BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Penelitian yang berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Beberapa poin penting dari hasil penelitian sebelumnya dapan dijadikan dasar dalam penelitian ini. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu: 1. Raghilia Amanah, Devi Farah dan Dwi Atmanto (2014) melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh rasio likuiditas dan rasio profitabilitas terhadap harga saham (studi pada perusahaan indeks LQ45 periode 2008-2012). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh signifikan rasio likuiditas
dan rasio
profitabilitas terhadap harga saham. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan mengunakan populasi seluruh perusahaan yang termasuk dalam kategori Indeks LQ45 tahun 2008-2012. Teknik pengambilan sampel yang digunkana adalah purposive sampling yang menghasilkan 21 perusahaan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan hasil bahwa secara simultan variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Secara parsial variabel current ratio dan ROA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham penutupan, variabel quick ratio menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham penutupan dan hasil analisis pada
variabel ROE menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham. 2. Penelitian serupa juga telah dilakukan oleh Dyah Ayu Wijayanti pada tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufactur Sub-Sector Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio profitabilitas terhadap harga saham pada industri manufactur sub-sector makanan dan minuman. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan perusahaan manufactur yang go publik di Indonesia periode 2009-20011. Teknik pengambilan sampel yang digunakana adalah puposive sampling yang mengahasilkan 11 perusahaan yang terdaftar di Bursa Effek Indonesia. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel NPM, EPS, ROA, dan ROE memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Dan sebagian membuktikan bahwa ROE memiliki effek negatif yang signifikan terhadap harga saham. 3. Hal serupa juga dilakukan oleh Lestari dan Sabrina (2014) dengan judul “analisis pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh rasio profitabilitas yang meliputi ROA, ROE, OPM dan NPM secara parsial dan simultan terhadap harga saham perusahaan perbankan. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham sebagai variabel
dependen, sedangakan variabel independennya adalah ROA, ROE, OPM, NPM serta PBV dan SIZE sebagai variabel kontrol. Sampel yang digunakan adalah 21 perusahaan dari 32 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2012 sehingga total data yang diolah adalah 105 sampel. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan terlebih dahulu melalui uji asumsi klasik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial hanya rasio OPM, PBV dan SIZE yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan secara simultan rasio ROA, ROE, OPM, NPM, PBV dan SIZE berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 4. Penelitian yang dilakukan Ani Fazilah pada tahun 2017 dengan judul “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh PBV (price to book Value), DER (debt to equity ratio), PER (price earning ratio) dan NPM (net profit margin). Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham sebagai variabel dependent dan PBV, DER, PER dan NPM sebagai variabel independent. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tercantum dalam BEI dengan periode 2003-2014. Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah metode purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial variabel PBV mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, DER mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga
saham, PER mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham dan NPM mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham. 5. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Tri Utami pada tahun 2017 yang berjudul “pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan property dan real estate periode 2012-2015 di BEI”. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham sebagai variabel dependen, sedangkan variabel independennya adalah ROA, ROE, NPM, EPS. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh variabel ROA, ROE, NPM dan EPS secara simultan dan parsial terhadap harga saham perusahaan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 14 perusahaan property dan real estate yang tercatat di BEI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ROA, ROE, NPM dan EPS berpengaruh secara simultan terhadap harga saham, sedangkan secara parsial variabel NPM, EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan variabel ROA, ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
B. Landasan Teori 1. SAHAM Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Menurut Irham Fahmi (2011) saham adalah:
a. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan b. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan di ikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya c. Persediaan yang siap untuk dijual. Sedangkan menurut Wijayanti (2013) saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham juga merupakan pemilik sebagian dari perusahaan itu. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas itu adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut, dalam investasi saham yang diterima bukanlah slip melainkan saham. Menurut Utami, (2017:12) Wujud saham yang berupa selembar kertas dan menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan, berdasarkan hak tagihnya terbagi atas dua jenis, yaitu: a. Saham biasa (common stock) Saham biasa merupakan saham yang tidak mencantumkan nama pemilik dan kepemilikanya tidak melekat pada pemegang sertifikat tersebut, selain itu saham tidak mempunyai jatuh tempo tetapi sebagai pemilik selama perusahaan berdiri. Pada saham biasa, besarnya deviden tidak pasti dan tidak tetap jumlahnya. Perusahaan pun wajib memberikan deviden setiap tahun meskipun pada tahun
tersebut perusahaan memperoleh laba. Hal ini menyebabkan penilaian saham jauh biasa lebih sulit dari pada penilaian obligasi atau saham preferen. b. Saham preferen (preferrend stock) Saham preferen adalah suatu sekuritas hibrida atau campuran antara karakteristik saham biasa dan obligasi. Sama dengan saham biasa karena sama-sama tidak memiliki jatuh tempo, maka annuity tersebut memiliki periode sampai tak terhingga atau merupakan suatu perpetuity, dan saham preferen sama dengan obligasi dalam jumlah deviden terbatas. Nilai atau harga saham preferen merupakan present value dari seluruh deviden yang diterima.
