6
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum adalah suatu proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima. Namun demikian, dalam kehidupan nyata proses komunikasi tidak hanya terbatas sampai pada diterimanya pesan oleh penerima, juga sampai kajian bagaimana tanggapan penerima atas pesan yang disampaikan oleh sumber.1 Menurut Brent D. ruben, seperti yang dikutip oleh Ninik Rejeki dan Anita herawati, “komunikasi adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan mengirimkan dan menggunakan informasi untuk koordinasi lingkungan dengan orang lain.2 Sedangkan menurut Harold Lasswel yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy, cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab pernyataan “Who Says What In Which Channel With Effect”. Berdasarkan paradigma Lasswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.3 Jadi inti pengertian komunikasi adalah hubungan antara manusia secara individu maupun kelompok melalui proses penyampaian pesan baik 1
Arni Muhammad, Ibid, hal 3. MC Sri rejeki dan F. Anita Herawati, Dasar-Dasar Komunikasi untuk Penyuluhan. Penerbitan Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 1999 hal 5. 3 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Remaja Rondakarya, Bandung, 1990, hal 10. 2
7
melalui media atau tidak dengan maksud agar pesan diterima dengan baik dan menimbulkan feedback atau umpan balik. Tujuan sentral komunikasi menurut R. Wayne Pace dan Don. F. Faules dalam bukunya Techniques for Effective Communication seperti yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy, adalah : 1.
To secure understanding (memastikan pemahaman)
2.
To establish acceptance (memantapkan penerimaan)
3.
To motivate action (memotivasi tindakan)4 Secara
ideal,
tujuan
komunikasi
bisa
menghasilkan
kesepakatan-
kesepakatan bersama terhadap ide atau pesan yang disampaikan. Sedangkan fungsi komunikasi antara lain, menyampaikan informasi (to inform), mendidik (to educate), menghibur (to entertain), dan untuk mempengaruhi (to influence).5
2.2. Komunikasi Organisasi Proses komunikasi dapat berlangsung pada diri seseorang dan organisasi atau perusahaan. Proses komunikasi dalam organisasi dikenal juga dengan komunikasi organisasi. Komunikasi menjadi sarana yang menghubungkan semua individu dalam organisasi untuk mencapai tujuan. Setiap individu yang terlibat dalam sebuah organisasi membutuhkan komunikasi yang efektif. Dapat dibayangkan bila komunikasi yang dilakukan sebuah organisasi berlangsung tidak efektif dan tidak berjalan dengan baik, 4 Onong Uchjana Effendy, Humas Suatu Studi Komunikologis, Remaja Rosdakarya, Bandung 1999, hal 49. 5 Onong Uchjana Effendy, Op.Cit, hal 8.
8
maka organisasi bukan hanya tidak berkembang, tetapi dapat menuju ke pintu kehancuran. Di dalam organisasi terdapat interaksi sosial yang dilandasi adanya pertukaran makna untuk mengintegrasikan tindakan-tindakan antar anggota organisasi. Suatu organisasi apapun bentuk dan bidang kegiatannya, baik profit maupun monoprofit, akan melibatkan komunikasi dalam upaya pertukaran dan penyebaran informasi sebagai langkah untuk mencapai tujuan utama organisasi. Terdapat
banyak
definisi
mengenai
komunikasi
organisasi
yang
dikemukakan oleh para pakar Ilmu Komunikasi maupun Ilmu Manajemen. Menurut Zelco dan Dance seperti yang dikutip oleh Ami Muhammad, “Komunikasi organisasi adalah suatu system yang saling bergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Yang dimaksud dengan komunikasi internal di sini adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri seperti komunikasi dari atasan ke bawahan, komunikasi dari bawahan ke atasan, dan komunikasi antar sesama karyawan. Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luar, seperti komunikasi dalam penjualan produk, pembuatan iklan komunikasi dengan komunitasi dengan komunitas sekitar dan sebagainya.6 “Komunikasi organisasi menurut Goldhaber adalah sebagai arus pesan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain (the flow of message within a network of independent relationship), yaitu bahwa arus komunikasi dalam organisasi meliputi komunikasi vertical dan komunikasi horizontal.7 Dari dua definisi komunikasi organisasi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah komunikasi antara orang-orang yang berada di
6 7
Ami Muhammad, Op. Cit, hal. 66 Djuarsa Sendjaja, et.al, Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 1998, hal. 133
9
dalam dengan khalayak luar yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal dan saling bergantung satu sama lain. Terdapat dua arus dalam komunikasi organisasi, yaitu : baru sampai ini dibaca 1.
