SMA Santa Angela Jl. Merdeka 24, Bandung
MODUL BIOLOGI KELAS X-MIA Oleh: Regina megawati Kusuma, S.Pd.
BAB II KEANEKARGAMAN HAYATI Kompetensi Inti : 3. Memahami pengetahuan(faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan Kompetensi Dasar : 3.2. Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia.
1
Tujuan : Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan keanekaragaman hayati tingkat gen, spesies, dan ekosistem 2. Menunjukkan pembagian wilayah flora dan fauna Indonesia 3. Mengumpulkan informasi mengenai tumbuhan dan hewan khas Indonesia 4. Membedakan pelestarian In situ dan ex situ 5. Menjelaskan manfaat pelestarian keanekaragaman hayati 6. Menunjukkan langkah-langkah klasifikasi pada hewan dan tumbuhan 7. Memahami tujuan dan manfaat dari klasifikasi 8. Mengurutkan tata nama makhluk hidup dengan benar
Peta Konsep
Keanekaragaman Hayati Konsep Keanekaragaman Hayati Gen
Jenis
Ekosistem
Keanekaragaman Hayati di Indonesia Keanekaragaman Flora Keanekaragaman Fauna
Klasifikasi Keanekaragaman
Klasifikasi Lima kingdom Binomial Nomenclature
2
Materi Pembelajaran: A. Konsep Keanekaragaman Hayati Setiap makhluk hidup mempunyai sifat atau ciri-ciri yang berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Adanya perbedaan diantara makhluk hidup inilah yang menimbulkan keanekaragaman hayati. Menurut Wilcox, keanekaragaman hayati adalah berbagai bentuk kehidupan, peranan ekologi yang dimilikinya, dan keanekaragaman plasma nutfah yang terkandung. Dengan demikian, keanekaragaman hayati dapat diartikan keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan seluruh variasi gen, spesies, dan ekosistem di suatu tempat. Keanekaragaman hayati dipengaruhi oleh dua factor, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal yaitu factor genetic, yang bersifat relative stabil atau konstan pengaruhnya terhadap morfologi (fenotipe) organisme. Sementara itu, factor eksternal missal lingkungan relative labil pengaruhnya terhadap morfologi (fenotipe) organisme. Keanekaragaman hayati berdasarkan tingkat keragamannya dibagi menjadi tiga tingkat yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem. 1. Keanekaragaman Gen Keanekaragaman gen adalah keanekaragaman individu dalam satu jenis makhluk hidup. Keanekargaman gen mengakibatkan variasi antar individu sejenis, missal keanekaragaman gen pada manusia. Keanekaragaman gen pada manusia dapat terlihat pada perbedaan sifat antara lain warna mata, ukuran tubuh, warna kulit, serta bentuk rambut. Keanekaragaman sifat tersebut diakibatkan oleh pengaruh perangkatpembawa sifat yang disebut gen. Gen adalah substansi terkecil atau unit dasar yang membawa factor keturunan. Melalui gen inilah sifat-sifat dari induk diwariskan kepada keturunannya. Susunan atau komposisi gen (genotipe) akan mengekspresikan sifat individu (fenotipe). Genotipe artinya sifat yang tidak nampak, yaitu komposisi atau susunan perangkat gen yang dimiliki setiap individu makhluk hidup. Perbedaan susunan perangkat dasar gen setiap individu dalam satu spesies inilah yang mendasari adanya
3
keanekaragaman gen. sementara itu, fenotipe adalah sifat lahiriah organisme yang dapat diamati dari luar.
8.
9.
kelapa gading 2.
kelapa hijau
Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis (interspesies) dalam satu marga. Keanekaragaman jenis lebih mudah diamati dari pada keanekaragaman gen. hal ini karena perbedaan antar spesies makhluk hidup dalam satu marga lebih mencolok dari pada perbedaan antar individu daam satu spesies. Contoh keanekaragaman jenis yaitu antara singa, harimau, dan macan tutul. Ketiganya termasuk dalam genus yang sama yaitu Panthera. Namun ketiganya mempunyai ciri-ciri fisik berbeda.
