BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kewirausahaan 2.1.1
Pengertian Kewirausahaan Peter F. Drucker (Kasmir, 2011:20). mengatakan bahwa kewirausahaan
adalah kemapuan dalam menciptakan sesuatu yang berbeda dan baru. Menurut Kasmir kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreatifitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya (Kasmir, 2011:21). Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan waktu dan kegiatan yang disertai dengan modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan atau kebebasan pribadi (Eman Suherman, 2009:16) Berdasarkan pengertian
yang telah dijelaskan maka pengertian
kewirusahaan dalam penelitian ini adalah suatu kemampuan kreatif dan inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru disertai dengan modal dan resiko dan mencari peluang agar dapat memperoleh pendapatan atau keuntungan. 2.1.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kewirausahaan Menurut
Kasmir
kewirausahaan yaitu:
(2011:38)
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
1. Faktor keluarga pengusaha Pengusaha yang memulai usaha karena keluaraga cukup banyak ditemui artinya, seseorang memulai usaha karena keluarga ereka sudah memiliki usaha sebelumnya. 2. Sengaja terjun menjadi pengusaha Seseorang dengan sengaja mendirikan usaha biasanya belajar dari kesuksesan orang lain dan engikuti contoh dari pengusaha yang ada, dengan mencari modal atau bermitra dengan orang lain. 3. Kerja sampingan Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang mencoba menjual atau memproduksi sesuatu dengan skala kecil untuk mengisi waktu luang. 4. Coba-coba Usaha ini dilakukan ketika belum memiliki pengalaman, mereka kesulitan mencari pekerjaan dan terkena PHK. Naun tidak sedikit usaha yang dilakukan dengan coba-coba meperoleh kesuksesan 5. Terpaksa Faktor usaha karena terpaksa memang jarang terjadi, namun ada beberapa wirausahawan yang berhasil karena keterpaksaan. Mereka biasanya
membuka usaha karena kehilangan pekerjaan atau
menganggur. Menurut
M.
Hamdani
(2010:29)
mempengaruhi dalam kewirausahaan, yaitu:
tedapat
faktor-faktor
yang
1. Situasi pasar (lokasi bisnis) Lokasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam membuka usaha. Lakukan analisis kebutuhan disuatu tempat atau area agar dapat menetukan usaha apa yang ingin dibuka. Ada usaha yang cocok dibuka di suatu tempat tetapi tidak cocok ditepat lainya. 2. Modal Ini yang harus disiapkan dalam berwirausaha. Modal awal dapat berasal dari gaji yang disisihkan, atau suber lain misalnya dari keluarga, pinjaman bank dan sebagainya. 3. Strategi bisnis dan promosi Jika modal telah disiapkan dan lokasi telah didapat, maka selanjutnya pelajari strategi bisnisnya supaya bisnis tersebut dapat berkembang dan maju. 2.1.3 Pengertian Wirausaha Peter F. Drucker mengatakan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang berbeda dan baru (Kasmir, 2011:20). Menurut Kasmir (2011:19) wirausaha adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagaikesempatan. Menurut Zimmerer kewirausahaan adalah proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (M. Hamdani, 2010:46).
Wirausaha
adalah
seseorang
atau
sekelompok
orang
yang
mengorganisasikan faktor-faktor produksi, sumber daya alam, tenaga, modal, dan keahlian untuk tujuan memproduksi barang dan jasa (Suryana:2006) Dalam berwirausaha terdapat tiga unsur yang harus dimiiki seorang wirausaha sering juga disebut 3K yaitu: 1. Kemauan 2. Kesempatan 3. Kemampuan Dalam peneitian ini pengertian wirausaha adalah orang yang berani mengambil resiko, mampu meciptakan sesuatu yang baru dan bisa mencari peluang dalam membuka dan mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. 2.1.4 Faktor-faktor dalam wirausaha Menurut M. Hamdani (2010:29) tedapat faktor-faktor yang perlu diperhatikan dala berwirausaha yaitu: 1.
Situasi pasar (lokasi bisnis) Lokasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam membuka usaha. Lakukan analisis kebutuhan disuatu tempat atau area agar dapat menetukan usaha apa yang ingin dibuka. Ada usaha yang cocok dibuka di suatu tempat tetapi tidak cocok ditepat lainya.
2.
