BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Sistem
Dalam mendefinisi pengertian sistem terdapat tiga kelompok yang mendefinisi yautu yang menekankan pada prosedur dan yang menekankan pada komponen atau elemen. Menurut Mucdich dan Ross (1993),”sebagaian seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu tujuan bersama”1. Menurut McLeod (1995),”Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Jerry Fitz Gerald Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama
untuk
melakukan
kegiatan
atau
menyelesaikan
suatu
sasarantertentu”2. Berdasarkan dari dua identifikasi diatas dapat di simpulkan bahwa sistem adalah kumpulan unsur- unsur atau komponen yang terstruktur untuk memiliki maksud dan inggin mencapai sutu tujuan.
2.2 Definisi Informasi
Informasi dapat berupa data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah saluran 1
Hanif Al Fatta, Analis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan & Organisasi Modern, hal, 2007 2 Jogiyanto Hartono, MBA, Ph.D,Analisa & Desain, edisi II
10
11
komunikasi, dan lain sebagainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa informasi bersumber dari sebuah data yang merupakan satu kesatuan yang nyata dan merupakan suatu bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak sehingga perlu diolah lebih lanjut melalui suatu model untuk menghasilkan sebuah informasi. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa informasi adalah data yang telahdiklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan”3. Sebuah informasi harus mempunyai kualitas agar dapat berguna pagi para pemakainya. Kualitas suatu informasi bergantung dari beberapa hal, yaitu: a. Akurat (Accurate) Sebuah informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. b. Tepat Waktu (Timelines) Informasi yang datang kepada si penerima tidak boleh terlambat. Apabila sebuah informasi sudah usang atau tidak sesuai lagi dengan waktu terkini, maka tidak akan memiliki nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. c. Relevan (Relevance) Relevan berarti sebuah informasi mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi sebuah informasi untuk setiap pemakai adalah berbeda-beda”4
Tata Sutabri, Sistem Informasi Manajemen, Yogyakarta – Andi Publisher, 2005. hal . 23-24 4 Tata Sutabri, Sistem Informasi Manajemen, Yogyakarta – Andi Publisher, 2005. 3
12
2.3 Definisi Sistem informasi Menurut Andi (2007) mendefinisikan “Sistem Informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan dan mengelolah data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai”5.
2.3.1 Komponen Sistem Informasi
Sistem Informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block), yaitu blok masukan (input block), blok model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology blok), blok basis data (database block) dan blok kendali (controls block). Keenam blok tersebut harus saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai sasaran dalam satu kesatuan.
Di bawah ini adalah penjelasan dari masing-masing blok yang sudah disebutkan tadi:
a. Blok Masukan, Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media yang digunakan untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
hal . 35-36 5 Hanif Al Fatta, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, [Andi] hal.11
13
b. Blok Model, Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. c. Blok Keluaran, Produk yang dihasilkan dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang baik serta bermanfaat dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen semua pemakai sistem. d. Blok Teknologi, Teknologi merupakan sebuah tool-box dalam sistem informasi.
Teknologi
digunakan
untuk
menerima
masukan,
menjalankan model, menyimpan, dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. e. Blok Basis Data, Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat
keras
komputer
dan
untuk
mengakses
atau
memanipulasinya. f. Blok Kendali, pengendalian perlu di rancang dan terapan untuk menyajikan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat di cegah ataupun bila berlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat berlangsung cepat di atasi.
14
2.3.2
Siklus Informasi
Siklus informasi menggambarkan pengolahan data menjadi informasi dan pemakai informasi untuk mengambil keputusan, sehingga akhir dari tindakan hasil pengambilan keputusan tersebut dihasilkan data kembali. Siklus
informasi
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Proses Model
Keluaran Informasi
Basis Data
Masukan Data
Data Ditangap
Penerima
Tindakan Keputusan
Gambar 2.1 Siklus Informasi.