Pohon Kelapa 3.
kelapa kopyor
Pohon Pinang
Ada dua cara untuk melestarikan keanekaragaman jenis makhluk hidup yaitu secara insitu dan secara exsitu, jelaskan dan berikan contohnya. Keanekaragamn hayati mempunyai bermacam-macam manfaat, Sebutkan 4 manfaat keanekaragaman hayati dan beri masingmasing 3 contoh !
Glosarium Ex Situ
In situ Kunci Determinasi
: Pembiakan di luar habitat aslinya, tetapi lingkungan di buat mirip aslinya. : Pembiakan dalam habitat aslinya : Cara atau langkah untuk mengenali organisme dan mengelompokkannya pada takson makhluk hidup
Daftar Pustaka
1. Aryulina Diah, dkk, 2007, Biologi SMA X, Esis, Jakarta. 2. Maniam, MBS, Biologi 2A, 2011, Biology 1B, FacilGrafindo, Bandung. 3. Sulistyowati Endah, dkk, 2013, Biologi SMA/MA Kelas X, Intan Pariwara. Klaten 4. http ://Biologiklaten.files.wordpress.com/2011
Pohon Aren
Keanekaragaman Ekosistem Ekosistem adalah suatu sistem yang terbentuk oleh adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam arti lain, ekosistem adalah kesatuan tatanan antara segenap komponen biotik dan abiotic yang saling mempengaruhi. Keadaan komponen abiotic setiap ekosistem berbedabeda. Keadaan komponen abiotic di dalam suatu ekosistem
4
21
5.
Ada 4 Bioma yang ada di Indonesia. Perhatikan tabel berikut dan lengkapi ! No.
6.
7.
Nama Bioma
1.
Hutan hujan tropis
2.
Hutan Musim
3.
Sabana
4.
Stepa
Kondisi Ekosistem
Ciri Flora
Lokasi
Penyebaran fauna Indonesia ditentukan oleh garis yang dikemukakan oleh Wallace dan Weber. A. Garis Wallace memisahkan Fauna di Indonesia bagian ...................................... B. Garis Weber memisahkan Fauna di indonesia bagian ...................................... Perhatikan tabel berikut, kemudian lengkapilah ! No. Tipe Karakteristik Contoh Fauna 1. Asiatis
2.
Peralihan
3.
Australis
Lokasi
20
akan mempengaruhi jenis-jenis komponen biotik yang hidup di dalamnya. Peristiwa inilah yang mengakibatkan terbentuknya keanekaragaman ekosistem. Sebagai contoh, adanya perbedaan letak geografis. Perbedaan letak geografis ini mengakibatkan terjadinya perubahan iklim. Pada iklim yang berbeda pasti terdapat perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari,, dan lama penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis tumbuhan (flora) dan hewan (fauna) yang hidup di suatu daerah. B. Keanekaragaman Hayati di Indonesia Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Dua negara lainnya adalah Brasil dan Zaire. Tetapi dibandingkan dengan Brazil dan Zaire, Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya adalah di samping memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia memiliki areal tipe indo-malaya yang luas, juga tipe oriental, australia, dan peralihannya. Selain itu, di Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta spesies endemik. 1.
Memiliki Keanekaragaman Hayati Tinggi Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Keanekaragaman tinggi di Indonesia dapat dijumpai di dalam lingkungan hutan tropik. Jika di hutan iklim sedang dijumpai satu atau dua jenis pohon, maka di areal yang sama di dalam hutan hujan tropik memiliki keanekaragaman hayati sekitar 300 kali lebih besar dibandingkan dengan hutan iklim sedang. Di dalam hutan hujan tropik terdapat berbagai jenis tumbuhan (flora) dan fauna yang belum dimanfaatkan, atau masih liar. Di dalam tubuh hewan dan tumbuhan itu tersimpan sifat-sifat unggul, yang mungkin dapat dimanfaatkan di masa mendatang. Sifat-sifat unggul itu misalnya tumbuhan yang tahan penyakit, tahan kekeringan, dan tahan terhadap kadar garam yang tinggi. Ada pula yang memiliki sifat menghasilkan bahan kimia beracun. Jadi, di dalam dunia hewan dan
5
2.