Komunikasi Internal Mencakup Downward communication (informasi mengalir dari atasan kepada bawahan yang dilakukan melalui metode oral atau lisan, written atau tulisan, pictorial atau gambar, skema atau bagan dan kombinasi oralwritten-pictorial); upward communication (informasi yang terjadi dari bawahan kepada atasan yang berfungsi sebagai penyampaian tentang pekerjaan atau tugas yang sudah dilakukan, yang tidak dapat diselesaikan, dan penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan), komunikasi horizontal (arus informasi yang terjadi secara mendatar atau sejajar diantara para pekerja dalam satu unit kerja yang sama); dan yang terakhir crosschannel communication (komunikasi yang terjadi diantara seseorang dengan orang lain yang satu sama lain berbeda kedudukan dan bagian).
2.
Komunikasi Eksternal Yaitu komunikasi antara orang-orang yang berada di dalam dengan public di luar organisasi. Komunikasi dari organisasi kepada public/khalayak eksternalnya bersifat informative yakni untuk menyampaikan informasi tentang organisasi sehingga khalayak luar mengetahui informasi tentang perusahaan dengan baik (well inform). Hal ini bisa dilakukan melalui komunikasi yang bersifat tatap muka (face to face) ataupun menggunakan media massa.8
2.3. Komunikasi Internal Komunikasi internal adalah komunikasi yang berlangsung antara orangorang yang berada di dalam organisasi. Di dalam struktur organisasi terdapat jenjang kepangkatan dan kekuasaan yang berbeda. Dengan demikian komunikasi yang dilakukan pun akan berbeda-beda pula. 8
Yenny Ratna Seminar, et.al. Komunikasi Organisasional, Universitas Terbuka, Jakarta, 2004.
10
Komunikasi internal didefinisikan Lawrence D. Brennan dan dikutip oleh Onong Uchjana Effendy, sebagai : “Interchange of ideas among the administrators and its particular structure (organization) and interchange of ideas horizontally and vertically within the firm which gets work done (operation and management). “Yaitu pertukaran gagasan diantara para administrator dan para karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal berlangsung (operasi dan manajemen).9 Dimensi komunikasi internal dari komunikasi vertical dan komunikasi horizontal. Komunikasi vertical, yakni komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dan komunikasi dari bawah ke atas upward communication) secara timbal balik (two-way traffic communication). Pimpinan memberi instruksi, petunjuk, informasi maupun penjelasan-penjelasan kepada bawahannya, sedangkan bawahan memberi laporan, saran maupun pengaduan kepada pimpinan. Komunikasi horizontal ialah komunikasi secara mendatar antara anggota staff dengan anggota staff, karyawan sesama karyawan yang seringkali berlangsung secara informal. Seperti komunikasi pada waktu istirahat, sedang rekreasi, atau pada waktu pulang kerja. Komunikasi yang terjadi seringkali disertai dengan desus-desus yang cepat sekali menyebar mengenai hal-hal yang menyangkut pekerjaan atau tindakan pimpinan yang merugikan mereka. Antara komunikasi vertical dan komunikasi horizontal tersebut kadang-kadang terjadi apa
9
Onong Uchjana Effendy, Op.Cit, hal 122.
