16
BAB II LANDASAN KONSEP A. Energi Fosil Kebutuhan akan energi tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia baik dari zaman pra sejarah sampai pada masyrakat modern saat ini. Peningkatan jumlah penduduk dari tahun-ketahun turut memicu peningkatan kebutuhan energi. Sedangakan sekarang ini kebutuhan sebagian besar energi di cukupi dari konversi sumber energi fosil misalnya energi untuk pembangkit listrik, kebutuhan rumah tangga, industri dan alat-alat transportasi. Dalam Kehidupan manusia di era modern ini, kita tak bisa lepas dari energi fosil. Dari bangun tidur kita tak bisa lepas dari penggunaan energi fosil, mulai dari memasak sarapan, membuat teh atau kopi, lalu berangkat kerja kita menggunakan kendaraan baik pribadi maupun kendaraan umum, kita senantiasa bersinggungan dengan penggunaan energi fosil, sampai saat kita mau tidur ketika kita mematikan lampu kamar. Bahan bakar fosil adalah bahan bakar yang terbentuk dari jasad renik mahluk hidup yang mati pada jutaan tahun lalu. Bahan bakar fosil terbentuk dari proses alam seperti dekomposisi anaerobik dari sisa-sisa organisme termasuk fitoplankton dan zooplankton yang mengendap ke bagian bawah laut (atau danau) dalam jumlah besar, selama jutaan tahun. Sebagian besar bahan bakar fosil kita terbentuk dari jasad renik tumbuhan, binatang, dan alga yang hidup pada Periode Karbon (Carboniferous Period), sekitar 300 juta tahun tahun yang lalu (100 juta tahun lebih tua dari periode Dinosaurus). 300 juta tahun yang lalu itu adalah masa
17
ketika terdapat banyak rawa besar dan dangkal di permukaan bumi. Keberadaan rawa amatlah penting karena memperbesar kemungkinan untuk mempertahankan kondisi utuh organisme yang telah mati. Jasad renik tidak akan bisa jadi bahan bakar fosil jika mati di atas tanah kering karena akan mudah terurai atau membusuk. Tapi jika mati di dalam rawa dan tenggelam hingga ke dasarnya, organisme Periode Karbon akan dengan cepat tertutup pasir dan tanah liat yang membuatnya semakin terkubur ke dalam dengan potensi energi mereka yang masih utuh. 1 Setelah ratusan juta tahun, semua organisme itu tergencet di bawah panas dan tekanan yang hebat dan terkonversi menjadi sumber energi yang berwujud padat, cair, atau gas, masing-masing adalah batu bara (padat), minyak bumi (cair), dan gas alam (gas).2 Bahan bakar fosil sendiri merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, mengingat prosess terbentuknya yang memakan waktu yang cukup lama, sehingga apabila digunakan terus menurus maka persediaanya akan cepat habis. Padahal, semakin hari masyarakat kita saat ini masih bergantung pada energi fosil, penggunaan bahan bakar fosil yang begitu massif mau tidak mau akan terus menguras cadangan energi fosil yang tersimpan dalam perut bumi. Meskipun saat ini masih saja ditemukan sumber-sumber energy fosil baru di perut
1
Anonim.Dampak Pemakainan Energy Fosil.http://www.intisolar.com/news/dampak-pemakaianenergi-fosil.html Diakses 10/10/2014 jam 23:25 WIB. 2
Fanny, Rofalina. Energi Fosil Tambang dan Pemanasan Global Warming. https://www.zenius.net/blog/10363/energi-fosil-tambang-pemanasan-global-warming Diakses 11/10/2014 jam 23:25 WIB.
18
bumi. Penggunaanya yang begitu besar tidak sebanding dengan cadangan yang masih tersisa dalam perut bumi. Diperkirakan oleh Energy Information Administration bahwa pada tahun 2007 sumber utama energi terdiri dari minyak bumi 36,0%, batu bara 27,4%, gas alam 23,0%, yang berarti 86,4% konsumsi energi primer di dunia adalah bahan bakar fosil. Sedangkan sumber energi non-fosil seperti tenaga air, nuklir, dan lainnya ( panas bumi , surya , gelombang , angin , kayu , limbah ) hanya sebesar 13,6%. Saat ini diduga cadangan minyak dunia hanya cukup untuk 34 tahun lagi (per 2011). Sementara gas alam tinggal 52 tahun dan batu bara masih cukup untuk 139 tahun ke depan. Padahal energi non-fosil ini jika dikelola dengan benar akan memberikan kontribusi besar pada konsumsi energi dunia yang tumbuh sekitar 2,3% per tahun.3 Selain ketersediaanya yang masih menjadi masalah, penggunaan energy fosil yang begitu massif mempunyai dampak yang buruk terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Hal tersebut dikarenakan bahan bakar fosil seperti batubara , minyak bumi , dan gas alam mengandung persentase karbon yang tinggi. Gas karbon adalah gas tanpa warna yang merupakan senyawa karbon dengan oksigen, tidak terbakar dan larut dalam air. Jika gas karbon tersebut terlepas ke udara akan bersenyawa dengan oksigen dan membentuk gas karbon dioksida. Karbon dioksida adalah salah satu gas rumah kaca yang meningkatkan radiasi dan memberikan kontribusi pada pemanasan global, yang menyebabkan 3
Anonim. Bahan Bakar Fosil.http://www.faktailmiah.com/2011/06/30/bahan-bakar-fosil.html. Diakses 11/10/2014 jam 23:35 WIB.
19
rata-rata suhu permukaan bumi meningkat. Membakar bahan bakar fosil membuat kadar CO2 di atmosfer naik. Dengan peningkatan CO2 di atmosfer, maka suhu planet Bumi akan meningkat karena energi panas matahari tertahan di atmosfer. Sementara itu, perubahan suhu sedikit saja ini cukup mendatangkan musibah bagi peradaban manusia. 4 Di Indonesia sendiri ketersediaan BBM yang merupakan salah satu bentuk konversi dari energi fosil semakin hari semakin menipis. Perkembanganan masyarakat Indonesia dewasa ini juga turut memicu penggunaan energy fosil yang lebih banyak. Penggunaan kendaraan pribadi yang semakin tidak terkendali serta tumbuhnya gedung-gedung bertingkat dan penggunaan barang-barang elektronik yang semakin gencar menjadi salah satu pemicu semakin meningkatnya kebutuhan akan energi fosil. Sebuah survey yang dilakukan oleh Urban Transportation Policy Integration Poject 2011, mencatat di Jabodetabek jumlah penggunaan angkutan umum menyusut lebih tiga kali lipat dalam waktu delapan tahun. Sebaliknya, jumlah pengguna kendaraan pribadi meningkat dua kali lipat dalam kurun waktu yang sama. Survei ini juga mencatat jumlah kendarran di Jabodetabek tahun 2011 mencapai 11,7 juta unit, Delapan juta diantaranya adalah kendaraan roda dua dan sisanya kendaraan roda empat. 5( buku hal 250) Keaadaan tersebut tidak hanya terjadi diperkotaan, buruknya kebijakan transportasi membuat warga desa harus menggunakan kendaraan
4 5
ibid
Sirimorok, Nurhadi dan Hasriadi Ary. 2013. Desa Butuh Energi Alternatif Sekarang !. Yogyakarta: Insist Press, hal 25
20
pribadi untuk bepergian karena tidak dapat menikmati sarana transportasi umum. Disaat–saat kebutuhan akan energi fosil meningkat seperti sekarang ini justru produksi minyak bumi merosot. Produksi yang mencapai angka 1juta barel perhari (bph) terus merosot sampai pada angka di bawah satu juta pada 2005. Kecenderungan ini disebaabkan berkurangnya secara alami produksi minyak di seluruh sumur minyak akibat eksploitasi dalam periode yang cukup lama. Sebab lain yang tak kalah pentingnya adalah kurangnya investasi di industri minyak dan gas.6 Keadaan yang demikian membuat Indonesia harus menjadi Negara net importir sejak tahun 2004 karena jumlah konsumsi dalam negeri lebih besar dari jumlah produksi yang dihasilkan dari sumur-sumur minyak yang ada di Indonesia. Mau tak mau, untuk mencukupi kebutuhan tersebut pemerintah harus mengimpor BBM untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, yang tentunya harga minyak tersebut ditentukan oleh pasar, sehingga kita tidak berdaya apabila ada kenaikan harga migas di pasar dunia. Melihat fakta tersebut, ternyata bahan bakar dari energy fosil yang selama ini kita gunakan memiliki keterbatasan. Hingga pada saatnya nanti kita akan melihat kelangkaan dan harga yang mahal dari sumber energi fosil tersebut, bahkan akan habis karena terus menerus dieksploitasi secara masif .