3.
tumbuhan, baik yang sudah dibudidayakan maupun belum, terdapat sifat-sifat unggul yang perlu dilestarikan. Memiliki Tumbuhan Tipe Indo-Malaya yang Arealnya Luas Tumbuhan di Indonesia merupakan bagian dari daerah geografi tumbuhan indo-malaya, seperti yang dinyatakan oleh Ronald D. Good dalam bukunya The Geography of Flowering Plants. Flora indo-malaya meliputi tumbuhan yang hidup di India, Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Philipina. Flora yang tumbuh di Malaysia, Indonesia, dan Philipina sering disebut sebagai kelompok flora malenesia. Hutan di Indonesia dan hutan-hutan di daerah flora malenesia memiliki kurang lebih 248.000 spesies tumbuhan tinggi. Jumlah ini kira-kira setengah dari seluruh spesies tumbuhan di bumi. Hutan hujan tropik di malenesia didominasi oleh pohon dari famili Dipterocarpaceae, yaitu pohon-pohon yang menghasilkan biji bersayap. Biasanya Dipterocarceae merupakan tumbuhan tertinggi. Tumbuhan yang termasuk famili Dipterocarpaceae misalnya keruing (dipterocarus spp.), meranti (Shorea spp.), kayu garu (Gonystylus bancanus), dan kayu kapur (Dyrobalanops aromatica). Memiliki Hewan Tipe Oriental (Asia), Australia, Serta Perlalihannya Ketika Alfred Russel Wallace mengunjungi Indonesia pada tahun 1856, ia menemukan perbedaan besar fauna di beberapa daerah di Indonesia (waktu itu Hindia Belanda). Ketika ia mengunjungi Bali dan Lombok, ia menemukan perbedaan hewan di kedua daerah tersebut. Di Bali, terdapat banyak hewan yang mirip dengan hewan-hewan yang mirip hewan-hewan Asia (Oriental), sedangkan di Lombok hewan-hewannya mirip dengan Australia. Oleh sebab itu, kemudian ia membuat garis pemisah yang memanjang mulai dari Selat Lombok ke Utara melewati Selat Makasar dan Philipina Selatan. Garis ini disebut Garis Wallace.
6
3. 4. 5.
a. Tepi daun bergerigi…………kembang sepatu b. Tepi daun bercangap………keluwih a. Daun dengan tujuh helai anak daun….kapuk b. Daun lebih dari 7 helai anak daun………..5 a. Anak daun duduk pada ibu tangkai daun…………………………ceremai b. Anak daun duduk pada cabang tingkat satu dari ibu tangakai daun……………..kembang merak
Soal Latihan 1. Apakah yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati ? 2. Keanekaragaman hayati dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu gen, jenis dan ekosistem. Jelaskan perbedaan dari ke-3 tingkat keanekaragaman hayati tersebut dan berikan contohnya masing-masing 3. Indonesia dengan ribuan pulau, terletak diantara dua benua dan di daerah tropis memiliki kondisi lingkungan yang sangat beraneka ragam sehingga kaya dengan keanekaragaman hayati yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Menurut Dr. Sampurno Kadarsan, Flora Indonesia termasuk dalam kawasan 4. Isilah tabel perbedaan karakteristik flora di kawasan Indonesia Barat dan kawasan Indonesia Timur ! No.