11
yang disebut komunikasi diagonal atau komunikasi silang (cross channel communication), misalnya antara divisi ataupun level yang berbeda.10 Kegiatan komunikasi internal dapat mempererat hubungan antara pimpinan dengan karyawan maupun dengan semua public internal perusahaan. Komunikasi internal itu dapat menjadi komunikasi yang efektif yaitu bila 1. Adanya keterbukaan manajemen perusahaan (open management system) terhadap karyawannya. 2. Saling menghormati atau menghargai (mutual appreciation) antara satu sama lain, baik ia bertindak sebagai pimpinan atau sebagai bawahan demi tercapainya tujuan perusahaan. 3. Adanya kesadaran atau pengakuan dari pihak perusahaan akan nilai-nilai dari arti pentingnya suatu “komunikasi timbal balik” dengan para karyawannya. 4. Keberadaan seorang Humas yang tidak hanya memiliki kemampuan (skill) dan pengalaman sebagai komunikator, mediator hingga persuader, tetapi juga harus didukung dengan sumber-sumber daya teknis yang canggih sekaligus sebagai media komunikasinya, seperti kemampuan mengelola dan membuat: House PR Journal, Internal Magazine, Video dan Cassetes Recording, Slide Film Presentation, Special event Programs, dan media pertemuan lainnya.
Internal relations akan tercipta jika terjadi internal communications yang berlangsung secara dua arah. Tidak hanya karyawan yang memperhatikan manajemen, tapi manajemen juga harus memperhatikan karyawannya. Dengan begitu akan terjalin komunikasi internal yang positif, dimana keadaan ini akan sangat berguna bagi perusahaan dalam mencapai tujuannya dan juga dalam penyelesaian krisis yang terjadi.
10
Ibid, hal. 122-125
12
2.4. Hubungan Masyarakat 2.4.1. Pengertian Humas Humas merupakan kependekan dari Hubungan Masyarakat yang berasal dari bahasa Inggris Public Relation, terdiri dari dua kata yaitu Pubic Relation Pengertian Public adalah “Sekelompok orang yang menaruh perhatian pada suatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama. Sedangkan istilah Relation merupakan prinsip dari Public Relation, yang mengandung arti adanya hubungan timbal balik. Istilah Public Relation sudah memasyarakat di Indonesia dan telah digunakan secara luas oleh departemen, jawatan, perusahaan, badan lembaga, dan organisasi.11 Rumusan yang paling lengkap menurut Lex Harlow dan kutip oleh Rosady ruslan, berbunyi : “Public Relation adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan
publiknya,
menyangkut
aktivitas
komunikasi,
pengertian,
penerimaan dan kerjasama, melibatkan manajemen dalam persoalan dan permasalahan, membantu manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai system peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.”12
11 Rosandy Ruslan, Manajemen dan Komunikasi (Konsep dan Aplikasi), Raja Grafindo Persada, Jakarta 1992, hal 281-828. 12 Oemi Abdurrahman Dasar-Dasar Public Relation, Citra Aditnya Bakti, Bandung, 1990, hal 28
13
Humas dapat dikatakan juga sebagai mata, telinga dan mulut perusahaan. Dikatakan sebagai “mata” perusahaan karena Humas harus mampu melihat dan mengamati apa yang terjadi di sekitarnya dan khususnya apa yang terjadi di dalam lingkungan perusahaannya. Jika Humas diibaratkan sebagai “telinga” dari perusahaan, Humus harus mampu mendengar apa yang terjadi di sekitar lingkungan internal maupun eksternal perusahaan. Sedangkan fungsi Humas sebagai “mulut” adalah sebagai juru bicara yang mewakili perusahaan.