2.3.3 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu : a. Batasan (Boundary). Penggambaran dari suatu elemen atau unsur mana yang termasuk di dalam system dan man yang di luar sistem. b. Masukan (Input) Sumber daya (data dan bahan baku, peralatan, energi) dari lingkungan yang di komsumsi dan dimanipulasi terhadap suatu sistem. c. Keluaran (Output) Sumber daya atau produk (informasi, laporan, dokumen, tampilan layar, barang jadi) yang di sediakan untuk lingkungan sistem olek kegiatan dalam
15
suatu sistem. d. Komponen (Component) Kegiatan-kegiatan
atau
proses
dalam
suatu
system
yang
mentransformasikan input menjadi bentuk setengah jadi (Output). Komponen ini bisa merupakan subsistem dari sebuah sistem. e. Penghubunag (Interface) Tempat dimana komponen atau sistem dan lingkungan bertemu atau berintegrasi. f. Penyimpanan (storage) Area yang di kuasi dan di gunakan untuk penyimpanan sementara dan tetap dari informasi, energy, bahan baku, dan sebagainya. Penyimpanan ini merupakan suatu media penyanggan di antara komponen tersebuat berkerja dan berkerja sebagai tingatan yang ada dan memungkinkan komponen yang berada dari berbagai data yang sama. g. Lingkungan (environment) Segala suatu di luar sistem, lingkungan yang menyediakan asumsi, kendala, dan input terhadap suatu sistem.
2.4 Pengertian Raskin
Program raskin (program penyaluran untuk keluarga miskin) adalah sebuah program dari pemerintah. Program tersebut adalah sebuah upaya untuk mengurangi beban penyaluran dari rumah tangga miskin sebagai bentuk dukungan dalam meningkatkan ketahanan pangan dengan memberikan perlindungan sosial
16
beras murah dengan jumlah maksimal 15 kg/rumah tangga miskin/bulan dengan masing-masing seharga Rp. 1.600,00 per kg(netto) di titik distribusi. Program ini mencakup di seluruh provinsi, sementara tanggung jawab dari distribusi beras dari gudang sampai ke titik distribusi di kelurahan di pegang oleh perum bulog. Sasaran dari Program Raskin ini adalah meningkatkan aksen pangan kepada keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam rangka menguatkan ketahanan pangan rumah tangga dan mencegah penurunan konsumsi energy dan protein. Dalam memenuhi kebutuhan pangan tersebut, program Raskin perlu dilakasanakan agar masyarakat miskin benar-benar bisa merasakan manfaatnya, yakni dapat membeli beras berkualitas baik dengan harga terjangkau.”6 Raskin adalah program subsidi pangan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, serta melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah (pemprov dan pemkab/pemkot), aparat Desa/Kelurahan, lembaga musyawarah desa, LSM, serta tokoh masyarakat. Berdasarkan definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa raskin adalah perencanaan penetapan pagu Raskin nasional sampai dengan tingkat Desa/Kelurahan berdasarkan data rumah tangga sasaran (RTS) BPS. Penetapan rumah tangga sasaran penerimaan manfaat (RST-PM) berdasarkan hasil kesepakatan Desa/Kecamatan dan rencana pendistribusian Raskin. Prinsip pengelolaan Raskin adalah suatu nilai-nilai dasar yang selalu menjadi landasan atau acuan dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan yang akan diambil dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan Raskin. Nilai-nilai dasar 6
http://typecat.com/pdf/PENGERTIANRASKIN.html ( waktu akses :hari Selasa Jam 10 Siang, Tanggal 18 Maret 2014)
17
tersebut diyakini mampu mendorong terwujudnya tujuan Raskin. Keberpihakan kepada Rumah Tangga Miskin (RTM), yang maknanya mendorong RTM untuk ikut berperan aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelestarian seluruh kegiatan Raskin baik di desa dan kecamatan, termasuk menerima manfaat atau menikmati hasilnya. Transparansi, yang maknanya membuka akses informasi kepada lintas pelaku Raskin terutama masyarakat penerima Raskin, yang harus tahu, memahami dan mengerti. Dalam penjelasan raskin terdapat beberapa karakteristik yang menerima bantuaan raskin sebagai berikut: a. Mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan, pada umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri. Walaupun memiliki, tapi pada umumnya tidak mencukupi, sehingga kemampuan untuk memperoleh pendapatan menjadi sangat terbatas. b. Pada umumnya mereka menjadi buruh tani atau pekerja diluar sektor pertanian. c. Mereka
pada
umumnya
tidak
mempunyai
kemungkinan
untuk
memperoleh aset produksi dengan kemampuan sendiri. d. Pendapatan tidak mencukupi keluarga
2.4.1
Program Penerima raskin
Penerima raskin untuk Tanjung Unggat sesuai dengan data baru pada 2013 yakni 12.176 RTS. Namun, data ini banyak mendapatkan protes dari warga. Pasalnya, warga penerima raskin yang sebelumnya terdaftar tak masuk lagi.