Flora di kawasan Indonesia Barat
Flora di kawasan Indonesia Timur
19
(terung-terungan) dan marga hewan Felis (kelompok kucing) c. Nama Suku Pada tumbuhan nama suku berasal dari nama marga yang ditambahkan akhiran –aceae. Contoh nama suku Solanaceae berasal dari kata Solanum dan aceae. Pada hewan, nama suku berasal dari nama marga yang ditambahkan akhiran –idae. Contoh nama suku Felidae, berasal dari kata Felis dan idae. Dalam sistem klasifikasi dikenal juga tentang kunci determinasi. Kunci determinasi berisi deskripsi ciri-ciri organisme yang disajikan dengan karakter berlawanan. Cara membuat kunci determinasi a. Membuat tabel/diagram dari objek yang akan diidentifikasikan b. Diagram terdari atas dua karakter c. Mengubah diagram dalam bentuk pernyataan
Pembuatan kunci dikotomi berdasarkan diagram tersebut sebagai berikut. 1. a. Daun tunggal…………………………………2 b. Daun majemuk………………………………4 2. a. Bangun daun seperti garis……………..rumput b. Bangun daun melebar……………………….3
18
Indonesia terbagi menjadi dua zoogeografi yang dibatasi oleh Garis Wallace. Garis Wallace membelah Selat Makasar menuju ke Selatan hingga ke Selat Lombok. Jadi, Garis Wallace memisahkan wilayah oriental (termasuk Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan) dengan wilayah Australia (Sulawesi, Irian, Maluku, Nusa Tenggara Barat dan Timur). Fauna Daerah Oriental Hewan-hewan di bagian barat Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa dan Kalimantan, serta pulaupulaunya memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Banyak spesies mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau, badak. Mamalia berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada. Terdapat berbagai macam kera. Kalimantan merupakan pulau yang paling kaya kan jenis-jenis primata. Ada tiga jenis primata, misalnya bekantan, tarsius, loris hantu, orang utan. Terdapat hewan endemik, seperti: 1. Badak bercula satu di Ujung Kulon 2. Binturong (Arctictis binturong), hewan sebangsa beruang tapi kecil 3. Monyet Presbytis thomasi 4. Tarsius (Tarsius bancanus) 5. Kukang (Mycticebus coucang) Burung-burung Oriental memiliki warna yang kurang menarik dibanding burung-burung di daerah Australia, tetapi dapat berkicau. Burung-burung yang endemik misalnya jalak bali (Leucopsar rothschildi), elang jawa, murai mengkilat (Myophoneus melurunus), elang putih
7
(Mycrohyerax latifrons), ayam hutan berdada merah (Arborphila hyperithra), ayam pegar.
3.
Fauna Daerah Australia Jenis-jenis hewan di Indonesia bagian Timur, yaitu Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif sama dengan Australia. Ciri-ciri hewan di Indonesia bagian Timur adalah: a) Mamalia berukuran kecil b) Banyak hewan berkantung c) Tidak terdapat spesies kera d) Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam Memiliki Banyak Hewan dan Tumbuhan Langka Di Indonesia banyak terdapat hewan dan tumbuhan yang telah langka. Hewan langka misalnya: • Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) • Harimau jawa (Panthera tigris sondanicus) • Macan kumbang (Panthera pardus) • Badak sumatera (Decerorhinus sumatrensis) • Tapir (Tapirus indicus) • Gajah asia (Elephas maximus) • Bekantan (Nasalis larvatus) • Komodo (Varanus komodoensis) Tumbuh-tumbuhan langka misalnya: • Sawo kecik (Manilkara kauki) • Winong (Tertrameles nudiflora) • Sanca hijau (Pterospermum javanicum) • Gandaria (Bouea marcophylla) • Matoa (Pometis pinnata) • Sukun berbiji (Artocarpus communis)
Di Indonesia terdapat hewan dan tumbuhan endemik. Hewan dan tumbuhan endemik Indonesia artinya hewan dan tumbuhan itu hanya ada di Indonesia, tidak terdapat di negara lain. Hewan endemik misalnya harimau jawa, harimau bali (sudah punah), jalak bali putih di Bali, badak bercula satu di Ujung Kulon, biturong, monyet Presbytis thomasi, tarsius, kukang,
8
Tata Nama Spesies Prinsip lain yang perlu diperhatikan dalam sistem klasifikasi adalah pemberian nama ilmiah pada makhluk hidup. Pemberian nama ilmiah makhluk hidup ini dikenal dengan binomial nomenclature. Binomial nomenclature artinya pemberian nama ilmiah makhluk hidup dengan dua kata. Kata pertama menunjukkan genus (marga), sedangkan kata kedua menunjukkan spesies (jenis).