6
Sirimorok, Nurhadi dan Hasriadi Ary. 2013.O.Cit. hal. 4
21
B. Energi Alternatif Energi alternatif adalah energi yang digunakan saat ini selain energi utama, yaitu energi fosil. Energi ini bertujuan sebagai pengganti energi fosil. Energi fosil terbentuk dari jasad hewan dan tumbuhan yang telah mati jutaan tahun yang lalu, dalam pembentukanya energi ini membutuhkan waktu yang sangat lama sehingga apabila kita tidak berhemat atau mengganti keberadaanya maka energi tersebut akan habis. Energi alternatif juga digunakan sebagai upaya untuk mengurangi efek negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan energi fosil yang selama ini berdampak buruk untuk lingkungan. Dengan energi alternatif, diharapkan lingkungan akan lebih aman dari pencemaran dan kerusakan alam, selain itu energi alternatif juga menjadi salah satu solusi menghemat persediaan energi fosil yang ada saat ini. Penggunaan energi alternatif dalam sejarahnya didasari oleh beberapa antara lain: faktor ekonomi, faktor ketersediaan dan faktor lingkungan. Penemuan sumber energi baru bertujuan untuk menggantikan sumber energi
lama yang semakin mahal, langka, sulit diakses lagi serta memberi
dampak yang buruk terhadap kelesarian lingkungan.
Batu bara sebagai alternatif kayu
Batu bara ditemukan saat bangsa Eropa mengalami bencana akibat deforestasi karena mereka menghabiskan banyak kayu bakar sebagai pemanas ruangan dan memasak, hutan yang lebat hampir saja gundul dan menimbulkan bencana baik
22
kelaparan maupun bencana alam karena hutan yang rusak parah, oleh karena itu mereka mencari alternatif pengganti kayu bakar hingga ditemukan batu bara.7
Bahan bakar minyak sebagai aternatif minyak ikan Paus
Pada awal abad 19 masyarakat Amerika menggunakan minyak ikan Paus sebagai bahan bakar yang dominan, namun keberadaan ikan Paus semakin hari-semakin langka karena terus diburu untuk diambil minyaknya. hal ini menyebabkan pada pertengahan abad ke 19, harga minyak ikan paus meningkat tajam, oleh karena itu masyarakat beralih pada sumber bahan bakar minyak yang harganya lebih terjangkau dari Pennsylvania yang baru saja dikembangkan pada tahun 1859.8
Alkohol sebagai alternatif bahan bakar fosil
Alexander Graham Bell adalah salah satu pelopor penemuan etanol yang berasal dari tumbuhan sebagai penggganti bahan bakar fosil. Pada tahun 1917, ia mengusulkan etanol dari jagung sebagai bahan bakar pengganti batu bara dan minyak dan mengingatkan pada saatnya nanti kedua jenis energi fosil ini suatu saat akan habis. 9 Etanol selulosit dapat diproduksi dari berbagai macam bahan pangan, dan melibatkan penggunaan seluruh bagian hasil pertanian. Pendekatan baru ini meningkatkan hasil etanol yang diproduksi dan mengurangi emisi karbon karena
7
Anonim. 2012. Pengertian Energi Alternatif, [Online]. Tersedia; http://www.indoenergi.com. Diakses 10/12/2014 jam 23:15. 8
ibid.
9
ibid.
23
jumlah energi pertanian yang digunakan sama untuk sejumlah etanol yang lebih tinggi.10
Energi terbarukan sebagai alternatif energi tak terbarukan
Energi terbarukan adalah energi yang dihasilkan dari sumber alami, seperti cahaya matahari, angin, hujan, arus pasang surut, dan panas bumi, yang terbarui atau secara alami dapat muncul kembali setelah dipergunakan. Ketika dibandingkan dengan proses produksi energinya, terdapat perbedaan mendasar antara energi terbarukan dengan bahan bakar fosil. Proses produksi bahan bakar fosil sulit dan membutuhkan proses dengan peralatan, proses fisik dan kimia yang rumit. Di lain hal, energi alternatif dapat diproduksi dengan peralatan dasar dan proses alam yang sangat mendasar.11 Dalam memilih sumber energi setidaknya terdapat empat parameter penting yang patut diperhatikan, yakni: jumlah/cadangan energi, kerapatan energi (energy density/energi per volume sumber energi), kemudahan penyimpanan energi (energy storage), dan kemudahan perubahan/perpindahan energi. Bila kemudian faktor lingkungan juga diperhitungkan, maka efek pencemaran lingkungan juga menjadi parameter penting bagi sebuah sumber energi. 12 Energi alternatif mulai dikembangkan di berbagai negara sebagai salah satu fokus permasalahn global yang melanda berebagai negara karena krisis energi fosil. 10
Anonim. makalah-energi-alternatif.html.http://furotul29.blogspot.co.id/2014/04/ diakses 10/12/2014 jam 22:35 WIB 11
Nathabradja, Ikhsan. 2013. Sumber Energi Alternatif Untuk Masa Depan, [Online]. Tersedia: http://teknologi.inilah.com. Diakses 10/10/2014 jam 23:45 WIB. 12
Yuli Setyo Indartono. 2005. Sumber Energi, http://www.beritaiptek.com/zkolom-beritaiptek2005-11-25%2010:27:32-Sumber-Energi.shtml, diakses 19/12/ 2014 jam 23:10 WIB.