18
Terkait hal tersebut, salah satu warna mengatakan ada kesempatan masuk data jika ada kesalahan dari BPS. Misalnya, penduduk yang meninggal atau pindah, data tersebut bisa diubah. Bagi warga miskin yang tidak masuk dalam penerima raskin tahun ini, bisa dimusyawarahkan di kelurahan. Dengan syarat yang di tentukan. "Kalau datanya sepuluh ya digantikan sepuluh. Kewenangan diserahkan kepada RT," katanya. Dia mengatakan, saat ini tengah mengumpulkan data terkait banyaknya warga yang keberatan karena tak menerima raskin kembali. Data dikumpulkan melalui RT, ke kelurahan, ke kecamatan, dan akan diteruskan ke TNP2K”7. Dalam prosedur penerima raskin terdiri beberapa kumpulan sebagai berikut: a. Ketentuan Penerima Raskin
1. Punya kartu Raskin
Tim Nasional Penanggulangan Percepatan
Kemiskinan (TNP2K) 2. Pada kartu tertera nama dan alamat penerima sesuai data BPS 3. Potongan kartu sesuai dengan jumlah jatah raskin yang diterima 4. Potongan kartu ditempelkan pada lembar
kendali
raskin,
dilaporkan ke TNP2K 5. Penerima raskin untuk Tanjung Unggat 12.176 RTS 6. Warga penerima raskin yang tak masuk daftar RTS baru akan mengganti
7
penerima
yang
meninggal
atau
pindah
berkecukupan.blogspot.com/2012/.../syarat-dapat-bantuan-raskin.html ( waktu akses: hari selasa jam 10 siang, Tanggal 18 maret 2014
19
b. Cara Mendapatkan Beras Miskin (Raskin)
b. Bawa kartu raskin ke kelurahan c. Berikan potongan tanda bukti menerima raskin d. Bawa raskin 15 kg, dengan harga Rp 1.600/kilogram c. Penyaluran Raskin Di Indonesia:
1. Dimulai sejak 1998 ketika krisis moneter menimpa Indonesia 2. Awalnya disebut operasi pasar khusus (OPK) 3. Mulai 2002 diubah namanya menjadi raskin 4. Sampai 2006, data penerima manfaat raskin menggunakan data dari Badan Koordinasi Keluarga BerencanaNasional (BKKBN) 5. Mulai 2007, digunakan data Rumah Tangga Miskin (RTM) BPS sebagai data dasar dalam pelaksaan raskin.
2.5 Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan digunakan sebagai alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas para pengambil keputusan, namun tidak untuk menggantikan penilaian para pengambil keputusan. SPK ditujukan untuk keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau untuk keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma. SPK meluas dengan cepat, dari sekadar alat pendukung personal menjadi komoditas yang dipakai bersama. Dalam Persoalan pengambilan keputusan, pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang prosesnya
20
melalui mekanisme tertentu, dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik.
Dalam Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan. Untuk memberikan pengertian yang lebih mendalam, akan diuraikan tentang
definisi mengenai
Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System yang dikembangkan oleh beberapa ahli yaitu: Menurut Bonczek (1980) Sistem pendukung keputusan sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang terdiri atas komponen-komponen antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen sistem pengetahuan (knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah (problem processing) yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Menurut Keen dan Scott Morton (1978) DSS memadukan sumber daya intelektual dari individu dengan kapabilitas komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan. DSS adalah sistem pendukung berbasis komputer bagi para pengambil keputusan manajemen yang menangani masalah-masalah tidak terstruktur. Sedangkan menurut Little (1970), mendefinisikan DSS sebagai sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para manajer mengambil keputusan. Dia menyatakan bahwa untuk sukses, sistem tersebut haruslah sederhana, cepat, mudah dikontrol, adaptif, lengkap dengan isuisu penting, dan mudah berkomunikasi.