Ketentuan yang harus dipenuhi dalammenulis nama ilmiah makhluk hidup dengan sistem nama binomial sebagai berikut: a. Nama jenis Nama jenis untuk hewan maupun tumbuhan harus terdiri atas dua kata tunggal yang sudah dilatinkan. Contoh nama jenis tanaman jagung yaitu Zea mays.Kata pertama menunjukkan marga, seddangkan kata kedua menunjukkan jenis. Dalam penulisan marga, huruf pertama dimulai dengan huruf besar. Adapun nama penunjuk jenis seluruhnya menggunakan huruf kecil. Setiap nama spesies makhluk hidup ditulis dengan menggunakan huruf cetak miring dan bergaris bawah secra terpisah. Selanjutnya nama penemu dicantumkan di belakang nama spesies. Nama penemu disingkat huruf depannya saja. Contoh : Ficus benjamina L. b. Nama Marga Nama marga tumbuhan maupun hewan terdiri atas suku kata yang merupakan kata benda berbentuk tunggal. Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar dan dicetak miring. Contoh marga tumbuhan Solanum
17
b.
c.
hidup. Sistem ini disusun menggunakan ciri-ciri atau sifat-sifat yang sesuai dengan kehendak manusia atau sifat lainnya. Tokoh klasifikasi sistem ini adalah Aristoteles. Aristoteles membagi makhluk hidup menjadi dua kelompok berdasarkan ada tidaknya klorofil dan kemampuan berpindah tempat. Klasifikasi Sistem Alami Klasifikasi sistem alami dirintis oleh Michael Adams dan Jean Baptis de Lamarck. Sistem ini menghendaki terbentuknya kelompok-kelompok takson yang alami. Artinya, anggota-anggota yang membentuk unit takson terjadi secara alamiah atau sewajarnya seperti dikehendaki oleh alam. Contoh klasifikasi sistem ini: 1) Berdasarkan cara geraknya : hewan berkaki, hewan bersayap, dan hewan bersirip. 2) Berdasarkan penutup tubuhnya : hewan bersisik, hewan berbulu, hewan berambut, dan hewan bercangkang. Klasifikasi Sistem Filogenetik Sistem ini pertama kali dikemukakan oleh Charles Darwin. Menurut Darwin, terdapat hubungan antara klasifikasi dengan evolusi. Klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara takson yang satu dengan yang lainnya. Jadi pada dasarnya, klasifikasi sistem ini disusun berdasarkan persamaan fenotipe yang mengacu pada sifat-sifat bentuk luar, faal, tingkah laku yang dapat diamati, dan pewarisan keturunan. Salah satu contoh klasifikasi sistem filogenetik yang masih dipakai sampai sekarang adalah yang dilakukan oleh R. H. Whittaker. Berdasarkan klasifikasi tersebut makhluk hidup dikelompokkan menjadi lima kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, Dan Animalia.
maleo hanya di Sulawesi, komodo di Pulau Komodo dan sekitarnya. Tumbuhan yang endemik terutama dari genus Rafflesia arnoldii (endemik di Sumatera Barat, Bengkulu, dan Aceh), R. borneensis (Kalimantan), R. ciliata (Kalimantan Timur), R. horsfilldii (Jawa), R. patma (Nusa Kambangan dan Pangandaran), R. rochussenii (Jawa Barat), dan R. contleyi (Sumaterabagiantimur). C. Keanekaragaman Hayati di Dunia Kehadiran makhluk hidup ditentukan oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan dapat dibedakan sebagai kondisi dan sumber daya. Faktor lingkungan penting yang mempengaruhi kehadiran dan penyebaran oraganisme adalah suhu. Variasi suhu lingkungan menentuakn proses kehidupan, penyebaran dan kelimpahan organisme. Variasi suhu lingkungan alami dapat bersifat siklik (misalnya musiman, harian). Hal ini berkaitan dengan letak tempat di garis lintang (latitudinal), atau ketinggian di permukaan laut (altitudinal). Variasi suhu berdasarkan garis lintang berkaitan dengan variasi musim yang disebabkan oleh posisi poros bumi terhadap matahari. Interaksi antara suhu, kelembapan, angin, altitudinal, latitudinal, dan topografi menghasilkan daerah iklim yang luas yang dinamakan bioma. Setiap bioma memiliki hewan dan tumbuhan tertentu yang khas. Beberapa bioma di bumi antara lain tundra, taiga, hutan gugur, hutan hujan tropik, padang rumput, dan gurun, dll. 1. Tundra Tundra terdapat di lingkungan kutub utara dan kutub selatan, Green Land, Siberia utara. Daerah ini beriklim kutub, sehingga selalu tertutup salju. Tumbuhan yang ada terutama adalah lumut Sphagnum dan lumut kerak. Tumbuhan tahunan hampir tidak ada. Tumbuhan semusim berumur pendek dan berbunga serempak pada musim panas, serta memiliki biji-biji yang dorman selama musim dingin. 2. Taiga Taiga terdapat di antara daerah subtropik dan kutub, misalnya di Rusia dan Eropa Utara, Kanada, dan Alaska. Jadi,
