BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Hakekat Latihan Permainan Bola Voli Menurut Nitisemito (dalam jurnal 2010), mendefinisikan latihan atau training sebagai suatu kegiatan yang bermaksud untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku keterampilan, dan pengetahuan dari seseorang sesuai dengan keinginan yang memberikan latihan. Dengan demikian, latihan yang dimaksudkan dalam latihan ini adalah latihana yang diberikan kepada siswa guna menunjang kekuatan fisik dan keterasmpilan mereka. Menurut Simamora (dalam jurnal 2010), latihan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan pengalaman atau perubahan sikap seseorang. Latihan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses secara sistematis yang mengarah kepada fungsi fisiologis dan psikologis untuk mencapai pembentukan perindividual secara keseluruhan dalam meningkatkan keterampilan gerak untuk berprestasi. Gerakan-gerakan harus diulang-ulang dengan konstan, dimaksudkan agar organisasi mekanisme neuorofisiologis akan menjadi bertambah baik, dan gerakan-gerakan tubuh yang semula dirasakan sukur untuk dilakukan, lama kelamaan merupakan suatu gerakan yang sistematis dan refleks. Ini berarti semakin kurang kita menggunakan konsentrasi pusat-pusat syaraf.
1
a. Intesitasi latihan Interaksi pelatihan merupakan salah satu komponen latihan yang sangat penting berkaitan dengan kualitas kerja dalam satuan waktu yang diberikan. Lebih banyak kerja diberikan dalam satuan waktu akan lebih tinggi intensitasnya. Intensitas dalam latihan menunjukan pada kekutan rangsangan syaraf pada waktu latihan dilakukan yang tergantung pada : a). Beban/kecepatan gerak, b). Variasi internal instirahat di antara ulangan, c). Tekanan kejiwaan sewaktu latihan. b. Prinsip latihan Prinsip latihan adalah proses adaptasi manusia terhadap lingkungan. Manusia memiliki daya adaptasi istimewa terhadap lingkungan, pemain akan beradaptasi terhadap beban latihan yang diterima saat latihan maupun dalam pertandingan, prinsip-prinsip latihan menurut Dr. Sukadiyanto (dalam Andy 2010) adalah: a). Prinsip Kesiapan (Readines), b). Prinsip Individual, c). Prinsip Adaptasi, d). Prinsip Beban Lebih (Overloand), e). Prinsip Progresif (Peningkatan), f). Prinsip Spesifikasi, g). Prinsip Variasi, h). Prinsip Pemanasan, i). Prinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j). Prinsip Berkebalikan (Refersibility), k). Prinsip Tidak Berlebihan (Moderat), l). Prinsip Sistematik. Faktor –faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi empat aspek yaitu: a) Aspek biologis terdiri atas potensi atau kemampuan dasar tubuh, fungsi organ tubuh, postur tubuh, struktur tubuh dan gizi. b) Aspek psikologis terdiri atas intelektual atau kecerdasan, motivasi, kepribadian, koordinasi kerja otot dan saraf.
2
c) Aspek lingkungan. d) Aspek penunjang. Dengan demikian dapat diartikan bahwa untuk mencapai prestasi yang maksimal diperlukan faktor-faktor yang saling menunjang. Dalam permainan bola voli terdapat teknik-teknik dasar yaitu, servis, pass bawah, pass atas, smash dan blok. Penguasaan teknik dasar permainan bola voli merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang kalahnya suatu pertandingan. Latihan adalah proses yang sistematik dari berlati yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan secara intensitas latihannya (Harsono dalam Hadjarati, 2010:126) selanjutnya Nossek (1982:50) mengatakan bahwa salah satu unsur penting dalam latihan adalah berulangulang. Latihan dapat meningkatkan efisiensi beberapa organ tubuh yang terlati dalam pelaksanaan latihan tersebut (Fox dan Matheuse dalam Djama 2009:8). Latihan fisik yang dilakukan secara berencana dengan tujuan untuk membina kemampuan fisik dan dapat memenuhi segalah tuntutan dalam setiap cabang olahraga. Mahasiswa atau atlet tidak hanya mempersiapkan kondisi fisik yang baik bagi pelaksanaan tugas seharihari namun yang lebih penting adalah untuk melatih kekuatan demi tercapainya suatu prestasi. Latihan mempunyai sasaran yang peningkatan suatu tubuh melakukan gerakan sesuai sasaran. Program latihan harus disusun secara teliti dan dilaksanakan secara teratur sesuai dengan prinsip-prinsip latihan. Program latihan akan memerlukan waktu yang