24
Pada perjalanannya penggunaan energi fosil yang semakin hari semakin tidak terkendali hingga menyebabkan banyak masalah di muka bumi. Kerusakan lingkungan serta perubahan iklim menjadi dampak yang paling menakutkan, selain krisis keuangan yang disebabkan krisis energi. Potensi energi alternatif yang masih melimpah di alam ini, harus secepatnya dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat manusia dan alam, penggunaann energi alternatif dapat menyeimbangkan alam dan manusia. Selama ini kelestarian alam dilupakan dengan penggunaan energi fosil, alam menjadi salah satu pihak yang dirugikan dengan penggunaan energi fosil. Penggunan energi alternatif dapat mengurangi berbagai benang kusut permasalahan yang ditimbulkan oleh penggunaan energi fosil. B.1
Pentingnya Energi Alternatif Dalam menghadapi ancaman krisis energi pemerintah sebenarnya sudah
memiliki rencana untuk mengantisipasi, Upaya pemerintah untuk mencari solusi tentang energi alternatif dapat dilihat dalam BUKU PUTIH: Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi Tahun 2025 dan ROADMAP SEKTOR ENERGI yang dikeluarkan Pemerintah tahun 2006.13 Sebenarnya sudah sangat jelas jenis energi baru apa saja yang akan dikembangkan, bagaimana strategi untruk mencapai target per periode untuk 13
(Uraian Lengkap tentang jenis, strategi, dan target energijjjj baru dan terbarukan yang harus dicapai oleh Pemerintah, lihat BUKU PUTIH: Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi Tahun 2025, Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Jakarta Tahun 2006).
25
masing-masing jenis yang akan dikembangkan, Dalam Perpres No 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional pemerintah ingin memfokuskan kebijakan pada pencapaian sasaran kebijakan energi nasional. Dalam kebijakan tersebut, tiap-tiap sumber energi memiliki syarat-syarat yangt harus di capai, untuk minyak bumi pemanfaatanya diharapkan menjadi kurang dari 20%, gas bumi dinaikkan lebih dari 30%, batubara menjadi lebih dari 33%, Sementara bahan bakar nabati (biofuel) menjadi lebih dari 5%, panas bumi menjadi lebih dari 5%. Serta, untuk energi baru dan energi terbarukan lainnya, khususnya biomassa, nuklir, tenaga air, tenaga surya, biogas dan tenaga angin menjadi lebih dari 5%, serta batubara yang dicairkan (liquefied coal) menjadi lebih dari 2%.14 Melihat rencana yang akan dilakukan pemerintah sebenarnya kita patut optimis karena dalam pemenuhan energi kita ke depan tidak lagi terpaku pada energi fosil. Diversifikasi energi yang direncanakan seharusnya dapat menjawab ancaman krisis energi yang akan kita hadapai nanti. Sementara itu, Pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi dan beberapa lembaga pemerintah non departemen di bawahnya salah satunya adalah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah mencoba mengembangkan berbagai macam sumber energi
yang
dapat
menggantikan
BBM.
Sumber-sumber
energi
yang
dikembangkan antara lain penggunaan bahan bakar batu bara, gas, energi angin, energi surya, panas bumi, biofuel termasuk di dalamnya biodiesel, bioetanol dan 14
(Uraian Lengkap tentang jenis, strategi, dan target energijjjj baru dan terbarukan yang harus dicapai oleh Pemerintah, lihat BUKU PUTIH: Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi Tahun 2025, Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Jakarta Tahun 2006).
26
biooil.15 Tetapi tetap saja apa yang dilakukan tersebut akan sia-sia hanya jika berhenti pada tahap percobaan. Seharusnya apa yang telah coba dikembangkan tersebut, cepat disebarluaskan kepada masyarakat. Selama ini ujicoba hanya pada sampai pada tahap keberhasilan di tingkat penelitian maupun percobaan padahal kita harus bergerak cepat untuk mencari energi alternatif. Penyediaan energi (Energy Supply) pada masa depan merupakan permasalahan yang senantiasa menjadi perhatian semua bangsa karena kesejahteraan manusia dalam kehidupan modern sangat terkait dengan jumlah dan mutu energi yang dimanfaatkan. Bagi Indonesia yang merupakan salah satu negara sedang berkembang, penyediaan energi merupakan faktor yang sangat penting dalam mendorong pembangunan. Seiring dengan meningkatnya pembangunan diberbagai sektor, pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk, kebutuhan akan energi akan terus meningkat.
16
Bila melihat apa yang terjadi sekarang ini, Indonesia adalah salah
satu dari banyak negara yang masih memfokuskan pada penggunaan energi fosil khususnya minyak bumi, padahal negara-negara lain sudah mulai melakukan diversifikasi energi. Hal ini sungguh ironis padahal kita memiliki kekayaan
15
(Uraian Lengkap tentang jenis, strategi, dan target energijjjj baru dan terbarukan yang harus dicapai oleh Pemerintah, lihat BUKU PUTIH: Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi Tahun 2025, Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Jakarta Tahun 2006). 16
Elinur, D.S. Priyarsono, Mangara Tambunan, dan Muhammad Firdaus,’’ Perkembangan Konsumsi Dan Penyediaan Energi Dalam Perekonomian Indonesia.” Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) Volume 2, Nomor 1, Desember 2010 ISSN 2087 - 409X
27
sumber daya alam selain minyak bumi. Kita adalah negara kedua setelah Brasil yang memiliki keanekaragaman hayati terlengkap. Penggunaan energi alternatif di beberapa negara telah menunjukkan hasil yang signifikan dalam mengurangi ketergantungan pada minyak bumi. Di Brasil, energi alternatif berkembang menjadi salah satu pilihan untuk melindungi petani. Petani Brasil mendirikan Coopercana ( Koperasi Petani Tebu Porto Xafier ) untuk melawan model minyak nabati monokultur Brasil. Setiap anggota koperasi menanam tebu bersama tanaman lain yang kemudian diolah lewat pabrik etanol berskala komunal. Pabrik ini menghasilkan etanol untuk kebutuhan bahan bakar mesin pertanian mereka.17 Sementara di Mali, Afrika Barat, mungkin menjadi salah satu contoh terbaik program Jatropha atau Jarak Pagar yang dijalankan pemerintah. Program jatropha di negara ini dimulai pada 1993 dengan bantuan teknis Jerman (GTZ). Program ini tidak hanya bertujuan menggunakan minyak jarak pagar sebagai bahan bakar tetapi juga menggunakan budidaya jarak pagar untuk membangun ekonomi pedesaan. Kehidupan warga desa Simiji, misalnya, telah diubah oleh produksi jatropha. Dengan menghancurkan biji jarak dan mengolahnya menjadi minyak, penduduk desa memperoleh sumberdaya terbarukan yang tidak menghambat produksi pangan lokal. Minyak dari jarak pagar yang dulu dianggap tidak berguna, sekarang menjadi bahan bakar untuk generator kecil. Simiji kini
17
Moreno, Camila and Ortiz Lucia. 2008. Friends of The Earth Brazil, Building Energi and Food Soverignty, www.natbrazilorg.br/docs/publicacoes/sovereignty2.pdf Diakses 24/12/2015 jam 00:12 WIB
28
memiliki daya listrik yang cukup untuk menjalankan 40 lampu jalan dan menyalakan 60 keluarga tiap malam.18 Penggunaan jarak di Simji bukanlah kasus keberhasilan khusus di Mali, melainkan salah satu dari 700 desa yang telah menggunakan generator, dengan bahan bakar minyak nabati. Ini merupakan bagian dari proyek nasional Mali untuk menyediakan listrik bagi 12.000 desa-desa melalui sumber energi terbarukan yang tidak membahayakan pasokan pangan lokal. Aboubacar Samake, kepala program pengembangan Jatropha dari Pusat Tenaga Surya dan Energi Terbarukan milik pemerintah, menyatakan sejumlah perusahaan asing telah menunjukkan minat untuk mengembangakan industri Jatropha di Mali. Namun, Samake mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen bahwa bahan bakar nabati tidak akan diekspor sampai kebutuhan dalam negeri Mali terpenuhi. 19 Sementara itu Cina dan India telah memakai teknologi biogas untuk masyarakat mereka di pedesaan. Reaktor biogas dalam skala kecil di daerah pedesaan sudah merupakan teknologi yang umum digunakan khususnya daerah pedesaan di China dan India. Di India, teknologi biogas sudah berkembang dan banyak di bangun di daerah pedesaan untuk memenuhi kebutuhan penerangan di pedesaan dan untuk menggerakkan pompa untuk irigasi. China telah memulai program biogasnya di daerah pedesaan sejak tahun 1977. Contoh-contoh di atas dapat dijadikan masukan kepada kita bagaimana mengelola sumber daya alam untuk dijadikan energi ramah lingkungan yang bermanfaat bagi masyarakat 18
Sirimorok, Nurhadi dan Hasriadi Ary. 2013. Desa Butuh Energi Alternatif Sekarang !. Yogyakarta: Insist Press, hal 82 19
Sirimorok, Nurhadi dan Hasriadi Ary. Op.Cit, hal 83
29
marginal, Karena selama ini masyarakat marginal terutama di daerah pedesaan yang paling terpukul apabila terjadi kenaiakan harga BBM maupun gas LPG mengingat tingginya ongkos distribusi barang dari desa ke kota yang selama ini semua pabrik di kontrol dari kota ke desa, selain itu bila terjadi kelangkaan barang, desalah yang lebih dulu merasakannya. Perlunya memanfaaatkan sumber daya yang tersedia di lingkungan sekitar secara optimal, dan bisa mendorong prakarsa, kreativitas serta inovasi dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.