16
9
taiga terletak di sebelah selatan tundra. Tumbuhan khas yang ada di taiga adalah konifer atau tumbuhan berdaun jarum (pohon spruce, alder, dan birch), yang hijau sepanjang tahun. Taiga juga sering disebut sebagai hutan boreal. (tumbuhan konifer) 3. Hutan Gugur Hutan gugur terdapat di daerah subtropik di Eropa Barat, Korea, Jepang utara, dan Amerika Timur. Bioma ini memiliki curah hujan 75 – 100 cm per tahun, memiliki empat musim. Tumbuhan yang ada terutama mapel, oak, beech, yang selalu menggugurkan daunnya pada musim gugur. Hewanhewan yang umum adalah rusa, beruang, dan rubah. 4. Hutan Hujan Tropik Bioma ini berada di daerah tropik, yaitu di Indonesia, India, Thailand, Brazil, Kenya, Costa Rica, dan Malaysia. Curah hujan tinggi yaitu 200 – 255 cm per tahun, matahari bersinar sepanjang tahun. Jenis tumbuhan sangat banyak dan komunitasnya sangat kompleks. Tumbuhan tumbuh dengan subur, tinggi, serta banyak cabang dengan daun yang lebat sehingga membentuk tudung atau kanopi. Tumbuhan khas adalah kelompok liana, yaitu tumbuhan yang merambat, misalnya rotan, dan tumbuhan epifit yaitu tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain, misalnya anggrek. Binatang yang menghuni hutan hujan tropik adalah berbagai macam burung, kera, babi hutan, tupai, macan, gajah, dan rusa. 5. Padang Rumput Padang rumput banyak terdapat di Nusa tenggara, Amerika Serikat bagian Tengah, Afrika Tengah dan Selatan, serta Eropa Timur. Bioma ini curah hujannya rendah yaitu 25 30 cm per tahun. Tumbuhan utama adalah rumput-rumputan. Hewannya meliputi bison, zebra, kanguru, jerapah, kijang, singa, serigala, jaguar, binatang pengerat, reptilia, dan beberapa burung. Padang rumput di daerah tropik disebut sebagai stepa.
10
2.
Aktifitas Manusia yang Meningkatkan Keanekaragaman Hayati Tidak semua aktifitas manusia berakibat menurunkan keanekaragaman hayati. Ada juga aktivitas yang justru meningkatkan keanekaragaman hayati. Antara lain, penghijauan, pembuatan taman kota, pemuliaan
3.
Aktifitas Manusia untuk Melestarikan Keanekaragaman Hayati Hewan atau tumbuhan langka dan rawan punah dapat dilestarikan dengan pembiakan secara in situ dan ex situ. Pembiakan secara in situ adalah pembiakan di dalam habitat aslinya. Misalnya mendirikan Cagar Alam Ujung Kulon, Taman Nasional Komodo. Pembiakan secara ex situ adalah pembiakan di luar habitat aslinya, namun suasana lingkungan dibuat mirip dengan aslinya. Misal penangkaran hewan di kebun binatang (harimau, gajah, burung jalak bali).
G. Klasifikasi Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman hayati yang melimpah sangatlah sulit dipelajari. Karena alas an inilah para ilmuwan menyederhanakannya menjadi kelompok-kelompok makhluk hidup. Dasar pengelompokkan yaitu mencari kesamaankesamaan dalam keanekaragaman. Makhluk hidup yang mempunyai sifat sama dikelompokkan ke dalam satu kelompok. 1. Tujuan Pengklasifikasian Makhluk Hidup a. Mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis agar mudah dikenali b. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciricirinya c. Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup d. Mengetahui evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya. 2. Sistem Klasifikasi a. Klasifikasi Sistem Artifisial atau Buatan Klasifikasi sistem artifisial adalah sistem klasifikasi yang menggunakan satu atau dua ciri pada makhluk
15
a.