21
mereka mendefinisikan DSS di atas
adalah sebagai sistem yang dapat
diperluas untuk mampu mendukung analisis data dan pemodelan keputusan, berorientasi terhadap perencanaan masa depan, dan digunakan pada interval yang tidak reguler dan tak terencana.8
2.5.1
Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
Karakteristik dari sistem pendukung keputusan adalah sebagai berikut: 1. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah-masalah terstruktur, semi struktur, dan tidak terstruktur 2. Output ditujukan bagi personil organisasi dalam semua tingkatan 3. Mendukung di semua fase proses pengambilan keputusan: intelegensi, desain, pilihan. 4. Adanya interface manusia atau mesin, dimana manusia (user) tetap mengontrol proses pengambilan keputusan 5. Menggunakan model-model metematis dan statistik yang sesuai dengan pembahasan 6. Memiliki kemampuan dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan 7. Memiliki subsistem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem 8. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen 8
Turban dkk, 2005, Decision Support System and Intelligent System (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas), Andi, Yogyakarta
22
9. Pendekatan easy to use. Ciri suatu sistem pendukung keputusan yang efektif adalah kemudahannya untuk digunakan dan memungkinkan keleluasaan pemakai untuk memilih atau mengembangkan pendekatanpendekatan baru dalam membahas masalah yang dihadapi 10. Kemampuan sistem untuk beradaptasi secara cepat, dimana pengambil keputusan dapat menghadapi masalah-masalah baru dan pada saat yang sama dapat menanganinya dengancara mengadaptasikan sistem terhadap kondisi-kondisi perubahan yang terjadi.
2.5.2
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah proses memilih tindakan diantara berbagai alternatif untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan. Sedangkan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi merupakan hasil suatu proses komunikasi dan partisipasi yang terus menerus dari keseluruhan organisasi. Menurut Simon (1997) terdapat 3 fase utama dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut: a. Fase Inteligensi Inteligensi dalam hal ini yakni mencakup berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah. b. Fase Desain Hal ini meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi yang layak. Desain dalam hal ini meliputi penemuan atau
23
mengembangkan dan menganalisis tindakan yang mungkin untuk dilakukan b. Fase Kriteria (Pilihan) Fase pilihan adalah fase dimana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti suatu tindakan tertentu. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan9. 2.5.3
Tahapan proses pengambilan keputusan
Tahapan proses pengambilan keputusan terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: a. Tahap Penelusuran (Intellegence) Tahap ini merupakan proses penelusuran, pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data yang diperoleh diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah. b. Tahap Perancangan (Design) Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan menganalisis tindakan yang mungkin dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi yang layak. c. Tahap Pemilihan (Choice) Pada tahap dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti suatu tindakan tertentu. 9
Ibid. hal 53
24
d. Tahap Implementasi (Implementation) Pada tahap ini dibuat suatu solusi yang direkomendasikan dapat bekerja atau implementasi solusi yang diusulkan untuk suatu masalah.
2.5.4 Permodelan Sistem Pendukung Keputusan
Karakteristik utama sistem pendukung keputusan adalah memasukkan sedikitnya satu model. Ide dasarnya adalah melakukan analisis sistem pendukung keputusan pada sebuah model realitas, dari pada analisis pada sistem nyata itu sendiri. Menurut Raymond McLeod Jr adalah penyederhanaan (abstraction) dari sesuatu, sedangkan menurut Efraim Turban adalah sebuah representasi atau abstaraksi realitas yang disederhanakan. Oleh karna itu, realitas terlalu kompleks untuk ditiru secara tepat dan banyak dari kompleksitas itu sebenarnya yang tidakrelefan dalam penyelesaian masalah yang spesifik. Representasi sistem atau masalah berdasarkan model dapat dilakukan dengan berbagai macam tingkat abstaraksi. Oleh karenanya, model di klasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut tingkat abstraksi, antara lain:
a. Model Iconik (Skala) Sebuah model iconik, model abstraksi terkecil adalah replika fisik sebuah sistem, biasanya pada suatu skala yang berbeda dari aslinya. Model Iconik dapat muncul pada tiga dimensi (miniature maket), sebagaimana pesawat terbang, mobil, jembatan atau alur produksi. Fotografi adalah jenis model skala iconik yang lain, tetapi hanya dalam dua dimensi.