Oleh
karena
itu,
teknologi
dalam
penerapannya
harus
bisa
dipertanggungjawabkan secara teknis, dapat dimanfaatkan dan dikelola secara ekonomis, dapat diterima warga dan masyarakat, serat serasi dengan sumber daya lingkungan.20 B.2
Mengupayakan Energi Alternatif Mencari energi alternatif sebenarnya tidaklah terlalu sulit jika pemerintah
benar-benar tulus dan serius mau mensejahterakan masyarakat, Kekayaan alam Indonesia merupakan salah satu yang terkaya di dunia, kita pernah mendengarkan pada tahun 2005 saat harga minyak dunia melonjak tinggi dan membuat pemerintah mengurangi subsidi BBM fosil, saat itu pengembangan jarak pagar mulai diminati, bahkan pada penghujung tahun 2005, berbagai instansi pemerintah seperti kementrian, BUMN dan ormas melakukan deklarasi penanggulangan kemiskinan dan krisis BBM. Dalam deklarasi tersebut mereka bertekad mengatasi tiga masalah utama yaitu : kemiskinan dan pengangguran, 20
Sasse, Ludwig, Pengembangan Energi Alternatif Biogas dan Pertanian Terpadu di BoyolaliJawa Tengah, Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) dengan Bremen Overseas Research And Development Association (BORDA) Jerman, Solo, Oktober 1992, Prakata hal. Vi.
30
terutama di pedesaan, lahan kritis dan krisis energi, setelah deklarasi tersebut lahirlah rencana Losari pada juli 2006 yang mentargetkan penanaman lebih dari 100 ribu ha pohon jarak, 190 ribu ha sawit serta mendirikan 100 pabrik biodiesel. Untuk merealisasikan rencana tersebut pemerintah membentuk Timnas BBN melalui Kepres No 1 tahun 2006. Tim ini ditugaskan menyusun cetak biru program pegembangan bahan bakar nabati. Hasilnya, sampai januari 2007, tim ini telah menandatangani 67 perjanjian investasi pengembangan minyak nabati, dengan nilai mencapai USD 10 juta. Selain itu, pemerintah berkomitmen menyiapkan anggaran USD 1,1 juta pada APBN 2007 untuk subsidi pembangunan infrasriktur minyak nabati.21 Sayangnya pemerintah tidak konsisten dengan targetnya sendiri, alih-alih mendukung pengembangan minyak jarak pagar di Indonesia, pemerintah justru lebih tertarik pada bahan bakar air, yang mereka sebut Blue Energi. Di samping itu ketika pemerintah terlihat mengembangkan jarak pagar, itu pun lebih berorientasi ekspor. Jumlah ekspor biodiesel selama 2004-2009 cenderung meningkat, sementara konsumsi dalam negeri justru menurun. Ketika tahun 2006 Indonesia mengekspor 46.000 ton, konsumsi dalam negeri mencapai 24.000 ton. Dua tahun kemudian, ketika Indonesia sudah mengekspor nyaris dua kali lipat (80.000 ton), konsumsi melorot lebih dua kali lipat (10.000 ton).22 Rangkaian angka ini jelas berlawanan dengan target pemerintah untuk menjadikan minyak nabati sebagai alternatif demi mengatasi kelangkaan minyak bumi dalam negeri. Untuk menyembunyikan orientasi ekspor
21
Sirimorok, Nurhadi dan Hasriadi Ary Op. Cit,hal 68.
22
Sirimorok, Nurhadi dan Hasriadi Ary Op. Cit,hal 69.
31
yang dilakukan pemerintah, mereka membuat program baru yaitu Desa Mandiri Energi, program ini di klaim nantinya dapat memenuhi kebutuhan energi di desa. Dalam pelaksanaanya, kampanye pengembangan jarak pagar mengambil model kemitraan antara petani, antara petani dan BUMN atau perusahaan swasta, di mana petani di satu desa dapat menanam sekiat 50 hektar dari tanaman bahan baku minyak nabati seperti jarak, kelapa sawit, kelapa, singkong atau tebu bergantung kepada kondisi iklim serta situasi ekonomi sosial setempat, namun pada kenyataanya para investorlah yang menentukan tanaman apa yang akan ditanam selain itu mereka berjanji akan membangun instalasi pengolahan untuk menghasilakan produk bahan bakar yang bisa dicampur dengan bahan bakar minyak bumi dan digunakan secara lokal. Namun fakta di lapangan menunjukkan hal yang berlawanan, Laporan Business Watch Indonesia (BWI) menunjukkan bahwa petani hanya menghasilakan minyak jarak mentah (crude jatropha curcas oil (CJCO), sementara minyak nabati siap pakai diproduksi perusahaan. Sehingga petani hanya menjadi produsen bahan baku, atau sebagai pemasok CJCO, bukan produsen minyak nabati dari jarak yang mereka produksi. Skema ini cenderung memperlakuakn petani hanya sebagai pemasok komoditas dengan pasar dan nilai jual tak pasti, hal ini menunjukkan lagi–lagi pemerintah tidak sungguh-sungguh dalam mengembangkan energi alternatif. Desa mandiri energi yang di kumandangkan adalah program untuk rakyat miskin tidak menemui keberhasilan. Suhari, ketua kelompok petani jarak di Kabupaten Grobogan , Jawa Tengah, lokasi resmi Desa Mandiri Energi oleh prsiden SBY, bahkan terang-terangan menyebutnya sebagai “ program bohong-
32
bohongan “.23 Perusahaan bisa dengan mudah hengkang dari satu komoditas ke komoditas lain yang lebih menguntungkan, meninggalkan petani sebagai mitra dalam kerugian. Model kampanye penanaman jarak pagar seperti di atas telah ‘’menciptakan kekayaan bagi segelintir, dan melanggengkan kemiskinan bagi mayoritas”. 24 Pada program-program pemerintah tentang pengembangan energi, masyarakat hanya dijadikan objek oleh pemerintah. Mereka tidak diajak berunding bagaimana mengembangkan energi alternatif yang akan mereka gunakan nantinya. Selama ini masyarakat diajak untuk mengembangkan energi alternatif hanya untuk mencukupi pasar ekspor bukan untuk mencukupi kebutuhan energi mereka sendiri terlebih dahulu. Jadi orientasi awal yang dibangun adalah bukan untuk mencukupi kebutuhannya sendiri tetapi untuk kebutuhan ekspor. Dalam konteks mengupayakan energi alternatif sebenarnya masyarakat telah merintis penggunaan energi alternatif berdasarkan pada potensi yang mereka miliki. Sebenarnya banyak daerah di Soloraya khususnya yang sudah merintis untuk menggunakan energi alternatif, seperti Di daerah kaki Gunung Lawu, tepatnya di desa Pendem kecamatan Mojogedang, kabupaten Karanganyar atau di desa Tumang, kecamatan Cepogo, kabupaten Boyolali, di mana masyarakat telah merintis penggunaan energi alternatif melalui biogas, Selain itu daerah Soloraya yang meliputi Solo, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen dan Klaten kecuali 23
Sirimorok, Nurhadi dan Hasriadi Ary , Op. Cit,hal 71.