2.4.2. Tugas dan Fungsi Humas Tugas-tugas pokok seorang Humas dalam perusahaan seperti yang dikutip oleh Coulin Coulson Thomas adalah : 1. Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan, baik perusahaan sendiri maupun perusahaan saingan, juga ancaman dan peluangnya; mendiagnosis masalah-masalah yang dapat dipecahkan melalui saransaran Humas; mengidentifikasi masyarakat yang dituju dan saluransaluran yang paling efektif digunakan untuk menjangkau mereka. 2. Memberi nasehat kepada pihak manajemen di semua tingkatan, terutama mengenai perkembangan intern dan ekstern, yang mungkin dapat mempengaruhi reputasi perusahaan dalam hubungannya dengan kelompok-kelompok lain yang menjadi sasaran komunikasi perusahaan. 3. Menjadi ahli depositor karena itu harus mengetahui semua aspek komunikasi perusahaan, baik intern maupun ekstern. Dengan cara mempertahankan para ahli, baik yang sudah ada maupun yang baru masuk, sehubungan dengan teknik-teknik yang relevan dan kemudahankemudahan serta kontak-kontak yang mungkin digunakan mereka. 4. Membuat kontak dengan para pengambil keputusan ekstern yang penting, juga para pencetus-pencetus ide dan sumber-sumber informasi lain. 5. Memastikan arus informasi yang efektif untuk kelompok-kelompok masyarakat terpilih guna memanfaatkan saluran-saluran komunikasi
14
yang cocok seperti buku, majalah keluarga, surat kabar, radio, televisi, brosur, wawancara dan lain sebagainya. 6. Membentuk komisi-komisi riset untuk proyek-proyek khusus agar dapat menentukan situasi dan masalah atau mengukur efektivitas program yang telah dilakukan. 7. Mengevaluasi masalah-masalah dan aktivitas Humas sehingga dapat memberikan laporan yang teratur kepada pihak manajemen. 8. Merencanakan dan mengatur kegiatan-kegiatan delegasi perusahaan seperti pameran, kunjungan pertemuan dan lain sebagainya. 9. Membantu bagian-bagian lain dengan menganalisis masalah-masalah komunikasi, menulis dan menerbitkan, memberi keterangan dengan audio visual ataupun sarana-sarana pendukung lain dan bekerjasama menaggulangi masalah-masalah. 10. Memastikan seluruh bagian/divisi dalam perusahaan untuk tidak melakukan sesuatu yang dapat mencemarkan nama baik perusahaan.13 Sedangkan Humas fungsi, menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antar lembaga atau organisasi dengan publiknya, intern maupun ekstern, dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat yang menguntungkan lembaga.14 Dalam
sebuah
mengkoordinasikan
perusahaan,
dan
seorang
Humas
mengkomunikasikan
harus
pesan-pesan
mampu yang
diperolehnya dari karyawan maupun pimpinan serta mengaplikasikannya melalui lisan ataupun dengan media agar tercipta sebuah pemahaman yang sama. Menurut Cutlip & Center and Canfield seperti yang dikutip oleh Rosady Ruslan fungsi Public Relations dapat dirumuskan sebagai berikut : 13
Coulin Coulson-Thomas, penerjemahan: Lucas Ginting, Public Relations Pedoman Praktis Untuk PR, Bumi Aksara, 1996, hal 18. 14 F, Rachmadi, Public Relations Dalam Teori Dan Praktek, Gramedia Pustaka, Jakarta, 1994, hal.21.
15
1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga atau organisasi). 2. Membina hubungan yang harmonis antar badan atau organisasi dengan pihak publiknya, sebagai khalayak sasarannya. 3. Mengidentifikasi yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan atau organisasi, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan atau organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya. 4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran kepada pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan manfaat bersama. 5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan atau organisasi ke publiknya atau terjadi sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.15 Dapat
disimpulkan
keharisan
Humas
sangat
penting
bagi
kelangsungan suatu organisasi. Karena Humas adalah proses atau kegiatan yang kontinyu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh pengertian dari publiknya (intern maupun ekstern) yang meliputi aktivitasnya mulai dari pembenahan organisasi itu sendiri, sehingga kegiatan yang bersifat membangun atau menciptakan citra perusahaan yang positif. Dalam membina hubungan dengan public internalnya, Humas berkomunikasi timbal balik untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan positif demi tercapainya tujuan organisasi. Kedudukan Humas di Dana Pensiun BNI dipegang langsung oleh divisi umum
15
Rosady Ruslan, Op.Cit, hal. 20
16