Pembukaan Hutan Hutan merupakan habitat berbagai jenis tumbuhan dan hewan. Tumbuhan dan hewan di hutan merupakan simpanan keanekaragam yang tak ternilai harganya. Jika pohon-pohon besar dan rindang ditebangi maka mengakibatkan terbukanya hutan. Lantai hutan yang biasanya teduh, lembab dan tertutup oleh komunitas hewan, tumbuhan dan mikroorganisme, menjadi terdedah oleh teriknya matahari, dan lambat laun akan rusak merana dan mati. b. Perburuan Yang Tak Kenal Batas. Perburuan yang tak kenal batas telah menjadi penyebab punahnya hewan tertentu dari hutan-hutan di Indonesia. Walaupun perburuan tidak menghabiskan suatu spesies, tetapi jumlah individu yang tinggal sedikit dalam suatu populasi spesies tidak memungkinkan terjadinya perkembangbiakan. Akhirnya spesies tersebut akan punah. c. Penangkapan Ikan Yang Tak Kenal Batas. Penangkapan ikan yang tak kenal batas waktu, jumlah dan cara, mengakibatkan punahnya jenis-jenis ikan dan organisme air. Penggunaan bahan peledak dan racun untuk menangkap ikan menyebabkan ikan dan organisme lain yang hidup di air akan mati. Penangkapan yang tidak mengenal waktu, menyebabkan ikan-ikan tertentu yang sedang dalam masa reproduksi ikut tertangkap dan tidak sempat meninggalkan keturunannya. d. Pembangunan Fisik. Pembangunan Pabrik, jalan, real estate, dam, sekolah dan lain-lain mengakibatkan tergusurnya habitat aneka ragam jenis tumbuhan dan hewan. Sehingga terjadi erosi plasmanutfah. Selain pembangunan fisik, hilangnya plasma nutfah juga dapat disebabkan karena penggunaan bibit unggul terus menerus.
14
6. Bioma Sabana Padang rumbut yg diselingi oleh pohon-pohon yg tumbuh menyebar, biasanya pohon palem dan akasia. Sabana merupakan salah satu sistem biotik terbesar dibumi yg menempati daerah luas di Benua Afrika, Amerika Serikat, dan Australia. Sabana pada umumnya terbentuk di daerah tropik sampai subtropik. - Ciri-cirinya : a. Bersuhu panas sepanjang tahun b. Hujan terjadi secara musiman, da menjadi faktor penting bagi terbentuknya sabana 7. Gurun Bioma gurun terdapat di Asia Kecil, Afrika utara, Chima, Mongolia, dan Amerika Barat. Curah hujan sangat rendah kurang lebih 25 cm per tahun, suhu sangat tinggi di siang hari dan sangat rendah di malam hari, kelembapan udara rendah, tanahnya tandus. Tumbuhannya terutama kaktus, dan tumbuhan efemera (tumbuhan yang pada waktu hujan cepat tumbuh, cepat berbunga dan memiliki biji yang dorman). Hewan yang ada adalah unta, tikus, ular, kadal, dan semut. D. Manfaat Keanekaragaman Hayati Bagi Kelangsungan Hidup Manusia Pemanfaatan keanekaragaman hayati bagi masyarakat harus secara berkelanjutan. Yang dimaksud dengan manfaat yang berkelajutan adalah manfaat yang tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang. 1.
Sebagai Sumber Pangan, Perumahan, dan Kesehatan Kehidupan manusia yang bergantung pada keanekaragaman hayati. Hewan dan tumbuhan yang kita manfaatkan saat ini (misalnya ayam, kambing, padi, jagung) pada zaman dahulu juga merupakan hewan dan tumbuhan liar, yang kemudian dibudidayakan. Hewan dan tumbuhan liar itu dibudidayakan karena memiliki sifat-sifat unggul yang diharapkan manusia. Sebagai contoh, ayam dibudidayakan karena menghasilkan telur dan daging. Padi dibudidayakan
11
karena menghasilkan beras. Beberapa contoh tumbuhan dan hewan yang memiliki peranan penting untuk memenuhi kebutuhan pangan, perumahan, dan kesehatan, misalnya: 1) Pangan: berbagai biji-bijian (padi, jagung, kedelai, kacang), berbagai umbi-umbian (ketela, singkong, suwek, garut, kentang), berbagai buah-buahan (pisang, nangka, mangga, jeruk, rambutan), berbagai hewan ternak (ayam, kambing, sapi). 2) Perumahan: kayu jati, sonokeling, meranti, kamfer. 3) Kesehatan: kunyit, kencur, temulawak, jahe, lengkuas. 2.