24
McCarthy,J.F(2010)’’ Processes of inclusion and adverse incorporation: oil palm and agrarian change in Sumatra, Indonesia, ” The Journal of Peasant Studies, vol.37(4),821-50.
33
Solo, sebagian besar adalah daerah pedesaan dimana masyarakatnya masih memelihara ternak. Limbah dari kotoran ternak tersebut telah terbukti mampu menghasilkan biogas yang dapat dijadikan energi alternatif. B.3
Biogas Sebagai Energi Alternatif Biogas merupakan energi terbarukan yang dapat dijadikan bahan bakar
alternatif untuk menggantikan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti minyak tanah dan gas alam.25 Kebudayaan Mesir, China, dan Roma kuno diketahui telah memanfaatkan gas alam ini yang dibakar untuk menghasilkan panas. Namun, orang pertama yang mengaitkan gas bakar ini dengan proses pembusukan bahan sayuran adalah Alessandro Volta (1776), sedangkan Willam Henry pada tahun 1806 mengidentifikasikan gas yang dapat terbakar tersebut sebagai methan. Becham (1868), murid Louis Pasteur dan Tappeiner (1882), memperlihatkan asal mikrobiologis dari pembentukan methan. Kita membutuhkan energi pengganti yang ramah lingkungan, Biogas menyediakan ini, biogas tidak terbatas tempat atau tidak membutuhkan teknologi yang canggih untuk memproduksi energi, juga sangat simpel dan mudah.26 Pada akhir abad ke-19 ada beberapa riset dalam bidang ini dilakukan. Jerman dan Perancis melakukan riset pada masa antara dua Perang Dunia dan beberapa unit pembangkit biogas dengan memanfaatkan limbah pertanian. Selama Perang 25
Houdkova L., J. Boran., J. Pecek and P. Sumpela. 2008. Biogas-A Renewable Source of Energy. Journal of Thermal Science 12(4) : 27 -33. 26
Sunil MP, Ashik Narayan, Vidyasagar Bhat, Vinay S (2013) ‘’Smart Biogas Plant,” International Journal of Innovative Technology and Exploring Engineering (IJITEE) ISSN: 22783075, Volume-3, Issue-3, August 2013
34
Dunia II banyak petani di Inggris dan benua Eropa yang membuat digester kecil untuk menghasilkan biogas yang digunakan untuk menggerakkan traktor. Karena harga BBM semakin murah dan mudah memperolehnya pada tahun 1950-an pemakaian biogas di Eropa ditinggalkan. Namun, di negara-negara berkembang kebutuhan akan sumber energi yang murah dan selalu tersedia selalu ada. Kegiatan produksi biogas di India telah dilakukan semenjak abad ke-19. Alat pencerna anaerobik pertama dibangun pada tahun 1900.27 Negara berkembang lainnya, seperti China, Filipina, Korea, Taiwan, dan Papua Nugini, telah melakukan berbagai riset dan pengembangan alat pembangkit gas bio dengan prinsip yang sama, yaitu menciptakan alat yang kedap udara dengan bagian-bagian pokok terdiri atas pencerna (digester), lubang pemasukan bahan baku dan pengeluaran lumpur sisa hasil pencernaan (slurry) dan pipa penyaluran gas bio yang terbentuk. Dengan teknologi tertentu, gas methan dapat dipergunakan untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan energi listrik, menjalankan kulkas, mesin tetas, traktor, dan mobil. Secara sederhana, gas methan dapat digunakan untuk keperluan memasak dan penerangan menggunakan kompor gas sebagaimana halnya elpiji. Biogas dihasilkan oleh proses anaerobik (an=tanpa; aerobik= udara). Yang berarti bahwa komponen bahan-bahan organik (jerami, kotoran ternak) tersebut diuraikan oleh aktivitas mikroba tanpa kehadiran udara (O2).
27
FAO,1981. The Development and Use of Biogas Technology in Rural Asia.
35
Menurut Haryati (2006), pembentukan biogas meliputi tiga tahap proses yaitu: Hidrolisis, pada tahap ini terjadi penguraian bahan-bahan organik mudah larut dan pemecahan bahan organik yang komplek menjadi sederhana dengan bantuan air (perubahan struktur bentuk polimer menjadi bentuk monomer). Pengasaman, pada tahap pengasaman komponen monomer (gula sederhana) yang terbentuk pada tahap hidrolisis akan menjadi bahan makanan bagi bakteri pembentuk asam. Produk akhir dari perombakan gula-gula sederhana tadi yaitu asam asetat, propionat, format, laktat, alkohol, dan sedikit butirat, gas karbondioksida, hidrogen dan ammonia. Metanogenik, pada tahap metanogenik terjadi proses pembentukan gas metan. Bakteri pereduksi sulfat juga terdapat dalam proses ini yang akan mereduksi sulfat dan komponen sulfur lainnya menjadi hydrogen sulfida. 28 Selama proses penguraian komponen organik, gas methan (CH4) yang mudah terbakar dihasilkan oleh aktivitas mikroba. Ada dua jenis teknologi buatan manusia untuk menghasilkan biogas: 1.
Fermentasi dari limbah kotoran hewan dan manusia di dalam sebuah reaktor (bisa disebut juga digester) yang telah didesain khusus.
2.
Pengembangan dari teknologi pertama yang mana terdapat desain khusus untuk mendapatkan gas methan.
28
Haryati, T. (2006). Biogas : Limbah Peternakan yang Menjadi Sumber Energi Alternatif. Jurnal Wartazoa 6(3) : 160 – 169.