2.5. Employee Relations Employee atau pekerja atau karyawan adalah seseorang yang di pekerjakan oleh seorang employer (perusahaan atau pemerintah atau perorangan) dan dibayar untuk melakukan sesuatu pekerjaan atau tugas yang dinyatakan secara rinci dalam kontak kerja.16 Hubungan karyawan atau employee relations mengatur hubungan khusus antara manajemen dan pekerja, agar selalu dalam keadaan baik, dan harmonis. Hubungan karyawan mengusahakan dengan berbagai macam usaha dan programpogram untuk mencapai pengertian, saling percaya, tolong menolong dan kerjasama antara kedua pihak. Pada umumnya, hubungan karyawan bertujuan untuk : 1. Memberikan spirit atau semangat dan kekuatan batin pada organisasi. 2. Membantu suatu pengadian atau loyalitas yang baik pada pegawaipegawai dan bawahannya seluruhnya dalam perusahaan. 3. Mengatur kerjasama antar berbagai pegawai dan berbagai macam pekerjaan.17 Karyawan atau pekerja merupakan asset yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Diantara para karyawan itu sendiri terdapat perbedaan-perbedaan mendasar dalam lingkungan hidupnya masing-masing, termasuk tentang pengalaman, pendidikan dan kemampuan. Tetapi kalau disimak secara prinsip, karyawan memiliki keinginan yang sama terhadap pimpinan atau perusahaan, yaitu : 16 Christopher Pass and Bryan Lowes, Kamus Lengkap Bisnis Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 1997, 189 17 Ibid, hal. 54
17
1. Upah yang diberikan cukup dan layak. 2. Ingin mendapatkan perlakuan yang adil dan sama dalam hal kesempatan untuk berkarir dan meraih prestasi kerja yang maksimal sesuai kemampuan. 3. Iklim kerja yang kondusif dan penuh ketenangan serta mendapatkan penghargaan yang baik dari pimpinan. 4. Keinginan-keinginan atau perasaan yang mendapat saluran positif dan diakui atau dihargai oleh perusahaan atau pimpinan.18
Keinginan employee relations dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dilaksanakan dalam bentuk aktivitas atau program, antara lain : 1. Program Pendidikan dan Pelatihan Dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kinerja dan keterampilan (skill) karyawan, dan kualitas maupun kuantitas pemberian jasa pelayanan. 2. Program Motivasi Kerja Berprestasi Dikenal dengan istilah Achievement Motivation Training (AMT), dimana dalam pelatihan tersebut diharapkan dapat mempertemukan antara motivasi dan prestasi (etos) kerja serta disiplin karyawan dengan harapan-harapan atau keinginan dari perusahaan dalam mencapai produktivitas. 3. Program Penghargaan Dilakukan untuk memberi penghargaan kepada karyawan, baik yang berprestasi kerja maupun yang cukup lama masa bekerjanya dan sebagainya. Penghargaan akan menimbulkan loyalitas dan rasa memiliki (sense of belonging) yang tinggi terhadap perusahaan. 4. Program Acara Khusus (special events) Merupakan program khusus yang dirancang di luar bidang pekerjaan sehari-hari, misalnya mengadakan acara ulang tahun perusahaan, acara keagamaan, lomba, olahraga sampai piknik bersama yang dihadiru oleh pimpinan dan seluruh karyawan. 5. Program Media Komunikasi Internal Seperti bulletin, majalah, dinding dan majalah internal perusahaan yang berisikan pesan, informasi dan berita yang berkaitan dengan kegiatan antar karyawan atau perusahaan dengan pimpinan.19
18 19
Ibid, hal. 54 Rosady Ruslan, Op. Cit, hal. 283
18
Pelaksanaan program employee relations tersebut merupakan sarana teknis yang mampu mengelola sumber daya manusia (karyawan) demi tercapainya tujuan organisasi atau perusahaan. Aktivitas dan program kerja yang telah diuraikan di atas mempunyai maksud dan tujuan antara lain : -
-
Sebagai sarana komunikasi internal secara timbal balik dalam organisasi atau perusahaan. Sebagai sarana saluran atau alat komunikasi dalam upaya menjelaskan kebijaksanaan, peraturan dan ketatakerjaan dalam organisasi atau perusahaan. Sebagai media komunikasi internal bagi karyawan untuk menyampaikan keinginan, sumbang saran, infomasi dan laporan kepada pihak manajemen atau pimpinan.20
Media komunikasi yang berguna dalam employee relations ini terutama adalah : 1. Majalah perusahaan yang diterbitkan perusahaan itu dan diasuh oleh petugas-petugas Public Relations. Perlu juga dikeluarkan pengumuman-pengumuman atau bulletin di papan pengumuman. Usaha lain ialah penerbitan laporan tahunan, buku pegangan bagi pegawai lapangan atau tata usaha dan sebagainya. 2. Pertemuan-pertemuan antara pimpinan dan bawahan perlu diadakan, baik berupa rapat formal maupun informal secara tatap muka. Karyawan dapat menunjukkan prestasi kerjanya masing-masing. Dapat juga diadakan pertemuan keluarga pegawai, malam-malam kebudayaan, pertunjukkan film dan lain-lain untuk mempererat hubungan antara manajemen dan karyawan.21
20 21
Ibid, hal. 282 S.K. Bonar, Op. Cit, hal. 57-58.