3
relative cukup panjang sehingga jadwal latihan perlu dibagi-bagi menjadi beberapa tahap atau musim latihan, sehingga didalam setiap tahap dapat ditekankan pada suatu aspek tertentu. Pembagian tahap dalam program latihan biasa disebut periodisasi. 2.1.2 Teknik Smash Pada Bola Voli Dari sekian banyak teknik dasar yang ada, smash merupakan teknik yang selalu
digunakan untuk menyerang dan menghasilkan angka serta meraih
kemenangan. Karena permainan bola voli merupakan permainan cepat maka teknik menyerang lebih dominan dibandingkan dengan teknik bertahan. Beberapa faktor lain yang mempengaruhi dalam permainan bola voli adalah aspek
bilogis
yang
terdiri
atas
potensi
atau
kemampuan
dasar
tubuh,
fungsi organ tubuh, postur tubuh dan struktur tubuh serta gizi, dan aspek psikologis, intelektual atau kecerdasan, motivasi, kepribadian, serta koordinasi kerja otot dan saraf. Sedangkan faktor pendukung smash yaitu pemberian bola pada smasher yang bersangkutan serta blok. Blok merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis serangan lawan. Pada posisi empat dan dua serangan pada umumnya dilakukan dengan bola-bola tinggi, efektif menghasilkan angka. Umpan bola tinggi membentuk daerah sasaran lebih luas sehingga memudahkan smasher untuk menempatkan bola ke daerah sasaran yang diinginkan. Sedangkan pada posisi tiga serangan yang dilakukan dengan bola-bola sedang dan pendek lebih efektif menghasilkan angka karena pola serangan menjadi lebih cepat dan mempersulit lawan untuk melakukan antisipasi datangnya bola.
4
Smash dapat dilakukan dari semua posisi. Posisi empat, tiga dan dua, posisi ini yang sering dipergunakan untuk menyerang. Dari ketiga posisi tersebut seorang pelatih/guru harus memperhatikan tingkat kesulitan dan posisi yang paling efektif untuk menghasilkan angka sehingga mampu menyusun tim berdasarkan tipe-tipe pemain secara tepat. Tipe-tipe pemain dalam permainan bola voli itu antara lain tipe pemain penyerang, tipe pemain bertahan, tipe pemain pengumpan, tipe pemain serba bisa. Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang diajarkan dan menjadi cabang olahraga pilihan diseluruh jenjang sekolah. Sekolah harus memberikan prioritas kepada permainan bola voli yang mungkin dilaksanakan di sekolah serta bermanfaat bagi diri anak didik. Metode pembelajaran,
mengajar
sangat
berpengaruh
terhadap
keberhasilan suatu
walaupun tidak selalu tepat untuk masing-masing
kopetensi.
Sedangkan siswa juga harus diperhatikan akan tingkat kebugaran jasmaninya, bakat dan minat, tingkat kecerdasan dan jenis kelamin. Yang tidak kalah penting adalah tersedianya sarana dan prasarana yang mencukupi, dengan alat yang cukup akan memberi kesempatan anak untuk dapat melakukan latihan lebih banyak. Dari pengalaman di lapangan mengajarkan kompetensi bola voli dengan sub kopetensi smash ternyata banyak siswa yang mengalami kesulitan/kegagalan. Hal ini dapat dilihat dari hasil, tidak semua siswa dapat melakukan smash dalam permainan bola voli dengan tingkat keberhasilan baik. Di lingkungan masyarakat sulit untuk mendapatkan smaher-smasher yang tangguh, dapat melakukan smash dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.
