikinan Jepang, kemudian masuk pula menjadi bagian dari Gelora (1944) dan baru lepas otonom kembali dalam kongres PORI III di Yogyakarta (1949). 2.10.2 Perkembangan PSSI Pasca Soeratin, ajang sepakbola nasional ini terus berkembang walaupun perkembangan dunia persepakbolaan Indonesia ini mengalami pasang surut dalam kualitas pemain, kompetisi dan organisasinya. Akan tetapi olahraga yang dapat diterima di semua lapisan masyarakat ini tetap bertahan apapun kondisinya. PSSI
34
sebagai induk dari sepakbola nasional ini memang telah berupaya membina timnas dengan baik, menghabiskan dana milyaran rupiah, walaupun hasil yang diperoleh masih kurang menggembirakan. Hal ini disebabkan pada cara pandang yang keliru. Untuk mengangkat prestasi Timnas, tidak cukup hanya membina Timnas itu sendiri, melainkan juga dua sektor penting lainnya yaitu kompetisi dan organisasi, sementara tanpa disadari kompetisi nasional kita telah tertinggal. Padahal di era sebelum tahun 70-an, banyak pemain Indonesia yang bisa bersaing di tingkat internasional sebut saja era Ramang dan Tan Liong Houw, kemudian era Sucipto Suntoro dan belakangan era Ronny Pattinasarani. Dalam perkembangannya PSSI sekarang ini telah memperluas jenis kompetisi dan pertandingan yang dinaunginya. Kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI di dalam negeri ini terdiri dari : •
Divisi utama yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
•
Divisi satu yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
•
Divisi dua yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
35
•
Divisi tiga yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus amatir.
•
Kelompok umur yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain: o Dibawah usia 15 tahun (U-15) o Dibawah usia 17 tahun (U-170 o Dibawah Usia 19 tahun (U-19) o Dibawah usia 23 tahun (U-23) o Sepakbola Wanita o Futsal. PSSI pun mewadahi pertandingan-pertandingan yang terdiri
dari pertandingan di dalam negeri yang diselenggarakan oleh pihak perkumpulan atau klub sepakbola, pengurus cabang, pengurus daerah yang dituangkan dalam kalender kegiatan tahunan PSSI sesuai dengan program yang disusun oleh PSSI. Pertandingan di dalam negeri yang diselenggarakan oleh pihak ketiga yang mendapat izin dari PSSI. Pertandingan dalam rangka Pekan Olahraga Daerah (PORDA) dan pekan Olah Raga Nasional (PON). Pertandinganpertandingan lainnya yang mengikutsertakan peserta dari luar negeri atau atas undangan dari luar negeri dengan ijin PSSI.
36
Kepengurusan PSSI pun telah sampai ke pengurusan di tingkat daerah-daerah di seluruh Indonesia . Hal ini membuat Sepakbola semakin menjadi olahraga dari rakyat dan untuk rakyat. Dalam perkembangannya PSSI telah menjadi anggota FIFA sejak tanggal 1 November 1952 pada saat congress FIFA di Helsinki. Setelah diterima menjadi anggota FIFA, selanjutnya PSSI diterima pula menjadi anggota AFC (Asian Football Confederation) tahun 1952, bahkan menjadi pelopor pula pembentukan AFF (Asean Football Federation) di zaman kepengurusan Kardono, sehingga Kardono sempat menjadi wakil presiden AFF untuk selanjutnya Ketua Kehormatan. Lebih dari itu PSSI tahun 1953 memantapkan posisinya sebagai organisasi
yang berbadan
hukum
dengan
mendaftarkan
ke
Departement Kehakiman dan mendapat pengesahan melalui SKep Menkeh R.I No. J.A.5/11/6, tanggal 2 Februari 1953, tambahan berita Negara R.I tanggal 3 Maret 1953, no 18. Berarti PSSI adalah satu-satunya induk organisasi olahraga yang terdaftar dalam berita Negara sejak 8 tahun setelah Indonesia merdeka. Dan dengan seiring perkembangan waktu PSSI juga membentuk kepengurusan sampai tingkat daerah kabupaten / kota termasuk Pengurus Asosiasi PSSI Kota Tanjungpinang.
37
2.11 Struktur Organisasi Berikut
Struktur
Organisasi
Pengurus
Asosiasi
PSSI
Kota
Tanjungpinang masa bakti 2013 – 2017 :
KONGRES
KETUA
EXCO-EXCO SEKRETARIS
KOMITE PEMAIN
KETUA KOMITE WASIT WAKIL KETUA ANGGOTA
SEKRETARIAT / LEGAL
KOMITE PEMBINAAN
ANGGOTA ANGGOTA
KOMITE BISNIS & KEUANGAN
ANGGOTA KOMITE DISIPLIN ANGGOTA KOMITE BANDING
DEPT. BISNIS & DEVELOPMENT
DEPT. KEUANGAN
DEPT. KOMPETISI
DEPT. TEKNIK & PENGEMBANGAN
DEPT. PEMBINAAN