Modal Ini yang harus disiapkan dalam berwirausaha. Modal awal dapat berasal dari gaji yang disisihkan, atau suber lain misalnya dari keluarga, pinjaman bank dan sebagainya.
3.
Strategi bisnis dan promosi Jika modal telah disiapkan dan lokasi telah didapat, maka selanjutnya pelajari strategi bisnisnya supaya bisnis tersebut dapat berkembang dan maju.
4.
Keberanian mengabil resiko Didalam dunia wirausaha, risiko kerugian dapat terjadi tetapi dapat diatasi dengan kehati-hatian dalam mengambil keputusan, kejelian, inovasi produk, dan kreativitas dala pemasaran.
5.
Menjalin jaringan bisnis.
6.
Matangkan sikap mental Sikap mental merupakan prasyarat utaa untuk menadi pengusaha sukses. Sikap mental yang dimaksud adalah tidak banyak berharap, enghilangkan rasa takut dan mengubah pola pikir.
2.2 Motivasi Berwirausaha 2.2.1
Motivasi Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan
berwirausaha. Motivasi berasal dari kata “motif”, yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhannya. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak psikis dari dalam, dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Menurut Ngalim Purwanto (2002:73) motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan maka pengertian motivasi dalam penelitian ini adalah dorongan dari dalam diri yang mendorong tingkah laku seseorang untuk melakukan kegiatan berwirausaha agar tercapai suatu tujuan yang akan dicapai. 2.2.2
Fungsi Motivasi
Tingkah laku atau kegiatan individu bukanlah kegiatan begitu saja terjadi, tetapi ada faktor yang mendorong yang disebut motivasi. Menurut Ngalim Purwanto ( 2007 : 70-71) fungsi motivasi meliputi : 1) Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak 2) Menentukan arah kegiatan 3) Menyeleksi perbuatan Menurut Tatik Widiyanti (2005; 13) ada tiga fungsi motivasi, antara lain: 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. 2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut 2.2.3
Ciri-Ciri Motivasi
Menurut Sadirman AM (2004 ,Enny Hartatik, 2008 : 21), motivasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Tekun menghadapi tugas. b. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin. c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah. d.
Lebih senang bekerja mandiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin atau kurang kreatif. 2.2.4
Macam Motivasi Menurut WS. Winkel (Enny Hartatik, 2008 : 21) terdapat dua macam
motivasi yaitu: 1. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul karena tidak perlu adanya rangsangan dari luar. 2. Motivasi ekdtrinsik adalah motivasi yang muncul karena adanya dorongan dari luar.
2.2.5
Teori Motivasi Mc. Clallend mengemukakan teori tentang motivasi yaitu teori
kebutuhan berprestai bahwa ada 3 hal yang melatar belakangi motivasi seseorang. (martinis Yamin, 2001:226)
1.
The need for achievement Yaitu kebutuhan seseorang untuk memiliki pencapaian signifikan, menguasai berbagai keahlian atau memiliki standar tinggi. Orang yang memiliki need for achievement tinggi biasanya selalu ingin menghadapi tantangan baru untuk mencapai tingkat kebebasan tinggi. Imbalan yang diperoleh berupa pengakuan dimasyarakat akan kesuksesan yang dicapai, sehingga menimbulkan perasaan positifdari orang tersebut untuk selalu berusaha menghadapi tantangan.
2.
The need for authority and power Yaitu kebutuhan akan kekuasaan dimana kebutuhan tersebut didasari pada keinginan seseorang untuk mengatur dan memimpin orang lain. Terdapat dua need for authority and power yaitu pertama kekuasaan pribadi dan kedua kekuasaan sosial, kekuasaan social adalah kekuasaan yang yang digunakan untuk hal yang berkaitan dengan kepentingan sosial.
3.
The need for affiliation Yaitu kebutuhan yang didasari oleh keinginan yang didasari oleh keinginan untuk mendapatkan atau menjalankan hubungan yang baik dengan orang lain dan merasa ingin disukai dan diterima oleh sesamanya. Mc. Clelland mengatakan bahwa kebutuhan yang kuat pada afiliasi akan mempengaruhi obyektifitas seseorang. Sebab jika ia ingin merasa disukai, maka akan melakukan apapun agar orang lain suka akan kebutuhannya.
2.3 Dukungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha 2.3.1
Keluarga
Menurut Alex Sobur (2003:248-249) Keluarga merupakan kelompok sosial pertama-tama dalam kehidupan manusia tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya.