36
Skala dari biogas reaktor bisa di desain mulai untuk skala ukuran rumah tangga saja sampai untuk ukuran industri atau komersial yang muatan volumenya sampai ribuan meter kubik. Jika dilihat analisa dampak lingkungan terhadap lumpur keluaran (slurry) dari digester menunjukkan penurunan COD sebesar 90% dari kondisi bahan awal dan pebandingan BOD/COD sebesar 0,37 lebih kecil dari kondisi normal limbah cair BOD/COD = 0,5. Sedangkan unsur utama N (1,82%), P (0,73%) dan K (0,41%) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dibandingkan pupuk kompos (referensi: N (1,45%), P (1,10%) dan K (1,10%) (Widodo dkk., 2006). Berdasarkan hasil penelitian, hasil samping pupuk ini mengandung lebih sedikit bakteri patogen sehingga aman untuk pemupukan sayuran/buah, terutama untuk konsumsi segar 29. Pembangkit biogas juga cocok dibangun untuk peternakan sapi perah atau peternakan ayam dengan mendesain pengaliran tinja ternak ke dalam digester. Kompleks perumahan juga dapat dirancang untuk menyalurkan tinja ke tempat pengolahan biogas bersama. Negara-negara maju banyak yang menerapkan sistem ini sebagai bagian usaha untuk daur ulang dan mengurangi polusi dan biaya pengelolaan limbah. Jadi dapat disimpulkan bahwa biogas mempunyai berbagai manfaat, yaitu menghasilkan gas, ikut menjaga kelestarian lingkungan, mengurangi polusi dan meningkatkan kebersihan dan kesehatan, serta penghasil pupuk organik yang bermutu.
29
Widodo, T.W., A. Nurhasanah., A. Asari dan A. Unadi. 2006. Pemanfaatan Energi Biogas untuk Mendukung Agribisnis di Pedesaan. http://www.mekanisasi.litbang.go.id diakses 10 /12/ 2014 jam 22:15 WIB.
37
B.4
Potensi Biogas Di Jawa Tengah Menurut Data BPS Jateng dari hasil sensus pertanian 2013 menunjukkan
jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 2013 sebanyak 1,67 juta ekor, terdiri atas 1,50 juta ekor sapi potong, 103.790 ekor sapi perah dan 62.030 ekor kerbau, dengan populasi sapi terbanyak berada di Kabupaten Blora dengan jumlah 199.410 ekor dan terendah berada di Kota Tegal (176 ekor). Tiga kabupaten yang memiliki sapi potong paling banyak adalah Kabupaten Blora dengan jumlah populasi 197.870 ekor; kemudian Kabupaten Wonogiri 154.750 ekor; dan Kabupaten Grobogan sebanyak 137.360 ekor. Sapi perah, paling banyak di Kabupaten Boyolali dengan jumlah populasi sebanyak 61.890 ekor; disusul Kabupaten Semarang 22.310 ekor; dan Kabupaten Klaten 4.110 ekor. Sementara kerbau paling banyak terdapat di Kabupaten Brebes dengan jumlah 7.540 ekor; kemudian Kabupaten Pemalang 7.340 ribu ekor; dan Kabupaten Magelang 5.030 ekor.30 Secara keseluruhan kita Sensus Pertanian Tahun 2013 kita menempati posisi ke dua untuk populasi sapi potong setelah provinsi Jawa Timur. Melihat potensi akan ternak yang sangat melimpah di Jawa tengah, sudah seharusnya kita memperhatikan manfaat apa yang dapat kita peroleh dari kotoran ternak yang begitu melimpah yang belum terkelola dengan baik. Seperti yang terjadi di beberapa pedesaan di Jawa Tengah, di mana mereka menggunakan biogas yang berasal dari kotoran ternak, khususnya sapi untuk kebutuhan memasak sehari-hari. Kotoran sapi yang dahulu tidak termanfaatkan dengan baik dan cenderung mencemari lingkungan, Dengan biogas 30
www.Solopos.com 14/06/2014. 24/11/2014 jam 01.14 WIB.
Populasi-Ternak-di-Jateng-Menurun,
diakses
tanggal
38
kini kotoran tersebut bisa menjadi berkah. Melihat peluang akan biogas yang dapat dijadikan alternatif energi, seharusnya kita mulai melirik sumber energi baru ini karena melihat potensi yang kita miliki terutama di daerah-daerah pedesaan yang masih banyak hewan ternak. Selama ini kotoran ternak yang ada di pedesaan hampir tidak terkelola dengan baik, apabila telah diolah kotoran tersebut hanya sebatas menjadikannya sebagai pupuk organik. Sering kita jumpai di pedesaan di Jawa, kotoran dibiarkan menumpuk di kandang hingga menimbulkan bau yang kurang sedap dan tentunya dapat menjadikan sarang penyakit baik bagi ternak maupun bagi manusia di sekitarnya, apalagi kandang-kandang tersebut biasanya berada di dekat rumah. Selain itu apabila sekitar kandang tidak mampu menampung kotoran lagi, maka mereka membuangnya secara sembarangan seperti dibuang ke selokan di sekitar kandang ataupun mengalirkannya ke selokan saat hujan turun. Masyarakat selama ini belum menyadari potensi yang dimiliki oleh kotoran ternak tersebut, padahal dari kotoran ternak mereka sehari-hari mereka dapat menghasilkan sumber energi yang dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga mereka, Karena tidak sulit kita temui masyarakat desa yang memelihara ternak di Jawa Tengah ini, selain itu hal ini telah terbukti efektif mengurangi ketergantungan mereka akan BBM maupun gas LPG. Di saat beban negara semakin berat karena membengkaknya beban anggaran karena energi fosil, pemerintah tidak melakukan investasi untuk energi terbarukan dan lebih mementingkan eksport dan mengurangi beragam subsidi. Masyarakat kecil khususnya di desa akan berada pada garis terdepan untuk dikorbankan. Di saat konsumsi energi fosil semakin merusak kondisi alam, warga desa berada di
39
daftar teratas penerima ancaman bencana. Dan ketika cadangan sumber energi fosil kian menipis, mereka berada paling belakang dan harus membayar mahal untuk mendapatkannya. Dengan adanya biogas sebagai salah satu energi alternatif, kini kita mempunyai dua pilihan, melanjutkan kebijakan yang berorientasi kepada pasar, yang akan semakin menyengsarakan rakyat miskin dan memakmurkan
mereka
yang
telah
memiliki
modal
dan
kuasa,
atau
mengembangkan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan manusiawi. C.
Film Dokumenter Sebagai Bentuk Komunikasi Film dokumenter adalah upaya menceritakan kembali sebuah kejadian
atau realitas, menggunakan fakta dan data31. Sampai saat ini film dokumenter digunakan sebagai salah satu media untuk menyampaikan pesan kepada penonton dari realitas kehidupan di masyarakat. Film dokumenter menjadi salah satu pilihan untuk menyampaikan pesan karena media ini memungkinkan khalayak untuk menerima pesan dengan cara melihat dan mendengar gagasan apa yang ingin disampaikan sehingga lebih mudah diterima. Pemaparannya yang secara gamblang dan tidak bertele-tele membuat film dokumenter mampu menjadi media yang efektif dalam menyampaikan pesan. Dalam film dokumenter, ide film yang berangkat dari fakta-fakta maupun realitas sosial digambarkan ke dalam simbol audio visual. Sang pembuat film disini berperan sebagai sumber atau source. Ide yang berasal dari fakta-fakta atau realitas adalah pesan atau massage yang ingin disampaikan kepada penonton.