5
Beberapa faktor yang menentukan keberhasilan seseorang dalam melakukan smash adalah timing/ketepatan, meliputi : a)
Ketepatan saat melakukan awalan,
b)
Ketepatan saat meloncat,
c)
Ketepatan saat memukul bola. Ketepatan dalam
mengantisipasi terhadap datangnya bola, sangat
berpengaruh terhadap tahapan dalam melakukan smash, sehingga semua tahapan dalam melakukan smash dapat dilakukan dengan tepat. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh orang yang mampu melakukan gerakan antisipasi dengan sumber/obyek gerakan, lepas dari sumber gerak itu sendiri (gerakan terbuka). Gerakan terbuka merupakan gerakan yang terjadi dipengaruhi oleh obyek yang terdapat atau berasal dari luar tubuh, di luar pengendalian diri. Gerakan ini memerlukan ketepatan koordinasi antara otot, saraf dan indra. Persepsi kinestetik merupakan kemampuan menggerakkan bagian-bagian tubuh atau keseluruhan tubuh dalam melakukan gerak otot yang mengacu pada indra yang ada pada otot. Pernyataan ini dapat diartikan bahwa kemampuan koordinasi sangat dipengaruhi dengan tingkat kepekaan dalam menggunakan indera-indera yang terdapat dalam otot-otot. Koordinasi merupakan kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh, seseorang dikatakan mempunyai koordinasi baik bila mampu bergerak dengan mudah, dan lancar dalam rangkaian gerakan, iramanya terkontrol dengan baik, serta mampu melakukan gerakan yang efisien.
6
Smash merupakan serangkaian gerakan terbuka yang meliputi saat awalan, saat melompat, saat memukul bola dan saat mendarat. Keberhasilan smash sangat dipengaruhi oleh kemampuan kordinasi dan tingkat kepekaan menggunakan indera. Dari permasalahan yang muncul di atas, maka kami bermaksud akan mengadakan pembahasan
mengenai
hubungan antara
tingkat persepsi
kinestetik
dengan
keberhasilan smash. Dengan alasan smash merupakan salah satu senjata pamungkas dalam penyerangan untuk memenangkan setiap set dalam permainan bola voli. 2.1.3 Tahapan Smash Pada Bola Voli Smash adalah tindakan memukul bola ke bawah dengan kekuatan besar, biasanya meloncat ke atas, masuk ke bagian lapangan berlawanan. Hal itu dapat dilihat dari kerasnya bola yang dihasilkan bahwa teknik smash datangnya bola lebih keras dan lebih menyulitkan bagi penerima bola. Semua sikap memukul bola ke daerah lawan kecuali servis dan blok adalah merupakan pukulan serangan. Ada tiga metode penyerangan yang semuanya menjadi efektif yaitu melakukan tip : spike, pelan dan smash, keras. Teknik smash digunakan sebagai senjata untuk menyerang dan mengumpulkan angka dalam permainan bola voli. Mengingat pentingnya hal tersebut maka pelaksanaan teknik smash dalam pertandingan harus efektif. Ada beberapa macam smash menurut macam umpannya yaitu : a)
Smash normal,
b)
Smash semi,
c)
Smash push,
d)
Smash pull,
7
e) f)
Smash pull jalan, Smash pull straight,
g)
Smash cekis,
h)
Smash langsung, dan
i)
Smash dari belakang. Dalam permainan bola voli smash didefenisikan tindakan memukul bola
dengan meloncat dan masuk ke lapangan lawan. Tindakan memukul bola (smash) ada beberapa tahap. Tahapan tersebut adalah: a)
Tahap pertama : Run up (lari menghampiri)
b)
Tahap kedua : Take off (lepas landas)
c)
Tahap ketiga : Hit (memukul saat melayang di udara)
d)
Tahap keempat : Landing (mendarat)
Dari tahap-tahap tersebut dapat diartikan bahwa dalam melakukan smash terdapat beberapa tahap yaitu awalan, saat melompat, saat memukul bola dan saat mendarat. Uraian lebih jelas tahap-tahap tersebut ada di bawah ini : a)
Tahap Awalan Awalan tergantung dari lintasan bola umpan, kira-kira 2,5 sampai 4 meter dari
jatuhnya bola. Langkah terakhir paling menentukan pada waktu mulai meloncat sehingga smasher harus memperhatikan baik-baik posisi kaki yang akan meloncat dan berada di tanah lebih dahulu, kaki lain menyusul di sebelahnya. Arah yang diambil harus diatur sedemikian rupa, sehingga atlet akan berada di belakang bola pada saat akan meloncat. Tubuh saat itu berada pada posisi menghadap net. Kedua
8
lengan yang menjulur ke depan diayunkan ke belakang dan ke atas sesudah langkah pertama, kemudian diayunkan ke depan sehingga pada saat meloncat kedua lengan itu tergantung ke bawah di depan tubuh atlet.