(http://www.pustakaskripsi.com/pengaruh-konsep-diri-
prestasi-belajar-mata-diklat-kewirausahaan-terhadap-minat-berwirausahasiswa-kelas-3-smk.html) Menurut Slameto (2003:60-64) Lingkungan keluarga, merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha. Adapun faktor-faktor yang terkandung dalam keluarga menurut pendapat para ahli adalah sebagai berikut : a. Cara orang tua mendidik b. Relasi antar keluarga c. Suasana rumah d. Keadaan ekonomi keluarga e. Pengertian keluarga Dalam peneitian ini pengertian keluarga adalah kelompok sosial pertama dalam kehidupan seseorang tempat dimana ia belajar dan mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan sesuatu. 2.3.2
Pengertian Dukungan Keluarga Dukungan keluarga didefinisikan oleh Gottlieb dalam Zaenuddin
(2002), yaitu informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata
atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subyek didalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan sosial, secara emosional merasa lega karena diperhatikan, Cabb dalam Zaenuddin (2002), mendefinisikan dukungan keluarga sebagai adanya kenyamanan, perhatian, penghargaan atau menolong orang dengan sikap menerima kondisinya, dukungan keluarga tersebut diperoleh dari individu maupun kelompok. Dalam penelitian ini mendenisikan bahwa dukungan keluarga terhadap minat berwirausaha Dorongan berbentuk motivasi, pengarahan, dan dukungan yang nyata berbentuk materi atau permodalan yang tinggi untuk berwirausaha dari pihak keluarga merupakan modal awal untuk siswa menjadi wirausaha. 2.3.3
Bentuk Dukungan Keluarga Menurut Kuncoro (2002), bentuk dukungan keluarga terdiri dari
empat macam dukungan yaitu: 1. Dukungan penghargaan (Appraisal Support) Merupakan suatu dukungan sosial yang berasal dari keluarga atau lembaga atau instansi terkait dimana pernah berjasa atas kemampuannya dan keahliannya maka mendapatkan suatu perhatian yang khusus. 2. Dukungan materi (Tangible Assistance) Adalah dapat berupa servis (pelayanan), bantuan keuangan dan pemberian barang-barang. Pemberian
dukungan materi dapat dicontohkan dalam sebuah keluarga atau persahabatan. 3. Dukungan informasi (Information Support) Merupakan dukungan yang berupa pemberian informasi, saran dan umpan balik tentang bagaimana seseorang untuk mengenal dan mengatasi masalahnya dengan lebih mudah. 4. Dukungan emosional (Emosional Support) Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.merupakan dukungan emosional yang mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan misalnya penegasan, reward, pujian, dan sebagainya. 2.4 Minat Berwirausaha 2.4.1
Pengertian Minat Berwirausaha Menurut Crow & Crow dalam H.Djaali (2008:121), mengatakan minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. (http://eprints.uny.ac.id/8644/3/bab%202%20-%2007104244013.pdf) Crow & Crow dalam Yuwono dkk (2008) menyebutkan ada tiga aspek minat pada diri seseorang, yaitu: a. Dorongan dari dalam untuk memenuhi kebutuhan diri sebagai sumber penggerak untuk melakukan sesuatu.
b. Kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang akan menentukan posisi individu dalam lingkungannya. c.
Perasaan individu terhadap suatu pekerjaan yang dilakukannya.
