BAB II LANDASAN TEORI
A. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan diterapkan
seiring
dengan
pemanfaatan
media
dan
sumber
belajar
(Prawiradilaga, 2008). Menurut Majid (2014) metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Oleh karena itu, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran. Jadi metode pembelajaran adalah teknik yang digunakan untuk menyampaikan materi kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran yang telah disusun tercapai secara optimal. Dibawah ini adalah macam-macam metode pembelajaran (Majid, 2014). 1. Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) a. Pengertian Metode Problem Based Learning (PBL) Howards Borrows dan Kelson (Amir, 2015) mengungkapkan bahwa problem based learning adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka
6
7
mahir dalam memecahkan masalah dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan yang sistematik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karir dan kehidupan sehari-hari. Problem based learning adalah pembelajaran berdasarkan masalah yang merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir dengan tingkat yang lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri (Trianto, 2007). Jadi metode problem based learning adalah suatu metode pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar, dengan membangun cara berpikir
kritis
dan
terampil
dalam
pemecahan
masalah,
serta
mengkonstruksi pengetahuan dan konsep yang essensial dari materi pelajaran. b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Problem Based Learning (PBL) 1) Kelebihan Sebagai suatu metode pembelajaran, problem based learning memiliki beberapa kelebihan, sebagai berikut (Sanjaya, 2009). a) Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa, meningkatkan motivasi
8
dan aktivitas pembelajaran siswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muhson (2009) dalam jurnal yang berjudul “Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan Problem Based Learning” didapatkan hasil bahwa penerapan metode problem based learning dalam pembelajaran statistika lanjut mampu meningkatkan minat belajar mahasiswa baik minat belajar di dalam maupun di luar kelas. Selain itu juga penerapan problem based learning dalam pembelajaran statistika lanjut mampu meningkatkan
pemahaman
mahasiswa
karena
proses
pembelajaran lebih ditekankan pada penerapan teknik dan prosedur statistika sehingga memudahkan mahasiswa untuk memahami konsep dan penerapannya. b) Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah dunia nyata. Berkaitan dengan hasil belajar mahasiswa terdapat penelitian yang telah dilakukan oleh Renityas (2013) dalam jurnal yang berjudul “Efektifitas Model Problem Based Learning dalam Pembelajaran Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Program Diploma” dihasilkan bahwa hasil belajar pada model Problem Based Learning lebih efektif daripada diskusi kelompok. c) Membantu siswa mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
9
d) Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Utomo, Wahyudi dan Hariyadi (2013) dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa” didapatkan hasil bahwa model problem based learning berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa dan juga berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. e) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. f) Mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir. g) Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan masalah dunia nyata. h) Satuan Acara Perkuliahan (SAP) yang seharusnya menjadi sasaran mata kuliah tetap dapat terliputi dengan baik (Amir, 2015). 2) Kelemahan Disamping kelebihan diatas, PBL juga memiliki kelemahan, diantaranya (Sanjaya, 2009):
10
a) apabila siswa mengalami kegagalan atau kurang percaya diri dengan minat yang rendah maka siswa enggan untuk mencoba lagi; b) PBL membutuhkan waktu yang cukup lama; dan c) pemahaman yang kurang tentang mengapa masalah-masalah yang dipecahkan maka siswa kurang termotivasi untuk belajar. c. Prosedur Pelaksanaan Metode Problem Based Learning (PBL) Pada pelaksanaan PBL ada tujuh langkah proses PBL yang biasa dikenal dengan “Seven Jumps” (Amir, 2015). Langkah pertama adalah mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas. Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam masalah. Langkah ini membuat setiap peserta berangkat dari cara memandang yang sama atas istilah-istilah atau konsep yang ada dalam masalah. Langkah kedua adalah merumuskan masalah. Jika terdapat perbedaan pandangan tentang masalah yang perlu dibahas, maka semua masalah harus diperjelas dahulu. Notulen membuat daftar masalah yang sudah disepakati untuk dibahas. Langkah
ketiga
adalah
menganalisis
masalah.
Peserta
mengeluarkan pengetahuan terkait apa dimiliki yang anggota tentang masalah. Pada langkah ini terjadi diskusi dan brainstorming (curah gagasan). Notulen mencatat semua pokok diskusi. Langkah
keempat,
menata
gagasan
dan
secara
sistematis
menganalisisnya. Bagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya
11
satu sama lain dan dikelompokkan; mana yang saling menunjang, mana yang bertentangan, dan sebagainya. Langkah
kelima,
memformulasikan
tujuan
pembelajaran.
Kelompok menyepakati tujuan pembelajaran dan pendidik memastikan bahwa tujuan pembelajaran terfokus, bisa dicapai, komprehensif dan tepat. Langkah keenam, mencari informasi tambahan dari sumber yang lain (di luar diskusi). Semua mahasiswa mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran. Langkah ketujuh, menggabungkan, menguji informasi baru dan membuat laporan. Mahasiswa mengidentifikasi sumber belajar dan berbagi hasilnya, sedangkan pendidik memeriksa pembelajaran dan menilai kinerja kelompok. 2. Metode Pembelajaran Ceramah a. Pengertian Metode Ceramah Menurut Syah M. dalam Simanora (2009) metode ceramah adalah sebuah metode pengajaran dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa, yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah merupakan metode yang sangat ekonomis untuk menyampaikan informasi dan efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli serta daya paham peserta didik.