Gambar 1. Tahapn awalan dalam smash (M. Yunus, 1992 : 113)
b)
Tahap meloncat Untuk memukul right hand langkahkan kaki kiri ke depan dengan langkah
biasa kemudian diikuti kaki kanan yang panjang, diikuti dengan segera oleh kaki kiri yang diletakkan samping kaki kanan ( untuk pemukul left hand sebaliknya). Langkah pada waktu meloncat harus berlangsung dengan lancar tanpa terputus-putus. Pada waktu meloncat kedua lengan yang menjulur digerakkan ke atas. Tubuh diteruskan, kaki yang digunakan untuk meloncat yang memberikan kekuatan pada saat meloncat. Lengan yang dipakai untuk memukul serta sisi badan diputar sedikit sehingga menjauhi bola, punggung agak membungkuk dan lengan yang lain tetap dipertahankan setinggi kepala yang berguna untuk mengatur keseimbangan secara keseluruhan.
9
Gambar 2. Tahap meloncat dalam smash (M.Yunus 1992:113) c)
Tahap saat memukul bola Dalam gerakan memukul dapat disesuaikan dengan jenis smash yang ada.
Gerakan memukul hasilnya akan lebih baik apabila menggunakan lecutan tangan, lengan dan membungkukkan badan. Suharno, (1982 : 34) menyatakan setelah smasher berada di udara dan lengan sudah terangkat ke atas dilanjutkan gerakan memukul bola dan hasil pukulannya akan lebih sempurna apabila smasher menggunakan lecutan tangan, lengan, dan membungkukkan badan merupakan kesatuan gerak yang harmonis.
Gambar 3. Tahap memukul bola dalam smash (M.Yunus 1992:113)
10
d)
Tahap mendarat Cara mendarat dalam setiap smash sama yaitu pada saat tubuh bagian atas
membungkuk ke depan, kaki diarahkan ke depan untuk mempertahankan keseimbangan. Atlet mendarat pada kedua kakinya dengan sedikit ditekuk.
Gambar 4. Tahap mendarat dalam smash (M. Yunus 1992:113) Dalam permainan bola voli terdapat teknik-teknik dasar yaitu, servis, pass bawah, pass atas, smash dan blok. Penguasaan teknik dasar permainan bola voli merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang kalahnya suatu pertandingan. Dari sekian banyak teknik dasar yang ada, smash merupakan teknik yang selalu digunakan untuk menyerang dan menghasilkan angka serta meraih kemenangan. Karena permainan bola voli merupakan permainan cepat maka teknik menyerang lebih dominan dibandingkan dengan teknik bertahan. Smash adalah tindakan memukul bola ke bawah dengan kekuatan besar, biasanya meloncat ke atas, masuk ke bagian lapangan berlawanan. Hal itu dapat dilihat dari kerasnya bola yang dihasilkan bahwa teknik smash datangnya bola lebih keras dan
11
lebih menyulitkan bagi penerima bola. Semua sikap memukul bola ke daerah lawan kecuali servis dan blok adalah merupakan pukulan serangan. Ada tiga metode penyerangan yang semuanya menjadi efektif yaitu melakukan tip : spike, pelan dan smash, keras. Teknik smash digunakan sebagai senjata untuk menyerang dan mengumpulkan angka dalam permainan bola voli. Mengingat pentingnya hal tersebut maka pelaksanaan teknik smash dalam pertandingan harus efektif. Dalam melakukan smash terdapat beberapa tahap yaitu awalan, saat melompat, saat memukul bola dan saat mendarat. 2.1.4 Kemampuan smash terhadap permainan bola voli Dalam permainan bola voli terhadap beberapa teknik merupakan dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain bola voli agar dapat bermain bola voli dengan baik. Menurut dieter beutelstahl (1986:9) bahwa teknik-teknik dasar permainan bola voli tersebut meliputi: “(1) servis, (2) pass bawah, (3) pass atas, (4) smash, (5) blok, dan (6) pertahanan”. Dari keenam teknik dasar tersebut yang menjadi fokus perhatian dalam sampel ini adalah teknik smash. Smash atau biasa pula disebut dengan serangan merupakan suatu bentuk pukulan permainan yang sangat berperan dalam bermain bola voli, oleh karena teknik ini paling efektif untuk mematikan pertahanan lawan atau mematikan bola dilapangan lawan dan sekaligus untuk dapat meraih point. Oleh sebab itu teknik smash sangat perlu dikuasai oleh seorang pemain bola voli, sebab regu yang memiliki smasher
12