31
Nichols, Bill.Representing Reality. Bloomington:Indiana University Press,1991, hal 111
40
Sedangkan film dokumenter berupa produk audio visual yang dibuat tersebut adalah sebuah saluran atau media dari seorang pembuat film untuk menyampaikan pesan kepada penonton filmnya. Dari uraian tersebut film dokumenter telah memenuhi komponen komunikasi. Posisi film dokumenter dalam komunikasi dapat dijelaskan dengan menggunakan model Lasswell. Komuniksai model Harold Lasswell sering diterapkan dalam komunikasi massa, Model tersebut mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran dapat membawa pesan. Lasswell menggambarkan proses komunikasi dan fungsi-fungsi yang diembannya dalam masyarakat. Harold Lasswell menjabarkan proses komunikasi mempunyai unsur-unsur sebagai berikut, 32 a. Sumber (Who) adalah yang memiliki pesan untuk disampaikan b. Pesan (Says what) adalah seperangkat simbol verbal ataupun non-verbal yang mewakili gagasan, nilai, atau maksud dari sumber c. Saluran atau media (In Which Channel) adalah alat untuk menyampaikan pesan kepada penerima d. Penerima (To Whom) adalah penerima yang mendapatkan pesan dari sumber. e. Efek (With What Effect?) adalah akibat dari apa yang ditimbulkan pesan komunikasi massa pada khalayak pembaca, pemirsa, atau pendengar. Dalam
film
dokumenter,
pembuat
film
dukumenter
(who)
menyampaikan berbagai macam informasi, dalam penelitian ini adalah 32
Mulyana Deddy, M.A, Ph.D, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, hal 136-137
41
informasi tentang pemanfaatan sumber daya alam sebagai energi alternatif (says what). Informasi ini kemudian disebarkan kepada khalayak melalui sebuah media audio visual, yang dalam hal ini adalah media film dokumenter (in which channel). Kemudian diterima oleh audience yang melihat film dokumenter ini (to whom) dan akan ada akibat atau efek dari informasi yang disampaikan (with what effect). Dengan kata lain, dalam model Lasswell ini, seorang pembuat film dokumeter berfungsi sebagai sumber, sekaligus pemberi pesan melalui saluran berupa film dokumenter. D.
Sekilas Tentang Film Dokumenter Jika
pengertian
film
dokumenter
dimaknai
sebagai
upaya
mendokumentaskan realitas yang ada di hadapan kita, maka film dokumenter memiliki usia yang sama dengan teknologi film itu sendiri. Hal ini dikarenakan sejak awal manusia mememukan alat perekaman gambar hidup, mereka merekam kejadian-kejadian yang ada di hadapan mereka. Seperti yang dilakukan Lumiere bersaudara ( Perancis ) dengan pesaingnya Goerge Eastman (Amerika)
di
penghujung abad 18 saat mewujudkan teknologi kamera film dan bioskop, mereka merekam perjalanan kereta api, kapal laut bersandar di pelabuhan, bayi yang belajar berjalan serta buruh pabrik yang pulang dari tempat kerja mereka. Trend yang dipopulerkan oleh Lumiere bersaudara pada tahun 1895 ini merupakan sebagian dari film non-fiksi pertama. Beberapa dari film itu adalah Workers Leaving the Lumière Factory dan Arrivèe d’un train en gare à la Ciotat, dan hanya merupakan contoh kejadian sehari-hari yang terekam oleh kamera statis. Namun apakah itu yang disebut film dokumenter ?
42
Pada tahun 1920 seorang geolog bernama Robert Joseph Flaherty mendokumentasikan kehidupan keluarga Nanook, sebuah kelurga di suku Itivimuit di Eskimo, kumpulan dokumentasi tersebut kemudian diedit menjadi sebuah film berjudul Nanook of the North (1922), Oleh para kritikus film, film ini dianggap sebagai karya pertama film dokumenter. Kata dokumenter yang merujuk pada karya film nonfiksi pertama kali dicetuskan oleh John Grierson saat mengulas tentang film Moana (1962) karya Robert Flaherty. Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif merepresentasikan realitas (creative treatment of actuality).33 Film dokumenter berbeda dengan film fiksi, menurut Ira Konigsberg dokumenter ialah sebuah film yang berkaitan langsung dengan suatu fakta dan non-fiksi yang berusaha untuk menyampaikan kenyataan dan bukan sebuah kenyataan yang direkayasa. Film – film seperti ini peduli terhadap perilaku masyarakat, suatu tempat atau suatu aktivitas.34 Film dokumenter, selain mengandung fakta, ia juga mengandung subyektivitas pembuat. Subyektivitas dalam arti sikap atau opini terhadap peristiwa. Jadi ketika faktor manusia berperanan, persepsi tentang kenyataan akan sangat tergantung pada manusia pembuat film dokumenter itu.35
33
Heru Effendy, Mari Membuat Film, Panduan, Yogyakarta, 2002, hal. 11
34
Ira Konigsberg, The Complete Film Dictionary, Penguin (Non-Classics), 1998, Edisi Ke-2, halaman 103 35
Marselli Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1996, hal. 13
43
Seorang pembuat film dokumenter lain yaitu DA. Peransi mengatakan bahwa film dokumenter yang baik adalah yang mencerdaskan penonton. Sehingga kemudian film dokumenter menjadi wahana yang tepat untuk mengungkap realitas, menstimulasi perubahan. Jadi yang terpenting adalah menunjukkan realitas kepada masyarakat yang secara normal tidak terlihat realitas itu.36 Dokumenter harusnya dibuat dengan hati dan bukan hanya dengan pikiran kita saja. Film dokumenter ada untuk mengubah cara kita merasakan sesuatu. Film dokumenter dengan menggunakan fakta sebagai bahan utamanya, berkembang menjadi sebuah bentuk menyampaian pesan yang tidak hanya secara faktual dan naratif, tapi juga argumentatif. Kelebihan dari video atau media rekam audio visual lainnya adalah kemampuannya yang bukan hanya sekedar menceritakan (to tell), tetapi juga menunjukkan (to show). Sama dengan film fiksi, film dokumenter sebisa mungkin dibuat dengan tujuan untuk membawa audiensnya ke dalam pengalaman sebagaimana terlihat jikalau mereka berada di posisi yang sama. Unsur dramatik juga menjadi bagian penting dalam film dokumenter. Dalam film dokumenter, gaya atau bentuk pendekatan dapat dibagi ke dalam beberapa bagian. Beberapa bagian ini merupakan sebuah ringkasan dari perkembangan film dokumenter dari masa ke masa. Bagian tersebut adalah Expository Documentary, Cinema Verite/ Direct Cinema Documentary, Reflexive Documentary dan Performative Documentary. 36
Ibid , hal 15
44
Gaya Expository menampilkan pesannya kepada penonton secara langsung, baik melalui presenter ataupun dalam bentuk narasi. Kedua bentuk tersebut tentunya akan berbicara sebagai orang ketiga kepada penonton secara langsung (ada kesadaran bahwa mereka sedang menghadapi penonton/banyak orang). Mereka juga cenderung terpisah dari cerita dalam film. Mereka cenderung memberikan komentar terhadap apa yang sedang terjadi dalam adegan, ketimbang menjadi bagian darinya. Itu sebabnya, pesan atau point of view dari expository dielaborasi lebih pada sound track ketimbang visual. Jika pada film fiksi gambar disusun berdasarkan kontinuitas waktu dan tempat yang berasaskan aturan tata gambar, maka pada dokumenter yang berbentuk expository, gambar disusun sebagai penunjang argumentasi yang disampaikan oleh narasi atau komentar presenter. Itu sebabnya, gambar disusun berdasarkan narasi yang sudah dibuat dengan prioritas tertentu.37 Produksi film dokumenter gaya Cinema Verite atau Direct Cinema , jelas, menuntut persiapan yang sangat sungguh – sungguh dan mantap. Analisis dan perhitungan manajemen untuk lama waktu produksi dan biaya tidak boleh meleset. Prinsipnya gaya ini, penyusunan skenario formal dianggap tidak penting, mengingat yang diutamakan adalah peristiwa yang terjadi, bukannya kenapa atau bagaimana jalannya cerita dari suatu peristiwa. Sepintas antara Cinema Verite dan Direct Cinema terlihat adanya persamaan dan gaya. Yang membedakan di antara