12
Majid (2014) metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Jadi metode pembelajaran ceramah adalah metode pembelajaran yang digunakan melalui penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru terhadap siswa di kelas. Alat interaksi yang terutama dalam hal ini adalah “berbicara”. Dalam ceramahnya kemungkinan guru menyelipkan pertanyaan-pertanyaan, akan tetapi kegiatan belajar siswa terutama mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok-pokok penting, yang dikemukakan oleh guru. b. Kelebihan dan kekurangan Metode Ceramah 1) Kelebihan metode ceramah Menurut Majid (2014) kelebihan metode ceramah diantaranya ceramah merupakan metode yang murah dan mudah. Murah maksudnya ceramah tidak memerlukan peralatan yang lengkap, sedangkan mudah karena ceramah hanya mengandalkan suara guru dan tidak memerlukan persiapan yang rumit. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas, artinya materi pelajaran yang banyak dapat dijelaskan pokok-pokoknya saja oleh guru. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan dan ditekankan sesuai kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Melalui ceramah guru dapat mengontrol keadaan kelas, karena kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah. Selain
13
itu organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. 2) Kekurangan metode ceramah Kelemahan metode ceramah antara lain (Simanora, 2009): a) membuat peserta didik pasif; b) mengandung unsur paksaan kepada peserta didik; c) mengandung sedikit daya kritis peserta didik; d) materi yang dikuasi siswa dari hasil ceramah akan terbatas pada yang dikuasai guru (Majid, 2014) e) bagi peserta didik dengan versi belajar visual akan lebih sulit menerima pelajaran dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki versi belajar audio; f) sukar mengendalikan sejauh mana pemahaman belajar peserta didik; g) kegiatan pengajaran menjadi verbalisme; dan h) jika terlalu lama membuat jenuh. c. Langkah-langkah Metode Ceramah Langkah-langkah penggunaan metode ceramah bervariasi sesuai dengan metode tambahan yang dipakai sebagai variasi. Langkah-langkah pokok yang harus diperhatikan dalam metode ceramah, yaitu (Majid, 2014): 1) Tahap Persiapan Menurut Supriadie dalam Majid (2014), hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyiapkan ceramah adalah: analisis sasaran, baik
14
dari sisi jumlah, usia, maupun kemampuan awal yang dimilikinya; analisis sifat materi yang sesuai dan cukup apabila hanya dengan dituturkan; menyusun durasi waktu yang akan digunakan untuk ceramah secara efektif dan efisien serta memperkirakan variasi yang dapat dikembangkan; memilih dan menetapkan jenis media yang akan digunakan; menyiapkan sejumlah pertanyaan sebagai bentuk kontrol dan upaya memperoleh umpan balik; memberikan contoh dan analogi yang sesuai dengan pengalaman yang pernah diperoleh; dan menyiapkan ikhtisar yang akan membantu kelancaran ceramah. 2) Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan, yaitu: a) Langkah pembukaan Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan keberhasilan pelaksanaan ceramah. b) Langkah penyajian Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran, guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan. c) Langkah mengakhiri atau menutup ceramah Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok materi agar materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak menguap
kembali.
Menciptakan
kegiatan-kegiatan
yang
15
memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelajaran, misalnya dengan tanya jawab, tugas, latihan, dan lain-lain. 3. Metode Pembelajaran Lainnya Adapun metode pembelajaran lainnya menurut Majid (2014) adalah. a. Metode Demonstrasi Memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. b. Diskusi Bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. c. Simulasi Cara penyajian dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. d. Tugas dan Resitasi Memberikan tugas penghafalan, pembacaan, pengulangan, pengujian, dan pemeriksaan atas diri sendiri, atau menampilkan diri dalam menyampaikan suatu atau melakukan kajian maupun uji coba sesuai dengan tuntutan kualifikasi atau kompetensi yang ingin dicapai. e. Tanya Jawab Menjalin komunikasi yang bersifat two way traffic untuk merangsang berpikir peserta didik dan membimbingnya dalam mencapai atau mendapatkan pengetahuan.
16
f. Kerja Kelompok Bekerja dalam situasi kelompok dimana siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok). g. Sistem Regu (Team Teaching) Metode yang dilakukan dengan dua orang guru atau lebih bekerjasama mengajar sebuah kelompok siswa. h. Latihan (Drill) Digunakan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. i. Karyawisaya Melakukan kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar.
B. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Menurut Sudjana (Jihad dan Abdul Haris, 2008) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dimyati dan Mujiono (2006) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh peserta didik menjadi acuan untuk melihat penguasaan peserta didik dalam menerima pelajaran.