yang baik mempunyai peluang yang besar untuk memenangkan permainan dalam suatu pertandingan. Akan tetapi untuk dapat memiliki kemampuan smash bola voli yang baik, maka pemain tersebut harus dapat memadukan berbagai kemampuan kondisi fisik yang diduga dapat menunjang kemampuan melakukan smash bola voli dengan baik yakni panjang lengan, dan daya ledak, di samping perlu pula didukung dengan unsur teknik yang baik. Mengenai faktor panjang lengan, bagi yang memiliki lengan yang panjang dengan keserasian tinggi dan dasar tubuh yang ideal adalah merupakan salah satu potensi yang turut menentukan kemampuannya dalam melakukan smash dalam permainan tennis lapangan. Peranan panjang lengan tersebut terutama diperlukan untuk menciptakan pukulan servis yang tajam atau curam karena dukungan tinggi latihan, ditambah dengan kuatnya lengan melakukan pukulan pada bola sangat efektif mendukung keras dan curam nya pukulan smash yang dilakukan sehingga besar kemungkinan sulit bola dikembalikan oleh lawan. Smash juga pengaruhi oleh unsur daya ledak, dalam hal ini pemain dapat melakukan lompatan dengan kuat jika didukung dengan daya ledak yang baik. Karenanya pukulan smash membutuhkan kekuatan dan kecepatan terutama pada saat melakukan lompatan di atas net sehingga memungkinkan menghasilkan pukulan smash yang maksimal. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa kondisi fisik seperti panjang lengan, dan daya ledak merupakan pra kondisi yang memegang peranan penting dalam olahraga
13
bola voli khususnya dalam melakukan smash, karena dapat dalam memperoleh pukulan smash yang baik. Oleh sebab itu smash pada permainan bolavoli adalah salah satu teknik bermain yang sangat menentukan dalam permainan bolavoli. Smash dalam permainan bola voli dipergunakan ketika mengadakan penyerangan. Pukulan yang dilakukan pada penyerangan dengan teknik ini melibatkan berbagai kemampuan tubuh karena sasarannya adalah kecepatan dan ketepatan bola hasil smash untuk memperoleh kemenangan. Smash dalam permainan bolavoli merupakan suatu gerak kerja yang bertujuan untuk mematikan pertahanan lawan. Oleh sebab itu yang perlu diperhatikan dalam melakukan smash adalah kecepatan dan ketepatan mengarahkan bola, dimana seorang pemain melompat tinggi untuk memukul bola yang bergerak dengan tenaga dan arah yang tepat serta melampaui jaring/net Smash merupakan gerak kerja yang terpenting dan terakhir dalam gerak kerja serangan. Smash bermula dari bola servis dari lawan kemudian di passing (dioper) oleh toser kepada yang akan melakukan smash (smasher). Umumnya smash dilakukan pada sentuhan bola ketiga, namun pada pemain bola voli modern, smash sering dilakukan langsung pada sentuhan bola pertama maupun bola kedua tergantung pada keberadaan, kesiapan serta kesanggupan pemain. 2.
Panjang Lengan
Panjang lengan merupakan salah satu anggota tubuh yang tergolong dalam pengukuran Antropometrik yakni salah satu anggota gerak tubuh bagai atas yang
14
terdiri dari : lengan atas, lengan bawah, tangan, dan jari-jari tangan. Dengan demikian panjang lengan meliputi pengukuran anggota gerk tubuh bagian atas yang dimulai dari persendian bahu atau persendian lengan atas sampai pada tangan atau jari tangan yang terpanjang. Dalam setiap aktivitas manusia khususnya dalam kegiatan olahraga, panjang lengan merupakan faktor yang penting dalam arti menunjang ketrampilan. Hal tersebut terbukti bahwa rata-rata atlet yang bertubuh panjang atau tinggi dengan keserasian besar tubuh dan berat badan yang ideal akan lebih unggul dalam berbagai cabang olahraga. Dengan demikian ukuran lengan yang panjang akan lebih kuat dari pada lengan yang pendek. Hal ini disebabkan karena lengan yang panjang akan memiliki otot yang panjang. Otot yang lebih panjang rata-rata lebih kuat dibanding yang pendek, Oleh sebab itu, ukuran panjang lengan seseorang akan menunjang kemampuan fisik yang lebih besar dibandingkan dengan orang yang berlengan pendek serta dengan otot-otot yang kecil pula. Sehingga dapat dikatakan bahwa panjang lengan merupakan pra kondisi yang menunjang dalam berbagai cabang olahraga termasuk pelaksanaan smash dalam permainan bola voli. Oleh karena dengan lengan yang panjang berarti memiliki lengan yang kuat dan hal ini sangat efetik mendukung keras dan curam nya pukulan smash dalam permainan bolavoli yang dilakukan. 3.