Gurbuz dan Aykol mengemukakan bahwa minat berwirausaha adalah kerelaan seseorang untuk melakukan kegiatan kewirausahaan, atau dengan kata lain menjadi pekerja mandiri. Selanjutnya minat berwirausaha juga dapat digambarkan sebagai penilaian seseorang mengenai kemungkinan untuk memiliki bisnis sendiri (Christina:2011). Dalam peneitian ini pengertian minat berwirausaha adalah dorongan atau keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu dalam hal ini melakukan kegiatan berwirausaha. 2.5 Sumber Daya Manusia Menurut Nawawi (2001) Sumber daya manusia
adalah manusia yang
bekerja dilingkungan suatu organisasi disebut juga personil,tenaga kerja, pekerja atau karyawan.(http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/1pengertiansdm.pd f) Dalam penelitian ini Sumber daya manusia adalah manusia yang memiliki kemampuan untuk bekerja dalam suatu organisasi 2.6 Kerangka Dasar Penelitian Dalam kerangka dasar penelitian akan diuraikan variabel-variabel yang digunakan, definisi operasional, skala pengukuran dan model hipotetis. Penelitan terdapat tiga variabel yang akan diteliti, yaitu dua variabel bebas dan satu variabel
terikat. Variabel bebas yang akan dikaji adalah motivasi siswa untuk berwirausaha diberi notasi (X1), dan dukungan keluarga diberi notasi (X2). Variabel bebas atau variabel independen yang diberi notasi (X) menurut Sugiyono (2008:61) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan perubahanya atau timbunya variabel dependen. Variabel dependen atau variable terikat (Y) menurut Sugiyono (2008:61) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat minat berwirausaha siswa diberi notasi (Y) dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah minat berwirausaha.. 2.6.1 Definisi operasional Definisi operasional digunakan untuk menjelaskan variabel yang diteliti agar dapat diamati. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Motivasi Siswa berwirausaha (X1) Motivasi siswa adalah dorongan dari dalam diri yang mendorong tingkah laku siswa untuk melakukan kegiatan berwirausaha dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu: Tinggi
: Motivasi siswa berwirausaha tinggi bila dorongan dari dalam diri siswa yang mendorong minat untuk menjadi wirausaha tinggi dan diberi skor 3.
Sedang
Motivasi siswa berwirausaha dikatakan sedang bila dorongan dari dalam diri yang mendorong minat
siswa untuk menjadi wirausaha sedang dan diberi skor 2. Rendah
: Motivasi siswa berwirausaha dikatakan rendah bila tidak ada dorongan dari dalam diri siswa yang mendorong minat siswa minat siswa untuk menjadi seorang wirausaha dan diberi skor 1.
b. Dukungan keluarga (X2) Dukungan
keluarga
adalah
Dorongan
berbentuk
motivasi,
pengarahan, dan dukungan yang nyata berbentuk materi atau permodalan yang tinggi untuk berwirausaha dari pihak keluarga merupakan modal awal untuk siswa menjadi wirausaha. Dukungan keluarga terhadap minat berwirausaha Siswa
dapat dikategorikan
menjadi 3 yaitu:.
Tinggi
: Bila orang tua selalu memberikan dukungan, motivasi, pengarahan dan dukungan permodalan yang tinggi kepada siswa untuk berwirausaha, dan diberi skor 3.
Sedang
: Bila orang tua kadang-kadang memberikan dukungan, motivasi, pengarahan dan memberikan dukungan permodalan yang cukup kepada siswa untuk berwirausaha dan diberi skor 2.
Rendah
: Bila orang tua tidak memberikan dukungan, motivasi, dukungan
pengarahan permodalan
dan
tidak
kepada
memberikan siswa
untuk
berwirausaha, dan diberi skor 1. Skala pengukuran variabel-variabel motivasi siswa dan dukungan keluarga terhadap minat berwirausaha menggunakan skala pengukuran ordinal. Menurut Riduwan (2003:34)
skala ordinal adalah skala yang
didasarkan pada ranking yang diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya. c. Minat berwirausaha (Y) Minat berwirausaha adalah dorongan atau keinginan pada siswa SMK Kristen Salatiga untuk melakukan kegiatan berwirausaha. dalam penelitian ini minat berwirausaha pada siswa akan tinggi bila motivasi dari siswa untuk berwirausaha dan dukungan dari keluarga tinggi, atau sebaliknya minat berwirausaha pada siswa rendah terjadi bila motivasi siswa untuk berwirausaha rendah atau siswa tidak ingin menjadi wirausaha dan dukungan dari keluarga siswa juga rendah. Minat berwirausaha pada siswa tidak akan tercipta tanpa adanya motivasi dan dukungan dari faktor intern atau siswa itu sendiri dan faktor ekstern yang paling utama adalah keluarga. Karena yang paling utama dalam berwirausaha adalah adanya kemauan, kemauan itu hanya dapat tercipta dari dalam diri siswa dan peran orang tua adalah meberikan pengarahan dan dukungan kepada siswa agar siswa berminat
menjandi seorang wirausaha. Sehingga minat berwirausaha dapat dikatakan tinggi, sedang atau rendah dengan menggunakan pengukuran sebagai berikut: Tinggi : Jika Motivasi Siswa Tinggi dan Dukungan Keluarga Tinggi, dengan persentase sebesar 100%. Sedang : Jika Motivasi Siswa Sedang dan Dukungan Keluarga Sedang, dengan persentase sebesar 66,66%. Rendah : Jika Motivasi Siswa Rendah dan Dukungan Keluarga Rendah, dengan persentase sebesar 33,33%. Dengan perhitungan sebagai berikut: Tinggi
:
Sedang
:
Rendah
:
Berdasarkan pemikiran tersebut faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha pada siswa dapat ditujukan dalam model hipotetis sebagai berikut:
Motivasi siswa (X1) Minat Berwirausaha (Y) Dukungan keluarga (X2)
Gambar 1. Model kerangka penelitian hubungan motivasi siswa dan dukungan keluarga terhadap minat berwirausaha
Keterangan : X1
= Variabel Bebas, dalam penelitian ini adalah Motivasi Siswa.