25
b. Model Analog Sebuah model yang tidak tampak mirip dengan model aslinya, tetapi bersifat seperti sistem aslinya. Model analog lebih abstrak dari model iconik dan merupakan presentasi simbolik dari realitas. Model ini biasanya berbentuk bagan atau diagram dua dimensi, dapat berupa model fisik, tetapi bentuk model berbeda dari bentuk sistem nyata. Berikut beberapa contoh lain: 1. Bagan organisasi yang menggambarkan hubungan struktur otoritas, dan tanggung jawab. 2. Sebuah peta dimana warna yang berbeda menunjukkan objek yang berbeda misalnya sungai atau pegunungan. 3. Bagan pasar modal yang menunjukkan pergerakan harga saham. 4. Cetak biru dari sebuah mesin atau rumah. c. Model matematik (Kuantitatif) Kompleksitas hubungan pada banyak sistem organisasional tidak dapat disajikan secara model icon atau model analog, atau representasi semacam itu malah dapat menimbukan kesulitan dan membutuhkan banyak waktu dalam pemakaiannya. Oleh karena itu, model yang tepat di eskripsikan dengan model matematis. Sebagian besar analisis sistem pendukung keputusan dilakukan secara numerik dengan model matematis atau model kuantitatif yang lain.10
10
Kusrini, M.Kom., ”Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan”, Penerbit Andi, 2002, hal 403-404
26
2.6 METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)
Metode Simple Additive Weighting (SAW) sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode Simple Additive Weighting (SAW) adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada. setiap alternatif pada semua atribut. Metode Simple Additive Weighting (SAW) membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternative yang ada11. Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah sebagai berikut:
xij Jika j adalah atribut Keuntungan (benefit)
rij =
Max Xij i Min Xij i
xij
Jika j adalah atribut biaya (cost)
Keterangan : rij = nilai rating kinerja ternormalisasi xij = nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria Max xij = nilai terbesar dari setiap kriteria i 11
Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut (Fishburn, 1967) (MacCrimmon, 1968).
27
Min xij = nilai terkecil dari setiap kriteria i benefit = jika nilai terbesar adalah terbaik cost = jika nilai terkecil adalah terbaik Dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj ; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai berikut: n Vi
∑ Wr
j ij
J=1 Keterangan : Vi = rangking untuk setiap alternatif wj = nilai bobot dari setiap kriteria rij = nilai rating kinerja ternormalisasi Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih. (Kusumadewi, 2006). Langkah-langkah dari metode SAW adalah: 1. Menentukan
kriteria-kriteria
yang
akan
dijadikan
acuan
dalam
pengambilan keputusan, yaitu C. 2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria. 3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (C), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.
28
4.
Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vector bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (A) sebagai solusi (Kusumadewi, 2006)
Kelebihan Metode Simple Additive Weighting (SAW). Kelebihan dari model Simple Additive Weighting (SAW) dibandingkan dengan model pengambilan keputusan yang lain terletak pada kemampuannya untuk melakukan penilaian secara lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot preferensi yang sudah ditentukan, selain itu SAW juga dapat menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada karena adanya proses perankingan setelah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut.
2.6.1
Contoh Kasus Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW)
Pada kantor Kelurahan Tanjung Unggat adalah salah satu lembaga pemerintah yang melayani masyarakat dengan sistem penerima raskin, untuk memilih kriteria tertinggi dalam proses kelayakan penerima raskin maka dilakukan perhitungan dengan metode Simple Additive Weighting (SAW) Ada lima kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian, yaitu: 1. Tipe Rumah 2.
Listrik
3. Jumlah Tanggungan Keluarga 4. Usia 5. Penghasilan
29
Dari kriteria tersebut, maka dibuat suatu tingkat kepentingan kriteria berdasarkan nilai bobot yang telah ditentukan kedalam bilangan fuzzy. Rating kecocokan setiap alternatife pada setiap kriteria sebagai berikut :
Sangat Rendah (SR)
=1
Rendah (R)
= 2,5
Cukup (C)
=5
Tinggi (T)
= 7,5
Sangat Tinggi (ST)
= 10
Berdasarkan kriteria dan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria yang telah ditentukan, selanjutnya penjabaran bobot setiap kriteria yang telah dikonversikan dengan bilangan fuzzy.