Daya ledak
Daya ledak biasa juga disebut dengan istilah power yang sangat dibutuhkan dalam berbagai cabang olahraga apalagi olahraga itu menuntut suatu aktivitas yang berat
15
dan cepat atau kegiatan itu harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin dengan beban berat. Untuk mampu melaksanakan aktivitas seperti itu diperlukan perpaduan antara kekuatan dan kecepatan otot yang dikerahkan secara bersama-sama dalam mengatasi tahanan beban dalam waktu yang relative singkat. Kekuatan tetap merupakan dasar (basis) untuk menentukan power. Sebelum latihan power, orang harus sudah memiliki suatu tingkat otot yang baik. Tenaga otot adalah kemampuan untuk melepaskan kekuatan otot secara maksimal dalam waktu yang sangat singkat”. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa tenaga eksplosif (daya ledak) lebih diperlukan dalam semua cabang olahraga termasuk pada cabang olahraga bolavoli khususnya pada pelaksanaan smash. Karena untuk menampilkan pola gerak olahraga eksplosi diperlukan unsure kekuatan otot maupun kecepatan yang dikombinasikan dalam suatu gerakan secara terpadu. Disamping itu, kekuatan sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan dan memegang peranan penting dalam aktivitas olahraga sebab itu daya ledak sangat dibutuhkan untuk kegiatan fisik sehari-hari yang memerlukan tenaga explosive seperti lompat, lari cepat, memukul, menendang, mengangkat, melempar dan lain-lain. Sehubungan dengan itu maka dapat dikatakan bahwa power merupakan kombinasi antara kekuatan dan kecepatan, sehingga dalam proses pengembangannya dilakukan dengan melatih unsur kekuatan dan kecepatan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa power sangat penting dalam setiap aktivitas cabang olahraga terutama yang mengharuskan atlet untuk menolak
16
dengan kaki, seperti : lompat dalam atletik, berlari dengan cepat (sprint), juga cabang olahraga yang mengharuskan atlet untuk mengerahkan tenaga secara meledak dalam waktu yang terbatas seperti melakukan smash dalam permainan bolavoli. Dalam permainan bola voli khususnya dalam melakukan smash, daya ledak tungkai memegang peranan penting. Kalau melihat gerak tingkah laku pada saat melakukan smash yaitu terlebih dahulu dengan awalan, diteruskan dengan lompatan diatas net, maka untuk dapat melakukan lompatan dengan cepat dan kuat untuk menggerakkan badan ke atas dalam melakukan smash pada bola maka tampak dengan jelas bahwa otot tungkai yang berperan utama untuk melakukan gerakan tersebut dengan baik. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa gerakan smash yang baik adalah gerakan yang didukung oleh daya ledak yang baik pula. Karena dengan daya ledak yang baik akan dapat menghasilkan dorongan yang kuat dalam menggerakkan badan ke atas mengarah ke sasaran sesuai dengan yang diinginkan sehingga dapat dicapai hasil smash yang baik. Smesh atau spike adalah gerakan memukul bola yang dilakukan dengan kuat dan keras serta jalannya bola cepat, tajam dan menukik serta sulit diterima lawan apabila pukulan itu dilakukan dengan cepat dan tepat (Aip Syarifuddin, 1997 : 58). Pada teknik smash inilah letak seninya permainan bola voli , apabila pemain hendak memenangkan pertandingan maka mau tidak mau mereka harus menguasai teknik smash. Pemain yang pandai melakukan smash atau dengan istilah smasher harus memiliki kelincahan, daya ledak, timing yang tepat dan mempunyai kemampuan memukul bola yang sempurna. Pemain bola voli akan dapat melakukan berbagai
17