19
2.6. Efektifitas Komunikasi Secara etimologi efektifitas berasal dari akar kata “efek”. Efek adalah salah satu unsur penting komunikasi. Efek bukan hanya sekedar umpan balik dan reaksi penerima komunikasi terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator, melainkan paduan sejumlah “kekuatan” yang bekerja dalam masyarakat, dimana komunikator hanya menguasai satu kekuatan yaitu pesan. Efektifitas adalah kemampuan untuk menentukan sasaran yang tepat dan melakukan pekerjaan yang benar. Untuk efektifitas komunikasi, criteria yang digunakan adalah siapa penerima atau pemakai (receiver or user), isi pesan (contect), format pesan (format), ketepatan waktu (timing), media komunikasi atau saluran (media) dan sumber (source) orang yang melakukan atau yang bertanggung jawab.22 Lima faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas komunikasi interpersonal dari segi humanistic menurut Joseph De Vito seperti yang dikutip oleh Ninik Sri Rejeki dan Anita Herawati, adalah : 1.
2. 3. 4.
22
Keterbukaan (openness), yaitu keterbukaan menunjukkan adanya sikap untuk saling terbuka di antara pelaku komunikasi dalam melangsungkan kominikasinya. Empati (empaty), yaitu kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya dalam peran orang lain. Kepositifan (positiveness), yaitu sikap yang positif terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Dukungan (supportiveness), yaitu sikap pelaku komunikasi yang mendukung terjadinya komunikasi tersebut. Kalau pihak yang diajak berkomunikasi menolak maka komunikasi yang diharap tidak akan terjadi.
Andre Hardjana, Audit Komunikasi, Grasindo, Jakarta, hal. 23-24
20
5.
Kesamaan (equality), yaitu adanya unsur kesamaan yang dimiliki pihak-pihak yang berkomunikasi. Misalnya adanya kesamaan dan budaya akan memudahkan terjadinya komunikasi yang efektif.23
Komunikasi interpersonal yang efektif antara pimpinan dan karyawan diharapkan dapat membawa hasil pertukaran informasi, saling pengertian (mutual understanding) dan kualitas hubungan yang lebih baik. Karena ketepatan penyampaian informasi ditentukan oleh pengertian, pengaruh sikap dan hubungan yang semakin baik disertai dengan tindakan.24 Richard C. Huseman, Cal. M. Kogue, dan Dwight L. Fresley dalam bukunya Interpersonal and Organizational Communication dan dikutip oleh Onong Uchjana Effendy, mengatakan bahwa agar efektif atau diterima karyawan, komunikasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Pesan dapat dimengerti. 2. Pada saat keputusan diambil, karyawan percaya bahwa komunikasi yang dilancarkan cocok dengan tujuan organisasi. 3. Komunikasi cocok dengan kepentingan pribadi karyawan. 4. Secara mental dan fisik, karyawan mampu melaksanakannya.25 Efektifitas komunikasi di sini adalah hal yang berhubungan dengan keberhasilan dan keefektifan pelaksanaan komunikasi internal dalam perusahaan. Komunikasi yang efektif akan sangat berguna jika suatu saat perusahaan mengalami krisis, kesolidan dan kebersamaan para karyawan akan sangat diperlukan untuk bahu-membahu menyelesaikan krisis yang terjadi.
23
MC Ninik Sri Rejeki dan F Anita Herawati, Op. Cit, hal. 8 Universitas Multimedia Nusantara, Komunikasi Interpersonal dan Kepuasan Kerja dalam Organisasi, unimedia ac.id/page.php, 2008, hal. 2 25 Onong Uchjana Effendy, Op. Cit, hal. 130. 24