1. Kriteria Tipe Rumah Kriteria Kondisi Rumah merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, berdasarkan kondisi Rumah yang telah di survey di lapangan terdiri dari Dinding, lantai, dan Atap dari kriteria tadi terdiri dari beberapa nama yang di cantum di bawah ini. Berikut interval Tipe Rumah yang telah dikonversikan dengan bilangan fuzzy dibawah ini. Tabel 2.1 Tipe Rumah Tipe Rumah Mewah Rumah Sederhana (RS)
Nilai 2,5 5
30
Rumah Sangat Sederhana(RSS)
7,5
Rumah Sangat Sederhana Sekali (RSSS)
10
2. Kriteria Listrik
Kriteria
Perkerjaan
merupakan
persyaratan
yang
dibutuhkan
untuk
pengambilan keputusan, berdasarkan Perkerjaan yang layak dan tidak layak yang telah ditempuh. Berikut penjabaran interval Listrik yang telah dikonversikan dengan bilangan fuzzy dibawah ini. Tabel 2.2 Listrik
2.
Listrik
Nilai
2200 Watt
2,5
1300 Watt
5
900Watt
7,5
450 Watt
10
Kriteria Jumlah Tanggungan Keluaga
Kriteria jumlah tanggungan orangtua merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, berdasarkan jumlah anak yang masih menjadi tanggungan orangtua berupa biaya hidup. Berikut penjabaran jumlah interval anak yang telah dikonversikan dengan bilangan fuzzy dibawah ini.
31
Tabel 2.3 Jumlah Tanggunangan Keluarga Jumlah Tanggungan Keluarga
Nilai
1 Anak
1
2 anak
2,5
3 Anak
5
4 Anak
7,5
Lebih Dari 4 Anak
10
3. Kriteria Usia
Kriteria usia merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, berdasarkan usia warga. Berikut penjabaran interval usia yang telah dikonversikan dengan bilangan fuzzy dibawah ini Tabel 2.4 Usia Usia
Nilai
25
1
35
2,5
40
5
50
7,5
Lebih dari 55 usia
10
32
5. Kriteria Penghasilan
Kriteria penghasilan orangtua merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, berdasarkan jumlah penghasilan tetap maupun tidak setiap bulannya. Berikut penjabaran interval jumlah penghasilan orangtua yang telah dikonversikan dengan bilangan fuzzy dibawah ini.
Tabel 2.5 Penghasilan Penghasilan
Nilai
6.000.000 Sampai 5.000.000
1
5.000.000 Sampai 4.000.000
2,5
4.000.000 Sampai 3.000.000
5
2.000.000 Sampai 1000.000
7,5
1.000.000 sampai 600.000
10
2.7 Perangkat Lunak Yang Di Gunakan
Pada bagian ini akan ditinjau secara singkat mengenai Delphi7 seperti lingkungan kerja, struktur program dan keistimewaan penggunaan bahasa pemrograman Delphi7.
33
2.7.1
Borland Delphi
Borland Delphi adalah bahasa pemrograman yang bekerja dalam lingkup MS-Windows yang merupakan pengembangan bahasa Pascal yang bersifat visual. Borland Delphi dapat memanfaatkan kemampuan MS-Windows secara optimal. Kemampuannya dapat dipakai untuk merancang program aplikasi yang berpenampilan seperti lainnya berbasis MS-Windows. Khusus untuk pemrograman database, Borland Delphi menyediakan fasilitas objek yang sangat kuat dan lengkap, sehingga memudahkan programmer dalam membuat program untuk aplikasi database. Selain menyediakan format database sendiri, yaitu format database paradox dan dBase, Borland Delphi juga dapat menangani berbagai macam format database, antara lain MS-Access, ODBC, SyBASE, Oracle dan lain-lain.
2.2 Tampilan Delphi A. IDE ( Integrated Development Environment) IDE Merupakan lingkungan atau wilayah dimana seluruh komponenkomponen yang dibutuhkan untuk merancang dan membangun aplikasi program. Secara umum IDE delphi dikelompokkan 8 bagian yaitu :
34
a. Main Menu Merupakan penunjuk ke seluruh fasilitas yang disediakan aplikasi Delphi.
2.3 Menu Pemrograman delphi b. Toolbar merupakan Icon yang dirancang untuk lebih memudahkan menjangkau fasilitas yang ada pada delphi.
2.4 Menu Pemrograman c. Component palette merupakan kompnenen yang dikelompokkan delphi kedalam tab-tab komponen ini digunakan untuk merancang interface atau antar muka.