2. Harga saham Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan.
Keberhasilan
dalam
menghasilkan
keuntungan
akan
memberikan kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaaan. Menurut Jogiyanto (2008: hlm. 143 dalam Danies dan prabndaru 2012) harga saham merupakan harga yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu dan harga saham tersebut ditentukan oleh pelaku pasar, tinggi rendahnya harga saham ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham tersebut dipasar modal. Harga saham juga dapat diartikan sebagai harga
yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatar belakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan, untuk itu investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan saham tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham. (www.landasanteori.com)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu. Fluktuasi harga saham tersebut akan ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah permintaan, maka pada umumnya kurs harga saham akan turun. Sebaliknya jika jumlah permintaan lebih besar dari jumlah penawaran terhadap suatu efek maka harga saham cenderung akan naik. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. Menurut Alwi (2008:87) faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham itu dapat berasal dari : 1. Faktor Internal: a. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamaan produk dan laporan penjualan. b. Pengumuman pendanaan (financing announcements) seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.
c. Pengumuman badan direksi manajemen (management board of
director
announcements)
seperti
perubahan
dan
pergantian direktur, manajemen dan struktur organisasi. d. Pengumuman pengambilan diversifikasi seperti laporan marger,
investasi
ekuitas,
laporan
take
over
oleh
pengakuisian dan diakuisisi. e. Pengumuman investasi (investment announcement) seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya. f. Pengumuman ketenaga kerjaan (labour announcement) seperti negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya. g. Pengumuman
laporan
keuangan
perusahaan
seperti
peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, Earning Per Share (EPS), Deviden Per Share (DPS), Price Earning Ratio (PER), Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA) dan lain-lain 2. Faktor Eksternal: a. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah
b. Pengumuman hukum (legal announcements) seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya. c. Pengumuman
industri
sekuritas
(securities
annaouncements) seperti laporan pertemuan tahunan, insider tranding,
volume
atau
harga
saham
perdagangan,
pembatasan/penundaan tranding. d. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara e. Berbagai isu baik dari dalam negeri maupun luar negeri Menurut Agus Sartono (2001 : 9) dalam Wijayanti (2013), harga saham terbentuk di pasar modal dan ditentukan oleh beberapa faktor seperti lembar saham atau earning per share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning ratio, tingkat bunga bebas resiko yang diukur dengan tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan. Sedangkan menurut Weston dan Brigham (2001:26) faktorfaktor yang mempengaruhi harga saham antara lain: a. Laba perlembar saham (Earning Per Share/EPS) b. Tingkat bunga c. Jumlah laba yang di dapat perusahaan d. Tingkat resiko dan pengembalian e. Jumlah kas deviden yang diberikan
Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa harga saham akan terbentuk dari adanya transaksi yang terjadi di pasar modal yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor. 4. Analisis Rasio Keuangan Rasio adalah alat yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain (Munawir, (2000:54) dalam Wijayanti (2013). Analisis rasio adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan rugi/laba, laporan aliran kas). Rasio merupakan gambaran suatu hubungan atau perimbangan (mathematical ralationship) antara satu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penelitiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang dimasa yang akan datang. Ahmad Sunarto (2001:114) membagi 5 jenis analisis rasio yang digunakan dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan yaitu: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar (Market Ratios) untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
berkepentingan
sebelum
pengambilan
keputusan
terhadap
suatu
perusahaan. Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis persaham.
C. Profitabilitas 1. Pengertian Profitabilitas Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasionalnya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan) (Brigham dan Houston, 2001:197). Laba
perusahaan
selain
merupakan
indikator
kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Analisis laba perusahaan menjadi perhatian penting kepada para pemegang saham karena mereka memperoleh pendapatan dalam bentuk deviden. Meningkatnya laba perusahaan dapat menyebabkan kenaikan harga saham yang menjadi keuntungan bagi perusahaan. Rasio Profitabilitas tidak hanya digunakan untuk mengevaluasi kinerja
keuangan
perusahaan,
tetapi
juga
menjadi
alat
untuk
membandingkan kinerja satu perusahaan dengan perusahaan lainnya (Syah, 2013 dalam Letari & Sabrina, 2014). Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yang dikenal juga dengan nama
rasio rentabilitas. Menurut Sutrisno (2009:16) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal bekerja didalamnya. Sedangkan menurut Sartono (2010:122) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur tingkat efektifitas pengelolaan (manajemen) perusahaan yang ditunjukkan oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini untuk menunjukkan efisiensi perusahaan.
2. Jenis-jenis rasio profitabilitas Terdapat berbagai jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Masing-masing jenis rasio profitabilitas digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapa periode. Adapun jenis-jenis rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Retun On Equity (ROE) ROE merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:64). Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan (Sudana,
2011:22). Menurut Mouljadi, (2006:74) dalam Amanah, Atmanto & Azizah (2014) formula ROE adalah sebagai berikut: ROE =
Earning After Tax
x 100%
Equity
b. Earning Per Share (EPS) Earning Per Share (EPS) yang tinggi merupakan daya tarik bagi investor. Semakin tinggi EPS, maka kemampuan perusahaan untuk memberikan pendapatan kepada pemegang sahamnya semakin tinggi. Earning Per Share (EPS) menggambarkan jumlah laba yang diperoleh setiap lembar saham pada periode tertentu. Menurut Eduardus Tandelilin (2010 : 373) Earning Per Share (EPS) adalah laba besih yang siap dibagikan kepada pemegang saham dibagi dengan jumlah lembar saham perusahaan. EPS
= Laba bersih / Jumlah saham (Ali Arifin, 2007:87 dalam tri utami, 2017:22)
D. Kerangka Penelitian Berdasarkan uraian diatas kerangka yang menjadi dasar penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Return On Equity (ROE) X1
Harga Saham (Y) Earning Per Share (EPS) X2
E. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang disajikan dalam bentuk pernyataan. Berdasarkan perumusan masalah, landasan teori, penelitian terdahulu dan kerangka pikiran yang telah diuraikan diatas maka peneliti dapat merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: H1 :
Terdapat pengaruh signifikan secara parsial variabel ROE (Return On Equity), EPS (Earning Per Share) terhadap harga saham.
H2 :
Terdapat pengaruh signifikan secara simultan variabel ROE (Return On Equity), EPS (Earning Per Share) terhadap harga saham.