variasi smash apabila pemain tersebut menguasai teknik dasar smash secara baik dan benar. Dengan membentuk serangan pukulan yang keras waktu bola berada di atas jaring, untuk dimasukkan ke daerah lawan. Untuk melakukan dengan baik perlu memperhatikan faktor-faktor berikut: awalan, tolakan, pukulan, dan pendaratan. Teknik smash Menurut Muhajir Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal (2006,23). Menurut pendapat M. Mariyanto mengemukakan bahwa : “ Smash adalah suatu pukulan yang kuat dimana tangan kontak dengan bola secara penuh pada bagian atas , sehingga jalannya bola terjal dengan kecepatan yang tinggi, apabila pukulan bola lebih tinggi berada di atas net , maka bola dapat dipukul tajam ke bawah .” (2006 : 128 ) Menurut Iwan Kristianto mengemukakan bahwa , Smash adalah pukulan keras yang biasanya mematikan karena bola sulit diterima atau dikembalikan . “ (2003 : 143 ) . Spike adalah merupakan bentuk serangan yang paling banyak digunakan untuk menyerang dalam upaya memperoleh nilai suatu tim dalam permainan voli . Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Teknik Smash atau spike adalah cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan untuk mencapai pukulan keras yang biasanya mematikan ke daerah lawan. Tes smash Menurut Sandika mengemukakan bahwa tes smash adalah tolok ukur untuk mengukur kemampuan smash.
18
2.1.5 Latihan power Otot Lengan Dari pendapat para ahli dapat dikatakan bahwa power adalah suatu komponen kondisi fisik yang harus dimiliki oleh setiap para atlet untuk dapat mempermudah mempelajari teknik-teknik dasar dan juga mencegah terjadinya cedera serta untuk mencapai perstasi maksimal atau untuk menerima beban sewaktu melakukan aktivitas. Power otot lengan merupakan salah satu faktor utama dalam melakukan suatu smesh pada cabang olahraga bola voli. Smash ini mempunyai sasaran yang mengarah pada bola, hal ini tentunya ditunjang dengan kondisi fisik yang prima agar dapat melakukan smash yang diharapkan. Ada beberapa alasan mengapa power merupakan faktor utama dalam meningkatkan kondisi fisik, seperti dikemukakan oleh Muhajir (2005:71) sebagai berikut : Power merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik. Power memegang peranan yang penting dalam melindungi atlet atau orang dari kemungkinan cedera. Dengan power atlet akan dapat berlari lebih cepat, melempar, atau memukul bola lebih jauh, dan lebih efesien, memukul bola lebih keras serta dapat membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa power otot dapat menunjang suatu terampilan teknik smash dalam cabang olahraga bola voli, karena power otot adalah salah satu faktor yang sangat dominan dalam melakukan smash. Hal ini tentunya tentunya dipengaruhi oleh rangsangan untuk serangan dengan ketepatan dan sasaran yang tepat seperti yang dikatakan bahwa power adalah kondisi fisik yang menyangkut masalah seorang atlet pada saat mempergunakan ototnya, menerima
19
beban atau rangsangan dalam melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan tertentu. Otot yang kuat dapat dikembangkan lagi agar lebih kuat melakukan aktivitas olahraga, dalam olahraga bola voli, power otot lengan sangat berperan penting untuk melakukan pukulan smash yang maksimal. Power atau disebut juga daya ledak merupakan salah satu komponen fisik yang harus dimiliki seorang atlet. Menurut Sajoto (1988 : 55) daya ledak atau power adalah “kemampuan melakukan gerakan eksplosif”. Dalam hal ini dapat dikemukakan bahwa, daya ledak atau power = kekuatan atau force kecepatan atau velocity seperti dalam tolak peluru, lompat tinggi dan gerakan lainnya yang bersifat eksplosive. Sajoto (1995 : 9)“power adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependekpendeknya” Ismaryati (2006 : 59) “power menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan eksplosif seta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dan secepat- cepatnya”. Hampir senada dengan Witarsa (2002 : 17) berpendapat bahwa; “power atau daya ledak adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang cepat, oleh karena itu power adalah tingkat kondisi fisik yang lebih tinggi dari pada kekuatan. Power merupakan kombinasi antara kekuatan dan kecepatan.