2.5 Compnennt palette Pemrograman delphi d. Form designer Merupakan interface aplikasi yang akan dibangun, form akan menampung seluruh kompnen yang akan digunakan dalam proses perancangan sebuah aplikasi dengan delphi.
2.6 form designer Pemrograman delphi
35
e. Code Editor Merupakan tempat untuk menuliskan kode program dengan menggunakan object pascal.kode program tidak perlu ditulis secara keseluruhan karena delphi sudah menyediakan kerangka untuk menulis kode program.
2.7 Code editor Pemrograman delphi
f. Code Explorer digunakan untuk memindahkan antar file unit didalam code editor. Code explorer berisi daftar yang menampilkan semua tipe , class, properti, method, variabel global rutin global yang telah didefinisikan didalam unit.
2.8 Code explorer Pemrograman delphi
g. Object Inspector digunakan untuk mengubah properti atau karakteristik dari suatu komponen. Terdiri dari 2 tab yaitu : a. Propoerties digunakan untuk menentukan seting suatu objek. Satu objek memiliki beberapa properti yang dapat diatur langsung dari object inspector maupun melalui kode program.
36
b. Event Merupakan bagian yang dapat diisi dengan kode program tertentu yang berfungsi untuk menangani eventevent yang dapat direspon oleh sebuah komponen.
2.9 Object inspectorPemrograman delphi h. Object Tree View berisi daftar komponen yang sudah diletakkan diform designer.
2.10 Object Tree View Pemrograman delphi
2.7.2 Microsoft Office Access
Microsoft Access 2007 merupakan bagian dari paket Microsoft Office 2007, Microsoft Access 2007 tidak jauh berbeda dengan Microsoft Access versiversi sebelumnya. Microsoft Access sendiri mempunyai fungsi sebagai program aplikasi Database Managenent System (DBMS) dengan kata lain Microsoft Access sangat membantu kita untuk mengolah sebuah basis data. Dengan ditunjang oleh interface yang mudah dimengerti, maka dengan menggunakan Microsoft Access
37
ini kita tidak perlu repot-repot mengetik sintak untuk membuat table, relationship, membuat form, membuat query, dan lain-lain.
Gambar 2.11 Form Microsoft Access
2.8
Sejarah Kantor Kelurahan Tanjung Unggat
Sesuai dengan perkembangan dan kemajuan pembangunan di daerah tanjung unggat, Kecamatan Bukit Bestari serta adanya aspirasi yang berkembang dalam
masyarakat,
maka
perlu
adanya
peningkatan
penyelenggaraan
pemerintahan. Pembangunan
dan
pembinaan
kemasyarakatan
guna
menjamin
perkembangan dan kemajuan pada masa mendatang, serta untuk meningkatkan potensi ekonomi, sosial, budaya, politik dan meningkatkan beban tugas serta volume kerja di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, serta untuk meningkatkan efektifitas pelayanan kepada masyarakat dan memperpendek rentang kendali, Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Tanjungpinang maka Pemerintah Kota tanjungpinang terbagi dalam 4 (empat) Kecamatan yaitu : Kecamatan Tanjungpinang Barat, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kecamatan Tanjungpinang Kota dan Kecamatan Bukit Bestari.
38
Kelurahan Tanjung Unggat merupakan salah satu Kelurahan yang berada di wilayah kerja Kecamatan Bukit Bestari yang terdiri dari 9 Rukun Warga dan 43 Rukun Tetangga.
2.8.1 Letak dan Luas Wilayah
Kelurahan Tanjung Unggat memiliki luas wilayah 10.50 KM² dengan batasbatas wilayah sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kampung Bugis. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Tanjungpinang Timur. c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Kampung Bulang. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kamboja.
2.9 Kantor Kelurahan Tanjung Unggat
2.9.1
Struktur Kelurahan Tanjung Unggat
LURAH
Kasi Pemerintah,Ketentraman dan Ketertiban Umun
RW 2
RW 1
RT 01/ 01
RT 02/ 01
Kasi Ekonomi dan pembagunan
RT 02/ 01
RT 02/ 02
RW 3
RT 01/ 03
Kasi Pelayanan Umum Dan Kesejahteraan Sosial
RW 4
RT 02/ 03
RT 01/ 04
RT 03/ 04
RW 5
RT 01/ 05
RW 6
RT 04/ 05
RT 01/ 06
RT 05/ 06
Gambar 2.12 Struktur organisasi kantor Kelurahan Tanjung Unggat
39
Adapun tugas dan fungsi dari struktur di atas adalah sebagai berikut :
1. Lurah
Lurah adalah sebagai pembina dan pengendali kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan kegiatan pemerintahan di kelurahan, mempunyai tugas dan funsi sebagai berikut : a. Memimpin dan memanajeri organisasi kelurahan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan sesuai dengan Visi dan Misi. b.