3.
Sebagai Sumber Pendapatan Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sumber pendapatan. Misalnya untuk bahan baku industri, rempahrempah, dan perkebunan. Bahan baku industri misalnya kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, teh dan kopi untuk industri minuman, gandum dan kedelai untuk industri makanan, dan ubi kayu untuk menghasilkan alkohol. Rempah-rempah misalnya lada, vanili, cabai, bumbu dapur. Perkebunan misalnya kelapa sawit dan karet. Sebagai Sumber Plasma Nutfah Hewan, tumbuhan, dan mikroba yang saat ini belum diketahui tidak perlu dimusnahkan, karena mungkin saja di masa yang akan datang akan memiliki peranan yang sangat penting. Sebgai contoh, tanaman mimba (Azadirachta indica),. Dahulu tanaman ini hanya merupakan tanaman pagar, tetapi saat ini diketahui mengandung zat azadiktrakhtin yang memiliki peranan sebagai anti hama dan anti bakteri. Adapula jenis ganggang yang memiliki kendungan protein tinggi, yang dapat digunakan sebagai sumber makanan masa depan, misalnya Chlorella. Buah pace (mengkudu) yang semula tidak dimanfaatkan, sekarang diketahui memiliki khasiat untuk meningkatkan kebugaran tubuh, mencegah dan mengobati penyakit tekanan darah.
12
E. Konservasi (Perlindungan) Keanekaragaman Hayati Konservasi keanekaragaman hayati atau biodiversitas sudah menjadi kesepakatan internasional. Objek keanekaragaman hayati yang dilindungi terutama kekayaan jenis tumbuhan (flora) dan kekayaan jenis hewan (fauna) serta mikroorganisme misalnya bakteri dan jamur. Perlu diingat bahwa yang termasuk flora tidak hanya tumbuhan yang berbunga yang sehari-hari kita lihat tetapi juga lumut dan paku-pakuan. Demikian pula dengan fauna, tidak saja mencakup binatang mamalia tetapi juga ikan, burung, dan serangga. Tempat perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia telah diresmikan oleh pemerintah. Lokasi perlindungan tersebut misalnya berupa Taman Nasional, Cagar Alam, Hutan Wisata, Taman Hutan Raya, Taman Laut, Wana Wisata, Hutan Lindung, dan Kebun Raya. Tempat-tempat tersebut memiliki makna yang berbeda-beda meskipun fungsinya sama yaitu untuk tujuan konservasi. F. Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati 1. Aktifitas Manusia Dapat Menurunkan Keanekaragaman Hayati Aktifitas manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati. Hingga saat ini, berbagai jenis tumbuhan dan hewan terancam punah dan beberapa di antaranya telah punah. Sebagai contoh, Australia selama 20 tahun telah kehilangan 41 jenis mamalia, 18 jenis burung, reptilia, ikan, dan katak, 200 jenis invertebrata, dan 209 jenis tumbuhan. Sementara itu, Indonesia kehilangan beberapa satwa penting, misalnya harimau bali. Saat ini hewan tersebut tidak pernah ditemukan lagi keberadaannya, alias kemungkinan sudah punah. Hewan-hewan seperti badak bercula satu, jalak bali, dan trenggiling juga terancam punah. Belum lagi beberapa jenis serangga, hewan melata, ikan, dan hewan air, yang sudah tidak ditemukan lagi di lingkungan kita. Punahnya spesies tumbuhan dan hewan dapat disebabkan oleh adanya bencana alam dan perbuatan manusia. Kegiatan manusia yang dapat mengancam punahnya spesies tumbuhan dan hewan adalah :
13