37
Taylor, L & Barbasa I. 1997. Cross-Cultural Filmaking: A Handbook for Makaing Documentary and EtnographicFilms and Videos, Berkeley: University of California Press, Hal 17
45
keduanya adalah: dalam membangun dramatika atau konflik, Cinema Varite terlihat lebih agresif, sementara Direct Cinema memilih pasif.38 Dalam Reflexive Documentary, Pada 1922, Vertov menampilkan manifestasinya dengan sebutan Kino-Pravda. Dalam terjemahan harafiah Bahasa Inggris sama dengan film truth. Film kebenaran. Vertov menyatakan, “kamera merupakan mata film, dan film dokumenter bukan menceritakan sesuatu realitas objektif, mekainkan suatu realitas berdasark an apa yang terlihat dan terekam dalam film. “Mata film disebutnya Kim-Eye, Kino Glaz.39 Yang terakhir adalah Performative Documentary, menekankan aspek subjektif atau ekspresif dari keterlibatan pembuat film sendiri dengan subjek; berusaha untuk menaikkan respon penonton untuk terlibat. Menolak gagasan tentang objektivitas dalam mendukung kebangkitan dan mempengaruhi.40 “If you read popular reviews or watch television coverage of entertainment, you will notice that reporters make frequent reference to film’s genres, because they know that most members of the public will easily grasps what they are referring to.”41(Jika anda membaca majalah populer atau menonton televisi mengenai ulasan dunia hiburan, Anda akan menyadari bahwa wartawan berkali-kali membuat genre film, karena mereka menyadari bahwa anggota masyarakat akan lebih mudah menangkap film yang mereka inginkan). Dalam film dokumenter juga dibagi lagi menjadi beberapa genre sama halnya dengan film fiksi . Genre berasal dari bahasa Perancis, yang memiliki arti
38
Gerzon Ron Ayawaila, M.Sn, S.Sn, Dokumenter Dari Ide Sampai Produksi, FFTV-IKJ PRESS, Jakarta, 2008, hal 17 39
Ibid, hal 14
40
Bill Nichols, Introduction to Documentary, Indiana University Press, USA, 2010, hal 32
41
David Bordwell & Kristin Thompson, Film Art an Introduction, New York, McGraw – Hill Companies. Inc, 2004, hal 110
46
jenis atau ragam. Mencuplik dari buku yang berjudul Dokumenter : Dari Ide Sampai Produksi, Gerzon R. Ayawaila membagi genre film dokumenter menjadi dua belas jenis, yaitu a. Laporan perjalanan Jenis ini awalnya adalah dokumentasi antropologi dari para ahli etnolog atau etnografi. Namun dalam perkembangannya bisa membahas banyak hal dari yang paling penting hingga yang remeh-temeh, sesuai dengan pesan dan gaya yang dibuat.
Istilah lain yang sering digunakan untuk jenis
dokumenter ini adalah travelogue, travel film, travel documentary dan adventures film. b.
Sejarah Dalam film dokumenter, genre sejarah menjadi salah satu yang sangat kental aspek referential meaning-nya (makna yang sangat bergantung pada referensi peristiwanya) sebab keakuratan data sangat dijaga dan hampir tidak boleh ada yang salah baik pemaparan datanya maupun penafsirannya.
c.
Potret/biografi Sesuai dengan namanya, jenis ini lebih berkaitan dengan sosok seseorang. Mereka yang diangkat menjadi tema utama biasanya seseorang yang dikenal luas – di dunia atau masyarakat tertentu – atau seseorang yang biasa namun memiliki kehebatan, keunikan ataupun aspek lain yang menarik.
d.
Nostalgia
47
Film–film jenis ini sebenarnya dekat dengan jenis sejarah, namun biasanya banyak mengetengahkan kilas balik atau napak tilas dari kejadian–kejadian dari seseorang atau satu kelompok. e.
Rekonstruksi Dokumenter jenis ini mencoba memberi gambaran ulang terhadap peristiwa yang terjadi secara utuh. Biasanya ada kesulitan tersendiri dalam mempresentasikannya
kepada
penonton
sehingga
harus
dibantu
rekonstruksi peristiwanya f.
Investigasi Jenis dokumenter ini memang kepanjangan dari investigasi jurnalistik. Biasanya aspek visualnya yang tetap ditonjolkan. Peristiwa yang diangkat merupakan peristiwa yang ingin diketahui lebih mendalam, baik diketahui oleh publik ataupun tidak.
g. Perbandingan dan kontradiksi Dokumenter ini mengetengahkan sebuah perbandingan, bisa dari seseorang atau sesuatu. h. Ilmu pengetahuan Film dokumenter genre ini sesungguhnya yang paling dekat dengan masyarakat Indonesia, jenis ini bisa terbagi menjadi sub-genre, yaitu Film Dokumenter Sains, Film Instruksional. i. Buku harian Seperti halnya sebuah buku harian, maka film ber–genre ini juga mengacu pada catatan perjalanan kehidupan seseorang yang diceritakan
48
kepada orang lain. Tentu saja sudut pandang dari tema–temanya menjadi sangat subjektif sebab sangat berkaitan dengan apa yang dirasakan subjek pada lingkungan tempat dia tinggal, peristiwa yang dialami atau bahkan perlakuan kawan–kawannya terhadap dirinya. Dari segi pendekatan film jenis memiliki beberapa ciri, yang pada akhirnya banyak yang menganggap gayanya konvensional. Struktur ceritanya cenderung linear serta kronologis, narasi menjadi unsur suara lebih banyak digunakan serta seringkali mencantumkan ruang dan waktu kejadian yang cukup detil. j. Musik Sesuai namanya genre ini meceritakan tentang sesuatu yang berhubungan dengan musik. Genre musik memang tidak setua genre yang lain, namun pada masa 1980 hingga sekarang, dokumenter jenis ini sangat banyak diproduksi. Jika dilihat secara umum film dokumenter memiliki fungsi sebagai media untuk menyampaikan suatu gagasan melalui data dan fakta. Terlepas dari pengertian dan definisi mengenai film dokumenter, film ini mencoba merangkai fakta-fakta dari fenomena sosial yang ada di sekitar kita tanpa lupa menempatkan unsur dramatiknya, agar apa yang dirangkai itu menimbulkan kesan dan pesan yang mudah diterima oleh penonton. Tema maupun gagasan dalam film dokumenter bisa berangkat darimana saja tak terkecuali ilmu sosial. Fenomena sosial yang ada di sekitar kita sangat menarik untuk diangkat ke dalam film dokumenter, mulai dari persoalan
49
lingkungan, krisis pangan, penyalahgunaan narkoba, terorisme, korupsi, kemiskinan, krisis energi dan lainnya. Pada akhirnya sang pembuat filmlah yang akan menentukan maksud dan tujuan film dokumenter dibuat. Apakah untuk mendorong lahirnya kebijakan publik ?, untuk menginspirasi masyarakat ataupun hanya sekedar sebagai hiburan.