Merumuskan rencana ke depan untuk melaksanakan urusan yang dilimpahkan oleh bupati dibidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
c. Merumuskan Rencana Kinerja (RENJA), Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD). Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Daerah (RKPD) sesuai Iingkup tugasnya. d. Merumuskan LPPD, LKPJ, LAKIP dan segala bentuk pelaporan lainnya sesuai Iingkup tugasnya. e.
Mengendalikan administrasi keuangan dan aset di lingkup tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
f. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan serta pelaporan langkahlangkah penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup serta pola pencegahan kerusakan lingkungan hidup. g.
Menyelenggarakan fasilitasi kegiatan dalam rangka pemilihan kepala Daerah dan pemilihan umum,
40
h. Membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancer sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Kasi Pemerintah, Ketentraman dan Ketertiban
Kasi pemerintahan mempunyai tugas sebagai: a. Melaksanakan penyusunan rencana kerja pemerintahan kelurahan. b. Melaksanakan pelayanan administrasi kependudukankepada masyarakat yang terkait dalam pemerintah. c. Melaksanakan
pengumpulan
dan
pengolahan
data
administrasi
pemerintah. d. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dengan lurah. e.
Memfasilitasi pelaksanaan pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian ketua RT dan ketua RW, serta membantu penyelesaian administrasinya.
f. Menghadiri rapat yang dilaksanakan baik di tingkat kecamatan maupun kota. Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum mempunyai beberapa tugas dan funsi, antaralain sebagai berikut : a. Melaksanakan penyusunan program dan kegiatan Kelurahan. b. Melaksanakan penyusunan rencana kerja Kasi Trantibum Kelurahan. c.
Melaksanakan pemeriksaan Surat-surat perizinan usaha dan bangunan.
d.
Melaksanakan evaluasi dan montoring pembangunan di Kelurahan.
41
3. Kasi Pelayanan Umum Dan Kesejahteraan Sosial
Tugas bagian Kasi pelayanan umum dan kesejahteraan sosial sebagai berikut : a. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan secara umum . b. Menyelenggarakan kegiatan pembinaan di bidang sosial, keagamaan, Pendidikan, Kebudayaan, dan kesehatan umum. Dalam tugas kasi pelayanan umum dan kesejahteraan sosial terdapat fungsinya masing sebagai berikut: a. Penyusunan data dan materi bidang pelayanan umum dan kesejahteraan sosial. b. Pelayanan data dan informasi kelurahan c. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh pimpinan d. Peloporan pelaksanaan bidang pelaporan. e. Pelaporan pelaksanaan pembagunan bidang kesejahteraan sosial. 4.
Kasi Ekonomi dan Pembagunan Fungsi bagian Ekonomi dan Pembangunan mengacu pada fungsi Sekretariat
Daerah
Kabupaten
dalam
melaksanakan
tugas
dan
kewajibannya,
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Mengkordinasikan pelaksanaan tugas dinas dan lembaga teknis daerah. b. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintah kelurahan. c. Penyusun kebijakan pemerintah kelurahan. d. Memfasilitasi Kerjasama bagi UKM dan Koperasi.
42
e. Melaksanakan pembinaan kepada UKM dan Koperasi. f. Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan kelurahan. g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan leh Lurah sesuai dengan tugas dan fungsinya 5. Ketua RW / RT
Tugas RW / RT mepunyai tugas Membantu menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota, Memelihara Kerukunan
hidup
warga,
serta
menyusun
rencana
dan
melaksanakan
pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat. Selain itu ketua RW / RT mempunyai fungi : a. Pengkoordinasian antar warga b. Pelaksanaan dalam menjembatani hubungan antar sesama anggota masyarakat dengan Pemerintah Daerah. c.
Penanganan masalah-masalah kemasyarakatan yang dihadapi warga.