X2
= Variabel Bebas, dalam penelitian ini adalah Dukungan Keluarga.
Y
= Variabel Terikat, dalam penelitian ini adalah Minat Berwirausaha (Y) = Hubungan asosiatif
Berdasarkan model hipotesis tersebut hubungan variabel independen yang diberi notasi (X) dan variabel dependen yang diberi notasi (Y) menggunakan
model hubungan asosiatif atau kovariasional. Menurut
W.Gulö (2010:66) model ini terdapat diantara dua variabel yang sama-sama ordinal, atau sama-sama interval, atau sama-sama ratio, atau salah satu adalah ordinal dan interval. Hubungan asosiatif artinya berubah bersama, jika variabel X berubah naik maka variabel Y juga naik. Hubungan asosiatif ini bukanlah hubungan sebab akibat tetapi hanya menunjukan bahwa keduanya sama-sama berubah. Tabel 2.1 Tabel Skala pengukuran No.
Variabel
Skala Pengukuran Nominal
Ordinal
2.
Motivasi siswa untuk berwirausaha Dukungan keluarga
3.
Minat Berwirausah
1.
Interval
Rasio
2.7 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2008: 96). Mengenai rumusan hipotesis tentang hubungan motivasi siswa dan dukungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada siswa SMK Kristen Salatiga, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis kerja 1 Minat berwirausaha siswa SMK Kristen Salatiga adalah sedang atau sebesar 66,66%. Artinya motivasi berwirausaha dan dukungan dari keluarga sedang, sehingga minat berwirausaha Siswa SMK Kristen Salatiga juga sedang. Hipotesis Statistik H0 = 0,66 H1
0,66
Hipotesis kerja 2: Terdapat hubungan positif antara motivasi siswa berwirausaha terhadap minat berwirausaha pada Siswa SMK Kristen Salatiga, artinya makin tinggi motivasi siswa berwirausaha semakin tinggi. Hipotesis Statistik H0 : ρx.1.y = 0 H1 : ρx.1.y > 0
maka minat berwirausaha siswa
Hipotesis 3 : Terdapat hubungan positif antara dukungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada Siswa SMK Kristen Salatiga, artinya makin tingginya dukungan keluarga maka minat siswa berwirausaha semakin tinggi. Hipotesis Statistik H0 : ρx.2.y = 0 H1 : ρx.2.y > 0 2.8 Hasil Penilitian yang Relevan Penelitan yang relevan adalah penelitian untuk referensi bahwa hasil dari penelitian tersebut dapat diketahui hasilnya dan hubungan positif yang dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Seperti halnya pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Sumarni pada tahun 2006. Judul
: Pengaruh Konsep Diri, Prestasi Belajar dan Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa SMK Negeri 2 Semarang.
Masalah
:Terdapat siswa lulusan SMK yang bekerja tidak sesuai bidangnya, namun tidak menjadi wirausaha padahal di SMK terdapat mata pelajaran kewirausahaan
Hasil penelitian
:Hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil diketahui
bahwa konsep diri dan lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha, namun tidak prestasi belajar mata diklat
kewirausahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
minat
berwirausaha pada siswa kelas III SMK Negeri 2 Semarang. Besarnya pengaruh konsep diri terhadap minat berwirausaha
sebesar 29,7%, sedangkan pengaruh lingkungan keluarga sebesar 30,9%. Secara simultan ada pengaruh konsep diri, prestasi belajar kewirausahaan dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha yaitu sebesar 25,4%. Kesimpulan
: Menunjukan bahwa konsep diri dan lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha, namun tidak prestasi belajar mata diklat kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas III SMK Negeri 2 Semarang.