20
Power otot atau muscular power menurut Sajoto (1988 : 58) adalah; “kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usaha yang dikerahkan sependek- pendeknya”. Jadi power otot lengan adalah kemampuan otototot di daerah lengan untuk mengerahkan kekuatan maksimum dalam waktu yang sangat cepat dan maksimal. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa power otot lengan besar peranannya dalam penerapan teknik di dalam permainan tenis, karena dengan adanya power otot lengan tersebut petenis akan lebih merasa yakin akan dapat menghasilkan point dan bisa mengalahkan lawannya dan memenangi pertandingan. Dumblle Press merupakan salah satu latihan beban yang menggunakan berat dumblle. Latihan ini bertujuan untuk melatih otot- otot lengan. Otot lengan yang dilatih memakai metode latihan beban. Diantaranya metode latihan beban adalah latihan dumblle. Otot yang terlatih dengan latihan dumblle press : -
Deltoid, middle, dan anterior
-
Trisep
-
Petrocalis mayor
-
Upper trapezius
Sajoto (1988 : 128) mengemukakan cara pelaksanaan latihan dumblle press adalah : “latihan ini dapat dilakukan dengan posisi berdiri atau duduk, lakukan gerakan angkat dumblle yang dipegang dengan posisi telapak tangan kedepan secara bergantian”.
21
Seperti yang telah dijelaskan bahwa apabila atlet ingin teknik pukulannya tidak bisa dikembalikan lawan dan mendapatkan point, maka power dari otot lengan si atlet harus baik. Karena apabila atlet memiliki power otot lengan yang baik akan mudah mendapatkan point dari lawannya dalam pertandingan. Untuk itu peneliti mencoba untuk menerapkan latihan dumblle press dalam upaya peningkatan power otot lengan atlet tersebut. Dari bentuk latihan ini diharapkan dapat meningkatkan power otot lengan atlet. Push-up juga merupakan salah satu latihan untuk meningkatkan power otot- otot lengan Chu (1996 : 88) mengemukakan cara pelaksanaan latihan push-up adalah : “latihan ini dilakukan dengan posisi psh-up (telungkup), lengan dipanjangkan, tangan bertepuk pada waktu berada di atas, dan kembali pada posisi awal” Seperti yang telah dijelaskan bahwa apabila atlet ingin teknik pukulannya tidak bisa dikembalikan lawan dan mendapatkan point, maka power dari otot lengan atlet harus baik. Karena apabila atlet memiliki power otot lengan yang baik akan mudah mendapatkan point dari lawannya dalam pertandingan. Untuk itu peneliti mencoba untuk menerapkan latihan push-up dalam upaya peningkatan power otot lengan atlet tersebut. Dari bentuk latihan ini diharapkan dapat meningkatkan power otot lengan atlet.
22
2.2 Karangka Berfikir Berdasarkan tinjauan teoritis sebelumnya, maka peneliti berasumsi bahwa power otot lengan ternyata memberikan pengaruh dalam melakukan pukulan smash dalam permainan bola voli. Namun demikian untuk mencapai suatu prestasi yang maksimal bukanlah hal yang dapat dicapai dengan melakukan program latihan – latihan secara sensitif yang menggunakan pendekatan ilmiah dan prinsif – prinsif pendidikan secara teratur dan direncanakan. Keberhasilan dalam suatu pelatihan akan dapat diperoleh apabila atlet benar – benar mengerti dan memahami apa dan bagaimana tujuan dari suatu pelatihan. Misalnya pelatihan kekuatan power otot lengan dapat menunjang suatu keterampilan teknik dasar smash dalam cabang olahraga bola voli. Latihan power otot lengan memilik fungsi yang sangat besar bagi olahragawan, untuk itu agar dapat tercapai tujuan pukulan smash tersebut maka atlet diharuskan menguasai teknik – teknik dasar dengan ditunjang kondisi fisik yang prima. Berdasarkan uraian diatas maka penulis berfikir bahwa seorang atlet khususnya bola voli dalam melakukan pukulan smash harus mempunyai gerakan yang kompleks atau suatu gerakan yang serempak dan tidak putus – putus disertai tenaga yang kuat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
23
2.3 Hipotesis Latihan Berdasarkan landasan teori, kerangka berfikir yang dikemukakan diatas, maka dapat diformulasikan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : terdapat pengaruh yang berarti dari latihan power otot lengan terhadap kemampuan melakukan smash dalam permainan bola voli.
24