17
Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa melalui tes yang diberikan pada setiap akhir pelajaran. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada penelitian ini hasil belajar yang akan dilihat adalah dari segi aspek kognitif peserta didik. Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan-kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi kegiatan dari penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali ketika informasi itu diperlukan untuk menyelesaikan masalah (Purwwanto, 2011). Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut: a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingtan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode. b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari. c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya menggunakan prinsip. d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan
18
baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program. f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya kemampuan menilai hasil ulangan. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri.
Sugihartono,
dkk (2007) menyebutkan faktor-faktor
yang
mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut: a. Faktor internal dalah faktor yang ada dalam diri individu, meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis. b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu, meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas, peneliti menggunakan faktor eksternal berupa penggunaan metode pembelajaran PBL dan ceramah. 3. Pengukuran Hasil Belajar Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan peserta
didik.
Maka
pengukuran
yang
dilakukan
guru
lazimnya
menggunakan tes sebagai alat pengukur. Di institusi pendidikan, tes hasil
19
belajar dapat berbentuk tes formatif dan tes sumatif (Arikunto, 2012). a. Tes Formatif Tes ini diberikan pada akhir setiap program tertentu. Tes ini merupakan post-test atau tes akhir proses. Tes ini dapat disamakan dengan ulangan harian. b. Tes Sumatif Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sebuah program. Tes sumatif ini dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada tiap tengah semester (UTS) atau akhir semester (UAS). Pada penelitian ini, pengukuran hasil belajar dilaksanakan dengan menggunakan tes yang dinyatakan dalam wujud angka untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa terhadap materi yang telah diajarkan oleh pendidik. Kriteria hasil belajar yang akan diambil dengan menggunakan tes formatif.
C. Hubungan Metode Pembelajaran PBL dan Ceramah Terhadap Hasil Belajar Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Metode pembelajaran adalah cara menyampaikan materi kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Di institusi pendidikan, metode pembelajaran yang sering digunakan adalah ceramah. Namun saat ini sedang dikembangkan metode pembelajaran yang berpusat
20
pada peserta didik yaitu PBL. Metode PBL dikembangkan terutama untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berpikir, menganalisa dan memecahkan masalah. Pada PBL, peserta didik akan diberikan kasus sebagai awal pembelajaran. Setelah itu, peserta didik diminta untuk melakukan seven jumps PBL, yaitu mengidentifikasi istilah yang belum dikenal, mendefinisikan masalah yang akan dibahas, brainstorming, membuat solusi sementara, merumuskan tujuan pembelajaran, belajar mandiri dan membuat kesimpulan. Metode pembelajaran ceramah adalah metode penyampaian materi yang hanya berupa menjelaskan konsep. Proses pembelajaran ini mengandalkan hanya ingatan sehingga kemampuan menelusuri permasalahan dan proses pengambilan keputusan dalam menangani sebuah kasus masih kurang. Dalam kegiatannya, ceramah hanya terdiri dari dua tahap, yaitu tahap persiapan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Adapun penguasaan konsep pada mata kuliah yang biasa dihadapi oleh mahasiswa D III Kebidanan menuntut mahasiswa sebagai tingkatan dimana seorang siswa tidak sekedar mengetahui konsep-konsep kebidanan, melainkan benar-benar
memahaminya
dengan
baik,
yang
ditunjukkannya
oleh
kemampuannya dalam menyelesaikan soal-soal evaluasi belajar. Selain itu, dengan penerapan metode problem based learning maka kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis akan lebih meningkat. Jika peserta didik memiliki kemampuan berpikir baik maka penguasaan konsep dan pemahaman materi dalam pengetahuan akan lebih baik. Peningkatan kemampuan berpikir ini akan
21
berdampak pada peningkatan hasil belajar kognitif peserta didik. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa melalui tes yang diberikan pada akhir pembelajaran. Adapun dalam hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi jasmaniah dan psikologis, sedangkan faktor eksternal meliputi faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat. Hal tersebut sudah dibuktikan oleh Ersila (2012) dalam jurnal yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Problem Based Learning dan Ceramah Pada Mahasiswa Kebidanan di Surakarta” mengatakan bahwa prosentase ketuntasan belajar menggunakan metode PBL lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah.
D. Kerangka Pemikiran Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Ceramah
Menganalisa dan memecahkan masalah serta merumuskan tujuan pembelajaran dari suatu kasus
Menjelaskan konsep
Mengidentifikasi istilah yang belum dikenal
Persiapan pembelajaran
Mendefinisikan masalah yang akan dibahas
Pelaksanaan berupa menyajikan materi dan tanya jawab
Brainstorming Membuat solusi sementara Merumuskan tujuan pembelajaran Belajar mandiri Membuat kesimpulan Pemahaman Faktor internal meliputi: 1. faktor jasmaniah 2. faktor psikologis
Evaluasi Belajar Hasil Belajar
Faktor eksternal meliputi: 1. faktor keluarga 2. faktor sekolah 3. faktor masyarakat
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Perbedaan Pembelajaran Problem Based Learning dan Ceramah Terhadap Hasil Belajar Keterangan : Diteliti : Tidak diteliti
6
23
E. Hipotesis Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir diatas, hipotesis penelitian ini adalah terdapat perbedaan
antara pembelajaran PBL dan pembelajaran
ceramah terhadap hasil belajar mahasiswa.